TAP.COM - BIOKIMIA DARAH IKAN SAPU SAPU - JURNAL FMIPA UNILA - UNIVERSITAS ... 598 1336 1 SM

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

Biokimia Darah Ikan Sapu Sapu (Liposarcus pardalis, Linn.) Di
Perairan Sekitar Buangan Limbah Pabrik Karet
Sungai Batang Arau
Muhammad Syukri Fadil, Syaifullah, Indra Junaidi Zakaria
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Andalas kampus Limau Manis Padang
msyukrifadil@gmail.com
Abstrak. Penelitian mengenai biokimia darah ikan sapu sapu (Liposarcus pardalis Linn)
yang ditemukan diperairan sekitar buangan limbah pabrik karet Sungai Batang Arau telah
dilakukan dengan metode survei dan pengukuran langsung. Hasil penelitian menunjukkan
adanya peningkatan kadar protein, K+, laktat dan kortisol dan NaDH-Methemoglobin
reduktase serta penurunan kadar Na+, Cl- , dan glukosa plasma darah ikan Liposarcus
pardalis Linn. yang ditemukan pada daerah sekitar buangan limbah karet seiring dengan
penurunan kualitas perairan pada daerah tersebut.
Kata Kunci: Liposarcus pardalis Linn., plasma, Biokimia, Methemoglobin, ammonia, nitrit.

PENDAHULUAN
Daerah aliran sungai merupakan salah
satu lingkungan yang paling sering terkena
dampak pencemaran. Hal

ini karena
hampir semua limbah dibuang ke
lingkungan perairan tersebut. Pada daerah
aliran sungai terdapat berbagai pengguna
lahan seperti hutan, perkebunan, pertanian
lahan kering dan persawahan, pemukiman,
perikanan, industri dan sebagainya (Walsh,
Bergman, Narahara, Wood, Wright,
Randall, Maina dan Laurent, 1993)1.
Apabila suatu limbah yang berupa bahan
pencemar masuk ke suatu lokasi perairan
sungai maka akan terjadi perubahan
padanya. Perubahan dapat terjadi pada
organisme yang hidup dilokasi tersebut juga
pada lingkungan perairan itu sendiri yaitu
berupa faktor fisika dan kimianya (Suin,
1994)2. Dampak dari pencemaran tersebut
dapat berupa perubahan struktur komunitas,
penurunan biomassa atau produktifitas,
perubahan tingkah laku, penurunan laju

pertumbuhan,
terganggunya
sistem
reproduksi, hilangnya jenis-jenis langka,
perubahan daya tahan atas kemampuan
hidup dan lain-lain. (Zairion, 2003)3.

Sungai Batang Arau merupakan salah
satu sungai besar di kota Padang yang
terkena dampak pencemaran dimana
kualitas airnya cenderung terus menurun.
Sumber pencemaran di sungai ini terutama
berasal limbah industri yaitu limbah pabrik
karet dan limbah perkotaan. Limbah Pabrik
Karet mengandung Ammonia, nitrit, nitrat
dan posfat sehingga dapat mempengaruhi
kualitas air sungai tersebut (Zulkifli dan
Anwar, 1994)4.
Menurut Bapedalda Kota Padang
(2003)5 Konsentrasi ammonia, nirat dan

nitrit dari effluen pabrik karet yang ada di
bantaran sungai ini telah melewati ambang
batas baku mutu lingkungan, tetapi
konsentrasi ambientnya masih dibawah air
kelas 2. Menurut Harmenius (2004)6 kadar
ammonia di sekitar pabrik karet sungai
batang Arau berkisar antara 0,491 – 4,624
mg /lt, Nitrat berkisar antara 0,025 – 0,192
mg/lt, sedangkan Posfat berkisar antara
2,533 – 8,269 mg /lt. Sementara menurut
Abizar (2005)7 kadar Ammonia di sekitar
pabrik karet sungai batang Arau berkisar
antara 0,008 – 10,350 mg /lt, Nitrat berkisar
antara 1,622 – 30,562 mg /lt, Nitrit berkisar
antara 0,007 – 0,288 mg /lt sedangkan
Posfat berkisar antara 0,030 – 7,484 mg /lt.

