PEMBARUAN

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ada banyak penyakit yang ditemukan di dalam masyarakat dan dianggap
sepele oleh masyarakat terutama para kaum muda, yang sering disebut
dengan maag atau gastritis. Penyakit gastritis terjadi karena adanya
pembengkakan pada lapisan mulkosa, dinding lambung yang disebabkan oleh
iritasi, infeksi,dan atropi mulkosa lambung [ CITATION mis09 \p 1 \l 1057 ].
Berdasarkan penelitian kesehatan dunia WHO mengadakan tinjauan
kebeberapa negara dunia didapatkan hasil persentase angka kejadian gastritis,
yaitu, Inggris 22%, China 31%, Jepang 14,5%, Kanada 35%, dan Perancis
29,5%. Di dunia, kejadian gastritis sekitar 1,8-2,1 juta dari jumlah penduduk
setiap tahunnya [CITATION Gus11 \p 2-3 \l 1057 ]. Indonesia menempati
peringkat keempat jumlah penderita gastritis terbanyak setelah negara
Amerika,Inggris dan Bangladesh yaitu berjumlah 430 juta penderita gastritis.
Insiden gastritis di Asia Tenggara sekitar 583.635 dari jumlah penduduk
setiaptahunnya Kemenkes RI (2008, dalam Hutafea,2015,hal 1-2).
Angka kejadian gastritis di Indonesia menurut WHO adalah 40,8%, dan
angka mengalami peningkatan, 2.906 orang pada tahun 2012, 3.982 orang
pada tahun 2013, dan 4.340 orang pada tahun 2014[ CITATION Khu16 \p 3-4
\l 1057 ].


1

2

Jika penyakit gastritis dibiarkan terus menerus akan berbahaya dan dapat
merusak fungsi lambung dan dapat meningkatkan risiko untuk terkena kanker
lambung sampai menyebabkan kematian. Pengobatan yang tidak dituntaskan

3

akan mengakibatkan penyakit ini “datang dan pergi”, penderita tidak kunjung
sembuh yang dapat menggagu aktivitas dan kualitas hidup terganggu.
Faktor risiko gastritis adalah menggunakan OASIN, memiliki kebiasaan
mengkonsumsi minuman beralkohol, kebiasaan merokok, sering mengalami
stres, serta memiliki pola makan yang tidak teratur serta dan terlalu banyak
mengkonsumsi makanan yang pedas dan asam Zilmawati (2007, dalam
Angkow, Robot & Onibala,20014, hal 1).
Pemerintah telah mengupayakan pengendalian faktor risiko PTM, berupa
promosi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat melalui perilaku CERDIK, yaitu

Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik,
Diet sehat seimbang, Istirahat yang cukup, dan Kelola stres. Cek kesehatan
secara berkala yaitu pemeriksaan faktor risiko PTM dapat dilakukan melalui
Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM (Kemenkes RI,2016).
berdasarkan Hasil study pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di
Universitas’Aisyiyah Yogyakarta sebanyak 15 orang (37,5%) menderita
gastritis dari 40 orang (39,06%) dari jumlah keseluruhan mahasiswa.
Di dapatkan hasil wawancara terdapat 33,3% mengatakan memiliki
kebiasaan memiliki pola makan yang kurang sehat seperti telat makan, suka
mengkomsumsi makan-makanan pedas dan goreng-gorengan yang dapat
menyebabkan gastritis, 20% mahasiwa mengatakan kekambuhan gastritis
tersebut berhubungan dengan stress, disebabkan karena kesibukan mereka
dalam mengejarkan tugas aktivitas diluar dan 53,3% mahasiswa mengatakan

4

kekambuhan gastritis tersebut berhubungan dengan minum OAINS untuk
mengurangi rasa sakit.
Sehingga berdasarkan fenomena pada latar belakang, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang faktor yang berhubungan dengan kekambuhan

gastritis pada pasien gastritis di Universita’Aisyiyah Yogyakarta.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka peneliti dapat
merumuskan

