Evaluasi Efek Fraksi N-Heksan, Etil Asetat dan Etanol Daun Puguntano (Picria felterrae Lour.) Terhadap Sistem Kardiovaskuler Tikus

Sistem kardiovaskular merupakan sistem peredaran darah yang melibatkan
jantung dan pembuluh darah. Jantung memompakan darah keseluruh tubuh
melalui pembuluh darah arteri dengan membawa senyawa yang diperlukan dalam
proses metabolisme sel seperti oksigen dan nutrisi sedangkan pembuluh darah
vena membawa kembali sisa metabolisme sel menuju jantung (Dipiro et.al, 2008).
Penyakit sistem kadiovaskular merupakan semua penyakit yang menyerang
jantung dan pembuluh darah meliputi hipertensi, stroke, angina pektoris,
gangguan jantung, dan gangguan pada pembuluh darah arteri perifer. Penyakit ini
menyebabkan meningkatnya morbiditas dan mortalitas di negara maju dan
berkembang. Penyakit kardiovaskular bertanggung jawab terhadap 10% dari
seluruh kematian pada tahun 1900 namun prevalensi ini meningkat mendekati
40% kematian di negara maju dan sekitar 28% di negara miskin dan berkembang
(WHO, 2011).
Di Indonesia, penyakit kardiovaskular menduduki peringkat pertama penyebab
kematian pada tahun 2000 dan 26,3% pada tahun 2001. Proporsi kematian
meningkat dengan bertambahnya umur terutama pada usia 35 tahun keatas.
Tingkat kematian akibat penyakit kardiovaskular lebih tinggi di daerah perkotaan
(31%) dibandingkan pedesaan (23,7%) namun tidak berbeda berdasarkan jenis
kelamin (Delima, dkk, 2009). Tekanan darah tinggi merupakan faktor resiko
terbesar penyebab penyakit kardiovaskular dengan prevalensi 300000 kematian
diantara 1500000 penduduk setiap tahunnya.

10

Universitas Sumatera Utara

Penatalaksanaan penyakit kardiovaskular bertujuan untuk menurunkan tingkat
morbiditas dan mortalitas di masyarakat. Hal ini dapat dilakukan melalui terapi
farmakologi dan non farmakologi. Terapi non farmakologi dilakukan antara lain
dengan cara olahraga dan diet sedangkan terapi farmakologi dapat dilaksanakan
dengan pemberian obat modern atau obat tradisional sebagai terapi alternatif.
Masyarakat menggunakan obat tradisional secara empiris. Namun dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, hal ini telah dimanfaatkan oleh para peneliti
agar menjadi fitoterapi.
Bahan alam yang telah diuji efek farmakologinya terhadap sistem
kardiovaskular antara lain efek vasorelaksasi, antihipertensi dan inotropik dari
Saururus chinensis (Ryu et al., 2008), peningkatan aktivitas nitrookside,
penurunan tekanan darah dan diuretik dari Cocoa (Corti et al., 2009), inotropik
dan kronotropik efek dari Achillea millefolium pada isolat jantung katak
(Niazdman dan Saberi, 2010), efek inotropik positif dari pericarf Punica
granatum (Babu et.al., 2012), peningkatan kontraksi jantung katak oleh
Terminalis arjuna (Verma et al., 2013), efek antihipertensi Caralluma tuberculata

(Alamgerr et al., 2015) dan efek vasodilatasi dan peningkatan cardiac output dari
Anamirta cocculus (Jijith et al., 2016).

Hipertensi adalah penyakit kardiovaskular yang paling sering terjadi.
Prevalensi penyakit hipertensi meningkat dengan bertambahnya usia. Peningkatan
tekanan arteri menyebabkan perubahan patologis pada jaringan vaskular dan
hipertrofi ventrikel kiri. Hipertensi merupakan penyebab utama stroke, gagal
11

Universitas Sumatera Utara

jantung, insufiensi ginjal serta faktor resiko penyakit jantung koroner dan
komplikasinya (Alamgeer et.al., 2015).
Hipertensi merupakan penyakit yang ditandai dengan peningkatan tekanan
darah arteri. Tekanan darah adalah kekuatan yang dihasilkan aliran darah terhadap
setiap satuan luas dari dinding pembuluh darah. Tekanan darah dinyatakan dalam
milimeter air raksa (mmHg). Secara umum tekanan darah dipengaruhi oleh curah
jantung dan tahanan perifer total. Tekanan darah tidak hanya diatur oleh satu
sistem pengatur tekanan darah melainkan oleh beberapa sistem yang saling
berkaitan satu sama lain. Tekanan darah dipengaruhi oleh beberapa faktor antara