Semirata 2013 FMIPA Unila |131

Muhammad Syukri Fadil, dkk: Biokimia Darah Ikan Sapu Sapu (Liposarcus pardalis,

Linn.) Di Perairan Sekitar Buangan Limbah Pabrik Karet Sungai Batang Arau

PP. No. 82 tahun 20018 menetapkan
kadar Nitrogen pada perairan berkisar 0,5
mg /lt dimana kadar tersebut merupakan
batas maksimum yang lazim dianggap
sebagai batas untuk menyatakan perairan
tersebut ―unpolluted‖. Dengan demikian
tampak jelas bahwa air sungai batang Arau
sudah melebihi ambang batas maksimum.
Amomnia, Nitrat dan Nitrit merupakan
derivat senyawa nitrogen organik yang
bersifat toksik terhadap organisme yang
hidup di perairan. Tingkatan daya racun
masing-masing senyawa berbeda-beda
dimana ammonia dan nitrit sangat toksik
walau dalam konsentrasi yang sedikit
sedang nitrat baru bersifat toksik dalam
konsentrasi besar.
Toksisitas akut NH3 menyebabkan

kematian Sedang perlakuan kronis dapat
menimbulkan kerusakan ginjal, mereduksi
pertumbuhan
dan
malfungsi
otak,
penurunan nilai darah serta mereduksi
kapasitasi pembawa oksigen pada tubuh
ikan (Das, Chandra, Ayyappan, dan Jena,
2004.)9. Sifat toksik dari senyawa nitrit
adalah mampu mengoksidasi ion ferrous
(Fe2) menjadi ion ferric (Fe3+) di dalam
haemoglobin (Hb) dan mengubah Hb
menjadi methemoglobin (MetHb) di dalam
darah yang mengakibatkanberkurangnya
daya ikat oksigen (Jensen, 1992)10.
Sedangkan toksisitas Nitrat secara tidak
langsung
terjadi
diperairan

karena
membantu pertumbuhan alga secara
berkelebihan sehingga menimbulkan istilah
―alga bloom‖. Akibatnya kadar oksigen
terlarut bisa berkurang (Hallberg, 1989)11.
Ikan Sapu Sapu (Liposarcus pardalis,
Linn.) merupakan salah satu jenis ikan yang
banyak ditemukan di perairan sekitar
buangan pabrik karet sungai batang Arau
(Fadil, syaifullah dan zakaria, 2011)12.
Keberadaan ikan ini erat kaitannya dengan
kemampuan ikan jenis ini untuk bertahan
hidup pada area perairan yang tercemar dan
mengalami deoksigenasi (Kottelat, et
al.1993)13. Meskipun demikian, gangguan
fisiologis ikan sapu sapu yang hidup di

132|Semirata 2013 FMIPA Unila

perairan tercemar tersebut bisa saja terjadi

seperti pada prilaku aktifitas respirasinya
(Fadil, dkk., 2011)12 juga perubahan dalam
nilai darah ikan seperti jumlah sel darah
merah dan sel darah putih, kadar
hemoglobin dan hematokrit (Fadil, dkk,
2011)12.
Dengan adanya perubahan nilai darah
ikan tersebut, bisa saja juga mempengaruhi
proses biokmia pada darah ikan Sapu Sapu
(Liposarcus pardalis, Lin.). Perubahan itu
meliputi perubahan kadar enzim NaDHMethemoglobin reduktase, kadar plasma
K+, Na+ , Cl- dan laktat plasma darah darah
ikan.
Berdasarkan keterangan diatas, maka
dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana kualitas perairan Sungai
Batang Arau di sekitar buangan limbah
pabrik karet
2. Bagaimana kadar beberapa senyawa
yang berkaitan dengan biokimia darah

