Infrastruktur TI dan Teknologi Baru

 

 

Infrastruktur TI dan Teknologi Baru
Makalah
Untuk memenuhi tugas SISTEM INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERNAL
Jurusan: Magister Akuntansi
Disusun oleh:
Yenny Farlina Yoris (55516120048)

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM. CMA

MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
April 2017

 

 


 

 

ABSTRACT
Penerapan Teknologi Informasi banyak digunakan para usahawan. Kebutuhan
efisiensi waktu dan biaya menyebabkan setiap pelaku usaha merasa perlu menerapkan
teknologi informasi dalam lingkungan kerja. Penerapan Teknologi Informasi dapat
menyebabkan perubahan pada kebiasaan kerja. Misalnya penerapan Enterprice
Resource Planning (ERP). ERP adalah salah satu aplikasi perangkat lunak yang
mencakup sistem manajemen dalam perusahaan. Juga penggunaan Microsoft Access
dapat membuat aplikasi untuk dapat memenuhi tujuan efektifitas dan efisiensi suatu
perusahaan. Makalah ini mencoba memaparkan bagaimana Teknologi Informasi
diadaptasi oleh dunia usaha dan manfaat apa yang di dapat dari penerapan tersebut,
serta bagaimana pengaruhnya dengan efektivitas usaha terutama pada perusahaan
yang bergerak di bidang jasa perbankan.

 


 

 

 

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, April 2017
Penyusun


 

 

 

 

BAB I
PENDAHULUAN
Penerapan Teknologi Informasi banyak digunakan para usahawan. Kebutuhan
efisiensi waktu dan biaya menyebabkan setiap pelaku usaha merasa perlu menerapkan
teknologi informasi dalam lingkungan kerja. Penerapan Teknologi Informasi dapat
menyebabkan perubahan pada kebiasaan kerja. Misalnya penerapan Enterprice
Resource Planning (ERP). ERP adalah salah satu aplikasi perangkat lunak yang
mencakup sistem manajemen dalam perusahaan. Juga penggunaan Microsoft Access
dapat membuat aplikasi untuk dapat memenuhi tujuan efektifitas dan efisiensi suatu
perusahaan.
Terdapat enam fungsi teknologi informasi, yaitu:

1. Menangkap (Capture) Menangkap disini dapat diartikan sebagai menginput.
Misalnya menerima inputan dari mic, keyboard, scanner, dan lain-lain.
2. Mengolah (Processing) Mengolah atau memproses data masukkan yang
diterima untuk menjadi informasi. Pengolahan dan pemrosesan data dapat
berupa mengkonversi, menganalisis, dan menghitung (kalkulasi).
3. Menghasilkan (Generating) Menghasilkan atau mengorganisasikan informasi
ke dalam bentuk yang berguna atau laporan yang dapat dimengerti oleh orang
lain. Misal laporan, tabel, grafik, gambar, dan lain-lain.
4. Menyimpan (Storage) Merekam atau menyimpan data dan informasi dalam
suatu media yang dapat digunakan untuk keperluan lain. Contohnya adalah
menyimpan ke hard disk, flash disk, tape, dan lain-lain.
5. Mencari Kembali (Retrival) Menelusuri dan mendapatkan kembali informasi
atau mengkopi data dan informasi yang sudah tersimpan. Misalnya mencari
data penjualan yang sudah disimpan sebelumnya.
6. Mentransmisi (Transmission) Mengirim data dan informasi dari suatu lokasi ke
lokasi lain melalui jaringan komputer. Misalkan mengirimkan data penjualan
dari user A ke user yang lainnya.
Penggunaan IT dalam sebuah organisasi sangatlah penting, untuk menerapkan IT
haruslah dilihat karakteristik organisasi tersebut. Apakah dengan IT mampu
meningkatkan efisiensi sebuah perusahaan, sehingga dalam penerapan IT dibutuhkan

orang yang handal yang dapat berjalan dengan baik.
Ada 4 peranan mendasar teknologi informasi di sebuah perusahaan, yaitu:
1. Fungsi Operasional akan membuat struktur organisasi menjadi lebih ramping
telah diambil alih fungsinya oleh teknologi informasi. Karena sifat
penggunaannya yang menyebar di seluruh fungsi organisasi, unit terkait
dengan manajemen teknologi informasi akan menjalankan fungsinya
sebagai supporting agency dimana teknologi informasi dianggap sebagai
sebuah firm infrastructure.
2. Fungsi Monitoring and Control mengandung arti bahwa keberadaan teknologi
informasi akan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan aktivitas di

 

 

 

 

level manajerial embedded di dalam setiap fungsi manajer, sehingga struktur

organisasi unit terkait dengannya harus dapat memiliki span of
control atau peer relationship yang memungkinkan terjadinya interaksi efektif
dengan para manajer di perusahaan terkait.
3. Fungsi Planning and Decision mengangkat teknologi informasi ke tataran
peran yang lebih strategis lagi karena keberadaannya sebagai penyedia dari
rencana bisnis perusahaan dan merupakan sebuah tambahan informasi bagi
para pimpinan perusahaan yang dihadapkan pada realitas untuk mengambil
sejumlah keputusan penting sehari-harinya.
4. Fungsi Communication secara prinsip termasuk ke dalam firm infrastructure.
Dalam era organisasi modern dimana teknologi informasi ditempatkan
posisinya sebagai sarana atau media individu perusahaan dalam
berkomunikasi,
berkolaborasi,
berkooperasi,
dan
berinteraksi.

 

 


 

 

BAB II
PEMBAHASAN
I.

Tren Teknologi Dalam 10 Tahun Terakhir

Menurut data yang dimiliki International Data Corporation (IDC), sejak tahun 2010
kemarin hingga satu dekade ke depan, tren industri teknologi mengarah pada empat hal
yaitu perangkat mobile, cloud, big data, dan sosial media. Cloud computing membuka
peluang baru bagi bisnis yang memungkinkan perusahaan secara terus-menerus dapat
meningkatkan inovasi, mentransformasi bisnis mereka serta mendorong pertumbuhan
bisnis.


