Jurnal dan Laporan Praktikum Sintesis Ki

Jurnal dan Laporan Praktikum
Sintesis Kimia Organik
“ Sintesis Sabun “

disusun oleh :
Fitriana Maharjanti ( 1106051276)
Kelompok : 11
Rekan kerja :
1. Dwi Lestari
2. Iqbal Farhan E.
Tanggal Percobaan : 13 Maret 2014
Asisten Lab: M. Arfin F. Nasution

Departemen Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Univesitas Indonesia
Depok
2014

Judul percobaan


: Pembuatan Sabun

Tanggal percobaan

: 13 Maret 2014

Tujuan percobaan

:

1. Mengetahui cara pembuatan sabun dari asam lemak
2. Mengetahui mekanisme reaksi dari reaksi pembuatan sabun
3. Mengetahui dan memahami prinsip dasar dari saponifikasi
Teori dasar

:

Sabun merupan garam natrium atau kalium dari asam lemak rantai
panjang. Asam lemak biasanya tersusun atas 12-18 atom karbon. Sumber dari asal
lemak berasal dari lemak hewani dan nabati yang merupakan ester. Ester

merupakan turunan dari asam karboksilat. Asam lemak memiliki berat molekul
yang besar dan tersusun dari alkohol dan gliserol. Secara kimia, lemak dan
minyak disebut trigliserida.
Sabun padat biasanya terdiri dari garam natrium dari asam lemak,
sedangkan sabun cair terdiri dari garam kalium dari asam lemak. Sabun seperti
natrium stearat terdiri dari bagian ujung non polar ( rantai hidrokarbon dari asam
lemak) dan ujung lainnya polar ( ion karboksilat).
O

ONa+

natrium stearat

Polar, larut
dalam air

Non polar, larut
dalam minyak
Karena “like dissolves like”, ujung non polar dari sabun dapat melarutkan noda,
dan ujung polarnya akan berdempet dengan air. Oleh karena itu, noda pada

permukaan dapat dibersihkan dan tertinggal di air. Aksi dari sabun ini sebagai
sebuah agen emulsifier, sebuah zat yang digunakan untuk menghilangkan suatu
cairan ( molekul minyak ).

Perlakuan dari lemak atau minyak dengan basa kuat seperti NaOH dan
KOH menyebabkan mereka terhidrolisis menjadi glyserol dan garam rantai
panjang asam lemak.
O

H2C
HC

O

CO

O

H2C


C17H35

C O C17H35

O

C

H2C
+

3 NaOH

O

3
OH +

HC


C

C17H35

NaO

C17H35

Trigliserida

OH

H2C

basa kuat

OH

gliserol


sabun

Asam lemak merupakan ester. Ester dapat dihidrolisis dengan penambahan basa
kuat melalui reaksi yang dikenal dengan nama saponifikasi. Selain itu, dalam
suasan

asam,

ester

dapat

terhidrolisis

menjadi

alkohol

dan


karboksilat.(Riswiyanto, 2009).
Alat dan bahan

:

1. Erlenmeyer

a. Minyak sayur

2. Water bath

b. Etanol

3. Bak

c. NaOH 25%

4. Buchner

d. NaCl jenuh


5. Erlenmeyer isap

e. Aquades

6. Kertas saring
7. Kertas pH universal

Cara kerja dan data pengamatan :
No.

Cara kerja

Data pengamatan

1. Memasukkan 5,8 ml minyak sayur, Minyak

sayur

berwarna


kuning

5 ml etanol dan 5 ml NaOH 25% bening
kedalam erlenmeyer, diaduk hingga Etanol dan NaOH berwarna bening.
homogen.
2. Dipanaskan

Campuran larutan berwarna kuning.
dalam

water

bath Campuran mencari lebih encer.

selama 20 menit
3. Didinginkan dalam bak es, dan Terbentuk

endapan


berwarna

ditambahkan 37,5 ml NaCl jenuh. kuning. Endapan tidak larut dalam
Didiamkan

sampai

terbentuk NaCl jenuh.

endapan.
4. Endapan disaring dengan buchner. Endapan yang didapat seberat 7,78
Dipisahkan endapan dan filtratnya. gram.
Endapan

dikeringkan,

filtratnya pH filtrat 14.

diukur pH nya dengan kertas pH
universal.


