19966 BAB I

JUDUL

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa
Tuhan Yang Maha Esa karena dengan anugrah dan restunya sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah tentang Menejemen Resiko K3 di Luar Gedung ini
dengan tepat waktu meskipun banyak kekurangan di dalamnya. Dan juga penulis
berterimakasih pada Ibu Ns. AAA Yuliati Darmini, S.Kep.,MNS. selaku dosen
mata kuliah Kesehatan Pariwisata yang telah memberi tugas ini kepada penulis.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita Menejemen Resiko K3 di Luar Gedung. Penulis
menyadari sepenuhnya dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah penulis buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah yang sederhana ini dapat di pahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang penulis susun ini, dapat berguna bagi
penulis sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon
maaf apabila terdapat kata – kata yang kurang berkenan dan penulis mohon kritik
dan saran yang membangun dari anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang
akan datang.


Denpasar, 29 Maret 2018.

Penulis

DAFTAR ISI

JUDUL.................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR..................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................. 3
BAB I...................................................................................................... 4
PENDAHULUAN...................................................................................... 4
1.1.

Latar belakang.............................................................................. 4

1.2.

Rumusan masalah.........................................................................4


1.3.

Tujuan masalah.............................................................................4

BAB II..................................................................................................... 6
PEMBAHASAN........................................................................................ 6
2.1 Definisi............................................................................................. 6
2.2 Ruang lingkup kesehatan masyarakat....................................................6
2.3 Prinsip dan pola yang memengaruhi derajat kesehatan masyarakat.............9
BAB III.................................................................................................. 14
PENUTUP.............................................................................................. 14
3.1.

Kesimpulan................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA................................................................................15

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang

Pada zaman ini, kesehatan masyarakat adalah kepentingan yang
tergolong utama pada setiap individu. Kesehatan adalah terbebas dari
keadaan sakit atau keadaan yang merugikan baik itu secara bio, psiko,
sosio, spiritual, emosional, dan ekonomi (WHO, 2015). Berbagai upaya
telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan status kesehatan
masyarakat khususnya pada daerah-daerah yang sulit terjangkau dalam
data.
Hal ini tertuang pada sasaran pokok RPJMN 2015 -2019 yang
mana salah satu tujuannya adalah meningkatkan status kesehatan pada ibu
dan anak yang mana mereka adalah pelahir dan sebagai penerus hidup
bangsa dan negara. Program Indonesia Sehat menjadi program unggulan
pemerintah pada tahun 2016 yang memiliki 2 pilar utama yakni : 1)
paradigma sehat merupakan pengaruh utama dalam bentuk promotif,
preventif dan pemerdayaan masyarakat. 2) lebih memperbaiki fasilitas
pelayanan kesehatan yang ada dan yang telah dibangun pada tatanan
masyarakat. Status kesehatan pada masyarakat memiliki 4 dimensi yakni
fisik, mental, sosial dan ekonomi.
Permasalahan yang terjadi pasa masyarakat saat ini adalah
bagaimana masyarakat tidak mau atau kurang terlalu peduli terhadap
kesehatan mereka secara menyeluruh. Masyarakat hanya mengunjungi

