PROFESI KEGURUAN Kompetensi Guru. docx
PROFESI KEGURUAN
“Kompetensi Guru ”
Dosen Pengampu Mata Kuliah
Ketut Susiani, S.Pd., M.Pd.
Oleh kelompok 2 :
1.
Ni Wayan Yuniartasari
(1311031034_14)
2.
I Wayan Juniantara Putra
(1311031035_15)
3.
Ni Putu Dessy Putriani
(1311031044_22)
4.
I Ketut Dedi Agung Susanto Putra (1311031056_31)
5.
IW Gylank Okka Prathama
(1311031060_35)
Kelas/Semester : C/VI
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2016
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah dengan judul “Kompetensi Guru” ini tepat pada waktunya.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih terhadap semua pihak yang
secara langsung maupun tidak langsung telah ikut membantu dalam
terselesaikannya makalah yang sangat sederhana ini.
Penulis menyadari banyak kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam
makalah ini,untuk itu mohon kiranya ada kritik dan saran yang bersifat
membangun dan konstruktif terhadap makalah ini demi penyempurnaan isi
makalah ini kedepannya.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat dan
berguna, dan juga dapat berpengaruh terhadap dunia pendidikan pada khususnya
dan bermanfaat bagi banyak orang pada umumnya.
Singaraja, 4 Maret 2016
Penyusun
1
DAFTAR ISI
Kata pengantar.............................................................................................
i
Daftar isi .......................................................................................................
ii
Bab I Pendahuluan.......................................................................................
1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................
2
1.3 Tujuan..................................................................................................
2
1.4 Manfaat................................................................................................
2
Bab II Pembahasan......................................................................................
3
2.1 Pengertian Kompetensi Guru ..................................................................
3
2.2 Kompetensi Paedagogik ..........................................................................
4
2.2.1 Pengertian Kompetensi Paedagogik..............................................
4
2.2.2 Fungsi Kompetensi Paedagogik.....................................................
6
2.2.3 Ruang Lingkup Kompetensi Paedagogik......................................
8
2.3 Kompetensi Kepribadian..........................................................................
9
2.3.1 Pengertian Kompetensi Kepribadian.............................................
9
2.3.2 Fungsi Kompetensi Kepribadian...................................................
9
2.3.3 Ruang Lingkup Kompetensi Kepribadian..................................... 10
2.4 Kompetensi Profesional........................................................................... 12
2.4.1 Pengertian Kompetensi Profesional............................................... 12
2.4.2 Fungsi Kompetensi Profesional..................................................... 13
2.4.3 Ruang Lingkup Kompetensi Profesional....................................... 15
2.5 Kompetensi Sosial.................................................................................... 15
2.5.1 Pengertian Kompetensi Sosial....................................................... 15
2.5.2 Kompetensi Sosial Apa Yang Harus Dimiliki Oleh Guru ............. 16
2.5.3 Fungsi Kompetensi Sosial............................................................. 18
2.5.4 Ruang Lingkup Kompetensi Sosial .............................................. 19
Bab III Penutup............................................................................................
20
3.1 Simpulan .............................................................................................
20
3.2 Saran....................................................................................................
21
Daftar Pustaka
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Guru merupakan salah satu profesi yang berperan dalam membentuk dan
menentukan kualitas SDM di masa yang akan datang. Oleh sebab itu, untuk
mendapatkan SDM berkualitas di masa yang akan datang, maka diperlukan guru
yang berkualitas pula. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas guru adalah
dengan meningkatkan kompetensinya.
Sebagai profesi kemampuan guru ini erat kaitannya dengan keberhasilan
guru sebagai seorang pendidik, dimana guru yang berkompeten yang nantinya
memiliki potensi, guru tersebut berpeluang menjadi pendidik yang profesional.
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang sesungguhnya seorang guru dituntut
untuk memiliki beberapa kompetensi. Kompetensi disini berupa seperangkat
tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya sebagai
pendidik, pengajar, pembina, pengasuh dan penuntun.
Kompetensi merupakan kemampuan yang dibutuhkan untuk dapat
berkinerja unggul. Kompetensi lebih dari sekedar pengetahuan dan keterampilan
(skill). Kompetensi juga melibatkan kemampuan untuk memenuhi tuntutan yang
kompleks dengan menggambarkan dan memobilisasi sember daya psikososial
(skill dan attitudes) dalam konteks tertentu.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005
Tentang Guru Dan Dosen (dalam Jingga Senja, 2014) disebutkan bahwa “Guru
wajib memiliki kualifikas akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat
jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional”. Kompetensi yang harus dimiliki oleh guru dijelaskan secara
lebih detail dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi
Guru. Dalam peraturan tersebut disebutkan bahwa ada 4 kompetensi utama yang
harus dimiliki oleh Guru, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Keempat kompetensi tersebut
terintegrasi dalam kinerja guru.
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, adapun rumusan masalah yang
didapatkan diantaranya:
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan kompetensi guru?
1.2.2 Apa yang dimaksud dengan kompetensi paedagogik?
1.2.3 Apa yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian?
1.2.4 Apa yang dimaksud dengan kompetensi profesional?
1.2.5 Apa yang dimaksud dengan kompetensi sosial?
1.3 Tujuan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan dari penulisan makalah
ini yaitu:
1.3.1 Untuk mengetahui dan menjelaskan yang dimaksud kompetensi guru.
1.3.2 Untuk mengetahui dan menjelaskan yang dimaksud kompetensi
paedagogik.
1.3.3 Untuk mengetahui dan menjelaskan yang dimaksud kompetensi
kepribadian.
1.3.4 Untuk mengetahui dan menjelaskan yang dimaksud kompetensi
profesional.
1.3.5 Untuk mengetahui dan menjelaskan yang dimaksud kompetensi sosial.
1.4 Manfaat
Berdasarkan penulisan makalah ini maka, manfaat yang ingin di capai
adalah pembaca mampu untuk memahami dan mengaplikasikan di kehidupan
nyata pentingnya kompetensi guru dikuasi oleh seorang guru dalam proses
belajar mengajar.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kompetensi Guru
Departemen Pendidikan Nasional (2006 : 2) memberi pengertian
kompetensi adalah kemampuan bersikap, berpikir dan bertindak secara konsisten
sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dimiliki
peserta didik. Dengan kata lain kompetensi itu merupakan kemampuan unjuk
kerja (ability to do) yang dilatarbelakangi oleh penguasaan pengetahuan, sikap
dan keterampilan. Hal ini mengandung arti bahwa kualitas unjuk kerja itu
ditentukan oleh kualitas penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Semakin tinggi kualitas penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan,
semakin tinggi pula unjuk kerjanya, begitu pula sebaliknya. Jadi ada korelasi
positif tinggi antara tingkat penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan
dengan kompetensi yang terbentuk.
Menurut Mulyasa (dalam Asrori dan Pudjawan, 2013), kompetensi
merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang
direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Menurut Muhaimin (dalam
Asrori, 2011), kompetensi adalah seperangkat tindakan intelegen penuh tanggung
jawab yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu
melaksanakan tugas-tugas dalam bidan pekerjaan tertentu. Sifat intelegen harus
ditunjukkan sebagai kemahiran, ketetapan dan keberhasilan bertindak. Sifat
tanggungjawab harus ditunjukkan sebagai kebenaran tindakan baik dipandang dari
sudut ilmu pengetahuan, teknologi maupun etika. Menurut Muhibbin Syah (dalam
Asrori,2011) kompetensi adalah kemampuan atas kecakapan.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan kompetensi
adalah pengetahuan, keteampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang
yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku
kognitif, efektif dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya.
Selanjutnya masih menurut Syah (dalam Asrori dan Soetjipto, 2004),
dikemukakan bahwa kompetensi guru adalah kemampuan seorang guru dalam
melaksanakan kewajiaban-kewajiaban secara bertanggung jawab dan layak. Jadi
3
kompetensi professional guru dapat diartikan sebagai kemampuan dan
kewenangan guru dalam menjalankan profesi keguruaannya. Guru yang kompeten
dan professional adalah guru piawai dalam melaksanakan profesinya. Berdasarkan
uraian di atas kompetensi guru dapat didefinisikan sebagai penguasaan terhadap
pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan
berpikir dan bertindak dalam menjalankan profesi sebagai guru.
2.2 Kompetensi Paedagogik
2.2.1 Pengertian Kompetensi Paedagogik
Kompetensi Paedagogik merupakan salah satu jenis kompetensi yang
mutlak perlu dikuasai guru. Kompetensi Paedagogik pada dasarnya adalah
kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi
Paedagogik merupakan kompetensi khas, yang akan membedakan guru dengan
profesi lainnya dan akan menentukan tingkat keberhasilan proses dan hasil
pembelajaran peserta didiknya. Kompetensi Paedagogik adalah kemampuan
mengelola pembelajaran peserta didik. Termasuk ke dalam kemampuan ini antara
lain sub-sub kemampuannya adalah sebagai berikut.
1) Menata ruang kelas
2) Menciptakan iklim kelas yang kondusif
3) Memotivasi siswa agar bergairah belajar
4) Memberi penguatan verbal maupun nonverbal
5) Memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas kepada siswa.
6) Tanggap terhadap gangguan kelas
7) Menyegarkan kelas jika kelas mulai lelah.
Kompetensi ini tidak diperoleh secara tiba-tiba tetapi melalui upaya belajar
secara terus menerus dan sistematis, baik pada masa pra jabatan (pendidikan calon
guru) maupun selama dalam jabatan, yang didukung oleh bakat, minat, dan
potensi keguruan lainnya dari masing-masing individu yang bersangkutan.
Berkaitan dengan kegiatan Penilaian Kinerja Guru terdapat 7 (tujuh) aspek
dan 45 (empat puluh lima) indikator yang berkenaan penguasaan kompetensi
paedagogik. Berikut ini disajikan katujuh aspek kompetensi paedagogik beserta
indikatornya.
4
a.
Menguasai karakteristik peserta didik. Guru mampu mencatat dan
menggunakan informasi tentang karakteristik peserta didik untuk membantu
proses pembelajaran. Karakteristik ini terkait dengan aspek fisik, intelektual,
sosial, emosional, moral, dan latar belakang sosial budaya.
b.
Menguasai teori belajar dan prinsip pembelajaran yang mendidik. Guru
mampu menetapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik
pembelajaran yang mendidik secara kreatif sesuai dengan standar kompetensi
guru. Guru mampu menyesuaikan metode pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik peserta didik dan memotivasi mereka untuk belajar.
c.
Pengembangan kurikulum. Guru mampu menyusun silabus sesuai dengan
tujuan terpentingnya kurikulum dan menggunakan RPP sesuai dengan tujuan
dan lingkungan pembelajaran. Guru mampu memilih, menyusun, dan menata,
materi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
d.
Kegiatan pembelajaran yang mendidik. Guru mampu menyusun dan
melaksanakan rancangan pembelajaran yang mendidik secara lengkap. Guru
mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan
peserta didik. Guru mampu menyusun dan menggunakan berbagai materi
pembelajaran dan sumber belajar sesuai dengan karakteristik peserta didik.
Jika relevan, guru memanfaatkan teknologi informasi komunikasi (TIK)
untuk kepentingan pembelajaran.
e.
Pengembangan potensi peserta didik. Guru mampu menganalisis potensi
pembelajaran setiap peserta didik dan mengidentifikasi pengembangan
potensi peserta didik melalui program pembelajaran yang mendukung siswa
mengaktualisasikan potensi akademik, kepribadian, dan kreativitasnya sampai
ada bukti jelas bahwa peserta didik mengaktualisasikan potensi mereka.
f.
