Teknik Penulisan Tugas Akhir docx

Teknik Penulisan Tugas Akhir(TA) Politeknik Negeri Jember
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Politeknik Negeri Jember sebagai suatu perguruan tinggi merupakan institusi pelaksana kegiatan ilmiah yang
bertujuan menghasilkan tenaga ahli yang mampu menguasai ilmu, teknologi, dan budaya, yang berjiwa penuh
pengabdian serta memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap masa depan bangsa dan negara Indonesia.
Selain itu sebagai lembaga formal, Politeknik Negeri Jember adalah lembaga yang mengemban amanah untuk
mendedikasikan kemampuan dan sumberdaya yang dimiliki bagi kemajuan dan pencerahan masyarakat secara lahir
maupun batin. Tujuan ini diharapkan akan dapat dicapai dengan melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi.
Tridharma Perguruan Tinggi meliputi: (1) pendidikan dan pengajaran; (2) penelitian; dan (3) pengabdian
kepada masyarakat. Ketiga dharma tersebut dilaksanakan oleh sivitas akademika sesuai dengan ruang lingkup
kewenangannya masing-masing. Pendidik atau dosen mempunyai tiga tugas utama. Pertama, memberikan
pengajaran, pendidikan, dan pembimbingan kepada mahasiswa dalam penulisan karya ilmiah. Kedua, melakukan
penelitian mandiri maupun kelompok. Ketiga, melakukan sendiri dharma pengabdian kepada masyarakat dan
membimbing mahasiswa dalam kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) atau Kerja Industri (Magang) dan Penelitian
berupa Tugas Akhir (TA).
Implementasi dari ketiga dharma tersebut, dilaksanakan melalui aktivitas-aktivitas dengan mendasarkan dan
mengikuti kaidah ilmiah. Keseluruhan aktivitas yang didasarkan pada kaidah ilmiah pada dasarnya merujuk pada
langkah-langkah sistematis, terkontrol, mempertimbangkan kerangka teoritis yang kuat, dan pembuktian secara
empiris.
1


 
            Karya Tulis Ilmiah merupakan suatu bagian dari kegiatan akademik yang sangat penting 
bagi mahasiswa Politeknik Negeri Jember. Karya Tulis Ilmiah, baik yang disusun berdasarkan hasil 
penelitian, hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat, hasil Praktek Kerja Lapang atau Kerja 
Industri (Magang), kajian pustaka, survei, atau kegiatan ilmiah lain, wajib memenuhi persyaratan 
ilmiah yang meliputi aspek ontologis, epistimologis, aksiologi, dan perwujudan sikap ilmiah. Sebagai 
acuan untuk menyeragamkan pola pikir ilmiah yang sesuai dengan aturan yang disepakati, serta 
secara filosofis dan ilmiah dapat dipertanggungjawabkan, maka diperlukan Pedoman Penulisan 
Karya Ilmiah.
1.2 Macam Karya Tulis Ilmiah
Jenis Karya tulis Ilmiah berdasarkan penyebarannya dibedakan atas karya ilmiah yang dipublikasikan dan
karya tulis ilmiah yang tidak dipublikasikan, diuraikan sebagai berikut.
1.2.1

Karya Tulis Ilmiah Dipublikasikan

Karya tulis ilmiah dipublikasikan adalah karya tulis yang dipublikasikan pada pertemuan ilmiah atau
melalui media cetak seperti jurnal, buku, monografi dan prosiding. Publikasi kaya tulis ilmiah tersebut dapat bersifat
terbatas untuk kalangan tertentu dapat juga bersifat umum atau komersial. Karya tulis ilmiah yang dipublikasikan

meliputi makalah, artikel ilmiah, jurnal, poster hasil penelitian dan buku.
1.

Makalah dan Artikel Ilmiah
Makalah adalah karya ilmiah yang disampaikan dalam suatu pertemuan ilmiah yang penyusunannya
berasal dari hasil penelitian atau kajian teoritis. Pada umumnya format makalah yang diseminarkan sudah dalam
bentuk artikel ilmiah. Artikel ilmiah adalah karya ilmiah yang merupakan hasil penelitian atau kajian teoritis dimuat
dalam majalah ilmiah dengan disiplin ilmu tertentu atau jurnal.

2.

Jurnal
Jurnal adalah suatu terbitan berkala yang berisi artikel ilmiah hasil penelitian atau kajian teoritis dalam
bidang ilmu tertentu. Jurnal harus memiliki International Series Serial Number (ISSN) yang diperoleh dari Pusat
Dokumentasi Ilmiah Indonesia-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PDII-LIPI). Berdasarkan tingkatannya jurnal
dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu jurnal tidak terakreditasi dan terakreditasi. Setiap pengelola jurnal dapat
menetapkan prosedur dan persyaratan naskah yang dapat dimuat dalam jurnal bersangkutan.

3.


Poster Hasil Penelitian
Poster hasil penelitian adalah suatu bentuk visualisasi dari makalah hasil penelitian yang disajikan dalam
kegiatan seminar. Poster harus mampu menyampaikan pesan atau informasi kepada khalayak sasaran yang dituju
secara jelas, menarik, kronologis dan tidak menimbulkan makna ganda. Poster hasil penelitian memuat tentang: a)
identitas poster berisi judul, nama peneliti, perguruan tinggi, dan konsorsium penelitian; b) tujuan/metode/hasil
berisi visualisasi ringkas yang dapat dibaca dari jarak lebih kurang dua meter; c) temuan dan saran berisi hasil
temuan ilmiah penelitian. Ukuran poster bervariasi sesuai permintaan penyelenggara kegiatan ilmiah (Depdiknas,
2006).

4.

Buku Ajar, Modul, dan Buku Referensi
Buku ajar dan modul merupakan buku yang spesifik ditujukan untuk mendukung terselenggaranya proses
belajar mengajar pada mata kuliah tertentu berdasarkan kurikulum yang berlaku. Buku ajar harus dilengkapi dengan
kompetensi yang ingin dicapai pada setiap topik pembahasan. Pada akhir pembahasan harus dilengkapi soal-soal
evaluasi.

1.2.2

Karya Tulis Ilmiah Tidak Dipublikasikan


Karya tulis ilmiah tidak dipublikasikan adalah karya tulis ilmiah yang hanya didokumentasikan di
perpustakaan. Karya tulis ilmiah tidak dipublikasikan meliputi laporan: a) penelitian dosen; b) penelitian mahasiswa;
c) kegiatan mahasiswa; dan d) tugas akhir mahasiswa program D3 dan D4.
1.

Laporan Penelitian Dosen
Laporan penelitian dosen adalah karya tulis ilmiah yang merupakan bentuk akhir kegiatan penelitian yang
dilakukan dosen. Format dan teknik penulisan laporan penelitian disesuaikan dengan persyaratan pemberi dana.

2.

Laporan Penelitian Mahasiswa
Laporan penelitian mahasiswa adalah karya tulis ilmiah berbentuk skripsi, tesis dan disertasi. Laporan
tersebut merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar akademik sesuai dengan stratanya. Disertasi adalah
karya ilmiah yang ditulis untuk mencapai derajat kesarjanaan jenjang strata tiga (S3) atau doktor. Tesis adalah karya
ilmiah yang ditulis untuk mencapai derajat kesarjanaan jenjang strata dua (S2) atau magister. Skripsi adalah karya
ilmiah yang ditulis untuk mencapai derajat kesarjanaan jenjang strata satu (S1).

5.


