Tata Cara Pelaksanaan Sita Terhadap Wajib Pajak Badan Untuk Mengurangi Tunggakan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Medan Polonia

(1)

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Pajak merupakan sumber utama penerimaan pendapatan Negaraterbesar yang sangat penting bagi pelaksanaan dan peningkatan pembangunan Nasional serta bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Oleh karenanya, Segala upaya baik berupa tindakan pencegahan seperti sosialisasi maupun pengawasan dan penagihan pajak melalui surat paksa terus dilakukan untuk mengurangi tunggakan pajak.

Solusi atas Permasalahan pajak bukan hanya tanggung jawab aparat perpajakan melainkan juga semua lapisan masyaraka harus turut berpartisipasi demi pembangunan Nasional. Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap perpajakan harus ditunjang dengan iklim yang mendukung peningkatan peran aktif masyarakat serta pemahaman yang memadai terhadap hak dan kewajibannya dalam melaksanakan peraturan perundang –undangan.

Penerimaan pajak yang dikelolah oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) sangat mendominasi penerimaan Negara. Namun untuk realisasi penerimaan pajak per 31 Desember 2013 yaitu 916,299.57 Milyar Rupiah atau hanya 92,07 % mencapai target dari total 995,21 Triliun Rupiah.Hal tersebutberdasarkan data penerimaan pajak Direktorat Jenderal Pajak Republik Indonesia (http :// pajak.go.idtertanggal 21 Mei 2013).


(2)

Pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak (DJP) sebagai aparat perpajakan mempunyai tugas yang cukup berat untuk mengumpulkan target penerimaan Negara melalui pajak. Aparat perpajakandituntut aktif dalam melakukan sosialisasi, pembinaan dan pengawasandalam pelaksanaan perpajakan agar wajib pajak taat terhadap peraturan yang telah disusun dan ditetapkan dalam Undang- undang Perpajakan.

Sejak Reformasi perpajakan tahun 1983, systempemungutan pajak di Indonesia berubah dari Official Assessment System menjadi Self Assesment System.Upaya pemberdayaan masyarakat melalui pelaksanaan Self Assessment System perlu diikuti dengan tindakan pengawasan guna mewujudkan sasaran kebijaksanaan perpajakan.(Suandy,2008:93)

Self Assessment System memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada wajib pajak untuk menghitung, membayar dan melaporkan sendiri pajak terutangnya berdasarkan ketentuan dan peraturan perundang-undangan. Harapan yang terkandung dalam system yang baru tersebut adalah pelaksanaan administrasi perpajakan dapat dilaksanakan dengan tertib, efektif, efisien dan terkendali serta masyarakat dapat berperan aktif sebagai wajib pajak dalam membiayai pemerintahan dan pembangunan Nasional.

Tetapi sayangnya masih banyak Wajib Pajak yang lalai atau belum menyadari pentingnya membayar pajak dan masih banyak Wajib Pajak yang belum melunasi pajak terutangnya sampai jatuh tempo pembayarannya.Hal tersebut akan mengakibatkan tunggakan pajak.


(3)

Dalam hal ini , Direktorat Jenderal Pajak akan mengeluarkan sanksi sesuai Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP).

Menurut Undang – Undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa ( PPSP) menetapkan bahwa ketetapan pajak diterbitkan dalam bentuk :

1. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB).

2. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT) 3. Surat Tagihan Pajak (STP).

Surat penetapan dan ketetapan pajak harus dilunasi dalam jangka waktu 30 hari atau sampai tanggal jatuh tempo sejak diterbitkannya Surat Penetapan dan Ketetapan tersebut.Apabila utang pajak tidak dilunasi oleh Penanggung pajak dalam jangka waktu 2 x 24 jam setelah Surat Paksa diberitahukan, pejabat menerbitkan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan (SPMP) yang merupakan legalitas bagi Juru sita pajak untuk melaksanakan penyitaan terhadap wajib pajak demi mengurangi tunggakan pajaknya.

Harus diakui bahwa sangat sulit melakukan tindakan penyitaan tersebut karena banyak wajib pajak yang selalu berusaha untuk menghindari semaksimal mungkin agar tidak mengalami penyitaan. Kurangnya pemahaman akan prosedur penyitaan serta hak dan kewajiban bagi WajibPajakpada saat pelaksanaan penyitaan,merupakan salah satu kendala yang di hadapi oleh Juru Sita Pajak.


