Kriteria Audit Kinerja Sektor Publik at

Please confirm your email address ([email protected]) to use academia.edu. Resend
confirmation email



Log In



Sign Up

Kriteria Audit Kinerja Sektor Publik


Uploaded by

Eko Yulianto



top 2%




960




© Eko Yulianto 2013
Penetapan Kriteria

Pemeriksaan Kinerja
Berbasis GMM yang
Disempurnakan 1

Daftar Isi
1.
Pendahuluan ............
..................................
..................................

..................................
..................... 1 2.

Good Management
Model
sebagai Basis
Kriteria Pemeriksaan
Kinerja .....................
......................... 2 3.
Matriks Kriteria
Kinerja .....................
..................................
..................................

.............................. 5
3.1 Identifikasi
Tujuan .....................
..................................
..................................
.............................. 7

3.2 Identifikasi
Entitas .....................
..................................
..................................

.............................. 8
3.3 Identifikasi
Proses
Bisnis .......................
..................................
..................................
.................. 9 3.4
Identifikasi
Aktivitas-aktivitas
dalam

MKK .......................
..................................
....................... 11 4.
Implikasi MKK pada

Metodologi
Pemeriksaan Kinerja
..................................
..................................
.. 19 4.1 Konversi
MKK menjadi

Kriteria Pemeriksaan
Kinerja .....................
..................................
......... 19 4.2
Cakupan
Pemeriksaan ............
..................................
..................................
...............................
21 5.

Penutup ...................
..................................

..................................
..................................
................... 22
© Eko Yulianto 2013
Penetapan Kriteria
Pemeriksaan Kinerja
Berbasis GMM yang
Disempurnakan 2

Daftar
Peraga
Peraga 1. Contoh
Good Management
Model
untuk Kegiatan
Diklat .......................
..................................

. 4 Peraga 2.
Kerangka Matrik

Kriteria
Kinerja .....................
..................................
..................................
........ 6 Peraga 3.
Langkah Pembuatan
MKK .......................
..................................

..................................
................ 7 Peraga
4. Contoh
Permasalahan dan
Berbagai Faktor
Penyebab .................
..................................
............ 9 Peraga 5.
Model Dasar
Matriks Kriteria


Kinerja Berbasis
GMM yang
Disempurnakan .......
...................... 10
Peraga 6. Contoh
Kriteria Pemeriksaan
Kinerja untuk
Kegiatan Rekrutmen
Pegawai BPK
RI ................... 20

Perumusa
n Kriteria
Pemeriks
aan

Kinerja
Berbasis
Good
Managem

ent Model

yang
Disempur
nakan
Eko Yulianto

1.
Pendahuluan
Kriteria merupakan
sebuah tolok ukur
yang menentukan
keberhasilan
pemeriksaan kinerja.
Pada masa lalu,

keberadaan kriteria
kinerja menjadi hal
yang menentukan
apakah suatu

kegiatan atau
organisasi dapat
diperiksa oleh Badan
Pemeriksa Keuangan
Republik Indonesia
(BPK RI) atau tidak.

BPK RI akan
melakukan
melakukan
pemeriksaan kinerja
apabila kriterianya
telah tersedia.
Sebaliknya, BPK RI
tidak akan
merencanakan
pemeriksaan kinerja

apabila kriterianya
belum ada. Namun,

dengan terbitnya
Keputusan BPK RI
No. 11/K/IXIII.2/12/2011
mengenai Petunjuk
Teknis Penetapan
Kriteria Pemeriksaan
Kinerja, ketiadaan

kriteria kinerja
entitas kini tidak lagi
menghalangi BPK
RI untuk melakukan
pemeriksaan kinerja
untuk program,
kegiatan dan
organisasi
pemerintah apa pun.
Alasannya, Juknis

tersebut dapat

dijadikan landasan
bagi pemeriksa
untuk dapat
mengembangkan
kriteria secara
mandiri apabila
kriteria yang
memadai untuk
menilai kinerja

entitas tidak
ditemukan. Secara
normatif terbitnya
Juknis tersebut dapat
mendorong
dilaksanakannya
pemeriksaan kinerja
secara ekstensif.
Juknis tersebut
memiliki posisi

