Hubungan Lengkung Transversal Maksila Pada Crossbite Posteriorunilateral dengan Asimetri Sudut Gonial Mandibula Chapter III VI

BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian
Rancangan penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan metode cross
sectional.
3.2Tempat dan Waktu Penelitian
3.2.1Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Klinik Ortodonti Rumah Sakit Gigi dan Mulut PendidikanFKG
USU.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai Mei 2016 .
3.3Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1 Populasi Penelitian
Populasi diambil dari pasien di klinik RSGMP FKG USU dan praktek pribadi dokter gigi
serta mahasiswa/i FKG USU. Rentang usia sampel 17-35 tahun, mengingat tahap tumbuh
kembang telah selesai dan rentang usia dewasa muda.
3.3.2 Sampel Penelitian
Sampel pada penelitian ini adalah pasien klinik RSGMP FKG USU,mahasiswa/iFKG
USUdan pasoen dari praktek pribadi dengan crossbite posterior unilateral.
3.3.3 Kriteria Sampel

Sampel yang dipilih pada penelitian ini ditentukan oleh kriteria sebagai berikut :

Kriteria Inklusi:

Universitas Sumatera Utara

-

Crossbite posterior unilateralminimal 2 gigi (kaninus, premolar dan molar) pada 1 sisi rahang dan
minimal crossbite 1 tonjol.

-

Cetakan model studi dan foto panoramik dalam keadaan baik.

-

Morfologi gigi dalam keadaan baik (tonjol tidak atrisi dan tidak terlibat karies)

-


Tidak pernah dilakukan perawatan ortodonti dan tidak memakai protesa (jacket crown)

-

Semua gigi permanen lengkap tanpa memperhitungkan ada tidaknya molar ketiga

-

Tidak ada riwayat trauma rongga mulut

-

Tidak ada kelainan patologis

Kriteria Eksklusi:
-

Crossbite posterior unilateral 1 gigi dan tonjol lawan tonjol


3.3.4 Besar Sampel
Perkiraan besar sampel pada penelitian ini dilakukan dengan rumus:

2

Zα + Zβ

�=�
1+r � + 3
0,5 ln⁡
[ ]
1−r

Keterangan :
Keterangan :
n

: Jumlah sampel yang akan diperiksa

α


: Kesalahan tipe I (0,05)

Z α: 1,96
β

: Kesalahan tipe II (0,1)

Z β: 1,282
r

: Perkiraan koefisien korelasisudut gonial kanan 0,88 dan kiri 0.90.4

jadi, n : 9. Digenapkan menjadi 10
Berdasarkan perhitungan rumus besar sampel, maka sampel yang diperlukan sebanyak
minimal 40 sampel.

Universitas Sumatera Utara

3.4 Variabel Penelitian

3.4.1Variabelbebas
Variabel bebas pada penelitian ini adalah tipe lengkung transversal maksila pada pasien
crossbite posterior unilateral
3.4.2 Variabel tergantung
Variabel tergantung pada penelitian ini adalah derajat keparahan asimetri sudut gonial
mandibula
3.4.3 Variabelterkendali
Variabel terkendali pada penelitian ini adalah usia, model studi, dan foto panoramik dari
alat radiografi yang sama (Asahi Roentgen, Auto Zero, Jepang).
3.4.4 Variabel tidak terkendali
Variabel tidak terkendali pada penelitian ini adalah jenis kelamin, ras, relasi molar,
penyebab awalcrossbite posterior, berat ringannya crossbite.
3.5 Definisi Operasional
Definisi operasional, cara dan alat ukur, kategori, dan skala ukur dari variabel bebas dan
tergantung dari penelitian dijelaskan pada Tabel 3.1

Tabel 3.1 Definisi Operasional, Cara dan Alat Ukur, Kategori, serta Skala Ukur dari Variabel
Bebas danTergantung

Variabel

Crossbite
posterior
unilateral

Definisi

Cara dan alat
ukur
Dua atau lebih Pemeriksaan
gigi
posterior klinis
dan
maksila
atau model studi
mandibula,
termasuk kaninus
dengan
posisi
lebih ke bukal
atau lingual.5


Kategori

Skala
ukur
Ordinal

Universitas Sumatera Utara

Lengkung
tranversal
maksila

Nilai perbedaan
lengkung
transversal
maksila
antara
sisicrossbitediban
dingkan dengan

sisinoncrossbite.9

1. Simetri adalah nilai Ordinal
Mengukur
jarak masing perbedaan
gigi
variabel dental transversal
netral, jika jarak
terhadap
antara sisi crossbite
Midplatal
raphe (midline dan noncrossbite ke
maksila) pada midlinesama
(-2 < 0 < 2) minimal
softcopy
pada 2 gigi yang
oklusogram
terlibat crossbite.
maksila
2.