yang meliputi kadar enzim NaDHMethemoglobin reduktase, kadar plasma
K+, Na+ , Cl- dan laktat plasma darah darah
ikan Sapu Sapu (Liposarcus pardalis, Lin.)
akibat perubahan kualitas perairan sekitar
buangan
limbah pabrik karet Sungai
Batang Arau.
METODE PENELITIAN
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah ikan yang
diperoleh dari tangkapan disekitar buangan
limbah karet sungai batang Arau Padang,
Sumatera Barat. Bahan-bahan kimia yang
dipakai untuk analisis seperti : Na2S.9H2O,
MnSO4,
NaOH/KI,
H2SO4
pekat,
Na2S2O3, Penoftalin (pp), NaOH 0,02 N,
HCl, Formalin, Heparin, sigma kit untuk

glukosa dan dobler kit untuk laktat.
Sedangkan alat yang digunakan adalah
kertas pH, spektrofotometer, alat titrasi.
Metoda Penelitian
Penelitian
ini
dilakukan
dengan
menggunakan
metoda
survei
yaitu

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

melakukan pengamatan kualitas air pada 4
stasiun tempat pengambilan sampel air
disekitar buangan limbah karet sungai
batang
Arau.

Kemudian
dilakukan
pengamatan perubahan aspek biokimia
darah ikan yang ditemukan pada 4 stasiun
sekitar buangan limbah karet sungai batang
Arau tersebut.
Pelaksanaan Penelitian
Sampel air dan ikan diambil disekitar
buangan limbah karet sungai Batang Arau.
Lokasi pengambilan dibagi atas 4 stasiun
pengambilan sampel. (Lampiran 1). Untuk
pengamatan aspek fisiologis, sampel ikan
diambil dari sampel ikan yang ditemukan
dengan ukuran yang homogen dengan
jumlah 10 ekor perjenis perstasiun. Namun
jika tidak mencukupi maka pengukuran
aspek
fisiologis
tetap
dilakukan

Pengukuran kualitas air dilakukan saat
pengambilan sampel ikan pada masingmasing stasiun di lokasi buangan limbah
pabrik karet sungai batang Arau. Parameter
yang diukur adalah pengukuran pH dengan
menggunakan pH meter, kadar Oksigen
terlarut dengan menggunakan metoda EPA
405.1 (titrasi winkler), Kadar Ammonia
dengan menggunakan metoda Salisilat,
kadar Nitrit dengan menggunakan metoda
diazotization (APHA, 1995)14. Untuk
mengukur Kadar NaDH-Methemoglobin
reduktase menggunakan metoda fotometri

(Beutler,1984)15 kadar plasma K+, Na+, Clmenggunakan metoda fotometri (Apha,
1980)16, kadar plasma laktat menggunakan
kits komersil Sigma (da Silva dan da costa,
1994)17
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kualitas air pada Perairan Sekitar
Buangan Limbah Pabrik Karet Sungai
Batang Arau.
Setelah dilakukan
pengamatan serta pengukuran kualitas air
pada perairan sekitar
buangan limbah
karet sungai batang Arau, maka diperoleh
hasil sebagai mana tertera pada Tabel 1 :
Dari tabel 1 terlihat bahwa terjadi
penurunan pH pada stasiun II, III dan IV
dibandingkan stasiun I. Pada stasiun I pH
hampir mendekati netral sedangkan pada
stasiun lainnya cenderung menurun bersifat
asam. Rendahnya pH tersebut disebabkan
limbah yang dihasilkan oleh pabrik karet
umumnya mempunyai pH yang rendah
yaitu sekitar 3 – 5 (Sari, 2009)19 Hal ini erat
kaitannya dengan pemakaian asam dalam
proses pembekuan lateks maupun pada
proses pencucian lateks tersebut dimana zat
asam tercampur bersama air bekas cucian
yang terbuang bersama limbah. Mahida
(1981)20 menyatakan bahwa hal-hal yang
dapat mempengaruhi nilai pH antara lain
buangan industri dan rumah tangga.