”Faktor

yang

mempengaruhi

kekambuhan

gastritis

di

Universitas’Asyiyah yogyakarta”.
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi kekambuhan gastritis.
2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui gambaran pola makan dengan kekambuhan gastritis pada
mahasiswa Universitas’Aisyiyah Yogyakarta.
2. Mengetahui gambaran stress dengan kekambuhan gastritis pada
mahasiswa Universitas’Aisyiyah Yogyakarta.
3. Mengetahui gambaran kebiasaan merokok dengan kekambuhan
gastritis pada mahasiswa Universitas’Aisyiyah Yogyakarta.
4. Mengetahui gambaran penggunaan Obat Anti Inflamasi Non Steroid
(OAINS)

dengan

kekambuhan

Universitas’Aisyiyah Yogyakarta.

gastritispada


pada

mahasiswa

5

D. Manfaat penelitian
a. Ilmu penegtahuan
Bagi ilmu pengetahuan ini dapat sebagai menambah informasi tentang
pengaruh pendidikan kesehatan mahasiswa agar dapat mencegah
kekambuhan.
b. Institusi
Untuk akademik penelitian ini dapat bermanfaat untuk menambah
pengetahuan mahasiswa keperawatan mengenai penyakit gastritis dan
bagaimana cara pencegahan gastritis.
c. Profesi Keperawatan
Memberi masukan pada pengembangan pembelajaran khusunya
keperawatan medikal bedah dalam memberikan pendidikan kesehatan
pada remaja khusunya yang memiliki penyakit gastritis.
d. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat memberikan data awal dalam mengadakan
penelitian yang terkait dengan faktor yang mempengaruhi kekambuhan
gastritis pada mahasiswa.
e. Bagi responden
Hasil penelitian sebagai tambahan pengetahuan tentang faktor yang
berhubungan dengan mempengaruhi kekambuhan gastritis.

6

E. Ruang Lingkup Penelitian
a. Ruang lingkup materi
Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah ilmu keperawatan
medikal bedah dan epidomologi penyakit tidak menular.
b. Rung lingkup respondent
Respondent penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Keperawatan di
Universitas’Aisyiyah.
c.

Ruang lingkup tempat
Tempat yang digunakan sebagai tempat penelitian adalah di

Universitas’Aisyiyah

d. Ruang lingkup waktu
Waktu penyusunan proposal ini dimulai pada tahun 2017, sedangkan
penelitian akan dilaksanakanpada tahun 2018.

7

F. Keaslian penelitian
Tabel 1.1
N
o
1
1

Nama
peneliti
2
Rika


2

3

Tahun

Judul

Hasil

Desain

Penelitian saya

3
2016

4
Hubungan
Antara

Pengetahuan
Dan Perilaku
Pencegahan
Gastritis
Pada
Mahasiswa
Jurusan
Keperawatan

5
Ada hubungan
tingkat
pengetahuan
dan prilaku
pencegahan
gastritis value
=0,000 maka p
value ≤
0,05.


6
cross
sectional

Unun
Maulidiyah

2006

Ada hubungan
antara stres
dengan
kebiasan
makan dengan
kekambuhan
penyakit
gastritis

Cross
Sectional


Hanik
Murjayanah

2015

Hubungan
antara Stress
Dan
Kebiasaan
Makan
Dengan
Terjadinya
Kekambuha
n Penyakit
Gastritis :
Studi Pada
Penderita
Gastritis di
Balai
Pengobatan
Dan Rumah
Bersalin
Mawaddah
Kecamatan
Ngoro
Kabupaten
Mojokerto.
Faktorfaktor risiko
yang
berhubungan
dengan

7
Kesamaan dengan
penelitian ini
adalah variabel
terikatnya gastritis
dan perbedaanya
adalah variabel
terikat penelitian
hubungan dan
prilaku
pencegahan,sedan
gkan penelitian
penulis
menggunakan
tingkat stress,pola
makan,
penggunaan Obat
Anti Inflamasi
Non Steroid,
merokok.
Kesamaan dengan
penelitian ini
stress

Ada hubungan
bermakna
dengan
kejadian
gastritis
adalah umur

case
control

Perbedaan dari
penelitian penulis
tidak meneliti
status ekonomi,
perilaku yang
beresiko tertular