lain tekanan darah sistol, diastol, rerata tekanan arteri, curah jantung, volume
sekuncup, tahanan perifer total, denyut jantung, elastisitas pembuluh darah dan
viskositas darah.
Ada dua mekanisme pengaturan tekanan darah yaitu :
a. Pengaturan tekanan darah jangka pendek, bekerja melalui saraf dengan
pengaturan baroreseptor dan kemoreseptor pembuluh darah arteri. Hal ini
melibatkan refleks neuronal susunan saraf pusat dan regulasi curah
jantung. Sistem refleks neuronal mengatur tekanan darah melalui
baroreseptor, yaitu reseptor yang mampu mendeteksi peregangan dinding
pembuluh darah oleh peningkatan tekanan darah, sedangkan kemoreseptor
adalah sensor yang mendeteksi perubahan PO2, PCO2 dan pH darah.
(Dipiro, 2008).
b. Pengaturan tekanan darah jangka panjang diperantarai oleh sistem renin
angiotensin aldosteron (RAAS) yaitu sistem endogen kompleks yang
dipengaruhi oleh ginjal dan hati. Sistem ini berperan dalam pengaturan
12

Universitas Sumatera Utara

keseimbangan elektrolit baik secara intraselular maupun ekstraselular,

seperti ion Na+, K+ dan Cl< melalui pengaktifan atau penghambatan
hormon (!

!

"

"

).

Sistem renin angiotensin aldosteron (Scanlon, 2007)

Pada sistem RAAS, renin dilepaskan ke pembuluh darah sebagai respon
terhadap sirkulasi tekanan darah sistemik. Enzim ini berfungsi mengkatalisis
pelepasan hidrolitik dekapeptida angiotensin I dari ujung amino terminal
angiotensinogen. Angiotensinogen akan memicu pelepasan angiotensin I ke
pembuluh darah. Angiotensin I merupakan vasokonstriktor ringan tetapi tidak
cukup kuat untuk menyebabkan perubahan fungsional yang bermakna dalam
fungsi sirkulasi. Selama beberapa waktu, angiotensin I akan berubah menjadi

angiotensin II melalui bantuan enzim pengubah angiotensin (ACE = Angiotensin
Converting Enzyme) di endotelium pembuluh paru

Dokumen yang terkait

Peningkatan Kelarutan Fraksi Etil Asetat Daun Sukun Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg dengan Penambahan Polimer Kombinasi β-Siklodekstrin dan Polivinil Pirolidon Menggunakan Metode Pencampuran Kneading

1 12 76

Peningkatan Kelarutan Fraksi Etil Asetat Daun Sukun Artocarpus Altilis (Parkinson) Fosberg dengan Penambahan Polimer Kombinasi β-Siklodekstrin dan Hidroksi Propil Metilselulosa Menggunakan Metode Pencampuran Kneading

1 12 70

Aktivitas Fraksi n-Heksan, Etil Asetat Dan Etanol Daun Pugun Tano (Curanga fel-terrae Merr) Terhadap Kontraktilitas Dan Denyut Isolat Jantung Tikus

0 0 71

Evaluasi Efek Fraksi N-Heksan, Etil Asetat dan Etanol Daun Puguntano (Picria felterrae Lour.) Terhadap Sistem Kardiovaskuler Tikus

0 5 26

Evaluasi Efek Fraksi N-Heksan, Etil Asetat dan Etanol Daun Puguntano (Picria felterrae Lour.) Terhadap Sistem Kardiovaskuler Tikus

0 0 4

Evaluasi Efek Fraksi N-Heksan, Etil Asetat dan Etanol Daun Puguntano (Picria felterrae Lour.) Terhadap Sistem Kardiovaskuler Tikus

0 0 9

Evaluasi Efek Fraksi N-Heksan, Etil Asetat dan Etanol Daun Puguntano (Picria felterrae Lour.) Terhadap Sistem Kardiovaskuler Tikus Chapter III V

0 2 94

Evaluasi Efek Fraksi N-Heksan, Etil Asetat dan Etanol Daun Puguntano (Picria felterrae Lour.) Terhadap Sistem Kardiovaskuler Tikus

1 1 7

Evaluasi Efek Fraksi N-Heksan, Etil Asetat dan Etanol Daun Puguntano (Picria felterrae Lour.) Terhadap Sistem Kardiovaskuler Tikus

0 0 46

EFEK FRAKSI ETIL ASETAT EKSTRAK ETANOL A

0 0 6