laporan praktikum biologi umum genetika (1)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Genetika berasal dari bahasa Yunani Genno (=melahirkan), genetica
(Belanda), genetics (Inggris). Genetika yaitu cabang biologi yang
mempelajari

pewarisan

sifat

(hereditas)

pada

organisme

maupun

suborganisme. George Mendel (Austria), beliau adalah seorang Bapak
Genetika terkenal, di mana hukum – hukum yang dia temukan tentang

genetika masih kita gunakan, yaitu hukum Mendel I dan II (Pai, 1992).
Hukum Mendel I merupakan hukum pemisahan gen yang sealel ke dalam
gamet, dikenal sebagai Hukum Segregasi. Bunyi hukum Mendel I adalah
“Alel memisah (segregasi) satu dari yang lainnya selama pembentukan
gamet dan diwariskan secara acak ke dalam gamet-gamet yang sama
jumlahnya”. (Pai, 1992).
Contoh persilangan monohibrid, ada gamet dengan alel A dan gamet lain
dengan alel a. Jika dua individu F1 (Aa) dengan kedua gametnya tersebut
disilangkan, maka menurut Mendel akan menghasilkan populasi F2 dengan
perbandingan / nisbah genotip 1 dominan penuh (AA) : 2 hibrid (Aa) : 1
resesif penuh (aa), dan perbandingan fenotipnya adalah 3 dominan (AA atau
Aa) : 1 resesif (aa) (Suryo, 1992).
Hukum Mendel II merupakan peristiwa dua pasang alel atau lebih
dijelaskan dalam hukum pemisahan dan pengelompokkan secara bebas.
Bunyi hukum Mendel II berbunyi “pasangan gen berbeda yang sedang
bersegregasi, akan memisah dan mengelompok secara bebas”. Pada
persilangan dihibrid, terlihat adanya pemisahan dan pengelompokkan alel F1
pada masing - masing sifat, sehingga gamet – gamet memiliki alel dominan
dan resesif. Bila F1 disilangkan maka akan memiliki kedua macam alel pada
masing-masing sifat (AaBb). Populasi F2 hasil persilangan antar F1 ini akan

menghasilkan perbandingan fenotip 9 (A-B-) : 3 (A-bb) : 3 (aaB-) : 1 (aabb).
Perbandingan genotip dapat diperoleh dengan menjumlahkan genotip-genotip
yang sama di antara 16 genotip yang terbentuk dalam diagram punnet (Pai,
1992).

160

1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum kali ini yaitu :
1. Mahasiswa dapat menunjukan rasio genotip fenotip dari perkawinan
Monohibrid.
2. Mahasiwa dapat menunjukkan rasio genotip dan fenotip dari perkawinan
dihibrid.

161

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Genetika
Genetika berasal dari bahasa Yunani genno yang berarti melahirkan,

dalam ilmu
biologi genetika dapat diartikan sebagai cabang ilmu biologi yang
mempelajari perwarisan sifat pada suatu organisme maupun suborganisme.
Dalam genetika kita dapat mempelajari gen beserta seluruh aspeknya, seperti
pewarisan warna bunga pada suatu tanaman. Di dalam genetika terdapat juga
sifat-sifat tertentu seperti sifat dominan dan resesif, sifat-sifat inilah yang
nantinya akan mempengaruhi terbentuknyasuatu sifat suatu organisme
(Suryo, 1984).
A. Gen
Pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Hunt Morgan, ahli
Genetika dan Embriologi Amerika Serikat (1911), yang mengatakan
bahwa substansi hereditas yang dinamakan gen terdapat dalam lokus, di
dalam kromosom.Menurut W. Johansen, gen merupakan unit terkecil dari
suatu makhluk hidup yang mengandung substansi hereditas, terdapat di
dalam lokus gen. Gen terdiri dari protein dan asaprotein dan asam nukleat
(DNA dan RNA), berukuran antara 4 – 8 m mikro (Suryo, 1984).
Menurut Syafitra (2013) , hukum ini mencakup tiga pokok :
1. Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi pada
karakter turunannya. Ini adalah konsep mengenai dua macam alel; alel
resisif (tidak selalu nampak dari luar, dinyatakan dengan huruf kecil,

misalnya w dalam gambar di sebelah), dan alel dominan (nampak dari
luar, dinyatakan dengan huruf besar, misalnya R).
2. Setiap individu membawa sepasang gen, satu dari tetua jantan
(misalnya ww dalam gambar di sebelah) dan satu dari tetua betina
(misalnya RR dalam gambar di sebelah).

162

3.