8

Tabel 1.1 (Lanjutan )
1

2

3
2015

4
kejadian
gastritis
studi di RSU
dr.R.Soetras
no Rembang
tahun 2010

5
(p=0,0001,
OR=17,333),
jenis kelamin
(p=0,018,
OR=3,059),
riwayat
mengkonsusm
si makanan
yang
merangsang
peningkatan
asam lambung
(p=0,001,
OR=4,843),
riwayat
adanya stres
psikis
(p=0,013,
OR=3,240),
riwayat
mengkonsusm
si obat yang
mengiritasi
lambung
(p=0,003,
OR=4,129).
Sedangkan
faktor yang
tidak
berhubungan
dengan
kejadian
gastritis
adalah status
ekonomi
(p=0,877,
OR=0,931),
perilaku yang
berisiko
tertular
Helicobacter
pylori
(p=0,867,
OR=1,087),
kondisi
jamban
(p=0,593,
OR=1,323).

6

7
Helicobacter
pylori, kondisi
jamban.

9

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjaun Teoritis
1. Gastritis
a. Pengertian Gastritis
gastritis merupakan peradangan atau perdarahan yang mengenai
mukosa lambung, yang mengakibatkan pembengkakan mukosa
lambungsampai terlepasnya epitel mukosa superficial yang menjadi
salah satu penyebab gangguan saluarn sistem pencernaan Sukarmin,
(2012, dalam Rika 2016). Adapun faktor penyebanya antara lain
faktor iritasi, infeksi dan ketidak teraturan dalam pola makan misalnya
makan terlalu banyak, cepat, telat makan. Makanan yang terlalu
banyak bumbu dan pedas dapat juga menyebabkan terjadinya
gastritis[CITATION Pra13 \l 1057 ]
b. Tipe-tipe gastritis
Gastritis menurut jenisnya terbagi menjadi 2, yaitu,
1) Gastritis akut
Yang disebabkan oleh mencerna asam atau alkali kuat yang dapat
menyebabkan mukosa menjadi gangren atau perforasi. Gastritis
akut dibagi menjadi dua garis besar yaitu :
a) Gastritis Eksogen akut biasanya disebabkan oleh faktor-faktor

dari luar, seperti bahan kimia misal: lisol, alkohol, merokok,
kafein lada, steroid, mekanis iritasi bakterial, obat analgetik, anti

10

inflamasi terutama aspirin (aspirin yang dosis rendah sudah
dapat menyebabkan erosi mukosa lambung).[ CITATION
Bru07 \l 1057 ]
b) Gastritis Endogen akut adalah gastritis yang disebabkan oleh
kelainan badan.
2) Gastritis kronik
Inflamasi yang terjadi pada lambung yang lama dapat disebabkan
oleh ulkus benigna atau maligna dari lambung, atau oleh bakteri
Helicobacter pylory (H. Pylory). Gastritis kronik dikelompokkan
lagi dalam 2 tipe yaitu tipe A dan tipe B. Dikatakan gastritis kronik
tipe A jika mampu menghasilkan imun sendiri. Tipe ini dikaitkan
dengan atropi dari kelenjar lambung dan penurunan mukosa.
Penurunan pada sekresi gastrik mempengaruhi produksi antibodi.
Anemia pernisiosa berkembang pada proses ini. Gastritis kronik
tipe B lebih lazim. Tipe ini dikaitkan dengan infeksi helicobacter
pylori

yang

menimbulkan

ulkus

pada

dinding

lambung

[ CITATION Rik16 \l 1057 ]
c. Etiologi
Gastritis disebabkan oleh infeksi kuman hellocobactery pylory ibfeksi
mulkosa lambung menunjukan adanya respon inflamsi akut dan jika
tidak diabaikan menjadi kronik. Gastritis akut diberasal dari makan
terlalu banyak atau terlalu cepat, makanan yang terlalu berbumbu atau
yang mengandung abkteri mikroorganisme yang menjadi penyebab

