Pengaruh Tingkat Okupasi Dan Jumlah Wisatawan Terhadap Penerimaan Pada Sektor Pariwisata Di Kabupaten Simalungun

(1)

KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH TINGKAT OKUPASI HOTEL DAN JUMLAH WISATAWAN TERHADAP PENERIMAAN SEKTOR PARIWISATA DI KABUPATEN

SIMALUNGUN

Kepada Yth : Wisatawan Objek Wisata di Kabupaten Simalungun

Saya mohon kesediaan Bapak/ Ibu, Saudara/ Saudari untuk mengisi daftar kuesioner yang diberikan. Informasi yang Anda berikan merupakan bantuan yang sangat berarti dalam menyelesaikan penelitian ini. Atas bantuan dan penelitiannya saya ucapkan terima kasih.

A.Identitas Responden 1. Nama : 2. Alamat :

3. Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2.Perempuan 4. Umur :

5. Pendapatan : 6. Pendidikan : 7. Pekerjaan :

Untuk bagian B digunakan skala berikut ini untuk menunjukkan sejauh mana anda setuju atau tidak setuju :

STS TS TDM S SS

Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju Tidak Dapat Menentukan

Setuju Sangat Setuju

B. Pendapat Responden Tentang Objek Pariwisata yang dikunjungi. Berikan tanda (√) pada jawaban yang paling anda anggap sesuai.


(2)

1 Informasi obyek wisata ini dengan mudah saya dapatkan dari berbagai sumber 2 Obyek wisata yang saya kunjungi telah

dikelola dengan baik

3 Objek wisata ini sama sekali tidak nyaman untuk dikunjungi

4 Sarana dan prasarana yang tersedia di obyek wisata ini sudah memadai 5 Layanan terhadap pengunjung di obyek

wisata ini telah dilaksanakan dengan baik 6 Lokasi wisata ini mudah dicapai,baik

dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum

7 Objek Wisata ini memiliki fasilitas penginapan bagi pengunjung

8 Penginapan ataupun hotel yang tersedia sangat dekat dan mudah dijangkau dari objek wisata

9 Harga kamar hotel yang tersedia di objek wisata ini terjangkau

10 Keamanan hotel di objek wisata ini dijaga dengan baik

11 Hotel yang tersedia di objek wisata ini memiliki fasilitas yang memadai 12 Pelayanan hotel terhadap pengunjung

dilaksanakan dengan baik

13 Hotel disekitar objek wisata sering mengadakan promosi harga kamar kepada pengunjung

14 Masyarakat sekitar objek wisata bersikap ramah terhadap wisatawan yang

berkunjung

15 Masyarakat sekitar objek wisata selalu berusaha menyediakan keperluan wisatawan yang berkunjung


(3)

yang membutuhkannya

17 Masyarakat sekitar objek wisata turut serta dalam menjaga keamanan objek wisata demi kenyamanan pengunjung 18 Promosi pariwisata lebih ditingkatkan lagi untuk meningkatkan penerimaan pada sektor pariwisata

19 Diperlukan perhatian dan dukungan semua stakeholder mulai dari pusat sampai tingkat daerah untuk

meningkatkan penerimaan dari sektor pariwisata

20 Diperlukan perbaikan pelayanan pariwisata untuk meningkatkan penerimaan sektor pariwisata

Lampiran 2 Output Uji Validitas dan Reliabilitas

Tabel Uji Validitas Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

P1 68.79 69.804 .403 .860

P2 69.36 63.223 .684 .848

P3 70.42 80.105 -.359 .888

P4 69.46 66.817 .468 .858

P5 69.30 63.667 .652 .849

P6 68.83 70.203 .362 .862

P7 68.75 72.270 .263 .864

P8 68.79 71.925 .345 .862

P9 69.01 66.111 .648 .851

P10 69.10 65.626 .587 .853

P11 69.09 67.497 .559 .855


(4)

P13 69.40 67.697 .417 .860

P14 69.32 63.614 .688 .848

P15 69.27 62.623 .767 .844

P16 69.32 65.634 .536 .855

P17 69.32 62.361 .708 .847

P18 68.76 74.790 .618 .866

P19 68.77 75.169 .530 .867

P20 68.76 74.790 .618 .866

Nilai r pada tabel α = 5% dan N = 100 adalah 0,195

Berdasarkan pengujian validitas dengan metode Product Moment, ternyata 20 butir pertanyaan tentang Pengaruh Tingkat Okupasi dan Jumlah Wisatawan ada satu butir pernyataan yang tidak valid yaitu pernyataan (3).

Tabel Uji Reliabilitas Reliability

Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary

N %

Cases Valid 100 100.0

Excludeda 0 .0

Total 100 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.864 20


(5)

butir pernyataan tentang Pengaruh okupasi hotel dan jumlah wisatawn adalah semua valid.

Hal ini dapat dilihat dari Alpha Cronbach’s hitungnya lebih besar dari nilai r tabel (0,864 > 0,195)


(6)

Lampiran 3. Output Analisis Linier Berganda

[DataSet1] D:\semangat!!!\SIMALUNGUN2.sav

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Y 12.08 .464 100

X1 20.58 2.996 100

X2 26.20 3.734 100

X3 13.93 3.403 100

Correlations

Penerimaan Sektor Pariwisata(Y)

Objek Wisata(X

1)

Okupasi hotel(X2)

Jumlah Wisatawan

(X3) Pearson Correlation Y 1.000 .119 .061 .099

X1 .119 1.000 .544 .615

X2 .061 .544 1.000 .592

X3 .099 .615 .592 1.000

Sig. (1-tailed) Y . .120 .275 .162

X1 .120 . .000 .000

X2 .275 .000 . .000

X3 .162 .000 .000 .

N Y 100 100 100 100

X1 100 100 100 100

X2 100 100 100 100


(7)

Model Entered Removed Method

1 X3, X2, X1a . Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Y

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Change Statistics R Square

Change

F Change df1 df2 Sig. F Change

1 .125a .016 -.015 .468 .016 .507 3 96 .678

a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1 b. Dependent Variable: Y

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .333 3 .111 .507 .678a

Residual 21.027 96 .219

Total 21.360 99

a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1 b. Dependent Variable: Y

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardize d Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) 11.742 .385 30.53

8 .000

Objek Wisata .015 .021 .100 .746 .458 .572 1.750

Tingkat Okupasi Hotel -.003 .016 -.025 -.191 .849 .598 1.673 Jumlah Wisatawan .007 .019 .053 .378 .706 .527 1.896 a. Dependent Variable: Penerimaan Sektor Pariwisata


(8)

Collinearity Diagnosticsa

Model

Dimensi

on Eigenvalue Condition Index

Variance Proportions

(Constant) X1 X2 X3

1 1 3.953 1.000 .00 .00 .00 .00

2 .030 11.523 .15 .00 .01 .65

3 .009 20.774 .00 .67 .62 .00

4 .008 22.543 .85 .33 .37 .34

Dependent Variable: Penerimaan Sektor Pariwisata


(9)

1.Variabel Objek Wisata(X1)

No.

Variabel Objek Wisata ( X1)

Jumlah

P1 P2 P3 P4 P5 P6

1 4 4 2 3 5 5 23

2 4 4 2 3 5 5 23

3 4 4 2 3 5 5 23

4 4 4 2 3 5 5 23

5 4 4 2 3 5 5 23

6 4 4 2 3 5 5 23

7 4 4 2 3 5 5 23

8 2 2 4 2 3 2 15

9 3 4 2 4 4 4 21

10 4 3 3 4 4 4 22

11 4 4 4 3 4 4 23

12 5 4 2 3 4 4 22

13 4 2 2 3 2 4 17

14 5 5 2 5 5 5 27

15 4 3 4 4 3 3 21

16 3 4 4 4 3 4 22

17 4 4 2 4 5 4 23


(10)

19 5 5 2 4 4 5 25

20 5 5 2 2 2 4 20

21 5 2 2 2 4 5 20

22 4 4 2 4 4 4 22

23 5 4 1 4 4 3 21

24 4 5 2 4 4 4 23

25 4 2 2 2 2 5 17

26 5 2 5 2 5 5 24

27 4 5 2 4 4 4 23

28 2 2 3 2 2 2 13

29 5 4 1 4 4 4 22

30 2 2 2 2 2 4 14

31 4 4 2 3 4 4 21

32 4 2 2 2 2 4 16

33 4 4 2 4 4 4 22

34 3 3 1 5 1 1 14

35 4 1 2 1 4 4 16

36 4 2 4 2 2 4 18

37 4 2 4 2 2 4 18

38 2 2 4 5 2 5 20

39 4 2 4 2 2 4 18


(11)

42 5 2 4 2 2 5 20

43 5 5 2 5 4 4 25

44 5 5 5 4 4 4 27

45 5 4 2 4 4 4 23

46 5 4 2 4 4 4 23

47 4 4 2 4 4 4 22

48 4 5 2 4 4 4 23

49 2 2 4 2 2 2 14

50 2 2 2 2 2 4 14

51 2 2 4 2 2 2 14

52 2 2 2 4 2 4 16

53 4 4 2 4 4 4 22

54 4 4 2 4 4 5 23

55 5 4 2 5 2 5 23

56 5 4 2 3 4 4 22

57 5 4 2 4 4 4 23

58 4 4 2 5 4 4 23

59 4 4 2 4 4 4 22

60 4 2 4 2 2 2 16

61 5 2 2 2 4 4 19


(12)

63 5 4 2 4 4 3 22

64 4 2 4 4 2 4 20

65 4 4 2 4 4 4 22

66 4 4 4 4 2 4 22

67 4 4 2 4 4 4 22

68 4 4 2 4 4 4 22

69 4 4 2 2 4 4 20

70 4 4 2 2 3 4 19

71 4 4 2 4 4 4 22

72 4 4 2 4 4 4 22

73 4 4 2 4 4 4 22

74 4 4 2 4 4 4 22

75 4 4 2 4 4 4 22

76 4 4 2 4 4 4 22

77 4 4 2 4 4 4 22

78 4 4 2 4 4 4 22

79 4 4 2 4 4 4 22

80 4 4 2 4 4 4 22

81 4 4 2 4 4 4 22

82 4 2 2 4 4 4 20

83 4 2 4 2 4 4 20


(13)

86 4 2 2 2 2 4 16

87 4 2 2 2 2 4 16

88 4 4 2 4 4 4 22

89 4 4 2 4 4 4 22

90 4 4 2 4 4 4 22

91 4 4 2 4 4 4 22

92 4 3 2 4 4 4 21

93 4 4 2 2 4 4 20

94 4 4 2 3 4 4 21

95 4 4 2 4 4 4 22

96 4 3 2 2 3 4 18

97 4 4 2 4 4 4 22

98 4 4 2 4 4 4 22

99 4 4 2 4 4 4 22

100 4 3 2 4 4 4 21

2.Variabel Tingkat Okupasi Hotel (X2)