Tabel 1. Kualitas air pada perairan sekitar buangan limbah pabrik karet sungai Batang Arau

No.

Parameter

1

pH
O2
terlarut
NH3-N
NO2

2
3
4

Satuan

Baku mutu air
PP. 82 Tahun 200118

Hasil Analisis pada Stasiun
I
II
III
IV

6–9

6,78

6,52

6,15

6,23

mg/L

4

6,97

4,52

3,74

3,35

mg/L
mg/L

0,5
0,06

0,075
0,057

0,154
0,136

0,98
0,386

0,758
0,275

Kadar O2 terlarut tertinggi terdapat pada
stasiun I yaitu 6,97 mg/L sedangkan

terendah pada stasiun III yaitu 3,35 mg/L.
Penyebab utama berkurangnya konsentrasi

Semirata 2013 FMIPA Unila |133

Muhammad Syukri Fadil, dkk: Biokimia Darah Ikan Sapu Sapu (Liposarcus pardalis,
Linn.) Di Perairan Sekitar Buangan Limbah Pabrik Karet Sungai Batang Arau

oksigen terlarut di dalam air adalah adanya
zat pencemar yang dapat mengkonsumsi
oksigen. Zat pencemar tersebut terutama
terdiri dari bahan-bahan organik dan
anorganik yang berasal dari berbagai
sumber, seperti kotoran (hewan dan
manusia), sampah organik, bahan-bahan
buangan dari industri dan rumah tangga.
Sebagian besar dari zat pencemar yang
memerlukan oksigen terlarut adalah
senyawa organik (Golman dan Horne,
1983)21.
Tingginya Kadar ammonia dan nitrit
pada stasiun III akibat dari buangan limbah
karet dari pabrik yang terdapat di pinggiran
sungai tersebut. Pabrik ini masih
menggunakan sistem buangan limbah
langsung. Limbah dibuang melalui aliran
sungai kecil yang dialirkan ke area pabrik.
Pada stasiun IV kadar ammonia bebas dan
nitrit juga tinggi. Hal ini karena letak
stasiun IV yang bersebelahan arah ke hilir
stasiun III sehingga limbah juga mengalir
dan menumpuk pada
stasiun IV.
(Bapedalda Kota Padang, 2003)5.
Pada stasiun II kadar ammonia dan nitrit
tidak begitu tinggi meskipun pada pinggiran
terdapat pabrik karet. Hal ini karena pabrik
yang terdapat pada pinggiran stasiun II
tidak langsung membuang limbah ke

perairan sungai batang Arau tetapi telah
menggunakan sistem instalasi pengolahan
air
limbah
(IPAL)
yaitu
dengan
menggunakan sistem biologis atau lumpur
aktif dan kemudian ditampung ke bak
penampungan baru di buang ke perairan
batang Arau. Sistem ini memberikan
efektifitas IPAL yang tinggi sehingga
kualitas air limbah yang dihasilkan berada
dibawah baku mutu (Bapedalda Kota
Padang, 2003)5.
Stasiun I merupakan daerah yang
terendah kadar ammonia dan nitrit. Hal ini
disebabkan pada pinggiran sungai daerah
ini tidak terdapat buangan limbah karet.
Adanya kadar ammonia dan nitrit dalam
jumlah kecil pada daerah ini berasal dari
limbah organik rumah tangga yang
kemudian di urai oleh bakteri aerob dan
anaerob menjadi ammonia, nitrit dan nitrat
(Golman dan Horne, 1983)21.
Setelah dilakukan pengukuran terhadap
kadar NaDH-Methemoglobin reduktase,
K+, Na+, Cl-, dan laktat plasma darah ikan
sapu sapu (Liposarcus pardalis Linn.)
yang ditemukan pada perairan sekitar
buangan limbah pabrik karet sungai batang
Arau maka diperoleh hasil seperti yang
terlihat pada tabel 2 :