strategis dalam
menunjang
keberhasilan
pemeriksaan kinerja
BPK RI mengingat
pentingnya kriteria
dalam pemeriksaan
kinerja. Kini
pemeriksa pun
seharusnya tidak lagi

mengalami kesulitan
dalam
mengembangkan
kriteria yang
berkualitas karena
Juknis dimaksud
telah memberi
beberapa contoh
kriteria. Namun
demikian,

pelaksanaan Juknis
tersebut dalam
nampaknya belum
sesuai harapan.
Sampai sekarang
masih banyak
pemeriksa
mengalami kesulitan
merumuskan kriteria
yang memenuhi

syarat sesuai
ketetapan Juknis.
Salah satu sumber
masalah yang
teridentifikasi dari
pelaksanaan
pemeriksaan kinerja
yang telah dilakukan
selama ini adalah

absennya penjelasan
mengenai
proses berpikir
yang melandasi cara
membuat rumusan
kriteria. Juknis
hanya memberikan
contoh produk
kriteria namun tidak
menguraikan

langkah yang perlu
dilakukan untuk
menghasilkan
kriteria tersebut. Di
samping itu, Juknis
juga tidak
menyediakan
alat bantu
(decision aid)

untuk menghasilkan
kriteria yang andal,
objektif, dapat
diperbandingkan,
bermanfaat, dapat
diterima, dan
relevan. Ketiadaan
penjelasan mengenai
proses berpikir dan
alat bantu tersebut

pada akhinya
membuat proses
perumusan kriteria
menjadi bertele-tele
dan tidak efisien
(juga tidak efektif,
barangkali).
Makalah ini ditulis
untuk
mengeskplorasi dua

hal penting yang
belum diakomodasi
dalam Jukinis
tersebut sekaligus
mengajukan sebuah
konsep praktis yang
dapat membantu
pemeriksa dalam
menyusun kriteria

dengan lebih baik,
yaitu
matriks kriteria
kinerja
. Keberhasilan
penerapan konsep ini
© Eko Yulianto 2013
Penetapan Kriteria
Pemeriksaan Kinerja

Berbasis GMM yang
Disempurnakan 2

di Perwakilan
Kendari dan
Yogyakarta
1

juga menjadi alasan
ditulisnya makalah
ini. Meski ukuran
keberhasilan tersebut
mungkin sangat

subjektif, namun
penulis setidaknya
telah memperoleh
tanggapan positif
dari para pemeriksa
dan beberapa pejabat
entitas yang
diperiksa. Para
pemeriksa pada
umumnya

menyatakan bahwa
matriks tersebut
memudahkan
mereka dalam
memahami esensi
kinerja beserta
ukuran-ukurannya.
Beberapa pejabat
entitas pun
menyatakan bahwa

matriks tersebut
mudah dipahami dan
membantu mereka
dalam
mengidentifikasi
berbagai kelemahan
yang terjadi dalam
kegiatan yang
mereka jalankan.
Makalah ini dibagi

dalam
beberapa bagian.
Setelah ini sebuah
landasan penting
yang mendasari
penetapan kriteria
kinerja, yaitu
good management
model,
akan dipaparkan

.
Berturut-turut,
makalah ini
kemudian akan
mengelaborasi
proses pembentukan
matriks kriteria
kinerja, penerapan
penyusunan kriteria
dengan matriks

tersebut, dan
beberapa aspek
penting terkait
implikasi penerapan
matriks dalam
pemeriksaan kinerja
di BPK RI.

2.