(4)

Maka atas dasar inilah perlu dilaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiriini, untuk mengetahui lebih luas mengenai tata cara pelaksanaan penyitaan terhadap wajib pajak Badan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia. Karena dengan lebih memahami tata cara penyitaan ini diharapkan mampu meminimalkan wajib pajak yang selalu menghindari penyitaan yang dilakukan oleh Juru Sita Pajak sehingga mengurangi pajak terutangnya. Oleh karena itu penulis tertarik mengambil judul :

“Tata Cara Pelaksanaan Sita Terhadap Wajib Pajak Badan Untuk Mengurangi Tunggakan Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia ”

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Praktik Kerja Lapangan Mandiri merupakan salah satu syarat wajib bagi mahasiswa Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Adapun yang menjadi tujuan dan manfaat penulis dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini adalah :

1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

1. 1 Mengetahui penyebab pelaksanaan penyitaan yangdilakukan oleh Juru Sita Pajak terhadap harta/kewajiban WajibPajak Badan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia.


(5)

1. 2 Mengetahui prosedur penyitaanyang dilakukan oleh Juru Sita Pajak terhadap Wajib Pajak Badan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia.

1. 3 Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi Oleh Juru Sita Pajak dalam melakukan penyitaan terhadap Wajib Pajak Badan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia.

1.4 Mengetahui cara penyelesaian terhadap permasalahan yang dihadapi oleh Juru Sita Pajak pada saat melakukan penyitaan terhadap Wajib Pajak Badan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia.

2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) 2.1 Bagi Mahasiswa :

a. Melatih rasa tanggung jawab, profesionalitas serta kedisiplinan yang nanti akan sangat diperlukan di dunia kerja.

b. Meningkatkan keahlian dan keterampilan dalam bidang perpajakan maupun ilmu pengetahuan.

c. Mengetahui dan memahami secara luas prosedur dan pelaksanaan penyitaan oleh Juru Sita Pajak terhadap Wajib Pajak Badan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia.


(6)

2.2 Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik :

a. Meningkatkan kerja sama yang baik antara sivitas akademika Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dengan instansi Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Sumatera Utara I khususnya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia.

b. Mempromosikan sumber daya manusia yang terdapat di Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

c. Mendapat masukan dan saran untuk perbaikan kurikulum yang berlaku di Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2.3 Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia :

a. Membina hubungan baik dengan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

b. Mempromosikan citra Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia kepada masyarakat khususnya kepada civitas akademika Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.


(7)

c. Adanya Praktik Kerja Lapangan Mandiri, mahasiswa dapat memberikan kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki sistem pelayanan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia.

C. Uraian Teoritis 1. Ketentuan Umum

Dasar hukum yang mengatur mengenai tata cara pelaksanaan penyitaan dapat dilihat berdasarkan ketetapan atau aturan yang berlaku antara lain :

a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 1997 sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 Tentang Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa.

b. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1998 Tentang Tata Cara Penyitaan Dalam Rangka Penyitaan Dengan Surat Paksa.

c. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 561/KMK.04/2000 Tentang Tata Cara Penagihan Seketika dan Pelaksanaan Surat Paksa.

d. Peraturan Menteri Keuangan - 24/PMK.03/2008 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Penagihan Dengan Surat Paksa dan Pelaksanaan Penagihan Sekeika dan Sekaligus.


(8)

2. Definisi Penanggung Pajak

Menurut Undang – Undang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa Nomor 19 Tahun 2000, yang dimaksud dengan Penanggung Pajak adalah orang pribadi atau badan yang bertanggung jawab atas pembayaran pajak, termasuk wakil yang menjalankan hak dan memenuhi kewajiban Wajib Pajak menurut ketentuan peraturan perundang – undangan.

3. Definisi Penagihan Pajak

Berdasarkan Undang – Undang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa Nomor 19 Tahun 2000 berbunyi :

“ Penagihan Pajak adalah serangkaian kegiatan atau tindakan agar Penanggung Pajak melunasi hutang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur dan memperingatkan, melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus, memberitahukan surat paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyanderaan, menjual barang yang telah disita”.

4. Definisi Surat Paksa

Surat Paksa adalah surat perintah membayar utang pajak dan biaya penagihan pajak. Surat paksa mempunyai kekuatan hokum dan eksekutorial dan kedudukan hokum yang sama dengan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap. (Mardiasmo, 2013:147)


(9)

5. Definisi Penyitaan Pajak

Menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 Pasal 1 Sub 14 dinyatakan bahwa :

“ Penyitaan adalah tindakan juru sita pajak untuk menguasai barang penanggung pajak guna dijadikan jaminan untuk melunasi hutang pajak menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku”.

6. Subyek dan Obyek Pajak

Subyek Penyitaan adalah Wajib Pajak atau penanggung Pajak yang tidak bertanggung jawab atas pelunasan pembayaran utang pajaknya dan tidak menjalankan hak serta memenuhi kewajiban perpajakannya menurut ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku.

