Pengaruh Tingkat Okupasi Dan Jumlah Wisatawan Terhadap Penerimaan Pada Sektor Pariwisata Di Kabupaten Simalungun Chapter III V

BAB III
METODE PENELITIAN

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu dan juga langkah yang
akan dilakukan dalam pengumpulan data secara empiris untuk memecahkan
masalah dan menguji hipotesis penelitian.
3.1

Jenis Penelitian
Penelitian tentang Pengaruh Tingkat Okupasi Hotel dan Jumlah

Wisatawan Terhadap Penerimaan Sektor Pariwisata di Kabupaten Simalungun ini
menggunakan metode penelitian Asosiatif Kuantitatif. Penelitian Asosiatif, yaitu
penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau
lebih.
3.2

Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Kabupaten Simalungun. Tahapan


penelitian ini dilakukan selama 1 bulan. Sumber data yang diperlukan dalam
penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan
cara observasi di lokasi penelitian dan mengadakan wawancara langsung dengan
responden. Wawancara ini berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah disusun
sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian. Data sekunder adalah data yang
diperoleh atau dikumpulkan dari sumber-sumber yang telah ada, data sekunder
dalam penelitian ini berfungsi sebagai data pendukung. Data yang dijadikan
referensi diperoleh melalui Badan Pusat Statistik dan Dinas Pariwisata Kabupaten
Simalungun.

23
Universitas Sumatera Utara

3.3

Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel bebas (X)
X1 = Objek wisata

X2 = Tingkat Hunian Hotel
X3 = Jumlah wisatawan
2. Variabel terikat (Y)
Y
3.4

: Penerimaan dalam sektor pariwisata
Defenisi Operasional

1. Objek Wisata (X1) adalah persepsi masyarakat tentang semua tempat atau
keadaan alam yang memiliki sumber daya wisata yang dibangun dan
dikembangkan sehingga mempunyai daya tarik dan diusahakan sebagai tempat
yang dikunjungi wisatawan di Kabupaten Simalungun yang dihitung dalam skala
likert.
2. Tingkat hunian hotel (okupasi hotel) (X2) didefinisikan dengan persepsi
wisatawan pengguna jasa hotel tentang pelayanan yang dapat meningkatkan
tingkat hunian hotel di kawasan wisata diukur dengan skala likert.
3. Jumlah wisatawan (X3) didefinisikan dengan persepsi tentang kenyamanan
wisatawan yang mempengaruhi minat wisatawan tetap berkunjung ke objek
wisata diukur dengan skala likert.

4. Penerimaan pada sektor pariwisata (Y) didefinisikan dengan persepsi
masyarakat tentang keadaan penerimaan sektor pariwisata di Kabupaten
Simalungun dihitung dalam skala likert.

24
Universitas Sumatera Utara

3.5

Skala Pengukuran Variabel
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan Skala Likert,
variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian
indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item
instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Jawaban setiap item
instrumen yang menggunakan Skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif
sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain:
Sangat setuju


=5

Setuju

=4

Netral

=3

Tidak setuju

=2

Sangat tidak setuju

=1

Instrumen penelitian yang menggunakan skala Likert dapat dibuat dalam
bentuk checklist ataupun pilihan ganda.

3.6

Populasi dan Sampel Penelitian

3. 6. 1 Populasi
Sugiyono (2011:90) mengemukakan populasi adalah wilayah generelisasi
yang terdiri dari atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wisatawan yang datang
berkunjung ke objek-objek wisata di Kabupaten Simalungun.