11

penyakit, iritasi bahan seperti alkohol, aspirin, NSAID, serta bahan
korosif refluks empedu atau cairan pankreas. Sedangkan gastritis
kronik banyak disebabkan ooleh ulkus benigna atau malgina atau
bakteri hellocobactery pylory[ CITATION Nur15 \t \l 1057 ]
d. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis dari penyakit ini cukup bervariasi. Pada sebagian
pasien, gangguan ini tidak menimbulkan gejala yang khas[CITATION
Placeholder1 \t \l 1057 ], manifestasi gastritis akut dan kronis hampir
sama. Berikut penjelasannya :
1) Gastritis akut : nyeri epigastrium, mual muntah,dan perdarahan
terselebung maunpun nyata. Denganendoskopi terlihat mulkosa
lambung hyperemia dan udem, mungkin juga ditemukan erosi
perdarahan aktif.
2) Gastritis kronik : kebanyakan gastritis atrofik, seperti tukak
lambung, defisiensi zat besi, anemia pernisilosa dan karsioma
lambung.
2. Konsumsi Kopi
Kopi adalah minuman yang terdiri dari berbagai jenis bahan dan senyawa
kimia, termasuk lemak, karbohidrat, asam amino, asam nabati yang
disebut dengan fenol, vitamin dan mineral. Kopi diketahui merangsang
lambung untuk memproduksi asam lambung sehingga menciptakan
lingkungan yang lebih asam dan dapat mengiritasi mukosa lambung
[ CITATION Sel15 \l 1057 ].

12

3. Konsumsi alkohol
Konsumsi akohol dalam jumlah sedikit akan merangsang produksi asam
lambung berlebih, nafsu makan berkurang, dan mual. Hal tersebut
merupakan gejala dari penyakit gastritis. Sedangkan dalam jumlah yang
banyak, alkohol dapat merusak mukosa lambung.
4. Pola Makan
Pola makan adalah suatu cara atau usaha dalam mengatur jumlah dan
jenis makanan, yang penting bagi tubuh berupa asupan nutrsi
karbohidrat, lemak, protein dan senyawa-senyawa gizi penting lainnya
dan harus didukung pengaturan pola makan [ CITATION Wah12 \l
1057 ].
a. Frekuensi makanan
frekuensi makan merupakan jumlah makan dalam sehari yang
meliputi makanan lengkap (full meat) dan makanan selingan (snack).
Bila frekuensi makan sehari-hari semakin kecil, tidak memenuhi
makanan lengkap dan makanan selingan maka akan rentan untuk
terkena penyakit maag. Disebabkan bila perut dibiarkan kosong
selama ≥ 3 jam, sehingga asam lambung pun semakin banyak
diproduksi oleh lambung [ CITATION Rah13 \l 1057 ]
b. Jenis makanan
Jenis makanan yang dikonsumsi dapat dikelompokkan menjadi dua
yaitu makanan utama dan makanan selingan. Makanan utama adalah
makanan dikonsumsi berupa makan pagi, makan siang, dan makan

13

malam, yang terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, sayur, buah dan
minuman. Yang berfungsi sebagai sumber energi (kalori) dalam tubuh
dan memberi rasa kenyang [ CITATION Hut151 \l 1057 ].
c. Porsi makanan
Jumlah atau porsi merupakan suatu ukuran maupun takaran makanan
yang dikonsumsi pada tiap kali makan.
5. Faktor Psikis (Stres)
Stres dapat disebabkan oleh kelelahan badan yang diakibatkan oleh
kecemasan, tekanan-tekanan yang dialami dalam menjalani kehidupan
(Scala, 2003).
6. Merokok
Merokok merupkan salah satu kebiasaan menghisap rokok yang
dilakukan dalam kehidupan sehari hari merupakan suatu kebutuhan yang
tidak bisa dielakan lagi yang mengalami kencenderungan terhadap rokok.
Ketika seorang merokok dapat menghabat sekresi pankreas, dan nikotin
akan mengerut,dapat melukai pembuluh darah pada dinding lambung
[ CITATION Ira05 \l 1057 ]
7. Obat Yang Mengiritasi Lambung
Obat anti inflamasi non steroid (OAINS), salah satu obat yang sangat
sering digunakan untuk reumatoid artritis, osteoartritis,mengobati nyeri.
Obat antiinflamasi non-steroid juga dapat merusak mukosa lambung
melalui 2 mekanisme yaitu topikal dan sistemik. Kerusakan mukosa
secara topikal terjadi karena OAINS bersifat lipofilik dan asam,

14

sedangkan efek sistemik yaitu melalui penghambatan COX-1 sehingga
produksi PG terhambat [ CITATION Amr16 \l 1057 ].
B. Tinjauan Islam
Beberapa surat Al-Qur’an yang membahas tentang sistem pencernaan yaitu di
dalam QS abasa 23-32 :

Artinya

:

Maka

hendaklah

manusia

itu

memperhatikan

makanannya.

