Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Faktor-Faktor Penyebab Penyebaran Penyakit Malaria di Kabupaten Intan Jaya Papua T1 462008089 BAB IV

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Wilayah Penelitian
Kabupaten Intan Jaya, adalah kabupaten yang baru berdiri
pada tahun 2009, dan merupakan kabupaten pemekaran dari
kabupaten sebelumnya yaitu Nabire Kabupaten Intan Jaya
sendiri adalah kabupaten yang berada di dataran tinggi dengan
banyak pegunungan. Ketinggiannya mencapai

2.000 meter

dari permukaan laut. Suhu normal di Intan Jaya sendiri berkisar
19-25⁰C. Kabupaten Intan Jaya berbatasan bagian utara
dengan Kabupaten Waropen, bagian barat dengan Kabupaten
Paniai, Bagian Timur dengan Kabupaten Puncak jaya dan
Mamberamo Raya, Bagian Selatan Dengan Kabupaten Paniai
dan Timika
Jumlah penduduk Kabupaten Intan Jaya adalah 40.490.
Terdiri dari 20.745 orang laki-laki dan 19.745 orang
perempuan. Luas wilayah Kabupaten Intan Jaya seluas

230.680 hektar dengan jumlah penduduk sebanyak 40.490
jiwa maka kepadatan penduduk tiap km2 adalah 5,69 atau 6
orang (Papua dalam angka 2011).

42

Gambar 4.1 Peta Kabupaten Intan Jaya

Adapun angka kejadian malaria pada tahun 2011-2012
Kabupaten Intan Jaya Provinsi Papua dapat dipaparkan pada
tabel 4.1 berikut.
Tabel 4.1 Jumlah Penderita Malaria Intan Jaya 2011-2012
MALARIA
TAHUN
TROPIKA
TERTIANA
MIX
KLINIS
TAHUN 2011


67

89

25

1034

TAHUN 2012

86

93

22

1098

JUMLAH


153

182

47

2132

Gambaran pelayanan kesehatan dasar berdasarkan
jumlah sarana kesehatan dan jumlah tenaga kesehatan yang
melayani penduduk di Kabupaten Intan Jaya Provinsi Papua
dapat dipaparkan pada tabel 4.2 dan 4.3 berikut (Papua
dalam angka 2011).
Rumah Sakit
0

Tabel 4.2 Jumlah Sarana Kesehatan
Puskesmas
Pustu
Posyandu

3

8

9

Klinik KB
11

43

Tabel 4.3 Jumlah Tenaga Kesehatan
Dokter
Umum
1

Bidan

Perawat


Gizi

Laboran

4

4

1

1

Ahli kesehatan
masyarakat
11

4.2 Gambaran Karakteristik Responden
Gambaran karakteristik responden yang meliputi Inisial,
umur, pekerjaan, alamat, dan keterangan dipaparkan pada
tabel 4.4 berikut.

No.
1

Inisial
Partisipan
RAB

2

Tabel 4.4 Karakteristik Responden
Umur
Pekerjaan
Alamat

Kode

33 Tahun

Kepala
kampung Bilogai


Kec.
Sugapa

PR.1

OM

41 tahun

PNS

PR.2

3

LS

25 tahun


Petani

Kec.
Sugapa
Kec.
Biandoga

4

WY

35 tahun

Swasta

PR.4

5

VK


31 tahun

Petani

Kec.
Biandoga
Kec.
Homeyo

6

SB

39 tahun

Peternak ikan

PR.6


7

KD

44 tahun

Guru

8

NB

28 tahun

Petani

9

JS


35 tahun

Guru

10

NR

26 tahun

Wiraswasta

11

DDS

23 tahun

Kontraktor

Kec.
Homeyo
Kec.
Hitadipa
Kec.
Hitadipa
Kec.
Wandai
Kec.
Wandai
Kec.
Agisiga

12

KAM

28 tahun

Guru

Kec.
Agisiga

PR.12

13

IP

37 tahun

PNS

Kec.
Sugapa

PRD

PR.3

PR.5

PR.7
PR.8
PR.9
PR.10
PRR.11

44

Informan utama adalah masyarakat kabupaten Intan
Jaya sebanyak dua belas orang diambil secara random 2
orang dari tiap kecamatan. Informan pendukung adalah
pegawai Dinas Kesehatan sebanyak satu orang yang
melengkapi hasil penelitian peneliti.