25
Universitas Sumatera Utara

3. 6. 2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode random
sampling, yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak
dan dimana tiap unsur yg membentuk populasi diberi kesempatan yang sama

untuk terpilih menjadi sampel. (Sugiyono, 2011:93)
Dalam penarikan sample maka jumlahnya harus representative untuk
nantinya hasil bisa digeneralisasi. Untuk memenuhi persyaratan tersebut diambil
menggunakan rumus Slovin, yaitu:

n=
Keterangan:

N

+N e2

n

= jumlah sampel

N

= ukuran populasi


e atau d

= persentase kelonggaran karena ketidaktelitian dan kesalahan
dalam pengambilan sampel 10%

Diketahui jumlah wisatawan yang mengunjungi Kabupaten Simalungun
pada tahun terakhir adalah 359.751 orang. Apabila menggunakan nilai margin of
error sebesar 10% maka hasil perhitungan dari rumus diperoleh n (jumlah
responden) sebagai berikut :

n=

359.75

+359.75

. 2

= 99.99 (dibulatkan menjadi 100)


26
Universitas Sumatera Utara

Dari perhitungan tersebut didapat 100 orang. Dengan demikian sampel
yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 100 responden.
Penentuan sampel dilakukan dengan cara Accidental Sampling, yaitu
teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara
kebetulan bertemu dan dipandang orang tersebut cocok dan dapat dijadikan
sebagai sumber data (Sugiyono, 1999).
3.7

Jenis Dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah :
1. Data primer
Data primer, adalah data yang dihimpun secara langsung dari sumbernya dan
diolah sendiri oleh lembaga bersangkutan untuk dimanfaatkan (Ruslan,
2006:138). Data primer diperoleh dengan cara memberikan kuesioner kepada
wisatawan yang datang mengunjungi objek wisata di Kabupaten Simalungun.
2. Data sekunder

Data sekunder, adalah data peneitian yang diperoleh secara tidak langsung
melalui media perantara (dihasilkan pihak lain) atau digunakan oleh lembaga
lainnya yang bukan merupakan pengolahnya, tetapi dimanfaatkan dalam suatu
penelitian tertentu (Ruslan, 2006:138). Seperti data perusahaan, jurnal, bukubuku pendukung, penelusuran internet dan lainnya.
3.8

Metode Pengumpulan Data

1. Kuesioner
Memberikan daftar pertanyaan kepada wisatawan yang berkunjung ke objek
wisata di Kabupaten Simalungun yang telah ditetapkan sebagai sampel atau
responden penelitian.

27
Universitas Sumatera Utara

2. Studi dokumentasi
Dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mempelajari data-data yang
diperoleh dari berbagai macam buku pendukung, jurnal dan informasi dari
internet yang berhubungan dengan penelitian.

3.9

Uji Validitas Dan Reliabilitas

3.9.1

Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu ukuran yang mengacu kepada derajat kesesuaian

antara data yang dikumpulkan dan data sebenarnya dalam sumber data
(Sinulingga, 2011:192). Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan bantuan program Microsoft Excel dan SPSS.
Kriteria pengambilan keputusan adalah :
1. Jika r hitung > r tabel , maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid
2. Jika r hitung < r tabel,maka pertanyaan tersebut tidak dinyatakan valid
3.9.2 Uji Reliabilitas
Menurut Ghozali dan Koncoro (dalam Ginting dan Situmorang, 2008:179)
butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan
reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:
1. Menurut Ghozali jika nilai Cronbach's Alpha > 0.60 maka pertanyaan reliabel.

2. Menurut Kuncoro jika nilai Cronbach's Alpha > 0.80 maka pertanyaan reliabel.
3.10

Metode Analisis Data

3.10.1 Metode Analisis Deskriptif
Menurut Sinulingga (2011:241), menyatakan definisi metode deskriptif
ialah

suatu

teknik

analisis

data

dengan

cara

mendeskripsikan

atau

menggambarkan situasi objek penelitian apa adanya tanpa bermaksud mengambil
kesimpulan tertentu berdasarkan semua data yang telah terkumpul.