Ekspansiadalah
nilai
menggunakan
perbedaantransvers
software
Autocad 2007, algigi positif, jika
setelah
itu jarak
sisicrossbitekemidlin
kategorikan
kedalam tipe e≥ 2 mm lebih
besardibandingkan
lengkung
dengan
sisi
transversal
maksila
noncrossbite
minimal pada 2


Asimetri
Keadaan
bila
sudut gonial sudut
gonial
mandibula
sisi
mandibula
crossbite
dan
noncrossbite
berbeda

Mengukur
sudut gonial
mandibula sisi
crossbite dan
noncrossbite
pada
softcopytracin

g panoramik
menggunakan
software
Autocad 2007,
setelah
itu
kategorikan
ke
dalam

gigi yang terlibat
crossbite.
3. Kontraksi
adalah
nilai
perbedaantransvers
algigi
negatif,jika
jarak sisicrossbiteke
midline ≥2 mm lebih
kecildibandingkan
dengan
sisi
noncrossbite
minimal pada 2 gigi
yang
terlibat
crossbite.
Tingkat keparahan Ordinal
asimetri ditentukan
sebagai berikut:
1. Non
Significant
ketika
perbedaan
antara kanan dan
kiri sudut adalah
antara 0 dan 2,99
derajat;
2. Low (L), ketika
perbedaan antara
kedua belah pihak

Universitas Sumatera Utara

adalah antara 3 dan
tingkat
keparahan
5 derajat;
asimetri sudut 3. Moderate
(M),
gonial.
ketika perbedaan itu
lebih dari 5 derajat
tetapi kurang dari
atau sama dengan
10 derajat; dan
4. Severe (S), ketika
perbedaan itu lebih
dari 10 derajat.

3.6 Alat dan Bahan Penelitian

3.6.1 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut (Gambar 3.1):
1. Kamera Canon D60 buatan Jepang dengan lensa fixed 50 mm
2. Tripod Sx Cell
3. Glass plate hitam, rata, 10 x 10 mm dengan stick 1 x 1 mm ditempel pada glass plate
4. Software Autocad 2007 yang digunakan untuk mengukur jarak masing-masing variabel
dental terhadap midline pada oklusogram maksila, menentukan tangen ramus dan tangen corpus,
pada softcopytracing panoramik. Sebelumnya software Autocad 2007 telah dilakukan uji
pendahuluan dalam mengukur jarak transversal variabel dental terhadap midline pada oklusogram
maksila serta tinggi ramus pada softcopytracing panoramik. Uji pendahuluan ini dilakukan tehadap
20% total sampel dan diperoleh nilai korelasi > 0,75, yang artinya Autocad 2007 dapat digunakan
untuk mengukur jarak masing-masing variabel dental terhadap midline pada oklusogram maksila,
menentukan titik Y dan Z serta mengukur tinggi ramus (jarak Z – Y) pada softcopytracing panoramik.
5. Scanner (Canon MP 280) dengan magnifikasi 100%
6. Tracing box
7. Pensil 4H, pensil warna merah, penggaris, dan penghapus

Universitas Sumatera Utara

Gambar 3.1. Alat penelitian:A.Kamera Canon D60 dan lensa fixed 50 mm
dan lensa; B. Tripod; C. Glass plate; D. Scanner;
E.
Tracing box, F.Pensil 4H, pensil warna merah, penggaris
danpenghapus.
3.6.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut (Gambar 3.2):
1. Model studi
2. Oklusogram maksila yang peroleh dari scanning model studi maksila
3. Foto panoramik
4. Kertas tracing (tebal0,003 inci, 8x10 inci) merkOrtho Organizer

Universitas Sumatera Utara

Gambar

3.2.Bahan
penelitian:A.Model
B.Oklusogram
maksila;
C.
panoramik; D. Kertas tracing.

studi;
Foto

3.7 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian adalah sebagai berikut:
1. Identifikasijumlahgigiyang terlibat dalamcrossbiteposterior unilateral yaitucrossbiteminimal
harus2 gigipada sisi yang sama. Gigi tonjol lawantonjol tidakdilibatkan.
2. Menentukan midpalatal raphe(midline maksila) pada model studi yang dilakukan menurut
metode Ferro dkk, yaitu menghubungkan dua titik referensi anatomi pada raphe palatina
menggunakan pensil berwarna merah. Titik referensi anterior dibuat pada titik tengah rugae
palatinal kedua pada raphe palatina, sedangkan titik referensi posterior dibuat pada perbatasan
antara palatum keras dan lunak yaitu titik tengah antara foveola pada raphe palatina.44
3. Identifikasi titik-titik variabel dental padamodel studi yang dilakukan menurut metode Ferro
dkk.Titik-titik variabel dental yang digunakanadalah ujung tonjol kaninus, tonjol bukal premolar
pertama dan kedua, serta tonjol mesiobukal, mesiolingual dan distobukal molar pertama dan kedua
pada sisi crossbite (XBS) dan sisi noncrossbite (NXBS) menggunakan pensil berwarna merah (Gambar
3.3).

