LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR BALOK PONTO

LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR BALOK
PONTON CILACAP
Laporan ini bertujuan untuk mencari ukuran penampang balok yang akan diletakan di atas
ponton. Ukuran balok didesain agar tidak melewati batas izin lendutan yaitu L/240 (didapat dari
ACI 318-11, di pasal 9.5.3).

Berikut merupakan data-data input permodelan balok :






Balok dimodelkan dengan dua tumpuan sendi di masing-masing ujung balok, dengan
panjang bentang 6 m untuk balok memanjang dan 3 m untuk balok melintang
Balok dimodelkan berbentuk T dengan tebal flange 7 cm dan lebar efektif, 12 x tebal
flange + lebar balok
Balok diberi beban merata dari arah bawah ke atas.
Terdapat profil baja H 100x100 di atas balok yang merupakan bagian dari struktur di atas
ponton, berikut merupakan gambar struktur yang akan dihubungkan dengan ponton :







Kualitas beton diinput, fc’ = 30 MPa, Ec = 25743 MPa. Kualitas baja diinput, fy = 380
MPa, Es = 200000MPa
Momen insersia balok dikalikan 0,35 untuk mengakomodir crack beton (ACI 318-11,
pasal 10.10.4.1)

Permodelan dilakukan pada Program ETABS, berikut merupakan pemodelan balok :

Gambar penampang balok

Gambar contoh pemodelan balok di ETABS

Perhitungan beban merata yang dibebankan pada balok di program ETABS adalah sebagai
berikut :





Beban merata balok memanjang :
q = 17,5 + (2 x berat sendiri balok) + berat sendiri pelat
Beban merata balok melintang :
q = 35 + (2 x berat sendiri balok) + berat sendiri pelat

Hasil analisis dan desain Program ETABS didapat ukuran masing-masing penampang balok :
Dimensi
(cm)
20 x 40
15 x 30

Balok
Memanjang
Melintang

Lebar T Efektif
(m)
1,04

0,99

Lendutan
Izin (cm)
2,5
1,25

Lendutan (cm)
1,71
0,51

Untuk kontrol hasil analisis ETABS dilakukan perhitungan manual dengan Program Mathcad
untuk mencari defleksi, berikut merupakan contoh perhitungan lendutan balok memanjang
dengan dimensi 20 x 40
Input data perhitungan :

fc  30MPa
10 N
Ec  25743MPa  2.574 10
2

m

Es  200000MPa  2  10

11 N

n 

Es
Ec

 7.769

 c  24000

2

m

b flange  0.1m


W plat  4m

t flange  0.008m

t plat  7cm

b balok  0.2m

h web  0.1m

Lbalok  6m

h balok  0.4m

b eff  12 tplat  0.84m

t web  0.006m

A steel  0.0022m


2

N
3

m

 s  78500

N
3

m

Penampang profil baja H ukurannya disesuaikan dengan nilai Ec dengan mengalikan ukuran lebar profil H
dengan n

Luas balok beton




A t  t plat  b eff

  0.059m2

A balok  h balok  b balok  0.08m

2

Luas profil baja H 100x100





3 2

A web  h web  2 t flange   t web  n  3.916 10




m

3 2

A flange  b flange  n  t flange  6.215 10

m

A steeln  A steel  n  0.017m

2

Mencari titik netral penampang dengan, nilai y c diambil dari bagian bawah balok :
h balok
tplat 

 tflange


A

A

h



 h balok



A

balok
t
balok
flange
2
2 



 2

t flange 

 h web



 A flange   h web  2   h balok  A web   2  h balok






y c 
A
A A

balok

t





  0.287m



steeln

Beban garis merata sepanjang balok :
q  17500





 A balok  A t   c 
m
N


 W plat
4N

  b eff   t plat   c  A steel   s  2.295 10
m
 2


Mencari momen insersia beton ( Ic ) dan momen insersia baja ( Is ), besaran inersia dikalikan 0,35 untuk
menghasilkan inersia efektif akibat efek crack :
2



 h balok
1
1
3
3 
4 4
Ic    b balok  h balok  A balok  
 y c 
 b eff  t plat   0.35  7.197 10 m
12
12
 2



2
t plat 



 A t  h balok  y c  2 






2


 h web

1
1
3
3 
4 4
Is    t web   h web  2 t flange   A web  
  h balok  y c 
 b flange  tflange   0.35  1.604 10 m
12
12
 2



2

 


 tflange
 A flange   2   h balok  y c  



 

2

t flange
  1


 
3 
  12  b flange  tflange  A flange  h web  2   h balok  y c 

 


 


Lendutan maksimum balok :
 

5 q  Lbalok



4

384 Ec  Ic  Is



 1.71cm

Besaran lendutan sama dengan hasil analisis dari ETABS yaitu
sebesar 1,71 cm juga, jadi pemodelan di ETABS sudah sesuai.