4.3 Hasil Penelitian
Hasil

penelitian

tentang

faktor-faktor

penyebab

penyebaran penyakit malaria di Kabupaten Intan Jaya
diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Pengetahuan masyarakat

tentang malaria seperti

disampaikan oleh salah satu informan saat wawancara
dengan peneliti berikut ini.
“Penyakit yang disebabkan oleh nyamuk, dan gejalanya
tuh biasa panas tinggi, kepala pusing, badan juga lemas,
kadang selera makan hilang dan Mual”(PR2.3)
Berdasarkan

kutipan

hasil

wawancara

di

atas

menggambarkan bahwa gejala malaria yang telah diketahui
secara umum oleh penduduk adalah sakit panas yang
disertai dengan kepala pusing, badan lemas, dan kadang
selera makan menjadi hilang serta mual-mual.
45

Hal yang sama diungkapkan oleh salah satu informan
tentang penyakit malaria dan gejala-gejala yang timbul saat
wawancara dengan peneliti berikut ini.
“Malaria itu badan kita panas dan kepala sakit. Saya
pernah sakit sampai tidak bisa pergi berkebun”
(wawancara dengan PR3.3)
Berdasarkan

kutipan

hasil

wawancara

di

atas

menggambarkan bahwa penyakit malaria yang dikenal oleh
penduduk adalah penyakit yang disertai dengan gejala sakit
panas yang disertai sakit kepala hingga penderita tidak
mampu bekerja.
Senada dengan informan dua dan ketiga, pengertian
tentang

penyakit

malaria

dan

gejala-gejala

yang

menyertainya telah diungkapkan oleh satu informan kepada
peneliti sebagai berikut.
“Malaria tuh penyebab utamanya karena plasmodium
yang masuk lewat gigitan nyamuk, kurang lebih begitu
dan gejalanya seperti demam” (PR12.3)
Berdasarkan

kutipan

hasil

wawancara

di

atas

menggambarkan bahwa penyakit malaria yang dikenal oleh
penduduk adalah penyakit yang disebabkan oleh gigitan
nyamuk disertai dengan gejala demam.
46

Dari hasil wawancara di atas ini juga disimpulkan bahwa
kebanyakan penduduk di Kabupaten Intan Jaya telah
mengenal

penyakit

malaria

sebagai

penyakit

yang

disebabkan oleh gigitan nyamuk yang membawa penyakit.
Penyakit malaria diketahui dengan gejala-gejala yang
menyertainya seperti badan panas atau demam, kepala
sakit/pusing, selera makan hilang, dan mual.
Penyakit malaria dapat menjangkiti siapapun karena
memang penyakit ini tersebar di daerah tropis. Secara alami,
penduduk di suatu daerah endemis malaria, ada yang
mudah dan yang sukar terinfeksi malaria (Sutanto, 2013).
Wabah penyakit ini sering terjadi di daerah-daerah
pemukiman baru, seperti di daerah perkebunan dan
transmigrasi (Prabowo, 2009). Hal ini seperti terungkap
dalam penelitian sebagaimana saat peneliti melakukan
wawancara dengan salah satu informan seperti berikut.
“Bapa kebanyakan kena disini (Kab. Intan Jaya), karna
kebanyakan bapa kerja diatas sini, jadi jarang turun ke
nabire juga, bapa kebanyakan pergi di sekitaran Intan
Jaya saja”. (PR2.6)

