Yayasan dan Akuntabilitas Publik menjadi
YAYASAN danAKUNTANBILITAS PUBLIK
DisusununtukmemenuhitugasAkuntansi Sektor Publik
Oleh :
1.
2.
3.
4.
DwiPrasetyaningsih
Yeny Fatmawati
Vita Sidiyanti
Intan P.P.A
(120810301002)
(120810301075)
(120810301083)
(120810301094)
S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS JEMBER
2014
Latar Belakang
Fenomena yang dapat diamati dalam perkembangan sektorpublik adalah semakin
meningkatnya tuntutan pelaksanaan akuntabilitas public oleh organisasi sector public seperti
halnya yayasan. Tuntutan akuntabilitas ini terkait dengan perlunya transparansi dan
pemberian informasi kepada public dalam rangka memenuhi hak-hak spublik.
Organisasi nonprofit seperti yayasan ini berbeda dengan organisasi profit, yakni pada
sumber daya awal mekanisme organisasi yang diperoleh dari sumbangan. Kreditor dan
pemasok membutuhkan pengukuran jumlah, saat dan kepastian arus kas masuk. Sehingga
dapat menilai apakah yayasan mampu memberikan jasa secara berkesinambungan (going
concern).
Yayasan harus mampu mengelola jasa serta diinformasikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan dalam bentuk laporan keuangan, dimana informasi mengenai aktiva,
kewajban, aktiva bersih, dan informasi mengenai hubungan diantara unsur-unsur tersebut
disampaikan. Laporan yang disusun tersebut juga harus menyajikan secara terpisah aktiva
bersih, baik terikat maupun tidak terikat penggunaannya.
Hasil pengelolaan sumber daya yayasan akan dipertanggungjawbakan melalui
penyajian laporan aktivitas dan laporan arus kas. Laporan aktivitas akan menjelaskan
mengenai perubahan yang terjadi dalam kelompok aktiva bersih.
Pengendalian keuangan yayasan juga diperlukan untuk meminimalkan resiko,
peningkatan konsistensi dan akurasi sehingga tidak ada kekacauan.
Dengan penyususan paper ini diharapkan akan adanya pemahaman mengenai standar
pelaporan keuangan yayasan sehingga lebih mudah dipahami, relevan, daya banding serta
dapat dipercaya sehingga pengelola mendapatkan informasi akurat untuk perencanaan
program dan pengambilan keputusan lainnya.
AKUNTABILITAS YAYASAN
Pengertian yayasan menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 adalah Badan Hukum
yang kekayaan terdiri dari kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukan untuk mencapai
tujuan tertentu dibidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan.
Yayasan memiliki karakteristik yang berbeda dengan organisasi swasta (profit). Dimana
organisasi swasta biasa memperoleh modal usaha awal dari setoran modal para pemilik
dengan cara penjualan saham, sedangkan Yayasan memperoleh sumber daya awal yang
dibutuhkan umumnya diperoleh dari sumbangan.
Pada beberapa bentuk organisasi nonprofit yang tidak ada kepemilikan, kebutuhan modal
didanai dari utang, sementara kebutuhan operasinya diperoleh dari pendapatan atau jasa yang
diberika, karenanya arus kas merupakan ukuran yang penting bagi para pemakai laporan
keuangan seperti kreditor dan pemasok dana, karena dalam aruskas terdapat perubahan
perubahan yang terjadi pada aktivitas pendanaan dan aktivitas operasi.
Laporan posisi keuangan pada yayasan menyajikan informasi mengenai aktiva, kewajiban,
aktiva bersih, dan informasi mengenai hubungan antara unsur-unsur tersebu, tujuan dari
laporan posisi keuangan ini adalah untuk memberitahu para pemakai informasi mengenai
kemampuan yayasan dalam mengelola jasa.
Ruang Lingkup (Karakteristik laporan keuangan yayasan)
Laporan keuangan yayasan memiliki karakteristik antara lain:
-
Sumber daya atau modal berasal dari sumbangan dimana para penyumbang tidak
mengaharapkan imbalan yang sebanding dengan jumlah sumber daya atau modal
-
yang telah diberikan.
Yayasan menghasilkan barang dan/atau jasa namun bukan merupakan kegiatan
operasional perusahaan sehingga tidak semata-mata bertujuan untuk memperoleh
laba, dan apabila suatu yayasan menghasilkan laba maka laba yang diperoleh tersebut
-
tidak akan dibagikan kepada pemilik maupun pendiri yayasan tersebut.
Dalam yayasan tidak terdapat kepemilikan yang mengakibatkan suatu yayasan tidak
dapat dijual, dialihkan, atau ditebus kembali, ataupun apabila yayasan dilikuidasi atau
dibubarkan tidak ada kepemilikan yang menggambarkan pembagian sumberdaya dari
yayasan tersebut.
Definisi istilah dalam akuntansi
-
Pembatasan permanen, artinya penyumbang membatasi penggunaan dari sumber daya
yang telah diberikan yang bertujuan agar sumber daya tersebut dapat dipertahankan
secara permanen. Namun sebagian atau semua penghasilan dari sumber daya yang
-
digunakan tersebut dapat digunakan oleh yayasan.
Pembatasan temporer, artinya penyumbang membatasi penggunaan dari sumber daya
yang diberikan sampai suatu batas periode tertentu atau sampai pada terpenuhinya
suatu keadaan tertentu. Apabila terdapat suatu keadaan yang mengharuskan
penggunaan sumber daya yang lebih, maka sumber daya dari pembatasan temporer ini
-
dapat digunakan.
Sumbangan terikat, adalah sumber daya yang penggunaannya dibatasi untuk tujuan
tetentu oleh penyumbang. Pembatasan tersebut dapat bersifat temporer maupun
-
permanen.
Sumbangan tidak terikat, adalah sumber daya yang penggunaannya tidak dibatasi
untuk tujuan tertentu oleh penyumbang.
PENJELASAN
A. Tujuan Laporan keuangan
Laporan keuangan yayasan terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan
arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.
Tujuan dari pelaporan keuangan yayasan adalah untuk menyajikan informasi yang relevan
artinya informasi tersebut diperoleh dari kegiatan yang benar benar terjadi dari kejadian
ekonomi masa lalu yang dilakukan oleh yayasan. Laporan keuangan digunakan bagi para
pemakai kepentingan seperti penyumbang, anggota pengelola, kreditor, dan pihak lain yang
menyediakan sumber daya bagi yayasan dalam membantu pengambilan keputusan.
1. Laporan Posisi Keuangan
Tujuan penyusuanan laporan posisi keuangan adalah untuk menyediakan
informasi mengenai aktiva, kewajiban, dan aktiva bersih dan informasi mengenai
hubungan di antara unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu Informasi yang
disajikan dari laporan posisi keuangan ini dapat membantu para pengguna dalam
menilai kemampuan organisasi untuk memberikan jasa secara berkelanjutan, dan
likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi kewajibannya, dan
kebutuhan pendanaan eksternal.
2. Laporan Aktivitas
Tujuan utama laporan aktivitas adalah menyediakan informasi mengenai pengaruh
transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aktiva bersih,
hubungan antar transaksi, dan peristiwa lain, dan bagaimana penggunaan sumber
daya dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa, Informasi dalam laporan
aktivitas, yang digunakan bersama dengan pengungkapan informasi dalam laporan
keuangan lainnya. Laporan ini dapat membantu para peakai inforasi untuk
mengevaluasi kinerja dalam suatu periode; menilai upaya, kemampuan, dan
kesinambungan organisasi dan memberikan jasa, dan menilai pelaksanaan
tanggung jawab dan kinerja manajer.
3. Laporan Arus kas
Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai
penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode. Yang didalamnya
mengungkapkan mengenai aktivitas pendanaan dan aktivitas investasi yayasan.
4. Catatan atas Laporan Keuangan
Merupakan bagian dari laporan keuangan yang tak terpisahkan karena berisikan
penjelasa – penjelasan rinci atas akun – akun dalam laporan keuangan.
B. Unsur-Unsur Dalam Sistem Akuntansi
Sistem akuntansi bertujuan untuk memastikan semua data keuangan dan transaksi ekonoi
telah dicatat seara lengkap dan laporan akuntansi yang dihasilkan akan lebih akurat serta
tepat waktu.
Komponen-komponen Sistem Akuntansi
1. Bagan Perkiraan/Akun
Adalah daftar masing-masing item yang pencatatannya dibagi kedalam lima
kategori :
Aktiva
Utang
Aktiva Bersih
Pendapatan
Belanja
2. Buku Besar
Buku besar digunakan untuk mengklasifikasikan informasi pencatatan, isi dari
buku besar adalah bagan perkiraan akun. Buku besar mencerminkan total
keseluruhan transaksi yang pencatatannya lebih ringkas karena berasal dari
ringkasan total dari semua jurnal.
3. Jurnal
Jurnal merupakan catatan akuntansi yang digunakan untuk merekam semua
transaksi dan peristiwa ekonomi yang terjadi pada yayasan.
4. Buku cek
Pada yayasan berskala kecil, buku cek menyajikan kombinasi jurnal dan buku
besar. Sebagian besar transaksi keuangan akan dicatat melalui buku cek, dimana
tanda penerimaan yang disetor ke dan dari saldo pembayaran akan dibuat
5. Manual Prosedur Akuntansi
Yaitu suatu pencatatan prosedur dan kebijakan untuk menangani transaksi
keuangan.
6. Siklus Akuntansi
Terdapat tiga tahap siklus akuntansi dalam yayasan :
Pertama tahap pencatatan, pada tahap ini semua transaksi akan diidentifikasi,
kemudian dicatat dalam jurnal dan diposting kebuku besar.
Kedua tahap pengikhtisaran, yaitu tahap untuk penyusunan neraca saldo
berdasarkan akun buku besar, penyesuaian, penyusunan kertas kerja, jurnal
penutup, neraca saldo setelah penutupan sampai jurnal pembalik.
Ketiga ialah tahap pelaporan kedalam neraca, laporan surplus deficit/lapporan
aktivitas, laporan arus kas, laporan perubahan aktiva bersih, dan catatan atas
laporan keuangan.
C. Mempertahankan Integritas Sistem Akuntansi
1. Neraca Saldo
Dihitung berdasarkan saldo semua buku besar dan harus dipastikan jumlah saldo
debet dan kredit sama karena jumlah dari neraca saldo digunakan untuk
penyusunan laporan keuangan.
2. Rekonsiliasi Bank
Rekonsiliasi bank dilakukan untuk memastikan bahwa saldo buku cek menurut
catatan perusahaan sama dengan saldo perkiraan bank.
D. Tahap Pengembangan Sistem Akuntansi
Perbedaan antara Akuntansi untuk yayasan dan organisasi bisnis
1. Akuntansi untuk sumbangan
Yayasan yang memenuhi syarat untuk mendapatkan status bebas pajak akan
ditunjuk untuk menerima sumbangan. Adapun prosedur yang ekuivalen untuk
menangani akuntansi sumbangan dalam yayasan adalah prosedur khusus, yaitu :
a. Janji atau komitmen (jaminan untuk memberikan)
b. Jasa dan materi yang didermakan (jenis sumbangan)
c. Kejadian-kejadian khusus Hak Keanggotaan Pembina
2. Kapitalisasi dan penyusutan aktiva
Yayasan melakukan pencatatan atas pembelian peralatan dan barang substansial
jangka panjang lainnya serta melakukan pencatatan atas penyusutan asset tersebut.
3. Klasifikasi pengeluaran fungsional
Yayasan perlu melaporkan klasifikasi pengeluaran kas primer dan klasifikasi
aktivitas pendukung.
4. Implikasi perbedaan antara akuntansi nonprofit dan akuntansi swasta
Dalam praktik akuntansi yayasan diperlukan keahlian tambahan bagi personil,
penasihat keuangan dan auditor. Jadi, sumbangan dan pembelian barang-barang
serta peralatan yang memerlukan penasihat khusus, diatur dengan melibatkan
seorang akuntan spesialis yayasan.
E. Perbedaan Akuntansi Berbasis Kas dan Berbasis Akrual
Pada akuntansi berbasis kas pendapatan diakui pada saat kas benar-benar diterima, dan beban
diakui pada saat kas dikeluarkan untuk membayar beban tersebut. Sedangkan pada akuntansi
berbasis akrual pendapatan diakui pada saat pendapatan tersebut diperoleh dan beban diakui
pada saat beban tersebut muncul.
Modifikasi atas kebijakan akuntansi untuk beberapa yayasan terutama yayasan yang memiliki
anggaran kecil yaitu dengan tetap mempertahankan pembukuan berbasis kas dan menyiapkan
laporan keuangan berbasis akrual. Caranya adalah dengan melakukan penyesuaian akrual
piutang dan pembayaran dalam kertas kerja pelaporan keuangan, tanpa secara formal dicatat
kedalam pembukuan.
BAGAN AKUN
A. Unsur-unsur yang Harus Ada dalam Bagan Akun
Bagan akun adalah daftar perkiraan atau rekening system akuntansi yang disususn untuk
mendapatkan informasi keuangan, mempertahankan jalur informasi keuangan, untuk
membuat keputusan keuangan.
Bagan akun pada yayasan terbagi atas lima kategori yaitu asset, liabilitas, asset bersih,
pendapatan, dan biaya.masing masing akun ditentukan dengan nomor identifikasi yang
ditentukan berdasarkan persetujuan serta dapat disesuaikan dengan kebutuhan khusus
yayasan.
Pertimbangan dalam memutuskan apa yang harus ada dalam bagan akun :
- Laporan apa yang perlu dipersiapkan?
- Keputusan, evaluasi, dan penilaian keuangan apa yang perlu dibuat secara teratur?
- Tingkat perincian apa yang diperlukan?
- Kapasitas apa yang perlu dimilliki untuk melacak informasi keuangan?
Aturan yang baik adalah membuat akun yang sesederhana mungkin serta memperbaikinya
untuk meningkatkan ketersediaan informasi secara berkesinambungan.
B. Ciri-ciri Bagan Akun yang Sederhana
Asset
Asset merupakan item nyata dari yayasan yang mengungkap sumber daya, seperti kas,
piutang, perlengkapan dan kekayaan. Sebelum adanya IFRS asset disajikan menurut urutan
menurun dari tingkat yang paling liquid. Namun setelah adanya IFRS urutan dalam asset
tidak ditentukan.
Liabilitas
Merupakan kewajiban yayasan kepada kreditor seperti pinjaman dan utang usaha. Sama
halnya seperti asset, sebelum IFRS liabilitas disajikan menurut urutan yang jatuh temponya
lebih awal. Namun setelah adanya IFRS aturan tersebut tidak menjadi keharusan tergantung
pada kebijakan perusahaan.