28
Universitas Sumatera Utara

3.10.2 Analisis Linear Berganda
Analisis berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
variabel independen (X) yang terdiri dari objek wisata (X1), tingkat hunian hotel
(X2) dan jumlah wisatawan (X3) terhadap variabel dependen (Y) yaitu penerimaan
pariwisata di Kabupaten Simalungun.
Persamaan regresi berganda yang digunakan adalah :
Y’ = a + b1X1+ b2X2+ b3X3+ e
Keterangan:
Y’ = Penerimaan sektor pariwisata
a

= Intercept

b1 = Koefisien regresi objek wisata
X1 = Objek Wisata
b2 = Koefisien regresi tingkat hunian hotel
X2 = Tingkat Hunian Hotel
b3 = Koefisien regresi jumlah wisatawan
X3 = Jumlah Wisatawan
e

= standard error

3.10.3 Pengujian Asumsi Klasik
3.10.3.1 Uji Multikolonieritas
Multikolonieritas adalah keadaan dimana variabel independen dalam
persamaan regresi punya korelasi (hubungan) yang erat satu sama lain. Tujuan uji
multikolonieritas adalah menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi
antar variabel bebas (independent).Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi diantara variabel bebas (tidak terjadi multikolonieritas). Jika

29
Universitas Sumatera Utara

variabel sering berkorelasi maka variabel ini tidak ortogonal yaitu variabel bebas
yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol.
Dasar pengambilan keputusan uji multikolonieritas:
Jika nilai VIF < 10 atau nilai tolerance > 0,10 maka terjadi multikolonieritas.
Jika nilai VIF > 10 atau nilai tolerance < 0,10 maka tidak terjadi multikolonieritas.
3.10.3.2 Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain.
Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka
disebut Homokedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas model
regresi yang baik adalah Homokedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas.
Heteroskedastisitas dalam penelitian ini deteksi dengan menggunakan
analisis grafik dan varian tak bersyarat.Analisis grafik, yaitu dengan melihat ada
tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot, dimana sumbu Y adalah Y yang
telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi-Y sesungguhnya).Dasar
pengambilan keputusan untuk Heteroskedastisitas dengan analisis grafik, jika
tidak terjadi Heteroskedastisitas.Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang
membentuk pola tertentu yang terbentuk (bergelombang, melebar kemudian
menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi Heteroskedastisitas.
3.10.4

Pengujian Hipotesis

3.10.4.1 Uji Serentak/Simultan (Uji F)
Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak,
digunakan statistik F (uji F). Jika Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima atau Ha ditolak,

30
Universitas Sumatera Utara

sedamgkan Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jika tingkat signifikan
dibawah 0,005 maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Model hipotesis yang digunakan dalam uji F hitung ini adalah:
H0 : b1, b2, b3 = 0,

artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang
positif dari variabel independen (X1, X2 dan X3 ) yaitu
berupa objek wisata,tingkat hunian hotel dan jumlah
wisatawan terhadap penerimaan sektor pariwisata (Y).

H0 : b1, b2, b3 ≠ 0,

artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif
dari variabel independen (X1, X2 dan X3) yaitu objek
wisata, tingkat hunian hotel dan jumlah wisatawan terhadap
penerimaan sektor pariwisata (Y).

Nilai Fhitung dapat diperoleh dangan menggunakan software SPSS. Selanjutnya
nilai Fhitung akan dibandingkan dengan Ftabel dengan tingkat kesalahan (α=5%) dan
derajat kebebasan (df) = (n-k), (k-1).
Kriteria pengambilan keputusannya adalah:
H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 5%
H0 ditolak jika Fhitung > Ftabel pada α = 5%
3.10.4.2 Uji Parsial (Uji-t)
Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak
digunakan statistik t (uji-t).Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima atau Ha ditolak,
sedangkan jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak atau Ha diterima. Jika tingkat
signifikan dibawah 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Uji-t digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh antara variabel X
dan Y, apakah objek wisata (X1), tingkat hunian hotel (X2) dan jumlah wisatawan