Good
Management
Model
sebagai Basis
Kriteria
Pemeriksaan
Kinerja

Kriteria pemeriksaan
kinerja merupakan
standar yang masuk
akal
(reasonable)
dan dapat dicapai
(attainable)
yang akan digunakan
untuk menilai
ekonomi, efisiensi,

dan efektivitas dari
sebuah kegiatan.
Kriteria
mencerminkan
norma atau model
ideal yang
menunjukkan
praktik terbaik,
sebuah harapan
orang mengenai apa

yang seharusnya
dilakukan (Intosai,
2004)
2

. Di dalam Juknis
dinyatakan bahwa
kriteria pemeriksaan
kinerja terutama
bersumber dari
entitas yang

diperiksa. Kriteria
tersebut dapat
berupa standar,
ukuran, hasil, target,
dan komitmen yang
ditetapkan oleh
entitas atau lembaga
legislatif. Kriteria
bisa juga diperoleh
dari kinerja entitas

pada masa lalu atau
peraturan
perundang-undangan
terkait yang
mengatur entitas.
Selain itu, kriteria
bisa bersumber dari
praktik terbaik dari
kegiatan serupa,
standar yang

ditetapkan organisasi
professional dan
berterima umum
atau bahkan
informasi dan ilmu
pengetahuan yang
telah dibakukan.
Juknis membedakan
dua jenis kriteria:
hasil dan proses.

Kriteria hasil
berorientasi pada
penilaian secara
langsung terhadap
masukan
,
keluaran
,
atau dampak dari
sebuah kegiatan.

Sedangkan kriteria
proses
menitikberatkan
pada penilaian
proses yang
mengolah masukan
menjadi keluaran.
Untuk kriteria
terakhir, Juknis
meminta pemeriksa

untuk
mengembangkan
kriteria sendiri
dengan berdasarkan
praktik pengelolaan
yang baik, atau yang
disebut sebagai
better management
practice.

Bila dilacak
sejarahnya,
pendekatan untuk
kriteria proses itu
sebelumnya dikenal
sebagai
good
management model.
Penulis berpendapat
bahwa istilah ini

sebenarnya lebih
tepat untuk
1

Antara lain
Pemeriksaan Kinerja
Program Bahteramas
Provinsi Sultra,
PDAM Kota Kendari,
Dinas Perizinan Kota
Kendari, RSUD Kota
Yogyakarta, dan

Program Jamkesda
Provinsi DIY.
2

Intosai. 2004.
Implementation
Guidelines for
Performance Auditing:
Standards and
guidelines for

performance auditing
base
d on INTOSAI’s
Auditing Standards and
practical experience
.
Http://www.....
© Eko Yulianto 2013
Penetapan Kriteria
Pemeriksaan Kinerja

Berbasis GMM yang
Disempurnakan 3

menggambarkan
pendekatan tersebut.
Alasannya, selain
cocok secara
semantik, istilah
tersebut sudah lazim
digunakan oleh
lembaga-lembaga

audit beberapa
negara, seperti
Inggris dan Belanda
(Put, 2011).
3

Seperti tercermin
dalam istilahnya,
GMM pada
hakekatnya
merupakan sebuah

gagasan yang
digunakan untuk
menggambarkan
praktik manajemen
yang dapat
menjamin
terlaksananya
sebuah kegiatan
dengan baik, yang
dalam konteks

kinerja berarti
ekonomis, efisien,
dan efektif. Sebagai
sebuah konsep,
GMM dapat
dikatakan sebagai
simplifikasi dari
enam fungsi
manajemen yang
digagas oleh Henry

Fayol (1841-1925),
yang terdiri
forecasting,
planning, organizing,
commanding,
coordinating
dan
controlling
. Gagasan yang
diusung GMM

sangat sederhana.
GMM
menggambarkan tiga
aktivitas utama yang
harus dilakukan
ketika kita akan
merancang dan
menjalankan sebuah
kegiatan, yaitu
perencanaan

,
pelaksanaan
, dan
pemantauan.
Logika GMM adalah
sebuah kegiatan
akan sukses apabila
direncanakan secara
memadai,
dilaksanakan sesuai

rencana, dan
dipantau atau
dievaluasi. Dengan
kata lain,
perencanaan,
pelaksanaan, dan
pemantauan kegiatan
yang dilakukan
dengan baik dan
benar akan

membantu
pencapaian tujuan
kegiatan yang telah
direncanakan. Ketiga
tahapan itu
menggambarkan
sebuah pola yang
dapat membantu
manajemen dalam
mencapai kinerja

yang tinggi. Untuk
menjelaskan
penerapan konsep
ini, mari kita ambil
contoh sederhana:
kegiatan Diklat
Pemeriksaan Kinerja
untuk Ketua Tim.
Kegiatan ini
bertujuan untuk