Laporan Kegiatan Mahasiswa
Laporan kegiatan mahasiswa adalah karya ilmiah yang melaporkan tentang kegiatan mahasiswa program
diploma dan S1 untuk memenuhi salah satu syarat akademik dan bukan sebagai tugas akhir. Kegiatan mahasiswa
yang dilaporkan adalah kuliah kerja baik yang dilaksanakan melalui Lembaga Pengabdian Masyarakat seperti
Kuliah Kerja Usaha (KKU) maupun dilaksanakan melalui jurusan masing-masing, seperti Praktek Kerja Lapang
(PKL), Kerja Industri (Magang).

6.

Laporan Tugas Akhir Mahasiswa Program Diploma
Laporan tugas akhir mahasiswa program diploma adalah karya tulis ilmiah yang ditulis oleh mahasiswa
program diploma sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada program yang bersangkutan. Bagi
mahasiswa Politeknik Negeri Jember, diwajibkan menyusun kegiatan Tugas Akhir (TA), yang merupakan laporan
hasil kegiatan mahasiswa program D3 dan D4.
1.3 Perbedaan Karya Tulis Program D3 dan D4
Di Indonesia dikenal beberapa jalur pendidikan yaitu pendidikan akademik dengan jenjang (strata) S1, S2,
dan S3, jalur vokasional yaitu pendidikan ahli madya atau program diploma D1, D2, D3, dan D4, serta pendidikan
spesialis (SP1, SP2). Setiap jenjang (strata) pada jalur pendidikan akademik menghasilkan karya tulis yang berbeda
yaitu skripsi (S1), tesis (S2), dan disertasi (S3). Pada jalur pendidikan diploma dihasilkan karya tulis yang disebut

sebagai laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) atau Laporan Kerja Industri (Magang) dan Tugas Akhir (TA). Pada
jalur pendidikan spesialis setiap jenjang pendidikan akan menghasilkan karya tulis yang merupakan laporan hasil
kegiatan yang disetarakan dengan tesis.

Berdasarkan klasifikasi tersebut cukup jelas untuk membedakan karya tulis yang
dihasilkan jalur pendidikan yang berbeda. Pada pendidikan jalur akademik, setiap lulusan wajib
memiliki kemampuan akademik. Kemampuan akademik berarti kemampuan menggunakan
nalar-ilmiahnya (analisis-sintesis) dan menuliskan hasil penalarannya (bisa berupa riset, atau
penelusuran/studi pustaka) yang kemudian dipublikasikan. Kebutuhan tersebut dapat dipenuhi
melalui pelaksanaan courses Metode Berpikir Ilmiah (filsafat ilmu) atau metodologi riset.
Aplikasi dalam metodologi riset dapat berbentuk karya tulis ilmiah yang kemudian disebut
sebagai skripsi, tesis dan disertasi. Pada sisi lain saat ini sedang berkembang jalur pendidikan
akademik S1 yang menawarkan skema skripsi dan non skripsi.
Pada jalur pendidikan vokasional menghasilkan karya ilmiah yang disebut Laporan
Praktek Kerja Lapang (PKL) atau Kerja Industri /Magang (KI) disusun sebagai laporan hasil
pelaksanaan magang atau praktek kerja di perusahaan. Laporan Tugas Akhir (TA) yang berlaku
pada program D3 dan D4, merupakan karya tulis yang dibuat setelah dilaksanakan suatu
rangkaian kegiatan praktis (non riset) yang berupa kegiatan kewirausahaan, dengan output
hardware maupun software.
Klasifikasi karya tulis berdasarkan jalur pendidikan seringkali tidak ditaati. Beberapa

pertimbangan yang mendasari adalah adanya keinginan untuk memberikan bekal lebih baik pada
lulusan dan memenuhi kebutuhan pasar kerja.
Politeknik Negeri Jember merupakan lembaga pendidikan yang menganut jalur
pendidikan vokasi. Akan tetapi dalam prakteknya penyelesaian tugas akhir mahasiswa masih
menawarkan jalur riset dan non riset. Beberapa program studi membolehkan mahasiswanya
untuk melakukan kegiatan riset sebagai syarat penyelesaian tugas akhir (TA).
Seiring dengan semakin berkembangnya Politeknik Negeri Jember, semakin banyak
program studi baru yang dibuka untuk memenuhi kebutuhan pengguna. Disamping Program D3
telah ditawarkan juga Program D4. Banyaknya jumlah program studi yang ada akan
meningkatkan peluang terjadinya perbedaan tugas akhir antar program studi. Tidak hanya dari
jenis tugas akhir, akan tetapi juga kedalaman kajian serta tingkat kesulitan dari tugas akhir yang
harus dikerjakan oleh mahasiswa.
Permasalahan terkait dengan penyelesaian tugas akhir masih sering terjadi sampai saat
ini. Diskusi masih sering terjadi terkait dengan pola riset dan non riset, kedalaman kajian antar
program studi, maupun bentuk kegiatan tugas akhir. Untuk itu perlu dibuat pedoman penulisan
yang dapat digunakan sebagai acuan agar bentuk karya tulis di Politeknik Negeri Jember
seragam antar program studi maupun antar jenjang (D3 atau D4).
Berdasarkan peraturan yang baru, salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di
Politeknik Negeri Jember, dilaksanakan kegiatan akademik yang disebut Tugas Akhir (TA).
Tugas Akhir dapat dilakukan dengan bentuk Riset (contoh: topik perorangan), maupun Non riset

(contoh: Proyek Usaha Mandiri atau PUM). TA dapat berasal dari gagasan mandiri mahasiswa
ataupun merupakan pengembangan dari PKL atau KI. Berikut ini disajikan beberapa parameter
yang dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan pembimbingan penyelesaian Tugas Akhir
untuk jenjang D3 dan D4.
Tabel 1. 1 Perbedaan Penggunaan Parameter pada Penulisan Laporan Tugas Akhir (TA)
Mahasiswa Program Diploma D3/D4

Parameter
Lokasi
Magang
Jenis Data
Aktivitas
dan Kajian
Data

Perangkat
analisis
Output

Jenjang

Diploma 3
Perusahaan kecil atau
menengah
Sekunder
 Aktivitas
penerapan suatu
teori
 Data dapat
diinformasikan
dalam bentuk:
 Mendeskripsikan
 Membandingkan
Deskriptif

Diploma 4
Perusahaan menengah atau besar

 Prototipe
 Kesimpulan suatu
Kelayakan usaha

(Visibility usaha)






Primer
 Aktivitas
menganalisis/membuktikan teori
 Dapat diinformasikan dalam bentuk:
 menganalisis dan
mengeksplorasi
 memecahkan masalah atau
mencari solusi
Interpretatif
Prototipe
Implementasi prototipe
Alternatif Pemecahan masalah
Alternatif pemecahan masalah untuk

pengembangan kawasan

BAB 2. SUBSTANSI KARYA
TULIS ILMIAH

Suatu karya ilmiah terdiri dari tiga bagian, yaitu:
bagian awal, bagian utama, dan bagian akhir. Bagian awal memuat hal-hal umum,
bagian utama memuat substansi yang mencakup isi pokok, materi, unsur yang
merupakan inti tulisan karya ilmiah tersebut, sedangkan bagian akhir berisi
materi yang mendukung dan melengkapi, serta pertanggungjawaban karya ilmiah

tersebut.

