Pengambilan Keputusan Berdasarkan Sistem Informasi Manajemen dan Struktur Organisasi Pada Direktorat Jenderal Pajak Kantor Wilayah Sumatera Utara I

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA
P
I

= Peneliti
= Informan

P
I

: Apa jabatan Anda di DJP ini?
: Pelaksana Sub. Bagian Kepegawaian

P

: Apakah Saya tidak bisa mewawancarai Kepala pimpinan DJP ataupun
kepala bagian umum?
: Kalau disinikan, ada jenjangnya dek jadi menurut kakak pribadi terlalu
sibuk lah maksudnya banyak kali yang mau diurus masalah lain selain
masalah disitu (informan memaksudkan
menjadi narasumber untuk

wawancara penelitian saya ini) jadi gak bisa gitu. Tapi sebenarnya kita
mengasih jawaban ke kalian pun yah udah kita omongin dulu kan dan
sudah kita diskusikan dulu. Yah, jadi berdasarkan masukan dari atasanatasan itu juga. Gitu. Yah kami ini pun jumpa sama kepala kanwilnya itu
sendiri jarang.

I

P
I

: Apa itu SIKKA?
: SIKKA itu, sistem informasi yang dijalankan oleh sebuah aplikasi online.
Bisa juga melaui intranet, offline. Tapi di DJP doang yang memberikan
informasi di bidang kepegawaian, keuangan dan aktiva.

P
I

: Apa kegunaan SIKKA di DJP?
: Ininih, sumber daya manusia DJP itu 30.000 wilayah kerjanya itu dari

sabang sampai merauke. Jadi latar belakang itu sebenarnya untuk menghandle informasi seluruh pegawai yang lebih dari 30.000 itu, dibuatlah
SIKKA.

P
I

: Bagaimana cara mengakses SIKKA?
: Jadi mengakses SIKKA itu kayak gini nih (Informan membuka situs
SIKKA miliknya dan menunjukkan halaman untuk mengakses SIKKA),
pakai IP pendek pegawai yang dijadikan sebagai username pegawai,
terus masukin password. Disini ada tahun anggaran, sesuai dengan tahun
sekarang. Kalau seandainya ada karyawan yang lupa password bisa
telepon ke direktorat TIP teknologi informasi.

P
I

: Apakah pimpinan dapat mengakses secara bebas setiap portal pegawai?
: Tergantung, jadi dia itu kepala sub bagian apa. Kalau di bagian umum
kan namanya kepala sub bagian. Kalau di bidang lain namanya kepala

seksi. Jadi kalau kepala sub bagian kepegawaian otomatis segala masalah
kepegawaian dong. Dan kalo tadi bicara kepala seksi humas ya gak bakal
ada. Jadi bukan tergantung dengan seberapa tinggi pangkatnya tapi dia
itu di bagian apa. Tiap kepala bisa melihat profil bawahannya masing-

66

masing sesuai dengan bagiannya. Nih, misalnya kan kakak dibawah
Bapak ini, jadi Bapak ini bisa liat profil kakak dan pegawai lain di bagian
Kepegawaian. Kalau untuk daerah kanwil I ini, jumlahnya 910 orang.
P
I

: Apakah peranan dari SIKKA pada DJP?
: Peranannya SIKKA itu ya menerapkan kebijakan penempatan sumber
daya manusia berdasarkan kompetensi, terus sebagai sistem pengukuran
kinerja pegawai disini. Merancang kebutuhan rekrutment berbasis
kompetensi. Dan terakhir pemerataan kebutuhan diklat pegawai. Gitu..

P

I

: Apakah fungsi dari SIKKA pada DJP?
: Sebagai aplikasi online SIKKA yang menjadi sumber informasi di bidang
kepegawaian dalam rangka optimalisasi pencapaian sejumlah sasaran.
Dan sebagai sebuah sistem informasi yang mampu menyelenggarakan
proses-proses bisnis di bidang kepegawaian.

P
I

: Apakah tujuan dari penggunaan SIKKA pada DJP?
: Tujuan penggunaan SIKKA untuk pengoptimalan pencapaian sejumlah
sasaran DJP dan mendukung pengembangan sistem perencanaan dan
manajemen SDM yang merupakan salah satu inisiatif strategis DJP.

P

: Adakah kemudahan dalam penggunaan SIKKA dibanding tidak
menggunakannya?

: Ya pastilah. Kalau kita pakai SIKKA kan itu suatu sistem yang di
integrasi, jadi aksesnya mau akses kemana aja gampang. Kalau gak ada
SIKKA ya kita harus nelpon-nelpon lagi kan. Misalnya nelpon ke
Sibolga, ini gimana nih yang kayak-kayak gitu lah. Lebih efisienlah
dengan SIKKA.

I

P
I

: Adakah hambatan atau kendala dalam pengaksesan SIKKA?
: Hambatannya ya pasti adalah lah ya. Kayak jaringan, yang namanya data
lebih dari 30.000 pegawai di akses diseluruh Indonesia dengan jaringan
internet di Indonesia kita tau sendiri di banding negara-negara lain. Ya
pasti paling besar hambatan itu jaringan karena ya itu tadi kita
menjalankannya lewat internet.

P
I


: Sejauh apa peran SIKKA dalam membantu pengambilan keputusan?
: Yang pasti informasi mengenai kepegawaian dan keuangan pun
semuanya kan bisa di akses di SIKKA, jadi dalam pembuatan keputusan
pun ya harus ada latar belakangnya. Misalnya kalo masalah mutasi, kan
kita bisa lihat history pegawainya dari situ, kenaikan pangkat sudah
berapa lama di pangkatnya. Kan semua udah ada di SIKKA. Kan kalau
mutasi minimal udah 3 tahun, jadi kalo dia mau pindah udah bisa dilihat.
Jadi ya, SIKKA itu lebih untuk sebagai latar belakang pengambilan
keputusannya lah. Karenakan kumpulan datanya ya disitu.