meningkatkan
pengetahuan dan
ketrampilan para
ketua tim di bidang
pemeriksaan kinerja.
Ukuran kesuksesan
diklat ini adalah
bertambahnya
pengetahuan dan
ketrampilan seluruh

peserta diklat
mengenai
pemeriksaan kinerja.
Jika ingin mencapai
tujuan ini, maka kita
harus melakukan
tiga tahapan GMM.
Pertama, kita harus
membuat rencana
yang baik. Dalam

hal ini kita harus
merancang jadwal,
menyiapkan materi,
menghubungi
pengajar yang
kompeten,
menentukan syarat
dan jumlah peserta,
merancang metode

evaluasi,
menyiapkan
post-test
, menyiapkan
peralatan pendukung
dan lain sebagainya.
Intinya, pada tahap
ini kita harus
menyiapkan dan
merencanakan

segala sesuatu yang
diperlukan agar
diklat berjalan
dengan baik. Pada
tahap kedua, setelah
melakukan
perencanaan matang,
kita kemudian
melaksanakan diklat
dimaksud. Pada

tahap ini kita
menjalankan semua
hal yang telah
direncanakan. Agar
sesuai rencana, kita
harus memperoleh
peserta yang
memenuhi syarat,
memperoleh
pengajar yang

kompeten,
melaksanakan diklat
sesuai jadwal,
menyediakan
konsumsi yang
berkualitas, dan
menggunakan
peralatan yang
disediakan. Terakhir,
pada tahap

pemantauan, kita
melakukan
pengawasan dan
evaluasi terhadap
seluruh aktivitas
yang dilakukan pada
tahap perencanaan
dan pelaksanaan.
Kita akan menilai
apakah pengajar dan

peserta pelatihan
yang dilibatkan telah
sesuai kualifikasi
yang ditentukan.
Kita juga akan
menilai apakah
pelatihan dilakukan
sesuai dengan jadwal
yang ditentukan
dengan materi yang

sesuai dengan
standar yang telah
ditetapkan. Lalu,
yang tidak kalah
penting, penilaian
juga perlu dilakukan
untuk memastikan
bahwa peserta
pelatihan telah
memperoleh

tambahan
pengetahuan dan
ketrampilan
mengenai
pemeriksaan kinerja.
Tahap evaluasi ini
biasanya dilakukan
dengan meminta
peserta untuk
mengikuti

3

Put, V. 2011.

Norms used: some
strategic
considerations from
The Netherlands and
the UK

dalam

Performance Auditing:
Contributing to
Accountability in
Democratic
Government
(Editor Londsdale, J.
et al.). Edward Elgar.
Cheltenham, UK. 75

94.



Job Board



About



Press



Blog



Stories



We're hiring!



Help



Terms



Privacy



Copyright



Send us Feedback



Academia ©2014

Dokumen yang terkait

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Improving the Eighth Year Students' Tense Achievement and Active Participation by Giving Positive Reinforcement at SMPN 1 Silo in the 2013/2014 Academic Year

7 202 3

Teaching speaking through the role play (an experiment study at the second grade of MTS al-Sa'adah Pd. Aren)

6 122 55

Enriching students vocabulary by using word cards ( a classroom action research at second grade of marketing program class XI.2 SMK Nusantara, Ciputat South Tangerang

12 142 101

Analysis On Students'Structure Competence In Complex Sentences : A Case Study at 2nd Year class of SMU TRIGUNA

8 98 53

Analisis Pengaruh Lnflasi, Nilai Tukar Rupiah, Suku Bunga Sbi, Dan Harga Emas Terhadap Ting Kat Pengembalian (Return) Saham Sektor Industri Barang Konsumsi Pada Bei

14 85 113

Pengaruh Etika Profesi dan Pengalaman Auditor Terhadap Audit Judgment (Penelitian pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung yang Terdaftar di BPK RI)

24 152 62

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Dan Organizational Citizenship Behavior Terhadap Kinerja Pegawai PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat Dan Banten Kantor Area Sumedang

17 106 69