Sesungguhnya Kami benar-benar telah mencurahkan air (dari langit), kemudian
Kami belah bumi dengan sebaik-baiknya, lalu Kami tumbuhkan biji-bijian di
bumi itu, anggur dan sayur-sayuran, zaitun dan pohon kurma, kebun-kebun (yang)
lebat, dan buah-buahan serta rumput-rumputan, untuk kesenanganmu dan untuk
binatang-binatang ternakmu.” ( Qs Abasa : 24-32 )
Allah subhanahu wala dalam ayat di atas memerintahkan setiap manusia untuk
melihat apa yang dia makan, apa yang masuk ke dalam perutnya. Perintah tersebut
mengandung beberapa hikmah diantaranya :
1.

agar manusia berfikir tentang kebesaran Allah swt yang telah menyediakan
makanan untuk keperluan hidup manusia. Berkata Imam Qurtubi dalam
tafsirnya ( 20 / 143 ) : “ Maka hendaknya manusia melihat bagaimana Allah

15

menciptakan makanan untuk manusia… yaitu makanan yang merupakan
kebutuhan pokok hidupnya, bagaimana Allah menyediakan baginya sarana
kehidupan, hal ini agar dia mempersiapkan diri untuk kehidupan di akherat “.
2.

ketika memerintahkan setiap manusia untuk melihat apa yang dimakan, Allah
subhanahu wa ta’ala menyebutkan beberapa nama makanan yang sebenarnya
sangat bagus untuk kelangsungan kehidupan manusia itu sendiri, seperti bijibijian, anggur, sayur-sayuran, zaitun, atau kurma, kebun-kebun yang lebat,
dan buah-buahan.

3.

Perintah untuk memperhatikan makanan, adalah perintah untuk berhati-hati
memilih makanan, agar kita tidak sembarang mengkomsumsi makanan yang
membahayakan kesehatan kita. Diantara makanan-makanan yang bisa
memicu terjadi penyakit maag adalah makan-makanan yang mengandung
lemak, seperti coklat,

gorengan, minuman bersoda, minuman yang

beralkohol, produk olahan susu yang tinggi lemak, daging tinggi lemak,
kafein yang terdapat dalam kopi. Begitu juga makanan terlalu pedas dan
lain-lainnya. Orang yang sembarangan makan tanpa melihat dan meneliti
makanan tersebut, berarti tidak mengamalkan ayat di atas, oleh karenanya dia
sangat rentan terkena penyakit maag.
4.

Perintah untuk memperhatikan makanan, juga berarti perintah untuk
memperhatikan kapan seharusnya orang itu harus makan. Makan yang
menyehatkan tubuh kita, adalah makan yang teratur, sebaliknya pola makan
yang tidak teratur akan memicu munculnya penyakit maag. Begitu juga

16

terlambat makan atau makan tergesa-gesa dan terlalu cepat, juga memicu
penyakit maag.
5.

Perintah untuk melihat makanan, juga perintah agar makanan yang kita
makan tidak berlebihan.

6.

Tekanan batin dan kecemasan serta kesedihan akan menyebabkan kadar
asam lambung meningkat tajam dan ini berujung pada maag dan perih pada
lambung. Begitu juga, ketakutan dan kekhawatiran yang berlebihan, serta
perasaan negatif - khususnya saat makan - akan merangsang sistem syaraf
simpatik yang mengakibatkan berkurangnya enzim-enzim pankreas, sehingga
menciptakan kesulitan di dalam pencernaan makanan.

7.