No. Variabel Tingkat Okupasi ( X2 ) jumlah

P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13

1 4 4 4 5 4 4 2 27

2 4 4 4 5 4 4 2 27


(14)

4 4 4 4 5 4 4 2 27

5 4 4 4 5 4 4 2 27

6 4 4 4 5 4 4 2 27

7 4 4 4 5 4 4 2 27

8 4 4 4 4 4 4 4 28

9 5 4 4 4 4 3 2 26

10 4 4 2 3 3 3 4 23

11 3 4 4 4 4 4 3 26

12 5 4 4 5 4 4 4 30

13 4 4 4 4 4 4 4 28

14 5 5 5 5 5 5 5 35

15 3 4 3 4 3 3 4 24

16 4 4 3 3 3 4 2 23

17 5 5 5 5 5 5 5 35

18 5 4 4 4 4 4 2 27

19 5 5 5 5 5 5 5 35

20 4 4 4 4 2 4 4 26

21 5 4 5 4 4 4 3 29

22 4 4 4 4 4 4 4 28

23 3 3 4 4 4 4 4 26

24 5 5 5 5 5 5 5 35


(15)

27 4 4 4 4 4 4 4 28

28 4 4 4 5 4 4 2 27

29 4 4 4 4 4 4 4 28

30 4 4 4 2 2 2 4 22

31 4 4 4 3 3 4 4 26

32 4 4 3 2 2 2 2 19

33 4 4 4 4 4 4 4 28

34 1 3 3 2 4 4 4 21

35 4 4 4 4 4 4 4 28

36 4 4 2 2 2 2 2 18

37 4 4 4 4 4 4 1 25

38 5 4 2 5 5 4 2 27

39 4 4 2 2 2 2 2 18

40 5 5 5 3 2 4 4 28

41 4 4 4 2 4 2 4 24

42 5 5 5 2 2 2 2 23

43 4 5 5 4 4 4 4 30

44 4 4 4 4 4 4 4 28

45 4 4 4 4 4 4 4 28

46 4 4 4 4 4 4 4 28


(16)

48 4 4 4 4 4 4 4 28

49 4 4 2 2 4 2 4 22

50 4 4 2 2 2 2 4 20

51 4 4 2 4 4 2 4 24

52 4 4 2 2 4 2 4 22

53 4 4 4 4 4 4 4 28

54 5 5 5 3 4 3 4 29

55 5 5 4 2 2 2 2 22

56 3 4 4 3 4 2 2 22

57 4 4 4 4 4 4 3 27

58 4 4 4 4 4 4 4 28

59 4 4 4 4 4 4 4 28

60 4 2 2 2 4 2 3 19

61 4 4 4 3 4 2 2 23

62 4 4 4 4 4 4 4 28

63 4 4 4 4 4 4 4 28

64 4 4 4 4 4 4 4 28

65 4 4 4 4 4 4 4 28

66 4 4 4 4 4 4 4 28

67 4 4 4 4 4 4 4 28

68 4 4 4 3 3 3 3 24


(17)

71 4 4 4 4 4 4 4 28

72 4 4 4 3 4 4 4 27

73 4 4 4 4 4 4 4 28

74 4 4 4 4 4 4 4 28

75 4 4 4 4 4 4 4 28

76 4 4 4 4 4 4 4 28

77 4 4 4 4 4 4 4 28

78 4 4 4 4 4 4 4 28

79 4 4 4 4 4 4 4 28

80 4 4 4 4 4 4 4 28

81 4 4 4 4 4 4 4 28

82 4 4 2 4 2 2 2 20

83 4 2 2 2 4 2 4 20

84 2 4 2 2 2 2 2 16

85 4 2 2 2 2 2 2 16

86 4 4 4 4 4 4 2 26

87 4 4 4 4 4 4 2 26

88 4 4 4 4 4 4 2 26

89 4 4 4 4 4 4 4 28

90 4 4 4 4 4 4 4 28


(18)

92 4 4 4 4 4 4 4 28

93 4 4 4 4 4 4 4 28

94 4 4 4 4 4 5 4 29

95 4 4 4 4 4 4 4 28

96 4 4 4 4 2 2 2 22

97 4 4 4 4 4 4 4 28

98 4 4 4 2 4 4 4 26

99 4 4 4 4 4 4 4 28

100 4 4 4 4 4 4 4 28

3.Variabel Jumlah Wisatawan (X3)

No.

Variabel Jumlah Wisatawan (X3)

Jumlah P14 P15 P16 P17

1 4 4 2 5 15

2 4 4 2 5 15

3 4 4 2 5 15

4 4 4 2 5 15

5 4 4 2 5 15

6 4 4 2 5 15

7 4 4 2 5 15

8 2 2 4 2 10


(19)

11 4 4 4 2 14

12 4 4 4 4 16

13 2 4 4 4 14

14 5 5 5 5 20

15 2 3 4 3 12

16 3 4 4 3 14

17 5 5 5 5 20

18 2 2 4 4 12

19 5 5 5 5 20

20 4 3 4 5 16

21 4 4 4 4 16

22 4 4 4 4 16

23 4 4 4 4 16

24 5 5 5 4 19

25 5 5 4 4 18

26 2 5 5 2 14

27 4 4 4 4 16

28 1 1 2 3 7

29 4 4 4 4 16

30 2 2 4 2 10


(20)

32 2 2 2 2 8

33 4 4 4 4 16

34 4 4 4 4 16

35 4 4 4 4 16

36 2 2 2 2 8

37 2 2 2 2 8

38 2 2 2 2 8

39 2 2 2 2 8

40 2 2 2 2 8

41 5 5 5 5 20

42 2 4 5 2 13

43 4 4 4 4 16

44 4 4 4 4 16

45 4 4 4 4 16

46 4 4 4 4 16

47 4 4 4 4 16

48 4 4 4 4 16

49 2 2 2 2 8

50 2 2 2 2 8

51 2 2 2 2 8

52 2 2 2 2 8


(21)

55 2 4 2 2 10

56 4 3 4 4 15

57 4 2 2 2 10

58 4 4 4 4 16

59 4 4 2 2 12

60 4 4 2 2 12

61 3 2 2 2 9

62 4 4 4 4 16

63 4 4 4 4 16

64 4 4 4 4 16

65 4 4 4 4 16

66 2 2 4 2 10

67 4 4 4 4 16

68 4 4 4 4 16

69 4 2 4 2 12

70 4 4 4 4 16

71 4 4 4 4 16

72 3 4 4 4 15

73 4 4 4 4 16

74 4 4 4 4 16


(22)

76 4 4 4 4 16

77 4 4 4 4 16

78 4 4 4 4 16

79 4 4 4 4 16

80 4 4 4 4 16

81 4 4 4 4 16

82 4 4 4 4 16

83 4 4 4 4 16

84 2 2 2 2 8

85 2 2 2 2 8

86 2 2 2 2 8

87 2 2 2 2 8

88 2 2 2 2 8

89 4 4 4 4 16

90 4 4 4 4 16

91 4 4 4 4 16

92 4 4 4 4 16

93 4 4 4 4 16

94 4 4 4 4 16

95 2 2 2 2 8

96 4 2 4 2 12


(23)

99 4 4 4 4 16

100 4 4 4 4 16

4.Variabel Penerimaan Sektor Pariwisata (Y)

No.

Variabel Penerimaan Pariwisata ( Y)

Jumlah

P18 P19 P20

1 4 4 4 12

2 4 4 4 12

3 4 4 4 12

4 4 4 4 12

5 4 4 4 12

6 4 4 4 12

7 5 5 5 15

8 4 4 4 12

9 4 4 4 12

10 4 4 4 12

11 4 4 4 12

12 4 4 4 12

13 4 4 4 12

14 4 4 4 12


(24)

16 5 5 5 15

17 5 4 5 14

18 4 4 4 12

19 4 4 4 12

20 4 4 4 12

21 4 4 4 12

22 4 4 4 12

23 4 4 4 12

24 4 4 4 12

25 4 4 4 12

26 4 4 4 12

27 4 4 4 12

28 4 4 4 12

29 4 4 4 12

30 4 4 4 12

31 4 4 4 12

32 4 4 4 12

33 4 4 4 12

34 4 4 4 12

35 4 4 4 12

36 4 4 4 12


(25)

39 4 4 4 12

40 4 4 4 12

41 4 4 4 12

42 4 4 4 12

43 4 4 4 12

44 4 4 4 12

45 4 4 4 12

46 4 4 4 12

47 4 4 4 12

48 4 4 4 12

49 4 4 4 12

50 4 4 4 12

51 4 4 4 12

52 4 4 4 12

53 4 4 4 12

54 4 4 4 12

55 4 4 4 12

56 4 4 4 12

57 4 4 4 12

58 4 4 4 12


(26)

60 4 4 4 12

61 4 4 4 12

62 4 4 4 12

63 4 4 4 12

64 4 4 4 12

65 4 4 4 12

66 4 4 4 12

67 4 4 4 12

68 4 4 4 12

69 4 4 4 12

70 4 4 4 12

71 4 4 4 12

72 4 4 4 12

73 4 4 4 12

74 4 4 4 12

75 4 4 4 12

76 4 4 4 12

77 4 4 4 12

78 4 4 4 12

79 4 4 4 12

80 4 4 4 12


(27)

83 4 4 4 12

84 4 4 4 12

85 4 4 4 12

86 4 4 4 12

87 4 4 4 12

88 4 4 4 12

89 4 4 4 12

90 4 4 4 12

91 4 4 4 12

92 4 4 4 12

93 4 4 4 12

94 4 4 4 12

95 4 4 4 12

96 4 4 4 12

97 4 4 4 12

98 4 4 4 12

99 4 4 4 12


(28)

DAFTAR PUSTAKA

Adinegara dan Pramono, 2011.Dampak Krisis Global pada Tingkat Hunian Hotel

Berbintang dan NonBerbintang di Kabupaten Badung,Jurnal

Perhotelan dan Pariwisata, Volume 1 No.2 hal 1-14.

Ariefianto, Moch Doddy. 2012. Ekonometrika (esensi dan apikasi dengan menggunakan eviews). Jakarta. Penerbit Erlangga.

Badan Pusat Statistik, 2009. Statistik Hotel dan Akomodasi lainnya di Sumatera

Utara, BPS,Medan.