Pada bab ini akan dibahas dua bentuk karya tulis ilmiah,
yaitu berupa Usulan Kegiatan (Project
Proposal atau Project Statement)
dan Pelaporan Hasil Kegiatan Ilmiah. Di Politeknik Negeri Jember, Karya tulis
ilmiah tersebut dapat berupa: laporan penelitian, laporan kegiatan pengabdian
kepada masyarakat, laporan Tugas Akhir mahasiswa (TA) non riset yang sebelumnya
diberi nama Proyek Usaha Mandiri (PUM) atau Topik Perorangan (TP), laporan
Praktek Kerja Lapang (PKL) atau Kerja Industri (KI), artikel ilmiah, makalah
ilmiah, buku ajar, dan lain-lain.

2.1
Sistematika

2.1.1
Usulan Kegiatan atau Proposal (Project Proposal: Project Statement).

Usulan kegiatan
merupakan tahapan awal yang sangat menentukan untuk melaksanakan suatu kegiatan
ilmiah dan berakhir pada penyusunan laporan hasil kegiatan yang berupa karya
tulis ilmiah. Manfaat proposal penting sekali sebagai persiapan pelaksanaan
suatu kegiatan ilmiah, baik bagi pelaksana kegiatan maupun pihak lain yang akan
memberikan bantuan atau dukungan dana, fasilitas atau hal lainnya. Sebagian
besar ahli berpendapat proposal sudah merupakan setengah dari suatu rangkaian
kegiatan ilmiah. Kegiatan ilmiah dapat berupa:

1. Penelitian non

riset atau riset, contoh: Tugas Akhir (TA) untuk program D3 maupun program D4.

2. Praktek Kerja Lapang,
contoh: Praktek Kerja Lapang, Kerja Industri (Magang).

Sistematika Usulan
Kegiatan dapat dijabarkan sebagai berikut.

1.
Bagian Awal:

a. halaman
Judul

b. halaman
Persetujuan/Pengesahan

2.

7

Bagian

Utama:

a.
pendahuluan (berisi latar
belakang, perumusan masalah, tujuan, dan manfaat kegiatan)

b.

tinjauan pustaka atau kajian pustaka

c. metode kegiatan (berisi metode pelaksanaan
kegiatan, tempat dan waktu pelaksanaan, bahan dan alat yang digunakan, prosedur
pelaksanaan kegiatan, perlakuan dan rancangan percobaan atau analisis usaha
tani, parameter pengamatan). sesuaikan dengan tujuan kegiatan yang dilaksanakan
riset atau non riset

d.
bagian akhir (berisi daftar
pustaka dan lampiran–lampiran data pendukung).

2.1.2
Pelaporan Kegiatan

Pelaporan kegiatan
berupa karya ilmiah dengan bobot ilmiah tertentu merupakan laporan hasil dari
suatu kegiatan penelitian, Tugas Akhir Mahasiswa (TA), Praktek Kerja Lapang (PKL)
atau Kerja Industri (Magang), Pengabdian Masyarakat, atau kegiatan ilmiah
lainnya. Karya Ilmiah pelaporan kegiatan terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian
awal, bagian utama, dan bagian akhir.

Sistematika
Pelaporan Kegiatan dapat dinyatakan sebagai berikut.

1.
Bagian Awal:

a.
halaman sampul

b.
halaman judul

c.
halaman persetujuan/pengesahan.

d.
halaman persembahan dan motto.

e.
surat pernyataan

f.
abstrak

g.
ringkasan

h.
halaman prakata

i.
halaman daftar isi

j.
halaman daftar tabel

k.
halaman daftar gambar

l.
halaman daftar lampiran

m.
halaman daftar simbol dan
singkatan

n.
pemberian nomor halaman pada
bagian awal dinyatakan dengan angka romawi kecil (i, ii, iii,....)

2.
Bagian Utama:

a.
pendahuluan

b.tinjauan pustaka

c.
metode kegiatan

d.
hasil dan pembahasan

e.
kesimpulan dan saran

3.
Bagian Akhir:

a.
daftar pustaka

b.
lampiran (data-data pendukung,
lokasi penelitian, data peneliti dan lainnya yang berhubungan dengan karya
tulis yang dibuat).

Sistematika laporan kegiatan di atas merupakan bentuk
umum karya tulis ilmiah dari kegiatan ilmiah yang berupa penelitian. Karya
tulis ilmiah yang berupa laporan PKL atau laporan KI, dan laporan hasil TA
mengacu pada sistematika di atas, namun ada perbedaan pada butir-butir dari
bagian utamanya.

Secara teknis terdapat sedikit perbedaan penulisan format
Laporan PKL dan KI dengan TA. Pada laporan PKL dan KI, tidak perlu memuat Abstract maupun
Ringkasan, sedangkan
pada karya tulis TA harus memuat Abstract
(khusus program D4) dan Ringkasan. Lebih rinci perbedaan TA program D3 dan
D4 dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 2.1 Perbedaan Isi Substansi Awal TA Program D3
dengan D4

Isi Substansi Awal
Abstract (Dalam bahasa Inggris)
Ringkasan

Program D3
Tidak ada*
Wajib ada *

Keterangan:
PS. Bahasa Inggris menggunakan Abstract

Contoh abstract, ringkasan,
dan sistematika laporan dapat dilihat pada Lampiran 3, 4, dan 7.

Program D4
Wajib ada
Wajib ada

2.2
Bagian Awal

2.2.1
Sampul, Halaman Judul atau Cover

Sampul merupakan bagian terdepan
atau kulit dari suatu karya tulis ilmiah. Sampul terdiri dari dua lembar, yaitu
halaman sampul luar dan halaman judul dalam, dengan isi tulisan yang sama. Sampul
atau halaman judul luar harus menggunakan kertas tebal (karton atau hard cover, kertas manila, buffalo,
linen atau lainnya). Warna
sampul disesuaikan dengan jurusan atau program studi dari penulis, yang
ditentukan sebagai berikut.

Tabel 2.2 Warna Sampul Masing-masing Jurusan

Jurusan/Program Studi
Produksi Pertanian
1. PS. Produksi Tanaman Hortikultura (PTH)
2. PS. Tanaman Perkebunan (PTP)
3. PS. Teknik Produksi Benih (TPB)
Teknologi Pertanian
1. PS. Teknologi Industri Pangan (TIP)
2. PS. Keteknikan Pertanian (TEP)
3. PS. Gizi Klinik (GKL)
Peternakan
PS. Produksi Ternak (PTK)
PS. Manajemen Bisnis Unggas (MBU)
Manajemen Agribisnis
PS Manajemen Agribisnis (MNA)
PS Manajemen Agroindustri (MID)
PS Bahasa Inggris (BIG)
Teknologi Informasi
1. PS Manajemen Informatika (MIF)

Warna Sampul
Hijau (Tulisan hitam)

Merah (Tulisan
hitam)
Coklat (Tulisan
hitam)
Kuning (Tulisan
hitam)
Biru Muda (Tulisan
hitam)

2. PS Teknik Komputer (TKK)
3. PS Rekam Medik (RMD)

Pada sampul tersebut minimal berisi: (a) judul karya
ilmiah; (b) bentuk/macam karya ilmiah (misal Tugas Akhir (TA) baik untuk
program D3 maupun program D4 dan laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) untuk
program D3 dan Kerja Industri (Magang) untuk program D4, laporan Pengabdian
pada Masyarakat, artikel ilmiah, atau lainnya; (c) nama lengkap penulis (tanpa
gelar) dan nomor induk; (d) simbol dan nama lembaga (Politeknik Negeri Jember);
(e) tahun penerbitan. Khusus untuk
laporan Tugas Akhir (TA) ditambahkan kalimat “diajukan sebagai salah satu
syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Program Studi … Jurusan ….” (sesuai dengan tujuan/peruntukan
penulisan karya ilmiah tersebut; nama program studi atau jurusan).