tenaga medis apabila masyarakat sudah tidak mampu melakukan
aktivitasnya. Munculnya permasalahan baru seperti gizi ganda (obesitas,
stunting, wasting), tidak menular (diabetes melitus, hipertensi, kanker)
yang di hubungkan rendahnya pola perilaku dan gaya hidup individu
terlalu konsumtif seakan mendukung pernyataan terkait status kesehatan
masyarakat yang harus terus ditingkatkan.
1.2. Rumusan masalah
a. Apakah definisi dari status kesehatan masyarakat ?
b. Apa saja kah ruang lingkup kesehatan masyarakat ?
c. Apa saja prinsip dan pola yang dapat memengaruhi derajat kesehatan
masyarakat ?
1.3. Tujuan masalah
a. Pembaca memahami definisi status kesehatan masyarakat.
b. Pembaca dapat memahami dan menyebutkan komponen ruang lingkup
kesehatan masyarakat.
c. Pembaca dapat menyebutkan prinsip dan pola yang dapat
memengaruhi derajat kesehatan masyarakat.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi
Anda sebagai tenaga kesehatan pasti sudah sering mendengar kata
kesehatan masyarakat. Kata kesehatan masyarakat terdiri dari 2 suku kata yakni
kesehatan yang menurut WHO 2015 adalah terbebasnya suatu individu dari
ancaman atau kondisi yang merugikan baik secara bio, psiko, sosio, emosi,
spiritual dan ekonomi. Sedangkan masyarakat adalah kumpulan dari individu
yang tinggal pada suatu wilayah, baik dalam radius desa, kecamatan, kabupaten,
kota, provinsi atau negara Republik Indonesia. Jadi, dapat di simpulkan bahwa
kesehatan masyarakat adalah terbebasnya masing-masing individu yang mendiami
wilayah tersebut dari kondisi yang merugikan mereka baik dalam biologis, psiko,
sosial, emosi, spiritual dan ekonomi.
Arti kesehatan menurut UU RI No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, yakni
keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup secara produktif secara sosial dan
ekonomis.
Tercantum pula dalam UU RI No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan pada Pasal 2
memuat tentang sumber daya di bidang kesehatan adalah segala bentuk dana,
tenaga, perbekalan kesehatan, sediaan farmasi dan alat kesehatan serta fasilitas
pelayanan kesehatan dan teknologi yang dimanfaatkan untuk menyelenggarakan
upaya kesehatan yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau

masyarakat.
2.2 Ruang lingkup kesehatan masyarakat
Kesehatan masyarakat memiliki tujuan khusus yakni meningkatkan status
atau derajat kesehatan yang di rasakan oleh masyarakat, meningkatkan kualitas
hidup seseorang serta meningkatkan angka harapan hidup masyarakat (Kemenkes
RI, 2016). Selain memiliki tujuan khusus, terdapat pula tujuan umum pada
kesehatan masyarakat yakni meningkatkan kesehatan masyarakat secara
menyeluruh dalam memelihara kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan
secara mandiri.
Ruang lingkup kesehatan masyarakat meliputi usaha-usaha:
1. Promotif (peningkatan kesehatan)
Peningkatan kesehatan adalah usaha yang ditujukan untuk meningkatkan
kesehatan yang meliputi usaha-usaha, peningkatan gizi, pemeliharaan kesehatan
perorangan, pemeliharaan kesehatan lingkungan, olah raga secara teratur, istirahat
yang cukup dan rekreasi sehingga seseorang dapat mencapai tingkat kesehatan
yang optimal.
2. Preventif (pencegahan penyakit)

Pencegahan penyakit adalah usaha yang ditujukan untuk mencegah terjadinya
penyakit melalui usaha-usaha pemberian imunisasi pada bayi dan anak, ibu hamil,

pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk mendeteksi penyakit secara dini.
3. Kuratif ( pengobatan)
Pengobatan adalah usaha yang ditujukan terhadap orang sakit untuk dapat diobati
secara tepat sehingga dalam waktu singkat dapat dipulikan kesehatannya.
4. Rehabilitatif (pemeliharaan kesehatan)
Pemeliharaan kesehatan adalah usaha yang ditujukan terhadap penderita yang
baru pulih dari penyakit yang dideritanya.
Pada 4 usaha tersebut terdapat poin-poin penting untuk pengaplikasian dalam
mencapai tujuan SDG’s (Sustainable Development Goals) yang ditetapkan oleh
WHO sebagai program pembangunan lanjutan setelah keberhasilan MDG’s
(Millenium Development Goals). SDG’s goals ini akan mulai di terapkan pada
tahun 2016 – 2030, yang mana diharapkan bahwa setiap individu di dunia
mendapatkan kehidupan yang layak seperti 17 tujuan dari program SDG ini
diantaranya :
1. No Proverty – Pengentasan kemiskinan. Segala masyarakat yang kurang
mampu akan di jamin oleh negara. Jadi, pada tahun 2030 diharapkan hasil
yang di dapat adalah kemiskinan dapat dientaskan. Karena kemiskinan
menjadi salah satu parameter status kesehatan masyarakat, yang mana
semakin beruang seseorang maka status kesehatannya semakin terjamin.
Namun, hal tersebut terbalik pada status kesehatan masyarakat kurang

