Identifikasi dan Perumusan Masalah dan

Kecepatan Kritis
Putaran kritis hanya terjadi pada saat start up turbin karena untuk mencapai
kecepatan nominalnya (3000 rpm) pasti akan melewati kecepatan kritis tersebut.
Untuk menghindari getaran yang tinggi maka pada saat kecepatan turbin
mendekati 1620 rpm dan 2260 rpm katup uap masuk harus dibuka penuh sehingga
kecepatannya naik secara drastis. Kecepatan kritis 4760 rpm jarang terjadi karena
kecepatan tersebut jauh dari kecepatan nominal sehingga tidak mungkin
beroperasi pada kecepatan tersebut. Disamping itu apabila kecepatan turbin
melebihi dari 3330 rpm maka turbin akan langsung trip.
Identifikasi dan Perumusan Masalah
Mesin-mesin yang ada pada PT Indonesia Power Unit Pembangkitan Semarang
beroperasi dengan sistem start-stop sehingga dapat mengakibatakan terjadinya
penurunan kehandalan (reliability) dari rotating equipment. Salah satu akibat
terjadinya penurunan kehandalan mesin adalah adanya komponen yang tidak
dapat beroperasi dengan maksimal pada mesin tersebut sehingga mesin
mengalami break down dan perlu dilakukan perbaikan atau penggantian
komponen
Perawatan Turbin yang dilakukan oleh PT. Indonesia Power UP Semarang
dilakukan berdasarkan Time Based 8000 Jam dari peralatan yang bersangkutan.
Kurangnya pertimbangan dan monitoring dalam proses pemeliharaaan ini dapat
menyebabkan kerusakan tiba-tiba.

Data-data mengenai vibrasi mesin yang sudah terjadi kadang tidak disimpan
dengan baik sehingga menyulitkan untuk memonitoring rotating equipment