Komunikasi dengan peserta didik. Guru mampu berkomunikasi secara efektif,
empatik, dan satuan dengan peserta didik dan bersikap antusias dan positif.
Guru mampu memberikan respon yang lengkap dan relevan kepada komentar
atau pertanyaan peserta didik.
g.
Penilaian dan Evaluasi. Guru mampu menyelenggarakan penilaian proses dan
hasil belajar secara berkesinambungan. Guru melakukan evaluasi atas
efektifitas proses dan hasil belajar dan menggunakan informasi hasil penilaian
5
dan evaluasi untuk merancang program remedial dan pengayaan. Guru
mampu menggunakan hasil analisis penilaian dalam proses pembelajaran.
2.2.2 Fungsi Kompetensi Paedagogik
Dari pengertian kompetensi paedagogik di atas, adapun fungsi dari
kompetensi paedagogik adalah sebagai berikut.
a. Kompetensi Melaksanakan Proses Belajar Mengajar
Melaksanakan
proses
belajar
mengajar
merupakan
tahap
pelaksanaan program yang telah disusun. Dalam kegiatan ini kemampuan
yang di tuntut adalah keaktifan guru menciptakan dan menumbuhkan
kegiatan siswa belajar sesuai dengan rencana yang telah disusun. Pada
tahap ini pengetahuan teori belajar mengajar, pengetahuan tentang siswa,
diperlukan pula kemahiran dan keterampilan teknik belajar, misalnya:
prinsip-prinsip mengajar, penggunaan alat bantu pengajaran, penggunaan
metode mengajar, dan keterampilan menilai hasil belajar siswa.
Yutmini, 1992 (dalam Luluk & Pudjawan, 2013) mengemukakan,
persyaratan kemampuan yang harus dimiliki guru dalam melaksanakan
proses belajar mengajar meliputi kemampuan: (1) menggunakan metode
belajar, media pelajaran, dan bahan latihan yang sesuai dengan tujuan
pengajaran, (2) mendemonstrasikan penguasaan mata pelajaran dan
perlengkapan
pengajaran,
(3)
berkomunikasi
dengan
siswa,
(4)
mendemonstrasikan berbagai metode mengajar, dan (5) melaksanakann
evaluasi proses belajar mengajar. Hal ini serupa dikemukaan oleh Harahap,
1982 (dalam Luluk & Pudjawan 2013) yang menyatakan, kemampuan
yang harus dimiliki guru dalam melaksanakan program mengajar adalah
cakupan kemampuan: (1) memotivasi siswa belajar sejak saat membuka
sampai menutup pelajaran, (2) mengarahkan tujuan pengajaran, (3)
menyajikan bahan pelajaran dengan metode yang relevan dengan tujuan
pengajaran, (4) melakukan pemantapan belajar, (5) menggunakan alat-alat
bantu pengajaran dengan baik dan benar, (6) melaksanakan layanan
bimbingan penyuluhan, (7) memperbaiki program belajar mengajar, dan
(8) melaksanakan hasil penilaian belajar.
6
Dalam
pelaksanaan
proses
belajar
mengajar
menyangkut
pengelolaan pembelajaran, dalam menyampaikan materi pelajaran harus
dilakukan secara terencana dan sistematis, sehingga tujuan pengajaran
dapat dikuasai oleh siswa secara efektif dan efisien. Kemampuankemampuan yang harus dimiliki guru dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar terlihat dalam mengidentifikasi karakteristik dan
kemampuan awal siswa, kemudian mendiagnosis, menilai dan merespon
setiap perubahan perilaku siswa. Depdiknas, 2004 (dalam Luluk &
Pudjawan, 2013) mengemukakan kompetensi melaksanakan proses belajar
mengajar meliputi (1) membuka pelajaran, (2) menyajikan materi, (3)
menggunakan media dan metode, (4) menggunakan alat peraga, (5)
menggunakan bahasa yang komunikatif, (6) memotivasi siswa, (7)
mengorganisasikan kegiatan, (8) berinteraksi dengan siswa secara
komunikatif, (9) menimpulkan pelajaran, (10) memberikan umpan balik,
(11) melaksanakan penilaian, dan (12) menggunakan waktu. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa melaksanakan proses belajar mengajar
merupakan sesuatu kegiatan dimana berlangsung hubungan antara
manusia, dengan tujuan membantu perkembangan dan menolong
keterlibatan siswa dalam pelajaran.
b. Kompetensi Melaksanakan Penilaian Proses Belajar Mengajar
Penilaian diartikan sebagi proses yang menentukan betapa baik
organisasi program atau kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai
maksud-maksud yang telah ditetapkan. Commite dalam Wirawan (dalam
Pudjawan, 2013:19) menjelaskan, evaluasi merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari setiap upaya manusia, evaluasi yang baik akan
menyebarkan pemahaman dan perbaikan pendidikan, sedangkan evaluasi
yang salah satu merugikan pendidikan.
Depdiknas,
2004
(dalam
Lubuk
&
Pudjawan
2013:19)
mengemukakan kompetensi penilaian belajar peserta didik, meliputi (1)
mampu memilih soal berdasarkan tingkat kesukaran, (2) mampu memilih
soal beradasarkan tingkat pembeda, (3) mampu memperbaiki soal yang
tidak valid, (4) mampu memeriksa jawaban, (5) mampu mengkalsifikasi
7
hasil-hasil penilaian, (6) mampu mengolah dan menganalisis hasil
penilaian, (7) mampu membuat interprestasi kecenderungan hasil
penilaian, (8) mampu menentukan korelasi soal beradasarkan hasil
penilaian, (9) mampu mengidentifikasi tingkat variasi hasil penilain, (10)
mampu menyimpulkan dari hasil penilaian secara jelas dan logis, (11)
mampu
menyusun
program
tindak
lanjut
hasil
mengklasifikasi kemampuan siswa, (13) mampu
penilaian,
(12)
mengidentifikasi
kebutuhan tindak lanjut hasil penilaian, (14) mampu melaksanakan tindak
lanjut, (15) mampu mengevaluasi hasil tindak lanjut, dan (16) mampu
menganalisis hasil evaluasi program tindak lanjut hasil penilain.
Berdasarkan uraian diatas kompetensi paedagogik tercemin dari indikator
(1) kemampuan merencanakan program belajar mengajar, (20 kemampuan
melaksanakan interaksi atau mengelola proses belajar mengajar, dan (3)
kemampuan melakukan penilaian.
2.2.3 Ruang Lingkup Kompetensi Paedagogik
Rumusan kompetensi paedagogik di dalam Penjelasan Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, Tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal
28 ayat 3 bahwa kompetensi ialah kemampuan mengelola pembelajaran peserta
didik yang meliputi; (1) pemahaman terhadap peserta didik, (2) perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran, (3) evaluasi hasil belajar, (4) pengembangan peserta
didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Yang
dimaksudkan dengan kompetensi paedagogik ialah kemampuan dalam pengolahan
pembelajaran peserta didik yang meliputi; a) pemahaman wawasan atau landasan
kependidikan, b) pemahaman terhadap peserta didik, c) mengembangkan
kurikulum/silabus, d) perancangan pembelajaran, e) pemanfaatan teknologi
pembelajaran, f) evaluasi proses dan hasil belajar, g) pengembangan peserta didik
untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Berdasarkan beberapa pengertian seperti tersebut di atas dengan
kompetensi paedagogik maka guru mempunyai kemampuan-kemampuan sebagai
berikut: 1) mengaktualisasikan landasan mengajar, 2) mengasai ilmu mengajar
(didaktik metodik), 3) mengenal siswa, 4) menguasai teori motivasi, 5) mengenali
8
lingkungan masyarakat, 6) menguasai penyusunan kurikulum, 7) menguasai
teknik penyusunan RPP, 8) menguasai pengetahuan evaluasi pembelajaran, dll.
2.3 Kompetensi Kepribadian
2.3.1 Pengertian Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian guru mencangkup sikap (antitude), nilai-nilai
(value), kepribadian sebagai elemen prilaku dengan ferpormance, sebagai elemen
prilakudalam kaitanya dengan performance yang ideal sesuai dengan bidang
pekerjaan yang dilandasi oleh latar belakang pendidikan peningkatan kemampuan
dan pelatihan serta legalitas kewarganegaraan mengajar. Kepribadian menunjuk
pada organisasi sikap-sikap seseorang untuk berbuat, mengetahui, berpikir dan
merasakan secara khususnya apabila dia berhubungan dengan orang lain atau
menanggapi suatu keadaan. Karena kepribadian merupakan abstrak si individu
dan kelakuannya sebagaimana halnya dengan masyarakat dan kebudayaan, maka
ketika aspek tersebut mempunyai hubungan yang saling mempengaruhi antara
satu dengan yang lainnya. Kepribadian merupakan organisasi
faktor-faktor
biologis, psikologis, dan sosiologis yang mendasari perilaku. Kepribadian mencakup kebiasaan-kebiasaan, sikap dan lain-lain. sifat yang khas dimiliki
seseorang yang berkembang apabila orang tadi berhubungan dengan orang lain.
Kompetensi kepribadian adalah kompetensi yang berkaitan dengan prilaku
pribadi guru itu sendiri yang kelak harus memiliki nilai nilai luhur agar terpancar
dalam prilaku sehari-hari hal ini dengan seandainya berkaitan erat dengan falsafah
hidup yang mengharapkan guru menjadi model manusia yang memiliki nilai nilai
luhur di Indonesia sikap pribadi yang dijiwai oleh filsafat pancasila yang
mengagungkan budaya bangsa yang rela berkorban bagi kesejahtraan bangsa dan
negaranya.
2.3.2 Fungsi Kompetensi Kepribadian
Setiap subjek memiliki pribadi yang unik setiap orang memiliki latar
belakang bawaan yang berbeda dengan individu yang lainya. banyak masalah
fsikologis yang dihadapi peserta didik seperti minat, kemampuan, motivasi dan
kebutuhan. semuanya memerlukan bimbingan guru yang berkepribadian baik
dapat bertindak sebagai pembimbing, penyuluh dan dapat menolong peserta didik
9
agar mampu menolongdirinya sendiri. guru adalah sebagai orang yang harus
digugu, ditiru dan sebagai contoh dari kehidupan dan prilaku peserta didik. ki
hajar dewantara mengemukakan suatu prinsip dalam system amongnya yang
berisikan:
ing ngarso sungtolodo
ing madyo mangun karso
tut wuri handayani
artinya guru harus menjadi contoh dan teladan, membangun motif belajar
dan menmberikan motifasi belajar dari belakang. guru mampu menjadi orang
yang mengerti diri siswa dimana guru mengetahui bagaimana masalah dan
problematika yang sedang di hadapi siswa, serta guru harus selalu segan agar
siswa mendapat contoh yang baik dalam kehidupan belajar siswa.
Berdasarkan uraian diatas, fungsi kompetensi kepribadian guru adalah
memberikan bimbingan dan sesuai teladan, secara bersama sama mengembangkan
kreatifitas dan membangkitkan motif belajar serta dorongan untuk maju kepada
anak didik.
2.3.3 Ruang Lingkup Kompetensi Kepribadian Guru
Untuk meningkatkan kompetensi, guru dituntut untuk menatap dirinya dan
memahami konsep dirinya. seorang guru harus membaca pada dirinya sendiri, bila
ia berkaca ia akan melihat bukan satu pribadi tetapi ada tiga pribadi yaitu ;
a. saya dengan konsep diri saya.
b. saya dengan ide diri saya
c. saya dengan relita diri saya.