Judul karya ilmiah harus
dicetak dengan huruf kapital (kecuali pada hal-hal tertentu, misalnya penulisan
nama spesies) dan sedapat mungkin dihindari penggunaan tanda baca (misalnya
titik, koma, dan sebagainya). Penulisan judul mengunakan 1 spasi. Judul tidak
boleh berupa kalimat yang berstruktur predikatif (terdiri dari subyek dan
predikat) dan tidak boleh diawali kata kerja, sebaiknya tidak terlalu panjang
dan tidak terlalu pendek (maksimal 15 kata tidak termasuk kata depan dan kata
sambung) agar dengan mudah dapat diketahui maksudnya. Judul yang panjang dapat
dibagi menjadi: ”judul” dan ”anak judul” atau ”judul tambahan”, dan antara
keduanya dipisahkan dengan tanda titik dua (:) atau tanda kurung ( ), dan
dengan menggunakan jenis atau ukuran huruf (font)
yang sama.

Contoh Judul:

1.
Judul tunggal:

PEMANFAATAN DEDAK GANDUM
SEBAGAI SUMBER ENERGI

RANSUM PUYUH PETELUR (Coturnix-coturnix Japonica)

2.
Judul dengan anak judul:

TEKNOLOGI LASERPUNCTURE UNTUK MENINGKATKAN

PRODUKSI SUSU SAPI PERANAKAN FRIESSIAN HOLSTEIN:

STUDI KASUS DI KPSP SETIA KAWAN NONGKOJAJAR

Pada punggung buku laporan tersebut
dicantumkan nama penulis, judul karya ilmiah, dan tahun. Halaman judul dalam
menggunakan kertas HVS putih, dengan butir-butir substansi dan tertib penulisan
sama dengan halaman judul luar.

Selain penulisan judul
tersebut, penulisan judul dapat menggunakan sistem simetris dan berbentuk
segitiga terbalik dengan jarak ketik satu spasi. Judul dan anak judul ditulis
dengan huruf kapital, termasuk kata tugas yaitu kata depan dan kata sambung.
Penulisan judul tidak diakhiri dengan tanda titik (.)

Gambar 2.1 Penulisan Judul Berbentuk
Segitiga Terbalik

2.2.2 Halaman Pengesahan
atau Persetujuan

Halaman Pengesahan atau Persetujuan
untuk usulan kegiatan (proposal) memuat judul karya ilmiah, nama penulis,
kata-kata persetujuan atau pengesahan, nama dan ruang tanda tangan untuk pihak
yang berwenang (pembimbing utama dan pembimbing pendamping, lembaga jurusan
atau program studi dan atau direktur). Laporan Hasil Kegiatan PUM atau PKL,
harus dilengkapi juga dengan nama dan ruang tanda tangan komisi penguji (contoh
pada Lampiran 2).

2.2.3
Halaman Persembahan dan Motto

Halaman persembahan berisi ekspresi perasaan penulis dan
ditujukan kepada pihak yang perlu diberi penghormatan atau penghargaan,
ditujukan kepada orang yang lebih tua dan atau almamater.

Halaman Persembahan dan Motto tidak diwajibkan, bisa ada
atau tidak ada. Bila dikehendaki, halaman motto ini merupakan semboyan yang
berfungsi sebagai motivator. Motto dapat diambil dari kata-kata bijak, peribahasa,
kitab suci dan atau sumber lainnya. Penulisan motto dapat lebih dari satu, dengan
menggunakan huruf Times New Roman normal. Jarak kalimat dalam sebuah motto
adalah 1 spasi, sedangkan jarak antar motto 3 spasi. Sumber pengutipan harus disebutkan dalam cetak
miring dan berada di dalam tanda kurung ( ).

2.2.4
Halaman Abstrak

Abstrak merupakan bagian dari karya ilmiah tertulis
seperti skripsi, tesis, dan disertasi ditulis dalam bahasa Indonesia ataupun
bahasa Inggris. Laporan Praktek Kerja Lapang tidak memerlukan abstrak. Khusus
untuk program D4, abstract
menggunakan bahasa Inggris.

Abstrak mengemukakan hal yang substansial dari karya
tulis ilmiah, meliputi dasar pemikiran atau alasan penulisan, metode dan temuan
atau kesimpulan-kesimpulan penting. Abstrak disusun dalam beberapa paragraf dan
panjangnya tidak lebih dari 250 kata yang diketik satu spasi. Penulisan abstrak
sebaiknya meminimalkan singkatan, apabila terpaksa dilakukan maka penulisan
lengkap harus dilakukan terlebih dahulu misalnya ”jambu monyet (JM)” baru
seterusnya dilakukan penulisan dengan memakai JM.

Pada bagian akhir abstrak disajikan kata kunci atau keywords yang terdiri dari dua sampai lima kata atau
frasa. Kata

kunci atau keywords mengisyaratkan
masalah pokok dan sangat relevan dengan masalah yang dibahas.

Abstrak diketik dengan spasi
satu, termasuk judul. Kata ”Abstrak” ditulis dalam huruf kapital dan diletakkan
di tengah. Nama lengkap penulis diketik dengan huruf kapital dua spasi di bawah
judul dan dimulai dari batas kiri, kemudian disusul judul penelitian.
Selanjutnya, ”Dibimbing oleh abc” (nama lengkap pembimbing, tanpa gelar) yang
ditulis dalam huruf kapital. Teks abstrak disusun
seperti menyusun paragraf (contoh pada Lampiran
4).

2.2.5
Halaman Ringkasan

Ringkasan hanya
diwajibkan ada untuk karya ilmiah yang berbentuk laporan hasil penelitian atau
Tugas Akhir (TA). Ringkasan merupakan rangkuman dari seluruh substansi dari
karya ilmiah. Judul ringkasan sama dengan judul karya ilmiah, diketik dengan Title Case. Isi ringkasan mencakup:
permasalahan, tujuan, metode, hasil – hasil kegiatan yang penting, dan kesimpulan.
Di dalam ringkasan tidak boleh ada kutipan (acuan) dari pustaka. Isi ringkasan
harus dapat dimengerti tanpa harus melihat kembali pada materi karya ilmiah yang
terdiri dari 400 - 600 kata (1,5 – 2 halaman) dan diketik satu spasi.
Sistematika ringkasan disajikan sebagai berikut judul, nama, nomor dan
identitas peneliti (NIP atau NIM), tahun penulisan dan jumlah halaman (tidak
termasuk lampiran), nama jurusan/bagian dan perguruan tinggi, nomor dan tanggal
kontrak jika menggunakan dana dan sponsor.

2.2.6
Halaman Prakata

Prakata memuat uraian singkat
proses penulisan karya ilmiah dan ucapan terima kasih. Isi Prakata sifatnya
tidak ilmiah, jadi tidak boleh memuat uraian yang bersifat ilmiah ataupun

analisis. Sebaiknya struktur Prakata adalah sebagai berikut: (1) ucapan syukur;
(2) penjelasan tentang isi dan maksud (persembahan) karya ilmiah; (3) informasi
tentang proses pelaksanaan penulisan dan bantuan yang diperoleh; (4) ucapan
terima kasih kepada pihak-pihak berikut: pimpinan Politeknik Negeri Jember yang
dapat disampaikan berurutan berdasarkan jabatan struktural, dan selanjutnya
kepada pihak-pihak yang telah memberi bantuan bagi keberhasilan kegiatan; (5)
harapan, kritik, dan saran; (6) kota, bulan dan tahun. Prakata sebaiknya tidak
melebihi satu halaman.