Big Data untuk mendapatkan keuntungan kompetitif


Big Data telah menjadi keharusan utama bisnis untuk organisasi yang beroperasi dalam
industri yang sangat kompetitif. Misalnya, bank dan perusahaan jasa keuangan lainnya
menerapkan analisa mendalam data yang dimilikinya untuk menilai risiko peminjam,
mendeteksi churn dan mengidentifikasi cross-selling atau peluang upselling
berdasarkan perilaku belanja.
Menurut laporan, “The Future for CIOs: Which Way Is Up?”, oleh The Economist
Intelligence Unit (EIU) dan disponsori oleh HDS, 10% dari perusahaan APAC telah
berinvestasi dalam analisa data dalam 12 bulan terakhir, dan investasi ini akan
meningkat menjadi 12% di tahun mendatang.
Big Data memungkinkan para pengguna seperti pebisnis menggunakan analitik untuk
membuat keputusan, mendorong perubahan, mentransformasi bisnis dan mencapai
hasil terobosan. Menggunakan Big Data & Analytics untuk mengantisipasi dan
membentuk hasil usaha, menambah nilai pada titik dampak, dan memberikan hasil
yang mengubah peta bisnis demi perkembangan bisnis dan peningkatan keuntungan.
Generasi berikutnya dari solusi Big Data tidak hanya akan membutuhkan platform
infrastruktur baru untuk menyimpan dan mengelola kumpulan data yang luas, tetapi
juga kemampuan untuk menganalisa data secara real-time. Untuk melakukan hal ini,
infrastruktur scale-out dengan mesin yang mampu ‘belajar’, software konteks bisnis
harus terintegrasi dengan erat untuk memungkinkan penggelaran cepat dan dapat

diprediksi dan untuk memastikan operasi yang optimal.


Hybrid Cloud akan muncul sebagai pendekatan yang lebih disukai untuk
penggelaran aplikasi enterprise

Seiring platform cloud telah mencapai tingkat fungsinya dan telah matang, sudah
saatnya bagi organisasi untuk mengubah aplikasi inti mereka untuk memanfaatkan
 

 

 

 

perpaduan antara private dan public cloud. Solusi yang dapat mengintegrasikan kedua
platform tersebut untuk memberikan pengalaman hybrid cloud yang lancar akan
memungkinkan organisasi untuk mencapai biaya keselarasan yang lebih baik saat
mempertemukan persyaratan privasi dan kepatuhan.

CIO yang cerdas telah mengambil inisiatif untuk memindahkan aplikasi enterprise dan
mission-critical ke private cloud dan pada saat yang sama mencoba public cloud untuk
beban-kerja internal sementara dan juga aplikasi web bagi pelanggan. Namun, public
cloud bagaimanapun juga menghasilkan “cloud yang tidak teratur”. Hal ini telah
menyebabkan kekhawatiran mengenai apakah bisnis akan dapat melacak sumber daya
dan pengeluaran secara efektif?. Hybrid cloud dapat membantu mengatasi masalah ini
dengan menyederhanakan interaksi antara public dan private cloud, dan
memungkinkan manajemen yang lebih baik dan kontrol.
Laporan: “The Future for CIOs: Which Way Is Up?”, oleh EIU dan HDS mengungkapkan
bahwa 10% dari perusahaan di APAC telah berinvestasi dalam cloud computing, meski
investasinya belum tersebar merata di seluruh wilayah. Untuk tahun 2015, 13% dari
perusahaan di APAC akan berinvestasi dalam komputasi awan.


Perangkat Mobile membutuhkan infrastruktur teknologi yang lebih datadriven

Rata-rata pengguna ponsel saat ini melakukan pengecekan ke telepon mereka
sebanyak 150 kali sehari, dan ini terjadi di seluruh dunia, dimana pengguna ponsel
menghasilkan 5 petabyte data sehari. Teknologi mobilitas dapat membantu sebuah
organisasi dalam membangun dan menjalankan aplikasi mobilitas, melindungi dan

mengelola infrastuktur mobilitas, melibatkan pelanggan dan mengubah rantai nilai
dalam mendorong pertumbuhan.
Selama 5 tahun terakhir, organisasi TI dan penyedia layanan cloud telah berinvestasi
dalam teknologi storage object untuk melindungi dan melestarikan data untuk waktu
yang cukup lama. Sebuah fondasi penting untuk ini adalah data-driven storage yang
memungkinkan perusahaan untuk mengelola multi-tenancy, memperpanjang metadata
untuk memungkinkan menghubungkan ke kumpulan data lain, dan melaksanakan
deduplication dan kompresi data untuk membatasi pertumbuhan biaya.
Dengan data yang saat ini bergerak melalui berbagai model cloud, kemampuan ini juga
harus dibuat tersedia di luar 4 dinding pusat data. Enterprise harus menemukan cara
untuk mengaktifkan akses remote cerdas dan efisien ke aplikasi dan data, dan
memungkinkan informasi untuk dibagikan dengan baik sekali melalui perangkat cerdas
sambil memastikan bahwa data sensitif dilindungi.


 

Strategi Bisnis menggunakan Media Sosial

 

 

 

Di era yang serba canggih seperti sekarang ini, banyak bisnis yang semakin
berkembang karena tersedianya teknologi pendukung. Pemanfaatan teknologi yang
saat ini sedang trend salah satunya adalah sosial media marketing. Internet telah
menjadi salah satu hal penting dalam bisnis terutama dalam pemasaran atau
marketing.
Dalam perkembangannya, sebuah bisnis selalu mengaitkan sosial media sebagai salah
satu alat yang paling efektif untuk berpromosi. Bayangkan saja jika bisnis yang
dijalankan tanpa adanya dukungan dari media sosial, pastinya marketing atau
pemasaran tidak dapat berjalan dengan efektif dan sempurna.
Sesuai dengan hasil pantauan yang ada di lapangan, saat ini hampir setiap pebisnis
online memanfaatkan social media sebagai salah satu alat promosi yang terbilang
sangat efektif. Mudahnya cara berpromosi di social media, serta tingginya minat
masyarakat kita untuk berinteraksi melalui social media, menjadikan alat promosi yang
tepat untuk memasarkan produk atau jasa di dunia maya.
Sosial media marketing sangat penting bagi perkembangan bisnis terlebih lagi di era
digital sekarang ini, karena selain mudah digunakan, biaya yang dibutuhkan pelaku
bisnis untuk menjalankan bisnis melalui sosial media juga murah.