47

Di Indonesia, Kalimantan, Sulawesi Tengah sampai
Utara, Maluku, Papua dan Lombok sampai Nusa Tenggara
Timur

merupakan

daerah

endemis

malaria

karena

Plasmodium Falciparum dan Plasmodium Vivax. Seorang
penderita dapat dihinggapi lebih dari satu jenis plasmodium
yang disebut infeksi campuran (mixed infection). Penderita
paling banyak dihinggapi dua jenis parasit malaria, yakni
campuran antara Plasmodium Falciparum dan Plasmodium
Vivax atau Plasmodium Ovale. Hal ini seperti dikemukakan
oleh salah satu informan berikut ini.
“Kalo Bapa, biasa kena malaria tropika, tersiana, tapi
kebanyakan mix, tropika dengan tersiana” (PR2.5)
Berdasarkan

kutipan

hasil

wawancara

di

atas

menggambarkan bahwa malaria yang banyak menyerang
penduduk adalah malaria tersiana yang disebabkan oleh
plasmodium

falciparum

dan

malaria

tropika

yang

disebabkan oleh plasmodium vivax, serta campuran antara
malaria tropika dengan malaria tersiana.
Penyakit malaria banyak terjadi

di daerah tropik

termasuk di Kabupaten Intan Jaya dan terjadi umumnya di
daerah endemik. Hal tersebut seperti terungkap saat

48

penelitian dengan wawancara yang dilakukan peneliti
dengan beberapa informan sebagai berikut.
“Di sini nyamuk banyak, saya biasa kena gejala malaria.
Tapi tidak seperti di nabire, nabire tu nyamuk sedikit tapi
de bikin sampe malaria tropika” (PR8.6)
“Kakak digigit oleh nyamuk di sini (Kab.Intan jaya) dan
langsung kena malaria, jadi kakak tetap bilang nyamuk
di sini (Kab.Intan jaya) yang buat kakak kena malaria”
(PR12.7)
Berdasarkan

kutipan

hasil

wawancara

di

atas

menggambarkan bahwa banyak terdapat nyamuk di lokasi
penelitian (Kabupaten Intan Jaya) namun perkembangan
malaria oleh nyamuk di Intan Jaya tidak di seperti di daerah
Kabupaten Nabire dan Timika yang merupakan daerah
endemik malaria karena banyak dari beberapa informan
yang pulang dari Nabire dan Timika ke tempat asal mereka
langsung sakit dan sakitnya ternyata malaria.
Plasmodium malaria juga dapat hidup di dalam tubuh
manusia dalam waktu lama, seperti pada siklus hidup
plasmodium malaria P. vivax dan P. ovale tahap tidak aktif
(hypnozoites) bisa terus berada di dalam hati dan
menyebabkan kambuh dengan menyerang aliran darah,
49

dalam beberapa minggu atau bahkan beberapa tahun
kemudian (Centers for Disease Control and Prevention.
2013) hal ini yang dapat menyebabkan masyarakat Intan
jaya yang berpergian ke daerah endemik malaria menjadi
terkena malaria saat kembali ke Intan Jaya.
Telah diketahui bahwa penyakit malaria disebabkan
oleh parasit Plasmodium yang ditularkan melalui nyamuk
Anopheles yang mengandung parasit tersebut. Pada orang
non imun biasanya demam malaria terjadi lebih kurang 2
minggu setelah kembali dari endemik malaria. Demam atau
riwayat demam dengan suhu lebih dari 38 oC biasanya
ditemukan pada penderita malaria. Demam dapat disertai
gejala lain yang tidak spesifik seperti menggigil, lemas, sakit
kepala, sakit otot, batuk, gejala gastrointestinal seperti mual
muntah dan diare, sebaliknya pada kelompok semi imun
atau imun yang tinggal di daerah endemik malaria, gejala
klinis biasanya lebih ringan dibandingkan penderita non
imun. Sakit kepala, perasaan dingin dan nyeri sendi
merupakan gejala klinis yang sering ditemukan pada
kelompok anak (Sutanto dan Wita Pribadi, 2013).
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran penyakit
malaria di Kabupaten Intan Jaya dapat diketahui dan
50

diperoleh melalui wawancara, dan observasi peneliti di
lokasi penelitian seperti berikut ini.
“Kalo pengaruh lingkungan terhadap nyamuk pasti
sangat besar skali, karna kamu lihat sendiri disini banyak
sekali

