Tokoh sosiologi dan antropologi p1

IBNU Khaldun yang punya nama lengkap Waliuddin Abdurrahman bin
Muhammad Ibn Khaldun al-Hadrami al-Ishbili, lahir di Tunisia pada 1
Ramadhan 732 Hijriyah bertepatan dengan 27 Mei 1332 Masehi. Nenek
moyangnya berasal dari Hadramaut, Yaman, yang bermigrasi ke Seville,
setelah semenanjung di Spanyol itu ditaklukan Islam pada abad ke-8
Masehi. Menulis al-Muqaddimah
Dalam masa menyepinya itulah, Ibnu Khaldun mengarang sejumlah kitab
yang monumental. Di awali dengan menulis kitab al-Muqaddimah yang
mengupas masalah-masalah sosial manusia, Ibnu Khaldun juga menulis
kitab al-‘Ibar (Sejarah Umum). biografinya yang berjudul al-Ta’rif bi IbnKhaldun wa Rihlatuhu Gharban wa Sharqan. Buah pikir Ibnu Khaldun itu
begitu memukau, sehingga Arnold J Toynbee, seorang ahli sejarah Inggris,
menganggap al-Muqaddimah sebagai karya terbesar dalam jenisnya
sepanjang sejarah. Satu tesis Ibnu Khaldun dalam al-Muqaddimah yang
sering dikutip adalah “Manusia bukanlah produk nenek moyangnya, tapi
adalah produk kebiasaan-kebiasaan sosial.” Secara garis besar, Tarif
Khalidi dalam bukunya Classical Arab Islam membagi Al-Muqaddimah
menjadi tiga bagian utama: Pertama, membicarakan histografi mengupas
kesalahan-kesalahan para sejarawan Arab-Muslim; Kedua, al-Muqaddimah
mengupas soal ilmu kultur, yang bagi Ibnu Khaldun merupakan dasar bagi
pemahaman sejarah, dan; Ketiga, mengupas lembaga-lembaga dan ilmuilmu keislaman yang telah berkembang sampai abad ke-14. Menurut
Charles Issawi dalam An Arab Philosophy of History, lewat al-Muqaddimah,

Ibnu Khaldun adalah sarjana pertama yang menyatakan dengan jelas,
sekaligus menerapkan prinsip-prinsip yang menjadi dasar sosiologi. Satu
prinsip yang dikemukakan Ibnu Khaldun mengenai ilmu kemasyarakatan
antara lain “masyarakat tidak statis, bentuk-bentuk sosial berubah dan
berkembang.” . Ia tutup usia pada 25 Ramadhan 808 Hijriyah yang
bertepatan 16 Maret 1406 di Kairo, Mesir.

Kanjeng Pangeran Haryo Prof. Dr. Selo Soemardjan (lahir di Yogyakarta 23 
Mei 1915 – meninggal di Jakarta 11 Juni 2003 pada umur 88 tahun) adalah 

seorang tokoh pendidikan dan pemerintahan Indonesia.
Ia dikenal sebagai Bapak Sosiologi Indonesia setelah tahun 1959 ­­ seusai 
meraih gelar doktornya di Cornell University, AS ­­ mengajar sosiologi di 
Universitas Indonesia (UI). Dialah pendiri sekaligus dekan pertama (10 tahun)
Fakultas Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan (sekarang FISIP) UI. Kemudian 
tanggal 17 Agustus 1994, ia menerima Bintang Mahaputra Utama dari 
pemerintah dan pada tanggal 30 Agustus menerima gelar ilmuwan utama 
sosiologi.

Antropolog pertama Indonesia ini meninggal dunia dalam usia 75 tahun, Selasa 23

Maret 1999sekitar pukul 16.25, di RS Kramat 128, Jakarta Pusat. Dia telah terkena stroke
sejak 1989. Dimakamkan di TPU Karet Bivak, Rabu 24 Maret 1999 sekitar pukul 13.00.

Ilmuwan kondang itu bernama lengkap Abu Rayhan Muhammed Ibnu
Ahmad Al-Biruni. Dia terlahir menjelang terbit fajar pada 4 September 973
M di kota Kath – sekarang adalah kota Khiva – di sekitar wilayah aliran
Sungai Oxus, Khwarizm (Uzbekistan). Sejarah masa kecilnya tak terlalu
banyak diketahui. Dalam biografinya, Al-Biruni mengaku sama sekali tak
mengenal ayahnya, hanya sedikit mengenal tentang kakeknya. *
Antropologi
Dalam ilmu sosial, Biruni didapuk sebagai antropolog pertama di dunia. Ia
menulis secara detail studi komparatif terkait antropologi manusia,
agama, dan budaya di Timur Tengah, Mediterania, serta Asia Selatan. Dia
dipuji sejumlah ilmuwan karena telah mengembangkan antropologi Islam.
Dia juga mengembangkan metodelogi yang canggih dalam studi
antropologi. Al-Biruni wafat di usia 75 tahun tepatnya pada 13 Desember
1048 M di kota Ghazna. Untuk tetap mengenang jasanya, para astronom
mengabadikan nama Al-Biruni di kawah bulan.