_______, 2011. Statistik Hotel dan Akomodasi lainnya di Sumatera Utara, BPS,Medan.

_______, 2014. Statistik Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Sumatera Utara, BPS,Medan.

_______, 2011. Simalungun dalam Angka 2009-2014 , BPS,Medan.

Beritasimalungun, 2012.Bangun Ekonomi Kreatif Untuk Kemajuan Pariwisata

Simalungun, beritasimalungun.com, Simalungun.

Bilas, Richard A. 1993.Teori Mikroekonomi. Jakarta. PT. Gelora Aksara Pratama Damodar, Gujarati. 1995. Ekonometrika Dasar . Jakarta : Penerbit Erlangga. Alih Bahasa Ak. SumarnoZain

Darwanto, 2002. Prinsip Dasar Pembangunan Ekonomi Daerah, Majalah PP Bahan Final, Edisi 28 hal 1-7, Jakarta.

McEachren, William A .2001. Ekonomi Mikro Pendekatan Kontemporer (diterjemahkan oleh: Sigit Triandaru.S.E). Jakarta.PT. SalembaEmpat. Medanbisnis, 2014. Bupati Simalungun Ajak Perantau Bangun Daerah,

medandaily.com, Medan.

Metrosiantar, 2015. Tingkatkan Pariwisata, Simalungun Anggarkan Rp 2M, metrosiantar.com, Simalungun.

Metrosiantar, 2015. Anggaran Pariwisata Terus Ditingkatkan, metrosiantar.com, Simalungun.

Spillane, James J, 1985. Ekonomi Pariwisata Sejarah dan Prospeknya, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Sartika dan Jasman J, 2014. Pengaruh Produk dan Bauran Promosi Wisata

terhadap Citra Destinasi dan Dampaknya pada Minat Wisatawan untuk Melakukan Kunjungan Ulang ke Prov.Aceh, Jurnal Magister Manajemen


(29)

Tabanan, dan Kota Denpasar Tahun 2001-2010, Jurnal Ekonomi


(30)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu dan juga langkah yang akan dilakukan dalam pengumpulan data secara empiris untuk memecahkan masalah dan menguji hipotesis penelitian.

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian tentang Pengaruh Tingkat Okupasi Hotel dan Jumlah Wisatawan Terhadap Penerimaan Sektor Pariwisata di Kabupaten Simalungun ini menggunakan metode penelitian Asosiatif Kuantitatif. Penelitian Asosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Kabupaten Simalungun. Tahapan penelitian ini dilakukan selama 1 bulan. Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan cara observasi di lokasi penelitian dan mengadakan wawancara langsung dengan responden. Wawancara ini berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah disusun sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian. Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dari sumber-sumber yang telah ada, data sekunder dalam penelitian ini berfungsi sebagai data pendukung. Data yang dijadikan referensi diperoleh melalui Badan Pusat Statistik dan Dinas Pariwisata Kabupaten Simalungun.


(31)

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel bebas (X)

X1 = Objek wisata

X2 = Tingkat Hunian Hotel X3 = Jumlah wisatawan 2. Variabel terikat (Y)

Y : Penerimaan dalam sektor pariwisata 3.4 Defenisi Operasional

1. Objek Wisata (X1) adalah persepsi masyarakat tentang semua tempat atau keadaan alam yang memiliki sumber daya wisata yang dibangun dan dikembangkan sehingga mempunyai daya tarik dan diusahakan sebagai tempat yang dikunjungi wisatawan di Kabupaten Simalungun yang dihitung dalam skala likert.

2. Tingkat hunian hotel (okupasi hotel) (X2) didefinisikan dengan persepsi wisatawan pengguna jasa hotel tentang pelayanan yang dapat meningkatkan tingkat hunian hotel di kawasan wisata diukur dengan skala likert.

3. Jumlah wisatawan (X3) didefinisikan dengan persepsi tentang kenyamanan wisatawan yang mempengaruhi minat wisatawan tetap berkunjung ke objek wisata diukur dengan skala likert.

4. Penerimaan pada sektor pariwisata (Y) didefinisikan dengan persepsi masyarakat tentang keadaan penerimaan sektor pariwisata di Kabupaten Simalungun dihitung dalam skala likert.


(32)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan Skala Likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan Skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain:

Sangat setuju = 5 Setuju = 4 Netral = 3 Tidak setuju = 2 Sangat tidak setuju = 1

Instrumen penelitian yang menggunakan skala Likert dapat dibuat dalam bentuk checklist ataupun pilihan ganda.

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian 3. 6. 1 Populasi

Sugiyono (2011:90) mengemukakan populasi adalah wilayah generelisasi yang terdiri dari atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wisatawan yang datang berkunjung ke objek-objek wisata di Kabupaten Simalungun.


(33)

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode random sampling, yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak dan dimana tiap unsur yg membentuk populasi diberi kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel. (Sugiyono, 2011:93)

Dalam penarikan sample maka jumlahnya harus representative untuk nantinya hasil bisa digeneralisasi. Untuk memenuhi persyaratan tersebut diambil menggunakan rumus Slovin, yaitu:

n =

N

+N e2

Keterangan:

n = jumlah sampel N = ukuran populasi

e atau d = persentase kelonggaran karena ketidaktelitian dan kesalahan dalam pengambilan sampel 10%

Diketahui jumlah wisatawan yang mengunjungi Kabupaten Simalungun pada tahun terakhir adalah 359.751 orang. Apabila menggunakan nilai margin of

error sebesar 10% maka hasil perhitungan dari rumus diperoleh n (jumlah

responden) sebagai berikut :

n =

359.75

+359.75 . 2


(34)

Dari perhitungan tersebut didapat 100 orang. Dengan demikian sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 100 responden.

Penentuan sampel dilakukan dengan cara Accidental Sampling, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dan dipandang orang tersebut cocok dan dapat dijadikan sebagai sumber data (Sugiyono, 1999).

3.7 Jenis Dan Sumber Data Jenis data dalam penelitian ini adalah : 1. Data primer

Data primer, adalah data yang dihimpun secara langsung dari sumbernya dan diolah sendiri oleh lembaga bersangkutan untuk dimanfaatkan (Ruslan, 2006:138). Data primer diperoleh dengan cara memberikan kuesioner kepada wisatawan yang datang mengunjungi objek wisata di Kabupaten Simalungun. 2. Data sekunder

Data sekunder, adalah data peneitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara (dihasilkan pihak lain) atau digunakan oleh lembaga lainnya yang bukan merupakan pengolahnya, tetapi dimanfaatkan dalam suatu penelitian tertentu (Ruslan, 2006:138). Seperti data perusahaan, jurnal, buku-buku pendukung, penelusuran internet dan lainnya.

3.8 Metode Pengumpulan Data 1. Kuesioner

Memberikan daftar pertanyaan kepada wisatawan yang berkunjung ke objek wisata di Kabupaten Simalungun yang telah ditetapkan sebagai sampel atau responden penelitian.


(35)

Dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mempelajari data-data yang diperoleh dari berbagai macam buku pendukung, jurnal dan informasi dari internet yang berhubungan dengan penelitian.

3.9 Uji Validitas Dan Reliabilitas 3.9.1 Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu ukuran yang mengacu kepada derajat kesesuaian antara data yang dikumpulkan dan data sebenarnya dalam sumber data (Sinulingga, 2011:192). Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program Microsoft Excel dan SPSS.

Kriteria pengambilan keputusan adalah :

1. Jika r hitung > r tabel , maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid 2. Jika r hitung < r tabel,maka pertanyaan tersebut tidak dinyatakan valid 3.9.2 Uji Reliabilitas

Menurut Ghozali dan Koncoro (dalam Ginting dan Situmorang, 2008:179) butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:

1. Menurut Ghozali jika nilai Cronbach's Alpha > 0.60 maka pertanyaan reliabel. 2. Menurut Kuncoro jika nilai Cronbach's Alpha > 0.80 maka pertanyaan reliabel. 3.10 Metode Analisis Data

3.10.1 Metode Analisis Deskriptif

Menurut Sinulingga (2011:241), menyatakan definisi metode deskriptif ialah suatu teknik analisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan situasi objek penelitian apa adanya tanpa bermaksud mengambil kesimpulan tertentu berdasarkan semua data yang telah terkumpul.


(36)

3.10.2 Analisis Linear Berganda

Analisis berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen (X) yang terdiri dari objek wisata (X1), tingkat hunian hotel (X2) dan jumlah wisatawan (X3) terhadap variabel dependen (Y) yaitu penerimaan pariwisata di Kabupaten Simalungun.

Persamaan regresi berganda yang digunakan adalah :

Y’ = a + b1X1+ b2X2+ b3X3+ e Keterangan:

Y’ = Penerimaan sektor pariwisata a = Intercept

b1 = Koefisien regresi objek wisata X1 = Objek Wisata

b2 = Koefisien regresi tingkat hunian hotel X2 = Tingkat Hunian Hotel

b3 = Koefisien regresi jumlah wisatawan X3 = Jumlah Wisatawan

e = standard error

3.10.3 Pengujian Asumsi Klasik 3.10.3.1 Uji Multikolonieritas

Multikolonieritas adalah keadaan dimana variabel independen dalam persamaan regresi punya korelasi (hubungan) yang erat satu sama lain. Tujuan uji multikolonieritas adalah menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent).Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas (tidak terjadi multikolonieritas). Jika


(37)

yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol. Dasar pengambilan keputusan uji multikolonieritas:

Jika nilai VIF < 10 atau nilai tolerance > 0,10 maka terjadi multikolonieritas. Jika nilai VIF > 10 atau nilai tolerance < 0,10 maka tidak terjadi multikolonieritas. 3.10.3.2 Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homokedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas model regresi yang baik adalah Homokedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas.

Heteroskedastisitas dalam penelitian ini deteksi dengan menggunakan analisis grafik dan varian tak bersyarat.Analisis grafik, yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot, dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi-Y sesungguhnya).Dasar pengambilan keputusan untuk Heteroskedastisitas dengan analisis grafik, jika tidak terjadi Heteroskedastisitas.Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang terbentuk (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi Heteroskedastisitas.

3.10.4 Pengujian Hipotesis

3.10.4.1 Uji Serentak/Simultan (Uji F)

Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak, digunakan statistik F (uji F). Jika Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima atau Ha ditolak,


(38)

sedamgkan Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jika tingkat signifikan dibawah 0,005 maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Model hipotesis yang digunakan dalam uji F hitung ini adalah:

H0 : b1, b2, b3 = 0, artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dari variabel independen (X1, X2 dan X3 ) yaitu berupa objek wisata,tingkat hunian hotel dan jumlah wisatawan terhadap penerimaan sektor pariwisata (Y). H0 : b1, b2, b3 ≠ 0, artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif

dari variabel independen (X1, X2 dan X3) yaitu objek wisata, tingkat hunian hotel dan jumlah wisatawan terhadap penerimaan sektor pariwisata (Y).

