Pengaruh Karakteristik Keluarga Terhadap Komplikasi Kehamilan Dalam Kesehatan Reproduksi Pada Ibu Hamil Di Desa Laut Dendang Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2012

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah kesehatan reproduksi sesungguhnya bukan hanya masalah individu
yang bersangkutan tetapi menjadi perhatian bersama, karena dampaknya luas
menyangkut berbagai aspek kehidupan dan menjadi parameter kemampuan suatu
negara dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat.
Kesehatan reproduksi menjadi masalah cukup serius sepanjang hidup terutama bagi
perempuan (Baso dan Raharjo, 1999). Angka kematian ibu dan perinatal merupakan
ukuran penting dalam memiliki keberhasilan pelayanan kesehatan sesuai dengan
masalah kesehatan ibu dan anak di Indonesia (Manuaba, 1998).
World Health Organization (WHO) melaporkan pada tahun 2005 terdapat

536.000 wanita hamil meninggal akibat komplikasi kehamilan dan persalinan di
seluruh dunia. Angka Kematian Ibu (AKI) di Sub-sahara Afrika 270/100.000
kelahiran hidup, di Asia Selatan 188/100.00 kelahiran hidup dan di Asia Tenggara
35/100.000 (WHO, 2007). Indonesia masih tinggi dibandingkan negara tetangga
ASEAN yaitu pada tahun 2004 AKI di Vietnam 120 per 100.000, Brunei 60 per
100.000, Malaysia 59 per 100.000, Thailand 50 per 100.000 dan Singapura hanya 10
per 100.000 kelahiran hidup (Depkes, 2007).
Salah satu ukuran yang dipakai untuk menilai baik buruknya keadaan

pelayanan kesehatan dalam suatu negara atau daerah adalah angka kematian ibu. Hal
tersebut dapat tergambar dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
1

Universitas Sumatera Utara

tahun 2002/2003 AKI 307 per 100.000, tahun 2005 AKI 262 per 100.000 dan tahun
2006 AKI 253 per 100.000 kelahiran hidup dan tahun 2007 AKI 228 per 100.000
kelahiran hidup. Peningkatan pemeliharaan kesehatan bagi ibu hamil akan dapat
memengaruhi penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia. Untuk tahun 2015
Millenium Development Goals (MDGs) menetapkan AKI menjadi 102 per 100.000

kelahiran hidup. Sementara itu penurunan AKI merupakan tujuan utama dari program
pelayanan kesehatan ibu dan anak (Kemkes, 2010).
Kematian maternal merupakan suatu fenomena puncak gunung es karena
kasusnya cukup banyak namun yang nampak dipermukaan hanya sebagian kecil.
Diperkirakan 50.000.000 wanita setiap tahunnya mengalami masalah kesehatan
berhubungan dengan kehamilan dan persalinan. Komplikasi yang ada kaitannya
dengan kehamilan berjumlah sekitar 18 persen dari jumlah global penyakit yang
diderita wanita pada usia reproduksi. Diperkirakan 40 persen wanita hamil akan

mengalami komplikasi yang bisa mengancam jiwanya dan memerlukan perawatan
obstetri darurat (Hasnah, 2003).
Komplikasi kehamilan dan persalinan yang terjadi diberbagai negara
berkembang menjadi penyebab utama kematian wanita usia reproduksi. Ini berarti
lebih dari satu wanita meninggal setiap menit dari penyebab komplikasi atau ini
berarti 585.000 wanita meninggal setiap tahun. Kurang dari satu persen kematian ini
terjadi di negara maju, ini berarti wanita dapat menghindari kematian tersebut jika
sumber daya dan jasa tersedia. Bertambahnya tenaga kesehatan yang melayani wanita
hamil dan melahirkan ternyata belum menurunkan angka kematian ibu secara

