LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (2)

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK
PERCOBAAN ALDEHID DAN
KETON
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktikum Kimia Organik

Dosen Pembimbing : Lilik sulastri
DISUSUN OLEH :
Eko Susi Hariani NIM (14K10042)

PROGRAM STUDI FARMASI
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI DAN FARMASI
BOGOR

2014/2015

KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah SWT yang masih memberikan kesehatan dan
kesempatan kepada kita semua, teruma kepada kami penulis. Sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.

Berikut ini kami persembahkan sebuah makalah (Karya Tulis) yang berjudul
“Laporan Praktikum Kimia Organik Percobaan Aldehid dan Keton”. Kami mengharapkan
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Jika ada kesalahan dalam penulisan, serta kekurangan materi dalam makalah
ini, penulis memohon maaf yang sebesar-sebesarnya karena penulis sendiri masih dalam
tahap pembelajaran.
Dengan demikian penulis mengucapkan terimakasih kepada para pembaca.
Kritik dan saran sangat kami harapkan sehingga kami dapat menyempurnakan makalah ini
dengan baik dan benar. Semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga benar-benar
bermanfaat.

Hormat kami

Penyusun

Daftar isi
Kata
Pengantar.....................................................................................................
1
Daftar

Isi..............................................................................................................2
BAB I – 1.1
Tujuan..............................................................................................3
1.2 Latar
Belakang................................................................................3
BAB II – Dasar
Teori...........................................................................................5
BAB III – Metode
kerja.......................................................................................8
3.1 Alat dan
Bahan................................................................................8
3.2 Cara
Kerja........................................................................................8
BAB IV- Data dan
Pembahasan.........................................................................11
4.1
Data................................................................................................11
4.2
Pembahasan.....................................................................................12


BAB VPenutup..................................................................................................16
5.1
Kesimpulan......................................................................................16
5.2
Saran................................................................................................16
Daftar
Pustaka.......................................................................................................1
7

Bab I
Pendahuluan
1.1 Tujuan
Untuk membedakan sifat kimia dari aldehid dan keton melalui uji asam kromat, uji
iodoform, dan uji 2,4 dinitrofenilhidrazin.
1.2 Latar belakang
Salah satu gugus fungsi yang kita ketahui yaitu aldehid. Aldehid adalah suatu
senyawa yang mengandung sebuah gugus karbonil yang terikat pada sebuah atau dua
buah atom hidrogen. Nama IUPAC dari aldehida diturunkan dari alkana dengan
mengganti akhiran “ana“ dengan “al“. Nama umumnya didasarkan nama asam
karboksilat ditambahkan dengan akhiran dehida.

Salah satu reaksi untuk pembuatan aldehid adalah oksidasi dari alkohol primer.
Kebanyakan oksidator tak dapat dipakai karena akan mengoksidasi aldehidnya
menjadi asam karboksilat. Oksidasi khrompiridin komplek seperti piridinium khlor

kromat adalah oksidator yang dapat merubah alkohol primer menjadi aldehid tanpa
merubahnya menjadi asam karboksilat.
Keton adalah suatu senyawa organik yang mempunyai sebuah gugus karbonil terikat
pada dua gugus alkil, dua gugus alkil, atau sebuah alkil. Keton juga dapat dikatakan
senyawa organik yang karbon karbonilnya dihubungkan dengan dua karbon lainnya.
Keton tidak mengandung atom hidrogen yang terikat pada gugus karbonil.

Bab II
Dasar Teori

2.1 Dasar Teori
Aldehid adalah suatu senyawa yang mengandung sebuah gugus karbonil yang terikat pada
sebuah atau dua buah atom hidrogen. Aldehid memiliki sifat lebih reaktif daripada alkohol
dan dapat mengalami reaksi adisi dan oksidasi. Aldehid dapat dioksidasi menjadi asam dan
dapat mengalami reaksi polimerisasi. Aldehid memiliki struktur dan unsur karbon (C),
hidrogen (H) dan oksigen (O). Struktur rumus senyawa ini adalah R-CHO, dimana -R adalah

alkil dan – CHO adalah gugus fungsi aldehida (Hart, 1998). Keton adalah suatu senyawa
organik yang memiliki sebuah gugus karbonil yang terikat pada dua gugus alkil. Keton
bersifat polar karena gugus karbonilnya polar dan keton lebih mudah menguap (volatile)
daripada alkohol dan asam karboksilat. Struktur dari keton sama seperti aldehid, yang terdiri
atas atom-atom karbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O) dengan rumus struktur R-CO-R’,

dengan R adalah alkil dan – CO- adalah gugus fungsi keton (Fessenden, 1997 ). Aldehid
mudah teroksidasi sedangkan keton sedikit sulit teroksidasi. Aldehi memiliki sifat yang lebih
reaktif dibandingkan senyawa keton terhadap reaksi adisi nukleofilik (Antony, 1992). Karena
aldehid dan keton tidak mengandung hidrogen yang terikat pada oksigen maka tidak terjadi
ikatan hidrogen seperti alkohol. Sebaliknya aldehid dan keton adalah senyawa polar yang
dapat membentuk gaya tarik-menarik elektrostatika yang relatif kuat antar molekulnya,
bagian positif sebuah molekul akan tertarik pada bagian negatif dari molekul yang lain
(Respah, 1986 ).