E-business

E-business telah menjadi trend yang mewarnai aktifitas bisnis baik di negara maju
maupun berkembang. Konsep e-business berkembang karena kemajuan teknologi
informasi dan e-business ini dianggap sebagai paradigma baru sebagai kunci sukses
perusahaan di era informasi. Mobilitas manusia yang tinggi menuntut dunia
perdagangan mampu menyediakan layanan jasa dan barang dengan instan sesuai
dengan permintaan konsumen. Untuk mengatasi masalah tersebut maka muncul
transaksi yang menggunakan media internet untuk menghubungkan antara produsen
dan konsumen. Transaksi melalui internet ini disebut dengan e-commerce dan ebusiness.
Masing-masing Teknologi Informasi diatas dapat digunakan perusahaan untuk
dapat menghasilkan beberapa keuntungan, seperti penghematan biaya, percepatan
waktu operasi, peningkatan produktivitas, percepatan waktu pengiriman barang dan
jasa kepada pelanggan serta peningkatan nilai barang dan jasa yang tinggi pada
pelanggan.
II.

Tren Pemanfaatan Teknologi Informasi pada Perusahaan Jasa

Perusahaan jasa adalah perusahaan yang mempunyai kegiatan utama
memberikan pelayanan. kemudahan, dan kenyamanan kepada masyarakat untuk
memperlancar aktivitas produksi maupun konsumsi. Jasa yang dihasilkan bersifat

 

 

 

 

abstrak tapi bisa dirasakan manfaatnya oleh konsumen. Misalnya perusahaan jasa
telekomunikasi, transportasi, dan reparasi.
Perusahaan jasa mempunyai karakteristik sebagai berikut.
a. Jasa yang Dihasilkan Bersifat Abstrak (Intangible)
Salah satu ciri penting dari perusahaan ini adalah keabstrakan dari jasa yang
dihasilkan. Namun walaupun abstrak jasa ini bisa dirasakan manfaatnya oleh para
konsumen. Contohnya jasa dokter.
b. Jasa yang Diberikan Tidak Seragam (Heterogen)
Dalam perusahaan jasa masing-masing konsumen bisa memperoleh jenis pelayanan
yang berbeda antara yang satu dengan yang lain. Misalnya bengkel, teknisi bengkel
akan memperbaiki mobil di mana ditemukan kerusakan. Bila mobil Amir yang rusak
adalah bagian kemudi maka bagian kemudi yang diperbaiki, bila mobil Banu rusak di
bagian kopling maka pada bagian kopling mobil Banu diperbaiki.
c. Jasa yang Dihasilkan Tidak Dapat Disimpan (Unsaveable)
Berbeda dengan barang yang apabila dalam penggunaannya masih tersisa maka
sisanya akan bisa disimpan untuk dapat digunakan di masa yang akan datang, jasa
tidak dapat disimpan. Sekali dibeli maka akan segera habis penggunaannya, tidak bisa
disimpan untuk penggunaan berikutnya. Contoh tiket kereta api, sekali dibeli maka
harus dipakai, jika tidak dipakai pada tanggal yang tercantum, maka tiket tersebut tidak
berlaku lagi.
Teknologi informasi pun muncul sebagai akibat semakin merebaknya globalisasi
dalam kehidupan organisasi, semakin kerasnya persaingan bisnis, semakin singkatnya
siklus hidup barang dan jasa yang ditawarkan, serta meningkatnya tuntutan selera
konsumen terhadap produk dan jasa yang ditawarkan. Sebagai contoh keberhasilan
teknologi informasi yaitu pada perusahaan Amazon.com, yang tergantung pada situs
Web Internet mereka untuk menarik, menjual, dan melayani banyak pelanggan mereka.
Perusahaan tergantung pada teknologi informasi untuk memberdayakan banyak dari
proses dasar bisnis mereka, dari sistem akuntansi kantor, sistem persediaan gudang,
hingga ke sistem penjualan langsung dan dukungan untuk pelanggan.
Teknologi informasi memberikan banyak manfaat bagi perusahaan, seperti
mampu meringankan aktivitas bisnis serta menghasilkan informasi yang dapat
dipercaya, relevan, tepat waktu, lengkap, dapat dipahami, dan teruji dalam rangka
perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan manajemen. Sehingga
perusahaan dapat tetap bertahan dalam era informasi serta mampu menghadapi
persaingan pasar global. Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi tersebut,
hampir semua aktivitas organisasi saat ini telah dimasuki oleh aplikasi dan otomatisasi
teknologi informasi.Berikut ini adalah contoh tren penerapan teknologi informasi pada
perusahaan jasa di bidang perbankan.
Semakin majunya teknologi di dunia transaksi perbankanpun mulai mengunakan
teknologi berbasis komputer untuk mempermudah transaksi dengan nasabah. yang
tadinya melayani nasabah dengan harus bertemu / nasabah datang ke cabang2 bank
yang disediakan oleh bank yang dia gunakan untuk menabung/infertasi menjadi lebih
 

 

 

 

mudah karena bank mulai mengunakan teknoligi berbasis komputer dan sekarang
sudah bisa mengakses lewat internet bahkan dengan mobile “HP” dengan SMS sudah
banyak diterapkan bank.
Dalam dunia perbankan, perkembangan teknologi informasi membuat para
perusahaan mengubah strategi bisnis dengan menempatkan teknologi sebagai unsur
utama dalam proses inovasi produk dan jasa seperti :
-

Adanya transaksi berupa Transfer uang via mobile maupun via teller.
Adanya ATM ( Auto Teller Machine ) pengambilan uang secara cash secara 24 jam.
Penggunaan Database di bank – bank.
Sinkronisasi data – data pada Kantor Cabang dengan Kantor Pusat Bank.