Kemampuan pribadi guru menurut sanusi (dalam satori dan pudjawan 2013)
mencangkup hal-hal sebagai berikut:
a. penampiilan sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai
guru, dan terhadap keseluruhan situasi pendidikan beserta unsure
unsurnya.
b. pemahaman, penghayatan, dan penampilan nilai-nilai yang seyogyanya
dianut oleh seorang guru.
10
c. penampilan upaya untuk menjadikan dirinya sebagai panutan dan teladan
bagi paa siswanya.
Kompetensi kepribadian yang perlu dimiliki guru antara lain sebagai berikut :
a. guru sebagai manusia ciptaan tuhan yang maha esa berkewajiban untuk
meningkatkan iman dan ketakwaanya pada tuhan, sejalan dengan agama
dan kepercayaan yang dianutnya.
b. guru memiliki kelebihan dibandingkan dengan yang lain oleh karena itu
perlu dikembangkan rasa percaya pada diri sendiri dan tanggung jawab
bahwa ia memiliki potensi yang besar dalam bidang keguruan dan mampu
menyeleaikan segala persoalan yang dihadapinya.
c. guru senantiasa berhadapan dengan komunitas yang berbeda dan beragam
keunukan dari peserta didik dan masyarakatnya maka guru perlu untuk
mengembangkan sikap tenggang rasa dan toleransi dalam menyikapi
perbedaan yang ditemuinya dalam berinteraksi dengan peserta didik
maupun masyarakatnya.
d. guru diharapkan dapat menjadi fasilitator dalam menumbuh kembangkan
budaya berfikir kritis dalam masyarakat, saling menerima dalam
perbedaan pendapat dan menyepakatinya untuk mencapai tujuan bersama
maka
dituntut
seorang
guru
untuk
bersikap
demokratis
dalam
penyampaian dan menerima gagasan mengenai permasalahan yang ada di
sekitarnya sehingga guru menjadi terbuka dan menutup diri dari hal hal
yang berada di luar dirinya.
e. guru mampu mengembangkan dirinya sesuai dengan pembaharuan, baik
dalam bidang profesinya maupun dalam spesialisasinya.
f. guru mampu menghayati tujuan tujuan pendidikan, baik secara nasional,
kelembagaan, kurikuler, sampai tujuan mata pelajaran yang diberikanya.
g. hubungan manusiawi yaitu kemampuan guru untuk dapat berhubungan
dengan orang lain atas dasar saling menghormati antar satu dengan yang
lainya.
h. pemahaman diri yaitu kemampuan untuk memahami segala aspek dirinya
baik yang positif maupun negative.
11
Dari rincian diatas maka kompetensi kepribadian guru mencangkup
prilaku manusia secara individu manusia yang dibatasi oleh norma norma yang
belaku dalam hidupnya serta bersumber dari filsafah hidupnya, serta nilai-nilai
yang berkembang di tempat guru guru berada.
2.4 Kompetensi Profesional
2.4.1 Pengertian Kompetensi Profesional
Menurut Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
kompetensi professional adalah “ kemampuan penguasaan materi pelajaran secara
luas dan mendalam”. Surya, 2003 (dalam lukluk, 2011) mengemukakan
kompetensi professional adalah berbagai kemampuan yang diperlukan agar dapat
mewujudkan dirinya sebagi guru profesional. Kompetensi professional meliputi
kepakaran atau keahlian dalam bidangnya yaitu penguasaan bahan yang harus
diajarkannya beserta betapa metodenya, rasa tanggung jawab akan tugasnya dan
rasa kebersamaan dengan sejawat guru lainnya. Gumelar dan Dahyat, 2002
(dalam Lukluk, 2011) merujuk pada pendapat Asian Instut for Teacher Education,
mengemukakan kompetensi professional guru mencangkup kemampuan dalam
hal (1) mengerti dan dapat menerapkan landasan pendidikan baik filosofis,
psikologis, dan sebagainya, (2) mengerti dan menerapkan teori belajar sesuai
dengan tingkat perkembangan perilaku peserta didik, (3) mampu menangania
mata pelajaran atau bidang studi yang ditugaskan kepadanya, (4) mengerti dan
dapat menerapkan metode mengajar yang sesuai, (5) mampu menggunakan
berbagai alat pelajaran dan media serta fasilitas belajar lain, (6) mampu
mengorganisasikan
dan
melaksanakan
program
pengajaran,
(7)
mampu
nelaksanakan evaluasi belajar dan (8) mampu menubuhkan motivasi peserta didik.
Depdiknas, 2004 (dalam Luluk, 2011) mengemukakan kompetensi
professional meliputi (1) pengembangan profesi, pemahaman wawasan, dan
penguasaan lahan kajian akademik. Pengembangan profesi meliputi meliputi (1)
mengikuti informasi perkembangan iptek yang mendukung profesi melalui
berbagai kegiatan ilmiah, (2) mengalihbahasakan buku pelajaran/karya ilmiah, (3)
mengembangkan barbagai model pembelajaran, (4) menulis makalah, (5)
menulis/menyusun diktat pelajaran, (6) menulis buku pelajaran, (7) menulis
12
modul, (8) menulis karya ilmiah, (9) menuliskan penelitian ilmiah, (10)
menemukan teknologi tepat guna, (11) membuat alat peraga/media, (12)
menciptakan karya seni, (13) mengikuti pelatihan terakreditasi, (14) mengikuti
pendidikan kualifikasi, dan (15) mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum.
Pemahaman wawasan meliputi :
1. Memahami visi dan misi
2. Memahami hubungan pendidikan dengan pengajaran,
3. Memahami konsep pendidikan dasar dan menengah,
4. memahami fungsi sekolah,
5. Mengidentifikasi permasalahan umum pendidikan dalam hal proses dan
hasil belajar,
6. membangun system yang menunjukkan keterkaitan pendidikan dan luar
sekolah.
Penguasaan bahan kajian akademik meliputi (1) memahami struktur
pengetahuan, (2) menguasai substansi materi, (3) menguasai substansi kekuasaan
sesuai dengan jenis pelayanan yang di butuhkan siswa. Berdasarkan uraian di atas,
kompetensi professional guru tercermin dari indicator (1) kemampuan penguasaan
materi pelajaran, (2)
kemmpuan penelitian dan penyusuan karya ilmiah, (3)
kemampuan pengembangan profesi, dan (4) pemahaman terhadap wawasan dan
landasan pendidikan.
2.4.2 Fungsi Kompetensi Profesional
Ada 4 Kompetensi professional guru :
1. Mempunyai pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia.
2. Mempunyai pengetahuan dan menguasai bidang studi yangh di binanya.
3. Mempunyai sikap yang tepat tentang diri sendiri, sekolah, teman
sejawar, dan bidang studi yang dibinanya.
4. Mempunyai keterampilan dalam teknik mengajar.
5. Pengelolaan kelas.
a. Penguasaan Bahan Bidang Studi
Kompetensi pertama yang harus dimiliki seorang guru adalah penguasaan
bahan bidang studi. Penguasaan ini menjadi landasan pokok untuk
13
keterampilan mengajar. Yang dimaksud dengan kemampuan menguasai bahan
bidang studi mengajar Wijaya (1982) adalah kemampuan mengetahui,
memahami,
megaplikasikan,
menaganalisis,
menyintesiasikan
dan
mengevaluasi sejumlah pengetahuan keahlian yang diajarkan.
b. Kemampuan mengelola program belajar mengajar
Kemampuan
mengelola
program
belajar
mengajar
mencangkup
kemampuan merumuskan tujuan instruksional, kemampuan mengenal dan
menggunakan metode mengajar, kemampuan memilih dan menyusun prosedur
instruksional yang tepat, kemampuan melaksanakan program belajar mengajar,
kemampuan mengenal potensi peserta didik, serta kemampuan merencanakan
dan melakasanakn pengajaran remedial. Secara rinci, menurut Sciever, 1991
(dalam Luluk, 2011) kemampuan mengelola program belajar mengajar dapat di
lakukan dengan cara berikut :
(1) Merumuskan tujuan instruksional. Kemampuan ini dilakukan dengan cara :
a. Mengkaji kurikulum bidang studi
b. Mempelajari ciri-ciri rumusan tujuan instruksional
c. Mempelajari tujuan instruksional bidang studi yang bersangkutan
d. Merumuskan tujuan instruksional bidang studi yang bersangkutan
e. Mengenal dan dapat menggunakan metode mengajar
c) Pengelolaan Kelas
Kemampuan ini menggambarkan keterampilan guru dalam merancang,
menata, dan mengatur sumber-sumber belajar, agar tercapai suasana pengajaran
yang efektif, dan efisin. Jenis kemampuan yang perlu dimiliki guru adalah:
(1) Mengatur tata ruang kelas untuk pengajaran. kemampuan ini dapat dikuasai
dengan cara berikut:
(a) Mempelajari macam-macam pengaturan tempat duduk dan setting
ruangan kelas sesuai dengan tujuan-tujuan instruksinal yang hendak
dicapai.
(b) Mempelajari kriteria penggunaan macam-macam pengaturan tempat
duduk dan setting ruangan.
(2) Menciptakan iklim belajar mengajar yang kondusif. Kemampuan ini dapat
dikuasai dengan cara berikut:
14
(a) Mempelajari factor-faktor yang mengganggu iklim belajar mengajar
yang kondusif.
(b) Mempelajari strategi dan prosedur pengelolaan kelas yang bersifat
preventif
(c) Menggunakan prosedur pengelolaan kelas yang bersifat kuratif
2.4.3 Ruang Lingkup Kompetensi Profesional
Adapun ruang lingkup yang sebagaimana yang diuraikan E.Mulyana, 2007
(dalam Almas, dan Pudjawan, 2013) sebagai berikut:
a. Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik filosofi,
psikologi, sosiologi, dll.
b. Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf perkembangan
peserta didik
c. Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi
tanggungjawabnya
d. Mengeti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi
e. Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media dan
sumber belajar yang relevan.
f. Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran
g. Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik
h. Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik
Dari
uraian
tersebut
ruang
lingkup
kompetensi
professional
mengungkapkan bahwa kompetensi professional merupakan kompetensi yang
harus dikuasai guru dalam menjalankan tugas utamanya, yakni mengajar.
2.5 Kompetensi Sosial
2.5.1 Pengertian Kompotensi Sosial
Menurut Arikunto, 1993 (dalam luluk 2011) mengemukakan kompotensi
sosial mengharuskan guru memilkik kemampuan komunikasi sosial dengan
peserta didik, sesama guru, kepala sekolah, pegawai tat usaha, bahkan dengan
anggota masyarakat. Sedangkan Surya (2003:138) mengemukakan kompotensi
sosial adalah kemampuan yang diperlukan oleh seoarang agar berhasil dalam
15
berhubungan dengan orang lain. Kompotensi sosial adalah kemampuan guru
untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta
didik, sesama guru, orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.
Menurut Djumiran (2009) Kompetensi sosial adalah kemampuan guru
untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta
didik, sesama guru, orang tua / wali peserta didik dan masyarakat sekitar.
Dari uraian diatas dapat dikemukakan bahwa kompotensi sosial guru
merupakan kemampuan guru untuk memahami dirinya sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari masyarakat dan mampu mengembangkan tugas sebagai anggota
masyarakat dan mampu mengembangkan tugas sebagai warga negara. Lebih
dalam lagi kemampuan sosial ini mencakup kemampuan untuk menyesuaikan diri
kepada tuntutan kerja dan lingkungan sekitar pada waktu membawakan tugasnya
sebagai guru.