Apabila judul karya ilmiah
disebutkan dalam teks prakata, judul ditulis dengan huruf kapital pada tiap
awal kata yang bukan kata tugas atau kata sambung, selebihnya menggunakan huruf
kecil, dicetak tebal atau ditempatkan pada dua tanda petik (”........”). Prakata
sebaiknya tidak memuat ungkapan perasaan pesimistis ataupun merendahkan diri
yang berlebihan.

2.2.7
Halaman Daftar Isi

Daftar isi merupakan gambaran menyeluruh mengenai isi
karya ilmiah, diketik pada halaman baru, diberi judul ”Daftar Isi” yang diketik
dengan huruf kapital, dan diletakkan simetris di tengah atas kertas. Butir-butir
daftar isi disusun secara sistematis ke bawah dengan urutan sesuai dengan yang
ada dalam naskah karya ilmiah. Butir-butir seperti kata pengantar, daftar isi,
daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran, dan judul bab ditulis dengan
huruf kapital. Judul sub bab ditulis dengan huruf kapital hanya pada tiap awal
kata yang bukan kata tugas, sesuai dengan naskah, tetapi tidak perlu dicetak tabel
(bold) ataupun diberi garis bawah.
Baik judul bab maupun sub bab tidak perlu diakhiri tanda titik (.).

Nomor bab ditulis dengan angka arab disertai dengan
tanda titik, sedangkan nomor sub bab ditulis dengan angka arab, dengan sistem
digit sampai tiga angka. Di antara nomor dan judul bab perlu ada tulisan BAB. Di
antara nomor sub bab dan judul sub bab dan judul sub bab tidak perlu diberi
tanda titik (.). Jarak pengetikan antara baris judul bab satu dengan bab yang
lain adalah dua spasi, sedangkan jarak spasi antara sub bab ke sub bab
berikutnya satu spasi.

Nomor halaman untuk butir-butir prakata, daftar isi,
daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran diketik dengan angka romawi
kecil, sedangkan untuk butir pendahuluan dan selanjutnya menggunakan angka arab.

2.2.8
Halaman Daftar Tabel

Judul daftar tabel diketik dengan huruf kapital tanpa
diakhiri dengan tanda titik dan diletakkan di tengah atas kertas. Halaman daftar tabel memuat nomor tabel,
judul tabel, dan nomor halaman tabel tersebut dimuat, yang disajikan dalam teks
dan maupun lampiran. Nomor tabel ditulis dengan angka.

Judul tabel yang panjangnya
lebih dari satu baris diketik satu spasi dan jarak antar judul tabel dua spasi.
Judul tabel dalam halaman daftar tabel harus sama dengan judul tabel dalam teks.

2.2.9
Halaman Daftar Gambar

Halaman daftar gambar memuat daftar gambar, nomor
gambar, judul gambar, dan nomor halaman dimana gambar tersebut diletakkan, baik
gambar yang ada dalam teks maupun dalam lampiran. Cara pengetikan halaman
daftar gambar sama dengan daftar tabel. Jika jumlah tabel dan gambar dalam
naskah tidak lebih dari dua buah, tidak perlu dibuat daftarnya.

2.2.10
Daftar Lampiran

Halaman daftar lampiran memuat angka arab, judul

lampiran, dan halaman lampiran tersebut dimuat. Judul yang ada dalam daftar lampiran
harus sama dengan judul lampiran yang ada dalam teks.

2.3

Bagian Utama

Bagian utama karya
ilmiah ini terdiri atas beberapa bab, jumlah babnya tidak dibakukan, tetapi
disesuaikan dengan ruang lingkup dan kebutuhan dari karya ilmiah tersebut. Bagian
utama ini secara umum terdiri dari: pendahuluan, tinjauan pustaka, metode
pelaksanaan kegiatan (metode penelitian), hasil dan pembahasan, kesimpulan dan
saran, serta daftar pustaka.

2.3.1
Pendahuluan

Pendahuluan merupakan bab
pertama dari bagian utama karya ilmiah. Bab pendahuluan ini memuat: (1) latar
belakang, (b) rumusan masalah; dan (c) tujuan dan manfaat. Penulisan
pendahuluan sebagai judul bab (berlaku juga untuk bab-bab selanjutnya) adalah
sebagai berikut: (a) ditulis pada baris pertama secara simetris dengan huruf
kapital; (b) tidak di akhiri dengan tanda baca apapun dan tidak diberi garis
bawah; dan (c) angka yang menunjukkan bab diletakkan di depan judul bab;
sesudah angka yang menunjukkan bab (nomor bab) diberi tanda titik dan sesuai
dengan aturan baku, setelah tanda baca harus diberi jarak satu ketukan
(karakter) sebelum huruf awal judul.

Penulisan butir-butir rincian
pendahuluan, seperti latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat, harus
dinyatakan secara eksplisit dan terpisah, masing-masing sebagai sub bab.

1.
Latar Belakang

Latar belakang berisi keterangan, informasi, dan
fakta-fakta yang relevan dengan topik yang dibahas dalam karya ilmiah tersebut,
sebagai titik tolak merumuskan masalah, alasan-alasan mengapa masalah tersebut
harus diteliti. Kronologi penulisan latar belakang sebaiknya dimulai dari hal
yang luas kemudian menyempit dan mengerucut menuju pokok permasalahan.

Gambar 2.2 Kronologi Penulisan Latar Belakang

Latar belakang perlu mengemukakan alasan, dasar atau
bukti bahwa pengangkatan masalah merupakan gagasan asli, maksudnya merupakan
penciptaan atau cara analisis baru yang berbeda dengan kegiatan/penelitian atau
tulisan ilmiah lain yang telah ada. Dalam hal ini sejumlah temuan terdahulu dan
juga keadaan berupa fakta, serta asumsi dapat digunakan sebagai latar belakang.

Rumusan Masalah merupakan kristalisasi dari berbagai hal
yang disebutkan dalam latar belakang. Masalah muncul karena tidak ada
kesesuaian antara harapan, teori atau kaidah dengan kenyataan. Rumusan masalah
sebaiknya memuat proses penyederhanaan masalah yang rumit dan kompleks,
dirumuskan menjadi masalah yang dapat diteliti atau dicari alternatif
pemecahannya.

Rumusan masalah yang dinyatakan dalam bentuk kalimat
tanya memang akan lebih jelas daripada kalau dinyatakan dalam bentuk kalimat
berita, tetapi perumusan masalah tidak harus dengan kalimat tanya. Rumusan
masalah ini dapat disusun atau dirangkum menjadi satu butir atau satu kalimat,
dapat juga dirinci menjadi beberapa butir.

Tujuan berkaitan erat dengan rumusan masalah, dan
merupakan arahan jawaban dari hipotesis. Tujuan kegiatan atau penelitian harus
mencantumkan secara spesifik hal atau akibat yang ingin dicapai dalam kegiatan
atau penelitian tersebut. Tujuan ini dapat dibagi atas tujuan umum dan tujuan
khusus. Tujuan umum adalah tujuan yang ingin dicapai setelah kegiatan atau penelitian
selesai, sedangkan tujuan khusus atau tujuan operasional merupakan bagian dari
tujuan umum, mengemukakan hasil-hasil yang hendak dicapai. Tujuan ini tidak
boleh lepas dari atau menyimpang dari permasalahan yang dikemukakan.