genangan

air

kotor

dimana-mana,

dan

kemungkinan perkembang biakan nyamuk pasti sangat
besar”(PR2.11).
“Bisa jadi ade, karena ade lihat sendiri toh, disini masih
hutan besar, baru banyak tempat genangan air banyakbanyak, apalagi masyarakat masih banyak yang belum
mengerti tentang kebersihan juga” (PR10.11)
“Kalo pengaruh lingkungan terhadap nyamuk memang
masih sangat berpengaruh karna sebagian besar
daerah di sini masih dikelilingi oleh hutan dan juga masih
banyak masyarakat yang belum memahami kebersihan
lingkungan” (PR11.11)
“Pengaruh sekali ade, tempat ini sebagian besar masih
hutan, dan yang kaya tadi kaka bilang banyak tempat
genangan air banyak yang kotor juga, masyarakat juga
masih butuh banyak perhatian khusus dari pemerintah,
karena

kalau

dibiarkan,

banyak

penyakit

yang

masyarakat akan alami terus menerus” (PR12.8)
51

Berdasarkan hasil penelitian melalui wawancara dengan
beberapa informan di atas dapat dijelaskan bahwa faktorfaktor yang mempengaruhi penyebaran penyakit malaria di
Kabupaten Intan Jaya adalah karena faktor lingkungan.
Lingkungan tempat tinggal masyarakat Kabupaten Intan
Jaya yang berada 2400 meter di atas permukaan laut
dengan sebagian besar masih berupa hutan, kebun, rawarawa, dan sungai merupakan tempat perindukan dan
penyebaran bagi nyamuk, termasuk nyamuk penyebab
penyakit malaria.

Gambar 4.2 Salah Satu Rumah Penduduk dan Halaman Sekitarnya

Pada gambar 4.2 dapat dilihat keadaan lingkungan
rumah masyarakat Intan Jaya yang kebanyakan masih

52

sangat tradisional dan terbuka, sehingga menjadi potensi
masuknya nyamuk malaria dengan mudah.
Perubahan

lingkungan

yang dapat menyebabkan

perubahan tempat perindukan vektor sangat berpengaruh
terhadap keadaan malaria dan dapat mempunyai dampak
positif atau negatif terhadap keadaan malaria di daerah itu.
Suhu udara, kelembaban, dan curah hujan merupakan
faktor penting untuk transmisi malaria dari nyamuk sebagai
vektor menjadi parasit dalam tubuh manusia.

Gambar 4.3 Salah Satu Usaha Masyarakat Yaitu Beternak Ikan

53

Gambar 4.4 Rawa-rawa Sebagai Tempat Perindukan Nyamuk
Malaria

Gambar 4.5 Tempat Penampung Air Sebagai Salah Satu Perindukan
Nyamuk Malaria

Pada Gambar 4.3 dapat dilihat dimana usaha sebagian
masyarakat beternak ikan sebagai salah satu usaha, tetapi
juga dapat berguna sebagai pencegahan perkembang

54

biakan nyamuk. Namun pada gambar 4.4 dan 4.5 dapat
dilihat masih adanya sebagian masyarakat yang belum
menjaga lingkungan sekitar dari potensi perkembangan
nyamuk. Keadaan lingkungan mempunyai pengaruh yang
sangat besar terhadap keadaan malaria di suatu daerah.
Pengaruh iklim penting sekali terhadap ada tidaknya
malaria. Di daerah yang beriklim dingin, transmisi malaria
hanya mungkin terjadi pada musim panas, Tempat
perkembangbiakan nyamuk dapat berlangsung pesat di
genangan-genangan air yang terkena sinar matahari
langsung seperti genganan air di sepanjang sungai, pada
kobakan-kobakan air di tanah, di mata air-mata air dan
alirannya, dan pada air di lubang batu-batu (Barodji, 1987).
Penyakit malaria telah menjadi permasalahan bagi
setiap penderita karena dapat menyebabkan penurunan
atau bahkan menghilangkan produktifitas orang tersebut.
Oleh karena itu perlu faktor-faktor penyebab penyebaran
penyakit malaria harus ditanggulangi dengan baik.