2.5.2 Kompetensi Sosial Apa Yang Harus Dimiliki Oleh Guru
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008, guru sekurangkurangnya harus memiliki kompetensi.
1. Berkomunikasi dengan baik secara lisan, tulisan, dan isyarat.
Bobbi
DePorter
dalam
buku
terkenalnya Quantum
Taeching menyebutkan prinsip komunikasi ampuh yakni menimbulkan
kesan, mengarahkan atau focus pada materi yang disampaikan, dan spesifik.
Guru hendaknya kreatif mengoptimalkan kemampuan kinerja otak sebagai
tempat menimbulkan kesan. Maka guru dituntut mampu menentukan kata-kata
yang tepat dalam memberi penjelasan pada siswa. Oleh karena itu, sebaiknya
guru menyusun perkataan yang komunikatif serta santun untuk pembelajaran
yang berkesan dan bermakna. Jika seorang guru tidak mampu untuk
berkomunikasi, maka materi yang harus disampaikan kepada murid akhirnya
tidak jelas tersampaikan yang mengakibatkan murid kebingungan dan tidak
mengerti dengan penjelasan guru.
2. Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi.
16
Dalam perkembangan globalisasi yang semakin meningkat, kebutuhan
untuk menguasai teknologi komunikasi dan informasi sangat dibutuhkan,
ketika seorang guru tidak menguasainya, maka dalam hal pembelajaran
maupun cara komunikasi dengan siswa akan ketinggalan zaman, sekarang ini
jaringan sosial untuk membangun komunikasi semakin luas misalnya dengan
adanya blog, e-mail, maupun fasilitas internet lainnya yang bisa dijadikan
sarana untuk berkomunikasi dan mencari ilmu pengetahuan selain di kelas.
3. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua/wali peserta didik.
Adanya saling menghormati dan menghargai baik itu dengan peserta didik,
sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik.
4. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dan memperhatikan
aturan yang berlaku dalam masyarakat.
Sebagai pribadi yang hidup di tengah-tengah masyarakat, guru perlu
memiliki kemampuan untuk berbaur dengan masyarakat misalnya melalui
kegiatan olahraga, keagamaan, dan kepemudaan. Ketika guru tidak memiliki
kemampuan pergaulan, maka pergaulannya akan menjadi kaku dan kurang bisa
diterima oleh masyarakat.
5. Menerapkan prinsip persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan
Seorang guru hendaknya benar-benar mengajar dari hati, tanpa adanya
keterpaksaan, sehingga membuat siswa lebih nyaman dengan guru tersebut,
selain itu seorang guru selalu berusaha untuk saling terbuka, membangun
persaudaraan dimana disini guru bukan hanya berperan sebagai seseorang yang
mengajar di kelas, tapi juga dapat berperan sebagai orang tua, kakak, teman
ataupun sahabat. Hal ini akan mempengaruhi karakter dari siswa yang guru
tersebut ajarkan, sehingga mereka akan lebih mudah menerima dan mengikuti
apa yang guru tersebut sampaikan. Guru juga harus memupuk semangat
kebersamaan dengan adanya diskusi kelompok sehingga terbentuk ikatan
emosional dengan teman-temannya.
Menurut Djumiran (2009), kopetensi yang harus dimilki oleh seorang guru
adalah
1.
Luwes bergaul dengan siswa, sejawat dan masyarakat.
17
2.
Bersikap ramah, akrab dan hangat terhadap siswa, sejawat dan masyarakat.
3.
Bersikap simpatik dan empatik.
4.
Mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial.
2.5.3 Fungsi Kompotensi Sosial
Guru ada dan hidup dimasyarakat. Masyarakat dalam proses pembangunan
sekarang ini menganggap guru sebagaianggota masyarakat yang memiliki
kemampuan, keterampilan yang cukup besar, yang mau ikut serta secara aktif
dalam proses pembangunan. Peran dan fungsi guru yang perlu dipelajari adalah
sebagai berikut:
1. Motivator dan inovator dalam pembangunan pendidikan.
Sebagai ilustrasi guru yang berada didesa berperan sebagai agen
perubahan dimayarakat berusaha aktif dalam mencerdaskan kehidupan
masyarakat desa dengan senatiasa memberikan motivasi kepada maysarakat
untuk ikut serta mensukseskan program wajib belajar dan mendorong mereka
untuk tetap menyekolahkan anaknya kejenjang yang lebih tinggi.
2. Perintis dan pelopor pendidikan.
contoh kepelaporan yang dilakukan guru dalam kegiatan penggalangan
dana dari masyarakat yang mampu untuk memberikan beasiswa bagi siswa
yang berprestasi yang kurang mampu disekolahnya, keativan guru sebagai tutor
dibalai desa dalam menunjang program kejara paket A dan paket B.
3. Penelitian dan pengkajian illmu pengetahuan.
Sebagai seorang guru yang memiliki kemampuan dalam ilmu pengetahuan
dituntut untuk senantiasa berusaha melakukan berbagai penemuan khususnya
berkaiatan dengan permasalahan pendidikan yang ada di maysarakat sehingga
diharapakn dengan penemuannya dapat dilakukan pencarian solusinya baik
secara individu maupun kelembagaan.
4. Pengabdian.
Menyadari akan tuntutan yang demikian besar terhadap tanggung jawab
guru di maysarakat, maka salah satu ujung tombak duniapendidikan perlu
melibatkan diri dalam kegiatan dimasyarakat yang releavan dengan dunia
pendidikan terutama dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
18
2.5.4 Ruang Lingkup Kompotensi Sosial
Achmad Sanusi, 1991 (dalam luluk, 2011) mengungkapkan kompotensi
sosial mencakup kemampuan untuk menyesuaikan diri kepada tuntutan kerja dsan
lingkungan sekitar pada waktu membawakan tugasnya sebagai guru.
Menurut D. T Amijaya, 1984 (dalam luluk 2011) kompotensi
kemasyarakatan atau kompotensi sosial seorang guru, sudah barang tentu
berkaitan dengan kompotensi profesinalnya.
Jenis-jenis kompotensi yang harus dimiliki guru menurut Cece wijaya,
(dalam luluk 1994) adalah sebagai berikut:
a. Terampil berkomunikasi dengan peserta didik dan orang tua peserta didik.
Keterampilan berkomunikasi dengan orang tua peserta didik, baik melalui
bahasa lisan maupun tertulis, sangat diperlukan oleh guru. Guru harus
dapat menampilkan dirinya sedemikian rupa, sehingga kehadirannya
diterima dimasyarakat. Dengan cara demikian, dia akan mampu
bekerjasama dengan dewan pendidik/komite sekolah baik di dalam
maupun diluar kelas. Sebgai ilustrasi, guru yang ada disekolah harus
mengetahui karakteristik lingkungan sosial budaya masyarakat ditempat
guru bekerja dan ditempat tinggalnya sehingga adaptasi yang di lakukan
akan lebih diterima oleh masyarakat.
b. Pandai bergaul dengan kawan sekerja dan mitra pendidikan
Guru diharapkan dapat menjadi tempat mengadu oleh sesama kawan
sekrja dan orang tua peseta didik, dapat diajak berbicara mengenai
berbagai kesulitan yang dihadapi guru lain atau orang tua berkenaan
dengan anaknya, baik dibidang akademis ataupun sosial.
c. Memahami dunia sekitarnya (lingkungannya)
Sekolah ada dan hidup dimasyarakat. Masyarakat yang ada disekitar
sekolah selalu mempengaruhi perkembangan pendidikan di sekolah,
karena itu guru wajib mengenal dan menghayati dunia sekitar sekolah,
minimal masyarakat kelurahan/desa dan kecamatan dimana sekolah dan
guru berada.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Kompetensi professional guru dapat diartikan sebagai kemampuan dan
kewenangan guru dalam menjalankan profesi keguruaannya. Guru yang kompeten
dan professional adalah guru piawai dalam melaksanakan profesinya. Berdasarkan
uraian di atas kompetensi guru dapat didefinisikan sebagai penguasaan terhadap
pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan
berpikir dan bertindak dalam menjalankan profesi sebagai guru.
Kompetensi Paedagogik pada dasarnya adalah kemampuan guru dalam
mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi Paedagogik merupakan
kompetensi khas, yang akan membedakan guru dengan profesi lainnya dan akan
menentukan tingkat keberhasilan proses dan hasil pembelajaran peserta didiknya.
Fungsi kompetensi paedagogik adalah kompetensi melaksanakan proses belajar
mengajar dan kompetensi melaksanakan penilaian proses belajar mengajar. Ruang
lingkup kompetensi paedagogik yang harus guru miliki yaitu kemampuankemampuan sebagai berikut: 1) mengaktualisasikan landasan mengajar, 2)
mengasai ilmu mengajar (didaktik metodik), 3) mengenal siswa, 4) menguasai
teori motivasi, 5) mengenali lingkungan masyarakat, 6) menguasai penyusunan
kurikulum, 7) menguasai teknik penyusunan RPP, 8) menguasai pengetahuan
evaluasi pembelajaran, dll.
Kompetensi kepribadian adalah kompetensi yang berkaitan dengan prilaku
pribadi guru itu sendiri yang kelak harus memiliki nilai nilai luhur agar terpancar
dalam prilaku sehari-hari. Fungsi kompetensi kepribadian guru adalah
memberikan bimbingan dan sesuai teladan, secara bersama sama mengembangkan
kreatifitas dan membangkitkan motif belajar serta dorongan untuk maju kepada
anak didik. Ruang lingkup kompetensi kepribadian guru mencangkup prilaku
manusia secara individu manusia yang dibatasi oleh norma norma yang belaku
dalam hidupnya serta bersumber dari filsafah hidupnya, serta nilai-nilai yang
berkembang di tempat guru guru berada.
20
Kompetensi professional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran
secara luas dan mendalam. Fungsi kompetensi profesional yaitu penguasaan
bahan bidang studi, kemampuan mengelola program belajar mengajar, dan
pengelolaan kelas. Ruang lingkup kompetensi profesional mengungkapkan bahwa
kompetensi professional merupakan kompetensi yang harus dikuasai guru dalam
menjalankan tugas utamanya, yakni mengajar.
Kompotensi sosial guru merupakan kemampuan guru untuk memahami
dirinya sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat dan mampu
mengembangkan tugas sebagai anggota masyarakat dan mampu mengembangkan
tugas sebagai warga negara. Fungsi kompetensi sosial yaitu motivator dan
inovator dlam pembangunan pendidikan, perintis dan pelopor pendidikan,
penelitian dan pengkajian ilmu pengetahuan, dan pengabdian. Ruang lingkup
terampil berkomunikasi dengan peserta didik dan orang tuanya, pandai bergaul
dengan kawan sekerja dan mitra pendidikan, dan memahami dunia sekitarnya
(lingkungannya).
3.2 Saran
Sebagai calon guru maupun seorang guru diharapakan mampu memiliki
kompetensi-kompetensi yang ada seperti kompetensi paedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial, agar belajar mengajar
tidak adanya rasa janggung atau kaku dalam mengajar.
21
DAFTAR PUSTAKA
Pudjawan, Ketut. 2013. Profesi Keguruan. Singaraja: Universitas Pendidikan
Ganesha.
Senja, Jingga. 2014. Makalah Tentang Kompetensi Paedagogik. Tersedia pada:
http://viapurwawisesasiregar.blogspot.co.id/2014/03/makalah-tentangkompetensi-paedagofik.html. diakses pada tanggal 4 Maret 2016.
Soetjipto, dan Raflis Kosasi. 2004. Profesi Keguruan. Jakarta: PT Asdi
Mahasatya.