Stress juga bisa memicu seseorang untuk mengkonsumsi obat penenang atau
merokok atau minuman-minuman beralkohol, itu semua akan menyebabkan
tukak lambung terganggu

C. Kerangka konsep

17

Berdasarkan landasan teori di atas, maka kerangka teori yang diperoleh
adalah sebagai berikut:

Konsumsi
Konsumsi Alkohol
Faktor psikis
(Stres)
Merokok

Makanan
 Kebiasaan makan tidak teratur
 Jenis makanan atau minuman
yang merangsang peningkatan
asam lambung

Meningkatkan
produksi asam
lambung

Obat yang mengiritasi lambung
OAINS (aspirin)
Kortikosteroid (cortisone,
prednisone)

Keterangan:
: Variable diteliti
: Variable tidak diteliti
: Dapat mempengaruhi
: tidak diteliti
Gambar 2.1 Kerangka teori
Sumber : Hutafea,Damayanti (2015), Murjayanah, Hanik (2011)

D. Hipotesis Penelitian

gastritis

18

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. Terdapat

hubungan pola makan dengan kekambuhan gastritis pada

Mahasiswa Universitas’Aisyiyah yogyakarta
2. Tidak terdapat hubungan merokok dengan kekambuhan gastritis pada pada
Mahasiswa Universitas’Aisyiyah yogyakarta
3. Terdapat hubungan stres dengan kekambuhan gastritis pada Mahasiswa
Universitas’Aisyiyah yogyakarta
4. Terdapat hubungan penggunaan Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS)
dengan kekambuhan gastritis pada Mahasiswa Universitas’Aisyiyah
yogyakarta

BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Jenis penelitian ini menggunakan Kuantitatif kolerasi dengan tujuan untuk
melihat faktor yang berhubungan dengan terjadinya kekambuhan gastritis
pada mahasiswa keperawatan. Dan penelitian ini menggunakan desain cross
sectional dimana peneliti melakukan pengumpulan data sekaligus pada suatu
saat (point time approach) [ CITATION Soe12 \l 1057 ]
B. Variable Penelitian
Variablel dalam penelitian ini dikatagorikan menjadi dua yaitu [ CITATION
Sug13 \l 1057 ].
a. Variabel terikat (Dependen)
Variabel terikat merupakan variable yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat karena adanya variabel bebas. variabel terikat dalam penelitian
yaitu, Kekambuhan Gastritis
b. Variabel bebas (Independen)
Variabel terikat merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahanya atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas
dalam penelitian yaitu,
menggunakan obat OAINS

Pola makan, faktor psikis (stress), merokok,

20

c. Hubungan Antar Variablel

1.
2.
3.
4.

Variabel Terikat

Variabel Bebas

Pola Makan
Faktor psikis (stress)
Merokok
OAINS

Kekambuhan
Gastritis

Variabel
Penggangu
1. Konsumsi Alkohol
2. Konsumsi kopi
3. Infeksi Helicobacter pylori

Gambar 3.1 Hubungan Antar Variablel

21

C. Definisi Operasional
Definisi Operasional dalam penelitian ini yang merupakan penjelasan dari
variabel dependen dan independen adalah
Tabel 3.1 Definisi Operasional
NO
1

2

3

4

4

Nama Variabel
Definisi
Kekambuhan
Terjadinya penyakit
gastritis
yang sama yaitu
gastritis pada
mahasiwa
Pola makan
Kebiasaan
seseorang dalam
makan setiap hari.
Dalam halini pola
makan diukur
berdasarkan
keteraturan makan.
Faktor stress
Suatu kondisi yang
dialami responden
seperti perasaan
gelisah, cemas,
khawatir, sedih dan
marah
Merokok
Perilaku seseorang
dalam menghisap
asap tembakau
yang dibakar ke
dalam tubuh dan
menghembuskanny
a kembali keluar
Penggunaan
Perilaku seseorang
OAINS
dalam
menggunakan atau
mengkonsumsi
obat-obatan
dari golongan
OAINS. Dalam
hal ini penggunaan
OAINS
dimaksudkan untuk
megurangi rasa
sakit, menurukan
deman dan untuk
mengatasi
peradangan.