Manfaat kegiatan/penelitian berkaitan dengan tujuan
umum, dan harus dinyatakan tersendiri, sebaiknya menyatakan kaitan antara hasil
penelitian yang dirumuskan dalam tujuan dengan kesenjangan yang ada di
lapangan.

Bab pendahuluan dapat pula memuat kerangka pemikiran dan
hipotesis. Kerangka pemikiran dan hipotesis merupakan ringkasan dari bab
tinjauan pustaka berisi uraian hasil-hasil penelitian, bukti-bukti, atau
kenyataan yang mendukung atau menolak teori yang dikemukakan di sekitar rumusan
masalah. Selain itu juga diuraikan kesenjangan diantara hasil penelitian atau
bukti-bukti terdahulu, sehingga perlu ada penelitian/kegiatan untuk mengurangi
kesenjangan tersebut. Uraian kerangka pemikiran pada umumnya mengarah pada
uraian hipotesis.

2.3.2
Tinjauan Pustaka

Tinjauan Pustaka memuat teori yang mendasari obyek atau
masalah yang dibahas atau diteliti, seperti hasil-hasil penelitian terdahulu yang
relevan dengan masalah yang dibahas, kajian teori, kerangka pemikiran, dan
rumusan hipotesis. Semua bahan yang disajikan dalam tinjauan pustaka hendaknya
relevan dengan permasalahan yang dibahas dalam karya ilmiah tersebut. Esensi
tinjauan pustaka bukan mencari masalah dalam kepustakaan, melainkan berfungsi
mempertajam masalah, mempelajari pendekatan-pendekatan yang telah dilakukan,
apa yang telah dihasilkan oleh peneliti sebelumnya, dan sekaligus menghindari
pengulangan, kesalahan atau kelemahan yang tidak perlu.

Substansi tinjauan pustaka hendaknya dapat memberikan
landasan ilmiah untuk mempertajam dan menjawab permasalahan, metode pelaksanaan
yang dipilih, arah, dan ruang lingkup kegiatan. Sumber pustaka yang digunakan
sebaiknya dapat berupa buku, buku teks, laporan hasil penelitian, jurnal atau buletin
penelitian, atau lainnya, dengan syarat mempunyai relevansi langsung dengan
topik atau masalah yang diangkat. Diktat kuliah, penuntun praktikum, dan bahan
kuliah seyogyanya tidak digunakan sebagai bahan kutipan. Teknik penulisan
kutipan pustaka akan dibicarakan dalam Bab 3.

2.3.3
Metode Kegiatan

Pada prinsipnya metode kegiatan ini mengandung aspek:
prosedur yang dilakukan, tempat dan waktu pelaksanaan, bahan dan alat serta
cara yang digunakan baik untuk mengumpulkan maupun mengolah atau menganalisis
data guna memperoleh jawaban atas pertanyaan yang tersirat dalam rumusan
masalah.

Pada karya ilmiah yang berupa usulan atau proposal
penelitian dan laporan hasil penelitian, maka metode kegiatan tersebut adalah
metode penelitian (atau dalam arti sempit adalah riset desain), yang harus
disajikan dalam bab tersendiri secara rinci dan jelas. Pada penelitian yang
menggunakan metode percobaan, metode penelitian tersebut meliputi desain
percobaan (experimental design), bahan
dan alat yang digunakan, dan analisis data yang digunakan untuk memperoleh
kesimpulan. Pada penelitian yang menggunakan metode survai, dikemukakan
mengenai lokasi penelitian, prosedur pengambilan contoh sampai pada unit
penelitian terkecil.

nelitian Bidang Eksak

Di dalam bab metode penelitian disajikan uraian yang
rinci mengenai:

a.
tempat dan waktu pelaksanaan,
yang mencakup lokasi atau daerah sasaran dan waktu kegiatan dilaksanakan.
Misalnya penelitian mengenai tanaman yang pertumbuhan dan produksi dipengaruhi
oleh iklim, maka penulis harus melengkapi informasi mengenai letak geografis
dan ketinggian tempat iklim. Demikian juga untuk penelitian lain yang hasilnya
dipengaruhi oleh tempat dan waktu, tempat dan waktu harus dicantumkan dan
dilengkapi informasinya.

b.
bahan dan alat, mencakup

spesifikasi bahan atau materi penelitian, termasuk asal sampel, cara penyiapan
sampel, umur sampel (kalau ada), sifat fisik, serta bahan kimia yang digunakan.
Hal ini perlu dikemukakan dengan lengkap agar penelitian lain yang ingin
menguji ulang penelitian itu tidak salah langkah.

c.
metode penelitian, disajikan
prosedur penelitian secara lengkap dan terinci tentang tahapan-tahapan dalam
pelaksanaan penelitian, serta digambarkan dalam bentuk diagram alir.

d.
pengukuran/Pengamatan
parameter, diuraikan jenis parameter atau pengumpulan data, termasuk cara
pengukuran, uji yang dilakukan (fisik, kimiawi, organoleptik, maupun Biologis),
cara menganalisis data, dam analisis data secara statistik.

e.
kesulitan-kesulitan yang timbul
selama penelitian dan cara mengatasinya juga perlu ditampilkan agar para
peneliti yang akan melakukan penelitian pada bidang yang sejenis terhindar dari
kesalahan-kesalahan.

Bagi peneliti mengenai perancangan atau desain alat,
pembuatan program, atau model, dalam bab metode penelitian tersebut diuraikan
tentang sistem perancangan, bahan dan alat, proses perancangan, dan pengujian
alat.

e Penelitian Bidang Sosial atau

Metode Penelitian bidang
sosial dan bidang ekonomi memuat uraian tentang tepat dan waktu pengambilan
contoh, kerangka konseptual, dan metode analisis data, yang dijabarkan sebagai
berikut:

a. tempat dan waktu pelaksanaan, yang
mencakup lokasi atau daerah sasaran dan waktu kegiatan dilaksanakan.

b. metode pengambilan contoh, terdiri dari
uraian lokasi dan waktu penelitian, metode pengambilan contoh, dan prosedur
pengumpulan data primer.

c. kerangka konseptual dan analisis data,
memuat tentang alur berpikir dalam menjawab permasalahan penelitian, kerangka
analisis data, meliputi model statistik (jika ada) dan definisi variabel yang
dipakai dalam analisis.

2.3.4
Hasil dan Pembahasan

Pada Bab ini disajikan dua hal, yaitu hasil kegiatan
atau penelitian dan pembahasannya dalam rangka mencari pemecahan masalah. Hasil
penelitian merupakan inti karya tulis ilmiah karena pada bagian ini disajikan
data dan informasi yang ditemukan dalam kegiatan tersebut, yang nantinya akan
digunakan sebagai dasar penyimpulan. Hasil kegiatan dapat memuat data utama,
data penunjang, dan pelengkap yang diperlukan. Bentuk penyajiannya dapat berupa teks, tabel,
gambar, grafik, bagan, atau foto.

Pembahasannya memuat kajian atau
analisis, bahasan, dan verifikasi
dari hasil kegiatan atau penelitian. Bagian ini merupakan bagian kemampuan
penulis dalam menguji hipotesis (bila ada) dan menemukan alternatif pemecahan
masalah. Hasil kegiatan/penelitian harus dibandingkan (compare) dan dievaluasi dengan teori dan hasilhasil penelitian
terdahulu yang terdapat dalam tinjauan pustaka, baik yang sesuai maupun yang
berlawanan atau tidak sesuai. Selain itu juga perlu dilengkapi alasan dan
pertimbangan mengapa hasil kegiatan atau penelitian tersebut sesuai atau
berlawanan dengan teori atau hasil-hasil penelitian yang terdahulu. Alasan
tersebut dapat berupa penjelasan teoritis, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

2.3.5
Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan harus merupakan
pernyataan singkat dan akurat yang diperoleh hanya dari bab Hasil dan
Pembahasan. Kesimpulan merupakan jawaban terhadap permasalahan dan seharusnya
konsisten dengan tujuan kegiatan.