“Kompetensi Guru ”
Dosen Pengampu Mata Kuliah
Ketut Susiani, S.Pd., M.Pd.
Oleh kelompok 2 :
1.
Ni Wayan Yuniartasari
(1311031034_14)
2.
I Wayan Juniantara Putra
(1311031035_15)
3.
Ni Putu Dessy Putriani
(1311031044_22)
4.
I Ketut Dedi Agung Susanto Putra (1311031056_31)
5.
IW Gylank Okka Prathama
(1311031060_35)
Kelas/Semester : C/VI
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2016
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah dengan judul “Kompetensi Guru” ini tepat pada waktunya.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih terhadap semua pihak yang
secara langsung maupun tidak langsung telah ikut membantu dalam
terselesaikannya makalah yang sangat sederhana ini.
Penulis menyadari banyak kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam
makalah ini,untuk itu mohon kiranya ada kritik dan saran yang bersifat
membangun dan konstruktif terhadap makalah ini demi penyempurnaan isi
makalah ini kedepannya.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat dan
berguna, dan juga dapat berpengaruh terhadap dunia pendidikan pada khususnya
dan bermanfaat bagi banyak orang pada umumnya.
Singaraja, 4 Maret 2016
Penyusun
1
DAFTAR ISI
Kata pengantar.............................................................................................
i
Daftar isi .......................................................................................................
ii
Bab I Pendahuluan.......................................................................................
1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................
2
1.3 Tujuan..................................................................................................
2
1.4 Manfaat................................................................................................
2
Bab II Pembahasan......................................................................................
3
2.1 Pengertian Kompetensi Guru ..................................................................
3
2.2 Kompetensi Paedagogik ..........................................................................
4
2.2.1 Pengertian Kompetensi Paedagogik..............................................
4
2.2.2 Fungsi Kompetensi Paedagogik.....................................................
6
2.2.3 Ruang Lingkup Kompetensi Paedagogik......................................
8
2.3 Kompetensi Kepribadian..........................................................................
9
2.3.1 Pengertian Kompetensi Kepribadian.............................................
9
2.3.2 Fungsi Kompetensi Kepribadian...................................................
9
2.3.3 Ruang Lingkup Kompetensi Kepribadian..................................... 10
2.4 Kompetensi Profesional........................................................................... 12
2.4.1 Pengertian Kompetensi Profesional............................................... 12
2.4.2 Fungsi Kompetensi Profesional..................................................... 13
2.4.3 Ruang Lingkup Kompetensi Profesional....................................... 15
2.5 Kompetensi Sosial.................................................................................... 15
2.5.1 Pengertian Kompetensi Sosial....................................................... 15
2.5.2 Kompetensi Sosial Apa Yang Harus Dimiliki Oleh Guru ............. 16
2.5.3 Fungsi Kompetensi Sosial............................................................. 18
2.5.4 Ruang Lingkup Kompetensi Sosial .............................................. 19
Bab III Penutup............................................................................................
20
3.1 Simpulan .............................................................................................
20
3.2 Saran....................................................................................................
21
Daftar Pustaka
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Guru merupakan salah satu profesi yang berperan dalam membentuk dan
menentukan kualitas SDM di masa yang akan datang. Oleh sebab itu, untuk
mendapatkan SDM berkualitas di masa yang akan datang, maka diperlukan guru
yang berkualitas pula. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas guru adalah
dengan meningkatkan kompetensinya.
Sebagai profesi kemampuan guru ini erat kaitannya dengan keberhasilan
guru sebagai seorang pendidik, dimana guru yang berkompeten yang nantinya
memiliki potensi, guru tersebut berpeluang menjadi pendidik yang profesional.
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang sesungguhnya seorang guru dituntut
untuk memiliki beberapa kompetensi. Kompetensi disini berupa seperangkat
tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya sebagai
pendidik, pengajar, pembina, pengasuh dan penuntun.
Kompetensi merupakan kemampuan yang dibutuhkan untuk dapat
berkinerja unggul. Kompetensi lebih dari sekedar pengetahuan dan keterampilan
(skill). Kompetensi juga melibatkan kemampuan untuk memenuhi tuntutan yang
kompleks dengan menggambarkan dan memobilisasi sember daya psikososial
(skill dan attitudes) dalam konteks tertentu.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005
Tentang Guru Dan Dosen (dalam Jingga Senja, 2014) disebutkan bahwa “Guru
wajib memiliki kualifikas akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat
jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional”. Kompetensi yang harus dimiliki oleh guru dijelaskan secara
lebih detail dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi
Guru. Dalam peraturan tersebut disebutkan bahwa ada 4 kompetensi utama yang
harus dimiliki oleh Guru, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Keempat kompetensi tersebut
terintegrasi dalam kinerja guru.
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, adapun rumusan masalah yang
didapatkan diantaranya:
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan kompetensi guru?
1.2.2 Apa yang dimaksud dengan kompetensi paedagogik?
1.2.3 Apa yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian?
1.2.4 Apa yang dimaksud dengan kompetensi profesional?
1.2.5 Apa yang dimaksud dengan kompetensi sosial?
1.3 Tujuan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan dari penulisan makalah
ini yaitu:
1.3.1 Untuk mengetahui dan menjelaskan yang dimaksud kompetensi guru.
1.3.2 Untuk mengetahui dan menjelaskan yang dimaksud kompetensi
paedagogik.
1.3.3 Untuk mengetahui dan menjelaskan yang dimaksud kompetensi
kepribadian.
1.3.4 Untuk mengetahui dan menjelaskan yang dimaksud kompetensi
profesional.
1.3.5 Untuk mengetahui dan menjelaskan yang dimaksud kompetensi sosial.
1.4 Manfaat
Berdasarkan penulisan makalah ini maka, manfaat yang ingin di capai
adalah pembaca mampu untuk memahami dan mengaplikasikan di kehidupan
nyata pentingnya kompetensi guru dikuasi oleh seorang guru dalam proses
belajar mengajar.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kompetensi Guru
Departemen Pendidikan Nasional (2006 : 2) memberi pengertian
kompetensi adalah kemampuan bersikap, berpikir dan bertindak secara konsisten
sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dimiliki
peserta didik. Dengan kata lain kompetensi itu merupakan kemampuan unjuk
kerja (ability to do) yang dilatarbelakangi oleh penguasaan pengetahuan, sikap
dan keterampilan. Hal ini mengandung arti bahwa kualitas unjuk kerja itu
ditentukan oleh kualitas penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Semakin tinggi kualitas penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan,
semakin tinggi pula unjuk kerjanya, begitu pula sebaliknya. Jadi ada korelasi
positif tinggi antara tingkat penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan
dengan kompetensi yang terbentuk.
Menurut Mulyasa (dalam Asrori dan Pudjawan, 2013), kompetensi
merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang
direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Menurut Muhaimin (dalam
Asrori, 2011), kompetensi adalah seperangkat tindakan intelegen penuh tanggung
jawab yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu
melaksanakan tugas-tugas dalam bidan pekerjaan tertentu. Sifat intelegen harus
ditunjukkan sebagai kemahiran, ketetapan dan keberhasilan bertindak. Sifat
tanggungjawab harus ditunjukkan sebagai kebenaran tindakan baik dipandang dari
sudut ilmu pengetahuan, teknologi maupun etika. Menurut Muhibbin Syah (dalam
Asrori,2011) kompetensi adalah kemampuan atas kecakapan.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan kompetensi
adalah pengetahuan, keteampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang
yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku
kognitif, efektif dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya.
Selanjutnya masih menurut Syah (dalam Asrori dan Soetjipto, 2004),
dikemukakan bahwa kompetensi guru adalah kemampuan seorang guru dalam
melaksanakan kewajiaban-kewajiaban secara bertanggung jawab dan layak. Jadi
3
kompetensi professional guru dapat diartikan sebagai kemampuan dan
kewenangan guru dalam menjalankan profesi keguruaannya. Guru yang kompeten
dan professional adalah guru piawai dalam melaksanakan profesinya. Berdasarkan
uraian di atas kompetensi guru dapat didefinisikan sebagai penguasaan terhadap
pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan
berpikir dan bertindak dalam menjalankan profesi sebagai guru.
2.2 Kompetensi Paedagogik
2.2.1 Pengertian Kompetensi Paedagogik
Kompetensi Paedagogik merupakan salah satu jenis kompetensi yang
mutlak perlu dikuasai guru. Kompetensi Paedagogik pada dasarnya adalah
kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi
Paedagogik merupakan kompetensi khas, yang akan membedakan guru dengan
profesi lainnya dan akan menentukan tingkat keberhasilan proses dan hasil
pembelajaran peserta didiknya. Kompetensi Paedagogik adalah kemampuan
mengelola pembelajaran peserta didik. Termasuk ke dalam kemampuan ini antara
lain sub-sub kemampuannya adalah sebagai berikut.
1) Menata ruang kelas
2) Menciptakan iklim kelas yang kondusif
3) Memotivasi siswa agar bergairah belajar
4) Memberi penguatan verbal maupun nonverbal
5) Memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas kepada siswa.
6) Tanggap terhadap gangguan kelas
7) Menyegarkan kelas jika kelas mulai lelah.
Kompetensi ini tidak diperoleh secara tiba-tiba tetapi melalui upaya belajar
secara terus menerus dan sistematis, baik pada masa pra jabatan (pendidikan calon
guru) maupun selama dalam jabatan, yang didukung oleh bakat, minat, dan
potensi keguruan lainnya dari masing-masing individu yang bersangkutan.
Berkaitan dengan kegiatan Penilaian Kinerja Guru terdapat 7 (tujuh) aspek
dan 45 (empat puluh lima) indikator yang berkenaan penguasaan kompetensi
paedagogik. Berikut ini disajikan katujuh aspek kompetensi paedagogik beserta
indikatornya.
4
a.
Menguasai karakteristik peserta didik. Guru mampu mencatat dan
menggunakan informasi tentang karakteristik peserta didik untuk membantu
proses pembelajaran. Karakteristik ini terkait dengan aspek fisik, intelektual,
sosial, emosional, moral, dan latar belakang sosial budaya.
b.
Menguasai teori belajar dan prinsip pembelajaran yang mendidik. Guru
mampu menetapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik
pembelajaran yang mendidik secara kreatif sesuai dengan standar kompetensi
guru. Guru mampu menyesuaikan metode pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik peserta didik dan memotivasi mereka untuk belajar.
c.
Pengembangan kurikulum. Guru mampu menyusun silabus sesuai dengan
tujuan terpentingnya kurikulum dan menggunakan RPP sesuai dengan tujuan
dan lingkungan pembelajaran. Guru mampu memilih, menyusun, dan menata,
materi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
d.
Kegiatan pembelajaran yang mendidik. Guru mampu menyusun dan
melaksanakan rancangan pembelajaran yang mendidik secara lengkap. Guru
mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan
peserta didik. Guru mampu menyusun dan menggunakan berbagai materi
pembelajaran dan sumber belajar sesuai dengan karakteristik peserta didik.
Jika relevan, guru memanfaatkan teknologi informasi komunikasi (TIK)
untuk kepentingan pembelajaran.
e.
Pengembangan potensi peserta didik. Guru mampu menganalisis potensi
pembelajaran setiap peserta didik dan mengidentifikasi pengembangan
potensi peserta didik melalui program pembelajaran yang mendukung siswa
mengaktualisasikan potensi akademik, kepribadian, dan kreativitasnya sampai
ada bukti jelas bahwa peserta didik mengaktualisasikan potensi mereka.
f.