Obyek Penyitaan adalah barang yang bergerak maupun yang tidak bergerak milik Penanggung Pajak , yaitu atas barang milik perusahaan, pengurus, kepala perwakilan, kepala cabang, penanggung jawab, pemilik modal, baik ditempat kedudukan yang bersangkutan, ditempat tinggal ataupun ditempat lainnya.

7. Definisi Juru Sita Pajak

Juru Sita Pajak adalah pelaksana tindakan penagihan yang meliputi penagihan seketika dan sekaligus, pemberitahuan Surat Paksa, Penyitaan dan Penyanderaan.


(10)

Berdasarkan Paasl 5 ayat 1 dan 2 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000, Juru Sita Pajak mempunyai tugas, yaitu :

a. Melaksanakan Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus

b. Memberitahukan Surat Paksa

c. Melaksankan penyitaan atas barang Penanggung Pajak yang hendak disita

d. Melaksanakan penyanderaan berdasarkan Surat Perintah Penyanderaan.

Dalam melaksanakan tugasnya, Juru Sita Pajak harus dilengkapi dengan kartu Tanda Pengenal Juru Sita Pajak dan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan yang harus diperlihatkan kepada Penanggung Pajak.

8. Pelaksanaan Penyitaan

Didalam melaksanakan penyitaan, Juru Sita Pajak harus melakukan penyitaan sesuai dengan Prosedur Penyitaan yang sudah diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Adapun tata cara penyitaan yang dilakukan oleh Juru Sita Pajak yaitu dengan melalui tahap-tahap sebagai berikut :

a. Menyampaikan Surat Pemberitahuan bahwa akan dilakukan penyitaan.


(11)

c. Penyitaan dilakukan oleh Juru Sita Pajak dengan 2 (dua) orang saksi.

d. Barang yang utama disita adalah barang bergerak. e. Membuat Berita Acara Pelaksanaan Sita.

9. Wajib Pajak Badan

Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan meliputi pembayar pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP), Badan adalah sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha aupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik Negara atau badan usaha milik daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa , organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk lainnya termasuk kontrak investor kolektif dan bentuk usaha tetap.


(12)

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Melalui Praktik Kerja Lapangan Mandiri, Penulis ingin mengetahui beberapa masalah berikut :

1. Penyebab pelaksanaan penyitaan yang dilakukan oleh Juru Sita Pajak terhadap harta/kewajiban WajibPajak Badan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia.

2. Prosedur Penyitaanyang dilakukan oleh Juru Sita Pajak terhadap Wajib Pajak Badan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia.

3. Kendala-kendala yang dihadapi Oleh Juru Sita Pajak dalam melakukan penyitaan terhadap Wajib Pajak Badan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia.

4. Tata cara Penyelesaian terhadap permasalahan yang dihadapi oleh Juru Sita Pajak pada saat melakukan penyitaan terhadap Wajib Pajak badan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia.

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta memperoleh informasi yang sesuai dengan metode yang digunakan sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan :

Pengajuan judul kepada Ketua Program Studi, Penentuan judul oleh Ketua Program Studi, Pembuatan Proposal, pelaksanaan seminar proposal, perbaikan proposal, persetujuan proposal, penentuan dosen


(13)

pembimbing, konsultasi dengan dosen pembimbing , pembuatan surat izin PKLM Kepada instansi yang dituju.

2.Studi Literatur

Dalam hal ini berkaitan dengan pengumpulan buku-buku dan referensi lainnya yang berkaitan dengan kegiatan yang dilakukan penulis dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

3.Observasi Lapangan

Penulis melakukan pengamatan secara langsung kepaa Objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri untuk mengetahui tata cara pelaksanaan sita terhadap wajib pajak badan untuk mengurangi tunggakan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia.

4.Pengumpulan Data

Mengumpulkan data mengenai “Tata Cara Pelaksanaan Sita Terhadap Wajib Pajak Badan Untuk Mengurangi Tunggakan Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia”.

a. Data Primer

Adapun data primer yaitu data - data yang diperoleh dari lapangan atau data yang berasal dari pihak-pihak yang mengetahui dan memahami tentang objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri.


(14)

b. Data Sekunder

Adapun data sekunder yaitu data-data yang diperoleh dari referensi ilmiah antara lain studi perpustakaan dan dokumentasi yang mendukung Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

5.Analisis dan Evaluasi :

Penulis menganalisa dan mengevaluasi data mengenai Tata cara Pelaksanaan Sita Terhadap Wajib Pajak Badan Untuk mengurangi Tunggakan Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia. F. Metode Pengumpulan Data Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan dalam PraktikKerja Lapangan Mandiri ini, Maka penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :

1. Wawancara ( Interview)

Yaitu dengan melakukan Tanya jawab secara langsung kepada pihak terkait mengenai hal-hal yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.