31
Universitas Sumatera Utara

(X3) terhadap variabel penerimaan di sektor pariwisata (Y) secara terpisah atau
parsial. Variabel independen dikatakan berpengaruh terhadap variabel dependen
dapat dilihat dari probabilitas variabel independen dibandingkan dengan tingkat
kesalahannya (α). Jika probabilitas variabel independen lebih besar dari tingkat
kesalahannya (α) maka variabel independen tidak berpengaruh, tetapi jika
probabilitas variabel independen lebih kecil dari tingkat kesalahannya (α) maka
variabel independen tersebut berpengaruh terhadap variabel dependen.
Model pengujiannya adalah:
Ho : bi = 0
Artinya variabel independen yaitu berupa objek wisata, tingkat hunian
hotel dan jumlah wisatawan, secara parsial tidak berpengaruh positif terhadap
penerimaan sektor pariwisata (Y).
Ho : bi ≠ 0
Artinya variabel independen yaitu berupa objek wisata, tingkat hunian
hotel dan jumlah wisatawan, secara parsial berpengaruh positif terhadap
penerimaan sektor pariwisata (Y).
Kriteria pengambilan keputusan :
Ho diterima jika thitung < ttabel pada a=5%
Ho ditolak jika thitung > ttabel pada a=5%

3.10.5 Koefisien Determinan (R2)
Koefisien determinan (R2) pada intinya mengukur seberapa besar
kemampuan model dalam menerangkan variabel dependen. Koefisien determinasi
berkisar antara nol sampai dengan satu (0 Rp
5.000.000.
4.3 Hasil Pengolahan Data
4.3.1 Uji Validitas dan Reliabilitas
Nilai r tabel dengan ketentuan N = 100 dan tingkat signifikansi sebesar
5% , maka angka yang diperoleh = 0.195. Tabel 4.10 merupakan hasil pengolahan
dari survei yang telah dilakukan kepada 100 responden.

Tabel 4.7
Uji Validitas
No.
1
2
3

Pernyataan
P1
P2
P3

rhitung
0.403
0.648
-0.359

rtabel
0,195
0,195
0,195

Keterangan
Valid
Valid
Tidak Valid

44
Universitas Sumatera Utara

4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

P4
P5
P6
P7
P8
P9
P10
P11
P12
P13
P14
P15
P16
P17
P18
P19
P20
Sumber : Data diolah

0.468
0.652
0.362
0.263
0.345
0.648
0.587
0.559
0.665
0.417
0.688
0.767
0.536
0.708
0.618
0.530
0.618

0,195
0,195
0,195
0,195
0,195
0,195
0,195
0,195
0,195
0,195
0,195
0,195
0,195
0,195
0,195
0,195
0,195

Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Dari tabel diatas maka dapat dilihat terdapat beberapa pertanyaan yang tidak
valid.Dikatakan tidak valid karena r-hitung < r-tabel, dimana nilai r-tabel yaitu
0,195. Adapun pertanyaan yang tidak valid terdiri dari pertanyaan (3) dengan nilai
r-hitung < r-tabel yaitu (-0,359) < (0,195).
Maka perlu dilakukan pengujian ulang sehingga diperoleh hasil yang
valid, dengan membuang pertanyaan-pertanyaan yang tidak valid sebagai
indikator dalam penelitian.Sehingga diperoleh hasil pada tabel 4.8 dapat dilihat
bahwa nilai r-hitung > r-tabel (0,195), maka dapat dikatakan bahwa indikator
yang digunakan dalam penelitian ini dinyatakan valid.
Tabel 4.8
Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
.864
Sumber : Data

N of Items
20

diolah

45
Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan tabel 4.11 pada 20 pernyataan dengan tingkat signifikansi 5%
diketahui bahwa koefisien alpha (Cronbach's Alpha) adalah sebesar 0,864, ini
berarti 0,864 > 0,60 dan 0,864 > 0,80 sehingga dapat dinyatakan bahwa kuesioner
tersebut telah reliabel dan dapat disebarkan kepada responden untuk dijadikan
sebagai instrumen penelitian.

4.3.2 Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Adapun hasil estimasi yang
dilakukan sebagai berikut:
Tabel 4.9
Hasil Regresi Linier Berganda

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

t

Sig.