Nilai Fhitung dapat diperoleh dangan menggunakan software SPSS. Selanjutnya nilai Fhitung akan dibandingkan dengan Ftabel dengan tingkat kesalahan (α=5%) dan derajat kebebasan (df) = (n-k), (k-1).

Kriteria pengambilan keputusannya adalah:

H0 diterima jika Fhitung < Ftabelpada α = 5% H0 ditolak jika Fhitung > Ftabelpada α = 5% 3.10.4.2 Uji Parsial (Uji-t)

Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan statistik t (uji-t).Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima atau Ha ditolak, sedangkan jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak atau Ha diterima. Jika tingkat signifikan dibawah 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Uji-t digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh antara variabel X dan Y, apakah objek wisata (X1), tingkat hunian hotel (X2) dan jumlah wisatawan


(39)

parsial. Variabel independen dikatakan berpengaruh terhadap variabel dependen dapat dilihat dari probabilitas variabel independen dibandingkan dengan tingkat

kesalahannya (α). Jika probabilitas variabel independen lebih besar dari tingkat kesalahannya (α) maka variabel independen tidak berpengaruh, tetapi jika probabilitas variabel independen lebih kecil dari tingkat kesalahannya (α) maka

variabel independen tersebut berpengaruh terhadap variabel dependen. Model pengujiannya adalah:

Ho : bi = 0

Artinya variabel independen yaitu berupa objek wisata, tingkat hunian hotel dan jumlah wisatawan, secara parsial tidak berpengaruh positif terhadap penerimaan sektor pariwisata (Y).

Ho : bi ≠ 0

Artinya variabel independen yaitu berupa objek wisata, tingkat hunian hotel dan jumlah wisatawan, secara parsial berpengaruh positif terhadap penerimaan sektor pariwisata (Y).

Kriteria pengambilan keputusan :

Ho diterima jika thitung < ttabel pada a=5% Ho ditolak jika thitung > ttabel pada a=5%

3.10.5 Koefisien Determinan (R2)

Koefisien determinan (R2) pada intinya mengukur seberapa besar kemampuan model dalam menerangkan variabel dependen. Koefisien determinasi berkisar antara nol sampai dengan satu (0<R2<1). Jika R2 semakin besar


(40)

(mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel independen (X1, X2 dan X3) adalah besar terhadap variabel dependen (Y). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel independen yang diteliti terhadap variabel dependen. Sebaliknya, jika R2 semakin mengecil (mendekati nol) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel independen (X1, X2 dan X3) terhadap variabel dependen (Y) semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel independen yang diteliti terhadap variabel dependen.

3.11 Pengolahan Data

Pengolahan data menggunakan program SPSS untuk mengolah data dalam penulisan skripsi ini.


(41)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Daerah Penelitian

4.1.1 Letak Geografis

Kabupaten ini memiliki 31 kecamatan dengan luas 438.660 ha atau 6,12 % dari luas wilayah Provinsi Sumatera Utara. Kecamatan yang paling luas adalah Kecamatan Hatonduhan dengan luas 33.626 ha, sedangkan yang paling kecil adalah Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi dengan luas 3.897 ha. Keseluruhan kecamatan terdiri dari 345 desa/nagori dan 22 kelurahan.

4.1.2 Pariwisata Simalungun

Kabupaten Simalungun memiliki 67 titik lokasi objek wisata, terdiri atas 31 lokasi wisata alam, 15 lokasi wisata agro, 7 lokasi wisata budaya, dan selebihnya adalah lokasi wisata rekreasi lainnya. Kecamatan Girsang Sipangan Bolon merupakan kecamatan yang memiliki objek wisata terbanyak. Dan di kecamatan itu pula terdapat objek wisata yang paling diandalkan, yaitu Danau Toba yang bisa dinikmati dari Parapat, berjarak tempuh 172 km dari Medan atau 74 km dari Raya.Pada tahun 2012, industri pariwisata Simalungun bertumpu pada 10 hotel bintang dan 43 hotel melati. Jumlah hotel bintang tersebut adalah yang terbanyak kedua di Sumatera Utara setelah Kota Medan.

Dibawah ini tabel yang menunjukkan jumlah objek wisata yang ada di Kabupaten Simalungun berdasarkan kecamatannya.


(42)

Tabel 4.1 Jenis dan Jumlah Objek Wisata di Kabupaten Simalungun

KECAMATAN

WISATA

ALAM BUDAYA AGRO REKREASI ROHANI

CAMPING GROUND

Silimakuta - - - -

Pamatang Silimahuta 1 - - - - -

P u r b a - 1 - - - -

Haranggaol Horison 1 1 - - - -

Dolok Pardamean 6 - - - - -

Sidamanik 1 - 3 - - -

Pamatang Sidamanik 1 - 1 - - -

Girsang Sipangan Bolon

11 - 2 - - 1

Tanah Jawa - 1 1 1 - -

Hatonduhan 1 - - - - -

Dolok Panribuan - 1 - - - -

Jorlang Hataran - 1 1 - - -

Panei - - - -

Panombeian Panei - - 1 - 1 -

Raya 3 1 - - - -

Dolok Silou - - - -

Silou Kahean 1 - - - - -

Raya Kahean - - - -

Tapian Dolok - - - 1 - -

Dolok Batu Nanggar 2 - 3 2 - -


(43)

Gunung Maligas - - - 1 - -

Hutabayu Raja - - - -

Jawa Maraja Bah Jambi

1 - 1 1 - -

Pamatang Bandar 2 - - - - -

Bandar Huluan - - - 1 - -

Bandar - 1 - - - -

Bandar Masilam - - - -

Bosar Maligas - - - 1 - -

Ujung Padang - - - -

JUMLAH 31 7 15 12 1 1

4.1.3 Perkembangan Pariwisata Simalungun

Kabupaten Simalungun merupakan salah satu daerah tujuan wisata yang cukup memiliki daya tarik yang cukup besar di Sumatera Utara. Wilayah Kabupaten Simalungun yang sebagian berada di kawasan Danau Toba membuat kabupaten ini memiliki potensi pariwisata baik itu wisata alam,budaya, dan juga wisata rekreasi lainnya. Berikut beberapa objek wisata yang memiliki potensi besar di Kabupaten Simalungun.

1.Danau toba

Parapat Danau Toba, terletak di tepi Danau Toba dengan jarak 76 Km dari Medan. Beriklim tropis dengan udaranya yang sejuk merupakan salah satu daerah


(44)

tujuan wisata utama di Sumatera Utara dan Kota Parapat sebagai pusat kegiatan setiap diadakan acara penting Pariwisata seperti Pesta Danau Toba.

Danau Toba yang terjadi dari letusan gunung Toba, terletak 905m di atas permukaan laut, dengan keliling 295 km, dan luas permukaan air danau ±1.100 km dengan kedalaman maksimum 529m, merupakan danau terbesar di Indonesia

2.Karang anyer

Karang Anyar mungkin belum begitu sering dibicarakan, tapi bagi warga Simalungun, pemandian alam ini sudah menjadi satu tujuan wisata wajib. Di sini mereka dapat menikmati keindahan dan kesegaran air dari alam yang betul-betul bebas polusi.

Lokasi wisata ini mengalir di areal Perkebunan Laras PTPN IV Bah Jambi yang berjarak sekitar 15 km dari Pematangsiantar. Berada di Nagori Karang Anyar, Kecamatan Gunung Maligas, kabupaten Simalungun, pemandian ini relatif mudah dijangkau. Hanya butuh sekitar 30 menit mengendarai sepeda motor atau mobil, Anda bisa langsung nyebur dan berendam sepuasnya.

3.Rumah Bolon

Rumah Bolon Pematang Purba terletak 54 km dari Pematangsintar, merupakan istana peninggalan Kerajaan Purba yang dibangun pada tahun 1864 oleh Raja Purba ke XII Tuan Rahalim. Terbuat dari kayu keras dengan dinding papan yang unik serta ditopang oleh 20 tiang penyangga. Rumah ini dibangun dengan arsitektur tradisional tanpa mempergunakan paku.


(45)

memiliki fungsi tersendiri di antaranya adalah: Rumah Bolon yang berfungsi sebagai bangunan induk tempat raja dan keluarganya tinggal; Balei Bolon, tempat mengadakan rapat, Jambur sebagai para tamu menginap; Patanggan Sada, bangunan tempat permaisuri bertenun; Losung adalah tempat wanita menumbuk padi; Uttei Jungga, tempat tinggal panglima dan keluarganya, dan Balei Buttu, tempat para penjaga istana. Raja Purba adalah seorang raja yang sangat terkenal pada zamannya, memiliki 24 istri dan salah satu di antaranya diangkat menjadi istri.

4.Tinggi Raja

Tinggi Raja merupakan objek wisata cagar alam yang masih asli seluas 176 hektar, memilki sumber air panas berasal dari bukit bukit kecil di daerah itu. Air panas ini mengalir ke sungai Bah Balakbak yang bebatuan dan airnya yang jernih dan sejuk. Di sini dapat dinikmati rekreasi mandi di pertemuan air panas dan air dingin yang sangat nikmat sebagai hasil proses alam. Wisata lain yang dapat dinikmati adalah berburu suara burung, memancing di Bah Kare yang memiliki kekeyaan ikan jagung serta lintas alam. Terletak 80 km dari Pematangsiantar. Persisnya di Desa Tinggi Raja, Kecamatan Silau Kahean, Kabupaten Simalungun.

5.Sipolha

Sipolha berada di tepi Danau Toba memiliki keindahan alam dan panorama yang menarik ditambah dengan pantainya yang landai dan indah,


(46)

berbagai kegiatan dapat dilakukan wisatawan disini antara lain olah raga air, rekreasi dan memancing.

6.Tigaras

Tigaras adalah salah satu objek wisata yang menjadi salah satu pilihan di Kabupaten Simalungun. Tigaras terletak di Kecamatan Dolok Pardamean Kabupaten Simalungun, dengan jarak 48 Km dari Kota Pematangsiantar. Dari Tigaras dapat kita nikmati pemandangan Danau Toba dari sudut yang berbeda.