2. Daftar Observasi (Observation Guide)

Melakukan kegiatan pengamatan langsung tentang Obyek Praktik Kerja Lapangan Mandiri yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran dari sumber data yang diperlukan.


(15)

3. Dokumentasi

Pengumpulan data dengan melakukan studi dokumentasi misalnya dengan mengumpulkan daftar dokumentasi yang diperlukan seperti Peraturan Pemerintah yang berlaku, Undang-Undang Perpajakan, data mengenai kepegawaian dan dokumne-dokumen resmi lainnya mengenai tata cara pelaksanaan sita terhadap wajib pajak badan untuk mengurangi tunggakan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia.

G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah :

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai latar belakang yang menjadi dasar dalam penyusunan laporan, tujuan dan manfaat, ruang lingkup , metode praktik, metode pengumpulan data serta sistematika penulisan laporan.

BAB II : GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM

Pada bab ini penulis menguraikan sejarah singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia yang menjadi tempat penelitian, strukutur organisasi, uraian tugas pokok dan fungsi gambaran pegawai.


(16)

BAB III : GAMBARAN DATA DAN HASIL PKLM

Pada bab ini menguraikan tentang Tata Cara Pelaksanaan Sita Terhadap Wajib Pajak Badan Untuk Mengurangi Tunggakan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia, kendala-kendala yang dihadapi oleh juru sita Pajak dalam melakukan penyitaan terhadap Wajib Pajak Badan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia, dan mengetahui bagaimana cara penyelesaian terhadap permasalahan yang dihadapi Juru Sita Pajak pada saat melakukan penyitaan terhadap wajib pajak badan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia.

BAB IV : ANALISA DAN EVALUASI

Pada bab ini penulis akan membahas dan menganalisa kemudian akan menggunakan evaluasi serta interprestasi tentang Tata Cara Pelaksanaan Sita Terhadap Wajib Pajak Badan Untuk Mengurangi Tunggakan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia, kendala-kendala yang dihadapi oleh Juru Sita Pajak dalam melakukan penyitaan terhadap Wajib Pajak Badan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia, dan mengetahui bagaimana cara penyelesaian terhadap permasalahan yang dihadapi Juru Sita Pajak pada saat melakukan penyitaan terhadap wajib


(17)

pajak badan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini penulis mengemukakan tentang kesimpulan dan saran mengenai permasalahan yang penulis hadapi selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(1)

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Melalui Praktik Kerja Lapangan Mandiri, Penulis ingin mengetahui beberapa masalah berikut :

1. Penyebab pelaksanaan penyitaan yang dilakukan oleh Juru Sita Pajak terhadap harta/kewajiban WajibPajak Badan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia.

2. Prosedur Penyitaanyang dilakukan oleh Juru Sita Pajak terhadap Wajib Pajak Badan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia.

3. Kendala-kendala yang dihadapi Oleh Juru Sita Pajak dalam melakukan penyitaan terhadap Wajib Pajak Badan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia.

4. Tata cara Penyelesaian terhadap permasalahan yang dihadapi oleh Juru Sita Pajak pada saat melakukan penyitaan terhadap Wajib Pajak badan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia.

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta memperoleh informasi yang sesuai dengan metode yang digunakan sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan :

Pengajuan judul kepada Ketua Program Studi, Penentuan judul oleh Ketua Program Studi, Pembuatan Proposal, pelaksanaan seminar proposal, perbaikan proposal, persetujuan proposal, penentuan dosen


(2)

pembimbing, konsultasi dengan dosen pembimbing , pembuatan surat izin PKLM Kepada instansi yang dituju.

2.Studi Literatur

Dalam hal ini berkaitan dengan pengumpulan buku-buku dan referensi lainnya yang berkaitan dengan kegiatan yang dilakukan penulis dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

3.Observasi Lapangan

Penulis melakukan pengamatan secara langsung kepaa Objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri untuk mengetahui tata cara pelaksanaan sita terhadap wajib pajak badan untuk mengurangi tunggakan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia.

4.Pengumpulan Data

Mengumpulkan data mengenai “Tata Cara Pelaksanaan Sita Terhadap Wajib Pajak Badan Untuk Mengurangi Tunggakan Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia”.

a. Data Primer

Adapun data primer yaitu data - data yang diperoleh dari lapangan atau data yang berasal dari pihak-pihak yang mengetahui dan memahami tentang objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri.