Pengolahan data
-

Volume minyak sayur : 5,8 ml

-

Massa jenis minyak sayur : 0,92 gr/ml

-

Mr trigliserida

-

Volume NaOH (25%) : 5ml

-

Massa jenis NaOH

: 1,03 gr/ml

-

Mr NaOH

: 40 gr/mol

-

Massa jenis Na-stearat : 1,02 gr/ml

-

Mr Na-stearat

Mol trigliserida

: 890 gr/mol

: 306,47 gr/mol
=
=

M NaOH

=

Mol NaOH

= M x V= 6,4375 mol/ml x 5 ml = 32,1875 mol

Persamaan reaksi yang terjadi :
O

H2C
HC
H2C

O
O
O

C O C17H35
C O C17H35
C

H2C
+

3 NaOH

HC

OH
O

3
OH +

C

C17H35

NaO

C17H35

H2C

OH

m:

0,0060 mol

32,1875 mol

r:

0,0060 mol

0,0180 mol

0,0060 mol

0,0180 mol

s:

-

32,1695 mol

0,0060 mol

0,0180 mol

mol Na-stearat = 0,0180 mol
massa Na-stearat teoritis = mol x Mr = 0,0180 mol x 306,47 gr/mol = 5,5165 gr
massa Na-stearat percobaan = 7,78 gr
%KR =
= 41,03 %
%yield =
Pembahasan
Pada percobaan kali ini bertujuan mensintesis sabun dengan reaksi
saponifikasi. Reagen yang akan digunakan untuk mensintesis sabun ini antara lain
minyak sayur dan NaOH. Minya sayur merupakan senyawa organik golongan
lipid. Pada lipid, ada lipid tersabunkan dan ada pula lipid yang tidak tersabunkan.
Lipid tersabunkan adalah lipid yang bila direaksikan dengan basa akan
terhidrolisis dan membentuk sabun. Lipid tersabunkan ini biasanya disebut
trigliserida. Trigliserida merupakan 3 ester rantai panjang dimana pada ester
satunya C paling ujungnya, yang berikatan tunggal dengan O, berikatan dengan C
ujung lain dari 2 ester lainnya. Ester merupakan derivat dari asam karboksilat
dengan rumus umum RCOOR’. Ester dapat mengalami hidrolisis menjadi alkohol

dan sabun dengan penambahan basa kuat. Reaksi hidrolisis ester dengan basa kuat
ini disebut saponifikasi, hal ini karena produk hidrolisis merupakan sabun.
Pada percobaan ini dicampurkan NaOH dengan minyak sayur dengan
pelarut etanol. Minyak sayur merupakan trigliserida yang menjadi reagen utama
penyumbang gugus karboksilat, sedang NaOH merupakan basa kuat yang akan
menghidrolisis trigliserida menjadi gliserol dan sabun. Digunakan pelarut etanol
untuk melarutkan campuran minyak dan NaOH. Dilakukan pemanasan sebagai
katalis untuk mempercepat reaksi saponifikasi. Pemanasan dilalkukan pada
penangas air dengan sedikit pengocokan. Pemansaan ini dapat meningkatkan
energi kinetik dari partikel-partikel yang ada dalam larutan sehingga kemungkinan
partikel untuk saling bertumbukan sangatlah besar, sehingga tumbukan efektif
yang dihasilkan akan semakin banyak maka reaksi akan cepat berlangsung.
Pemanasan dilakukan selama 20 menit. Setelah larutan larut sempurna dan
homogen, larutan dialiri air terlebih dahulu sebelum dimasukkan dalam bak es.
Tujuannya agar erlenmeyer tidak pecah karena perubahan suhu yang ekstrem.
Larutan dimasukkan dalam bak es untuk mempercepat pengendapan sabun yang
akan dihasilkan. Setelah beberapa waktu, endapan sabun mulai terbentuk, endapan
yang dihasilkan berbentuk bongkahan dan berwarna kuning pucat. Berikut reaksi
umum saponifikasi yang terjadi:
O