Saran merupakan implikasi dari
hasil kegiatan, jadi saran ini juga harus diambil dari bab hasil dan pembahasan
serta kesimpulan. Selain itu saran merupakan pengalaman dan pertimbangan
penulis yang diperuntukkan bagi penulis lain dalam bidang sejenis.

2.4
Bagian akhir

Pada prinsipnya bagian akhir dari karya ilmiah adalah
daftar pustaka dan lampiran, namun dapat juga memuat indeks, glossary (borrowing), dan addendum.
Daftar pustaka adalah daftar dari semua pustaka yang dikutip, baik berupa buku
teks, buku, jurnal, buletin, dan lainnya, yang diinginkan sebagai sumber dari
tinjauan pustaka. Cara penulisan daftar pustaka akan dibahas pada Bab 3.

Lampiran merupakan penjelasan tambahan yang bermanfaat,
tetapi tidak dibahas langsung dalam teks, yang bilamana disajikan dalam teks
akan dapat mengganggu konteks bahasan. Lampiran berisi data atau keterangan
lain yang berfungsi untuk melengkapi uraian yang disajikan dalam bagian utama
karya ilmiah. Lampiran dapat berupa contoh perhitungan, kuesioner, uraian
metode analisis, gambar, foto, peta, data penunjang, dan lain-lain.

BAB 3. TEKNIK PENYAJIAN KARYA TULIS ILMIAH

3.1
Bahasa

Secara umum ada dua ragam bahasa berdasarkan situasi dan
tujuan penggunaan, yaitu: ragam bahasa formal dan informal. Bahasa formal
adalah bahasa yang digunakan dalam situasi resmi seperti surat bisnis atau dinas, artikel ilmiah,
makalah seminar, laporan penelitian, disertasi, skripsi, laporan tugas akhir
mahasiswa, laporan praktikum, makalah tugas perkuliahan, dan lain-lain. Bahasa
informal adalah bahasa yang digunakan dalam situasi percakapan sehari-hari misalnya
dalam bentuk cerita pendek, puisi, novel, surat
pribadi, buku catatan pribadi, dan lain-lain.

Pembedaan antara bahasa formal dan tidak formal tidak
bertujuan untuk menentukan mana yang benar dan mana yang salah, melainkan untuk
mengarahkan pengguna agar dapat menggunakan bahasa sesuai dengan situasi dan
tujuan. Oleh karena itu, sebelum menulis suatu karya tulis tertentu, seorang
penulis harus dapat menentukan situasi yang melatarbelakangi tulisannya dan apa
tujuannya. Dengan demikian penulis dapat menentukan apakah tulisannya nanti
menggunakan bahasa formal atau informal.

3.1.1

Penggunaan bahasa ilmiah

Penulisan karya tulis ilmiah, menggunakan bahasa
Indonesia atau bahasa Inggris ragam formal yang bersifat ilmiah atau yang
sering disebut bahasa ilmiah. Karya
tulis ilmiah tidak diperbolehkan ditulis dengan menggunakan ragam bahasa
informal seperti colloquial (bahasa sehari-hari) dan slang
(bahasa sangat tidak resmi). Misalnya:

Makanan ini dibikin dari kedelai edamame.
(informal)

Makanan ini dibuat dari kedelai edamame.
(formal)

Tanaman hydroponics butuh
perawatan ekstra. (informal)

Tanaman hydroponics membutuhkan
perawatan ekstra. (formal)

22

Contoh kata
dikategorikan informal antara lain: mentari (matahari), cewek (wanita),
cuma
(hanya), dipikirin (dipikirkan), dan lain-lain. Untuk mengetahui suatu
kata itu
formal atau informal dapat diperiksa di Kamus
Besar
Bahasa
Indonesia.

Selain itu, jargon
(bahasa spesialis/kelompok masyarakat tertentu) masih diperbolehkan jika berupa
istilah-istilah teknis dalam bidang tertentu (technical terms) dan bukan
jargon yang berupa kata-kata yang terlalu eksklusif yang hanya digunakan
dalam suatu kelompok tertentu yang mengandung nilai budaya, ras atau kedaerahan
apalagi kata-kata buatan sendiri, seperti kata-kata khas orang Malang yang
membalik susunan huruf, misalnya, nakam (makan), ngalup (pulang),
dan lain-lain.

Dalam menggunakan
istilah-istilah teknis, disarankan agar penulis juga mencantumkan padanannya
dalam tanda kurung, jika pendek, atau jika panjang, dapat melampirkan daftar
kata sukar (glossary) yang dilengkapi dengan keterangan yang menjelaskan
definisi atau padanan dari kata tersebut, sehingga pembaca yang asing
dengan istilah itu dapat memahaminya.

Kata-kata yang termasuk
kategori informal dapat diperiksa di kamus Bahasa Inggris yang biasanya diberi

tanda infml (informal) atau sl (slang) seperti pada Oxford Learner’s
Pocket Dictionary-New Edition. Contoh kata-kata yang tergolong informal
misalnya antara lain: kids (children), nifty (smart), diddle (cheat),
broke (no money), grabs (appeal to), boss (a person in authority),
bloody-minded (uncooperative), cushy (easy) dan lain-lain.

Penulisan karya tulis ilmiah
harus memenuhi persyaratan tertentu untuk dapat disebut karya tulis ilmiah.
Karakteristik bahasa pada karya tulis ilmiah adalah: jelas dan lugas, ringkas
dan padat, sistematis dan logis, konsisten dan objektif.

Jelas berarti bahasa yang digunakan menggunakan
struktur kalimat dan pilihan kata yang tepat sesuai dengan pembacanya (audiences)
dan sesuai dengan pedoman yang dibakukan, sehingga pesan yang disampaikan
dapat dimengerti oleh pembaca dengan mudah. Lugas berarti langsung
mengungkapkan pesan yang ingin disampaikan penulis secara eksplisit dan tidak
menggunakan susunan kalimat dan kata-kata yang dapat menimbulkan makna ganda.

Ringkas berarti bahasa yang digunakan tidak
bertele-tele, tidak berlebihan dan hemat, namun tidak mengurangi makna yang
harus disampaikan kepada pembaca. Padat berarti bahasa yang
digunakan dapat mencerminkan gagasan penulis secara utuh dan tidak terganggu
dengan unsur-unsur gagasan lain yang tidak terlalu berhubungan dengan gagasan
utama penulis.

Sistematis dan logis berarti pesan yang ingin
disampaikan oleh penulis dipaparkan menggunakan bahasa yang padu dan koheren
sehingga mengungkapkan makna saling berhubungan, masuk akal dan mudah dipahami.
Konsisten berarti menggunakan ragam bahasa yang tetap atau tidak
berubah-ubah dari awal sampai akhir penulisan, khususnya dalam hal penggunaan
kata-kata, struktur kalimat dan bentuk-bentuk atau unsur-unsur penulisan
lainnya. Objektif berarti bahasa yang digunakan tidak terpengaruh
unsur-unsur subyektif dari penulis melainkan mengungkapkan pesan sesuai dengan
fakta dengan disertai pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah.