Jika sepasang gen ini merupakan dua alel yang berbeda (Sb dan sB
pada gambar 2), alel dominan (S atau B) akan selalu terekspresikan
(nampak secara visual dari luar). Alel resesif (s atau b) yang tidak
selalu terekspresikan, tetap akan diwariskan pada gamet yang
dibentuk pada turunannya.

B. Fungsi Gen
Menurut Standfield (1991), ada beberapa fungsi gen yaitu:
1. Fungsi gen antara lain:
a. Menyampaikan informasi kepada generasi berikutnya.

b. Sebagai penentu sifat yang diturunkan.
c. Mengatur perkembangan dan metabolisme.
2. Simbol-Simbol Gen
a. Gen dominan, yaitu gen yang menutupi ekspresi gen lain,
sehingga sifat yang dibawanya terekspresikan pada turunannya
(suatu individu) dan biasanya dinyatakandalam huruf besar,
misalnya A.
b. Gen resesif, yaitu gen yang terkalahkan (tertutupi) oleh gen lain
(gen

dominan)

sehingga

sifat

yang

dibawanya


tidak

terekspresikan pada keturunannya.
c.

Gen heterozigot , yaitu dua gen yang merupakan perpaduan dari
sel sperma (A) dan seltelur (a).

d.

Gen homozigot, dominan, yaitu dua gen dominan yang
merupakan perpaduan dari sel kelamin jantan dan sel kelamin
betina, misalnya genotipe AA.

e.

Gen homozigot resesif, yaitu dua gen resesif yang merupakan
hasil perpaduan dua selkelamin. Misalnya aa

f. Kromosom homolog, yaitu kromosom yang berasal dari induk

betina berbentuk serupa dengan kromosom yang berasal dari
induk jantan.
g.

Fenotipe, yaitu sifat-sifat keturunan pada F1, F2, dan F3 yang
dapat dilihat, seperti tinggi, rendah, warna, dan bentuk.

163

h. Ginotipe, yaitu sifat-sifat keturunan yang tidak dapat dilihat,
misalnya AA, Aa, dan aa.
Tiap sifat makhluk hidup dikendalikan oleh sepasang faktor
keturunan yang dikenal dengan nama gen. Sepasang gen ini satu berasal dari
induk jantan dan yang lainnya dari induk betina. Gen yang satu pasang ini
disebut sebagai gen yang satu alela. Menurut Mendel gen yang satu alela
akan memisah pada waktu pembentukan gamet, yang selanjutnya dikenal
dengan prinsip segregasi secara bebas dan gen akan berpasangan kembali
pada waktu fertilisasi sehingga setiap individu akan diploid. (Widianti, 2014)
Di waktu mendel mengawinkan tanaman ercis berbatang tinggi dengan yang
berbatang kerdil, hasil keturunan pertama seragam berbatang tinggi. Suatu

tanda bahwa sifat tinggi mengalahkan sifat kerdil. Sifat demikian disebut sifat
dominan. Sifat yang disebut sifat resesif. Ketika tanaman keturunan pertama
dibiarkan menyerbuk sendiri didapatkan tanaman keturunann kedua yang
mempelihatkan pemisahan dengan perbandingan kira-kira ¾ batang tinggi
dan ¼ batang kerdil. (Suryo,1984).
2.2 Persilangan Monohybrid
Dalam hukum mendel I yang dikenal dengan The Law of Segretation
of Allelic Genes atau Hukum Pemisahan Gen yang Sealel dinyatakan bahwa
dalam pembentukan gamet, pasangan alel akan memisah secara bebas.
Peristiwa pemisahan ini terlihat ketika pembetukan gamet individu yang
memiliki genotif heterozigot, sehingga tiap gamet mengandung salah satu alel
tersebut. Dalam ini disebut juga hukum segregasi yang berdasarkan
percobaan persilangan dua individu yang mempunyai satu karakter yang
berbeda. Berdasarkan hal ini, persilangan dengan satu sifat beda akan
menghasilkan perbandingan fenotif 12, yaitu ekspresi gen dominan : resesif =
3 : 1. Namun kadang-kadang individu hasil perkawinan tidak didominasi oleh
salah satu induknya. Dengan kata lain, sifat dominasi tidak muncul secara
penuh. Peristiwa ini menunjukkan adanya sifat intermedier (Pai, 1992).
Dalam membicarakan satu sifat tertentu, kita hanya menggambarkan
pasangan kromosom dengan yang bersangkutan saja, tetapi bukan berarti