(3)

b. Data Sekunder

Adapun data sekunder yaitu data-data yang diperoleh dari referensi ilmiah antara lain studi perpustakaan dan dokumentasi yang mendukung Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

5.Analisis dan Evaluasi :

Penulis menganalisa dan mengevaluasi data mengenai Tata cara Pelaksanaan Sita Terhadap Wajib Pajak Badan Untuk mengurangi Tunggakan Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia. F. Metode Pengumpulan Data Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan dalam PraktikKerja Lapangan Mandiri ini, Maka penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :

1. Wawancara ( Interview)

Yaitu dengan melakukan Tanya jawab secara langsung kepada pihak terkait mengenai hal-hal yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.

2. Daftar Observasi (Observation Guide)

Melakukan kegiatan pengamatan langsung tentang Obyek Praktik Kerja Lapangan Mandiri yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran dari sumber data yang diperlukan.


(4)

3. Dokumentasi

Pengumpulan data dengan melakukan studi dokumentasi misalnya dengan mengumpulkan daftar dokumentasi yang diperlukan seperti Peraturan Pemerintah yang berlaku, Undang-Undang Perpajakan, data mengenai kepegawaian dan dokumne-dokumen resmi lainnya mengenai tata cara pelaksanaan sita terhadap wajib pajak badan untuk mengurangi tunggakan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia.

G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah :

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai latar belakang yang menjadi dasar dalam penyusunan laporan, tujuan dan manfaat, ruang lingkup , metode praktik, metode pengumpulan data serta sistematika penulisan laporan.

BAB II : GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM

Pada bab ini penulis menguraikan sejarah singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia yang menjadi tempat penelitian, strukutur organisasi, uraian tugas pokok dan fungsi gambaran pegawai.


(5)

BAB III : GAMBARAN DATA DAN HASIL PKLM

Pada bab ini menguraikan tentang Tata Cara Pelaksanaan Sita Terhadap Wajib Pajak Badan Untuk Mengurangi Tunggakan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia, kendala-kendala yang dihadapi oleh juru sita Pajak dalam melakukan penyitaan terhadap Wajib Pajak Badan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia, dan mengetahui bagaimana cara penyelesaian terhadap permasalahan yang dihadapi Juru Sita Pajak pada saat melakukan penyitaan terhadap wajib pajak badan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia.

BAB IV : ANALISA DAN EVALUASI

Pada bab ini penulis akan membahas dan menganalisa kemudian akan menggunakan evaluasi serta interprestasi tentang Tata Cara Pelaksanaan Sita Terhadap Wajib Pajak Badan Untuk Mengurangi Tunggakan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia, kendala-kendala yang dihadapi oleh Juru Sita Pajak dalam melakukan penyitaan terhadap Wajib Pajak Badan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia, dan mengetahui bagaimana cara penyelesaian terhadap permasalahan yang dihadapi Juru


(6)

pajak badan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini penulis mengemukakan tentang kesimpulan dan saran mengenai permasalahan yang penulis hadapi selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


Dokumen yang terkait

Tata Cara Pelaksanaan Sita Terhadap Wajib Pajak Badan Untuk Mengurangi Tunggakan Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah

6 133 71

Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Penerimaan PPh Pasal 25/29 Wajib Pajak Badan Pada KPP Pratama Medan Polonia

8 154 65

Tata Cara Pelaksanaan Sita Terhadap Wajib Pajak Badan Untuk Mengurangi Tunggakan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan

9 66 90

Tata Cara Pelaksanaan Sita Terhadap Wajib Pajak Badan Untuk Mengurangi Tunggakan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Medan Polonia

1 54 68

Tata Cara Pelaksanaan Sita Terhadap Wajib Pajak Badan Untuk Mengurangi Tunggakan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Medan Polonia

0 0 7

Tata Cara Pelaksanaan Sita Terhadap Wajib Pajak Badan Untuk Mengurangi Tunggakan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Medan Polonia

0 0 9

Tata Cara Pelaksanaan Sita Terhadap Wajib Pajak Badan Untuk Mengurangi Tunggakan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Medan Polonia

0 0 2

Tata Cara Penyitaan Terhadap Wajib Pajak Untuk Mengurangi Tunggakan Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak (Kpp) Pratama Medan Timur (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan)

0 0 8

Tata Cara Penyitaan Terhadap Wajib Pajak Untuk Mengurangi Tunggakan Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak (Kpp) Pratama Medan Timur (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan)

0 0 1

Tata Cara Pelaksanaan Sita Terhadap Wajib Pajak Badan Untuk Mengurangi Tunggakan Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah

0 0 14