3.1.2

Penerapan Bahasa yang Baku

Pada saat ini, terdapat banyak variasi bahasa yang dapat
digunakan seorang penulis untuk menyampaikan gagasannya dalam tulisan Bahasa
Indonesia maupun Bahasa Inggris. Hal ini menyebabkan standar penggunaan bahasa baku cenderung
menjadi
kabur atau ditinggalkan. Dalam penulisan karya tulis non-ilmiah, masih dapat
dimungkinkan penulis menggunakan bahasa yang tidak baku. Tetapi dalam penulisan karya tulis
ilmiah, ada keharusan untuk menggunakan Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris
yang baku.

1. Penggunaan Bahasa Indonesia Baku

Bahasa Indonesia yang baku
diatur dalam Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia
yang Disempurnakan pada tahun 1972. Sumber yang terbaru
adalah edisi kedua yang dikeluarkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nomor 0543a/U/1987, tanggal 9
September 1987, dicermatkan pada Rapat Kerja ke-30 Panitia Kerja Sama
Kebahasaan di Tugu, tanggal 16–20 Desember 1990 dan diterima pada Sidang ke-30
Majelis Bahasa Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia di Bandar Seri Begawan,
tanggal 4–6 Maret 1991. Sumber ini juga bisa diakses melalui
http://id.wikisource.org/wiki/Pedoman_Umum_Ejaan_Bahasa_Indonesia_yang_
Disempurnakan.

alamat

web:

Beberapa hal yang diatur dalam pedoman EYD adalah
pemakaian huruf Abjad, Vokal,  Konsonan, Diftong, Gabungan Huruf Konsonan, pemenggalan kata,
huruf kapital dan huruf miring; penulisan kata
dasar, kata turunan, kata ulang, kata gabung, kata ganti, kata depan, partikel,
singkatan, akronim, angka, dan lambang bilangan; penulisan huruf serapan dan
penggunaan tanda baca yang meliputi tanda titik, koma, titik koma, titik dua,
hubung, pisah, elipsis, tanya, seru, kurung, kurung siku, petik, petik tunggal,
garis miring dan apostrof.

Sumber terpercaya lainnya yang dapat digunakan sebagai
rujukan untuk menggunakan bahasa Indonesia baku adalah Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI) yang pertamakali terbit pada tanggal 28 Oktober 1988, yang
dapat diakses secara online melalui alamat website http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/.

2. Penggunaan Bahasa Inggris Baku

Dalam penggunaan Bahasa Inggris, pedoman yang baku dapat dipilih
diantara versi-versi yang diakui secara internasional, yaitu: American atau
British. Pada umumnya, masing-masing versi memiliki pedoman tata bahasa
yang sama kecuali dalam hal bentuk kata kerjanya (verb forms), pilihan
kata (diction) dan pengejaan (spelling).

Dalam hal bentuk kata kerjanya, misalnya kata dive
(menyelam), dalam versi British menggunakan dive (V1), dived
(V2), dived (V3), sedangkan versi American menggunakan dive
(V1), dove (V2), dove (V3). Contoh lain adalah kata fit
(mencocokkan), versi British menggunakan fit, fitted, fitted
sedangkan versi American menggunakan fit, fit, fit. Contoh-contoh
lain adalah:

British

American

Get, got, got
got, got/gotten

get,

Quit,
quit/quitted, quit/quitted
quit, quit

Kneel, knelt, knelt
kneeled

quit,

kneel, kneeled,

Spell,
spelt, spelt
spelled, spelled

spell,

Spill,
spilt, spilt
spilled, spilled

spell,

Meskipun sebagian besar
perbendaharaan kata sama, namun terdapat sedikit perbedaan dalam pemilihan
kata. Misalnya versi British menggunakan autumn untuk musim gugur,
sedangkan American menggunakan fall untuk makna yang sama. Contoh-contoh lain adalah:

British

American

car park
lot

parking

cinema
theater

movie

film
film

movie,

flat

apartment

headmaster

principal

holiday(s)

vacation

mark

grade

pavement

sidewalk

petrol
gasoline

gas,

postman

mailman

pupil

student

secondary school
school

high

trainers

sneakers

Terdapat perbedaan khususnya dalam pengejaan bagian
terakhir suatu kata, antara versi British (Br.) dengan American (Am.)
ada. Misalnya:

Br.

Contoh

Am.

Contoh

-our colour,
favour, nieghbour

-or

color, favor, neighbor

-re
centre,
theatre, metre

-er

center, theater, meter

-ll
jewellery,
travelled
-l

-l
fulfil,
fulfillment

jewelry, traveled

-ll

fulfill, fulfillment

-se

realize, analyse

-ze

realize, analyze

-s

practise

-c

practice

-y
tyre,
pyjamas

-ence

-i/a

defence, licence

-ogue dialogue, catalogue

tire, pajamas

-ense

defense, license

-og

dialog, catalog

Penentuan versi Bahasa Inggris
mana yang akan digunakan pada penulisan karya tulis ilmiah bersifat pilihan (optional).
Tidak ada yang lebih benar atau lebih baik antara yang satu dengan yang lain.
Secara substansial dalam hal ini, penulis menggunakan bahasa secara konsisten
jika telah memilih satu versi tertentu.

3.2
Kutipan dan Penunjukan Sumber

Penulis lazim mengacu kepada
suatu sumber atau mengutip pendapat dan teori orang atau pihak lain, dalam
penyusunan karya tulis ilmiah. Pengutipan dimaksudkan untuk memperkaya dan
memperkuat dasar pemikiran kajian. Selain itu, dimaksudkan untuk mengembangkan
ilmu pengetahuan yang telah tersusun sebelumnya.

3.2.1 Kutipan Langsung

Kutipan langsung
adalah cara pengambilan sumber yang dilakukan dengan cara mengutip apa adanya
sesuai dengan naskah, ejaan, tanda baca, kata, susunan kalimat, maupun bahasa
sesuai naskah aslinya.

1.
Kutipan yang kurang dari empat
baris, ditulis langsung dalam urutan kalimat dan merupakan bagian kalimat dalam
teks, diletakkan di antara tanda kutip (tanda petik dua).

Contoh:

1) Herman (2007) menyatakan bahwa, ”Jaringan
adalah kumpulan dari beberapa sel”.

2) Amoniak selain digunakan sebagai bahan
pembuat urea, juga merupakan komoditas ekspor seperti yang dikatakan Subandi (2005),
”amoniak dikirim secara kontinyu untuk memenuhi keperluan PT Petro Kimia Gresik
dan di ekspor Ke India, Thailand, dan Korea Selatan”.

2. Kutipan yang terdiri atas empat atau
lebih, ditulis tanpa tanda kutip.

Contoh:

Hal ini
seperti yang dikatakan Subandi (1996) bahwa amoniak selain sebagai bahan
pembuat urea, juga merupakan komoditas ekspor. Amoniak di kirim secara kontinyu
untuk memenuhi keperluan PT Petro Kimia Gresik dan di ekspor ke India,
Thailand, dan Korea Selatan.

3. Apabila bagian dari kutipan ada yang
dihilangkan karena dirasa kurang penting dan hanya memperpanjang kutipan.
Bagian yang dihilangkan ditengah diganti dengan tanda titik tiga ( . . . ). Dan
apabila yang dihilangkan di akhir kutipan, ditandai dengan tanda titik empat (
. . . .).

4. Kutipan langsung dalam bahasa asing
sebaiknya disertai penjabaran kutipan dalam Bahasa Indonesia.

3.2.2
Kutipan Tidak Langsung

Kutipan tidak
langsun