4.4 Pembahasan
Telah diketahui bahwa penyakit malaria merupakan
penyakit yang disebabkan oleh protozoa genus plasmodium
55

yang disebarkan melalui vektor nyamuk yang mengandung
parasit tersebut. Malaria banyak tersebar di daerah yang
relatif panas, atau mempunyai iklim tropik, dengan
ketinggian antara 400 meter sampai dengan 2600 meter di
atas permukaan laut. Di Indonesia penyakit malaria
ditemukan tersebar di seluruh kepulauan terutama di
kawasan timur Indonesia.
Kabupaten Intan Jaya yang berada di dataran tinggi
dengan banyak pegunungan. Ketinggiannya mencapai
2.000 meter dari permukaan laut. Suhu normal di Intan Jaya
sendiri berkisar 19-25⁰C. Keadaan lingkungan, suhu dan
iklim yang mendukung ini dapat menjadi penyebab
penyebaran penyakit malaria. Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa penduduk yang terkena penyakit
malaria sebagian besar adalah penduduk yang melakukan
perjalanan ke luar daerah seperti ke Nabire dan Timika yang
merupakan endemik nyamuk malaria. Penyakit malaria juga
disebabkan oleh faktor bawaan atau kambuhan yang
muncul kembali disebabkan penurunan kekebalan penderita
atau buruknya kondisi cuaca dan iklim.
Faktor lain yang menyebabkan terjadinya penyebaran
malaria di Kabupaten Intan Jaya Papua melalui penelitian ini
56

menunjukkan bahwa sebagian besar daerah di Kabupaten
Intan Jaya masih dikelilingi oleh hutan dan masih banyak
tempat penampung air yang memungkinkan perindukan
bagi vektor/nyamuk penyebab malaria. Disamping itu
kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kebersihan
lingkungan,

sehingga

jarang

dilakukan

pembersihan

terhadap tempat-tempat penampungan air di sekitar rumah
sehingga memungkinkan berkembangnya nyamuk sebagai
vektor malaria.
Setiap penyakit tentu akan menyebabkan gangguan dan
kerugian kepada penderitanya, demikian pula dengan
penyakit malaria. Oleh karena itu penting kiranya dilakukan
upaya

penanggulangan

faktor-faktor

yang

menjadi

penyebab penyebaran penyakit malaria di Kabupaten Intan
Jaya yang dibuktikan melalui penelitian ini.
Di Kabupaten Intan Jaya Papua jumlah penderita
penyakit malaria mencapai 5,26% dari jumlah penduduk
secara keseluruhan. Walaupun jumlah penderita malaria ini
tidak sebanyak di Kabupaten Nabire sebagai daerah
endemik malaria, tindakan untuk menghindari gigitan
nyamuk sangat penting.

57

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Merokok Mahasiswi di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga T1 462007076 BAB IV

0 0 23

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor-Faktor Pendorong Perkembangan Indomaret di Kota Salatiga T1 162008003 BAB IV

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor-Faktor Penyebab Kebanggaan Keorganisasian dan Dampak

0 1 338

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor-Faktor Penyebab Kebanggaan Keorganisasian dan Dampak T2 912011017 BAB IV

0 1 76

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Faktor-Faktor Penyebab Penyebaran Penyakit Malaria di Kabupaten Intan Jaya Papua T1 462008089 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Faktor-Faktor Penyebab Penyebaran Penyakit Malaria di Kabupaten Intan Jaya Papua T1 462008089 BAB II

0 0 31

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Faktor-Faktor Penyebab Penyebaran Penyakit Malaria di Kabupaten Intan Jaya Papua T1 462008089 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Faktor-Faktor Penyebab Penyebaran Penyakit Malaria di Kabupaten Intan Jaya Papua

0 1 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Faktor-Faktor Penyebab Penyebaran Penyakit Malaria di Kabupaten Intan Jaya Papua

0 1 31

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Penyebab Kejadian Pneumonia pada Balita di Puskesmas Pabelan Kabupaten Semarang T1 BAB IV

0 0 21