mampu.
2. Zero Hunger – Tidak ada kelaparan. Kelaparan merupakan sebuah
parameter tentang status gizi masyarakat. Apabila kelaparan terjadi maka
status gizi akan menurun yang akan berimbas pada statu kesehatan
masyarakat yang akan rendah.
3. Good Health and Well being – Sehat dan sejahtera. Sehat dan sejahtera
menjadi sebuah tolak ukur status kesehatan masyarakat karena sehat dan
sejahtera adalah poin penting atau goals penting dalam pencapaian status
kesehatan masyarakat.
4. Quality Education – Pendidikan yang berkualitas. Pendidikan menjadi
sebuah faktor dalam kita menentukan sikap kita kepada seorang pasien,
karena menurut beberapa penelitian semkain tinggi seseorang tersebut
mengenyam pendidikan, maka semakin mudah pasien mengerti maksud
kita sebagai tenaga kesehatan.
5. Gender Equality – Persamaan Gender. Tujuan ini agar tidak adanya
kesenjangan antara laki-laki dan wanita yang mana pasa zaman milenial
seperti saat ini wanita sangat rentan mengalami ketidakadilan. Sehingga
masing-masing gender mendapat kesejahteraan lahir batin.

6. Clean Water and Sanitation – Air bersih dan sanitasi. Air merupakan

salah satu penghidupan individu. Tanpa adanya air yang cukup maka
individu dalam suatu masyarakat akan sakit dan tidak sejahtera.
7. Affordable and Clean energi – Energi bersih dan terjangkau. Energi
yang bersih akan menimbulkan sebuah potensi positif dan potensi atau
energi positif dipercaya dapat mempertahankan kestabilan kesehatan
masyarakat.
8. Decent Work and Economic Growth - Pekerjaan layak dan
pertumbuhan ekonomi. Dengan mendapatkan pekerjaan yang layak
maka angka status kesehatan masyarakat akan terus meningkatnya status
kesehatan masyarakat.
9. Industry, Innovation and Infrastructure – Industri, Inovasi dan
Infrastuktur. Kesehatan masyarakat dapat ditunjang dengan adanya
industri yang dibangun dengan inovasi yang menghasilkan infrastuktur
untuk menunjang kesehatan masyarakat.
10. Reduced Inequalities – Mengurangi ketimpangan. Pada tatanan nyata,
masih banyak kasus ketimpangan sosial khususnya yang terjadi. Seperti
halnya diskriminasi, pasung dan pelanggaran hak asasi lainnya. Salah satu
yang paling dirugikan di sini adalah gangguan pada kesehatan mental
penderita.
11. Sustainable Cities and Communities – Kota dan komunitas yang

berkelanjutan. Sebagai salah satu alternatif pembenahan status kesehatan
masyarakat, kota sehat dan komunitas yang berkelanjutan dapat dijadikan
parameter dan bahan promotif, preventif dan rehabilitatif untuk
meningkatkan status kesehatan masyarakat.
12. Responsible Consumption and Production – Produksi dan konsumtif
yang dapat di pertanggungjawabkan. Produksi yang dimaksud adalah
konsumtif jika tidak seimbang maka akan terjadi penumpukan sampah
yang mana akan memengaruhi keadaan sanitasi dan kenyamanan sekitar.
13. Climate Action – Perubahan iklim yang ditangani. Perubahan iklim
sudah menjadi momok dan pr bagi kita semua. Karena perubahan iklim
menjadi faktor terbesar untuk status kesehatan masyarakat.
14. Life Below Water – Sumber daya laut dipelihara. Sumber daya laut
seperti ikan yang menjadi makanan kita bersama. Apabila ekosistem lau
dirusak dan isi kehidupan laut juga akan rusak lalu kita memakan hal yang
telah rusak, maka tubuh kitapun akan rusak.
15. Life on Land – Ekosistem darat dipelihara. Salah satu contoh ekosistem
darat ialah tempat tinggal masyarakat dan hutan-hutan. Hutan adalah
sumbangsih oksigen terbesar, oksigen adalah hal yang penting bagi
masyarakat. Jika kekurangan oksigen maka hal terburuk yang terjadi
adalah kematian.