Tabel 2. Rata-rata kadar enzim NaDH-Methemoglobin reduktase, K+, Na+, Cl- dan laktat plasma
darahikan sapu sapu (Liposarcus pardalis, Linn.) yang ditemukan di perairan sekitar
buangan limbah pabrik karet sungai Batang Arau

No

Lokasi

1
2
3
4

Stasiun I
Stasiun II
Stasiun III
Stasiun IV

NaDHMethemoglobin
reduktase
(U/mg total Hb)
0,52
0,65
0,80
0,95

Potassium
Plasma
(mg/dl)

Natrium
Plasma
(mg/dl)

Klorida
Plasma
(mg/dl)

Plasma
Laktat
(mM)

5,75
6,53
8,75
9,50

153,35
150,75
105,40
103,50

143,56
140,53
125,45
120,75

18,35
22,75
40,45
45,50

Dari tabel 2 dapat terlihat adanya
peningkatan rata-rata kadar enzim NaDHMetemoglobin reduktase pada stasiun IV,
134|Semirata 2013 FMIPA Unila

III, II dibandingkan dengan stasiun I. Hal
ini erat kaitannya dengan keberadaan nitrit
di perairan yang masuk kedalam tubuh ikan

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

dan
menyebabkan
terbentuknya
methemoglobin
sehingga
terjadi
peningkatan kadar methemoglobin darah
(Fadil, dkk, 2011)11. Sebagai usaha untuk
mengembalikan bentuk methemoglobin ke
bentuk oksihemoglobin maka tubuh ikan
akan
memproduksi
enzim
NaDHMethemoglobin
reduktase.
Dengan
demikian
kadar enzim ini meningkat
didalam darah (Moraes, Aviles altran dan
aguiar, 2001)22
Rata-rata kadar Potassium plasma juga
mengalami peningkatan pada ikan yang
ditemukan di stasiun IV, III, II
dibandingkan dengan stasiun I. Hal ini juga
berkaitan dengan keberadaan nitrit didalam
tubuh
ikan.
Nitrit
secara
kritis
mempengaruhi keseimbangan potassium.
Perlakuan nitrit pada ikan secara signifikan
meningkatkan K+ ekstraselluler (Jensen,
Andersen dan Heisler, 1987)23. Peningkatan
K+ ekstrasellular berasal dari K+ yang
hilang dari sel darah merah dan otot rangka.
Keluarnya K+ dari sel darah merah
merupakan hasil dari aktifasi ko transpor
K+/Cl- yang secara normal terlibat pada
pengaturan volume sel. Aktifasi keluarnya
K+/Cl- mengharuskan air keluar dari sel
secara osmosis dan oleh karenanya
menyebabkan penyusutan sel darah merah
(Jensen, 1992)10
Lebih rendahnya rata-rata kadar Na+ dan
Cl pada plasma darah ikan yang ditemukan
pada stasiun IV, III dan II dibandingkan
dengan yang ditemukan pada stasiun I
berkaitan erat dengan kemampuan nitrit
yang mempunyai affinitas pada sel-sel
insang tempat pengambilan Cl- sehingga
nitrit dapat lebih cepat menggantikan
kedudukan dalam mekanisme pengambilan
Cl-. Dengan demikian masuknya Cl- ke
dalam tubuh menjadi berkurang sehingga
mempengaruhi kadar Cl- plasma darah. Na+
yang berikatan dengan Cl- secara otomatis
akan berkurang juga. (Gaino, Arillo dan
Mensi, 1984)24
Tingginya konsentrasi plasma laktat
ikan yang ditemukan pada perairan stasiun

