Analisis Perbandingan Penatalaksanaan Pengobatan Tb Paru Di Puskesmas Kuala Dan Dokter Praktik Swasta Di Kabupaten Langkat Tahun 2015

19

ABSTRAK

Directly Observed Treatment Shortcourse (DOTS) atau pengawasan langsung
menelan obat yang dilaksanakan di puskesmas juga melibatkan rumah sakit
merupakan salah satu strategi utama dalam pengendalian TB Paru. Pilar utama dari
strategi DOTS adalah dengan penemuan kasus sedini mungkin melalui proses
penjaringan suspek, diagnosis, pengobatan, pengawasan dan sampai pada tahap
kesembuhan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui proses pengobatan TB Paru
melalui program puskesmas dan dokter Praktik swasta dan mengetahui perbedaan
pengobatan TB Paru melalui program puskesmas dan dokter Praktik swasta.
Jenis penelitian adalah survei deskriptif menggunakan pendekatan kualitatif.
Pengumpulan data melalui wawancara mendalam dan studi dokumentasi. Teknis
analisis data sesuai teori Huberman dan Miles yaitu, reduksi data penyajian data dan
menarik kesimpulan (verifikasi data).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pengobatan pasien TB paru di
Puskesmas Kuala dan Dokter Praktik Swasta di Kabupaten Langkat melalui tahapan
penemuan kasus, diagnosis, pengobatan, pengawasan dan kesembuhan. Perbedaan
proses pengobatan pasien TB Paru di Puskesmas Kuala dan Dokter Praktik Swasta di
Kabupaten Langkat yaitu pada penemuan kasus di Puskesmas Kuala, selain pasien

datang sendiri juga dilakukan penyuluhan TB Paru ke masyarakat, di DPS pasien
datang sendiri. Pada Puskesmas Kuala pasien TB Paru tidak dikenakan biaya dan
disediakan PMO tetapi di DPS dikenakan biaya pengobatan dan tidak disediakan
PMO.
Kesimpulan hasil penelitian bahwa proses pengobatan TB Paru di Puskesmas
dan Dokter Praktik Swasta sama, perbedaannya hanya pada penyuluhan TB Paru,
penyediaan PMO dan biaya pengobatan. Disarankan kepada Puskesmas Kuala dan
Dokter Praktik Swasta untuk menjalin kerjasama dalam penanggulangan TB Paru.

Kata Kunci : Analisis Perbandingan, Penatalaksanaan,TB Paru

20

ABSTRACT

Directly Observed Treatment Shortcourse (DOTS) or direct observation on
taking medicines is carried out by puskesmas and hospitals as one of the main
strategies in handling lung tuberculosis. The main pillar of DOTS strategies is by
finding the case as early as possible through the process of tracing the case,
diagnosis, medication, supervision, and recovery. The objective of the research was

to find out the process of lung tuberculosis medication through puskesmas program
and private medical practitioners and to find out the difference in lung tuberculosis
medication and private medical practitioners.
The research was a descriptive qualitative survey. The data were gathered by
conducting in-depth interviews and documentary study and analyzed by using
Huberman and Miles (2007) theories, by presenting data reduction and drawing
conclusion (data verification).
The result of the research showed that the process of lung tuberculosis
medication at Kuala Puskesmas and private medical practitioners in Langkat District
was through the stages of finding the case, diagnosis, medication, supervision, and
recovery. The differences were that in finding the case at Kuala Puskesmas, patients
visited Puskesmas and the management of Puskesmas tried to find lung tuberculosis
suspects; besides that, it was free of charge and PMO was provided. Meanwhile, at
the private medical practitioners, patients only visited them, had to pay for the
medication, and without PMO.
The conclusion of the research was that the process of lung tuberculosis
medication at Puskesmas and at private medical practitioners was similar. The
difference was about the trace of lung tuberculosis suspects, PMO, and medication
fee. It is recommended that Kuala Puskesmas and private medical practitioners work
together in handling lung tuberculosis.


Keywords: Comparative Analysis, Management, Lung Tuberculosis