16. Peace, Justice, and Strong Institution – Kedamaian, keadilan dan
institusi yang efektif. Keadilan dan kedamaian adalah satu hal yang

diperlukan oleh individu untuk menunjang kesehatan jiwa, karena jiwa
yang sehat akan menimbulkan raga yang sehat pula.
17. Partnership for The Goals – Kerjasama untuk mencapai tujuan.
Mendorong dan mempromosikan publik yang efektif, kemitraan
masyarakat public swasta dan sipil, membangun pengalaman dan
resourcing strategi kemitraan.
Selain memiliki tujuan umum, khusus yang berdasarkan kepada program WHO
status kesehatan masyarakat mempunyai sasaran atau individu yang ingin dicapai.
Karena memperbaiki sebuah status kesehatan harus dimulai dengan cara
berjenjang. Berikut adalah sasaran peningkatan status kesehatan masyarakat :
1. Individu – individu adalah bagian dari sebuah keluarga. Jika seorang
individu sakit, maka ia akan kehilangan peran dalam keluarga. Kehilangan
peran dalam keluarga dapat menimbulkan ketidakseimbangan ekonomi,
spiritual, dan emosional karena keluarga yang lain akan mengurus dan
membantu individu yang sakit ini.
2. Keluarga – keluarga adalah unit terkecil dari sebuah masyarakat. Oleh
karena itu kita mulai dari keluarga untuk membina bagaimana
meningkatkan status kesehatan masyarakat yang sejahtera.
3. Kelompok khusus – kelompok khusus adalah kumpulan individu yang
memiliki kesamaan baik dalam bentuk gender, kesamaan dalam
pemenuhan kebutuhan atau yang lain. berikut adalah contoh kelompok
khusus :
a. Kelompok khusus dengan kebutuhan kesehatan khusus sebagai akibat
pertumbuhan dan perkembangan seperti; ibu hamil, bayi baru lahir, anak
balita, anak usia sekolah, dan usia lanjut.
b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan
bimbingan serta asuhan, di antaranya penderita penyakit menular dan tidak
menular.
c. Kelompok yang mempunyai risiko terserang penyakit, di antaranya;
wanita tuna susila, kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba,
kelompok-kelompok pekerja tertentu, dan lain-lain.
d. Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, di antaranya; panti werda,
panti asuhan, pusat-pusat rehabilitasi dan penitipan anak.
2.3 Prinsip dan pola yang memengaruhi derajat kesehatan masyarakat
A. Prinsip kesehatan masyarakat
Menurut Kemenkes RI (2016) Agar usaha kesehatan masyarakat dapat terlaksana
dengan baik ada beberapa prinsip pokok yang harus diperhatikan, yaitu:
a. Sasaran pelayanan meliputi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
b. Dasar utama dalam pelaksanaan perawatan kesehatan masyarakat adalah
menggunakan metode pemecahan masalah yang dituangkan dalam
pelayanan kesehatan.

c. Kegiatan utama pelayanan kesehatan adalah di masyarakat atau komunitas
bukan di rumah sakit.
d. Tenaga kesehatan adalah tenaga yang generalis.
e. Peran tenaga kesehatan terpenting adalah sebagai pendidik (health
education) dan pembantu (change egent).
f. Praktik kesehatan masyarakat timbul dari kebutuhan aspirasi, masalah dan
sumber yang terdapat di masyarakat.
g. Praktik kesehatan masyarakat di pengaruhi perubahan dalam masyarakat
pada umumnya dan perkembangan masyarakat pada khususnya.
h. Praktik kesehatan masyarakat adalah bagian dari sistem kesehatan
masyarakat.
i. Praktik kesehatan masyarakat merupakan gambaran dari seluruh program
kesehatan di masyarakat.
B. Faktor yang memengaruhi derajat kesehatan masyarakat
Hendrik L. Blum mengatakan bahwa ada empat faktor yang
mempengaruhi kesehatan masyarakat yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan
kesehatan dan keturunan. Pada gambar berikut menunjukan bahwa lingkungan
mempunyai pengaruh dan peranan terbesar diikuti perilaku, pelayanan kesehatan
dan keturunan. Prinsip-Prinsip dan Faktor-Faktor yang mempengaruhi derajat
kesehatan masyarakat