Coefficients
B
(Constant)

1

Std. Error

11.742

.385

X1

.015

.021

X2

-.003

X3

.007

Beta
30.538

.000

.100

.746

.458

.016

-.025

-.191

.849

.019

.053

.378

.706

a. Dependent Variable: Y

Berdasarkan tabel diatas diperoleh hasil regresi sebagai berikut:
Y= 11,742 + 0,015X1 – 0,003X2 + 0,007X3
Berdasarkan model regresi diatas maka dapat dilihat bahwa nilai variabel objek
wisata (X1) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap penerimaan sektor
pariwisata(Y), variabel tingkat hunian hotel (X2) berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap penerimaan sektor pariwisata(Y), karena di daerah Kabupaten

46
Universitas Sumatera Utara

Simalungun masih banyak hotel yang belum disiplin dalam membayar pajak hotel
sehingga banyaknya tingkat hunian hotel belum tentu memberikan pengaruh
terhadap penerimaan disektor pariwisata.Variabel jumlah wisatawan (X3)
berpengaruh siginifikan secara positif terhadap penerimaan sektor pariwisata (Y).

4.3.3 Uji Asumsi Klasik
4.3.3.1 Multikolinieritas
Multikolinieritas adalah keadaan dimana variabel independen dalam
persamaan regresi punya korelasi (hubungan) yang erat satu sama lain.
Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai variabel VIF ( variance inflation factor)
dan nilai tolerance 5%. Dasar pengambilan keputusan uji multikolinieritas:
-

Jika nilai VIF > 5 atau nilai tolerance < 0,1 maka terjadi multikolonieritas.

-

Jika nilai VIF < 5 atau nilai tolerance

> 0,1 maka tidak terjadi

multikolonieritas.
Table 4.10
Uji Multikolinieritas
Collinearity Statistics
Tolerance

VIF

.572

1.750

.598

1.673

.572

1.896

Berdasarkan hasil estimasi yang dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai
berikut: variabel objek wisata memiliki nilai VIF sebesar 1,750 < 5 dan nilai
tolerance sebesar 0,572 > 0,01 dinyatakan tidak terjadi multikolinieritas. Variabel
tingkat hunian hotel memiliki nilai VIF sebesar 1,673 < 5 dan nilai tolerance

47
Universitas Sumatera Utara

sebesar 0,598 > 0,01 dinyatakan tidak terjadi multikolineritas. Variabel objek
wisata memiliki nilai VIF sebesar 1,896 < 5 dan nilai tolerance sebesar 0,572 >
0,01 dinyatakan tidak terjadi multikolineritas.

4.3.3.2 Heteroskedastisitas
Pengujian ini digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi
terdapat ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lain. Uji heteroskedastisitas yang dilakukan adalah uji Glejser dengan meregres
nilai absolut residual terhadap variabel independen.
Table 4.11
Uji Heterokedastisitas

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

t

Sig.

Coefficients
B
(Constant)
1

Std. Error

11.742

.385

X1

.015

.021

X2

-.003

X3

.007

Beta
30.538

.000

.100

.746

.458

.016

-.025

-.191

.849

.019

.053

.378

.706

a. Dependent Variable: Y

Berdasarkan hasil estimasi yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
objek wisata (X1) sebesar 0,458 artinya tidak terjadi heteroskedastisitas pada
variabel objek wisata. Tingkat hunian hotel (X2) sebesar 0,849 artinya tidak
terjadi heteroskedastisitas pada variabel tingkat hunian hotel. Jumlah wisatawan
(X3) sebesar 0,706 artinya tidak terjadi heteroskedastisitas pada variabel jumlah
wisatawan.