Alat Ukur
Wawancara

Indikator
Kambuh dan
tidak kambuh

Skala
Nominal

Kuesioner

Teratur, Tidak
teratur

Nominal

Kuesioner

Memiliki
adanya stress,
tidak memiliki

Nominal

Kuesioner

Merokok dan
Tidak merokok

Nominal

Kuesioner

Menggunakan
dan tidak
menggunakan

Nominal

22

D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian [ CITATION Ari09 \l
1057 ] Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa jurusan
keperawatan UNISA Yogyakarta yang masih aktif mengikuti perkuliahan.
Tabel 3.2 Populasi
Semester I
Semester III
Semester V
Semester VII

Kelas A
71 Mhs
72 Mhs
86 Mhs
55 Mhs

Kelas B
73 Mhs
72 Mhs
85 Mhs
55 Mhs

Kelas C
76 Mhs
76 Mhs
76 Mhs
48 Mhs

Kelas D
62 Mhs
39 Mhs

Jumlah
282 Mhs
260 Mhs
242 Mhs
158 Mhs

2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu
sehingga dianggap mewakili populasi [ CITATION ast10 \l 1057 ] Besar
sampel adalah banyaknya anggota yang dijadikan sampel.Teknik
pengambilan sampel digunakan secara Quota sampling.
Tabel 3.3 Sample
Tingkat
Semester I
Semester III
Semester V

Semester VII

Sample
112 mahasiswa
104 mahasiswa
99 mahasiswa
3 mahasiswa

a. Kriteria inklusi
1) Mahasiswa jurusan keperawatan Annvullen Universitas’Aisyiyah
dan mahasiswa yang bersedia menjadi respoden
b. Kriteria esklusi
1) Mahasiswa yang gastritis.

23

2) Mahasiswa yang tidak berada dilokasi pada saat penelitian/ sakit.
3) Mahasiswa yang tidak siap berpartisipasi dalam penelitan ini.
E. Etika Penelitian
Masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat
penting dalam penelitian, mengingat penelitian keperawatan berhubungan
langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan
[ CITATION Placeholder3 \l 1057 ], Masalah etika yang harus diperhatikan
antara lain adalah sebagai berikut :
1. Lembar persetujuan (informed Consent)
Merupakan bentuk

persetujuan

responden kepada

peneliti

untuk

mengikuti/ berperan dalam penelitian. Setiap responden diberi kebebasan
dalam menentukan sikap dalam penelitian. Setiap responden diberi
kebebasan dalam menetukan sikap setuju/ tidak setuju menjadi responden
setelah dijelaskan tentang maksud dan tujuan penelitian.
2. Anomality (tanpa nama)
Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan
jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak
memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur
dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil
penelitian yang akan disajikan
3. Confidentially (kerahasiaan)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan
kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah – masalah

24

lainnya. Informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiannya oleh
peneliti.
F.

Alat dan Metode Pengumpulan Data
Alat pengumpul data instrument dalam penelitian ini menggunakan
kuesioner dalam bentuk pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan data
karateristik demografi kekambuhan gastritis, pola makan,faktor psikis
(stress), merokok, menggunakan obat OASIN
1. Data Demografi
Identitas meliputi nama/inisial, usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir,
pekerjaan, dan status pernikahan serta diagnosa medis.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekambuhan gastritis
a) Pola Makan
Untuk mengetahui hubungan pola makan terhadap kekambuhan
gastritis

pada

mahasiswa keperawatan, peneliti menggunakan

kuisioner yang terdiri dari 10 pertanyaan positif. Kuesioner ini
menggunakan skala Likert dengan 4 pilihan jawaban dengan skor
tertinggi untuk tiap pertanyaan adalah 4 dan skor terendah adalah 1.
Maka nilai tertinggi yang akan didapat adalah 40 dan nilai terendah
adalah 10.
Rumus :
panjang kelas=

skor tertinggi−skor terendah
banyak kelas

p=

40−10
2

25

p=15
Dikatakan makan teratur apabila jumlah skor 10-25 dan tidak teratur
apabila jumlah skor 26-40.
b) Faktor psikis (stress)
Untuk

mengetahui

kekambuhan

hubungan

gastritis

pada

faktor

psikis

mahasiswa

(stress)