Asset Bersih
Asset bersih mencerminkan nilai keuangan dari suatu yayasan yang mencerminkan saldo
yang ada setelah kewajiban yayasan dilunasi.
C. Akun Penerimaan dan Pengeluaran Kas Dalam Laporan Posisi Keuangan
Banyaknya item dalam suatu kategori akun akan selalu berkembang seiring dengan
berkembangnya aktivitas suatu yayasan
Akun yang saling berkaitan akan dikelompokan bersama dengan nomor yang saling
berkaitan.
D. Menangkap informasi keuangan yang lebih kompleks
Jika dana secara terpisah dipilah menurut setiap program, departemen, dan tempat, maka
bagan akun dirancang untuk memenuhi kebutuhan tersebutn melalui bagan akun “multitiered” (deretan bertingkat banyak). Sehingga bagan akun akan lebih kompleks dan laporan
yang dihasilkan akan lebih rinci. Namun, hal ini tergantung pada waktu dan kemampuan staf
keuangan yayasan, serta kerumitan transaksi keuangan yang terjadi, karena akuntansi multitiered sulit dijalankan tanpa computer.
E. Penyusutan (Depresiasi)
Yayasan melakukan pencatatan atas pembelian peralatan dan barang substansial jangka
panjang lainnya karena asset tersebut menanggung biaya petahun sesuai dengan umur
manfaatnya. Biaya penyusutan atas suatu asset akan terus muncul selama masa manfaatnya
meskipun tidak ada kas yang benar-benar dikeluarkan, karena kas telah dikeluarkan pada saat
perolehat dari aseet tersebut. Selanjutnya biaya penyusutan yang dikeluarkan pertahun atas
suatu aset akan diakumulasikan kedalam akun akumulasi pesusutan. Dalam menghitung
biaya penyusutan perlu diketahui berapa biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh asset
tersebut, berapa umur manfaat dari asset, dan apakah ada nilai sisa atau tidak dari asset
tersebut.
F. Pajak Penghasilan dari Usaha yang Tidak Terkait
Perdagangan usaha yang tidak terkait adalah pendapatan yang dihasilkan dari suatu
perdagangan atau aktivitas usaha yang tidak mempunyai hubungan sebab-akibat dan member
kontribusi penting bagi pemenuhan tujuan yayasan. Dalam kata lain Usaha yang tidak terkait
merupakan usaha lain yang dilakukan yayasan namun bukan merupakan usaha utama dari
yayasan tersebut.
Pajak yang dibayar atas pendapatan lain-lain yang diperoleh yayasan dari usaha yang tidak
terkait ditetapkan sesuai dengan ketentuan pajak badan hukum.
Yayasan yang melakukan aktivitas nonusaha dapat dianggap bukan merupakan subjek pajak
penghasilan apabila :
-
Semua pekerjaan dilakukan oleh relawan
-
Secara substansial seluruh barang dagangan yang dijual didapatkan dari pemberian.
-
Aktivitas yang dilakukan addalah untuk fasilitas kemudahan anggota, pasien, dan
karyawan yayasan.
G. Mencatat Akun Sumbangan
Pencatatan pada akun sumbangan bisa saja berawal dari komitmen yang dinyatakan
secara tertulis oleh donatur, baik berupa sumbangan kas maupun non kas. Apabila terdapat
komitmen secara tertulis ini kemudian dalam neraca akan dimunculkan akun piutang hibah,
dimana merupakan jumlah yang diharapkan akan diterima dimasa mendatang dari donatur
atas hibah/ sumbangan yang telah dijanjikan.
Mengenai bagaimana pedoman pencatatan dan perlakuan untuk akuntansi piutang
hibah the Financial Accouting Standards Board (FASB) menerbitkan Standar Akuntansi
Keuangan No. 116, Akuntansi untuk Sumbangan yang diterima dan sumbangan yang dibuat,.
Pentingnyakah Mencatat Piutang Hibah?
Apabila piutang hibah sudah dipastikan dan nilai kepercayaan atas komitmen yang
telah dibuat adalah kuat, maka sebaiknya dilakukan pencatatan atas piutang ini, sebelum
melakukan pencatatan hendaknya dipastikan apakah piutang hibah ini akan benar-benar
terwujud pada masa yang akan datang seperti yang telah dijanjikan oleh donatur, kata-kata
yang bisa menunjukan valid atau tidaknya bukti yang dibuat oleh donatur biasanya
menggunakan kata “sepakat”, atau “menyetujui” .
Piutang yang terwujudnya tidak menentu dan dalam mewujudkannya diperlukan
beberapa kondisi yang harus terpenuhi disebut piutang yang mengikat, piutang yang
mengikat ini akan dicatat ketika kondisi terpenuhi, ketika dicatat ini maka secara otomatis
piutang yang mengikat ini telah berpindah status menjadi piutang yang tidak mengikat karena
telah dipenuhinya kondisi yang disyaratkan. Namun, sebelum kondisi yang disyaratkan
terpenuhi piutang yang mengikat ini dimasukan dalam catatan kaki laporan keuangan.
Sedangkan piutang yang tidak memerlukan persyaratan disebut piutang yang tidak
mengikat, artinya secara otomatis donatur akan memberikan kontribusi pada masa yang akan
datang tanpa adanya syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh yayasan.
Akuntansi untuk Pencatatan Piutang Hibah
Piutang hibah diakui sebagai penerimaan di tahun munculnya piutang bukan pada
saat kas atas piutang dapat terealisasi, misalnya : terdapat piutang yang tidak mengikat, pada
tahun 2013 seorang donatur berjanji akan memberikan piutang hibah sebesar Rp3000 pada
tahun berikutnya serta terdapat pula piutang hibah lain Rp 1500 per tahun selama empat
tahun berikutnya, sehingga totalnya adalah Rp 6000. Pada akhir tahun 2013, untuk mencatat
adanya piutang tidak mengikat ini adalah ayat jurnal sebagai berikut :
Piutang Hibah
Rp 9.000
Piutang Sumbangan
Rp 9.0000
Untuk mencatat piutang hibah
Ketika piutang hibah dibayarkan pada tahun 2014, ayat jurnal yang dibuat adalah sebagai
berikut :
Kas
Rp 3.000
Piutang Hibah
Rp 3000
Contoh diatas adalah pencatatan untuk piutang yang tidak mengikat, sedangkan untuk
contoh piutang yang mengikut misalnya : seorang donatur berjanji akan memberikan bantuan
sebesar Rp 30.000 ketika yayasan terkena musibah. Munculnya piutang mengikat ini akan
dimuncukan di catatan kaki, sedangkan ketika yayasan terkena musibah, piutang akan dicatat
dan diakui sebagai penerimaan.
Mencatat Piutang yang Tidak Dapat Terkumpul
Pada dasarnya akuntansi untuk mencatat piutang yang tidak dapat terkumpul sama
halnya akuntansi untuk mencatat piutang yang dapat terkumpul. Misalnya, dana sebesar Rp
15.000 berupa piutang (sumbangan) yang tidak trikat yang diberikan kepada yayasan selama
tahun berjalan, menunjukakan bahwa rata-rata 20% dari dana tersebut tidak terkumpul. Akun
pengeluaran yang dibuat untuk nilai yang rata-rata tidak terkumpul ini, dibuat dalam satu
akun Cadangan untuk Piutang yang Tidak Dapat Terkumpul. Jurnal yang disajikan pada akhir
tahun adalah sebagai berikut :
Pengeluran piutang yang tidak terkumpul
Rp 3000 (15.000 x 20% )
Cadangan untuk piutang yang tidak terkumpul
Rp 3000 (15.000x20%)
Cadangan untuk piutang yang tidak terkumpul ini akan ditandingkan dengan nilai
piutang dalam laporan neraca, hasilnya adalah piutang bersih sebagai berikut :
Piutang hibah
Rp 15.000
Dikurangi : Cadangan untuk piutang yang tidak terkumpul
Rp 3.000
Total Bersih Piutang Hibah
Rp 12.000
H. Persolan Pelaporan
Semua pedoaman FASB mengarah ke hasil surplus (laba), hal ini karena pendapatan
merupakan piutang yang telah diterima. Yayasan akan melaporkan peningkatan yang besar
pada aktiva bersih jika piutang-piutang tersebut dicatat. Jadi, jumlah tersebut akan
disalahinterpretasikan oleh para pengguna laporan keuangan.
Ringkasan : suatu pengakuan hibah (bantuan), atau penerimaan, harus secara akurat
menggambarkan jenis hibah dan bukan jumlah uang yang disebutkan.
Roger Mr Crummen berpendapat :
James, kecuali aturannya telah diubah, saya berpikir, Anda hanya memiliki penerimaan hibah
dari donatur, tetapi Anda telah menilai hibah tersebut untuk tujuan pajak yang merupakan
tanggung jawab donatur. Jika hal itu tidak benar, saya akan menghargai tanggapan seseorang.
Terima kasih.
Dan John H. Taylor mengatakan :
Hal ini tentu saja benar. Pengakuan hibah atau penerimaan yang Anda miliki harus secara
akurat menggambarkan jenis hibah tersebut dan bukan jumlah uang yang disebutkan.
Walaupun hal ini tidak membantu pencatatan internal atas hibah yang diterima, kebijakan
kami (Unibersita Duke) tidak mengizinkan menerima jenis bantuan (hibah) tanpa adanya
beberapa bentuk konfirmasi nilai dari pihak ketiga. Dalam kasus peralatan komputer kita
menyarankan agar donatur menghubungi perusahaan komputer setempat atau toko untuk
mendapatkan nilai perkiraan dari barang tersebut. Hal ini harus menyertai hibah tersebut
ketika dibuat (setelah diterima oleh Komite Kebijakan Hibah Kami). Untuk peralatan
komputer baru, tugasnya lebih mudah. Mereka dapat memberikan kami salinan kwitansi
pembelian atau iklan untuk unit serupa. Kemudian kita akan menggunakan dokumen ini
untuk mencatat (ke dalam kredit) secara internal donatur dan menambah total hibah kami.
Akan tetapi, donatur tidak akan pernah melihat jumlah ini dalam penerimaannya.
ANALISIS FASB NO 116
(Financial Accounting Stadards Board atau Dewan Standar Akuntansi Keuangan)
“AKUNTANSI UNTUK SUMBANGAN YANG DITERIMA DAN SUMBANGN YANG
DIBUAT”
Pernyataan Dewan Standar Akuntans Keuangan No. 116 “Akuntansi untuk Sumbangan yang
Diterima dan Sumbangan yang Dibuat” mencakup seluruh entitas yang menerima atau
membuat sumbangan.
Beberapa definisi kunci yang ada dalam pernyataan ini adalah :
Sumbangan – suatu transfer kas atau aktiva lain yang tidak mengikat untuk entitas
lembaga nonprofit atau penyelesaian atau pembatalan utang dari transfer timbal balik
secara sukarela oleh entitas lainnya yang bertindak atas nama pemilik.
Komitmen untuk Memberikan – suatu penyataan tertulis atau lisan untuk memberikan
sumbangan secara tunai atau dalam bentuk aktiva lainnya.
Kondisi yang Ditentukan Donor (Donatur) – suatu kejadian tidak pasti atau di masa
yang akan datang memiliki kegagalan yang mengakibatkan pengembalian aktiva yang
telah ditransfer untuk orang yang memberikan piutang atau melepaskan orang yang
memberikan piutang dari suatu kewajiban untuk memberikan aktiva.
Batasan yang Ditentukan Donatur – suatu batasan dan ketentuan dalam penggunaan
aktiva sumbangan. Pembatasan ini dapat dijadikan batasan sebagaimana untuk tujuan,
waktu, atau keduanya.
Sumbangan yang diterima; termasuk piutang-piutang yang tidak mengikat, sebaiknya diakui
sebagai penerimaan pada saat ditrima. Untuk tujuan Laporan Posisi Keuangan, piutang
tersebut sebaiknya dicatat sebagai penambahan pada aktiva atau pengurangan pada pasiva
dan sebagai salah satu bantuan yang dibatasi atau penerimaan yang tidak dibatasi.
Sumbangan tanpa pembatasan yang ditentukan oleh donatur, dilaporkan sebagai
bantuan yang tidak dibatasi dan menambah aktiva bersih yang tidak dibatasi.
Bantuan dengan batasan yang ditentukan oleh doantru dilaprkan sebagai bantuan yang
dibatasi, kecuali batasan ini dipenuhi pada periode pelapran yang sama.
Penerimaan dari piutang yang tidak mengikat untuk melakukan pembayaran di masa
mendatatng pada umumnya dilaporkan sebagai bantuan yang dibatasi. Pada
umumnya, realisasi piutang yang tidak mengikat untuk memberikan uang di masa
mendatang akan disajikan sebagai suatu tambahan pada aktiva bersih terikat temporer.
Sumbangan terikat sebaiknya dilaprkan sebagai aktiva bersih terikat permanen atau
aktiva bersih terikat temporer.
Sumbangan aktiva jangka panjang, tanpa ketentuan berapa lama aktiva yang diberikan
harus digunakan, dilaporkan sebagai sumbangan terikat jika hal itu adalah suatu
kebijakan akuntansi yayasan untuk mengyatakan ikatan waktu yang berakhir pada
umur manfaat dari aktiva yang diberikan.
Sumbangan dengan kondisi yang ditentukan oleh donatur, diakui sebagai aktiva dan
dicatat sebagai tambahan dapat dibayar kembali, sehingga kondisi dipenuhi pada
waktu penerimaan diakui.
Jasa yang diberikan diakui saat jasa yang diterima membuat atau menambah akiva
nonkeuangan atau memerlukan keahlian khusus yang diberikan oleh individu yang
memiliki keahlian tersebut.
Sumbangan, sebagaimana aturan umum, diukur menurut nilai wajar pada saat (tanggal
penerimaan). Untuk jasa yang diberikan,nilai wajar mungkin ditentukan berdsarkan
nilai wajar jasa yang diteima tau nilai wajr aktia penambahan aktia hasil dari jasa
tersebut.
Piutang-piutang yang tidak mengikat untuk memberikan uang (kas) sebaiknya dinilai
pada nilai saat ini dari perkiraan arus kas di masa mendatang, dengan tambahan bunga
berikutnya yang diakui sebagai pendapatan sumbangan.
Berkhirnya batasan yang ditentukan oleh donatur sebaiknya digambarkan ketika
waktu yang ditetapkan telah lewat atau tujuan yang ditetapkan telah terpenuhi.
Berakhirnya batasan yang ditentukan donatur dilaporkan sebagai penggolongan
ulang(antara tidak terikat dan terikat temporer) dan dilaporkan secara terpisah dari
transaksi operasional lainnya.
Sumbangan kerja atau seni atau item kumpulan barangkali diakui dan ditulis secara
jelas jika kondisi tertetu dipenuhi.