48
Universitas Sumatera Utara

4.3.4 Pengujian Hipotesis
4.3.4.1 Uji F ( Simultan)
Uji f digunakan untuk melihat secara simultan (bersama-sama) apakah ada
pengaruh dari variabel bebas (pendapata, pendidikan, kesehatan, dan kondisi
perumahan serta fasilitas yang dimiliki). Adapun hasil estimasi sebagai berikut:
Tabel 4.12
Uji F
Model

Sum of Squares
Regression

1

Df

Mean Square

.333

3

.111

Residual

21.027

96

.219

Total

21.360

99

F

Sig.
.507

.678b

a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X4, X2, X1, X3

Berdasarkan hasil estimasi maka dapat disimpulkan bahwa variabel objek
wisata (X1), tingkat hunian hotel (X2), dan jumlah wisatawan (X3) secara
bersamaan tidak berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan pada tingkat
kepercayaan 95% atau dengan alpha 5%. Hal ini dapat dilihat dari nilai sig sebesar
0,678> 0,05.
4.3.4.2 Uji t (Parsial)
Uji parsial dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel
independen (X) terhadap variabel dependen (Y) secara masing-masing. Dimana
uji parsial akan dapat menerangkan nilai X1 terhadap Y, nilai X2 terhadap Y, nilai
X3 terhadap Y, nilai X4 terhadap Y, dengan tingkat kepercayaan 0,05 atau dengan
alpha 5%.

49
Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.13 Uji Parsial
Variabel
X1(Objek
Wisata)
X2(Tingkat
Hunian Hotel)
X3(Jumlah
Wisatawan)

Koefisien

t-hitung t-tabel

prob

Keterangan

0,015

0,746

1,985

0,458

Tidak Signifikan

-0,003

-0,191

1,985

0,849

Tidak Signifikan

0,007

0,378

1,985

0,706

Tidak Signifikan

Berdasarkan hasil estimasi yang dilakukan maka diperoleh hasil sebagai
berikut: variabel objek wisata berpengaruh tidak signifikan secara positif terhadap
penerimaan sektor pariwisata, dengan nilai t-hitung < t-table yaitu 0,746 < 1,985
dengan nilai signifkan sebesar 0,458 > 0,05 pada tingkat kepercayaan 95%. Hal
ini menunjukkan bahwa apabila terjadi kenaikan pada objek wisata sebanyak 1%
maka hal ini akan mempengaruhi peningkatan penerimaan pada sektor pariwisata
sebesar 5%. Maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kualitas objek wisata
maka penerimaan pada sektor pariwisata juga akan semakin tinggi.
Variabel Tingkat Hunian Hotel berpengaruh tidak signifikan secara negatif
terhadap kesejahteraan, dengan nilai t-hitung < t-table yaitu -0,003 < 1,985
dengan nilai sigfikansi sebesar 0,849 > 0,05 pada tingkat kepercayaan 95%. Maka
dapat disimpulkan bahwa apabila semakin banyak hotel yang berdiri di daerah
objek wisata tetapi tidak memberikan pajak ataupun kontribusi pajak bangunan
dan hotel kepada pemerintah daerah maka kenaikan tingkat hunian hotel tidak
memberikan pengaruh kepada penerimaan pada sektor pariwisata. Ditambah lagi,
kurangnya kepuasaan pelanggan untuk menginap di daerah objek wisata
dikarenakan kurang adanya pelayanan yang baik di objek wisata tersebut,

50
Universitas Sumatera Utara

sehingga banyak wisatawan yang memilih untuk menikmati objek wisata hanya
dalam satu hari tanpa menginap di daerah objek wisata. Dengan demikian hasil
dari t hitung diatas menghasilkan tidak signifkan secara negatif terhadap Tingkat
Hunian Hotel di Kabupaten Simalungun.
Variabel Jumlah Wisatawan tidak signifikan secara positif terhadap
kesejahteraan, dengan nilai t-hitung < t tabel yaitu 0,378 > 1,985 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,706 > 0,05 pada tingkat kepercayaan 95%. Maka dapat
disimpulkan bahwa semakin tinggi jumlah wisatawan yang berkunjung ke
Kabupaten Simalungun semakin tinggi pula penerimaan pada sektor pariwisata.
4.3.5 Hasil Koefisien Determinasi (R2)
Pengujian koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengukur proporsi
atau persentase kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Koefisien
determinasi berkisar antara nol sampai satu (0 ≤ R² ≥ 1). Jika R² semakin besar
(mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X)
adalah besar terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan
semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat dan demikian sebaliknya.
Tabel 4.14
Koefisien Determinasi