Dengan adanya jaringan computer hubungan atau komunikasi kita dengan klien
jadi lebih hemat, efisien dan cepat. Contohnya: email, teleconference.
Sedangkan di rumah dapat berkomunikasi dengan pengguna lain untuk menjalin
silaturahmi (chatting), dan sebagai hiburan dapat digunakan untuk bermain game
online, sharing file. Apabila kita mempunyai lebih dari satu komputer, kita bisa
terhubung dengan internet melalui satu jaringan. Contohnya seperti di warnet atau
rumah yang memiliki banyak kamar dan terdapat setiap komputer di dalamnya.
Pada dunia perbankan, perkembangan teknologi informasi membuat para
perusahaan mengubah strategi bisnis dengan menempatkan teknologi sebagai unsur
utama dalam proses inovasi produk dan jasa. Seperti halnya pelayanan electronic
transaction (e-banking) melalui ATM, phone banking dan Internet Banking misalnya,
merupakan bentuk-bentuk baru dari pelayanan bank yang mengubah pelayanan
transaksi manual menjadi pelayanan transaksi yang berdasarkan teknologi.
II.1 Kriteria pemilihan teknologi perangkat lunak perbankan
Lembaga keuangan di Indonesia, termasuk bank, sudah lebih cepat dan intensif
dibandingkan sector atau jenis industri lainnya dalam menerapkan teknologi computer
dalam memberikan pelayanannya ke nasabah. Jasa-jas ini meliputi pembayaran
komputerisasi (pemindahan dana melalui computer dengan fasilitas jaringan
komunikasi datanya); jasa penyetoran dan pengambilan dana secara otomatis melalui
ATM atau berbagai jenis kartu plastic; homebanking dan internet banking serta fasilitas
pelayanan lainnya. Beberapa contoh jenis teknologi computer tersebut diantaranya
mesin Automated Teller Machine (ATM), berbagai jenis kartu kredit, Point of sales
(POS), electronic fund transfer system, dan otomatisasi kliring.
Fungsi teknologi informasi (TI) telah mengalami perubahan dan perkembangan
pesat pada decade terakhir ini. Fungsi TI yang semakin khusus mendorong setiap bank
untuk membentuk bagian, departemen, atau unit kerja khusus tersendiri. Walaupun

 

 

 

 

struktur tersebut tergantung pada berbagai factor misalnya skla bisnis dan beban kerja,
tetapi unit kerja tersebut mencerminkan 2 aspek kegiatan yaitu aspek pengembangan
teknologi dan aspek operasionalnya.
Fasilitas pengolahan data yang tersedia di bank saat ini merupakan hasil
kemajuan teknologi dan kebutuhan untuk menjalankan operasi secara sistematis dan
baik sesuai dengan aliran masuk dan keluar dana bank. Fasilitas tersebut berfungsi
untuk menangani, memilih, menghitung, menyusun, melaporkan, dan mengirimkan
informasi. Jadi penggunaan TI di bank dimaksud adalah untuk meningkatkan efektifitas
dan efisiensi pengelolaan data kegiatan usaha perbankan sehingga dapat memberikan
hasil yang akurat, benar, tepat waktu, dan dapat menjamin kerahasiaan informasi
(sesuai peraturan Bank Indonesia).
Fungsi TSI yang tepat tidak terlepas dari criteria pemilihan jenis teknologi yang
akan digunakan oleh bank. Sistem aplikasi computer yang digunakan di bidang
perbankan harus bisa mengakomodasikan semua kebutuhan bank dan sesuai dengan
ketentuan otoritas moneter (salam hal ini adalah Bank Indonesia). Hal ini memerlukan
pemilihan software computer mengingat jenis software yang ada dan ditawarkan di
pasar relative banyak. Secara umum pemilihan ini berdasarkan kesesuaian antara
kapasita bank dengan fasilitas atau kemampuan software yang akan dipilih sehingga
investasi yang telah dikeluarkan benar-benar efektif dan memberikan nilai tambah
terhadap bank.
Sebagai contoh, Bank yang kapasitasnya relative kecil, misalnya Bank
Perkreditan Rakyat atau BPR kurang relevan bila menggunakan system aplikasi
computer yang menyediakan fasilitas transaksi dalam valuta asing atau pengelolaan
giro. Hal ini menginbgat bahwa BPR tidak boleh melakukan transaksi dalam valuta
asing dan tidak ikut dalam lalu lintas pembayaran giral. Penggunaan software tersebut
menjadi tidak efisien dan biaya investasinya lebih besar dibandingkan dengan nilai
tambah yang dihasilkannya.
Kriteria pemilihan software computer perbankan yang baik sesuai dengan kebutuhan
bank secara umum berdasarkan pertimbangan-pertimbangan berikut:
1. Kemampuan dokumentasi atau Penyimpanan Data
Jenis dan klasifikasi data bank yang relative banyak harus bisa ditampung oleh
software yang akan digunakan, termasuk pertimbangan segi keamanan datanya.
Jumlah nasabah serta frekuensi dan jumlah transaksi harian yang besar memerlukan
memory computer yang besar, selain memerlukan kecepatan prosesor yang tinggi juga.
Sebagai contoh BPR kurang efisien jika menggunakan mesin besar, misalnya AS/400
dalm operasionalnya karena kapasitas dan cakupan geografis BPR biasanya relative
kecil.

 

 

 

 

2. Keluwesan (Flexibility)
Operasional bank selalu berkembang dengan kebutuhan yang berubah-ubah dan
mungkin bertambah di kemudian hari walaupun informasi dasarnya tetap sama. Kondisi
ini harus bisa diantisipasi oleh perangkat lunak computer sampai batas-batas tertentu.
Setiap bank mempunyai system dan prosedur yang mungkin berbeda meskipun data
atau informasi dasar yang diolahnya sama. Perangkat lunak computer yang fleksibel
dapat digunakan oleh dua bank yang kapasitasnya sama tetapi system dan
prosedurnya berbeda.
3. Sistem Keamanan
Sebagai lembaga kepercayaan masyarakat (agent of trusth), bank memerlukan system
keamanan yang handal untuk menjaga kerahasiaan data atau keuangan nasabah; serta
mencegah penyalahgunaan data atau keuangan oleh pihak lain yang tidak bertanggung
jawab. Software computer perbankan yang baik harus menyediakan fasilitas
pengendalian dan pengamanan tersebut.
4. Kemudahan penggunaan (user friendly)
Pengertian mudah dioperasikan bukan berarti setiap pemakai (user) bisa mengakses ke
software tersebut tetapi petugas yang memang mempunyai kewenangan mudah
mengoperasikan proses yang menjadi tanggung jawabnya. Tahap input, proses, dan
output yang dilakukan pada software tersebut tidak menjadi penghambat dalam
kegiatan perbankan secara keseluruhan. System aplikasi computer yang baik bahkan
dapat mendeteksi kesalahan pengoperasian yaitu dengan memberikan error message
dan memberikan petunjuk pemecahan masalahnya.
5. Sistem Pelaporan (Reporting system)
Data atau informasi yang dibutuhkan harus bisa disajikan dalam bentuk yang jelas dan
mudah dimengerti. Bank memerlukan laporan-laporan yang lengkap dan jelas tersebut
terutama dalam proses pemeriksaan (audit) atau penyajian laporan yang bisa
dimengerti oleh pihak-pihak yang berkempentingan dengan harapan keuangan setiap
bank menjadi lebih transparan dan bisa dipertanggungjawabkan.
6. Aspek Pemeliharaan
Kinerja software perbankan diharapkan relative stabil selama bank beroperasi. Kondisi
ini memerlukan aspek pemeliharaaan yang baik, dalam arti secara teknis tidak sulit
dilakukan dan tidak membutuhkan biaya yang relative mahal. Pemeliharaan ini juga
menyangkut pergantian atau perbaikan teknis peralatan dan modifikasi atau
pengembangan software.