Pencatatan mengenai Keuntungan Bersih atas Acara Penggalangan Dana
Dalam software akuntansi tidak menjelaskan secara rinci perubahan anggara untuk
pengeluaran, penerimaan dan pembiayaan yang terjadi dalam acara penggalangan dana,
namun hanya mengungkapkan satu pos yakni pos akuntansi.
Yayasan harus mempertanggungjawabkan acara penggalian dana dalam formulir
tahunan karena penerimaan dan pengeluaran dari acara penggalian dana dapat mengubah
posisi keuangan yayasan.
PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NOMOR 45
PELAPORAN KEUANGAN ORGANISASI NONPROFIT
LAPORAN KEUANGAN ORGANISASI NONPROFIT
Laporang kueangan organisasi nonprofit seperti yaysan meliputi lapran posisi keuangan pada
akhir periode pelapran, lapran aktivitas sertalaporan arus kas untuk suatu periode pelapran,
dan catatan atas laporan keuangan.
LAPORAN POSISI KEUANGAN
Klasifikasi Aktiva dan Kewajiban
Informasi mengenai likuiditas diberikan dengan cara sebagai berikut :
a) Menyajikan aktiva berdasarkan urutan likuiditas dan kwajiban berdasarkan tanggal
jatuh tempo;
b) Mengelompokkan aktia ke dalam bagian lancar dan tidak lancar, serta keajiban ke
dalam bagian jangka pendek dan jangka panjang;
c) Mengungkapkan informasi mengenai likuiditas aktiva atau saat jatuh tempo
kewajiban termasuk pembataan penggunaan aktiva pada catatan ataslaporan
keuangan.
Klasifikasi Aktiva Bersih Terikat atau Tidak Terikat
Laporan posisi keuangan menyajikan jumlah setiap kelompok aktiva bersih berdasarkan ada
atau tidaknya pembatasan oleh penyumbang, yaitu terikat secara permanen, terikat secara
temporer dan tidak terikat.
Informasi mengenai sifat dan jumlah dari pembatasan permanenatau temporer akan
diungkapkan dengan cara menyajikan jumlah tersebut dalam laporan keuangan atau catatan
atas laporan keuangan.
LAPORAN AKTIVITAS
Tujuan dan Fokus Laporan Aktivitas
Laporan aktivitas difokuskan pada yayasan secara keseluruhan dan menyajikan perubahan
jumlah aktiva bersih selama suatu periode. Perubahan aktiva bersih dalam laporan aktivitas
akan tercermin pada aktiva bersih dalam laporan posisi keuangan.
Perubahan Kelompok Aktiva Bersih
Laporan aktivitas menyajikan jumlah perubahanaktia bersih yang terikat permanen, terikat
temporer, dan tidak terikat selama suatu periode.
Klasifikasi Pendapatan, Beban,Keuntungan, dan Kerugian
Laporan aktivitas menyajikan pendapatan sebagi penambah aktia bersih tidak terikat, kecuali
penggunaannya dibatasi oleh penyumbang, dan menyajikan beban sebagi pengurang aktia
bersih tidak teriakat.
Sementara itu, sumbangan disajikan sebagai penambah aktia bersih tidak terikat, terikat
permanen,a tau terikat temporer, tergantung apda ada tidaknya pembatasan, jika sumbangan
terikatyangpembatasannya tidak berlaku lagi dalam periode yang saman, maka dapat
disajikan sebagai sumbangan tidak tetikat sepanjang disajikan secara konsisten dan
diungkapkan sebagai kebijakan akuntansi.
Laporan aktiitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi dan aktiba
lain (atau kewajiban) sebagai penambah atau pengurang aktia bersih tidak terikat, kecuali jika
penggunaannya dibatasi.
Informasi mengenai Pendapatan dan Beban
Laporan aktiitas menyajikan jumlah pendapatan dan beban secara bruto. Namun demikian,
pendapatan investasi dapat disajikan secara neto dengan syarat beban-beban terkait, seperti
beban penitipan dan beban penasihat inestasi, diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan.
Informasi mengenai Pemberian Jasa
Laporan aktivitas atau catatan atas laporan keuangan harus menyajikan informasi mengenai
beban menurut klasifikasi fungsional seperti menurut kelompok program jasa utama dan
aktivitas pendukung.
LAPORAN ARUS KAS
Tujuan Laporan Arus Kas
Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai penerimaan dan
pengeluaran kas dalam suatu periode
Klasifikasi Penerimaan dan Pengeluaran Kas
Laporan arus kas disajikan sesuai dengan PASK 2 tentang Laporan Arus Kas dengan
tambahan berikut ini :
(a) Aktivitas pembiayaan
(1) Penerimaan kas dari penyumbangyang penggunaannyadibatasi untuk jangka
panjang
(2) Penerimaan
kas
dari
sumbangan
dan
penghasilan
investasi
yang
penggunaannya dibatasi untuk perolehan, pembangunan, dan pemeliharaan
aktiva tetap, atau pengingkatan dana abadi (endowment)
(3) Bunga dan dividen yang dibatasi penggunaannya untuk jangka panjang.
(b) Pengungkapan informasi mengenai aktivitas investasi dan pendanaannonkas : seperti
sumbangan berupa bangunan atau aktiva investasi.
Laporan Posisi Keuangan Yayasan sebaiknya menyediakan informasi yang paling telean
dan mudah dipahami dari sudut pandang penymbang, kreditor dan pemakailaporan keuangan
di luar yayasan. Penyusunan laporan keuangan k0mparatif sangat dianjurkan.
Yayasan
Laporan Posisi Keuangan
31 Desember 20x0 dan 20x1
(dalam jutaan)
20X0
20X1
Kas dan setara kas..
Xxx
Xxx
Jumlah Aktiva
Kewajiban dan Aktiva Bersih
Xxx
Xxx
Utang Usaha...
Jumlah Kewajiban
Aktiva Bersih
Xxx
Xxx
Xxx
Xxx
Tidak terikat
Xxx
Xxx
Aktiva
Terikat kontemporer
Xxx
Xxx
Terikat Permanen
Xxx
Xxx
Jumlah Aktiva Bersih
Xxx
Jumlah Kewajiban dan Xxx
Xxx
Xxx
Aktiva Bersih
Ada tiga bentuk laporan aktivitas yayasan, bentuk pertama menyajikan informasi dalam
kolom tunggal, bentuk ini mempermudah penyusunan laporan aktivitas komparatif.
Yayasan
Laporan Aktivitas
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 20X1
Perubahan Aktiva Bersih tidak terikat
Pendapatan dan Penghasilan
-
Sumbangan...
xxx
Jumlah Pendapatan dan Penghasilan Tidak Xxx
kedua
menyajikan
Terikat
Aktiva Bersih yang Berakhir Pembatasannya Xxx
Jumlah aktiva yang telah berakhir Xxx
sesuai
dengan
pembatasannya
klasfikasi
aktiva
bersih,
kolom
untuk
Bentuk
klasifikasi
tambahan
untuk
ini
satu
jumlah.
menyajikan
Jumlah
Pendapatan,
Penghasilan,
dan Xxx
Sumbangan Lain
Beban dan Kerugian
Jumlah Beban
Kerugian Akibat Kebakaran
Kenaikan Jumlah Aktiva Bersih Tidak Terikat
Dst...
Xxx
xxx
Xxx
Xxx
infomasi
yaitu satu
setiap
dengan
kolom
Bentuk
dampak
berakhirnya pembatasan oleh penyumbang aktiva tertentu terhadap reklasfikasi aktiva bersih,
bentuk ini juga memungkinkan penyajian informasi agregat mengenai sumbangan dan
penghasilan dari investasi.
Yayasan
Laporan Aktivitas
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 20X1
Tidak Terikat Terikat
Pendapatan,
Xxx
Terikat
Jumlah
Kontempore
Xxx
Permanen
xxx
Xxx
Xxx
xxx
Xxx
Xxx
xxx
Xxx
Penghasilan,
sumbangan lain
Aktiva Bersih Xxx
yang
berakhir
pembatasannya
Jumlah Beban Xxx
dan kerugian
Dst....
Sementara bentuk ketiga menyajikan informasi dalam dua laporan dengan jumlah
ringkasan dari lapran pendapatan, beban, dan perubahan aktiva bersih tidak terikat disajikan
dalam lapran perubahan aktiva bersih. Bentuk ini mentitikberatkan perhatian pada perubahan
aktiva bersih yang tidak terikat. Bentuk ini cocok untuk yayasan nirlaba yang memandang
aktivitas operasi ssebagai aktivitas yang terpisah dari penerimaan pendapatan terikat dan
sumbangan dan investasi.
Yayasan
Laporan Pendapatan, Beban, dan Perubahan Aktiva
Bersih Tidak Terikat
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 20X1
Pendapatan dan Penghasilan Tidak Terikat
-sumbangan
Xxx
...
Jumlah Pendapatan dan Penghasilan Tidak Terikat
Aktiva Bersih yang Dibebaskan dari Pembatasan
Xxx
-penyelesaian program pembatasan
...
Jumlah Aktiva Bersih yang Dibebaskan dari Pembatasan
Xxx
Jumlah Pendapatan, penghasilan, dan sumbangan lain yang tidak terikat
Beban dan Kerugian
Xxx
-program A...
Jumlah Beban dan Kerugian tidak terikat
Xxx
xxx
Kenaikan aktiva bersih tidak terikat
Penurunan aktiva bersih terikat temporer
Kenaikan aktiva bersih terikat permanen
Kenaikan aktiva bersih
Aktiva Bersih Pada Awal Tahun
Aktiva Bersih Pada Akhir Tahun
Xxx
(xxx)
xxx
xxx
xxx
xxx
Bentuk ketiga (alternatif)
Yayasan
Laporan Pendaptan, Beban, da Perubahan Aktiva
Bersih Tidak Terikat
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 20X1
Tidak Terikat
Terikat
Terikat
Jumlah
Xxx
Temporer
Xxx
Permanen
Xxx
Xxx
sumbangan
Jumlah Beban Xxx
Xxx
Xxx
xxx
dan Kerugian
Perubahan
Xxx
Xxx
Xxx
Xxx
Aktiva Bersih
Aktiva Bersih Xxx
Xxx
Xxx
Xxx
Awal Tahun
Aktiva Bersih Xxx
Xxx
Xxx
xxx
Jumlah
Pendapatan,
Penghasilan, dan
Akhir Tahun
Sementara itu, laporan arus kas suatu yayasan dapat disusun menggunakan metode
langsung ataupun metode langsung, serta menyajikan catatan atas laporan keuangan yang
menguraikan kebijakan pengungkapan, seta penjelasan lain yang diperlukan oleh pembaca
laporan keuangan.
Keseluruhan unsur laporan keuangan yang disajikan yayasan bertujuan untuk
menyediakan informasi yang relevan bagi para penyumbang, anggota pengelola, kreditor dan
pihak lain yang berkepentingan dan menyediakan sumber daya bagi yayasan.
Mengingat bagaimana pentingnya penyusunan laporan keuangan ini, pengelola
yayasan sebaiknya mempelajari bagaimana menyusun lapran keuangan (dari jurnal
pembukuan) dan menganalisis laporan tersebut agar dapat memahami kondisi keuangan dari
aktivitas yayasan tersebut dengan benar.
PENGENDALIAN KEUANGAN
A. Pengembangan Sistem Pengendalian Akuntansi
Dalam pengembangan sistem pengendalian akuntansi yang efektif terdapat langkah yang
harus dilakukan terlebih dahulu yaitu mengidentifikasi penyalahgunaan atau kesalahankesalahan yang mungkin terjadi dalam bidang apa.
Penerimaan Kas
Dalam bidang ini memastikan bahwa seluruh kas apakah seluruh kas diterima,
didepositokan secara tepat, dicatat dengan sesuai, direkonsiliasi, dan dipertahankan
menurut prosedur keamanan yang memadai.
Pengeluaran Kas
Dalam bidang ini memastikan bahwa semua pembayaran kas hanya dilakukan atas
kewenangan pengelola yang tepat, untuk tujuan aktivitas yang valid, dan diacatat
secara tepat.
Kas Kecil (Petty Cash)
Dalam bidang ini memastikan bahwa kas kecil dan dana kerja lainnya dibayar hanya
untuk tujuan yang tepat, disimpan secara aman, dan dicatat secara tepat.
Gaji
Dalam bidang ini memastikan bahwa pembayaran gaji diberikan kepada karyawan
yang berhak dan dicatat secara tepat sesuai dengan persyaratan (contoh setoran pajak
gaji).
Hibah, Sumbangan, dan Warisan
Dalam bidang ini memastikan bahwa semua hibah, sumbangan, dan warisan diterima
serta dicatat dan memenuhi syarat-syarat yang berlaku.
Aktiva Tetap
Dalam bidang ini memastikan bahwa aktiva tetap diperoleh dan diatur oleh otorisasi
yang tepat, dijaga dengan aman, dan dicatat secara tepat.
Dalam mencapai tujuan tersebut, yayasan perlu menetapkan prosedur yang jelas untuk
menangani per bidang, termasuk sistem check and balance. Selain itu ada juga beberapa hal
umum yang memerlukan perhatian pengelola yang akan dibahas, yaitu:
Pengeluaran Cek
Jumlah tanda tangan pada cek, jumlah rupiah yang memerlukan persetujuan atau
tanda tangan pengurus pada cek, yang mengakui pembayaran, serta komitmen
keuangan.
Setoran
Bagaimana pembayaran yang dilakukan secara tunai akan ditangani dan sebagainya.
Transfer
Jika dan kapan dana umum dapat dipinjam dari dana terikat dan sebagainya.
Persetujuan Rencana dan Komitmen sebelum Dilaksanakan
Anggaran tahunan dan perbandingan periodik antara laporan keuangan dengan
jumlah, sewa, persetujuan pinjaman, dan komitmen utama lainnya yang dianggarkan.
Kebijakan-kebijakan Personalia
Tingkat gaji, liburan, lembur, waktu pengganti, keuntungan, prosedur keluhan, uang
pesangon, evaluasi, dan persoalan personalia lainnya.
B. Manual Prosedur Akuntansi
Kebijakan dan prosedur untuk menangani transaksi keuangan didokumentasikan dalam
Manual Prosedur Akuntansi, dimana tugas-tugas administrasi dan siapa yang bertanggung
jawab atas masing-masing tugas tersebut akan dijelaskan.
C. Mempertahankan Pengendalian yang Efektif
Pelaksana bertanggung jawab atas pengawasan pelaksanaan kebijakan dan prosedur dengan
persyaratan yang rinci. Surat manajemen merupakan indikator kualitas sistem pengendalian
akuntansi dan bagian dokumen audit yang menyebutkan kelemahan signifikan dari sistem
yayasan atau pelaksanaannya. Sistem pengendalian akuntansi ditinjau dan dimodifikasi sesuai
kebutuhan baru secara periodik.