H2C
HC
H2C

O
O
O

Trigliserida

CO

C17H35

C O C17H35
C

H2C
+

3 NaOH

HC

OH
O

3
OH +

C

NaO

C17H35

H2C

basa kuat

OH

gliserol

Mekanisme reaksi pembentukan sabun yang terjadi :

sabun

C17H35

O
C17H35

O

O
O

C17H35

O
O

C17H35Na

O

OH
- Na

C17H35

H

O
O

O

C17H35

O
O

OHC H
17 35

O
O

C17H35

O

C17H35

O

C17H35

O

O

O

O

O
O
C17H35+

OH
O

C17H35

O

C17H35

NaO

O

OH
O

C17H35

O

C17H35

C17H35

+

O

Na

O

O

OH
Na
O

O
OH
O
O
O

OH

C17H35

C17H35 O
+

O

C17H35

C17H35
O

O

OH

H

O

O
OH

OH

C17H35 O
+

O

C17H35

+

O

C17H35
O

OH

ONa

OH

C17H35 O

Na

OH
Na
O
OH
O
OH

C17H35
OH

OH
O

OH

O
+

C17H35
O

OH

OH

O
+

C17H35
O

OH

Na

H

OH
OH
OH

O
+

C17H35
ONa

Dari mekanisme di atas didapatkan produk gliserol dan sabun. Setelah endapan
yang dihasilkan cukup banyak, ditambahkan NaCl jenuh untuk melarutkan
gliserol sehingga didapatkan sabun murni. Sabun yang dihasulkan tidak larut
dalam NaCl jenuh. Didiamkan beberapa saat, dilakukan penyaringan dengan

buchner. Endapan yang didapat mula-mula dicuci dengan aquades dingin, karena
sabun yang dihasilkan sedikit larut dalam aquades dingin. Selain itu pencucian
dengan aquades adalah melarutkan pengotor polar yang masih tertinggal dalam
endapan. Filtrat hasil penyaringan dilakukan pengecekan pH dengan pH universal,
didapatkan pH = 14. Hal ini menunjukkan bahwa sabun yang dihasilkan
merupakan garam basa. Endapan yang didapat sebesar 7,78 gram dengan %KR =
41,03 % dan % yield= 141,03 %.
Dari besar %KR yang didapat, terjadi kesalahan dalam percobaan ini
antara lain :
a.
b.
c.
d.

Kurang bersihnya pencucian alat-alat yang digunakan.
Kurang teliti praktikan dalam menimbang reagen yang akan digunakan.
Reagen yang telah terkontaminasi oleh zat lain.
Kurang teliti praktikan pada pembacaan miniskus pada gelas ukur.

Kesimpulan
1. Sabun dapat disintesi dengan mereaksikan minyak(trigliserida) dengan
basa kuat.
2. Reaksi saponifikasi adalah reaksi hidrolisis ester oleh basa kuat.
3. Etanol digunakan sebagai pelarut campuran minyak dan NaOH
4. Pemanasan dilakukan untuk mempercepat reaksi, atau sebagai katalis.
5. Digunakan NaCl jenuh untuk melarutkan gliserol sehingga didapatkan
endapan sabun murni.
6. Endapan yang didapat sebesar 7,78 gram dengan %KR= 41,03 % dan
%yield= 141,03 %.
7. Endapan yang didapat merupakan garam basa.
Pertanyaan dan jawaban

:

1. Kenapa dalam percobaan ini menggunakan campuran asam lemak
trigliserida dengan NaOH bukan KOH?
Jawab : Hal ini karena bila digunakan basa KOH masa sabun yang
terbentuk ada sabun dalam bentuk cair. K dan Na sama-sama logam alkali,
namun K lebih elektropositif, maka dari itu K lebih suka membentuk ionion dalam larutan.
2. Bisakah fungsi etanol yang digunakan sebagai pelarut diganti dengan
aseton dan n-heksana?
Jawab : Tidak. Produk hasil hidrolisis trigliserida dengan basa kuat adalah
gliserol dan garam sabun, keduanya mempunyai kepolaran yang berbeda,
maka digunakan etanol yang merupakan pelarut semipolar yang dapat
melarutkan keduanya, jika digunakan aseton dan n-heksana yang
merupakan pelarut non-polar, maka hanya yang kepolarannya sama yang
dapat larut didalamnya.
3. Jelaskan perbedaan reaksi asam lemak dengan menggunakan NaOH dan
dengan menggunakan HCl ! jelaskan dengan mekanisme !