 

 

 

 

7. Source Code
Software perbankan biasanya merupakan program paket yang sudah di-compile
sehingga menjadi excecutable file. File program tersebut relative tidak bisa dirubah atau
dimodifikasi seandainya bank menginginkan perubahan atau fasilitas tambahan dari
software tersebut. Kondisi ini bisa diatasi jika pihak bank mempunyai dan memahami
software tersevut dalam bentuk bahasa pemrograman aslinya atau source code.
8. Struktur informasi dan hubungan antar sub sistem aplikasi bank
Hubungan antar sub sistem aplikasi pada operasional bank.
Konsep front office yang lebih mendekati sisi nasabah dan konsep back office yang
lebih mendekati sisi bank sebagai lembaga keungan yang harus mencatat,
mendokumentasikan, dan atau mempublikasikan informasi keuangan, menyebabkan
system aplikasi perbankan terdiri dari sub-sub system yang saling berkaitan sesuai
dengan tahap-tahap pemrosesan dan jenis-jenis data keuangan.
II.2 Trend Produk Sistem Informasi Perbankan
Saat ini bank ritel di Indonesia memiliki produk dan layanan:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Tabungan
Deposito
Giro
Kartu Debit
Kartu Kredit
Perdagangan Bank Notes, Valas, dsb (Trade Finance)

II.3 Trend Transaksi
Jenis transaski sudah beragam baik menggunakan Kartu Debit, Kartu Kredit yang
memanfaatkan jaringan ATM atau Debit Access Transaction umumnya di Cashier yang
berlokasi di gerai, outlet tempat-tempat perbelanjaan.
Sebagai gambaran BCA dengan 750 kantor online-nya, dilengkapi 2.100 ATM yang
mempunyai fungsionalitas memadai, dapat menghandle dengan baik 8,2 juta
nasabahnya.
Dengan jumlah transaksi per hari 2,4 juta. Dari jumlah transksi tersebut rata-rata
821.000 transaski dilakukan melalui ATM, dengan kata lain tingkat pemakaian ATM-nya
sebesar 3,9 kali. Sedangkan transaksi lainnya yang sudah lazim dilakukan meliputi:

 

 

 

 





Mengecek saldo
Fasilitas Pembayaran: Pemindahbukuan dan Penarikan Tunai
Fasilitas untuk menerima Pembayaran (speed collect)
Pembukaan dan pengecekan L/C

Layanan On Line Banking
Seperti ungkapan futurolog teknologi Nicholas Negroponte; bahwa dunia makin lama
makin digital. Hal ini ditengarai oleh pesatnya perkembangan transaksi bisnis dan
kegiatan non-bisnis yang makin beralih ke pemanfaatan komputer on-line.
Dipicu oleh perkembangan Internet, makin meningkatnya
kemampuan hardware dan software dengan kecepatan tinggi dan penyebaran
komputer, makin menyadarkan nasabah bank akan berbagai kemudahan yang
didapatkan dengan ketersediaan layanan On-line banking.
Saat ini standar layanan ritel banking kelas dunia seperti Chase Manhattan Bank, Bank
Of America (BOA) bagi nasabahnya bukan saja menyediakan transakasi real-time,
namun banyak lagi produk layanan berbasis on-line seperti:




Packet S/W (Windows) gratis dan tak terbatas sebagai antisipasi memenangkan
persaingan teller-less.
Packet software keuangan (Quicken, MoneyOne, BankNow)
Packet Entreprise Resourches Planning (ERP software) yang tentunya sangat
dibutuhkan dalam mengelola bisnisnya.

Kesemua software bantuan tadi dapat diakses, berkat tersedianya portal khusus yang
dimiliki oleh setiap Bank.
III.

Ketersediaan Teknologi dan Dampaknya

Perkembangan teknologi telekomunikasi dan informatika mengarah ke konvergensi dan
dipicu oleh ketatnya kompetisi, melahirkan berbagai inovasi dan lompatan teknologi
Telematika.
Paradigma diatas sangat mempengaruhi pola dan strategi bisnis, tidak terkecuali
industri perbankan. Tuntutan keragaman, kemudahan, kecepatan dan harga jasa
yang sangat murah semakin cepat mengemuka.

 

 

 

 

Bagi sektor perbankan yang sangat mengutamakan unsur kepercayaan dan efisiensi
serta layanan berkualitas, perlu menata ulang bisnisnya dengan mencermati
ketersediaan inovasi teknologi serta dampaknya bagi kelangsungan dan pertumbuhan
bisnisnya.
Berikut diuraikan teknologi dan dampaknya bagi perbankan
A. Internet
Merupakan jaringan media informasi global untuk umum berkecepatan tinggi, yang
menghubungkan setiap PC dengan PC lain melalui modem.
Manajemen operasinya diatur melalui Penyedia Jasa Internet (ISP) yang terhubung
dengan International Internet Gateway, sehingga setiap individu dengan PC yang
dilengkapi modem dapat berkomunikasi, bertukar informasi atau hanya sebatas
mencari informasi keseluruh belahan dunia.
B. Intranet
Jaringan komunikasi intuk keperluan internal, yang mampu membuat sesama karyawan
dapat bertukar informasi dan bertukar pengetahuan ataupun media penyampaian
informasi kebijakan perusahaan pengganti majalah, bulletin di internal perusahaannya
(private network).
C. Extranet
Jaringan komunikasi yang dibangun dari saru perusahaan ke perusahaan lainnya untuk
saling bertukar informasi, bertransaski dari dan ke supllier, pelanggan dan pelaku bisnis
lainnya.
D. World Wide Web (www)
Entitas yang paling cepat tumbuh dalam fasilitas Internet, yang menyediakan fasilitas
dan kemudahan dalam membuka atau mengirim informasi melalui saluran/ links
“hypertext”.
Dengan entitas ini memudahkan setiap komputer yang terhubung ke Web secara cepat
mendapat akses informasi umum dari setiap komputer lainnya di Internet, walaupun
jumlah informasinya banyak atau dari tempat yang jauh.
E. e- commerce

