MENERUSKAN GELOMBANG PEMBARUAN DI ABAD KEDUA

PEDOMAN

MENERUSKAN
GELOMBANG PEMBARUAN
DI ABAD KEDUA
PROF. DR. H. DIN SYAMSUDDIN

fsp

litm
erg
er.
co
m)

mencerdaskan kehidupan bangsa.
Oleh karena itu, Muhammadiyah sepanjang satu abad
perjalanan dan kehidupannya, Alhamdulillah telah mampu berbuat
untuk mencerdaskan kehidupan rakyat Indonesia. Dengan ribuan
amal usaha, lembaga-lembaga pendidikan, lembaga-lembaga
pelayanan kesehatan, lembaga-lembaga pelayanan sosial,

pemberdayaan ekonomi dan tentu dakwah pencerahan.
Gerakan pencerahan Muhammadiyah berdimensi
pembebasan, pemberdayaan dan pemajuan . Oleh karena itulah
Milad Satu Abad Muhammadiyah kita beri tema “Tak kenal lelah,
berkiprah, mendidik dan memajukan bangsa untuk terwujudnya
peradaban utama”.
Muhammadiyah takkan kenal lelah berkiprah bagaimanapun
cuaca kehidupan nasional kita. Muhammadiyah takkan kenal lelah
berkiprah, siapa pun pemerintah Indonesia.
Kalau Muhammadiyah ibarat matahari, dan negara adalah
bumi. Bumi diciptakan karena ada matahari, dan matahari
diciptakan untuk ada bumi. Maka, matahari takkan pernah berhenti
bersinar, selama bumi masih berputar. Matahari takkan pernah
berhenti menyinari walaupun terjadi tsunami di muka bumi. Itulah
Muhammadiyah selama ini, bagaikan ungkapan “Suminaring
Surya Cahyaning Nagari”. Yaitu, Sang Surya yang menyinari
bumi dan memberikan manfaat bagi kehidupan bersama.
Memasuki abad kedua ini, marilah kita bersatupadu
melanjutkan pengabdian dan perjuangan kita bagi bangsa dan
negara. Memasuki abad kedua Muhammadiyah kita mantapkan

tekad untuk meneruskan “the seconds wave of tajdid”, yaitu
gelombang pembaruan abad kedua. Untuk itulah lewat Muktamar
kita kali ini kita canangkan “Gerak Melintasi Zaman; Dakwah dan
Tajdid Melintasi Zaman Menuju Peradaban Utama”
Sejumlah materi untuk itu telah disiapkan antara lain pernyataan
pikiran Muhammadiyah abad kedua yang memuat refleksi,
evaluasi, dan instrospeksi terhadap perjalanan Muhammadiyah
abad yang lalu, dan juga sejumlah proyeksi kedepan, merumuskan
agenda-agenda strategis, nilai-nilai keutamaan apa yang perlu
kita tampilkan pada abad yang akan datang.l mjr8

De
mo
(

Vi
sit

htt
p:/

/w
w

w.

pd

K

ita ungkapkan rasa syukur kehadirat Allah SwT, bahwa
Persyarikatan Muhammadiyah yang kita cintai ini telah
berhasil melintasi zaman satu abad dan kini memasuki
abad yang ke dua. Alhamdulillah, Muhammadiyah telah mampu
eksis, bertahan dan bahkan semakin berkiprah bagi kemajuan
bangsa dan negara. Alhamdulillah, Muhammadiyah mampu
bertahan menghadapi arus sejarah dan gelombang peradaban
dan mampu menebarkan kemaslahatan dan kemanfaatan
khususnya bagi bangsa Indonesia.
Tentunya, banyak warga Muhammadiyah yang bertanya,
mengapa Presiden Susilo Bambang Yudoyono tidak bisa hadir

secara langsung di Stadion Mandala Krida dalam acara
pembukaan Muktamar ini?
Kami sampaikan dan jelaskan dengan penuh khusnudhon,
bahwa Presiden Republik Indonesia memiliki hubungan batin yang
dekat dengan Muhammadiyah. Karena kita semua berkeyakinan
bahwa tidak mungkin ada pertentangan antara Muhammadiyah
dengan pemerintah. Antara Muhammadiyah dan pemerintah selalu
terjalin hubungan yang saling memerlukan .
Memang, dilihat dari keberdaannya, Muhammadiyah lebih
tua dari negara. Sebagai gerakan mencerdaskan kehidupan
bangsa, Muhammadiyah tentu memerlukan negara, memerlukan
pemerintah. Namun, kami berkeyakinan bahwa pemerintah pun
sangat memerlukan Muhammadiyah.
Oleh karena itu, kita harus bersyukur kita bisa bertemu dengan
Presiden RI pada saat yang berbahagia ini (pembukaan
muktamar), walaupun kita berada pada dimensi ruang dan waktu
yang berbeda. Namun, kami berkeyakinan, walau sekarang kita
berada di dimensi ruang yang berbeda dan terpisahkan ribuan
kilometer jarak, dimensi rohani, dimensi hati di antara kita tiadalah
terlalu berjarak. Dan yang paling penting antara Muhammadiyah

dan pemerintah memiliki visi yang sama yaitu untuk Indonesia
yang sejahtera, adil, makmur, berdaulat, dan bermartabat.
Bagi Muhammadiyah yang lahir jauh sebelum negara ada,
dan Alhamdulillah telah mampu lebih dahulu berkiprah bagi bangsa
dan negara. Muhammadiyah selalu ada di garda terdepan dalam
perjuangan menegakkan kemerdekaan Indonesia. Oleh
karenanya Muhammadiyah merasa ikut bertanggung jawab
terhadap masa depan bangsa dan negara ini. Karena sejatinya
Muhammadiyah adalah gerakan pencerahan. Gerakan untuk

Disarikan dari Pidato Iftitah pada Pembukaan Muktamar Satu
Abad Muhammadiyah (Muktamar Muhammadiyah Ke-46) di
Stadion Mandala Krida, Yogyakarta, 3 Juli 2010.
SUARA MUHAMMADIYAH 17 / 95 | 1 - 15 SEPTEMBER 2010

27