Universitas Sumatera Utara

bermakna. Kenyataan ini menunjukkan bahwa penyelesaian masalah secara medis
teknis bukan merupakan jaminan penyelesaian masalah tingginya mortalitas ibu. Ada
faktor lain yang akan menyumbang keberhasilan intervensi medis yaitu dengan
ditopang oleh cepatnya pengambilan keputusan ibu atau keluarga untuk mencari
pertolongan. Tindakan ini sangat banyak dipengaruhi oleh sikap waspada ibu dan
keadaan sosial ekonomi keluarga. Ibu yang telah diberi informasi bahwa
kehamilannya mungkin berisiko tinggi biasanya lebih waspada bila menghadapi
permasalahan selama kehamilan. Sejauh ini informasi yang diberikan terbatas pada

ibu dan bersifat umum sehingga kurang terkait dengan anggota keluarga lain. Pada
keadaan kritis atau bahaya bukan hanya ibu yang berperan memutuskan untuk
mencari pertolongan tetapi seluruh keluarga. Perawatan selama kehamilan dan
persalinan yang telah diperbaiki dapat mengurangi kematian maternal 50 – 80 persen.
Perbaikan aspek sosial, budaya, ekonomi dan pendidikan dapat membantu mengatasi
64 persen penyebab kematian ibu (Hasnah, 2003).
Kesadaran masyarakat akan tanda – tanda bahaya pada kehamilan merupakan
upaya meminimalkan kegawatdaruratan obstetri, namun banyak kepercayaan
tradisional yang dianut masyarakat tertentu akan memengaruhi pengambilan
keputusan oleh suami sebagai kepala rumah tangga atau orang yang memegang
peranan penting didalam keluarga. Akibatnya jika terjadi kasus kegawatdaruratan
pada ibu hamil harus melibatkan beberapa pihak untuk berembuk,sehingga terjadinya
keterlambatan yang mengakibatkan kematian pada ibu (PPMZ, 2003).

Universitas Sumatera Utara

Tingginya AKI menunjukkan derajat kesehatan di Indonesia masih rendah.
Tingginya AKI dipengaruhi oleh penyebab langsung dan penyebab tidak langsung.
Penyebab langsung berkaitan dengan dengan tradisional melahirkan seperti
perdarahan, hipertensisaat kehamilan (eklamsia), infeksi yang berkurang, partus lama

dan komplikasi keguguran. Penyebab langsung ini diperburuk oleh status kesehatan
gizi ibu yang kurang baik saat kehamilan (Prawiharjo, 2009). Sementara penyebab
tidak langsung kematian ibu ini antara lain anemia, Kurang Energi Kronis (KEK),
usia terlalu muda, usia terlalu tua, terlalu sering dan terlalu banyak melahirkan
(Saifuddin, 2002). Kondisi kesehatan ibu hamil dipengaruhi oleh umur, paritas,
penyakit/infeksi, dan riwayat kesehatan kehamilan seperti pernah keguguran dan
perdarahan (Depkes, 2001b). Lebih lanjut Samsudin (1998), diacu dalam
Hardiansyah (2000) menyatakan bahwa tingkat pendidikan, tingkat pendapatan,
paritas, jarak kehamilan, umur ibu dan riwayat kehamilan mempunyai kaitan erat
dengan kejadian KEK.
Secara global 80% kematian ibu tergolong penyebab kematian ibu langsung
yaitu perdarahan (25%) biasanya perdarahan pasca persalinan, sepsis (15%),
hipertensi dalam kehamilan (12%), partus macet (8%), komplikasi aborsi tidak aman
(13%) dan sebab lain (7%) (WHO, 2008). Hasil Riset Kesehatan Daerah di Indonesia
tahun 2010 persentase ibu hamil yang mengkonsumsi protein dibawah kebutuhan
minimal sebesar 49,5%, ibu hamil yang mengkonsumsi energi dibanding kebutuhan
minimal sebesar 44,4% (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2010).