 

 

 

 

Merupakan aplikasi perdagangan yang memanfaatkan fasilitas Internet, yang
menjadikan setiap individu/ perusahaan dapat secara langsung tersambung secara
digital ke perusahaan/individu lainnya untuk melakakukan transaksi bisnis.
Pemanfaatannya saat ini dapat dikategorikan dalam:
1. Business to Business
2. Business to Customers
Agar keduabelah pihak dapat bertransaksi secara langsung, terlebih dahulu harus
dibangun 2 sistem yang terintegrasi:
1. Interactive order entry and processing
Menjamin tersedianya fasilitas bertransaksi mulai, Informasi produk dan specifikasinya
(e-marketplace), Pemesanan (Placing Order), Order Processing sampai pemenuhan
Order (e-fulfillment)
2. On-line payment
Fasilitas internet yang memungkinkan pembayaran dilakukan secara on-line antara
pembeli ke Bank atau Credit Card, setelah proses order terpenuhi persyaratannya (efulfillment).
Fasilitas ini menggantikan proses dagang konvensional seperti : pesan lewat Fax, email, pembayaran dengan L/C sampai monitoring kelengkapan dokumennya.
F. e- retail
Forrester Research, November 2000 mengatakan, penjualan ritel melalui internet akan
mencapai USD 92 juta pada 2001. Hal ini membuktikan jalur internet telah
memantapkan diri sebagai perantara penjualan dengan pertumbuhan tercepat.
Umumnya kegiatan e-retail meliputi:
a. Pengembangan model bisnis
b. Disain situs WEB
c. Pengembangan dan manajemen kontent
d. Kemitraan dan aliansi
e. Akusisi pelanggan
f. Desain rantai persediaan
g. Model pemenuhan pelanggan (e-fulfillment)
h. Rencana skalabilitas
i. Integrasi dan eksekusi balik layar (back end)
 

 

 

 

j. Cara mempertahankan pelanggan
k. Ekonomi jangka panjang
Beberapa hal perbedaan e-retail dengan retail konvensional:
1. Kecepatan menanggapi: Lebih cepat menerima dan memproses pesanan.
2. Akses pelanggan terhadap informasi: Semakin ekstensif dan selalu up-to-date
3. Area jual beli yang selalu berubah: pperkenalkan produk baru berdasarkan
permintaan konsumen, bukan siklus perkembangan produk
4. Kemantapan eksekusi: selain kesediaan produk dan kemudahan pembayaran,
konsumen juga menuntut kecepatan pengiriman produk.
Ada 5 (lima) kunci pokok untuk mencapai sinkronisasi supply chain, yaitu:
1. Kesempurnaan operasional: Perencanaan pengantaran dan menerapkan
konsekuensi perubahan atas upaya mengimplementasi kerangak peningkatan kinerja.
2. Terobosan dengan memanfaatkan web, untuk pengurangan berlipat ganda biaya
dari tiap proses.
3. Menciptakan kerjasama baru
4. Mengolola kompleksitas dalam waktu seketika
5. Mengoptimalisasi hal-hal tak terduga
Tercapainya kelima kekuatan diatas akan sangat membantu dalam
mengimplementasikan strategi rantai persediaan, antara lain menyegmentasi
berdasarkan kebutuhan pelanggan dan merencanakan sesuai kondisi pasar serta
menyesuaikan jaringan logistik agar mencapai kesempurnaan e-retailing.
G. e- government
Sistem informasi pemerintahan yang berbasis web dan internet protocol untuk
meningkatkan pelayanan pemerintah kepada warganya secara cepat dan murah.
Contoh aplikasinya meliputi: KTP, Pajak, Fiskal dan SIM on-line.
H. e- resourches
Suatu bentuk Sistem Informasi Manajemen Pengelolaan Pendapatan Bagi Hasil
Eksplorasi Sumber Daya Alam (SDA) yang saat ini masih diimplementasikan dibidang
kelautan, dimana Pemerintah selaku pemegang hak pengelolaan membuat situs
Internet tentang seluruh kandungan kekayaan alam, kebijakan ekploitasi, pola bagi hasil
dan tatacara pembayarannya.
Pendapatan bagi hasil dengan investor yang mengeksploitasi SDA tersebut dikelola
secara on-line ke Bank.

 

 

 

 

I. LAN –sharing
Merupakan teknologi peng-optimalasasian jaringan sehingga dapat digunakan
bersama-sama baik dalam Bank serempak dengan LAN Nasabah, dengan
pembatasan-pembatasan penggunaan fungsi, akses datanya dan menjamin keamanan
data base masing-masing pengguna.
J. Portal
Pintu gerbang bagi pengguna Internet, sehingga memungkinkan untuk pencarian,
bertukar informasi, memperoleh informasi tertentu secara up to date hingga
melaksanakan transasksi berbasis web (e-commerce, dsb)
Kesepuluh inovasi teknologi telematika di atas merupakan satu kesatuan yang saling
terintegrasi dan berdampak langsung terhadap pola bisnis dan persaingan.
Perusahaan-perusahaan yang adaptif dalam memanfaatkan kesepuluh teknologi di atas
bukan hanya mencapai efisiensi usaha, namun juga mendapatkan banyak manfaat
dalam menata ulang usaha dan menyusun skenario pertumbuhannya, sampai
dimanfaatkan sebagai alat strategis untuk membangun berbagai keunggulan dalam
memenangkan persaingan yang cenderung semakin terbuka dan meng-global.
Tabel di bawah menunjukkan bagaimana kerangka rumusan solusi yang langsung
berpengaruh terhadap pola bisnis dan implementasi solusi bagi perusahaan.
Enterprise Solutions Framework
 
Enterprise Solutions Framework
4.
Perusahaan
Terextensi

Transaksi Pelanggan
dan PenyuplaiPenjualan
dan transaksi lainnya
secara online

Komunikasi
MarketingBerhubungan
dengan pemegang
saham di luar

Pembangunan
EkosistemPengoperasian
aliansi, pasar, kelompok
yang berminat

Sistem untuk
menghadapi
pasarMenggunakan
cyberspace sebagai
ruang bisnis utama

EXTRANET
3.
Perusahaan
Terintegrasi

Sistem Data dan
Aplikasi
perusahaanMembangun
database dan aplikasi
perusahaan

Komunikasi seluruh
perusahaanMendorong
komunikasi fungsisilang

Manajemen Pengetahuan
PerusahaanMeningkatkan

Inovasi Proses
PerusahaanMerekayasa
ulang proses bisnis

Modal intelektual dan
praktek-praktek terbaik

 