Komunikasi dengan peserta didik. Guru mampu berkomunikasi secara efektif,
empatik, dan satuan dengan peserta didik dan bersikap antusias dan positif.
Guru mampu memberikan respon yang lengkap dan relevan kepada komentar
atau pertanyaan peserta didik.
g.
Penilaian dan Evaluasi. Guru mampu menyelenggarakan penilaian proses dan
hasil belajar secara berkesinambungan. Guru melakukan evaluasi atas
efektifitas proses dan hasil belajar dan menggunakan informasi hasil penilaian
5
dan evaluasi untuk merancang program remedial dan pengayaan. Guru
mampu menggunakan hasil analisis penilaian dalam proses pembelajaran.
2.2.2 Fungsi Kompetensi Paedagogik
Dari pengertian kompetensi paedagogik di atas, adapun fungsi dari
kompetensi paedagogik adalah sebagai berikut.
a. Kompetensi Melaksanakan Proses Belajar Mengajar
Melaksanakan
proses
belajar
mengajar
merupakan
tahap
pelaksanaan program yang telah disusun. Dalam kegiatan ini kemampuan
yang di tuntut adalah keaktifan guru menciptakan dan menumbuhkan
kegiatan siswa belajar sesuai dengan rencana yang telah disusun. Pada
tahap ini pengetahuan teori belajar mengajar, pengetahuan tentang siswa,
diperlukan pula kemahiran dan keterampilan teknik belajar, misalnya:
prinsip-prinsip mengajar, penggunaan alat bantu pengajaran, penggunaan
metode mengajar, dan keterampilan menilai hasil belajar siswa.
Yutmini, 1992 (dalam Luluk & Pudjawan, 2013) mengemukakan,
persyaratan kemampuan yang harus dimiliki guru dalam melaksanakan
proses belajar mengajar meliputi kemampuan: (1) menggunakan metode
belajar, media pelajaran, dan bahan latihan yang sesuai dengan tujuan
pengajaran, (2) mendemonstrasikan penguasaan mata pelajaran dan
perlengkapan
pengajaran,
(3)
berkomunikasi
dengan
siswa,
(4)
mendemonstrasikan berbagai metode mengajar, dan (5) melaksanakann
evaluasi proses belajar mengajar. Hal ini serupa dikemukaan oleh Harahap,
1982 (dalam Luluk & Pudjawan 2013) yang menyatakan, kemampuan
yang harus dimiliki guru dalam melaksanakan program mengajar adalah
cakupan kemampuan: (1) memotivasi siswa belajar sejak saat membuka
sampai menutup pelajaran, (2) mengarahkan tujuan pengajaran, (3)
menyajikan bahan pelajaran dengan metode yang relevan dengan tujuan
pengajaran, (4) melakukan pemantapan belajar, (5) menggunakan alat-alat
bantu pengajaran dengan baik dan benar, (6) melaksanakan layanan
bimbingan penyuluhan, (7) memperbaiki program belajar mengajar, dan
(8) melaksanakan hasil penilaian belajar.
6
Dalam
pelaksanaan
proses
belajar
mengajar
menyangkut
pengelolaan pembelajaran, dalam menyampaikan materi pelajaran harus
dilakukan secara terencana dan sistematis, sehingga tujuan pengajaran
dapat dikuasai oleh siswa secara efektif dan efisien. Kemampuankemampuan yang harus dimiliki guru dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar terlihat dalam mengidentifikasi karakteristik dan
kemampuan awal siswa, kemudian mendiagnosis, menilai dan merespon
setiap perubahan perilaku siswa. Depdiknas, 2004 (dalam Luluk &
Pudjawan, 2013) mengemukakan kompetensi melaksanakan proses belajar
mengajar meliputi (1) membuka pelajaran, (2) menyajikan materi, (3)
menggunakan media dan metode, (4) menggunakan alat peraga, (5)
menggunakan bahasa yang komunikatif, (6) memotivasi siswa, (7)
mengorganisasikan kegiatan, (8) berinteraksi dengan siswa secara
komunikatif, (9) menimpulkan pelajaran, (10) memberikan umpan balik,
(11) melaksanakan penilaian, dan (12) menggunakan waktu. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa melaksanakan proses belajar mengajar
merupakan sesuatu kegiatan dimana berlangsung hubungan antara
manusia, dengan tujuan membantu perkembangan dan menolong
keterlibatan siswa dalam pelajaran.
b. Kompetensi Melaksanakan Penilaian Proses Belajar Mengajar
Penilaian diartikan sebagi proses yang menentukan betapa baik
organisasi program atau kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai
maksud-maksud yang telah ditetapkan. Commite dalam Wirawan (dalam
Pudjawan, 2013:19) menjelaskan, evaluasi merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari setiap upaya manusia, evaluasi yang baik akan
menyebarkan pemahaman dan perbaikan pendidikan, sedangkan evaluasi
yang salah satu merugikan pendidikan.
Depdiknas,
2004
(dalam
Lubuk
&
Pudjawan
2013:19)
mengemukakan kompetensi penilaian belajar peserta didik, meliputi (1)
mampu memilih soal berdasarkan tingkat kesukaran, (2) mampu memilih
soal beradasarkan tingkat pembeda, (3) mampu memperbaiki soal yang
tidak valid, (4) mampu memeriksa jawaban, (5) mampu mengkalsifikasi
7
hasil-hasil penilaian, (6) mampu mengolah dan menganalisis hasil
penilaian, (7) mampu membuat interprestasi kecenderungan hasil
penilaian, (8) mampu menentukan korelasi soal beradasarkan hasil
penilaian, (9) mampu mengidentifikasi tingkat variasi hasil penilain, (10)
mampu menyimpulkan dari hasil penilaian secara jelas dan logis, (11)
mampu
menyusun
program
tindak
lanjut
hasil
mengklasifikasi kemampuan siswa, (13) mampu
penilaian,
(12)
mengidentifikasi
kebutuhan tindak lanjut hasil penilaian, (14) mampu melaksanakan tindak
lanjut, (15) mampu mengevaluasi hasil tindak lanjut, dan (16) mampu
menganalisis hasil evaluasi program tindak lanjut hasil penilain.
Berdasarkan uraian diatas kompetensi paedagogik tercemin dari indikator
(1) kemampuan merencanakan program belajar mengajar, (20 kemampuan
melaksanakan interaksi atau mengelola proses belajar mengajar, dan (3)
kemampuan melakukan penilaian.
2.2.3 Ruang Lingkup Kompetensi Paedagogik
Rumusan kompetensi paedagogik di dalam Penjelasan Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, Tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal
28 ayat 3 bahwa kompetensi ialah kemampuan mengelola pembelajaran peserta
didik yang meliputi; (1) pemahaman terhadap peserta didik, (2) perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran, (3) evaluasi hasil belajar, (4) pengembangan peserta
didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Yang
dimaksudkan dengan kompetensi paedagogik ialah kemampuan dalam pengolahan
pembelajaran peserta didik yang meliputi; a) pemahaman wawasan atau landasan
kependidikan, b) pemahaman terhadap peserta didik, c) mengembangkan
kurikulum/silabus, d) perancangan pembelajaran, e) pemanfaatan teknologi
pembelajaran, f) evaluasi proses dan hasil belajar, g) pengembangan peserta didik
untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Berdasarkan beberapa pengertian seperti tersebut di atas dengan
kompetensi paedagogik maka guru mempunyai kemampuan-kemampuan sebagai
berikut: 1) mengaktualisasikan landasan mengajar, 2) mengasai ilmu mengajar
(didaktik metodik), 3) mengenal siswa, 4) menguasai teori motivasi, 5) mengenali
8
lingkungan masyarakat, 6) menguasai penyusunan kurikulum, 7) menguasai
teknik penyusunan RPP, 8) menguasai pengetahuan evaluasi pembelajaran, dll.
2.3 Kompetensi Kepribadian
2.3.1 Pengertian Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian guru mencangkup sikap (antitude), nilai-nilai
(value), kepribadian sebagai elemen prilaku dengan ferpormance, sebagai elemen
prilakudalam kaitanya dengan performance yang ideal sesuai dengan bidang
pekerjaan yang dilandasi oleh latar belakang pendidikan peningkatan kemampuan
dan pelatihan serta legalitas kewarganegaraan mengajar. Kepribadian menunjuk
pada organisasi sikap-sikap seseorang untuk berbuat, mengetahui, berpikir dan
merasakan secara khususnya apabila dia berhubungan dengan orang lain atau
menanggapi suatu keadaan. Karena kepribadian merupakan abstrak si individu
dan kelakuannya sebagaimana halnya dengan masyarakat dan kebudayaan, maka
ketika aspek tersebut mempunyai hubungan yang saling mempengaruhi antara
satu dengan yang lainnya. Kepribadian merupakan organisasi
faktor-faktor
biologis, psikologis, dan sosiologis yang mendasari perilaku. Kepribadian mencakup kebiasaan-kebiasaan, sikap dan lain-lain. sifat yang khas dimiliki
seseorang yang berkembang apabila orang tadi berhubungan dengan orang lain.
Kompetensi kepribadian adalah kompetensi yang berkaitan dengan prilaku
pribadi guru itu sendiri yang kelak harus memiliki nilai nilai luhur agar terpancar
dalam prilaku sehari-hari hal ini dengan seandainya berkaitan erat dengan falsafah
hidup yang mengharapkan guru menjadi model manusia yang memiliki nilai nilai
luhur di Indonesia sikap pribadi yang dijiwai oleh filsafat pancasila yang
mengagungkan budaya bangsa yang rela berkorban bagi kesejahtraan bangsa dan
negaranya.
2.3.2 Fungsi Kompetensi Kepribadian
Setiap subjek memiliki pribadi yang unik setiap orang memiliki latar
belakang bawaan yang berbeda dengan individu yang lainya. banyak masalah
fsikologis yang dihadapi peserta didik seperti minat, kemampuan, motivasi dan
kebutuhan. semuanya memerlukan bimbingan guru yang berkepribadian baik
dapat bertindak sebagai pembimbing, penyuluh dan dapat menolong peserta didik
9
agar mampu menolongdirinya sendiri. guru adalah sebagai orang yang harus
digugu, ditiru dan sebagai contoh dari kehidupan dan prilaku peserta didik. ki
hajar dewantara mengemukakan suatu prinsip dalam system amongnya yang
berisikan:
ing ngarso sungtolodo
ing madyo mangun karso
tut wuri handayani
artinya guru harus menjadi contoh dan teladan, membangun motif belajar
dan menmberikan motifasi belajar dari belakang. guru mampu menjadi orang
yang mengerti diri siswa dimana guru mengetahui bagaimana masalah dan
problematika yang sedang di hadapi siswa, serta guru harus selalu segan agar
siswa mendapat contoh yang baik dalam kehidupan belajar siswa.
Berdasarkan uraian diatas, fungsi kompetensi kepribadian guru adalah
memberikan bimbingan dan sesuai teladan, secara bersama sama mengembangkan
kreatifitas dan membangkitkan motif belajar serta dorongan untuk maju kepada
anak didik.
2.3.3 Ruang Lingkup Kompetensi Kepribadian Guru
Untuk meningkatkan kompetensi, guru dituntut untuk menatap dirinya dan
memahami konsep dirinya. seorang guru harus membaca pada dirinya sendiri, bila
ia berkaca ia akan melihat bukan satu pribadi tetapi ada tiga pribadi yaitu ;
a. saya dengan konsep diri saya.
b. saya dengan ide diri saya
c. saya dengan relita diri saya.