Selain Danau Toba, Keindahan yang dapat kita nikmati dari Tigaras juga dapat kita lihat Pulau Samosir dari pinggir danau. Tigaras juga memiliki beberapa hotel yang lumayan nyaman dan berada dipinggir danau. Nilai tambah dari Tigaras adalah tempatnya yang masih asri dimana belum begitu banyak pengunjung yang datang sehingga nilai eksotisnya masih terjaga. Penduduknya yang ramah juga menjadi ciri khas dari tempat wisata ini.

Tabel dibawah ini menunjukkan banyaknya wisatawan yang berkunjung ke objek wisata yang ada di Kabupaten Simalungun dalam beberapa tahun terakhir.

Tabel 4.2 Jumlah Wisatawan di Kabupaten Simalungun

TAHUN JUMLAH

WISATAWAN

2009 361.906

2010 357.202


(47)

2013 345.425

2014 359.751

Dari tabel diatas dapat dilihat tidak terjadi peningkatan jumlah wisatawan setiap tahunnya. Jumlah wisatawan paling tinggi berada pada tahun 2009 yaitu sebanyak 361.906 orang. Sedangkan yang paling rendah berada pada tahun 2011 yaitu sebanyak 321.662 orang.

Dari hasil kuisioner yang diberikan kepada responden yang juga wisatawan masih ditemukan beberapa kelemahan pada pariwisata di Kabupaten Simalungun yaitu :

1. Belum optimalnya sarana dan prasarana pada objek wisata

2. Kurang memadainya akses jalan menuju tempat-tempat wisata yang ada di Kabupaten Simalungun.

3. Penginapan yang tersedia masih memberikan pelayanan yang kurang optimal kepada pengunjung.

4. Keamanan di tempat penginapan ataupun hotel disekitar tempat-tempat wisata masih belum terjaga.

5. Masyarakat masih belum sepenuhnya menjaga kenyamanan pengunjung yang datang.


(48)

4.2 Hasil Penelitian

Responden dalam penelitian ini berjumlah 100 orang. Responden merupakan wisatawan yang berkunjung ke objek wisata yang ada Kabupaten Simalungun. Hasil penelitian didapatkan melalui pengumpulan data dengan menggunakan kuisioner. Data dimaksud meliputi karakteristik responden dan data indikator penerimaan sektor pariwisata Kabupaten Simalungun.

4.2.1 Data Karakteristik Responden

Dari hasil pengumpulan data melalui kuisioner yang dijawab atau diisi responden, diperoleh gambaran karakteristik responden meliputi data tentang umur, pendapatan, pendidikan dan pekerjaan.

4.2.2 Karakteristik Berdasarkan Umur

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 100 responden diperoleh data distribusi karakteristik responden berdasarkan umur yang akan disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.3

Data Karakteristik Berdasarkan Umur

No Umur Jumlah

Responden

Persentase (%)

1 20 s/d 29 tahun 37 37

2 30 s/d 39 tahun 29 29

3 40 s/d 49 tahun 27 27

4 50 s/d 59 tahun 6 6

5 60 s/d 69 tahun 1 1

Total 100 100


(49)

responden berumur 20-29 tahun sebanyak 37 orang atau 37% dan berumur 60-69 tahun sebanyak 1 orang atau 1 % ( usia tidak produktif). Hal ini menunjukkan bahwa pada umumnya wisatawan di daerah Kabupaten Simalungun berada pada usia berkisar antara 20-29 tahun yaitu sebanyak 37 responden.

4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Hasil penelitian terhadap 100 responden diperoleh distribusi data karakteristik responden berdasarkan dat pendidikan yang didapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

No Pendidikan Jumlah

Responden

Persentase (%)

1 SMP/Sederajat 4 4

2 SMA/Sederajat 28 28

3 D3/S1 64 64

4 S2 4 4

Total 100 100

Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden berpendidikan D3/S1 sebanyak 64 orang atau 64% dan diikuiti yang berpendidikan SMA/Sederajat sebanyak 28 orang atau 28%.Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Simalungun berada pada tingkat pendidikan yang relatif tinggi. Hal ini dapat dilihat dari tingkat pendidikan wisatawan yang dominan pada tingkat D3/S1.


(50)

4.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Berdasarkan hasil penelitian 100 penumpang kereta api rute Medan- Binjai yang menjadi sampel penelitian, maka diperoleh data tentang pendidikan responden yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.5

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan

No Pendidikan Jumlah Resonden

(Orang)

Persentase (%)

1 Pelajar/Mahasiswa 2 2

2 Pegawai Swasta 23 23

3 PNS/BUMN 41 41

4 Wiraswasta 31 31

5 Ibu Rumah Tangga 3 3

Jumlah 100 100 %

Sumber: Data diolah

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa wisatawan yang paling banyak berkunjung ke Kabupaten Simalungun paling banyak berprofesi PNS/BUMN yaitu 41 orang atau 41%. Kemudian yang berprofesi sebagai Wiraswasta sebanyak 31 orang atau 31%.

4.2.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan

Berdasarkan hasil penelitian 100 penumpang kereta api rute Medan- Binjai yang menjadi sampel penelitian, maka diperoleh data tentang pendapatan responden yang dapat dilihat pada tabel berikut:


(51)

No Pendidikan Jumlah Resonden (Orang)

Persentase (%)

1 < 500.000 5 5

2 500.001-1.500.000 25 25

3 1.500.001-2.500.000 31 31

4 2.500.001-5.000.000 34 34

5 > 5.000.000 5 5

Jumlah 100 100 %

Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel 4.6, diketahui bahwa sebanyak 5% memiliki pendapatan < Rp.500.000, sebanyak 25% memiliki pendapatan Rp. 500.001-Rp.1.500.000, 31% memiliki pendapatan Rp. 1.500.001-Rp. 2.500.000, sebanyak 34% memiliki pendapatan Rp. 2.500.001-Rp. 5.000.000 dan 5% memiliki pendapatan > Rp 5.000.000.

4.3 Hasil Pengolahan Data

4.3.1 Uji Validitas dan Reliabilitas

Nilai r tabel dengan ketentuan N = 100 dan tingkat signifikansi sebesar 5% , maka angka yang diperoleh = 0.195. Tabel 4.10 merupakan hasil pengolahan dari survei yang telah dilakukan kepada 100 responden.

Tabel 4.7 Uji Validitas

No. Pernyataan rhitung rtabel Keterangan

1 P1 0.403 0,195 Valid

2 P2 0.648 0,195 Valid


(52)

4 P4 0.468 0,195 Valid

5 P5 0.652 0,195 Valid

6 P6 0.362 0,195 Valid

7 P7 0.263 0,195 Valid

8 P8 0.345 0,195 Valid

9 P9 0.648 0,195 Valid

10 P10 0.587 0,195 Valid

11 P11 0.559 0,195 Valid

12 P12 0.665 0,195 Valid

13 P13 0.417 0,195 Valid

14 P14 0.688 0,195 Valid

15 P15 0.767 0,195 Valid

16 P16 0.536 0,195 Valid

17 P17 0.708 0,195 Valid

18 P18 0.618 0,195 Valid

19 P19 0.530 0,195 Valid

20 P20 0.618 0,195 Valid

Sumber : Data diolah

Dari tabel diatas maka dapat dilihat terdapat beberapa pertanyaan yang tidak valid.Dikatakan tidak valid karena r-hitung < r-tabel, dimana nilai r-tabel yaitu 0,195. Adapun pertanyaan yang tidak valid terdiri dari pertanyaan (3) dengan nilai r-hitung < r-tabel yaitu (-0,359) < (0,195).

Maka perlu dilakukan pengujian ulang sehingga diperoleh hasil yang valid, dengan membuang pertanyaan-pertanyaan yang tidak valid sebagai indikator dalam penelitian.Sehingga diperoleh hasil pada tabel 4.8 dapat dilihat bahwa nilai r-hitung > r-tabel (0,195), maka dapat dikatakan bahwa indikator yang digunakan dalam penelitian ini dinyatakan valid.

Tabel 4.8 Uji Reliabilitas Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

.864 20


(53)

diketahui bahwa koefisien alpha (Cronbach's Alpha) adalah sebesar 0,864, ini berarti 0,864 > 0,60 dan 0,864 > 0,80 sehingga dapat dinyatakan bahwa kuesioner tersebut telah reliabel dan dapat disebarkan kepada responden untuk dijadikan sebagai instrumen penelitian.

4.3.2 Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Adapun hasil estimasi yang dilakukan sebagai berikut:

Tabel 4.9

Hasil Regresi Linier Berganda

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 11.742 .385 30.538 .000

X1 .015 .021 .100 .746 .458

X2 -.003 .016 -.025 -.191 .849

X3 .007 .019 .053 .378 .706

a. Dependent Variable: Y

Berdasarkan tabel diatas diperoleh hasil regresi sebagai berikut: Y= 11,742 + 0,015X1 – 0,003X2 + 0,007X3

Berdasarkan model regresi diatas maka dapat dilihat bahwa nilai variabel objek wisata (X1) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap penerimaan sektor pariwisata(Y), variabel tingkat hunian hotel (X2) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap penerimaan sektor pariwisata(Y), karena di daerah Kabupaten


(54)

Simalungun masih banyak hotel yang belum disiplin dalam membayar pajak hotel sehingga banyaknya tingkat hunian hotel belum tentu memberikan pengaruh terhadap penerimaan disektor pariwisata.Variabel jumlah wisatawan (X3) berpengaruh siginifikan secara positif terhadap penerimaan sektor pariwisata (Y).

4.3.3 Uji Asumsi Klasik 4.3.3.1 Multikolinieritas

Multikolinieritas adalah keadaan dimana variabel independen dalam persamaan regresi punya korelasi (hubungan) yang erat satu sama lain. Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai variabel VIF ( variance inflation factor) dan nilai tolerance 5%. Dasar pengambilan keputusan uji multikolinieritas:

- Jika nilai VIF > 5 atau nilai tolerance < 0,1 maka terjadi multikolonieritas. - Jika nilai VIF < 5 atau nilai tolerance > 0,1 maka tidak terjadi

multikolonieritas.

Table 4.10 Uji Multikolinieritas

Collinearity Statistics Tolerance VIF

.572 1.750 .598 1.673 .572 1.896

Berdasarkan hasil estimasi yang dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut: variabel objek wisata memiliki nilai VIF sebesar 1,750 < 5 dan nilai tolerance sebesar 0,572 > 0,01 dinyatakan tidak terjadi multikolinieritas. Variabel tingkat hunian hotel memiliki nilai VIF sebesar 1,673 < 5 dan nilai tolerance


(55)

wisata memiliki nilai VIF sebesar 1,896 < 5 dan nilai tolerance sebesar 0,572 > 0,01 dinyatakan tidak terjadi multikolineritas.