 

 

 
Kolaborasi Kelompok
KerjaMampu melakukan
penemuan dan
pembuatan keputusan
secara kolektif

Inovasi Proses
Kelompok
kerjaMemperbaiki
pelaksanaan dan
pengendalian alur kerja

2. Kelompok
kerja
terotomasi

Sistem Data dan
Aplikasi Kelompok
kerjaMembangun
database dan aplikasi
departemen

Komunikasi Kelompok
kerjaMendorong
komunikasi fungsisilang

1. Individu
yang
berkompeten
diberdayakan

Pembuatan, Akses dan
Penggunaan
DataMampu melakukan
pengumpulan,
pemasukan, dan akses
data pemakai

Akses dan Otorisasi
InformasiMampu
melakukan pembuatan,
akses dan distribusi
informasi

Pelatihan, Pendidikan dan
KeahlianMampu
melakukan pembuatan,
akses dan distribusi
keahlian

Integrasi Alur
kerjaMemastikan
integrasi ke dalam
sistem alur kerja

A. DATA

B. INFORMASI

C. PENGETAHUAN

D. PEKERJAAN

Tidak Terstruktur

Tidak Terstruktur

INTRANET

Terstruktur

IV.

Terstruktur

SISTEM INFORMASI PERBANKAN SYARIAH

Dalam melakukan kegiatannya perbankan syariah bekerja sama dengan bidang
teknologi informasi untuk membangun sistem informasi perbankan syariah dengan
membuat aplikasi khusus yang dapat mempermudah semua proses-proses transaksi
yang ada diperbankan syariah yang salah satunya adalah proses transaksi jual beli
salam. Dan sudah menjadi sesuatu yang sangat relatif bila dikatakan bahwa sebuah
aplikasi teknologi perbankan syariah itu baik atau lebih baik dari aplikasi yang lain
(Zachman, John A., A framework in information systems Architecture, New York: IBM
Systems Journal 26, No.23, 1999 ). Tetapi seorang ahli teknologi informasi Eropa
menerangkan bahwa aplikasi yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan penting
dan saling berhubungan, yaitu:
a. Sifat Operasional Aplikasi (Product Operation )
Untuk melihat sifat operasional aplikasi, hal-hal yang diukur adalah berhubungan
dengan teknis analisis perancangan aplikasi dan arsitekturnya. Seorang pakar Inggris
bernama McCall merumuskan kualitas Product Operation sebagai berikut:
1. Correctness, yaitu sejauh mana suatu aplikasi memenuhi spesifikasi
dan objectives dari users. Dalam hal ini yang harus kita perhitungkan adalah sejauh
mana pengembang internal maupun eksternal (vendor ) dapat mengetahui kebutuhan
bisnis (business requirement ). Dalam hal ini mereka harus mengerti bahwa ada
beberapa perbedaan signifikan antara arsitektur bank konvensional dengan arsitektur
bank syariah;
2. Reliability yaitu kemampuan sebuah aplikasi melaksanakan kemampuan sesuai
dengan fungsinya dan ketelitian yang akurat;

 

 

 

 

3. Efficiency yaitu seberapa besar kapasitas parameter yang mendukung modul-modul
yang saling berkaitan untuk memudahkanuser membuat turunan
produk, interfacing antar modul serta interfacing terhadap aplikasi lain yang mungkin
dihubungkan untuk mendukung suatu transaksi;
4. Integrity yaitu sejauh mana akses ke aplikasi dan data oleh pihak yang tidak berhak
dapat dikendalikan, seberapa tinggi akurasi dan tingkat security yang dimiliki; dan
5. Usability yaitu f aktor ini menentukan sejauh mana kemudahan user mempelajari,
menggunakan dan mengerti output yang dihasilkan.
b. Kemampuan aplikasi dalam menjalani perubahan (Product Revision )
Dalam perjalanan suatu usaha senantiasa terdapat perubahan-perubahan baik dari sisi
strategi maupun perubahan yang diakibatkan oleh regulasi. Oleh karena itu ada
beberapa faktor pokok yang harus dipertimbangkan adalah:
1) Maintainability yaitu usaha untuk menemukan perbaikan dari kesalahan (error )
maupun usaha untuk melakukan perubahan;
2) Flexibility yaitu usaha yang diperlukan untuk melakukan modifikasi, terutama
terhadap aplikasi yang berhubungan dengan hal-hal operasional;
3) Testability yaitu usaha yang diperlukan untuk menguji atau memastikan suatu
aplikasi telah sesuai dengan kebutuhan bisnis (business requirement), comply dengan
regulasi yang ada dan lain sebagainya.
c. Daya adaptasi software terhadap lingkungan baru (Product Transition ).
Percepatan TI semakin hari terasa semakin cepat, perubahan-perubahan terjadi mulai
dari operating system yang hampir setiap tahun mengeluarkan versi
baru, software pendukung, delivery channel maupun hardware yang terus
dikembangkan untuk mengembangkan aplikasinya sehingga dapat beradaptasi
terhadap lingkungan baru.
Delivery channel merupakan salah satu faktor yang harus diperhitungkan dalam
pengembangan bisnis di masa depan, mengingat arah perbankan dunia menuju sistem
Cyber Banking (bank maya). Untuk mengantisipasi hal tersebut maka perlu dilakukan
pengujian terhadap aplikasi, apakah aplikasi yang bersangkutan sanggup melakukan
hubungan dengan aplikasi lain dalam platform yang berbeda (Inter-operability), baik
secara langsung maupun dengan perantara perangkat lain (middleware).