D. Pengendalian Internal yang Dibutuhkan untuk Pembayaran Kas
Tujuannya adalah untuk memastikan ketepatan otorisasi pembayaran kas, keakurasian
pencatatan transaksi, dan pencapaian tujuan yayasan.
Pemisahan Tugas
Berarti penanganan transaksi keuangan oleh lebih dari satu orang sejak dari awal
hingga akhir.
Otorisasi dan Proses Pembayaran
Kebijakan mengenai petugas pengesahan pembayaran perlu ditentukan.
Pengelolaan Dana Terbatas
Sumbangan terikat adalah bentuk penerimaan yang unik bagi yayasan. Peranan
pengelola adalah memastikan pemenuhan kewajiban yayasan kepada pihak donor.
Penandatanganan Cek
Pengesahan cek merupakan titik-titik kritis. Tujuannya adalah untuk memastikan
siapa yang membayar, seberapa besar jumlah pembayaran, dan kapan pembayaran
tagihan dilakukan.
Checklist Pengendalian Akuntansi Internal
Terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang mencerminkan pengendalian akuntansi atas
pembayaran tagihan. Daftar tagihan ini akan digunakan untuk meninjau ulang
pengendalian akuntansi.
Apakah Pengendalian Internal Diperlukan untuk Gaji?
Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa pengeluaran gaji hanya dibuat oleh
otorisasi yang tepat untuk karyawan yang berhak, dicatat secara tepat, dan persyaratan
hukum yang terkait (seperti setoran pajak gaji) dipenuhi. Staf keuangan
merekomendasikan penyimpanan catatan file pribadi (gaji) selama enam tahun setelah
karyawan berhenti.
Presensi adalah alat dokumentasi jam kerja karyawan (termasuk lembur). Cek gaji
sebaiknya ditulis dalam pembukuan sesuai dengan prosedur pengeluaran kas.
Beberapa yayasan memilih memisahkan rekening cek untuk gaji dengan tujuan
menerbitkan cek pembayaran dan membayar pemotongan pajak pemerintah serta
pajak lainnya yang terkait dengan gaji, oleh karena itu karyawan perlu
menandatangani daftar gajinya untuk mengesahkan tanda terima cek pembayaran.
Checklist (Daftar Pengecekan) Pengendalian Gaji
Berisi daftar pertanyaan yang mencerminkan pengendalian akuntansi gaji.
AKTIVITAS PENGENDALIAN DALAM SIKLUS AKUNTANSI TAHUNAN
A. Pengelolaan Anggaran Operasional
Anggara menggambarkan belanja (pengeluaran) dan pendapatan (penerimaan).
Bagaimana Anggaran Tahunan Dipersiapkan?
Pemilihan Waktu Aktivitas Anggaran
Setidaknya dua atau tiga bulan sebelum awal tahun pembukuan, anggaran untuk tahun
yang akan datang mulai dipikirkan. Anggaran tersebut biasanya sesuai dengan tahun
pembukuan, yang mencerminkan siklus operasional yayasan.
Siapa yang Sebaiknya Terlibat dalam Proses Anggaran?
Pengelola harus berpartisipasi di semua tahap proses penganggaran, dan pertanggung
jawaban atas setiap item. Perencanaan program sering kali dipandang sebagai
kewenangan dewan pengurus. Sementara itu, manajemen keuangan ditetapkan
sebagai tugas bendahara dan staf.
Langkah-langkah dalam Proses Penganggaran
Langkah pertama adalah mereview program dan pencapaian manajemen serta
pelaksanaan keuangan pada akhir tahun. Selanjutnya, perkiraan biaya yang diperlukan
meliputi staf, persediaan, dan sumber daya lain. Yang terakhir adalah membandingkan
antara proyeksi pengeluaran dan penerimaan. Program dan aktivitas manajemen harus
dievaluasi ulang dan disesuaikan.
Jika dalam pengeluaran perlu dikurangi, maka hal itu akan membantu ketika
menentukan biaya apa yang ada dalam masing-masing program pada tingkat
pelayanan yang berbeda. Memotong seluruh jenis pengeluaran dalam presentase yang
tetap bukanlah cara yang efektif untuk mengurangi pengeluaran. Ketika rencana
diubah, termasuk anggaran, pengeluaran dan penerimaan diharapkan bisa tepat.
Menyiapkan Anggaran Bulanan
Menyiapkan anggaran bulanan yang mencerminkan pembagian anggaran ke dalam 12
bulan dari penerimaan dan pengeluaran yang ada secara seimbang merupakan hal
yang bermanfaat. Dengan menyiapkan rincian anggaran bulanan dan realisasinya,
akurasi perubahan dan revisi anggaran dapat dilakukan secara tepat.
Kriteria untuk Cadangan Operasional Yayasan
Cadangan operasionak atau saldo memiliki definisi yang tidak terikat mirip dengan
sisa laba atau kekayaan pemilik. Sisa laba atau kekayaan pemilik adalah dana yang
biasanya terakumulasi selama beberapa tahun yang digunakan oleh yayasan sesuai
dengan kebijakan pengurus (yaitu penghasilan bersih tidak terikat). Yayasan harus
menjaga keseimbangan antara pendapatan operasional dan pengeluaran untuk
bertahan hidup.
Fungsi dari cadangan operasional yaitu:
- Memungkinkan yayasan bertahan hidup bila terjadi kerugian operasional yang
disebabkan oleh kondisi ekonomi atau kesalahan manajemen. Tanpa cadangan
atau penggunaan aset lainnya, kelangsungan hidup yayasan selama defisit
-
anggaran yang berlarut-larut bisa terncam.
Menigkatkan fleksibilitas yayasan, yang dapat digunakan sebagai modal ventura
untuk mengembangkan program baru, menggantikan program yang telah usang,
-
atau mengembangkan jasa dan kepentingan yayasan.
Memperluas kesempatan memperoleh kredit dan membolehkan pembiayaab yang
menguntungkan dari perluasan dan pertumbahan yayasan. Hal ini termasuk
membolehkan perubahan arah atau fokus program dan aktivitas.
Seberapa Besar Cadangan Tersebut?
Jumlah cadangan operasional yang diperlukan oleh suatu yayasan tergantung pada
karakteristik individu dan hal-hal sebagai berikut:
- Reliabilitas Sumber Daya Pendapatan
- Arus Kas Musiman
- Skedul Arus Kas
- Ketersediaan Keuangan Eksternal
- Stabilitas Pengeluaran
- Sifat-sifat Utang
- Sifat-sifat Aktiva Lainnya
- Sifat-sifat Kesempatan
Mendidik
Sutau yayasan memiliki tanggung jawab untuk mendidik konstituennya mengenai
kebutuhan dan tujuan cadangan.
Survei
Dalam survei terbaru, hubungan dana tidak terikat lancar (cadangan operasional) dan
biaya tidak terikat untuk 25 perkumpulan di Amerika Serikat (baik keanggotaan
individu maupun perdagangan) telah diuji.
Petty Cash (Kas Kecil)
Kas kecil memungkinkan pembelian atau pembayaran dalam jumlah kecil secara tunai
untuk item-item seperti perangko, persediaan kantor, parkir, dan sebagainya.
Pengelola harus mengembangkan suatu kebijakan menyangkut berapa banyak uang
yang sebaiknya tersedia di kas kecil dan pengeluaran maksimum yang dapat
dibayarkan melalui kas kecil.
Dan kas kecil sebaiknya disimpan dalam kotak terkunci atau laci. Auditor
merekomendasikan agar hanya satu orang, yang disebut custodian (pemasok), yang
memiliki akses ke kas kecil ini dan orang tersebut bertanggung jawab atas seluruh
aktivitas kas kecil.
Penetapan Dan Kas Kecil
Apabila pengelola telah menetapkan (dengan pertimbangan input dari staf) berapa
besar dana yang diperlukan, tulislah cek kepada custodian kas kecil (bukan untuk kas)
untuk mengisi dana kas kecil. Dalam beberapa kasus, yayasan membolehkan
penambahan kas kecil untuk menutupi pembelian yang akan datang.
Checklist Pengendalian Internal Kas
Terdiri dari pertanyaan yang menggambarkan pengendalian akuntansi internal umum
yang digunakan untuk kas kecil. Daftar tersebut dapat digunakan untuk mereview
pengendalian akuntansi dan menentukan bidang yang diperlukan untuk tindakan
selanjutnya.
B. Manajemen Kas
Pentingnya Manajemen Kas
Manajemen kas merupakan salah satu tindakan perusahaan yang penting untuk dilakukan
secara berkesinambungan, baik bagi perusahaan kecil, maupun perusahaan dengan skala
global.Ukuran perusahaan menjadi salah satu faktor penentu kompleksitas dari manajemen
kas.
Manajemen kas menuntut perusahaan untuk mengatur penerimaan dan pengeluaran
yang dilakukan sehingga perusahaan mengetahui jumlah pasti kelebihan kas pada hari
itu.Jangan sampai perusahaan tidak tahu dan tidak dapat mengatur jumlah kas yang
dipegangnya.
Pengertian manajemen kas untuk yayasan maupun organisasi swasta adalah sama. Sang
pengelola yayasan perlu perencanaan ke depan untuk mengetahui apakah memiliki cukup kas
atau tidak ketika membutuhkannya. Analis kas melaporkan bahwa manajemen yang buruk
adalah alasan utama tak terpenuhinya kas. Jadi mungkin lebih tepat untuk mengatakan bahwa
kegagalan kas lebih disebabkan oleh manajemen kas yang buruk.
Apa yang Dimaksud kas?
Kas merupakan uang yang siap dicairkan di bank atau dalam yayasan, dan bukan merupakan
inventaris, akun piutang, serta harta kekayaan. Kas bisa diubah atau dicairkan menjadi uang
tunai setiap saat untuk membayar para pemasok, membayar sewa, dan membayar gaji
karyawan. Namun pertumbuhan keuntungan tidak selalu berarti kas. Keuntungan adalah
jumlah uang yang diharapkan dapat diperoleh dari seluruh pelanggan yang membayar tepat
pada waktunya.
Arus Kas (Cash Flow)
Arus kas lebih sederhananya mengarah pada laporan yang disusun guna menunjukkan
perubahan bertambahnya atau berkurangnya uang kas selama satu periode yang terjadi dalam
suatu yayasan.Pengeluaran uang kas suatu yayasan dapat bertambah terus, misalnya untuk
pengeluaran pembelian bahan mentah, pembayaran gaji, upah, honor, dan lain sebagainya.
Akan tetapi ada juga aliran uang kas yang sifatnya tidak terus menerus (Cash outflow),
contohnya untuk pembayaran pajak pendapatan, angsuran hutang, dividen, bunga dan lain
sebagainya. Dengan perkataan lainnya, setiap usulan pengeluaran modal selalu mengandung
dua macam aliran kas (Cash flow) yaitu :
a. Aliran uang kas neto (net outflow of cash)
Net outflow of cash adalah dana yang diperlukan untuk investasi baru
b. Aliran uang kas masuk neto tahunan (net annual inflow of cash)
Net annual inflow of cash adalah sebagai hasil dari investasi
Apabila dana perusahaan tinggi, berarti akan memberi gambaran tingkat likuiditas
yang tinggi pula, tetapi akan memberikan suatu gambaran rendahnya Cash flow dan
menggambarkan perusahaan kurang efektif di dalam menggunakan uang kas. Agar uang kas
jangan terlalu tinggi atau terlalu rendah, maka dana dalam kas perlu direncanakan dan
dikendalikan, baik penerimaannya maupun pengeluarannya. Di dalam menyusun proyeksi
aliran uang kas (Cash flow), setiap perusahaan terlebih dahulu harus menyiapkan datadatanya, yaitu :
1. jumlah dana yang diperlukan, baik dari modal sendiri maupun dari modal luar (modal
asing)
2. proyeksi pendapatan / penjualan yang disusun dengan rencana penjualan
3. rencana produksi dan skedul produksi yang disusun berdasarkan rencana penjualan
4. proyeksi biaya produksi yang dapat dikelompokkan menurut biaya produksi, yaitu :
biaya bahan langsung
biaya upah langsung
biaya tidak langsung overhead pabrik
Dalam proyeksi bahan langsung dapat dibuatkan skedul kebutuhan dan pembelian
bahan-bahan dengan memperhatikan :
banyaknya bahan yang dibutuhkan untuk memproduksi barang
persediaan bahan pada awal periode
persediaan bahan pada akhir periode
5. proyeksi biaya operasi selama periode proyek yang meliputi :
proyeksi biaya penjualan
proyeksi biaya administrasi dan umum
6. Dengan berdasarkan data-data yang telah disusun, perlu memperhatikan :
saldo kas minimum
pola pembiayaan hutang
pola penagihan piutang yang berasal dari penjualan kredit biaya-biaya non
Cash, misalnya biaya penyusutan dan lain sebagainya.
Arus Kas Posiif
Arus kas positif yang dimaksud disini adalah apabila kas yang masuk lebih besar daripada
kas yang keluar. Hal yang menjadi kekhawatiran pada arus kas positif adalah apa yang akan
dilakukan dengan kelebihan kas yang ada.
Arus Kas Negatif
Arus kas negatif adalah apabila arus kas keluar lebih besar daripada arus kas
masuk.Misalnya, penagihan yang buruk atas utang-utang dari pelanggan. Hal ini dapat
mengakibatkan yayasan memiliki kas yang minim dan akan mengakibatkan masalah besar.
Komponen-komponen dalam arus Kas
1. Arus Kas Operasional
Arus kas operasional merupakan arus kas yang diperoleh dari penjualan produk atau
jasa dalam usaha dan juga merupakan darah kehidupan nyata dalam usaha.Arus kas
ini dihasilkan secara internal di bawah pengendalian yayasan.
2. Arus Kas Investasi
Sedangkan arus kas investasi dihasilkan secara internal dari aktivitas nonoperasional.
Komponen ini akan memasukkan investasi dalam pabrik dan peralatan atau aktiva
tetap lainnya.
3. Arus Kas Keuangan
Arus kas keuangan adalah kas untk dan dari sumber eksternal seperti peminjam dan
investor.
Bagaimana Mengelola Kas dengan baik
Manajemen kas yang baik sebenarnya relative mudah dan sederhana, yaitu:
1. Mengetahui kapan, dimana, dan bagaimana menggunakan kas tersebut
2. Mengetahui kemana uang akan keluar
3. Mengetahui sumber terbaik apa untuk memenuhi kas tambahan
4. Menyiapkan dana untuk memenuhi kebutuhan kas ketika diperlukan, dengan
mempertahankan hubungan baik dengan banker dan kreditor lainnya
Langkah awal untuk menghindari krisis kas adalah meng
DisusununtukmemenuhitugasAkuntansi Sektor Publik
Oleh :
1.