4.3.3.2Heteroskedastisitas

Pengujian ini digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Uji heteroskedastisitas yang dilakukan adalah uji Glejser dengan meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen.

Table 4.11 Uji Heterokedastisitas

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 11.742 .385 30.538 .000

X1 .015 .021 .100 .746 .458

X2 -.003 .016 -.025 -.191 .849

X3 .007 .019 .053 .378 .706

a. Dependent Variable: Y

Berdasarkan hasil estimasi yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa objek wisata (X1) sebesar 0,458 artinya tidak terjadi heteroskedastisitas pada variabel objek wisata. Tingkat hunian hotel (X2) sebesar 0,849 artinya tidak terjadi heteroskedastisitas pada variabel tingkat hunian hotel. Jumlah wisatawan (X3) sebesar 0,706 artinya tidak terjadi heteroskedastisitas pada variabel jumlah wisatawan.


(56)

4.3.4 Pengujian Hipotesis 4.3.4.1 Uji F ( Simultan)

Uji f digunakan untuk melihat secara simultan (bersama-sama) apakah ada pengaruh dari variabel bebas (pendapata, pendidikan, kesehatan, dan kondisi perumahan serta fasilitas yang dimiliki). Adapun hasil estimasi sebagai berikut:

Tabel 4.12 Uji F

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1

Regression .333 3 .111 .507 .678b

Residual 21.027 96 .219

Total 21.360 99

a. Dependent Variable: Y

b. Predictors: (Constant), X4, X2, X1, X3

Berdasarkan hasil estimasi maka dapat disimpulkan bahwa variabel objek wisata (X1), tingkat hunian hotel (X2), dan jumlah wisatawan (X3) secara bersamaan tidak berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan pada tingkat kepercayaan 95% atau dengan alpha 5%. Hal ini dapat dilihat dari nilai sig sebesar 0,678> 0,05.

4.3.4.2 Uji t (Parsial)

Uji parsial dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) secara masing-masing. Dimana uji parsial akan dapat menerangkan nilai X1 terhadap Y, nilai X2 terhadap Y, nilai X3 terhadap Y, nilai X4 terhadap Y, dengan tingkat kepercayaan 0,05 atau dengan alpha 5%.


(57)

Variabel Koefisien t-hitung t-tabel prob Keterangan X1(Objek

Wisata)

0,015 0,746 1,985 0,458 Tidak Signifikan

X2(Tingkat Hunian Hotel)

-0,003 -0,191 1,985 0,849 Tidak Signifikan

X3(Jumlah Wisatawan)

0,007 0,378 1,985 0,706 Tidak Signifikan

Berdasarkan hasil estimasi yang dilakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut: variabel objek wisata berpengaruh tidak signifikan secara positif terhadap penerimaan sektor pariwisata, dengan nilai t-hitung < t-table yaitu 0,746 < 1,985 dengan nilai signifkan sebesar 0,458 > 0,05 pada tingkat kepercayaan 95%. Hal ini menunjukkan bahwa apabila terjadi kenaikan pada objek wisata sebanyak 1% maka hal ini akan mempengaruhi peningkatan penerimaan pada sektor pariwisata sebesar 5%. Maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kualitas objek wisata maka penerimaan pada sektor pariwisata juga akan semakin tinggi.

Variabel Tingkat Hunian Hotel berpengaruh tidak signifikan secara negatif terhadap kesejahteraan, dengan nilai t-hitung < t-table yaitu -0,003 < 1,985 dengan nilai sigfikansi sebesar 0,849 > 0,05 pada tingkat kepercayaan 95%. Maka dapat disimpulkan bahwa apabila semakin banyak hotel yang berdiri di daerah objek wisata tetapi tidak memberikan pajak ataupun kontribusi pajak bangunan dan hotel kepada pemerintah daerah maka kenaikan tingkat hunian hotel tidak memberikan pengaruh kepada penerimaan pada sektor pariwisata. Ditambah lagi, kurangnya kepuasaan pelanggan untuk menginap di daerah objek wisata dikarenakan kurang adanya pelayanan yang baik di objek wisata tersebut,


(58)

sehingga banyak wisatawan yang memilih untuk menikmati objek wisata hanya dalam satu hari tanpa menginap di daerah objek wisata. Dengan demikian hasil dari t hitung diatas menghasilkan tidak signifkan secara negatif terhadap Tingkat Hunian Hotel di Kabupaten Simalungun.

Variabel Jumlah Wisatawan tidak signifikan secara positif terhadap kesejahteraan, dengan nilai t-hitung < t tabel yaitu 0,378 > 1,985 dengan nilai signifikansi sebesar 0,706 > 0,05 pada tingkat kepercayaan 95%. Maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Simalungun semakin tinggi pula penerimaan pada sektor pariwisata. 4.3.5 Hasil Koefisien Determinasi (R2)

Pengujian koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Koefisien

determinasi berkisar antara nol sampai satu (0 ≤ R² ≥ 1). Jika R² semakin besar

(mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X) adalah besar terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dan demikian sebaliknya.

Tabel 4.14 Koefisien Determinasi

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .125a .016 -.015 .468

Predictors: (Constant), Objek Wisata,Tingkat Hunian Hotel,Jumlah wisatawana Dependent Variable: Penerimaan Sektor Pariwisatab


(59)

1. R = 0,125 berarti hubungan antara variabel objek wisata (X1), tingkat hunian hotel (X2) dan jumlah wisatawan (X3) terhadap penerimaan sektor pariwisata (Y) sebesar 12,5%. Artinya hubungannya tidak kuat.

2. Nilai R Square sebesar 0,016 berarti 1,6% variabel penerimaan sektor pariwisata (Y) dapat dijelaskan oleh variabel objwk wisata (X1), tingkat hunian hotel (X2) dan jumlah wisatawan (X3). Sedangkan sisanya 98,4% dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. 3. Standard Error of Estimated (Standar Deviasi) artinya mengukur variasi dari

nilai yang diprediksi. Dalam penelitian ini standar deviasinya sebesar 0,468. Semakin kecil standar deviasi berarti model semakin baik.


(60)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisis data yang telah dilakukan dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Objek Wisata memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap penerimaan sektor pariwisata. Naiknya kualitas objek wisata akan meningkatkan

penerimaan sektor pariwisata di Kabupaten Simalungun.

2. Tingkat Hunian Hotel memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap penerimaan sektor pariwisata. Berarti meningkatnya tingkat hunian hotel menurunkan penerimaan sektor pariwisata. Hal ini disebabkan karena banyaknya hotel yang masih belum taat pajak sehingga meningkatnya tingkat hunian hotel tidak berdampak positif terhadap penerimaan daerah khususnya penerimaan pada sektor pariwisata di Kabupaten Simalungun.

3. Jumlah Wisatawan memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap penerimaan sektor pariwisata. Berarti setiap peningkatan jumlah wisatawan akan mempengaruhi penerimaan sektor pariwisata di Kabupaten Simalungun.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diambil, maka saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah :

a. Dalam rangka mengoptimalkan pengelolaan potensi pariwisata menuju peningkatan pengembangan pariwisata, perlu melibatkan pihak-pihak terkait untuk bersama-sama mendorong kebijakan pengembangan pariwisata Kabupaten


(61)

dilakukan dengan mencermati permintaan wisatawan, meningkatkan posisi tawaran potensi wisata dan meningkatkan pemasaran wisata melalui promosi wisata.

b. Pemerintah melalui dinas pariwisata dalam hal ini dapat memperbaiki atau menambah kelebihan dan kekhasan objek wisata yang bertujuan untuk menarik perhatian calon wisatawan untuk datang ke objek wisata.

c. Pemerintah harus menertibkan parkir liar maupun pungutan liar karena dapat mengurangi penerimaan sektor pariwisata.

d. Perlu adanya pengembangan hotel di Kabupaten Simalungun, baik hotel kelas melati atau hotel berbintang, sehingga penerimaan pajak kontribusinya terhadap pendapatan sektor pariwisata di Kabupaten Simalungun terus meningkat.

e. Pemerintah harus menjalin kerjasama yang baik dengan pihak hotel yang ada di wilayah objek wisata sehingga tingkat hunian hotel dapat berdampak positif terhadap penerimaan sektor pariwisata.


(62)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis

2.1.1 Teori Pembangunan Daerah

Pembangunan daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber daya yang ada dan membentuksuatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah tersebut (Arsyad, 1999).

Pada dasarnya pembangunan daerah tidak bisa dilepaskan kaitannya dengan pembangunan nasional, salah satu sasaran pembangunan nasional Indonesia adalah menciptakan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan hasil pembangunan, termasuk di dalamnya pemerataan pendapatan antar daerah (wilayah). Untuk mencapai sasaran di atas bukanlah pekerjaan ringan karena pada umumnya pembangunan ekonomi suatu daerah berkaitan erat dengan potensi ekonomi dan karakteristik yang dimilikinya.

Pembangunan ekonomi daerah mempunyai tujuan utama yaitu meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat lokal, dalam upaya untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah daerah dan masyarakatnya harus secara bersama-sama mengambil inisiatif membangun daerahnya. Oleh karena itu pemerintah daerah harus berupaya menggunakan sumber daya yang ada


(63)

banyak dan mendorong perekonomian untuk maju.

Pembangunan ekonomi daerah perlu memberikan solusi jangka pendek dan jangka panjang terhadap isu-isu ekonomi daerah yang dihadapi, dan perlu mengkoreksi kebijakan yang keliru. Pembangunan ekonomi daerah merupakan bagian dari pembangunan daerah secara menyeluruh. Dua prinsip dasar pengembangan ekonomi daerah yang perlu diperhatikan adalah (1) mengenali ekonomi wilayah dan (2) merumuskan manajemen pembangunan daerah yang pro-bisnis.(Herry Darwanto,2002)

Isu-isu perkembangan ekonomi daerah yang perlu dikenali adalah sebagai berikut:

a. Perkembangan Penduduk dan Urbanisasi

Pertumbuhan penduduk merupakan faktor utama pertumbuhan ekonomi, yang mampu menyebabkan suatu wilayah berubah cepat dari desa pertanian menjadi agropolitan dan selanjutnya menjadi kota besar. Pertumbuhan penduduk terjadi akibat proses pertumbuhan alami dan urbanisasi.

b. Sektor Pertanian

Di setiap wilayah berpenduduk selalu terjadi kegiatan pembangunan, namun ada beberapa wilayah yang pembangunannya berjalan di tempat atau bahkan berhenti sama sekali, dan wilayah ini kemudian menjadi wilayah kelas kedua dalam kegiatan ekonomi. Hal ini mengakibatkan penanam modal dan pelaku bisnis keluar dari wilayah tersebut karena wilayah itu dianggap sudah tidak layak lagi untuk dijadikan tempat berusaha. Akibatnya laju pertumbuhan ekonomi wilayah itu menjadi semakin lambat.