BAB III
METODE KERJA
3.1 Alat Alat dan Bahan
Alat
1.Tabung reaksi

2. Penangas Air
3. Alumunium Foil
4. Alat gelas (beker glas,pengaduk,dll)
5. Penjepit kayu
6. Pipet tetes
Bahan
1. Sampel Formaldehid (formalin)
2. Sampel Aseton
3. NaOH
4. Iod
5. 2,4 Dinitrofenil hidrazin
6. K2Cr2O7
3.2 Cara Kerja

1.Uji asam kromat

10 tetes sampel + 3ml asam kromat + 1ml H2SO4

Kocok dan diamkan


Amat

2.Uji iodoform
10 tetes sampel + 2ml air (kocok)

Jika tdak larut + dioksan + 2ml NaOH 6M

Masukan ke penangas 60◦c (3-4) + Iod tetes
demi tetes s/d warna kecoklatan ertahan
selama 2menit

+NaOH 6M s/d warna coklat hilang

Simpan di penangas 5’

amati

3.Uji 2,4 dinitrofenilhidrazin

10 tetes sampel + 20 tetes 2,4


dinitrofenilhidrazin

Jika endapan tdak muncul,panaaskan 60◦c (5’)

Amat

BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Data pengamatan
a. Uji Iodoform
Sampel
formaldehid

Sebelum
dipanaskan
Coklat kemerahan

aseton


Coklat keruh

Sesudah
keterangan
dipanaskan
Kuning
bening,
tidak keruh ada
endapan
Kuning pucat ada
endapan

b. Uji 2,4 dinitrofenilhidrazin
sampel
formaldehid

Aseton

Sebelum
Sesudah

pemanasan
dipanaskan
Kuning
timul endapan

Kuning. Tidak ada Tidak
endapan
endapan

keterngan
Terjadi
reaksi
yaitu
timul
endapan sehingga
tidak
pelu
dipanaskan.
ada Tidak
terjadi

reaksi apapun

c. Uji Kromat
sampel
formaldehid

Seblum
sesudah
Terjadi 3 lapisan
Biru pekat
Atas:
Coklat
keruh
Tengah
:ulatan
Cin Cin iru
bawah : orange

Aseton

Orange memudar

Orange pucat

keterangan
Terjadi
reaksi
peruahan
warna
setelah dicampur
dan kemudian di
kocok
warna
menjadi
biru
pekat/
hijau
kebiruan
Setelah dicampur
dan dikocok reaksi
sama yaitu warna
tetap orange pucat.

4.2 Pembahasan
Pengujian aldehid dan keton ini, tabung reaksi diberi label sesuai dengan nama turunan
aldehid, keton dan senyawa tak dikenal yang akan diidentifikasi. Pertama yaitu uji asam
kromat, dengan meneteskan 3ml asam kromat, tabung digoyangkan dan dibiarkan 10 menit
untuk melihat perubahan warna. Pada aldehid yang teroksidasi akan muncul perubahan
warna dari coklat kemerahan – berasal dari Cr 6+berwarna kemerahan, menjadi hijau karena
kromat yang tereduksi menjadi Cr 3+ (warna hijau ) sedangkan pada keton tidak. Alhasil
tidak ada campuran yang memiliki warna akhir hijau, hal ini menandakan bahwa sampelsampel tersebut bukan senyawa aldehid. Berikut data hasil pengamatan uji asam kromat;
sampel A dan B terjadi perubahan wana menjadi coklat yang berarti kedua sampel tersebut
merupakan alkohol primer atau sekunder. Selain itu sampel C tidak mengalami perubahan
warna yang berarti sampel C adalah senyawa alkohol. Sampel D terbentuk endapan yang
menunjukkan senyawa fenol. Pada uji tolens, persiapan dibuat oleh dua pihak yaitu oleh
analis dan oleh praktikan. Oleh analis, disiapkan reagen Tollens ke dalam labu erlenmeyer 25
ml dan mencampurkan 5 ml perak nitrat 95% dalam 5 ml NaOH 10%. Kemudian ditambah
larutan amoniak 10% tetes demi tetes sambil digoyang agar lebih cepat bercampur. Terus
digoyang sampai terlihat produk berupa endapan coklat yang menunjukkan perak oksida