Universitas Sumatera Utara


Menurut Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara penyebab utama kematian
ibu di Sumatera Utara belum ada survei khusus, tetapi secara nasional disebabkan
karena komplikasi persalinan (45%), retensio plasenta (20%), robekan jalan lahir
(19%), partus lama (11%), perdarahan dan eklamsia masing-masing (10%),
komplikasi selama nifas (5%), dan demam nifas (4%) (Veronika, 2010).
Kesehatan reproduksi mencakup tiga komponen salah satunya adalah aspek
keamanan. Komponen keamanan berarti semua proses reproduksi termasuk hubungan
seks, kehamilan, persalinan, kontrasepsi, dan abortus (Rusdianto, 2009). Aspek
keamanan pada kehamilan bisa dilihat dari terjadinya komplikasi kehamilan atau
tidak. Keamanan kehamilan sangat mempengaruhi keamanan persalinan, dapat dilihat
bahwa perdarahan menempati persentase tertinggi penyebab kematian ibu yang
disebabkan oleh anemia dan Kurang Energi Kronis (KEK) pada masa kehamilan (PP
dan KPA, 2010).
Komplikasi kehamilan antara lain abortus, hiperemis, kehamilan ektopik ,
hipertensi kehamilan, perdarahan pada masa kehamilan, pertumbuhan janin
terhambat, dan anemia. Prevalensi anemia di Indonesia berdasarkan data Survei
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Tahun 2001 sebesar 40,1% (Saifudin, 2008). Data
Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2003 di dapatkan angka
prevalensi anemia gizi besi pada ibu hamil sebesar 63,5%. Oleh karena itu untuk
mengurangi resiko komplikasi kehamilan yang bisa menyebabkan kematian ibu,

maka perlu dilakukan peningkatan keamanan kehamilan salah satunya dengan cara
pemeriksaan kehamilan antenatal care.

Universitas Sumatera Utara

Banyak faktor yang mempengaruhi keamanan kehamilan salah satunya yaitu
karakteristik keluarga. Karakteristik tersebut diantaranya adalah umur ibu, tingkat
pendidikan, pekerjaan, jarak kelahiran, tingkat ekonomi dan tipe keluarga. Tingkat
pendidikan yang dijalani memiliki pengaruh pada peningkatan kemampuan berfikir,
dimana seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mengambil keputusan yang
lebih rasional. Dalam hal ini umumnya lebih terbuka untuk menerima perubahan atau
hal baru dibandingkan dengan individu yang berpendidikan lebih rendah (Depkes,
2001a).
Tingkat pendidikan mempunyai dampak yang cukup besar terhadap
penurunan resiko ibu hamil untuk menderita KEK. Berpendidikan lulus SLTA
menurunkan resiko untuk menjadi KEK sebesar 21, 3% dibanding dengan yang tidak
sekolah dan tidak lulus sekolah dasar (Depkes, 2003a).
Menurut Sayogyo, dkk (1994) rintangan yang menyebabkan orang tidak
mampu membeli pangan dalam jumlah yang cukup adalah pendapatan yang rendah.
Pendapatan merupakan faktor yang menentukan jumlah dan mutu pangan yang

dikonsumsi. Lebih lanjut Depkes (2003a) menyatakan bahwa setiap keluarga
mempunyai masalah gizi yang berbeda-beda tergantung pada tingkat sosial
ekonominya. Pada kelu\arga yang kaya dan tinggal di perkotaan cenderung memiliki
masalah gizi lebih sedangkan keluarga dengan tingkat sosial ekonomi rendah atau
miskin sering menghadapi masalah gizi kurang.

Universitas Sumatera Utara

Komplikasi obstetrik sangat berpengaruh terhadap kematian maternal.
Masalah kematian maternal merupakan masalah yang kompleks karena menyangkut
banyak hal, yakni derajat kesehatan termasuk kesehatan reproduksi dan status gizi
sebelum dan selama kehamilan. Kejadian komplikasi obstetrik terdapat pada sekitar
20% dari seluruh ibu hamil, namun kasus komplikasi obstetrik yang tertangani masih
kurang dari 10% dari semua ibu hamil. Target penanganan kasus komplikasi yang
ditetapkan untuk tahun 2005 adalah minimal 12% dari semua ibu hamil (60% dari
total kasus komplikasi obstetrik).
Menurut Sungkar (2012) bahwa dari 100% kehamilan, 20% akan mengalami
komplikasi pada kehamilannya. Dari hasil wawancara pada studi awal dengan bidan
di Poskesdes Desa Laut Dendang Kecamatan Percut Sei Tuan pada bulan April 2012
terdapat 314 ibu hamil dan 10% diantaranya ibu hamil mengalami komplikasi pada