Kemampuan pribadi guru menurut sanusi (dalam satori dan pudjawan 2013)
mencangkup hal-hal sebagai berikut:
a. penampiilan sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai
guru, dan terhadap keseluruhan situasi pendidikan beserta unsure
unsurnya.
b. pemahaman, penghayatan, dan penampilan nilai-nilai yang seyogyanya
dianut oleh seorang guru.
10
c. penampilan upaya untuk menjadikan dirinya sebagai panutan dan teladan
bagi paa siswanya.
Kompetensi kepribadian yang perlu dimiliki guru antara lain sebagai berikut :
a. guru sebagai manusia ciptaan tuhan yang maha esa berkewajiban untuk
meningkatkan iman dan ketakwaanya pada tuhan, sejalan dengan agama
dan kepercayaan yang dianutnya.
b. guru memiliki kelebihan dibandingkan dengan yang lain oleh karena itu
perlu dikembangkan rasa percaya pada diri sendiri dan tanggung jawab
bahwa ia memiliki potensi yang besar dalam bidang keguruan dan mampu
menyeleaikan segala persoalan yang dihadapinya.
c. guru senantiasa berhadapan dengan komunitas yang berbeda dan beragam
keunukan dari peserta didik dan masyarakatnya maka guru perlu untuk
mengembangkan sikap tenggang rasa dan toleransi dalam menyikapi
perbedaan yang ditemuinya dalam berinteraksi dengan peserta didik
maupun masyarakatnya.
d. guru diharapkan dapat menjadi fasilitator dalam menumbuh kembangkan
budaya berfikir kritis dalam masyarakat, saling menerima dalam
perbedaan pendapat dan menyepakatinya untuk mencapai tujuan bersama
maka
dituntut
seorang
guru
untuk
bersikap
demokratis
dalam
penyampaian dan menerima gagasan mengenai permasalahan yang ada di
sekitarnya sehingga guru menjadi terbuka dan menutup diri dari hal hal
yang berada di luar dirinya.
e. guru mampu mengembangkan dirinya sesuai dengan pembaharuan, baik
dalam bidang profesinya maupun dalam spesialisasinya.
f. guru mampu menghayati tujuan tujuan pendidikan, baik secara nasional,
kelembagaan, kurikuler, sampai tujuan mata pelajaran yang diberikanya.
g. hubungan manusiawi yaitu kemampuan guru untuk dapat berhubungan
dengan orang lain atas dasar saling menghormati antar satu dengan yang
lainya.
h. pemahaman diri yaitu kemampuan untuk memahami segala aspek dirinya
baik yang positif maupun negative.
11
Dari rincian diatas maka kompetensi kepribadian guru mencangkup
prilaku manusia secara individu manusia yang dibatasi oleh norma norma yang
belaku dalam hidupnya serta bersumber dari filsafah hidupnya, serta nilai-nilai
yang berkembang di tempat guru guru berada.
2.4 Kompetensi Profesional
2.4.1 Pengertian Kompetensi Profesional
Menurut Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
kompetensi professional adalah “ kemampuan penguasaan materi pelajaran secara
luas dan mendalam”. Surya, 2003 (dalam lukluk, 2011) mengemukakan
kompetensi professional adalah berbagai kemampuan yang diperlukan agar dapat
mewujudkan dirinya sebagi guru profesional. Kompetensi professional meliputi
kepakaran atau keahlian dalam bidangnya yaitu penguasaan bahan yang harus
diajarkannya beserta betapa metodenya, rasa tanggung jawab akan tugasnya dan
rasa kebersamaan dengan sejawat guru lainnya. Gumelar dan Dahyat, 2002
(dalam Lukluk, 2011) merujuk pada pendapat Asian Instut for Teacher Education,
mengemukakan kompetensi professional guru mencangkup kemampuan dalam
hal (1) mengerti dan dapat menerapkan landasan pendidikan baik filosofis,
psikologis, dan sebagainya, (2) mengerti dan menerapkan teori belajar sesuai
dengan tingkat perkembangan perilaku peserta didik, (3) mampu menangania
mata pelajaran atau bidang studi yang ditugaskan kepadanya, (4) mengerti dan
dapat menerapkan metode mengajar yang sesuai, (5) mampu menggunakan
berbagai alat pelajaran dan media serta fasilitas belajar lain, (6) mampu
mengorganisasikan
dan
melaksanakan
program
pengajaran,
(7)
mampu
nelaksanakan evaluasi belajar dan (8) mampu menubuhkan motivasi peserta didik.
Depdiknas, 2004 (dalam Luluk, 2011) mengemukakan kompetensi
professional meliputi (1) pengembangan profesi, pemahaman wawasan, dan
penguasaan lahan kajian akademik. Pengembangan profesi meliputi meliputi (1)
mengikuti informasi perkembangan iptek yang mendukung profesi melalui
berbagai kegiatan ilmiah, (2) mengalihbahasakan buku pelajaran/karya ilmiah, (3)
mengembangkan barbagai model pembelajaran, (4) menulis makalah, (5)
menulis/menyusun diktat pelajaran, (6) menulis buku pelajaran, (7) menulis
12
modul, (8) menulis karya ilmiah, (9) menuliskan penelitian ilmiah, (10)
menemukan teknologi tepat guna, (11) membuat alat peraga/media, (12)
menciptakan karya seni, (13) mengikuti pelatihan terakreditasi, (14) mengikuti
pendidikan kualifikasi, dan (15) mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum.
Pemahaman wawasan meliputi :
1. Memahami visi dan misi
2. Memahami hubungan pendidikan dengan pengajaran,
3. Memahami konsep pendidikan dasar dan menengah,
4. memahami fungsi sekolah,
5. Mengidentifikasi permasalahan umum pendidikan dalam hal proses dan
hasil belajar,
6. membangun system yang menunjukkan keterkaitan pendidikan dan luar
sekolah.
Penguasaan bahan kajian akademik meliputi (1) memahami struktur
pengetahuan, (2) menguasai substansi materi, (3) menguasai substansi kekuasaan
sesuai dengan jenis pelayanan yang di butuhkan siswa. Berdasarkan uraian di atas,
kompetensi professional guru tercermin dari indicator (1) kemampuan penguasaan
materi pelajaran, (2)
kemmpuan penelitian dan penyusuan karya ilmiah, (3)
kemampuan pengembangan profesi, dan (4) pemahaman terhadap wawasan dan
landasan pendidikan.
2.4.2 Fungsi Kompetensi Profesional
Ada 4 Kompetensi professional guru :
1. Mempunyai pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia.
2. Mempunyai pengetahuan dan menguasai bidang studi yangh di binanya.
3. Mempunyai sikap yang tepat tentang diri sendiri, sekolah, teman
sejawar, dan bidang studi yang dibinanya.
4. Mempunyai keterampilan dalam teknik mengajar.
5. Pengelolaan kelas.
a. Penguasaan Bahan Bidang Studi
Kompetensi pertama yang harus dimiliki seorang guru adalah penguasaan
bahan bidang studi. Penguasaan ini menjadi landasan pokok untuk
13
keterampilan mengajar. Yang dimaksud dengan kemampuan menguasai bahan
bidang studi mengajar Wijaya (1982) adalah kemampuan mengetahui,
memahami,
megaplikasikan,
menaganalisis,
menyintesiasikan
dan
mengevaluasi sejumlah pengetahuan keahlian yang diajarkan.
b. Kemampuan mengelola program belajar mengajar
Kemampuan
mengelola
program
belajar
mengajar
mencangkup
kemampuan merumuskan tujuan instruksional, kemampuan mengenal dan
menggunakan metode mengajar, kemampuan memilih dan menyusun prosedur
instruksional yang tepat, kemampuan melaksanakan program belajar mengajar,
kemampuan mengenal potensi peserta didik, serta kemampuan merencanakan
dan melakasanakn pengajaran remedial. Secara rinci, menurut Sciever, 1991
(dalam Luluk, 2011) kemampuan mengelola program belajar mengajar dapat di
lakukan dengan cara berikut :
(1) Merumuskan tujuan instruksional. Kemampuan ini dilakukan dengan cara :
a. Mengkaji kurikulum bidang studi
b. Mempelajari ciri-ciri rumusan tujuan instruksional
c. Mempelajari tujuan instruksional bidang studi yang bersangkutan
d. Merumuskan tujuan instruksional bidang studi yang bersangkutan
e. Mengenal dan dapat menggunakan metode mengajar
c) Pengelolaan Kelas
Kemampuan ini menggambarkan keterampilan guru dalam merancang,
menata, dan mengatur sumber-sumber belajar, agar tercapai suasana pengajaran
yang efektif, dan efisin. Jenis kemampuan yang perlu dimiliki guru adalah:
(1) Mengatur tata ruang kelas untuk pengajaran. kemampuan ini dapat dikuasai
dengan cara berikut:
(a) Mempelajari macam-macam pengaturan tempat duduk dan setting
ruangan kelas sesuai dengan tujuan-tujuan instruksinal yang hendak
dicapai.
(b) Mempelajari kriteria penggunaan macam-macam pengaturan tempat
duduk dan setting ruangan.
(2) Menciptakan iklim belajar mengajar yang kondusif. Kemampuan ini dapat
dikuasai dengan cara berikut:
14
(a) Mempelajari factor-faktor yang mengganggu iklim belajar mengajar
yang kondusif.
(b) Mempelajari strategi dan prosedur pengelolaan kelas yang bersifat
preventif
(c) Menggunakan prosedur pengelolaan kelas yang bersifat kuratif
2.4.3 Ruang Lingkup Kompetensi Profesional
Adapun ruang lingkup yang sebagaimana yang diuraikan E.Mulyana, 2007
(dalam Almas, dan Pudjawan, 2013) sebagai berikut:
a. Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik filosofi,
psikologi, sosiologi, dll.
b. Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf perkembangan
peserta didik
c. Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi
tanggungjawabnya
d. Mengeti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi
e. Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media dan
sumber belajar yang relevan.
f. Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran
g. Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik
h. Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik
Dari
uraian
tersebut
ruang
lingkup
kompetensi
professional
mengungkapkan bahwa kompetensi professional merupakan kompetensi yang
harus dikuasai guru dalam menjalankan tugas utamanya, yakni mengajar.
2.5 Kompetensi Sosial
2.5.1 Pengertian Kompotensi Sosial
Menurut Arikunto, 1993 (dalam luluk 2011) mengemukakan kompotensi
sosial mengharuskan guru memilkik kemampuan komunikasi sosial dengan
peserta didik, sesama guru, kepala sekolah, pegawai tat usaha, bahkan dengan
anggota masyarakat. Sedangkan Surya (2003:138) mengemukakan kompotensi
sosial adalah kemampuan yang diperlukan oleh seoarang agar berhasil dalam
15
berhubungan dengan orang lain. Kompotensi sosial adalah kemampuan guru
untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta
didik, sesama guru, orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.
Menurut Djumiran (2009) Kompetensi sosial adalah kemampuan guru
untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta
didik, sesama guru, orang tua / wali peserta didik dan masyarakat sekitar.
Dari uraian diatas dapat dikemukakan bahwa kompotensi sosial guru
merupakan kemampuan guru untuk memahami dirinya sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari masyarakat dan mampu mengembangkan tugas sebagai anggota
masyarakat dan mampu mengembangkan tugas sebagai warga negara. Lebih
dalam lagi kemampuan sosial ini mencakup kemampuan untuk menyesuaikan diri
kepada tuntutan kerja dan lingkungan sekitar pada waktu membawakan tugasnya
sebagai guru.