mulai melarut. Kemudian oleh praktikan pada uji Tollens, dilarutkan 5 tetes senyawa aldehid
dan keton yang berada pada tabung reaksi masing-masing dengan bis(2-etoksietil)eter atau
bisa juga dengan pelarut eter lainnya. Pelarut tersebut dilakukan tetes demi tetes. Kemudian
ditambahkan 2 ml reagen Tollens dan diaduk atau digoyang agar larut dan bercampur. Setelah
itu tabung reaksi dipanaskan pada penangas air selama 5 menit pada suhu 60 oC. Aldehid
dapat teroksidasi oleh Tollens dan terbentuknya logam perak hasil reduksi dari ion
Ag+Hasilnya asetaldehid tidak mengalami perubahan warna, sampel A berwarna keruh,
sampel B keruh, abu-abu, sampel C keruh dan sampel D bening putih. Uji selanjutnya adalah
uji iodoform, dengan menambah 2 ml air kedalam masing-masing sampel yang akan diuji,
digoyang agar bereaksi dan bercampur. Apabila senyawa tidak larut, perlu ditambahkan
dioksan tetes demi tetes sambil diaduk sampai campuran homogon. Ditambahkan 2 ml
larutan NaOH 6 M dan diaduk serta ditempatkan campuran yang ada pada tabung reaksi
kedalam penangas air 60oC selama 3-4 menit. Selagi campuran dipanaskan dalam penangas
air, larutan I2/KI ditambahkan tetes demi tetes, kemudian dikeluarkan sebentar untuk
digoyang/ diaduk agar, persebaran partikel merata (tercampur). Setelah itu dimasukkan
kembali ke dalam penangas air sampai warna coklat bertahan selama 2 menit di dalam
tabung. Langkah selanjutnya, ditambah larutan NaOH 6 M tetes demi tetes sambil digoyang,
sampai warna coklat hilang. Pada kondisi ini tabung reaksi tetep disimpan dalam penangas
air. Setelah 5 menit diangkat, dan terlihat hasilnya yakni; sampel A, B, C dan D tidak
menghasilkan endapan kuning (tidak bereaksi). Uji terakhir adalah dengan mencampurkan
tiap sampel di dalam tabung reaksi dengan 20 tetes 2,4-dinitrofenilhidrazin. Hasil positifnya
muncul endapan pada formaldehid (banyak)-indikasi senyawa aldehid- sedangkan sampel A,
B, C dan D tidak memberikan endapan artinya tidak terjadi reaksi. Sampel A,B,C dan D
dapat dikatakan senyawa yang mengandung gugus keton atau juga bukan senyawa bergugus
aldehid atau keton.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Diperoleh perbedaan antara senyawa aldehid dan keton , pada uji asam kromat terdeteksi
senyawa aldehid jika sampel teroksidasi 3lapisan atas warna coklat keruh, tengah bulatan
cincin biru, biru orange , senyawa keton terdeteksi sedikit biru pekat. Uji iodoform
menunjukkan senyawa aldehid dan keton dengan indikasi endapan kuning. Uji sampel
dengan 2,4 dinitrofenilhidrazin menghasilkan endapan putih untuk sampel mengandung
aldehid dan tidak bereaksi pada sampel mengandung keton. Untuk sampel A, B, C dan D
bukanlah aldehid ataupun keton karena tidak menunjukkan adanya hasil indikasi atau efek
reagen yang sesuai dengan referensi.
5.2 Saran
Untuk memperlancar dan mempermudah praktikum,maka kita harus menyiapkan materi yang
akan di praktikum,dengan cara di pelajari atau di baca terlebih dahulu.

Daftar Pustaka
Antony, C. 1992.
Pengantar Kimia Organik dan Hayati
. Bandung: Institut Teknologi Bandung. Fessenden, R.J. dan Joan, S.F. 1997.
Dasar-Dasar Kimia Organik
Jakarta: Erlangga. Hart, Harold. 1998.
Kimia Organik
. Jakarta: Erlangga. Mayo, D.W., Pike, R.M., Forbes, D.C. 2011.
Microscale Organic Laboratory: with Multistep and Multiscale
S y n t e s i s , 5 t h edition
,.
John Willey & Sons. New York. P. 61-67; 129-140. Pasto, D., Johnson, C., Miller, M. 1992.
E x p e r i m e n t s a n d Te c h n i q u e s i n O r g a n i c C h e m i s t r y
.
Prentice Hall Inc., New Jersey. P. 47-55; 396-398. Respah. 1986.
Pengantar Kimia Organik
. Jakarta: Aksara Baru. Williamson. 1999.
M a c r o s c a l e a n d M i c r o s c a l e O rg a n i c E x p e r i m e n t s , 3 r d e d i t i o n
. Boston. P 82-121.