Universitas Sumatera Utara

4. Model studi maksila difoto dengan kamera Canon D60 dengan menggunakan lensa fixed 50
mmuntuk memperoleh oklusogramlengkung maksila. Sebelumnya model studi diletakkan di atas
glass plate hitam yang rata berukuran 10 x 10 mm dengan stick 1 x 1 mm yang ditempel pada glass
plate tersebut sebagai referensi saat pencetakan foto. Model studi difoto tegak lurus dari atas
menggunakan tripod.

Gambar 3.3. Identifikasi titik-titik variabel dental pada model
studi maksilamenurut teknik Ferro dkk, dengan
titik referensi raphe palatina.2
5. Pengukuran nilai perbedaan transversal dental pada oklusogramyaitu jarak antara masingmasing variabel dental terhadap midline palatal dibandingkan antara sisi crossbitedan noncrossbite
dengan menggunakan sofware Autocad 2007 kemudian dicetak dengan perbandingan 1 : 1 (Gambar
3.4).

Universitas Sumatera Utara

Gambar 3.4. Pengukuran nilai perbedaan transversal dental pada
oklusogramberdasarkan teknik Ferro dkk yaitu jarak
antara masing-masing variabel dental terhadap midline
palatal dibandingkan antara sisi crossbite(warna
merah) dan noncrossbite(warna biru)menggunakan
sofware Autocad 2007.
6. Identifikasi lengkung transversal maksila dengan menggunakan acuan sisi crossbite yang
dilakukan menurut metode Ferro dkk. Nilai ini netral, jika jarakantara sisi crossbite< 2 dibandingkan
dengan sisi noncrossbiteke midline pada gigi yang terlibat crossbite, selanjutnya disebut sebagai
lengkung transversal simetri.Nilai ini positif, jika jaraktransversalgigiantara sisicrossbite ≥ 2 mm lebih
besardibandingkandengan sisinoncrossbitekemidlinepada gigi yang terlibat crossbite,selanjutnya
disebut sebagai lengkung transversal ekspansi. Nilai ini negatif, jika jaraktransversalgigiantara
sisicrossbite ≥ 2 mm lebih kecildibandingkandengan sisinoncrossbitekemidline pada gigi yang terlibat
crossbite, selanjutnya disebut sebagai lengkung transversal kontraksi (Gambar 2.4).
7. Radiografi diambil dengan menggunakan alat radiografi yang sama (Asahi Roentgen, Auto
Zero, Jepang) untuk semua sampel dalam keadaan standar. Untuk memastikan keakuratan dan
kesalahan posisi kepala, posisi kepala pasien harus tepat di tengah head holder dengan sinar X-Ray
sejajar hidung dan dataran horizontal Frankfrut sejajar lantai serta dahi menyentuh cephalostat
selama paparan. Selain itu sampel juga mengigit bite block system di antara gigi insisivus untuk
memperoleh posisi istirahat dan mengurangi distorsi vertikal (Gambar 3.5).

Universitas Sumatera Utara

A

B

Gambar 3.5. (A) Alat ronsen panoramik merk Asahi Roentgen, Auto
Zero, Jepang. (B) Pasien mengigit bite block systemdi
antara gigi insisivus dengan posisi kepala pasien tepat di
tengah head holder dengan sinar X-Ray sejajar hidung dan
dataran horizontal Frankfrut sejajar lantai serta dahi
menyentuh cephalostat selama paparan.
8. Tracing kedua sisi kondilus dan ramus dari radiograf panoramik pada kertas asetat dengan
pensil 0,5 mm oleh satu operatorterhadap lima sampel perharinya.Tracing foto panoramik kemudian
di-scan dengan scanner Canon MP 280 magnifikasi 100%. Softcopytracing dimasukkanke program
Autocad 2007.
9. Untuk mengidentifikasi sudut gonial mandibula, gambarkan garis singgung terluar tangen
ramus dan kondilus dengan tangen korpus Gambar 3.6. sudut antara kedua garis tersebut adalah
sudut gonial.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 3.6. Pengukuran sudut gonial mandibulaberdasarkan
modifikasi metode Ramirez - Yanez dkk,
menggunakan software Autocad 2007.
10. Pengukuran sudut gonial mandibula pada setiap sampel yaitu sudut yang dibentuk oleh
garis singgung ramus dan korpus pada sisi kanan dan kiri berdasarkan metode Ramirez-Yanez dkk
dengan menggunakan program Autocad 2007 (Gambar 3.6). Kemudian nilai perbedaan sudut gonial
mandibula dihitung dengan rumus berikut:

Selisih sudut gonial = (sudut gonial mandibula kiri – kanan)
11. Tingkat keparahan asimetri ditentukan sebagai berikut: Non Significant, ketika perbedaan
antara kanan dan kiri sudut adalah antara 0 dan 2,99 derajat; LowSignificant, ketika perbedaan
antara kedua belah pihak adalah antara 3 dan 5 derajat; ModerateSignificant, ketika perbedaan itu
lebih dari 5 derajat tetapi kurang dari atau sama dengan 10 derajat; dan SevereSignificant, ketika
perbedaan itu lebih dari 10 derajat4.
12. Selanjutnya penilaian hubungan lengkung transversal maksila dengan asimetri sudut gonial
mandibula.

3.8 Metode Analisa Data
Seluruh data dianalisa dengan menggunakan program SPSS. Data dianalisa secara
deskriptifuntuk melihat karakteristik sampel penelitian. Data numerik disajikan dalam bentuk

Universitas Sumatera Utara

rata-rata±simpangan baku. Kemudian dilanjutkan dengan analisa secara analitik dimana
diawali dengan uji normalitas dan homogenitas menggunakan Saphiro-Wilk test. Untuk
melihat adanya perbedaan antara ketiga tipe lengkung transversal maksila dengan sudut
gonial mandibula yang simetri dan asimetri pada crossbite posterior unilateral dilakukan uji
Kruskal Wallis.
3.9 Diagram Alur Penelitian
Crossbite Posterior Unilateral

Identifikasi jumlah gigi yang terlibat crossbite
minimal 2 gigi

Model studi

Radiografi panoramik

Menentukan midline maksila

Tracing kedua sudut gonial
mandibula

Identifikasi variabel dental

Scan tracing panoramik

Foto model maksila  oklusogram

Softcopy tracingsoftware
Autocad 2007

Softcopy oklusogram maksila
software Autocad 2007
Identifikasi sudut gonial
mandibula
Pengukuran perbedaan nilai transversal dental

Pengukuran sudut gonial mandibula kedua
sisi

Identifikasi tipe lengkung transversal
dengan acuan sisi crossbite

Simetri

Ekspansi

Penilaian Perbedaan sudut
gonial mandibula

Kontraksi
Non
Significant

AsimetriLow,
Moderate dan
Severe

Hubungan

Universitas Sumatera Utara

BAB 4
HASIL PENELITIAN

Subjek penelitian ini adalah 53 orang dewasa yang memiliki maloklusi crossbite posterior
unilateral. Seluruh data dianalisa dengan menggunakan program SPSS. Data numerik
disajikan dalam bentuk rata-rata dan simpangan baku. Kemudian dilanjutkan dengan analisa
secara analitik dimana akan diawali dengan uji normalitas dan homogenitas menggunakan
Saphiro-Wilk test.
Tabel 4.1 Uji Normalitas Shapiro-Wilk test
Kolomogorov-Smirnov

Shapiro-Wilk

Sudut gonial kanan

Statistik
150

df
28

Sig.
.109

Statistik
.933

df
28

Sig.
.072

Sudut gonial kiri

107

28

.200

.980

28

.845

Indeks Asimetri

232

28

.000

.795

28

.000

Hasil dari uji Shapiro Wilk menunjukkan bahwa data penelitian tidak terdistribusi normal
(p0.01
Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan antara ketiga tipe lengkung transversal
maksila dengan mandibula yang simetri dan asimetri pada crossbite posterior unilateral
dilakukan uji bedaKruskal Wallis yang dapat dilihat dari

Tabel 4.4. Hasil

menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara sudut gonial mandibula dengan
asimetri lengkung transversal maksila pada pasien crossbite posterior unilateral.

Tabel 4.4 Perbedaan antara lengkung transversal maksila dengan mandibula yang simetri dan
asimetri pada crossbite posterior unilateral
LENGKUNG TRANSVERSAL MAKSILA
SUDUT GONIAL

SIMETRI
n

Non Significant
LowSignificant
ModerateSignificant
SevereSignificant

%

EKSPANSI
n

%

KONTRAKSI
n

TOTAL

%

n

%

4

17,4%

13

56,5%

6

26,1%

23

100,0%

0

,0%

1

100,0%

0

,0%

1

100,0%

1

20,0%

4

80,0%

0

,0%

5

100,0%

11

45,8%

7

29,2%

6

25,0%

24

100,0%

16

30,2%

25

47,2%

12

22,6%

53

100,0%

NILAI p

0.08*

* Hasil uji Kruskal Wallis menunjukkan tidak ada perbedaan (p