III, IV dan II dibandingkan stasiun I erat
kaitannya dengan kondisi keadaan jaringan
ikan yang mengalami stress hipoksia akibat
terdedah nitrit. Hipoksia jaringan dan
produksi
energi
anaerobik
dapat
direfleksikan pada peningkatan konsentrasi
plasma laktat (Jensen et al, 198723;
Stormer, Jensen dan Rankin, 199625). Hal
ini menunjukkan terjadinya aktifasi
glikolisis dimana terjadi mobilisasi
glikogen di jaringan hati diinduksi oleh
hormon-hormon sebagai konsekwensi dari
stress lingkungan. Peningkatan plasma
laktat kemungkinan disebabkan proses
glikolisis an aerobik otot putih yang mana
menggunakan glikogen sendiri (Hochachka,
1994)26
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan mengenai kajian kualitas perairan
dan nilai darah ikan sapu sapu (Liposarcus
pardalis Linn.)yang ditemukan pada aliran
buangan limbah karet di sungai batang arau,
maka diperoleh kesimpulan :
1. Secara umum kualitas air pada perairan
sungai batang Arau sudah mengalami
penurunan
2. Akibat perubahan kualitas air terutama
dengan
tingginya
nitrit
telah
meningkatkan kadar enzim NaDHMethemoglobin reduktase, K+ dan laktat
serta menurunkan kadar Na+ dan Clplasma
darah
ikan
sapu
sapu
(Liposarcus pardalis Linn.).
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih yang sebesar
besarnya atas kerjasama dan Partisipasi
semua pihak terutama Lembaga Penelitian
Unand, Bapedalda Sumatera Barat dan
masyarakat sekitar sungai Batang Arau
Padang hingga penelitian ini dapat
terlaksana.
DAFTAR PUSTAKA

Semirata 2013 FMIPA Unila |135

Muhammad Syukri Fadil, dkk: Biokimia Darah Ikan Sapu Sapu (Liposarcus pardalis,
Linn.) Di Perairan Sekitar Buangan Limbah Pabrik Karet Sungai Batang Arau

Walsh, P. J., H. L. Bergman, A. Narahara,
C. M. Wood, P. A. Wright, D. J.
Randall, J. N. Maina and P. Laurent.
1993. Effects of Ammonia on Survival,
Swimming and Activities of Enzymes of
NitrogenMetabolism in The Lake
Magadi Tilapia Oreochromis alcalicus
grahami. J. Exp. Biol. 180 ; 323-387.
Suin, M. N. 1994. Dampak Pencemaran
pada Ekosistem Perairan. Proseeding
Penataran Pencemaran Lingkungan,
Dampak
dan
Penanggulangannya.
Padang.

Jensen F.B. (1λλ2)μ Influence of
haemoglobin conformation, nitrite and
eicosanoids on K+ transport across the
carp red blood cell membrane. Journal
of Experimental Biology, 171, 349–371.
Hallberg, G.R. 1989. Nitrate
in
groundwater in t he United States. In:
Nitrogen
management
and
Groundwater
Protection.
Elsevier,
Amsterdam, pp. 35-74.

Zairion, D. 2003. Dampak Pembangunan
Terhadap Biota Air. Makalah Kursus
AMDAL, IPB. Bogor.

Fadil, M. S., Syaifullah, I. J. Zakaria, 2011.
Kajian Beberapa Aspek Fisika Kimia
Air dan Aspek Fisiologis Ikan yang
Ditemukan Pada Aliran Buangan Pabrik
Karet Di Sungai Batang Arau. Tesis
pasca sarjana Biologi Universitas
Andalas Padang.

Zulkifli dan Anwar, J. 1994. Alternatif
Penanggulangan Limbah Pabrik Karet.
Jurnal Lingkungan dan Pembangunan
14; 1 : 60 – 67.

Kottelat, M., Whitten, J. A., Wirjoatmodjo,
S. & Kartikasari, S. N. 1996. Freshwater
Fishes of Western Indonesia and
Sulawesi. Jakarta: Periplus Edition.Ltd.

Bappedalda Kota Padang. 2003. Kualitas
Air Sungai Batang Arau. Laporan
Tahunan Kondisi Batang Arau Kota
Padang. (Tidakdipublikasikan).