2.
3.
4.
DwiPrasetyaningsih
Yeny Fatmawati
Vita Sidiyanti
Intan P.P.A
(120810301002)
(120810301075)
(120810301083)
(120810301094)
S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS JEMBER
2014
Latar Belakang
Fenomena yang dapat diamati dalam perkembangan sektorpublik adalah semakin
meningkatnya tuntutan pelaksanaan akuntabilitas public oleh organisasi sector public seperti
halnya yayasan. Tuntutan akuntabilitas ini terkait dengan perlunya transparansi dan
pemberian informasi kepada public dalam rangka memenuhi hak-hak spublik.
Organisasi nonprofit seperti yayasan ini berbeda dengan organisasi profit, yakni pada
sumber daya awal mekanisme organisasi yang diperoleh dari sumbangan. Kreditor dan
pemasok membutuhkan pengukuran jumlah, saat dan kepastian arus kas masuk. Sehingga
dapat menilai apakah yayasan mampu memberikan jasa secara berkesinambungan (going
concern).
Yayasan harus mampu mengelola jasa serta diinformasikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan dalam bentuk laporan keuangan, dimana informasi mengenai aktiva,
kewajban, aktiva bersih, dan informasi mengenai hubungan diantara unsur-unsur tersebut
disampaikan. Laporan yang disusun tersebut juga harus menyajikan secara terpisah aktiva
bersih, baik terikat maupun tidak terikat penggunaannya.
Hasil pengelolaan sumber daya yayasan akan dipertanggungjawbakan melalui
penyajian laporan aktivitas dan laporan arus kas. Laporan aktivitas akan menjelaskan
mengenai perubahan yang terjadi dalam kelompok aktiva bersih.
Pengendalian keuangan yayasan juga diperlukan untuk meminimalkan resiko,
peningkatan konsistensi dan akurasi sehingga tidak ada kekacauan.
Dengan penyususan paper ini diharapkan akan adanya pemahaman mengenai standar
pelaporan keuangan yayasan sehingga lebih mudah dipahami, relevan, daya banding serta
dapat dipercaya sehingga pengelola mendapatkan informasi akurat untuk perencanaan
program dan pengambilan keputusan lainnya.
AKUNTABILITAS YAYASAN
Pengertian yayasan menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 adalah Badan Hukum
yang kekayaan terdiri dari kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukan untuk mencapai
tujuan tertentu dibidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan.
Yayasan memiliki karakteristik yang berbeda dengan organisasi swasta (profit). Dimana
organisasi swasta biasa memperoleh modal usaha awal dari setoran modal para pemilik
dengan cara penjualan saham, sedangkan Yayasan memperoleh sumber daya awal yang
dibutuhkan umumnya diperoleh dari sumbangan.
Pada beberapa bentuk organisasi nonprofit yang tidak ada kepemilikan, kebutuhan modal
didanai dari utang, sementara kebutuhan operasinya diperoleh dari pendapatan atau jasa yang
diberika, karenanya arus kas merupakan ukuran yang penting bagi para pemakai laporan
keuangan seperti kreditor dan pemasok dana, karena dalam aruskas terdapat perubahan
perubahan yang terjadi pada aktivitas pendanaan dan aktivitas operasi.
Laporan posisi keuangan pada yayasan menyajikan informasi mengenai aktiva, kewajiban,
aktiva bersih, dan informasi mengenai hubungan antara unsur-unsur tersebu, tujuan dari
laporan posisi keuangan ini adalah untuk memberitahu para pemakai informasi mengenai
kemampuan yayasan dalam mengelola jasa.
Ruang Lingkup (Karakteristik laporan keuangan yayasan)
Laporan keuangan yayasan memiliki karakteristik antara lain:
-
Sumber daya atau modal berasal dari sumbangan dimana para penyumbang tidak
mengaharapkan imbalan yang sebanding dengan jumlah sumber daya atau modal
-
yang telah diberikan.
Yayasan menghasilkan barang dan/atau jasa namun bukan merupakan kegiatan
operasional perusahaan sehingga tidak semata-mata bertujuan untuk memperoleh
laba, dan apabila suatu yayasan menghasilkan laba maka laba yang diperoleh tersebut
-
tidak akan dibagikan kepada pemilik maupun pendiri yayasan tersebut.
Dalam yayasan tidak terdapat kepemilikan yang mengakibatkan suatu yayasan tidak
dapat dijual, dialihkan, atau ditebus kembali, ataupun apabila yayasan dilikuidasi atau
dibubarkan tidak ada kepemilikan yang menggambarkan pembagian sumberdaya dari
yayasan tersebut.
Definisi istilah dalam akuntansi
-
Pembatasan permanen, artinya penyumbang membatasi penggunaan dari sumber daya
yang telah diberikan yang bertujuan agar sumber daya tersebut dapat dipertahankan
secara permanen. Namun sebagian atau semua penghasilan dari sumber daya yang
-
digunakan tersebut dapat digunakan oleh yayasan.
Pembatasan temporer, artinya penyumbang membatasi penggunaan dari sumber daya
yang diberikan sampai suatu batas periode tertentu atau sampai pada terpenuhinya
suatu keadaan tertentu. Apabila terdapat suatu keadaan yang mengharuskan
penggunaan sumber daya yang lebih, maka sumber daya dari pembatasan temporer ini
-
dapat digunakan.
Sumbangan terikat, adalah sumber daya yang penggunaannya dibatasi untuk tujuan
tetentu oleh penyumbang. Pembatasan tersebut dapat bersifat temporer maupun
-
permanen.
Sumbangan tidak terikat, adalah sumber daya yang penggunaannya tidak dibatasi
untuk tujuan tertentu oleh penyumbang.
PENJELASAN
A. Tujuan Laporan keuangan
Laporan keuangan yayasan terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan
arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.
Tujuan dari pelaporan keuangan yayasan adalah untuk menyajikan informasi yang relevan
artinya informasi tersebut diperoleh dari kegiatan yang benar benar terjadi dari kejadian
ekonomi masa lalu yang dilakukan oleh yayasan. Laporan keuangan digunakan bagi para
pemakai kepentingan seperti penyumbang, anggota pengelola, kreditor, dan pihak lain yang
menyediakan sumber daya bagi yayasan dalam membantu pengambilan keputusan.
1. Laporan Posisi Keuangan
Tujuan penyusuanan laporan posisi keuangan adalah untuk menyediakan
informasi mengenai aktiva, kewajiban, dan aktiva bersih dan informasi mengenai
hubungan di antara unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu Informasi yang
disajikan dari laporan posisi keuangan ini dapat membantu para pengguna dalam
menilai kemampuan organisasi untuk memberikan jasa secara berkelanjutan, dan
likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi kewajibannya, dan
kebutuhan pendanaan eksternal.
2. Laporan Aktivitas
Tujuan utama laporan aktivitas adalah menyediakan informasi mengenai pengaruh
transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aktiva bersih,
hubungan antar transaksi, dan peristiwa lain, dan bagaimana penggunaan sumber
daya dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa, Informasi dalam laporan
aktivitas, yang digunakan bersama dengan pengungkapan informasi dalam laporan
keuangan lainnya. Laporan ini dapat membantu para peakai inforasi untuk
mengevaluasi kinerja dalam suatu periode; menilai upaya, kemampuan, dan
kesinambungan organisasi dan memberikan jasa, dan menilai pelaksanaan
tanggung jawab dan kinerja manajer.
3. Laporan Arus kas
Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai
penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode. Yang didalamnya
mengungkapkan mengenai aktivitas pendanaan dan aktivitas investasi yayasan.
4. Catatan atas Laporan Keuangan
Merupakan bagian dari laporan keuangan yang tak terpisahkan karena berisikan
penjelasa – penjelasan rinci atas akun – akun dalam laporan keuangan.
B. Unsur-Unsur Dalam Sistem Akuntansi
Sistem akuntansi bertujuan untuk memastikan semua data keuangan dan transaksi ekonoi
telah dicatat seara lengkap dan laporan akuntansi yang dihasilkan akan lebih akurat serta
tepat waktu.
Komponen-komponen Sistem Akuntansi
1. Bagan Perkiraan/Akun
Adalah daftar masing-masing item yang pencatatannya dibagi kedalam lima
kategori :
Aktiva
Utang
Aktiva Bersih
Pendapatan
Belanja
2. Buku Besar
Buku besar digunakan untuk mengklasifikasikan informasi pencatatan, isi dari
buku besar adalah bagan perkiraan akun. Buku besar mencerminkan total
keseluruhan transaksi yang pencatatannya lebih ringkas karena berasal dari
ringkasan total dari semua jurnal.
3. Jurnal
Jurnal merupakan catatan akuntansi yang digunakan untuk merekam semua
transaksi dan peristiwa ekonomi yang terjadi pada yayasan.
4. Buku cek
Pada yayasan berskala kecil, buku cek menyajikan kombinasi jurnal dan buku
besar. Sebagian besar transaksi keuangan akan dicatat melalui buku cek, dimana
tanda penerimaan yang disetor ke dan dari saldo pembayaran akan dibuat
5. Manual Prosedur Akuntansi
Yaitu suatu pencatatan prosedur dan kebijakan untuk menangani transaksi
keuangan.
6. Siklus Akuntansi
Terdapat tiga tahap siklus akuntansi dalam yayasan :
Pertama tahap pencatatan, pada tahap ini semua transaksi akan diidentifikasi,
kemudian dicatat dalam jurnal dan diposting kebuku besar.
Kedua tahap pengikhtisaran, yaitu tahap untuk penyusunan neraca saldo
berdasarkan akun buku besar, penyesuaian, penyusunan kertas kerja, jurnal
penutup, neraca saldo setelah penutupan sampai jurnal pembalik.
Ketiga ialah tahap pelaporan kedalam neraca, laporan surplus deficit/lapporan
aktivitas, laporan arus kas, laporan perubahan aktiva bersih, dan catatan atas
laporan keuangan.
C. Mempertahankan Integritas Sistem Akuntansi
1. Neraca Saldo
Dihitung berdasarkan saldo semua buku besar dan harus dipastikan jumlah saldo
debet dan kredit sama karena jumlah dari neraca saldo digunakan untuk
penyusunan laporan keuangan.
2. Rekonsiliasi Bank
Rekonsiliasi bank dilakukan untuk memastikan bahwa saldo buku cek menurut
catatan perusahaan sama dengan saldo perkiraan bank.
D. Tahap Pengembangan Sistem Akuntansi
Perbedaan antara Akuntansi untuk yayasan dan organisasi bisnis
1. Akuntansi untuk sumbangan
Yayasan yang memenuhi syarat untuk mendapatkan status bebas pajak akan
ditunjuk untuk menerima sumbangan. Adapun prosedur yang ekuivalen untuk
menangani akuntansi sumbangan dalam yayasan adalah prosedur khusus, yaitu :
a. Janji atau komitmen (jaminan untuk memberikan)
b. Jasa dan materi yang didermakan (jenis sumbangan)
c. Kejadian-kejadian khusus Hak Keanggotaan Pembina
2. Kapitalisasi dan penyusutan aktiva
Yayasan melakukan pencatatan atas pembelian peralatan dan barang substansial
jangka panjang lainnya serta melakukan pencatatan atas penyusutan asset tersebut.
3. Klasifikasi pengeluaran fungsional
Yayasan perlu melaporkan klasifikasi pengeluaran kas primer dan klasifikasi
aktivitas pendukung.
4. Implikasi perbedaan antara akuntansi nonprofit dan akuntansi swasta
Dalam praktik akuntansi yayasan diperlukan keahlian tambahan bagi personil,
penasihat keuangan dan auditor. Jadi, sumbangan dan pembelian barang-barang
serta peralatan yang memerlukan penasihat khusus, diatur dengan melibatkan
seorang akuntan spesialis yayasan.
E. Perbedaan Akuntansi Berbasis Kas dan Berbasis Akrual
Pada akuntansi berbasis kas pendapatan diakui pada saat kas benar-benar diterima, dan beban
diakui pada saat kas dikeluarkan untuk membayar beban tersebut. Sedangkan pada akuntansi
berbasis akrual pendapatan diakui pada saat pendapatan tersebut diperoleh dan beban diakui
pada saat beban tersebut muncul.
Modifikasi atas kebijakan akuntansi untuk beberapa yayasan terutama yayasan yang memiliki
anggaran kecil yaitu dengan tetap mempertahankan pembukuan berbasis kas dan menyiapkan
laporan keuangan berbasis akrual. Caranya adalah dengan melakukan penyesuaian akrual
piutang dan pembayaran dalam kertas kerja pelaporan keuangan, tanpa secara formal dicatat
kedalam pembukuan.
BAGAN AKUN
A. Unsur-unsur yang Harus Ada dalam Bagan Akun
Bagan akun adalah daftar perkiraan atau rekening system akuntansi yang disususn untuk
mendapatkan informasi keuangan, mempertahankan jalur informasi keuangan, untuk
membuat keputusan keuangan.
Bagan akun pada yayasan terbagi atas lima kategori yaitu asset, liabilitas, asset bersih,
pendapatan, dan biaya.masing masing akun ditentukan dengan nomor identifikasi yang
ditentukan berdasarkan persetujuan serta dapat disesuaikan dengan kebutuhan khusus
yayasan.
Pertimbangan dalam memutuskan apa yang harus ada dalam bagan akun :
- Laporan apa yang perlu dipersiapkan?
- Keputusan, evaluasi, dan penilaian keuangan apa yang perlu dibuat secara teratur?
- Tingkat perincian apa yang diperlukan?
- Kapasitas apa yang perlu dimilliki untuk melacak informasi keuangan?
Aturan yang baik adalah membuat akun yang sesederhana mungkin serta memperbaikinya
untuk meningkatkan ketersediaan informasi secara berkesinambungan.
B. Ciri-ciri Bagan Akun yang Sederhana
Asset
Asset merupakan item nyata dari yayasan yang mengungkap sumber daya, seperti kas,
piutang, perlengkapan dan kekayaan. Sebelum adanya IFRS asset disajikan menurut urutan
menurun dari tingkat yang paling liquid. Namun setelah adanya IFRS urutan dalam asset
tidak ditentukan.
Liabilitas
Merupakan kewajiban yayasan kepada kreditor seperti pinjaman dan utang usaha. Sama
halnya seperti asset, sebelum IFRS liabilitas disajikan menurut urutan yang jatuh temponya
lebih awal. Namun setelah adanya IFRS aturan tersebut tidak menjadi keharusan tergantung
pada kebijakan perusahaan.
Asset Bersih
Asset bersih mencerminkan nilai keuangan dari suatu yayasan yang mencerminkan saldo
yang ada setelah kewajiban yayasan dilunasi.