kehamilannya. Walaupun masih dibawah 20%, hal ini harus sedini mungkin ditangani
agar tidak menambah angka kematian ibu. Berdasarkan beberapa masalah di atas,
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Karakteristik
Keluarga Terhadap Komplikasi Kehamilan dalam Kesehatan Reproduksi pada Ibu
Hamil”.
1.2 Permasalahan
Permasalahan dalam penelitian ini adalah masih terdapat ibu hamil yang
berisiko mengalami komplikasi terhadap kehamilannya di Desa Laut Dendang
Kecamatan Percut Sei Tuan.

Universitas Sumatera Utara

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh karakteristik
keluarga (umur, tingkat pendidikan, beban kerja, jarak kehamilan, pendapatan
keluarga, budaya dan besar keluarga) terhadap Komplikasi Kehamilan dalam
kesehatan reproduksi pada ibu hamil di Desa Laut Dendang Kecamatan Percut Sei
Tuan Tahun 2012.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1

Memberikan masukan bagi Dinas Kesehatan dalam merumuskan strategi
program kesehatan reproduksi, khususnya upaya peningkatan keamanan
dalam kesehatan reproduksi pada ibu hamil.

1.4.2

Bagi masyarakat Kecamatan Percut Sei Tuan sebagai bahan masukan tentang
pentingnya keamanan dalam kesehatan reproduksi pada ibu hamil.

1.4.3

Bagi kalangan akademik, penelitian ini tentunya berkontribusi untuk
memperkaya khasanah keilmuan dan bahan bacaan tentang Aspek Keamanan
dalam kesehatan reproduksi pada ibu hamil.

1.5 Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian adalah ada pengaruh karakteristik keluarga (umur, tingkat
pendidikan, beban kerja, jarak kehamilan, pendapatan keluarga, budaya dan besar

keluarga) terhadap Komplikasi Kehamilan dalam kesehatan reproduksi pada ibu
hamil di Desa Laut Dendang Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2012.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Antenatal Care dengan Jumlah Kunjungan Antenatal Care di Desa Laut Dendang Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Medan Tahun 2011

3 39 63

Pengaruh Karakteristik Ibu Balita terhadap Partisipasi dalam Penimbangan Balita (D/S) di Posyandu Desa Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2010.

7 87 100

PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NO. 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA SEBAGAI ACUAN KINERJA KEPALA DESA DI DESA LAUT DENDANG KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELISERDANG.

0 2 22

EVALUASI PELAKSANAAN PEMBERDAYAAN KELUARGA PADA IBU-IBU RUMAH TANGGA ANGGOTA UPPKS DESA PERCUT KECAMATAN PERCUT SEI TUAN DELI SERDANG.

0 1 13

Pengaruh Karakteristik Keluarga Terhadap Komplikasi Kehamilan Dalam Kesehatan Reproduksi Pada Ibu Hamil Di Desa Laut Dendang Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2012

0 0 20

Pengaruh Karakteristik Keluarga Terhadap Komplikasi Kehamilan Dalam Kesehatan Reproduksi Pada Ibu Hamil Di Desa Laut Dendang Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2012

0 0 2

Pengaruh Karakteristik Keluarga Terhadap Komplikasi Kehamilan Dalam Kesehatan Reproduksi Pada Ibu Hamil Di Desa Laut Dendang Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2012

0 0 41

Pengaruh Karakteristik Keluarga Terhadap Komplikasi Kehamilan Dalam Kesehatan Reproduksi Pada Ibu Hamil Di Desa Laut Dendang Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2012

0 0 8

Pengaruh Karakteristik Keluarga Terhadap Komplikasi Kehamilan Dalam Kesehatan Reproduksi Pada Ibu Hamil Di Desa Laut Dendang Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2012

1 1 23

BILINGUALISME KEDWIBAHASAAN pada masyarakat 1

0 0 5