keperawatan,

terhadap
peneliti

menggunakan kuisioner yang terdiri dari 10 pertanyaan positif.
Kuesioner ini menggunakan skala Likert dengan 4 pilihan jawaban
dengan skor tertinggi untuk tiap pertanyaan adalah 4 dan skor
terendah adalah 1. Maka nilai tertinggi yang akan didapat adalah 40
dan nilai terendah adalah 10.
Rumus :
panjang kelas=
p=

skor tertinggi−skor terendah
banyak kelas

33−11
2

p=11

Dikatakan makan teratur apabila jumlah skor 11-22 dan tidak
teratur apabila jumlah skor 23-33.
Tabel 3.4 Kisi kisi kuesioner faktor kekambuhan gastritis
Jenis
pertanyaan
Pola makan
Faktor psikis

Pertanyaan
Favorabel
1,5,7,11,20,18,14,16,17,21
2,3,4,6,8,9,10,13,,19

(stress)

G. Metode Pengelolahan Penelitian

Pertanyaan
Unfavorabel
12,15

Jumlah
10
11

26

1. Metode Pengolahan Data
Data yang di peroleh dari kuesioner di olah secara komputerisasi untuk
memudahkan pengelolahan data maka di lakukan tahap melalui :
a. Editing ( Pengumpulan data )
Merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan, isian check list,
apakah jawaban yang ada sudah lengkap, jelas, relevan dan konsisten.
b. Coding ( Pengkodean)
Merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi angka atau
bilangan, kegunaannya adalah mempermudah pada saat analisis data
dan juga mempercepat pada saat entry data. Adapun kode yang
diberikan dari hasil pengumpulan data :
1) untuk umur responden ≤30 tahun diberi kode 1, 31-40 tahun diberi
kode 2, 41-50 tahun diberi kode 3, > 50 tahun diberi kode 4.
2) Untuk jenis kelamin laki-laki kode 1 dan perempuan kode 2.
3) Pada faktor pola makan teratur diberi kode 1 dan tidak teratur diberi
kode 2.
4) Pada faktor psikis (stress) diberi kode memiliki stress dan tidak
memiliki stress diberi kode 2.
5) Pada merokok, yang tidak merokok diberi kode 1 dan merokok
diberi kode 2.
6) Pada penggunaan OAINS yang tidak menggunakan diberi kode 1
dan yang menggunakan diberi kode 2.
c. Enty data ( Pemasukan Data)

27

Setelah dilakukan isian chek list terisi penuh dan benar dan juga sudah
melewati pengkodean maka langkah selanjutnya adalah memproses
data agar dapat dianalisis, proses data dilakukan dengan cara enty
(memasukkan) data dari master table ke dalam tabulasi.
d. Clening data ( Pembersihan Data )
Merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah dimasukkan,
apabila ada kesalahan atau tidak ( Notoatmodjo, 2010)
2. Analisa data
a.

Analisa univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karateristik setiap variabel penelitian. Bentuk analisis univariat
tergantung dari jenis datanya. Untuk data numerik digunakan nilai
mean (rata-rata), median dan standar deviasi. Pada umumnya dalam
analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase
dari tiap variabel. Data hasil penelitian dideskripsikan dalam bentuk
tabel, grafik, maupun narasi, untuk mengevaluasi besarnya proporsi
dari masing masing variabel bebas yang diteliti (Notoadmojo, 2010).

b.

Analisis bivariat
Uji korelasi adalah suatu alat statistik yang dapat di gunakan untuk
menghubungkan hasil pengukuran 2 variabel yang berbeda agar dapat
menentukan tingkat hubungan antara variabel ini, berdasarkan
pertimbangan tujuan penelitian yaitu korelasi, jumlah variabel 2 yaitu

28

1 variabel bebas dan 1 variabel terikat serta skala nominal maka untuk
menghitung tingkat keeratan hubungan menggunakan uji statistic chisquare (α 0,05). Pada tabulasi silang akan dicari nilai OR (odds ratio)
untuk mengetahui peluang terjadinya suatu kejadian dibandingkan
peluang tidak terjadinya kejadian tersebut. Interpretasi nilai OR yaitu
jika OR=1 artinya faktor risiko bersifat netral atau tidak memiliki
peluang terhadap terjadinya kekambuhan gastritis. Jika nilai OR