164

bahwa kromosom-kromosom dan gen-gen yang lain tidak ada dalam sel itu.
Ada sifat yang disebut dominan, yaitu apabila kehadiran gen yang mengawasi
sifat ini menutupi ekspresi gen yang lainnya (Syafitra, 2013).
Hukum Mendel I berlaku pada gametogenesis F1 x F1 itu memiliki
genotif heterozigot. Gen yang terletak dalam lokus yang sama pada
kromosom, pada waktu gametogenesis gen sealel akan terpisah, masingmasing pergi ke satu gamet (Pai, 1992).
2.3 Persilangan Dihibrid
Dalam hukum mendel II atau dikenal dengan The Law of
Independent assortmen of genes atau Hukum Pengelompokan Gen Secara
Bebas dinyatakan bahwa selama pembentukan gamet, gen-gen sealel akan
memisah secara bebas dan mengelompok dengan gen lain yang bukan
alelnya. Pembuktian hukum ini dipakai pada dihibrid atau polihibrid, yaitu
persilangan dari 2 individu yang memiliki satu atau lebih karakter yang
berbeda. Monohibrid adalah hibrid dengan 1 sifat beda, dan Dihibrid adalah
hibrid dengan 2 sifat beda. Fenotif adalah penampakan atau perbedaan sifat
dari suatu individu tergantung dari susunan genetiknya yang dinyatakan
dengan kata-kata (misalnya mengenai ukuran, warna, bentuk, rasa, dsb).
Genotif adalah susunan atau konstitusi genetik dari suatu individu yang ada

hubungannya dengan fenotif; biasanya dinyatakan dengan simbol/tanda
pertama dari fenotif. Oleh karena individu itu bersifat diploid, maka genotif
dinyatakan dengan huruf dobel, misalnya AA, Aa, aa, AABB, dsb (Campbell,
2006).

165

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Persilangan Monohibrid
Tabel 1
Warna Kancing
Jumlah
Merah

8

Hitam


8
16

Ket: MM = Merah
mm = Hitam
P
MM mm
PG M X m
F1 Mm = 100%
Tabel 2
F1
M

M

M

MM

Mm

M

Mm

mm

F1 X F1 = Mm X Mm
G
= MM, Mm, Mm, mm

F2
Genotip = MM, Mm, Mm, mm
Fenotip = Merah, Merah, Merah, Hitam
= 75%
Fenotip F2 = Merah (3) = 75%
= Hitam (1) = 25%
166

Genotip F2 = MM (25%), Mm (50%), mm (25%)
F1 X F1 = Mm X Mm
G
= MM, Mm, Mm, mm
F2
= MM = merah
Mm = merah
Mm = merah
mm = putih
= 75%
4.1.2 Persilangan Dihibrid
P = GGPP
X
ggpp
(gemuk tahan penyakit)
(kurus tidak tahan penyakit)
G = GP
F1 = GgPp (gemuk tahan penyakit)
F1 X F1 = GgPp X GgPp
G = GP
GP
Gp
Gp
gp
gp
gp
gp
F2
GP
Gp
Gp
gp
GP

GGPP

GGPp

GgPP

GgPp

Gp

GGPP

GGPP

Ggpp

Ggpp

Gp

GgPp

GgPp

Ggpp

Ggpp

gp

GgPp

GGpp

GgPp

ggpp

Perbandingan Fenotif F2 = 9:3:3:1
G.P = (gemuk TP) = 1,2,3,4,5,7,9,10,13 = 9
G.P = (GTTP) = 6,8,14 =3
ggp. = (ktp) = 11,12,15 = 3
ggpp = (kttp) = 16 = 1
4.2 Pembahasan
Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa persilangan monohybrid
disebut sebagai satu sifat beda. Pada rasio genotip disebut sebagai suatu sifat
yang tersembunyi dan fenotif disebut sebagai sifat yang nyata atau terliat yang
biasanya dilambangkan dengan satuan yang dominan sedangkan yang
resesifnya terjadi di genotif. Pada persilangan dihibrid disebut sebagai dua
sifat berbeda yang pada rasio genotif sebagai suatu sifat yang tersembunyi
atau resesif dan fenotif disebut sebagai sifat yang nyata atau terlihat atau
dominan.
167

BAB V
PENUTUP

168

5.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa persilangan
monohibrid itu terjadi karena adanya satu sifat beda dengan fenotifnya 1:2:1,
sedangkan pada persilangan dihibrid itu terjadi karena adanya dua sifat beda
dengan fenotifnya 9:3:3:1. Sedangkan pada genotif itu menerangkan suatu
sifat yang tersembunyi atau biasanya sendirian dan bersifat resesif.
5.2 Saran
Diharapkan dalam praktiikum selanjutnya agar lebih intensif lagi dan
lebih memperjelaskan lagi tentang genetika dan datang tepat pada waktunya.

169