Gambaran Pengetahuan dan Karakteristik Pembersihan Telinga Siswa SMA Negeri 1 Tanjung Pura dan SMA Harapan 1 Medan

ii

ABSTRAK

Telinga adalah salah satu organ yang berperan penting terhadap
kemampuan individu dalam berkomunikasi. Prevalensi morbiditas telinga paling
tinggi pada kelompok usia sekolah (7-18 tahun). Menurut data kementerian
kesehatan Indonesia, 50% dari gangguan pendengaran ini sebenarnya dapat di
cegah dengan melakukan upaya promosi, mengontrol faktor penyebab, deteksi
dini penyakit, serta tatalaksana yang sesuai standar. Penelitian ini ditujukan untuk
mengetahui gambaran pengetahuan, karakteristik pembersihan telinga, serta
riwayat gangguan telinga pada siswa SMA.
Telinga memiliki mekanisme pembersihan sendiri sehingga tidak perlu di
bersihkan setiap hari. Secara normal, serumen ( ear wax) dibutuhkan untuk
menjaga kesehatan telinga. Kegiatan membersihkan telinga secara rutin dan
berlebihan akan mengganggu mekanisme pembersihan alami serta mekanisme
pertahanan telinga. Resiko yang dapat ditimbulkan dari kebiasaan ini berupa
peradangan pada liang telinga, serumen prop, tertinggalnya benda asing di liang
telinga, dan trauma pada membran timpani.
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif tentang gambaran pengetahuan,
karakteristik pembersihan telinga, serta riwayat gangguan telinga. Subjek

penelitian ini berjumlah total 280 siswa yang terdiri dari 134 siswa SMAN 1
Tanjung Pura dan 146 siswa SMA Harapan 1 Medan. Metode pengambilan data
subjek akan menjawab kuesioner. Selanjutnya data dianalisa menggunakan
tabulasi frekuensi dalam program SPSS 17.0.
Dari penelitian ini diperoleh gambaran pengetahuan subjek tentang
pembersihan telinga masih belum mencapai kategori baik. Jumlah subjek yang
berpengetahuan baik hanya 9 orang (3,2%), sedangkan 144 orang (40,7%)
memiliki tingkat pengetahuan cukup dan 157 orang (56,1%) memiliki tingkat
pengetahuan rendah. Mayoritas subjek (99,3%) melakukan pembersihan telinga
sendiri. Dan hampir semua subjek (99,6%) pernah mengalami satu atau lebih
riwayat gangguan telinga.
Kata kunci: Pengetahuan pembersihan telinga, karakteristik pembersihan telinga,
gangguan telinga

iii

ABSTRACT

Ear is an organ that has an important role in individual’s communication
ability. The highest prevalention of ear morbidity is at school age group (7-18

years old). According to the data of Indonesian health ministry, 50% of the ear
morbidity is actually preventable with health promotion, controlling risk factors,
early detection, and standarized treatment . This study was aimed at investigating
the ear-cleaning knowledge and characteristic, and also the history of ear related-symptoms among the high school students.
Ear has a natural self-cleansing mechanism, so it does not necessarily
need to be cleaned every day. Normally, the cerumen (ear wax) is needed to
maintain the ear’s health. Routine and excessive self-ear-cleaning practice will
disturb ear’s natural self-cleansing and defensive mechanism. Risks that arise
from this behavior are inflammation of external ear canal, cerumen impaction,
foreign body trapped inside ear canal, and tympanic trauma.
This was a descriptive study about ear-cleaning knowledge and
characteristic, and also the history of ear-related-symptoms. Subject of this study
was 280 students in total which involving 134 students of Tanjung Pura 1 high
school and 146 students of Harapan 1 Medan high school. Collecting data
methode was subjects who participate in this study answered the given
questionnaire. Data was analyzed in frequency tabulation with SPSS 17.0.
The result showed that the knowledge of the subjects about ear -cleaning
was below the good category. Amount of subjects that had a good knowledge was
just 9 people (3,2%), in other hand 144 people (40,7%) had level of knowledge
and 157 people (56,1%) had low level of knowledge. Most of the subjects (99,3%)

performed self-ear-cleaning practice. And almost all of the subjects (99,6%) ha d
experienced at least once of ear-related-symptoms.

Key words: Ear-cleaning knowladge, ear-cleaning Characteristic, ear-related
simptoms