2.5.2 Kompetensi Sosial Apa Yang Harus Dimiliki Oleh Guru
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008, guru sekurangkurangnya harus memiliki kompetensi.
1. Berkomunikasi dengan baik secara lisan, tulisan, dan isyarat.
Bobbi
DePorter
dalam
buku
terkenalnya Quantum
Taeching menyebutkan prinsip komunikasi ampuh yakni menimbulkan
kesan, mengarahkan atau focus pada materi yang disampaikan, dan spesifik.
Guru hendaknya kreatif mengoptimalkan kemampuan kinerja otak sebagai
tempat menimbulkan kesan. Maka guru dituntut mampu menentukan kata-kata
yang tepat dalam memberi penjelasan pada siswa. Oleh karena itu, sebaiknya
guru menyusun perkataan yang komunikatif serta santun untuk pembelajaran
yang berkesan dan bermakna. Jika seorang guru tidak mampu untuk
berkomunikasi, maka materi yang harus disampaikan kepada murid akhirnya
tidak jelas tersampaikan yang mengakibatkan murid kebingungan dan tidak
mengerti dengan penjelasan guru.
2. Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi.
16
Dalam perkembangan globalisasi yang semakin meningkat, kebutuhan
untuk menguasai teknologi komunikasi dan informasi sangat dibutuhkan,
ketika seorang guru tidak menguasainya, maka dalam hal pembelajaran
maupun cara komunikasi dengan siswa akan ketinggalan zaman, sekarang ini
jaringan sosial untuk membangun komunikasi semakin luas misalnya dengan
adanya blog, e-mail, maupun fasilitas internet lainnya yang bisa dijadikan
sarana untuk berkomunikasi dan mencari ilmu pengetahuan selain di kelas.
3. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua/wali peserta didik.
Adanya saling menghormati dan menghargai baik itu dengan peserta didik,
sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik.
4. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dan memperhatikan
aturan yang berlaku dalam masyarakat.
Sebagai pribadi yang hidup di tengah-tengah masyarakat, guru perlu
memiliki kemampuan untuk berbaur dengan masyarakat misalnya melalui
kegiatan olahraga, keagamaan, dan kepemudaan. Ketika guru tidak memiliki
kemampuan pergaulan, maka pergaulannya akan menjadi kaku dan kurang bisa
diterima oleh masyarakat.
5. Menerapkan prinsip persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan
Seorang guru hendaknya benar-benar mengajar dari hati, tanpa adanya
keterpaksaan, sehingga membuat siswa lebih nyaman dengan guru tersebut,
selain itu seorang guru selalu berusaha untuk saling terbuka, membangun
persaudaraan dimana disini guru bukan hanya berperan sebagai seseorang yang
mengajar di kelas, tapi juga dapat berperan sebagai orang tua, kakak, teman
ataupun sahabat. Hal ini akan mempengaruhi karakter dari siswa yang guru
tersebut ajarkan, sehingga mereka akan lebih mudah menerima dan mengikuti
apa yang guru tersebut sampaikan. Guru juga harus memupuk semangat
kebersamaan dengan adanya diskusi kelompok sehingga terbentuk ikatan
emosional dengan teman-temannya.
Menurut Djumiran (2009), kopetensi yang harus dimilki oleh seorang guru
adalah
1.
Luwes bergaul dengan siswa, sejawat dan masyarakat.
17
2.
Bersikap ramah, akrab dan hangat terhadap siswa, sejawat dan masyarakat.
3.
Bersikap simpatik dan empatik.
4.
Mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial.
2.5.3 Fungsi Kompotensi Sosial
Guru ada dan hidup dimasyarakat. Masyarakat dalam proses pembangunan
sekarang ini menganggap guru sebagaianggota masyarakat yang memiliki
kemampuan, keterampilan yang cukup besar, yang mau ikut serta secara aktif
dalam proses pembangunan. Peran dan fungsi guru yang perlu dipelajari adalah
sebagai berikut:
1. Motivator dan inovator dalam pembangunan pendidikan.
Sebagai ilustrasi guru yang berada didesa berperan sebagai agen
perubahan dimayarakat berusaha aktif dalam mencerdaskan kehidupan
masyarakat desa dengan senatiasa memberikan motivasi kepada maysarakat
untuk ikut serta mensukseskan program wajib belajar dan mendorong mereka
untuk tetap menyekolahkan anaknya kejenjang yang lebih tinggi.
2. Perintis dan pelopor pendidikan.
contoh kepelaporan yang dilakukan guru dalam kegiatan penggalangan
dana dari masyarakat yang mampu untuk memberikan beasiswa bagi siswa
yang berprestasi yang kurang mampu disekolahnya, keativan guru sebagai tutor
dibalai desa dalam menunjang program kejara paket A dan paket B.
3. Penelitian dan pengkajian illmu pengetahuan.
Sebagai seorang guru yang memiliki kemampuan dalam ilmu pengetahuan
dituntut untuk senantiasa berusaha melakukan berbagai penemuan khususnya
berkaiatan dengan permasalahan pendidikan yang ada di maysarakat sehingga
diharapakn dengan penemuannya dapat dilakukan pencarian solusinya baik
secara individu maupun kelembagaan.
4. Pengabdian.
Menyadari akan tuntutan yang demikian besar terhadap tanggung jawab
guru di maysarakat, maka salah satu ujung tombak duniapendidikan perlu
melibatkan diri dalam kegiatan dimasyarakat yang releavan dengan dunia
pendidikan terutama dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
18
2.5.4 Ruang Lingkup Kompotensi Sosial
Achmad Sanusi, 1991 (dalam luluk, 2011) mengungkapkan kompotensi
sosial mencakup kemampuan untuk menyesuaikan diri kepada tuntutan kerja dsan
lingkungan sekitar pada waktu membawakan tugasnya sebagai guru.
Menurut D. T Amijaya, 1984 (dalam luluk 2011) kompotensi
kemasyarakatan atau kompotensi sosial seorang guru, sudah barang tentu
berkaitan dengan kompotensi profesinalnya.
Jenis-jenis kompotensi yang harus dimiliki guru menurut Cece wijaya,
(dalam luluk 1994) adalah sebagai berikut:
a. Terampil berkomunikasi dengan peserta didik dan orang tua peserta didik.
Keterampilan berkomunikasi dengan orang tua peserta didik, baik melalui
bahasa lisan maupun tertulis, sangat diperlukan oleh guru. Guru harus
dapat menampilkan dirinya sedemikian rupa, sehingga kehadirannya
diterima dimasyarakat. Dengan cara demikian, dia akan mampu
bekerjasama dengan dewan pendidik/komite sekolah baik di dalam
maupun diluar kelas. Sebgai ilustrasi, guru yang ada disekolah harus
mengetahui karakteristik lingkungan sosial budaya masyarakat ditempat
guru bekerja dan ditempat tinggalnya sehingga adaptasi yang di lakukan
akan lebih diterima oleh masyarakat.
b. Pandai bergaul dengan kawan sekerja dan mitra pendidikan
Guru diharapkan dapat menjadi tempat mengadu oleh sesama kawan
sekrja dan orang tua peseta didik, dapat diajak berbicara mengenai
berbagai kesulitan yang dihadapi guru lain atau orang tua berkenaan
dengan anaknya, baik dibidang akademis ataupun sosial.
c. Memahami dunia sekitarnya (lingkungannya)
Sekolah ada dan hidup dimasyarakat. Masyarakat yang ada disekitar
sekolah selalu mempengaruhi perkembangan pendidikan di sekolah,
karena itu guru wajib mengenal dan menghayati dunia sekitar sekolah,
minimal masyarakat kelurahan/desa dan kecamatan dimana sekolah dan
guru berada.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Kompetensi professional guru dapat diartikan sebagai kemampuan dan
kewenangan guru dalam menjalankan profesi keguruaannya. Guru yang kompeten
dan professional adalah guru piawai dalam melaksanakan profesinya. Berdasarkan
uraian di atas kompetensi guru dapat didefinisikan sebagai penguasaan terhadap
pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan
berpikir dan bertindak dalam menjalankan profesi sebagai guru.
Kompetensi Paedagogik pada dasarnya adalah kemampuan guru dalam
mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi Paedagogik merupakan
kompetensi khas, yang akan membedakan guru dengan profesi lainnya dan akan
menentukan tingkat keberhasilan proses dan hasil pembelajaran peserta didiknya.
Fungsi kompetensi paedagogik adalah kompetensi melaksanakan proses belajar
mengajar dan kompetensi melaksanakan penilaian proses belajar mengajar. Ruang
lingkup kompetensi paedagogik yang harus guru miliki yaitu kemampuankemampuan sebagai berikut: 1) mengaktualisasikan landasan mengajar, 2)
mengasai ilmu mengajar (didaktik metodik), 3) mengenal siswa, 4) menguasai
teori motivasi, 5) mengenali lingkungan masyarakat, 6) menguasai penyusunan
kurikulum, 7) menguasai teknik penyusunan RPP, 8) menguasai pengetahuan
evaluasi pembelajaran, dll.
Kompetensi kepribadian adalah kompetensi yang berkaitan dengan prilaku
pribadi guru itu sendiri yang kelak harus memiliki nilai nilai luhur agar terpancar
dalam prilaku sehari-hari. Fungsi kompetensi kepribadian guru adalah
memberikan bimbingan dan sesuai teladan, secara bersama sama mengembangkan
kreatifitas dan membangkitkan motif belajar serta dorongan untuk maju kepada
anak didik. Ruang lingkup kompetensi kepribadian guru mencangkup prilaku
manusia secara individu manusia yang dibatasi oleh norma norma yang belaku
dalam hidupnya serta bersumber dari filsafah hidupnya, serta nilai-nilai yang
berkembang di tempat guru guru berada.
20
Kompetensi professional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran
secara luas dan mendalam. Fungsi kompetensi profesional yaitu penguasaan
bahan bidang studi, kemampuan mengelola program belajar mengajar, dan
pengelolaan kelas. Ruang lingkup kompetensi profesional mengungkapkan bahwa
kompetensi professional merupakan kompetensi yang harus dikuasai guru dalam
menjalankan tugas utamanya, yakni mengajar.
Kompotensi sosial guru merupakan kemampuan guru untuk memahami
dirinya sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat dan mampu
mengembangkan tugas sebagai anggota masyarakat dan mampu mengembangkan
tugas sebagai warga negara. Fungsi kompetensi sosial yaitu motivator dan
inovator dlam pembangunan pendidikan, perintis dan pelopor pendidikan,
penelitian dan pengkajian ilmu pengetahuan, dan pengabdian. Ruang lingkup
terampil berkomunikasi dengan peserta didik dan orang tuanya, pandai bergaul
dengan kawan sekerja dan mitra pendidikan, dan memahami dunia sekitarnya
(lingkungannya).
3.2 Saran
Sebagai calon guru maupun seorang guru diharapakan mampu memiliki
kompetensi-kompetensi yang ada seperti kompetensi paedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial, agar belajar mengajar
tidak adanya rasa janggung atau kaku dalam mengajar.
21
DAFTAR PUSTAKA
Pudjawan, Ketut. 2013. Profesi Keguruan. Singaraja: Universitas Pendidikan
Ganesha.
Senja, Jingga. 2014. Makalah Tentang Kompetensi Paedagogik. Tersedia pada:
http://viapurwawisesasiregar.blogspot.co.id/2014/03/makalah-tentangkompetensi-paedagofik.html. diakses pada tanggal 4 Maret 2016.
Soetjipto, dan Raflis Kosasi. 2004. Profesi Keguruan. Jakarta: PT Asdi
Mahasatya.