67

P
I

: Siapa yang bertanggung jawab dalam meng-input data kedalam SIKKA?
: Ada. UPK (Unit Pelaksana Kepegawaian), tergantung kalau di KPP itu
ada UPK lokal kalau di Kanwil itu ada UPK kanwil, di UPK kanwil itu
ada beberapa yang bisa. Kayak kakak kan UPK Kanwil, kakak bisa

mengakses SIKKA 908 pegawai yang ada di Sumatera Utara bagian I ini.
Kalau UPK lokal ya cuman yang ada di kantor itu misalnya KPP Polonia,
ya cuman bisa di KPP Polonia, misalnya 86 orang. UPK nya Cuma bisa
mengakses 86 orang itu.

P
I

: Apakah struktur organisasi yang diterapkan pada DJP sudah mutlak?
:Untuk sekarang sudah mutlak karena struktur organisasi DJP sendiri telah
ditetapkan dari pusat ya.. sesuai peraturan menteri keuangan lah.

P
I

: Apakah pernah ada pergeseran atau perombakan struktur?
: Ada. Baru ini 2014, berdasarkan PMK No.206.2. PMK itu Peraturan
Menteri Keuangan. Jadi ada penambahan jadi kayak di PPIP misalnya.
Itu dulu namanya PPPP, dulu itu gak ada seksi inteligen, sekarang udah
ada seksi inteligen. Kalau di PPIP itu ada kepatuhan internal yang

menangani pegawai ada disana sekarang udah dipindahkan ke bagian
Umum. Banyak sih yang berubah untuk di Kanwil. Penyuluhan dulu
sekarang satu seksi dengan kerjasama sekarang kerjasama, kerjasama
sendiri. Penyuluhan, penyuluhan sendiri. Jadi lebih spesifik.

P
I

: Apakah setiap DJP memiliki struktur yang sama?
: Untuk DJP Kanwil selain Kanwil DJP Wajib Pajak Besar dan Kanwil
DJP Jakarta Khusus memiliki struktur organisasi yang sama.

P
I

: Bagaimana bentuk struktur organisasi DJP?
:

P


: Apa wewenang dan tanggung jawab setiap jabatan pada struktur
organisasi DJP?
: Panjang jawabannya ini. Hahaha.. Bisa di akses aja di internet. PMKRI
No. 62 itu..

I

P
I

: Apakah struktur organisasi bersifat sentralisasi atau desentralisasi?
: Kalau disini ya namanya juga kita PNS ya, ya pasti sentralisasi lah ya.
Semuanya ke pusat.

P
I

: Bagaimana rentang kendali di DJP?
: Tergantung jabatan. Dan bawahan setiap kepala bagian berbeda,
tergantung kantornya juga. Tapi kita punya umm.. dan jumlah batasan

bawahan untuk setiap jabatan tidak bisa kita beritahu..

P
I

: Siapa yang paling berperan dalam pengambilan keputusan?
: Sekretariat Direktorat Jenderal Pajak. Jadi semua informasi di DJP baik

68

teknis maupun masalah kepegawaian mereka pasti punya, tapi
sebenarnya dia taunya yang umum-umumnya aja gitu loh. Ada
spesifikasinya, misalnya ada masalah pajak, penagihan pajak itu ada
direktorat penagihan pajak. Kalau untuk peraturan kita ada direktorat
peraturan perpajakan, yang buat ya mereka, tapi yang melegalkan ya
direktorat itu.
P
I

: Jadi siapa yang mengambil keputusan untuk Kanwil DJP Sumut I?

: Tergantung keputusannya, ada keputusan kepala kantor, wilayah. Yang
mengambil keputusan ya si kepala Kanwil itu. Ada juga keputusan
kepala kantor KPP. Jadi misalnya masalah mutasi, kakak ngomongin
mutasi karena kakak kan di bagian kepegawaian ya, kita ada mutasi
internal maupun kanwil ya . ada juga mutasi nasional. Kalao mutasi
nasional itu yang ngurus itu orang kepegawaian kantor pusat. Tapi kalo
mutasi kanwil ya misalnya dari KPP mana, dari sini ke KPP belawan atau
binjai ya keputusannya yang ngasih tanda tangan ya kepala kanwil.
Tergantung keputusannya juga sih sebenarnya. Kalau pemindahan
pegawai disini-disini aja (dalam lingkup kantor DJP) misalnya ya dia
bagian umum nih, yah jadi kepala bagian. Yang kayak gitu.

P
I

: Apakah karyawan sama sekali tidak berhak memberikan masukan?
: Karyawan bisa juga sih, sebenarnya kita ada rapat pembinaan setiap
bulan. Kita juga bisa ngasih masukan terhadap fungsi-fungsinya kita,
rencana kerja kita. Ada monitoring evaluasi juga. Atau pada saat
workshop.

P
I

: Apakah keputusan yang diambil selalu efektif?
: Pasti adalah lah ya, ya kayak restrukturisasi itu tadi, ya pasti keputusan
terdahulunya dianggap kurang efektif makanya dibuat yang baru. Atau
misalnya masalah penetapan peringkat jabatan. Kementrian keuangan
kan di atas DJP, mereka buat suatu peraturan tentang batasan pendidikan
untuk pegawai untuk menempati jabatan-jabatan tertentu, misalnya
Bendahara, mereka minta misalnya Diploma 3 tapi di DJP sendiri
menganggap tidak serta merta, kalo ada S1 yang lebih berkualifikasi kan
gak mungkin kita turunkan. Ya jadi ada peraturan tersendiri lagi. Ada
aturan turunannya lah.

69