(64)

c. Sektor Pariwisata

Pariwisata memberikan dukungan ekonomi yang kuat terhadap suatu wilayah. Industri ini dapat menghasilkan pendapatan besar bagi ekonomi lokal. Kawasan sepanjang pantai yang bersih dapat menjadi daya tarik wilayah, dan kemudian berlanjut dengan menarik turis dan penduduk ke wilayah tersebut. Sebagai salah satu lokasi rekreasi, kawasan pantai dapat merupakan tempat yang lebih komersial dibandingkan kawasan lain, tergantung karakteristiknya. Sebagai sumber alam yang terbatas, hal penting yang harus diperhatikan adalah wilayah pantai haruslah menjadi aset ekonomi untuk suatu wilayah.

Wisata ekologi memfokuskan pada pemanfaatan lingkungan. Kawasan wisata ekologi merupakan wilayah luas dengan habitat yang masih asli yang dapat memberikan landasan bagi terbentuknya wisata ekologi. Hal ini merupakan peluang unik untuk menarik pasar wisata ekologi. Membangun tempat ini dengan berbagai aktivitas seperti berkuda, surfing, berkemah, memancing dll. akan dapat membantu perluasan pariwisata serta mengurangi kesenjangan akibat pengganguran.

Wisata budaya merupakan segmen yang berkembang cepat dari industri pariwisata. Karakter dan pesona dari desa/kota kecil adalah faktor utama dalam menarik turis. Namun kegiatan pariwisata bersifat musiman, sehingga banyak pekerjaan bersifat musiman juga, yang dapat menyebabkan tingginya tingkat pengangguran pada waktu-waktu tertentu. Hal ini menyebabkan ekonomi lokal dapat rentan terhadap perputaran siklus ekonomi.

Ekonomi wilayah sebaiknya tidak berbasis satu sektor tertentu. Keaneka-ragaman ekonomi diperlukan untuk mempertahankan lapangan pekerjaan dan


(65)

bertahan terhadap perkembangan ekonomi. d. Kualitas Lingkungan

Persepsi atas suatu wilayah, apakah memiliki kualitas hidup yang baik, merupakan hal penting bagi dunia usaha untuk melakukan investasi. Investasi pemerintah daerah yang meningkatkan kualitas hidup masyarakat sangat penting untuk mempertahankan daya saing.

e. Keterkaitan Wilayah dan Aglomerasi

Kemampuan wilayah untuk mengefisienkan pergerakan orang, barang dan jasa adalah komponen pembangunan ekonomi yang penting. Suatu wilayah perlu memiliki akses transportasi menuju pasar secara lancar. Jalur jalan yang menghubungkan suatu wilayah dengan kota-kota lebih besar merupakan prasarana utama bagi pengembangan ekonomi wilayah.

2.1.2 Pendapatan Asli Daerah

Menurut Samsubar Saleh dalam Nasrul (2010) pendapatan daerah merupakan suatu komponen yang sangat menentukan berhasil tidaknya kemandirian pemerintah Kabupaten/Kota dalam rangka otonomi daerah saat ini. Salah satu komponen yang sangat diperhatikan dalam menentukan tingkat kemandirian daerah dalam rangka otonomi daerah adalah sektor Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Adapun yang termasuk dalam Pendapatan Asli Daerah menurut Murbanto (2015) adalah sebagai berikut :

a. Hasil Pajak Daerah b. Hasil Retribusi Daerah


(66)

c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah, meliputi :

- Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan - Jasa giro

- Pendapatan bunga

- Keuntungan selisih nilai tukar rupiah dengan mata uang asing

- Komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan pengadaan barang atau jasa oleh daerah tersebut.

2.1.3 Pariwisata

Menurut Kodhyat dalam Spillane (1985) definisi yang luas pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam, dan ilmu.

Seseorang dapat melakukan perjalanan dengan berbagai cara karena alasan yang berbeda-beda pula. Suatu perjalanan dianggap sebagai perjalanan wisata bila memenuhi ketiga persyaratan yang diperlukan, yaitu :

- Harus bersifat sementara

- Harus bersifat sukarela dalam arti tidak terjadi karena dipaksa - Tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah ataupun bayaran Berkembangnya pariwisata akan berakibat ganda terhadap lain-lain sektor pula, seperti bidang pertanian, peternakan, kerajinan rakyat, mebel, tekstil, dan lain-lain kegiatan yang produknya diperlukan untuk menunjang perkembangan pariwisata ( khususnya hotel dan restoran).


(67)

a. Produk wisata mempunyai ciri bahwa ia tidak dapat dipindahkan. Orang tidak bisa membawa produk wisata pada konsumen, tetapi konsumen itu sendiri harus mengunjungi, mengalami, dan datang untuk menikmati produk wisata itu.

b. Dalam pariwisata produksi dan konsumsi terjadi pada saat yang sama. Tanpa konsumen yang sedang menggunakan jasa-jasa itu tidak akan terjadi produksi.

c. Sebagai suatu jasa, maka peristiwa memiliki berbagai ragam bentuk. Oleh karena itu dalam bidang pariwisata tidak ada standar ukuran yang objektif, sebagaimana produk lain yang nyata.

d. Konsumen tidak dapat mencicipi produk itu sebelumnya bahkan tidak dapat menguji atau mengetahui produk itu sebelumnya. Yang dapat dilihat hanyalah brosur ataupun gambar.

e. Dari segi usaha, produk wisata merupakan usaha yang mengandung resiko besar. Industri pariwisata memerlukan penanaman modal yang besar, sedangkan permintaan sangat peka terhadap perubahan situasi ekonomi, politik dan sikap masyarakat atau kesenangan wisatawan dan lain sebagainya. Perubahan-perubahan tersebut dapat menggoyahkan sendi-sendi penanaman modal uaha kepariwisataan karena bisa mengakibatkan kemunduran usaha.


(68)

2.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Pariwisata

Mata rantai industri pariwisata yang berupa hotel atau penginapan, restoran atau jasa boga, usaha wisata (objek wisata, souvenir, dan hiburan), dan usaha perjalanan wisata (travel agent atau pemandu wisata) dapat menjadi sumberpenerimaan daerah yang berupa pajak daerah, retribusi daerah, laba BUMD, pajak dan bukan pajak (Badrudin, 2001).

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penerimaan daerah dari sektor pariwisata adalah sebagai berikut :

a. Jumlah objek wisata

Menurut Mursid dalam Ardiani(2013) , objek wisata merupakan potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah tujuan wisata. Dalam kedudukannya yang sangat menentukan itu maka objek wisata harus dirancang dan dibangun atau dikelola secara profesional sehingga dapat menarik wisatawan untuk datang. Membangun suatu objek wisata harus dirancang sedemikian rupa berdasarkan kriteria yang cocok dengan daerah wisata tersebut. Objek wisata umumnya berdasarkan pada :

- Adanya aksesbilitas yang tinggi untuk dapat mengunjunginya. - Adanya ciri khusus/spesifikasi yang bersifat langka

- Objek wisata alam memiliki daya tarik tinggi karena keindahan alam pegunungan, sungai, pantai, pasir, huta, dan sebagainya.

- Objek wisata budaya mempunyai daya tarik tinggi karena memiliki nilai khusus dalam bentuk atraksi kesenian, upacara-upacara adat, nilai luhur yang terkandung dalam suatu objek buah karya manusia pada masa lampau.


(69)

Tingkat hunian hotel merupakan suatu keadaan sampai sejauh mana jumlah kamar terjual, jika diperbandingkan dengan seluruh jumlah kamar yang mampu untuk dijual (Vicky Hanggara, 2009). Sedangkan menurut Darmadjati (2006) mengatakan bahwa tingkat hunian hotel adalah persentase dari kamar-kamar yang terisi atau disewakan kepada tamu yang dibandingkan dengan jumlah seluruh kamar yang disewakan yang diperhitungkan dalam jangka waktu, misalnya harian,bulanan atau tahunan. Dengan tersedianya kamar hotelyang memadai, para wisatawan tidak segan untuk berkunjung ke suatu daerah, terlebih jika hotel tersebut nyaman untuk disinggahi.

Oleh karena itu, industri pariwisata terutama kegiatan yang berkaitan dengan penginapan yaitu hotel, akan memperoleh pendapatan yang semakin banyak apabila wisatawan tersebut semakin lama menginap (Rudi, 2001). Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat hunian hotel merupakan persentase dari jumlah kamar hotel yang terjual dibagai total kamar yang tersedia.

c. Jumlah wisatawan

Dalam jurnal Udayanti dan Bagia (2015) yang berjudul Pengaruh Jumlah

Wisatawan dan Tingkat Hunian Hotel terhadap Pendapatan Sektor Pariwisata di Kabupaten Buleleng Periode 2010-2013 dikatakan menurut Soekadijo (2001)

jumlah wisatawan adalah sejumlah orang yang mengadakan perjalanan dan pergi kesuatu tempat yang akan di datanginya tanpa menetap di tempat tersebut, atau hanya untuk sementara waktu tinggal ditempat yang didatanginya.


(70)

Sedangkan mereka yang dianggap sebagai wisatawan adalah orang yang melakukan kesenangan, karena alasan kesehatan dan sebagainya: orang yang melakukan perjalanan untuk pertemuan-pertemuan atau dalam kapasitasnya sebagai perwakilan (Foster, 1999). Menurut Organisasi Wisata Dunia (WTO), menyebut jumlah wisatawan hasil dari total keseluruhan orang yang bukan penduduk asli yang datang untuk melakukan perjalanan pendek. Adapun menurut Krapf and Hunziker (1996), seorang pakar pariwisata meyakini bahwa jumlah wisatawan adalah munculnya serangkaian hubungan dari sebuah perjalanan temporal yang dijalin oleh sejumlah orang yang bukan penduduk asli dengan alasan untuk mencari kesenangan.