Jawab : asam lemak bila dihidrolisis dengan NaOH maka akan dihasilkan
produk sabun dan gliserol, sedang pada HCl akan dihasilkan asam
karboksilat dan alkohol. Hal ini karena NaOH merupakan reagen yang
menyumbangkan nukleofil OH- yang akan menyerah C pada gugus
karboksilat, sedangkan bila digunakan HCl, maka H+ hanya digunakan
sebagai katalis.
Berikut gambar mekanisme reaksinya :

Gambar diambil dari buku Kimia Organik karangan Riswiyanto, 2009

Hidrolisis dengan HCl = hidrolisis dalam suasana asam, sedang hidrolisis
dengan NaOH merupakan hidrolisis dalam suasana basa.
Daftar pustaka
Kusumadewi, Citra. 2013. Laporan Praktikum Biokimia “Lipid”. Depok :
Departemen Kimia FMIPA UI
Nasution, M. Arfin F. 2013. Catatn Penting “Praktikum Sintesis Kimia Organik”.
Depok : Departemen Kimia FMIPA UI
Riswiyanto. 2009. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga
Tim KBI Kimia Organik. Penuntun Praktikum Sintesis Kimia Organik. Depok :
Departemen Kimia FMIPA UI.

Material Safety Data Sheet
Natrium stearat
Formula molekul:
CH3(CH2)16COONa
Keadaan fisik : padatan
Specific Gravity: 1.02 (Water = 1)

Titik Didih

:-

Titik Leleh

: Decomposes

Kelarutan

:-

Stabilitas

: stabil

Mr
: 306.47 g/mole
Efek kronis pada manusia :Sangat berbahaya dalam kasus kontak mata (iritan),
menelan. Berbahaya dalam kasus kontak kulit (iritan), inhalasi.sedikitberbahaya
dalam kasus kontak kulit (permeator). Radang mata ditandai dengan kemerahan,
berair, dan gatal-gatal.
Pertolongan pertama : Periksa dan lepaskan lensa kontak. Jangan gunakan salep
mata.Cari bantuan medis.

NaCl Jenuh
Nama molekul : Sodium chloride

Titik Didih

: 1413°C (2575.4°F)

Keadaan fisik : padatan

Titik Leleh

: 801°C (1473.8°F)

Nama lain

: Salt; Sea Salt

Kelarutan

: larut dalam air

Mr

: 58.44 g/mole

Stabilitas

: stabil

Efek kronis pada manusia :Sedikit berbahaya dalam kasus kontak kulit (iritan),
kontak mata (iritan), menelan,
Pertolongan pertama : Periksa dan lepaskan lensa kontak. Dalam kasus kontak,
segera basuh mata dengan banyak air selama minimal 15 menit.Air dingin dapat
digunakan. Dapatkan perawatan medis

NaOH
Formula molekul

: NaOH

Titik Didih

: 1388 ° C (2530,4 ° F)

Keadaan fisik : cairan

Titik Leleh

: 318 °C, 591 K, 604 °F

Nama IUPAC : Natrium Hidroksida

Kelarutan

: larut dalam air dingin

Nama lain

: Soda kaustik

Stabilitas

: stabil

Mr

: 1,03 g/cm 3

Efek kronis pada manusia : Berbahaya dalam kasus kontak kulit (iritan), kontak
mata (iritan), menelan, inhalasi.
Pertolongan pertama : Periksadan lepaskan jika adalensa kontak.Dalam kasus
terjadi kontak, segera sirammatadengan banyak airsekurang-kurangnya 15
menit.Air dingindapat digunakan.Dapatkan perawatanmedis dengan segera.

Etanol
Formula molekul : C2H5OH

Titik Leleh

: -113,840C (-172,90F)

Keadaan fisik : liquid

Kelarutan
dingin

: larut dalam air

Stabilitas

: stabil

Mr

: 1.32 g/cm3

Titik Didih

: > 760C (168,80F)

Efek kronis pada manusia :Sangat berbahaya dalam kasus kontak kulit (korosif,
iritan), kontak mata (iritan, korosif), menelan, inhalasi.
Pertolongan pertama : Periksa dan lepaskan lensa kontak. Dalam kasus kontak,
segera basuh mata dengan banyak air selama minimal 15 menit.Air dingin dapat
digunakan.Dapatkan perawatan medis dengan segera.