C. Akun Penerimaan dan Pengeluaran Kas Dalam Laporan Posisi Keuangan
Banyaknya item dalam suatu kategori akun akan selalu berkembang seiring dengan
berkembangnya aktivitas suatu yayasan
Akun yang saling berkaitan akan dikelompokan bersama dengan nomor yang saling
berkaitan.
D. Menangkap informasi keuangan yang lebih kompleks
Jika dana secara terpisah dipilah menurut setiap program, departemen, dan tempat, maka
bagan akun dirancang untuk memenuhi kebutuhan tersebutn melalui bagan akun “multitiered” (deretan bertingkat banyak). Sehingga bagan akun akan lebih kompleks dan laporan
yang dihasilkan akan lebih rinci. Namun, hal ini tergantung pada waktu dan kemampuan staf
keuangan yayasan, serta kerumitan transaksi keuangan yang terjadi, karena akuntansi multitiered sulit dijalankan tanpa computer.
E. Penyusutan (Depresiasi)
Yayasan melakukan pencatatan atas pembelian peralatan dan barang substansial jangka
panjang lainnya karena asset tersebut menanggung biaya petahun sesuai dengan umur
manfaatnya. Biaya penyusutan atas suatu asset akan terus muncul selama masa manfaatnya
meskipun tidak ada kas yang benar-benar dikeluarkan, karena kas telah dikeluarkan pada saat
perolehat dari aseet tersebut. Selanjutnya biaya penyusutan yang dikeluarkan pertahun atas
suatu aset akan diakumulasikan kedalam akun akumulasi pesusutan. Dalam menghitung
biaya penyusutan perlu diketahui berapa biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh asset
tersebut, berapa umur manfaat dari asset, dan apakah ada nilai sisa atau tidak dari asset
tersebut.
F. Pajak Penghasilan dari Usaha yang Tidak Terkait
Perdagangan usaha yang tidak terkait adalah pendapatan yang dihasilkan dari suatu
perdagangan atau aktivitas usaha yang tidak mempunyai hubungan sebab-akibat dan member
kontribusi penting bagi pemenuhan tujuan yayasan. Dalam kata lain Usaha yang tidak terkait
merupakan usaha lain yang dilakukan yayasan namun bukan merupakan usaha utama dari
yayasan tersebut.
Pajak yang dibayar atas pendapatan lain-lain yang diperoleh yayasan dari usaha yang tidak
terkait ditetapkan sesuai dengan ketentuan pajak badan hukum.
Yayasan yang melakukan aktivitas nonusaha dapat dianggap bukan merupakan subjek pajak
penghasilan apabila :
-
Semua pekerjaan dilakukan oleh relawan
-
Secara substansial seluruh barang dagangan yang dijual didapatkan dari pemberian.
-
Aktivitas yang dilakukan addalah untuk fasilitas kemudahan anggota, pasien, dan
karyawan yayasan.
G. Mencatat Akun Sumbangan
Pencatatan pada akun sumbangan bisa saja berawal dari komitmen yang dinyatakan
secara tertulis oleh donatur, baik berupa sumbangan kas maupun non kas. Apabila terdapat
komitmen secara tertulis ini kemudian dalam neraca akan dimunculkan akun piutang hibah,
dimana merupakan jumlah yang diharapkan akan diterima dimasa mendatang dari donatur
atas hibah/ sumbangan yang telah dijanjikan.
Mengenai bagaimana pedoman pencatatan dan perlakuan untuk akuntansi piutang
hibah the Financial Accouting Standards Board (FASB) menerbitkan Standar Akuntansi
Keuangan No. 116, Akuntansi untuk Sumbangan yang diterima dan sumbangan yang dibuat,.
Pentingnyakah Mencatat Piutang Hibah?
Apabila piutang hibah sudah dipastikan dan nilai kepercayaan atas komitmen yang
telah dibuat adalah kuat, maka sebaiknya dilakukan pencatatan atas piutang ini, sebelum
melakukan pencatatan hendaknya dipastikan apakah piutang hibah ini akan benar-benar
terwujud pada masa yang akan datang seperti yang telah dijanjikan oleh donatur, kata-kata
yang bisa menunjukan valid atau tidaknya bukti yang dibuat oleh donatur biasanya
menggunakan kata “sepakat”, atau “menyetujui” .
Piutang yang terwujudnya tidak menentu dan dalam mewujudkannya diperlukan
beberapa kondisi yang harus terpenuhi disebut piutang yang mengikat, piutang yang
mengikat ini akan dicatat ketika kondisi terpenuhi, ketika dicatat ini maka secara otomatis
piutang yang mengikat ini telah berpindah status menjadi piutang yang tidak mengikat karena
telah dipenuhinya kondisi yang disyaratkan. Namun, sebelum kondisi yang disyaratkan
terpenuhi piutang yang mengikat ini dimasukan dalam catatan kaki laporan keuangan.
Sedangkan piutang yang tidak memerlukan persyaratan disebut piutang yang tidak
mengikat, artinya secara otomatis donatur akan memberikan kontribusi pada masa yang akan
datang tanpa adanya syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh yayasan.
Akuntansi untuk Pencatatan Piutang Hibah
Piutang hibah diakui sebagai penerimaan di tahun munculnya piutang bukan pada
saat kas atas piutang dapat terealisasi, misalnya : terdapat piutang yang tidak mengikat, pada
tahun 2013 seorang donatur berjanji akan memberikan piutang hibah sebesar Rp3000 pada
tahun berikutnya serta terdapat pula piutang hibah lain Rp 1500 per tahun selama empat
tahun berikutnya, sehingga totalnya adalah Rp 6000. Pada akhir tahun 2013, untuk mencatat
adanya piutang tidak mengikat ini adalah ayat jurnal sebagai berikut :
Piutang Hibah
Rp 9.000
Piutang Sumbangan
Rp 9.0000
Untuk mencatat piutang hibah
Ketika piutang hibah dibayarkan pada tahun 2014, ayat jurnal yang dibuat adalah sebagai
berikut :
Kas
Rp 3.000
Piutang Hibah
Rp 3000
Contoh diatas adalah pencatatan untuk piutang yang tidak mengikat, sedangkan untuk
contoh piutang yang mengikut misalnya : seorang donatur berjanji akan memberikan bantuan
sebesar Rp 30.000 ketika yayasan terkena musibah. Munculnya piutang mengikat ini akan
dimuncukan di catatan kaki, sedangkan ketika yayasan terkena musibah, piutang akan dicatat
dan diakui sebagai penerimaan.
Mencatat Piutang yang Tidak Dapat Terkumpul
Pada dasarnya akuntansi untuk mencatat piutang yang tidak dapat terkumpul sama
halnya akuntansi untuk mencatat piutang yang dapat terkumpul. Misalnya, dana sebesar Rp
15.000 berupa piutang (sumbangan) yang tidak trikat yang diberikan kepada yayasan selama
tahun berjalan, menunjukakan bahwa rata-rata 20% dari dana tersebut tidak terkumpul. Akun
pengeluaran yang dibuat untuk nilai yang rata-rata tidak terkumpul ini, dibuat dalam satu
akun Cadangan untuk Piutang yang Tidak Dapat Terkumpul. Jurnal yang disajikan pada akhir
tahun adalah sebagai berikut :
Pengeluran piutang yang tidak terkumpul
Rp 3000 (15.000 x 20% )
Cadangan untuk piutang yang tidak terkumpul
Rp 3000 (15.000x20%)
Cadangan untuk piutang yang tidak terkumpul ini akan ditandingkan dengan nilai
piutang dalam laporan neraca, hasilnya adalah piutang bersih sebagai berikut :
Piutang hibah
Rp 15.000
Dikurangi : Cadangan untuk piutang yang tidak terkumpul
Rp 3.000
Total Bersih Piutang Hibah
Rp 12.000
H. Persolan Pelaporan
Semua pedoaman FASB mengarah ke hasil surplus (laba), hal ini karena pendapatan
merupakan piutang yang telah diterima. Yayasan akan melaporkan peningkatan yang besar
pada aktiva bersih jika piutang-piutang tersebut dicatat. Jadi, jumlah tersebut akan
disalahinterpretasikan oleh para pengguna laporan keuangan.
Ringkasan : suatu pengakuan hibah (bantuan), atau penerimaan, harus secara akurat
menggambarkan jenis hibah dan bukan jumlah uang yang disebutkan.
Roger Mr Crummen berpendapat :
James, kecuali aturannya telah diubah, saya berpikir, Anda hanya memiliki penerimaan hibah
dari donatur, tetapi Anda telah menilai hibah tersebut untuk tujuan pajak yang merupakan
tanggung jawab donatur. Jika hal itu tidak benar, saya akan menghargai tanggapan seseorang.
Terima kasih.
Dan John H. Taylor mengatakan :
Hal ini tentu saja benar. Pengakuan hibah atau penerimaan yang Anda miliki harus secara
akurat menggambarkan jenis hibah tersebut dan bukan jumlah uang yang disebutkan.
Walaupun hal ini tidak membantu pencatatan internal atas hibah yang diterima, kebijakan
kami (Unibersita Duke) tidak mengizinkan menerima jenis bantuan (hibah) tanpa adanya
beberapa bentuk konfirmasi nilai dari pihak ketiga. Dalam kasus peralatan komputer kita
menyarankan agar donatur menghubungi perusahaan komputer setempat atau toko untuk
mendapatkan nilai perkiraan dari barang tersebut. Hal ini harus menyertai hibah tersebut
ketika dibuat (setelah diterima oleh Komite Kebijakan Hibah Kami). Untuk peralatan
komputer baru, tugasnya lebih mudah. Mereka dapat memberikan kami salinan kwitansi
pembelian atau iklan untuk unit serupa. Kemudian kita akan menggunakan dokumen ini
untuk mencatat (ke dalam kredit) secara internal donatur dan menambah total hibah kami.
Akan tetapi, donatur tidak akan pernah melihat jumlah ini dalam penerimaannya.
ANALISIS FASB NO 116
(Financial Accounting Stadards Board atau Dewan Standar Akuntansi Keuangan)
“AKUNTANSI UNTUK SUMBANGAN YANG DITERIMA DAN SUMBANGN YANG
DIBUAT”
Pernyataan Dewan Standar Akuntans Keuangan No. 116 “Akuntansi untuk Sumbangan yang
Diterima dan Sumbangan yang Dibuat” mencakup seluruh entitas yang menerima atau
membuat sumbangan.
Beberapa definisi kunci yang ada dalam pernyataan ini adalah :
Sumbangan – suatu transfer kas atau aktiva lain yang tidak mengikat untuk entitas
lembaga nonprofit atau penyelesaian atau pembatalan utang dari transfer timbal balik
secara sukarela oleh entitas lainnya yang bertindak atas nama pemilik.
Komitmen untuk Memberikan – suatu penyataan tertulis atau lisan untuk memberikan
sumbangan secara tunai atau dalam bentuk aktiva lainnya.
Kondisi yang Ditentukan Donor (Donatur) – suatu kejadian tidak pasti atau di masa
yang akan datang memiliki kegagalan yang mengakibatkan pengembalian aktiva yang
telah ditransfer untuk orang yang memberikan piutang atau melepaskan orang yang
memberikan piutang dari suatu kewajiban untuk memberikan aktiva.
Batasan yang Ditentukan Donatur – suatu batasan dan ketentuan dalam penggunaan
aktiva sumbangan. Pembatasan ini dapat dijadikan batasan sebagaimana untuk tujuan,
waktu, atau keduanya.
Sumbangan yang diterima; termasuk piutang-piutang yang tidak mengikat, sebaiknya diakui
sebagai penerimaan pada saat ditrima. Untuk tujuan Laporan Posisi Keuangan, piutang
tersebut sebaiknya dicatat sebagai penambahan pada aktiva atau pengurangan pada pasiva
dan sebagai salah satu bantuan yang dibatasi atau penerimaan yang tidak dibatasi.
Sumbangan tanpa pembatasan yang ditentukan oleh donatur, dilaporkan sebagai
bantuan yang tidak dibatasi dan menambah aktiva bersih yang tidak dibatasi.
Bantuan dengan batasan yang ditentukan oleh doantru dilaprkan sebagai bantuan yang
dibatasi, kecuali batasan ini dipenuhi pada periode pelapran yang sama.
Penerimaan dari piutang yang tidak mengikat untuk melakukan pembayaran di masa
mendatatng pada umumnya dilaporkan sebagai bantuan yang dibatasi. Pada
umumnya, realisasi piutang yang tidak mengikat untuk memberikan uang di masa
mendatang akan disajikan sebagai suatu tambahan pada aktiva bersih terikat temporer.
Sumbangan terikat sebaiknya dilaprkan sebagai aktiva bersih terikat permanen atau
aktiva bersih terikat temporer.
Sumbangan aktiva jangka panjang, tanpa ketentuan berapa lama aktiva yang diberikan
harus digunakan, dilaporkan sebagai sumbangan terikat jika hal itu adalah suatu
kebijakan akuntansi yayasan untuk mengyatakan ikatan waktu yang berakhir pada
umur manfaat dari aktiva yang diberikan.
Sumbangan dengan kondisi yang ditentukan oleh donatur, diakui sebagai aktiva dan
dicatat sebagai tambahan dapat dibayar kembali, sehingga kondisi dipenuhi pada
waktu penerimaan diakui.
Jasa yang diberikan diakui saat jasa yang diterima membuat atau menambah akiva
nonkeuangan atau memerlukan keahlian khusus yang diberikan oleh individu yang
memiliki keahlian tersebut.
Sumbangan, sebagaimana aturan umum, diukur menurut nilai wajar pada saat (tanggal
penerimaan). Untuk jasa yang diberikan,nilai wajar mungkin ditentukan berdsarkan
nilai wajar jasa yang diteima tau nilai wajr aktia penambahan aktia hasil dari jasa
tersebut.
Piutang-piutang yang tidak mengikat untuk memberikan uang (kas) sebaiknya dinilai
pada nilai saat ini dari perkiraan arus kas di masa mendatang, dengan tambahan bunga
berikutnya yang diakui sebagai pendapatan sumbangan.
Berkhirnya batasan yang ditentukan oleh donatur sebaiknya digambarkan ketika
waktu yang ditetapkan telah lewat atau tujuan yang ditetapkan telah terpenuhi.
Berakhirnya batasan yang ditentukan donatur dilaporkan sebagai penggolongan
ulang(antara tidak terikat dan terikat temporer) dan dilaporkan secara terpisah dari
transaksi operasional lainnya.
Sumbangan kerja atau seni atau item kumpulan barangkali diakui dan ditulis secara
jelas jika kondisi tertetu dipenuhi.