2.2 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan judul penelitian dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu N

o. Nama, Tahun,Judul Variabel

Metode

Analisis Hasil 1. LiaArdiani,2013,Peng

aruh Tingkat Hunian, Junlah Wisatawan dan Objek Wisataterhadap Pendapatan Sektor Pariwisata di Kab.Kudus 1981-2011 X1:Tingkat hunian hotel. X2:Jumlah wisatawan X3:Objek wisata Y:Pendapata n Pariwisata analisis deskriptif dan analisis regresi liniear berganda dengan metode Ordinary Least Squares (OLS). 1.Tingat hunian hotel berpengaruh positif terhadap pendapatan pariwisata. 2.Jumlah wisatawan berpengaruh positi terhadap pendapatan pariwisata. 3.Jumlah objek wisata berpengaruh


(71)

pariwisata. 2 Nasrul

Qadarrochman,2010, Analisis Penerimaan Daerah dari Sektor Pariwisata dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya X1:objek wisata X2:jumlah wisatawan X3:tingkat hunian hotel X4:pendapata n perkapita Y:penerimaa n sektor pariwisata analisis regresi linear berganda, yaitu untuk mengetahui hubungan dan pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen. 1.objek wisata berpengaruh positif terhadap penerimaan sektor pariwisata 2.Jumlah wisatawan berpengaruh positif terhadap penerimaan pariwisata. 3.tingkat hunian hotel berpengaruh positif terhadap penerimaan pariwisata 4.Pendapatan perkapita berpengaruh positif terhadap penerimaan pariwisata.


(72)

3 Alowysius L.L Kobun,2010,Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Pendapatan Pariwisata Objek Wisata Pantai Kupang X1:jumlah wisatawan X2:arus kendaraan X3:tingkat hunian kamar X4: jumlah restoran Y:pendapatan pariwisata

menggunaka n uji Park yakni dengan melogkan nilai e² (residu/ disturbance term dikuadratkan) . 1.jumlah wisatawan berpengaruh positif signifikan terhadap

pendapatan pariwisata

2.arus kendaraan tidak berpengaruh signifikan

terhadap pendapatan pariwisata

3.tingkat hunian kamar tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan pariwisata

4.jumlah restoran tidak berpengaruh signifikan

terhadap pendapatan pariwisata

2.3 Kerangka Konseptual

Dalam penelitian ini akan dicari pengaruh tingkat hunian hotel dan jumlah wisatawan terhadap penerimaan sektor pariwisata di Kabupaten Simalungun, yang jika digambarkan dalam suatu gambar kerangka adalah sebagai berikut :


(73)

2.4 Hipotesis

1. Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara objek wisata dengan

penerimaan pada sektor pariwisata di Kabupaten Simalungun

2. Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara tingkat hunian hotel

dengan penerimaan pada sektor pariwisata di Kabupaten Simalungun

3. Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara jumlah wisatawan

dengan peneriman pada sektor pariwisata di Kabupaten Simalungun.

OBJEK WISATA (X1)

PENERIMAAN PADA SEKTOR PARIWISATA

(Y) TINGKAT HUNIAN HOTEL

(X3)

JUMLAH WISATAWAN (X2)


(74)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Berdasarkan data yang dikutip dari WTO, pada tahun 2000 wisatawan mancanegara internasional mencapai jumlah 698 juta orang yang mampu menciptakan pendapatan sebesar USD 476 milyar. Pada dekade 90-an pertumbuhan jumlah wisatawan sebesar 4,2% sementara penerimaan dari wisatawan mancanegara sebesar 7,3 %, bahkan di 28 negara pandapatan tumbuh mencapai 15% per tahun.( academia.edu, 2012 )

Dari data-data ini maka sudah selayaknya bahwa pariwisata dapat dikategorikan kedalam kelompok industri terbesar dunia. Pariwisata telah menjadi penyumbang terbesar dalam perdagangan internasional dari sektor jasa. Di Asia Tenggara sendiri, pariwisata merupakan sumber utama devisa yang dapat menyumbangkan 10-12% dari GDP serta 7-8% dari total employement. Dari sini terlihat bahwa prospek pariwisata kedepanpun sangat menjanjikan dalam memberikan peluangbesar. Terutama apabila melihat angka-angka perkiraan jumlah wisatawan internasional dari WTO sebesar 1,046 milyar orang pada tahun 2010 dan 1,602 milyar orang padatahun 2020, dimana diantaranya masing-masing 231 juta dan 438 juta orang berada di kawasan Asia timur dan Pasifik. Dan akan mampu menciptakan pendapatan dunia sebesar USD 2 triliun pada tahun 2020.( academia.edu, 2012 )

Pariwisata merupakan sektor ekonomi penting di Indonesia. Pada tahun 2009 pariwisata menempati urutan ketiga dalam hal penerimaan devisa setelah


(75)

wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia sebesar 9,4 juta lebih atau tumbuh sebesar 7.05% dibandingkan tahun sebelumnya.Kekayaan alam dan budaya merupakan komponen penting dalam pariwisata di Indonesia. Alam Indonesia memiliki kombinasi iklim tropis, 17.508 pulau yang 6.000 di antaranya tidak dihuni,serta garis pantai terpanjang ketiga di dunia setelah Kanada dan Uni Eropa.Indonesia juga merupakan negara kepulauan terbesar dan berpenduduk terbanyak di dunia. ( wikipedia.id , 2013 )

Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan yang telah dilaksanakan oleh pemerintah sesuai dengan pembangunan nasional. Pembangunan kepariwisataan berperan penting dalam meningkatkan penyerapan tenaga kerja,mendorong pemerataan kesempatan berusaha, mendorong pemerataan pembangunan nasional dan memberikan retribusi dalam penerimaan devisa negara. ( bps, 2012 )

Pertumbuhan ekonomi pariwisata Indonesia saat ini selalu di atas pertumbuhan ekonomi Indonesia keseluruhan dan bahkan dapat melebihi perkembangan pariwisata dunia dekade ini. Tingginya capaian target sektor pariwisata sepanjang tahun 2013 semakin menguatkan bahwa prospek pariwisata yang semakin besar pada 2014. Tahun 2013 sektor pariwisata meraih kunjungan 8.802.129 wisman atau tumbuh 9,42 persen dengan perolehan devisa sebesar 10,05 miliar dollar AS. (kompas.com, 2014 )

Selama ini pariwisata telah berhasil tampil sebagai salah satu sektor yang mampu memberikan sumbangan cukup besar dalam perekonomian nasional


(1)

memberikan masukan dan dukungannya selama ini, dan juga terima kasih atas motivasi yang diberikan oleh seluruh keluarga besarku tercinta.

10. Untuk rekan - rekan EP 2012, terkhusus buat sahabat - sahabat (Winda Ariyati Gea,Deri Marsal,Ricky Isa Purba,Ruth Sirait,Desi Lusiana Tambun), terima kasih telah menjadi teman terbaikku yang selalu ada dalam suka dan duka.

11. Untuk yang terkasih Herfandy Vrans Purba yang telah memberikan masukan

dan dukungannya selama ini,dalam bentuk do’a , semangat , dan masukan

sehingga penulis berhasil menyelesaikan penulisan skripsi ini.

12. Untuk sahabat-sahabat terbaik saya Karmila Surbakti, Desi Indrianti, dan Ria Agnes Silalahi atas setiap dukungan dan semangat yang membangun sehingga penulis tak pernah putus asa dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi bahan penulisan maupun kemampuan ilmiah dan teknis penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan tulisan ini dimasa yang akan datang.

Medan, 2016 Penulis,


(2)

DAFTAR ISI

ABSTRAK...i

ABSTRACT ...ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI ... ...v

DAFTAR TABEL ... ...vii

DAFTAR GRAFIK...viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 9

1.3 Tujuan Penelitian ... 10

1.4 Manfaat Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis ... 11

2.1.1 Teori Pembangunan Daerah ... 11

2.1.2 Pendapatan Asli Daerah ... 14

2.1. Pariwisata ... 15

2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Pariwisata ... 17

2.2 Penelitian Terdahulu ... 19

2.3 Kerangka Konseptual ... 21

2.4 Hipotesis ... 21

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 22

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 22

3.3 Batasan Operasional ... 23

3.4 Defenisi Operasional ... 23

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 24

3.6 Populasi dan Sampel ... 24

3.6.1 Populasi ... 24

3.6.2 Sampel ... 25


(3)

3.10.3.1 Uji Multikolonieritas ... 28

3.10.3.2 Uji Heteroskedastisitas ... 29

3.10.4 Pengujian Hipotesis ... 29

3.10.4.1 Uji Simultan( Uji F) ... 29

3.10.4.1 Uji Parsial( Uji t) ... 31

3.10.5 Koefisien Determinan ( R2) ... 31

3.11 Pengolahan Data... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Daerah Penelitian ... 33

4.1.1 Letak Geografis ... 33

4.1.2 Pariwisata Simalungun ... 33

4.1.3 Perkembangan Pariwisata Simalungun ... 34

4.2 Hasil Penelitian ... 39

4.2.1 Data Karakteristik Responden... 39

4.2.2 Karakteristik Berdasarkan Umur... 39

4.2.3 Karakteristik Berdasarkan Pendidikan ... 40

4.2.4 Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan ... 41

4.2.5 Karakteristik Berdasarkan Pendapatan ... 41

4.3 Hasil Pengolahan Data ... 42

4.3.1 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 42

4.3.2 Hasil Uji Regresi Linear Berganda ... 44

4.3.3 Uji Asumsi Klasik ... 45

4.3.3.1 Multikolonieritas ... 45

4.3.3.2 Heterokedastisitas ... 46

4.3.4 Pengujian Hipotesis ... 47

4.3.4.1 Uji F ( Simultan) ... 47

4.3.4.2 Uji t ( Parsial) ... 47

4.3.5 Hasil Koefisien Determinan ( R2) ... 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 51

5.2 Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 53


(4)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul

1.1 Jumlah Wisatawan Simalugun Tahun 2012-2014... 6

1.2 Kontribusi Pariwisata terhadap PDRB Simalungun ... 8

2.1 Penelitian Terdahulu ... 19

4.1 Jenis dan Jumlah Objek Wisata di Simalungun ... 34

4.2 Wisatawan Simalungun pada Tahun 2009-2014... 38

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 39

4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 40

4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 41

4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan ... 41

4.7 Uji Validitas ... 42

4.8 Uji Reliabilitas ... 43

4.9 Hasil Linear Berganda... 44

4.10 Uji Multikolineritas ... 45

4.11 Uji Heterokedastisitas ... 46

4.12 Uji Simultan ... 47


(5)

DAFTAR GRAFIK No. Grafik Judul

1.1 Persentase Perkembangan Tingkat

Okupasi Hotel di Simalungun Tahun 2014 ... 6 1.2 Jumlah Tamu Hotel yang Menginap Tahun 2014 ... 7


(6)

DAFTAR LAMPIRAN No.Lampiran Judul

1 Kuisioner penelitian ... 55

2 Output Uji Validitas dan Reliabilitas ... 57

3 Output Analisis Linier Berganda ... 59