American Public Healt Association
(APHA). 1995. Standard Method for
Examination of Water and Wastewater,
23th Ed. Washington D.C. USA.
Beutler, E. 1984. Red Cell Metabolism :
Manual of Biochemical Method, 3. Ed.,
Grune & Stratton, Inc, 187p

Harmenius. 2004. Jenis-jenis Alga Epilitik
pada Aliran Buangan Pabrik Karet si
Sungai Batang Arau. Skripsi Sarjana
Biologi FMIPA, Universitas Andalas
Padang (Tidak dipublikasikasikan).
Abizar. 2005. Variasi Karakter Diatom
Pada Media Limbah Pabrik Karet. Tesis
Pasca Sarjana Biologi Universitas
Andalas Padang. (Tidak dipublikasikan).
Peraturan Pemerintah No. 82. 2001.
Pengelolaan
Kualitas
air
dan
Pengendalian Pencemaran Air. Jakarta.
Das P., S. Chandra, J.K. Ayyappan, B.K.D.
Jena. 2004. Acute toxicity of ammonia
and its sub-lethal effects on selected
haematological
and
enzymatic
parameters of mrigal, cirrhinus mrigala
(Hamilton). Aquac.Re. 35(2): 134-1

136|Semirata 2013 FMIPA Unila

Beutler, E. 1984. Red Cell Metabolism :
Manual of Biochemical Method, 3. Ed.,
Grune & Stratton, Inc, 187p.
APHA, 1980. Standard Method for
examination of Water and Waste, 12.
Ed., Washington, DC : Join Editorial
board.
Da Silva, M. N. P. And O. T. F. Da Costa.
2003.
Effects
of
Nitrite
on
Hematological of Astronotus occellatus
of The Amazon. J. INPA. Aqua. 1756:
35 – 45.
Peraturan Pemerintah Mentri Lingkungan
Hidup (PP Menteri LH). 2001. Baku
Mutu air limbah Bagi Usaha dan atau
kegiatan Industri karet, Kementrian
Lingkungan Hidup. Jakarta.

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

Sari, M. 2009. Pengendalian Limbah Cair
di Pabrik Benang Karet. PT Industri
Karet Nusantara Medan. Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam. USU Repository. Medan.
Mahida, V. N. 1981. Water Polution and
Disposal of Wastewater on Land. Tata
Mc. Graw-Hill. New Delhi.
Goldman, C. R. dan Horne A. J. 1983.
Limnology. London: Mc-Graw Hill
International Book Company
Moraes, G., I. M. Avilez, A. E. Altran and
L. H. de Aguiar. 2001. Biochemical
Effect of Environmental Nitrite in
matrinxa (Brycon cephalus). University
of Sao Carlos. Brazil
Jensen, F. B., N. A. Andersen and N.
Heisler. 1987 Effects of nitrite exposure
on blood respiratory properties, acidbase
and electrolyte regulation in the carp
(Cyprinus
carpio).
Journal
of
Comparative Physiology B, 157, 533–
541.

Gaino, E., A. Arillo dan P. Mensi. 1984.
Involvement of the Gill Chloride Cells
of
Trout
under
Acute
Nitrite
intoxication. Comparative Biochemiestry
and Physiology 77: 611-617 Stormer J.,
F.B. Jensen and J.C. Rankin. 1996.
Uptake of nitrite, nitrate, and bromide in
rainbow trout, Oncorhynchus mykiss:
effects on ionic balance. Canadian
Journal of Fisheries and Aquatic
Sciences, 53, 1943–1950.
Stormer J., F.B. Jensen and J.C. Rankin.
1996. Uptake of nitrite, nitrate, and
bromide in rainbow trout, Oncorhynchus
mykiss: effects on ionic balance.
Canadian Journal of Fisheries and
Aquatic Sciences, 53, 1943–1950.
Hochachka, P. W. 1994. Muscle as
Molecular and Metabolic Machine. CRC
Press. Boca Raton, 158 p.

Semirata 2013 FMIPA Unila |137

138|Semirata 2013 FMIPA Unila