Pencatatan mengenai Keuntungan Bersih atas Acara Penggalangan Dana
Dalam software akuntansi tidak menjelaskan secara rinci perubahan anggara untuk
pengeluaran, penerimaan dan pembiayaan yang terjadi dalam acara penggalangan dana,
namun hanya mengungkapkan satu pos yakni pos akuntansi.
Yayasan harus mempertanggungjawabkan acara penggalian dana dalam formulir
tahunan karena penerimaan dan pengeluaran dari acara penggalian dana dapat mengubah
posisi keuangan yayasan.
PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NOMOR 45
PELAPORAN KEUANGAN ORGANISASI NONPROFIT
LAPORAN KEUANGAN ORGANISASI NONPROFIT
Laporang kueangan organisasi nonprofit seperti yaysan meliputi lapran posisi keuangan pada
akhir periode pelapran, lapran aktivitas sertalaporan arus kas untuk suatu periode pelapran,
dan catatan atas laporan keuangan.
LAPORAN POSISI KEUANGAN
Klasifikasi Aktiva dan Kewajiban
Informasi mengenai likuiditas diberikan dengan cara sebagai berikut :
a) Menyajikan aktiva berdasarkan urutan likuiditas dan kwajiban berdasarkan tanggal
jatuh tempo;
b) Mengelompokkan aktia ke dalam bagian lancar dan tidak lancar, serta keajiban ke
dalam bagian jangka pendek dan jangka panjang;
c) Mengungkapkan informasi mengenai likuiditas aktiva atau saat jatuh tempo
kewajiban termasuk pembataan penggunaan aktiva pada catatan ataslaporan
keuangan.
Klasifikasi Aktiva Bersih Terikat atau Tidak Terikat
Laporan posisi keuangan menyajikan jumlah setiap kelompok aktiva bersih berdasarkan ada
atau tidaknya pembatasan oleh penyumbang, yaitu terikat secara permanen, terikat secara
temporer dan tidak terikat.
Informasi mengenai sifat dan jumlah dari pembatasan permanenatau temporer akan
diungkapkan dengan cara menyajikan jumlah tersebut dalam laporan keuangan atau catatan
atas laporan keuangan.
LAPORAN AKTIVITAS
Tujuan dan Fokus Laporan Aktivitas
Laporan aktivitas difokuskan pada yayasan secara keseluruhan dan menyajikan perubahan
jumlah aktiva bersih selama suatu periode. Perubahan aktiva bersih dalam laporan aktivitas
akan tercermin pada aktiva bersih dalam laporan posisi keuangan.
Perubahan Kelompok Aktiva Bersih
Laporan aktivitas menyajikan jumlah perubahanaktia bersih yang terikat permanen, terikat
temporer, dan tidak terikat selama suatu periode.
Klasifikasi Pendapatan, Beban,Keuntungan, dan Kerugian
Laporan aktivitas menyajikan pendapatan sebagi penambah aktia bersih tidak terikat, kecuali
penggunaannya dibatasi oleh penyumbang, dan menyajikan beban sebagi pengurang aktia
bersih tidak teriakat.
Sementara itu, sumbangan disajikan sebagai penambah aktia bersih tidak terikat, terikat
permanen,a tau terikat temporer, tergantung apda ada tidaknya pembatasan, jika sumbangan
terikatyangpembatasannya tidak berlaku lagi dalam periode yang saman, maka dapat
disajikan sebagai sumbangan tidak tetikat sepanjang disajikan secara konsisten dan
diungkapkan sebagai kebijakan akuntansi.
Laporan aktiitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi dan aktiba
lain (atau kewajiban) sebagai penambah atau pengurang aktia bersih tidak terikat, kecuali jika
penggunaannya dibatasi.
Informasi mengenai Pendapatan dan Beban
Laporan aktiitas menyajikan jumlah pendapatan dan beban secara bruto. Namun demikian,
pendapatan investasi dapat disajikan secara neto dengan syarat beban-beban terkait, seperti
beban penitipan dan beban penasihat inestasi, diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan.
Informasi mengenai Pemberian Jasa
Laporan aktivitas atau catatan atas laporan keuangan harus menyajikan informasi mengenai
beban menurut klasifikasi fungsional seperti menurut kelompok program jasa utama dan
aktivitas pendukung.
LAPORAN ARUS KAS
Tujuan Laporan Arus Kas
Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai penerimaan dan
pengeluaran kas dalam suatu periode
Klasifikasi Penerimaan dan Pengeluaran Kas
Laporan arus kas disajikan sesuai dengan PASK 2 tentang Laporan Arus Kas dengan
tambahan berikut ini :
(a) Aktivitas pembiayaan
(1) Penerimaan kas dari penyumbangyang penggunaannyadibatasi untuk jangka
panjang
(2) Penerimaan
kas
dari
sumbangan
dan
penghasilan
investasi
yang
penggunaannya dibatasi untuk perolehan, pembangunan, dan pemeliharaan
aktiva tetap, atau pengingkatan dana abadi (endowment)
(3) Bunga dan dividen yang dibatasi penggunaannya untuk jangka panjang.
(b) Pengungkapan informasi mengenai aktivitas investasi dan pendanaannonkas : seperti
sumbangan berupa bangunan atau aktiva investasi.
Laporan Posisi Keuangan Yayasan sebaiknya menyediakan informasi yang paling telean
dan mudah dipahami dari sudut pandang penymbang, kreditor dan pemakailaporan keuangan
di luar yayasan. Penyusunan laporan keuangan k0mparatif sangat dianjurkan.
Yayasan
Laporan Posisi Keuangan
31 Desember 20x0 dan 20x1
(dalam jutaan)
20X0
20X1
Kas dan setara kas..
Xxx
Xxx
Jumlah Aktiva
Kewajiban dan Aktiva Bersih
Xxx
Xxx
Utang Usaha...
Jumlah Kewajiban
Aktiva Bersih
Xxx
Xxx
Xxx
Xxx
Tidak terikat
Xxx
Xxx
Aktiva
Terikat kontemporer
Xxx
Xxx
Terikat Permanen
Xxx
Xxx
Jumlah Aktiva Bersih
Xxx
Jumlah Kewajiban dan Xxx
Xxx
Xxx
Aktiva Bersih
Ada tiga bentuk laporan aktivitas yayasan, bentuk pertama menyajikan informasi dalam
kolom tunggal, bentuk ini mempermudah penyusunan laporan aktivitas komparatif.
Yayasan
Laporan Aktivitas
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 20X1
Perubahan Aktiva Bersih tidak terikat
Pendapatan dan Penghasilan
-
Sumbangan...
xxx
Jumlah Pendapatan dan Penghasilan Tidak Xxx
kedua
menyajikan
Terikat
Aktiva Bersih yang Berakhir Pembatasannya Xxx
Jumlah aktiva yang telah berakhir Xxx
sesuai
dengan
pembatasannya
klasfikasi
aktiva
bersih,
kolom
untuk
Bentuk
klasifikasi
tambahan
untuk
ini
satu
jumlah.
menyajikan
Jumlah
Pendapatan,
Penghasilan,
dan Xxx
Sumbangan Lain
Beban dan Kerugian
Jumlah Beban
Kerugian Akibat Kebakaran
Kenaikan Jumlah Aktiva Bersih Tidak Terikat
Dst...
Xxx
xxx
Xxx
Xxx
infomasi
yaitu satu
setiap
dengan
kolom
Bentuk
dampak
berakhirnya pembatasan oleh penyumbang aktiva tertentu terhadap reklasfikasi aktiva bersih,
bentuk ini juga memungkinkan penyajian informasi agregat mengenai sumbangan dan
penghasilan dari investasi.
Yayasan
Laporan Aktivitas
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 20X1
Tidak Terikat Terikat
Pendapatan,
Xxx
Terikat
Jumlah
Kontempore
Xxx
Permanen
xxx
Xxx
Xxx
xxx
Xxx
Xxx
xxx
Xxx
Penghasilan,
sumbangan lain
Aktiva Bersih Xxx
yang
berakhir
pembatasannya
Jumlah Beban Xxx
dan kerugian
Dst....
Sementara bentuk ketiga menyajikan informasi dalam dua laporan dengan jumlah
ringkasan dari lapran pendapatan, beban, dan perubahan aktiva bersih tidak terikat disajikan
dalam lapran perubahan aktiva bersih. Bentuk ini mentitikberatkan perhatian pada perubahan
aktiva bersih yang tidak terikat. Bentuk ini cocok untuk yayasan nirlaba yang memandang
aktivitas operasi ssebagai aktivitas yang terpisah dari penerimaan pendapatan terikat dan
sumbangan dan investasi.
Yayasan
Laporan Pendapatan, Beban, dan Perubahan Aktiva
Bersih Tidak Terikat
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 20X1
Pendapatan dan Penghasilan Tidak Terikat
-sumbangan
Xxx
...
Jumlah Pendapatan dan Penghasilan Tidak Terikat
Aktiva Bersih yang Dibebaskan dari Pembatasan
Xxx
-penyelesaian program pembatasan
...
Jumlah Aktiva Bersih yang Dibebaskan dari Pembatasan
Xxx
Jumlah Pendapatan, penghasilan, dan sumbangan lain yang tidak terikat
Beban dan Kerugian
Xxx
-program A...
Jumlah Beban dan Kerugian tidak terikat
Xxx
xxx
Kenaikan aktiva bersih tidak terikat
Penurunan aktiva bersih terikat temporer
Kenaikan aktiva bersih terikat permanen
Kenaikan aktiva bersih
Aktiva Bersih Pada Awal Tahun
Aktiva Bersih Pada Akhir Tahun
Xxx
(xxx)
xxx
xxx
xxx
xxx
Bentuk ketiga (alternatif)
Yayasan
Laporan Pendaptan, Beban, da Perubahan Aktiva
Bersih Tidak Terikat
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 20X1
Tidak Terikat
Terikat
Terikat
Jumlah
Xxx
Temporer
Xxx
Permanen
Xxx
Xxx
sumbangan
Jumlah Beban Xxx
Xxx
Xxx
xxx
dan Kerugian
Perubahan
Xxx
Xxx
Xxx
Xxx
Aktiva Bersih
Aktiva Bersih Xxx
Xxx
Xxx
Xxx
Awal Tahun
Aktiva Bersih Xxx
Xxx
Xxx
xxx
Jumlah
Pendapatan,
Penghasilan, dan
Akhir Tahun
Sementara itu, laporan arus kas suatu yayasan dapat disusun menggunakan metode
langsung ataupun metode langsung, serta menyajikan catatan atas laporan keuangan yang
menguraikan kebijakan pengungkapan, seta penjelasan lain yang diperlukan oleh pembaca
laporan keuangan.
Keseluruhan unsur laporan keuangan yang disajikan yayasan bertujuan untuk
menyediakan informasi yang relevan bagi para penyumbang, anggota pengelola, kreditor dan
pihak lain yang berkepentingan dan menyediakan sumber daya bagi yayasan.
Mengingat bagaimana pentingnya penyusunan laporan keuangan ini, pengelola
yayasan sebaiknya mempelajari bagaimana menyusun lapran keuangan (dari jurnal
pembukuan) dan menganalisis laporan tersebut agar dapat memahami kondisi keuangan dari
aktivitas yayasan tersebut dengan benar.
PENGENDALIAN KEUANGAN
A. Pengembangan Sistem Pengendalian Akuntansi
Dalam pengembangan sistem pengendalian akuntansi yang efektif terdapat langkah yang
harus dilakukan terlebih dahulu yaitu mengidentifikasi penyalahgunaan atau kesalahankesalahan yang mungkin terjadi dalam bidang apa.
Penerimaan Kas
Dalam bidang ini memastikan bahwa seluruh kas apakah seluruh kas diterima,
didepositokan secara tepat, dicatat dengan sesuai, direkonsiliasi, dan dipertahankan
menurut prosedur keamanan yang memadai.
Pengeluaran Kas
Dalam bidang ini memastikan bahwa semua pembayaran kas hanya dilakukan atas
kewenangan pengelola yang tepat, untuk tujuan aktivitas yang valid, dan diacatat
secara tepat.
Kas Kecil (Petty Cash)
Dalam bidang ini memastikan bahwa kas kecil dan dana kerja lainnya dibayar hanya
untuk tujuan yang tepat, disimpan secara aman, dan dicatat secara tepat.
Gaji
Dalam bidang ini memastikan bahwa pembayaran gaji diberikan kepada karyawan
yang berhak dan dicatat secara tepat sesuai dengan persyaratan (contoh setoran pajak
gaji).
Hibah, Sumbangan, dan Warisan
Dalam bidang ini memastikan bahwa semua hibah, sumbangan, dan warisan diterima
serta dicatat dan memenuhi syarat-syarat yang berlaku.
Aktiva Tetap
Dalam bidang ini memastikan bahwa aktiva tetap diperoleh dan diatur oleh otorisasi
yang tepat, dijaga dengan aman, dan dicatat secara tepat.
Dalam mencapai tujuan tersebut, yayasan perlu menetapkan prosedur yang jelas untuk
menangani per bidang, termasuk sistem check and balance. Selain itu ada juga beberapa hal
umum yang memerlukan perhatian pengelola yang akan dibahas, yaitu:
Pengeluaran Cek
Jumlah tanda tangan pada cek, jumlah rupiah yang memerlukan persetujuan atau
tanda tangan pengurus pada cek, yang mengakui pembayaran, serta komitmen
keuangan.
Setoran
Bagaimana pembayaran yang dilakukan secara tunai akan ditangani dan sebagainya.
Transfer
Jika dan kapan dana umum dapat dipinjam dari dana terikat dan sebagainya.
Persetujuan Rencana dan Komitmen sebelum Dilaksanakan
Anggaran tahunan dan perbandingan periodik antara laporan keuangan dengan
jumlah, sewa, persetujuan pinjaman, dan komitmen utama lainnya yang dianggarkan.
Kebijakan-kebijakan Personalia
Tingkat gaji, liburan, lembur, waktu pengganti, keuntungan, prosedur keluhan, uang
pesangon, evaluasi, dan persoalan personalia lainnya.
B. Manual Prosedur Akuntansi
Kebijakan dan prosedur untuk menangani transaksi keuangan didokumentasikan dalam
Manual Prosedur Akuntansi, dimana tugas-tugas administrasi dan siapa yang bertanggung
jawab atas masing-masing tugas tersebut akan dijelaskan.
C. Mempertahankan Pengendalian yang Efektif
Pelaksana bertanggung jawab atas pengawasan pelaksanaan kebijakan dan prosedur dengan
persyaratan yang rinci. Surat manajemen merupakan indikator kualitas sistem pengendalian
akuntansi dan bagian dokumen audit yang menyebutkan kelemahan signifikan dari sistem
yayasan atau pelaksanaannya. Sistem pengendalian akuntansi ditinjau dan dimodifikasi sesuai
kebutuhan baru secara periodik.