1. Lingkungan (Environment)
Lingkungan ini meliputi lingkungan fisik (baik natural atau buatan
manusia) misalnya sampah, air, udara dan perumahan, dan sosiokultur (ekonomi,
pendidikan, pekerjaan danlain-lain). Pada lingkungan fisik, kesehatan akan
dipengaruhi oleh kualitas sanitasi lingkungan dimana manusia itu berada. Hal ini
dikarenakan banyak penyakit yang bersumber dari buruknya kualitas sanitasi

lingkungan, misalnya; ketersediaan air bersih pada suatu daerah akan
mempengaruhi derajat kesehatan karena air merupakan kebutuhan pokok
manusia dan manusia selalu berinteraksi dengan air dalam kehidupan sehari-hari.
Sedangkan lingkungan sosial berkaitan dengan kondisi perekonomian suatu
masyarakat. Semakin miskin individu/masyarakat maka akses untuk mendapatkan
derajat kesehatan yang baik maka akan semakin sulit. misalnya manusia
membutuhkan makanan dengan gizi seimbang untuk menjaga kelangsungan
hidup, jika individu/masyarakat berada pada garis kemiskinan maka akan sulit
untuk memenuhi kebutuhan makanan dengan gizi seimbang.
Demikian juga dengan tingkat pendidikan individu/masyarakat, semakin
tinggi tingkat pendidikan individu/masyarakat maka pengetahuan untuk hidup
sehat akan semakin baik. Beberapa contoh faktor lingkungan yang dapat
mempengaruhi kesehatan antara lain:
a. Adanya sanitasi lingkungan yang baik akan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Ada norma agama pada umat beragama tentang konsep haram
terhadap alkohol akan menurunkan tingkat konsumsi alkohol.
c. Dan semakin tinggi tingkat pendidikan individu maupun masyarakat maka
pengetahuan akan cara hidup sehat semakin baik.
2. Perilaku (Life Styles)
Gaya hidup individu atau masyarakat merupakan faktor kedua
mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat karena sehat dan tidak sehatnya
lingkungan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat sangat tergantung pada
perilaku manusia itu sendiri, di samping itu juga dipengaruhi oleh kebiasaan, adat
istiadat, kepercayaan, pendidikan, sosial ekonomi dan perilaku-perilaku lain yang
melekat pada dirinya (Nusilmi, dkk., 2017). Contohnya: dalam masyarakat yang
mengalami transisi dari masyarakat tradisional menuju masyarakat modern, akan
terjadi perubahan gaya hidup pada masyarakat tersebut yang akan mempengaruhi
derajat kesehatan. Misalnya: pada masyarakat tradisional di mana sarana
transportasi masih sangat minim maka masyarakat terbiasa berjalan kaki dalam
beraktivitas, sehingga individu/masyarakat senantiasa menggerakkan anggota
tubuhnya (berolah raga). Pada masyarakat modern di mana sarana transportasi
sudah semakin maju, maka individu/masyarakat terbiasa beraktivitas dengan
menggunakan
transportasi
seperti
kendaraan
bermotor
sehingga
individu/masyarakat kurang menggerakkan anggota tubuhnya (berolah raga).
Kondisi ini dapat beresiko mengakibatkan obesitas pada masyarakat
modern karena kurang berolah raga ditambah lagi kebiasaan masyarakat modern
mengkonsumsi makanan cepat saji yang kurang mengandung serat. Fakta tersebut
akan mengakibatkan transisi epidemiologis dari penyakit menular ke penyakit
degeneratif. Berikut ini contoh dari life style yang dapat mempengaruhi kesehatan
seseorang:

a. Perilaku perokok sejak dini akan meningkatkan risiko kanker pada paruparu.
b. Perilaku mengkonsumsi makanan cepat saji (junk food) akan
meningkatkan risiko obisitas yang berisiko pada penyakit jantung.
c. Kebiasaan melakukan konsep 3 M (menguras, mengubur dan menutup)
pada pencegahan DBD akan menurunkan prevalensi penyakit DBD.
3. Pelayanan Kesehatan (Health Care Services)
Pelayanan kesehatan merupakan faktor ketiga yang mempengaruhi derajat
kesehatan masyarakat, karena keberadaan fasilitas kesehatan sangat
menentukan dalam pelayanan pemulihan kesehatan, pencegahan terhadap
penyakit, pengobatan dan keperawatan serta kelompok dan masyarakat yang
memerlukan pelayanan kesehatan (Ramadhani, Afifah, 2017). Ketersediaan
fasilitas sangat berpengaruh oleh lokasi, apakah dapat dijangkau oleh
masyarakat atau tidak, tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan,
informasi dan motivasi masyarakat untuk mendatangi fasilitas dalam
memperoleh pelayanan, serta program pelayanan kesehatan itu sendiri apakah
sesuai dengan kebutuhan masyarakat itu sendiri. Semakin mudah akses
individu atau masyarakat terhadap pelayanan kesehatan maka derajat
kesehatan masyarakat semakin baik. Adapun faktor pelayanan kesehatan dapat
mempengaruhi kesehatan, dapat terlihat sebagai berikut:
a. Adanya upaya promotif terhadap penularan HIV/AIDS akan menurunkan
prevalensi HIV/AIDS.
b. Tersedianya sarana dan prasaran kesehatan yang baik akan memudahkan
masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan
berkualitas.
c. Adanya asuransi kesehatan akan memudahkan individu/masyarakat untuk
mengakses pelayanan kesehatan.
4. Keturunan (Heredity)
Faktor keturunan/genetik ini juga sangat berpengaruh pada derajat
kesehatan. Hal ini karena ada beberapa penyakit yang diturunkan lewat
genetik atau faktor yang telah ada pada diri manusia yang dibawa sejak lahir,
misalnya: dari golongan penyakit keturunan, diantaranya: diabetes melitus,
asma bronkia, epilepsy, retardasi mental hipertensi dan buta warna. Faktor
keturunan ini sulit untuk di intervensi dikarenakan hal ini merupakan bawaan
dari lahir dan jika di intervensi maka harga yang dibayar cukup mahal. Berikut
ini contoh faktor keturunan dapat mempengaruhi kesehatan:
a. Perkawinan antar golongan darah tertentu akan mengakibatkan leukemia.
b. Adanya kretinisme yang diakibatkan mutasi genetic.

Disamping hal tersebut dapat juga diambil dari perilaku adalah perilaku
konsumtif masyarakat yang kian meningkat. Tidak dapat mengontrol perilaku
konsumtif sehaingga menimbulkan beberapa jenis penyakit baru yakni gizi
ganda, dan meningkatkan PTM pada tatanan masyarakat. Penyakit tersebut
memang tidak menular secara infeksi, namun penyakit tersebut akan
diwariskan melalui genetik hubungan darah dari generasi ke generasi
berikutnya.

BAB III
PENUTUP
3.1.

Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa
kesehatan masyarakat adalah terbebasnya masing-masing individu yang
mendiami wilayah tersebut dari kondisi yang merugikan mereka baik
dalam biologis, psiko, sosial, emosi, spiritual dan ekonomi. Kesehatan
masyarakat memiliki tujuan khusus yakni meningkatkan status atau derajat
kesehatan yang di rasakan oleh masyarakat, meningkatkan kualitas hidup
seseorang serta meningkatkan angka harapan hidup masyarakat. Selain
memiliki tujuan khusus, terdapat pula tujuan umum pada kesehatan
masyarakat yakni meningkatkan kesehatan masyarakat secara menyeluruh
dalam memelihara kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan secara
mandiri. Adapun ruang lingkup peningkatan kesehatan masyarakat terdiri
dari usaha prefentif, promotif, kuratif, rehabilitatif. Sehingga dapat
menciptakan kondisi dan lingkungan masyarakat yang sehat.

DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI. 2016. Laporan Kinerja Ditjen Kesehatan Masyarakat Tahun 2016.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Jakarta.
Nusilmi, dkk. 2017. Hubungan Status Gizi Dan Kesehatan Dengan Kualitas Hidup
Lansia Di Dua Lokasi Berbeda. Jurnal MKMI, Vol. 13 No.4. Desember
2017
Ramadhani, Afifah. 2017. Analisa Persyaratan Pelayanan Puskesmas Post
Obstetric Neonatal Emergensi Dasar (PONED) Dalam Pelayanan
Keseatan Ibu. Universitas Dian Nuswantoro. 2017.
UU RI No. 36 Tahun 2009. Tentang Kesehatan pada Pasal 2 tentang sumber daya
di bidang kesehatan adalah segala bentuk dana, tenaga, perbekalan
kesehatan.