Model
1

R
.125a

R Square
.016

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

-.015

.468

Predictors: (Constant), Objek Wisata,Tingkat Hunian Hotel,Jumlah wisatawan a
Dependent Variable: Penerimaan Sektor Pariwisatab

Sumber : Data Diolah

51
Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa :
1. R = 0,125 berarti hubungan antara variabel objek wisata (X1), tingkat hunian
hotel (X2) dan jumlah wisatawan (X3) terhadap penerimaan sektor pariwisata
(Y) sebesar 12,5%. Artinya hubungannya tidak kuat.
2. Nilai R Square sebesar 0,016 berarti 1,6% variabel penerimaan sektor
pariwisata (Y) dapat dijelaskan oleh variabel objwk wisata (X1), tingkat hunian
hotel (X2) dan jumlah wisatawan (X3). Sedangkan sisanya 98,4% dapat
dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
3. Standard Error of Estimated (Standar Deviasi) artinya mengukur variasi dari
nilai yang diprediksi. Dalam penelitian ini standar deviasinya sebesar 0,468.
Semakin kecil standar deviasi berarti model semakin baik.

52
Universitas Sumatera Utara

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisis data yang telah dilakukan dapat diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:
1. Objek Wisata memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
penerimaan sektor pariwisata. Naiknya kualitas objek wisata akan meningkatkan
penerimaan sektor pariwisata di Kabupaten Simalungun.
2. Tingkat Hunian Hotel memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
penerimaan sektor pariwisata. Berarti meningkatnya tingkat hunian hotel
menurunkan penerimaan sektor pariwisata. Hal ini disebabkan karena banyaknya
hotel yang masih belum taat pajak sehingga meningkatnya tingkat hunian hotel
tidak berdampak positif terhadap penerimaan daerah khususnya penerimaan pada
sektor pariwisata di Kabupaten Simalungun.
3. Jumlah Wisatawan memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
penerimaan sektor pariwisata. Berarti setiap peningkatan jumlah wisatawan akan
mempengaruhi penerimaan sektor pariwisata di Kabupaten Simalungun.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diambil, maka saran yang dapat
diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah :
a. Dalam rangka mengoptimalkan pengelolaan potensi pariwisata menuju
peningkatan pengembangan pariwisata, perlu melibatkan pihak-pihak terkait
untuk bersama-sama mendorong kebijakan pengembangan pariwisata Kabupaten

53
Universitas Sumatera Utara

Simalungun. Hal tersebut dapat dimungkinkan apabila pegelolaan pariwisata
dilakukan dengan mencermati permintaan wisatawan, meningkatkan posisi
tawaran potensi wisata dan meningkatkan pemasaran wisata melalui promosi
wisata.
b. Pemerintah melalui dinas pariwisata dalam hal ini dapat memperbaiki atau
menambah kelebihan dan kekhasan objek wisata yang bertujuan untuk menarik
perhatian calon wisatawan untuk datang ke objek wisata.
c. Pemerintah harus menertibkan parkir liar maupun pungutan liar karena dapat
mengurangi penerimaan sektor pariwisata.
d. Perlu adanya pengembangan hotel di Kabupaten Simalungun, baik hotel kelas
melati atau hotel berbintang, sehingga penerimaan pajak kontribusinya terhadap
pendapatan sektor pariwisata di Kabupaten Simalungun terus meningkat.
e. Pemerintah harus menjalin kerjasama yang baik dengan pihak hotel yang ada di
wilayah objek wisata sehingga tingkat hunian hotel dapat berdampak positif
terhadap penerimaan sektor pariwisata.

54
Universitas Sumatera Utara