D. Pengendalian Internal yang Dibutuhkan untuk Pembayaran Kas
Tujuannya adalah untuk memastikan ketepatan otorisasi pembayaran kas, keakurasian
pencatatan transaksi, dan pencapaian tujuan yayasan.
Pemisahan Tugas
Berarti penanganan transaksi keuangan oleh lebih dari satu orang sejak dari awal
hingga akhir.
Otorisasi dan Proses Pembayaran
Kebijakan mengenai petugas pengesahan pembayaran perlu ditentukan.
Pengelolaan Dana Terbatas
Sumbangan terikat adalah bentuk penerimaan yang unik bagi yayasan. Peranan
pengelola adalah memastikan pemenuhan kewajiban yayasan kepada pihak donor.
Penandatanganan Cek
Pengesahan cek merupakan titik-titik kritis. Tujuannya adalah untuk memastikan
siapa yang membayar, seberapa besar jumlah pembayaran, dan kapan pembayaran
tagihan dilakukan.
Checklist Pengendalian Akuntansi Internal
Terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang mencerminkan pengendalian akuntansi atas
pembayaran tagihan. Daftar tagihan ini akan digunakan untuk meninjau ulang
pengendalian akuntansi.
Apakah Pengendalian Internal Diperlukan untuk Gaji?
Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa pengeluaran gaji hanya dibuat oleh
otorisasi yang tepat untuk karyawan yang berhak, dicatat secara tepat, dan persyaratan
hukum yang terkait (seperti setoran pajak gaji) dipenuhi. Staf keuangan
merekomendasikan penyimpanan catatan file pribadi (gaji) selama enam tahun setelah
karyawan berhenti.
Presensi adalah alat dokumentasi jam kerja karyawan (termasuk lembur). Cek gaji
sebaiknya ditulis dalam pembukuan sesuai dengan prosedur pengeluaran kas.
Beberapa yayasan memilih memisahkan rekening cek untuk gaji dengan tujuan
menerbitkan cek pembayaran dan membayar pemotongan pajak pemerintah serta
pajak lainnya yang terkait dengan gaji, oleh karena itu karyawan perlu
menandatangani daftar gajinya untuk mengesahkan tanda terima cek pembayaran.
Checklist (Daftar Pengecekan) Pengendalian Gaji
Berisi daftar pertanyaan yang mencerminkan pengendalian akuntansi gaji.
AKTIVITAS PENGENDALIAN DALAM SIKLUS AKUNTANSI TAHUNAN
A. Pengelolaan Anggaran Operasional
Anggara menggambarkan belanja (pengeluaran) dan pendapatan (penerimaan).
Bagaimana Anggaran Tahunan Dipersiapkan?
Pemilihan Waktu Aktivitas Anggaran
Setidaknya dua atau tiga bulan sebelum awal tahun pembukuan, anggaran untuk tahun
yang akan datang mulai dipikirkan. Anggaran tersebut biasanya sesuai dengan tahun
pembukuan, yang mencerminkan siklus operasional yayasan.
Siapa yang Sebaiknya Terlibat dalam Proses Anggaran?
Pengelola harus berpartisipasi di semua tahap proses penganggaran, dan pertanggung
jawaban atas setiap item. Perencanaan program sering kali dipandang sebagai
kewenangan dewan pengurus. Sementara itu, manajemen keuangan ditetapkan
sebagai tugas bendahara dan staf.
Langkah-langkah dalam Proses Penganggaran
Langkah pertama adalah mereview program dan pencapaian manajemen serta
pelaksanaan keuangan pada akhir tahun. Selanjutnya, perkiraan biaya yang diperlukan
meliputi staf, persediaan, dan sumber daya lain. Yang terakhir adalah membandingkan
antara proyeksi pengeluaran dan penerimaan. Program dan aktivitas manajemen harus
dievaluasi ulang dan disesuaikan.
Jika dalam pengeluaran perlu dikurangi, maka hal itu akan membantu ketika
menentukan biaya apa yang ada dalam masing-masing program pada tingkat
pelayanan yang berbeda. Memotong seluruh jenis pengeluaran dalam presentase yang
tetap bukanlah cara yang efektif untuk mengurangi pengeluaran. Ketika rencana
diubah, termasuk anggaran, pengeluaran dan penerimaan diharapkan bisa tepat.
Menyiapkan Anggaran Bulanan
Menyiapkan anggaran bulanan yang mencerminkan pembagian anggaran ke dalam 12
bulan dari penerimaan dan pengeluaran yang ada secara seimbang merupakan hal
yang bermanfaat. Dengan menyiapkan rincian anggaran bulanan dan realisasinya,
akurasi perubahan dan revisi anggaran dapat dilakukan secara tepat.
Kriteria untuk Cadangan Operasional Yayasan
Cadangan operasionak atau saldo memiliki definisi yang tidak terikat mirip dengan
sisa laba atau kekayaan pemilik. Sisa laba atau kekayaan pemilik adalah dana yang
biasanya terakumulasi selama beberapa tahun yang digunakan oleh yayasan sesuai
dengan kebijakan pengurus (yaitu penghasilan bersih tidak terikat). Yayasan harus
menjaga keseimbangan antara pendapatan operasional dan pengeluaran untuk
bertahan hidup.
Fungsi dari cadangan operasional yaitu:
- Memungkinkan yayasan bertahan hidup bila terjadi kerugian operasional yang
disebabkan oleh kondisi ekonomi atau kesalahan manajemen. Tanpa cadangan
atau penggunaan aset lainnya, kelangsungan hidup yayasan selama defisit
-
anggaran yang berlarut-larut bisa terncam.
Menigkatkan fleksibilitas yayasan, yang dapat digunakan sebagai modal ventura
untuk mengembangkan program baru, menggantikan program yang telah usang,
-
atau mengembangkan jasa dan kepentingan yayasan.
Memperluas kesempatan memperoleh kredit dan membolehkan pembiayaab yang
menguntungkan dari perluasan dan pertumbahan yayasan. Hal ini termasuk
membolehkan perubahan arah atau fokus program dan aktivitas.
Seberapa Besar Cadangan Tersebut?
Jumlah cadangan operasional yang diperlukan oleh suatu yayasan tergantung pada
karakteristik individu dan hal-hal sebagai berikut:
- Reliabilitas Sumber Daya Pendapatan
- Arus Kas Musiman
- Skedul Arus Kas
- Ketersediaan Keuangan Eksternal
- Stabilitas Pengeluaran
- Sifat-sifat Utang
- Sifat-sifat Aktiva Lainnya
- Sifat-sifat Kesempatan
Mendidik
Sutau yayasan memiliki tanggung jawab untuk mendidik konstituennya mengenai
kebutuhan dan tujuan cadangan.
Survei
Dalam survei terbaru, hubungan dana tidak terikat lancar (cadangan operasional) dan
biaya tidak terikat untuk 25 perkumpulan di Amerika Serikat (baik keanggotaan
individu maupun perdagangan) telah diuji.
Petty Cash (Kas Kecil)
Kas kecil memungkinkan pembelian atau pembayaran dalam jumlah kecil secara tunai
untuk item-item seperti perangko, persediaan kantor, parkir, dan sebagainya.
Pengelola harus mengembangkan suatu kebijakan menyangkut berapa banyak uang
yang sebaiknya tersedia di kas kecil dan pengeluaran maksimum yang dapat
dibayarkan melalui kas kecil.
Dan kas kecil sebaiknya disimpan dalam kotak terkunci atau laci. Auditor
merekomendasikan agar hanya satu orang, yang disebut custodian (pemasok), yang
memiliki akses ke kas kecil ini dan orang tersebut bertanggung jawab atas seluruh
aktivitas kas kecil.
Penetapan Dan Kas Kecil
Apabila pengelola telah menetapkan (dengan pertimbangan input dari staf) berapa
besar dana yang diperlukan, tulislah cek kepada custodian kas kecil (bukan untuk kas)
untuk mengisi dana kas kecil. Dalam beberapa kasus, yayasan membolehkan
penambahan kas kecil untuk menutupi pembelian yang akan datang.
Checklist Pengendalian Internal Kas
Terdiri dari pertanyaan yang menggambarkan pengendalian akuntansi internal umum
yang digunakan untuk kas kecil. Daftar tersebut dapat digunakan untuk mereview
pengendalian akuntansi dan menentukan bidang yang diperlukan untuk tindakan
selanjutnya.
B. Manajemen Kas
Pentingnya Manajemen Kas
Manajemen kas merupakan salah satu tindakan perusahaan yang penting untuk dilakukan
secara berkesinambungan, baik bagi perusahaan kecil, maupun perusahaan dengan skala
global.Ukuran perusahaan menjadi salah satu faktor penentu kompleksitas dari manajemen
kas.
Manajemen kas menuntut perusahaan untuk mengatur penerimaan dan pengeluaran
yang dilakukan sehingga perusahaan mengetahui jumlah pasti kelebihan kas pada hari
itu.Jangan sampai perusahaan tidak tahu dan tidak dapat mengatur jumlah kas yang
dipegangnya.
Pengertian manajemen kas untuk yayasan maupun organisasi swasta adalah sama. Sang
pengelola yayasan perlu perencanaan ke depan untuk mengetahui apakah memiliki cukup kas
atau tidak ketika membutuhkannya. Analis kas melaporkan bahwa manajemen yang buruk
adalah alasan utama tak terpenuhinya kas. Jadi mungkin lebih tepat untuk mengatakan bahwa
kegagalan kas lebih disebabkan oleh manajemen kas yang buruk.
Apa yang Dimaksud kas?
Kas merupakan uang yang siap dicairkan di bank atau dalam yayasan, dan bukan merupakan
inventaris, akun piutang, serta harta kekayaan. Kas bisa diubah atau dicairkan menjadi uang
tunai setiap saat untuk membayar para pemasok, membayar sewa, dan membayar gaji
karyawan. Namun pertumbuhan keuntungan tidak selalu berarti kas. Keuntungan adalah
jumlah uang yang diharapkan dapat diperoleh dari seluruh pelanggan yang membayar tepat
pada waktunya.
Arus Kas (Cash Flow)
Arus kas lebih sederhananya mengarah pada laporan yang disusun guna menunjukkan
perubahan bertambahnya atau berkurangnya uang kas selama satu periode yang terjadi dalam
suatu yayasan.Pengeluaran uang kas suatu yayasan dapat bertambah terus, misalnya untuk
pengeluaran pembelian bahan mentah, pembayaran gaji, upah, honor, dan lain sebagainya.
Akan tetapi ada juga aliran uang kas yang sifatnya tidak terus menerus (Cash outflow),
contohnya untuk pembayaran pajak pendapatan, angsuran hutang, dividen, bunga dan lain
sebagainya. Dengan perkataan lainnya, setiap usulan pengeluaran modal selalu mengandung
dua macam aliran kas (Cash flow) yaitu :
a. Aliran uang kas neto (net outflow of cash)
Net outflow of cash adalah dana yang diperlukan untuk investasi baru
b. Aliran uang kas masuk neto tahunan (net annual inflow of cash)
Net annual inflow of cash adalah sebagai hasil dari investasi
Apabila dana perusahaan tinggi, berarti akan memberi gambaran tingkat likuiditas
yang tinggi pula, tetapi akan memberikan suatu gambaran rendahnya Cash flow dan
menggambarkan perusahaan kurang efektif di dalam menggunakan uang kas. Agar uang kas
jangan terlalu tinggi atau terlalu rendah, maka dana dalam kas perlu direncanakan dan
dikendalikan, baik penerimaannya maupun pengeluarannya. Di dalam menyusun proyeksi
aliran uang kas (Cash flow), setiap perusahaan terlebih dahulu harus menyiapkan datadatanya, yaitu :
1. jumlah dana yang diperlukan, baik dari modal sendiri maupun dari modal luar (modal
asing)
2. proyeksi pendapatan / penjualan yang disusun dengan rencana penjualan
3. rencana produksi dan skedul produksi yang disusun berdasarkan rencana penjualan
4. proyeksi biaya produksi yang dapat dikelompokkan menurut biaya produksi, yaitu :
biaya bahan langsung
biaya upah langsung
biaya tidak langsung overhead pabrik
Dalam proyeksi bahan langsung dapat dibuatkan skedul kebutuhan dan pembelian
bahan-bahan dengan memperhatikan :
banyaknya bahan yang dibutuhkan untuk memproduksi barang
persediaan bahan pada awal periode
persediaan bahan pada akhir periode
5. proyeksi biaya operasi selama periode proyek yang meliputi :
proyeksi biaya penjualan
proyeksi biaya administrasi dan umum
6. Dengan berdasarkan data-data yang telah disusun, perlu memperhatikan :
saldo kas minimum
pola pembiayaan hutang
pola penagihan piutang yang berasal dari penjualan kredit biaya-biaya non
Cash, misalnya biaya penyusutan dan lain sebagainya.
Arus Kas Posiif
Arus kas positif yang dimaksud disini adalah apabila kas yang masuk lebih besar daripada
kas yang keluar. Hal yang menjadi kekhawatiran pada arus kas positif adalah apa yang akan
dilakukan dengan kelebihan kas yang ada.
Arus Kas Negatif
Arus kas negatif adalah apabila arus kas keluar lebih besar daripada arus kas
masuk.Misalnya, penagihan yang buruk atas utang-utang dari pelanggan. Hal ini dapat
mengakibatkan yayasan memiliki kas yang minim dan akan mengakibatkan masalah besar.
Komponen-komponen dalam arus Kas
1. Arus Kas Operasional
Arus kas operasional merupakan arus kas yang diperoleh dari penjualan produk atau
jasa dalam usaha dan juga merupakan darah kehidupan nyata dalam usaha.Arus kas
ini dihasilkan secara internal di bawah pengendalian yayasan.
2. Arus Kas Investasi
Sedangkan arus kas investasi dihasilkan secara internal dari aktivitas nonoperasional.
Komponen ini akan memasukkan investasi dalam pabrik dan peralatan atau aktiva
tetap lainnya.
3. Arus Kas Keuangan
Arus kas keuangan adalah kas untk dan dari sumber eksternal seperti peminjam dan
investor.
Bagaimana Mengelola Kas dengan baik
Manajemen kas yang baik sebenarnya relative mudah dan sederhana, yaitu:
1. Mengetahui kapan, dimana, dan bagaimana menggunakan kas tersebut
2. Mengetahui kemana uang akan keluar
3. Mengetahui sumber terbaik apa untuk memenuhi kas tambahan
4. Menyiapkan dana untuk memenuhi kebutuhan kas ketika diperlukan, dengan
mempertahankan hubungan baik dengan banker dan kreditor lainnya
Langkah awal untuk menghindari krisis kas adalah meng