 

 

 

 

Aplikasi pembiayaan salam diperbankan syariah pada umumnya dibuat untuk
melakukan pencatatan transaksi atau produk salam itu sendiri. Serta untuk mengolah
data yang diperlukan dalam pembiayaan syariah agar terkomputerisasi dan lebih akurat
sehingga tidak akan mengalami human error atau redudansi data. Aplikasi ini juga
didukung dengan teknologi internet agar dapat diakses secara online oleh petugas
dibagian-bagian yang bersangkutan.
Dalam bidang pemasarannya semua lembaga perbankan syariah juga membangun
website khusus untuk melakukan proses e-banking untuk memberikan kemudahan
kepada nasabahnya dalam bertransaksi dan memperoleh informasi tentang perbankan
syariah maupun produk-produknya.
DAMPAK TEKNOLOGI INFORMASI DALAM DUNIA PERBANKAN
Peran teknologi dalam dunia perbankan sangatlah mutlak, dimana kemajuan suatu
sistem perbankan sudah barang tentu ditopang oleh peran teknologi informasi. Semakin
berkembang dan kompleksnya fasilitas yang diterapkan perbankan untuk memudahkan
pelayanan, itu berarti semakin beragam dan kompleks adopsi teknologi yang dimiliki
oleh suatu bank. Tidak dapat dipungkiri, dalam setiap bidang termasuk perbankan
penerapan teknologi bertujuan selain untuk memudahkan operasional intern
perusahaan, juga bertujuan untuk semakin memudahkan pelayanan terhadap
customers. Apalagi untuk saat ini, khususnya dalam dunia perbankan hampir semua
produk yang ditawarkan kepada customers serupa, sehingga persaingan yang terjadi
dalam dunia perbankan adalah bagaimana memberikan produk yang serba mudah dan
serba cepat.
Salah satu bank yang paling mutakhir dengan teknologi hi-end nya adalah BCA, dimana
dengan asset teknologi mutakhir yang dimilikinya BCA mampu menjadi leader dalam
hal pelayanan e-banking. Dengan jumlah ATM terbesar yang dimilikinya, fasilitas
internet banking, dan lain lain. Padahal ukuran kecanggihan sebuah teknologi
perbankan tidak hanya dilihat dari coverage ATM-nya semata, tapi seharusnya dilihat
pada data centernya, khususnya di aplikasi core bankingnya.
Memang kendala yang dihadapi oleh dunia perbankan adalah kompleks dan mahalnya
teknologi informasi, karena sebagian besar teknologi ini masih disuplay oleh vendorvendor luar negeri. Tetapi kita lihat sekarang, banyak vendor – vendor pribumi yang
berani bersaing dalam teknologi informasi ini. Jadi kenapa kita tidak memakai vendorvendor pribumi untuk menanamkan teknologi informasi tersebut dalam dunia
perbankan. Hal ini manjadi tuntutan bagi perbankan karena mau tidak mau suatu
korporasi yang mempunyai ruang lingkup kerja yang luas ditambah dengan
operasional-operasional yang sangat banyak harus ditunjang dengan suatu teknologi
untuk memudahkan, mengefisienkan dan mengefektifkan kinerja tersebut. Apalagi
dalam dunia perbankan dibutuhkan suatu informasi yang up to date bagi pihak
manajemen menengah ke atas untuk memprediksikan langkah bisnis yang akan diambil
sehingga berbagai kendala yang mungkin muncul dapat teratasi.
 

 

 

 

Sebagai contoh, dibangunnya suatu sistem informasi Biro Kredit Nasional oleh Bank
Indonesia, hal itu dilakukan tidak lain adalah untuk mengantisipasi resiko kredit yang
mungkin muncul apabila salah seorang debitur mengajukan pinjaman di salah satu
bank padahal pinjaman di bank lain belum lunas. Hal ini dibutuhkan kesinergian dan up
to date-nya informasi antar bank sehingga hal tersebut dapat terhindarkan.
Operasional yang real time antar bank juga telah menjadi tuntutan bagi dunia
perbankan, karena hal ini menjadi salah satu materi bagi pelayanan yang berkompetisi
dalam memasarkan produk perbankan. Pengiriman uang transfer antar bank, outletoutlet otomasi (ATM), hal ini menjadi patokan penilaian bagi para nasabah umumnya
dalam melakukan transaksi dalam segi pelayanan. Jadi memang mau tidak mau bisnis
perbankan harus ditunjang keefisienan operasional jika ingin bersaing di dalam
dunianya, dan hal ini harus ditunjang dengan suatu sistem yang terintegrasi yang
termuat dalam suatu teknologi informasi.
Penerapan suatu teknologi informasi menuntut diantaranya sumber daya manusia yang
memadai. Jika sumber daya manusia yang ada tidak menguasai teknologi tersebut hal
ini menjadi suatu pemborosan semata, karena mahalnya teknologi yang telah dibeli jika
tidak terpakai merupakan suatu hal yang sia-sia. Oleh karena itu sebelum teknologi
tersebut diterapkan, sudah seharusnyalah kita instropeksi terhadap kemampuan
korporasi, apakah cocok teknologi tersebut diterapkan, apakah sumber daya
manusianya memadai, dan apakah teknologi tersebut mempunyai features yang dapat
digunakan dalam jangka waktu yang lama. Karena penerapan suatu sistem teknologi
informasi merupakan salah satu aktivitas investasi jangka panjang bagi korporasi. Hal
ini sudah sepatutnya menjadi hal yang diperhitungkan dalam dunia perbankan, sebagai
lembaga intermediasi bagi masyarakat, sudah seharusnya perbankan menjadi
“pelayan” yang setia dengan selalu merealisasikan bentuk-bentuk pelayanan dengan
menggunakan teknologi informasi.
Namun masyarakat sering salah kaprah. Internet banking sering dikatakan canggih
karena memungkinkan akses perbankan dari manapun. Padahal jika dilihat dari
arsitektur sistem perbankannya, E-Banking hanyalah salah satu channel dari banyak
channel untuk transaksi perbankan semisal EDC (electronic data capture) yang banyak
terdapat di merchant belanja. Ataupun mesin ATM itu sendiri
Mudahnya sebuah sistem yang mengelola data hingga 140 juta customer base yang
hanya digunakan untuk pencatatan saja semisal KPU-Pemilu, tentunya tidak lebih
canggih dibandingkan BRI dengan 30 juta customer yang menggunakan aplikasinya
untuk menghitung kelipatan bunga dan kredit. Dan tentunya tidak berarti BRI kalah
canggih dengan aplikasi Bank Niaga yang mampu dengan akses banyak channel-nya
bila pelanggannya hanya 10juta.
Pengembangan lokasi layanan perbankan saat ini nyaris sudah tidak mungkin,
penambahan produk baru juga tidak akan beranjak jauh dari inovasi sekitar mobilebanking dan ekstensifikasi layanan private banking, yang semula diarahkan ke
 

 

 

 

nasabah-nasabah kelas kakap saja. Layanan financial planning yang semula sangat
terbatas, kini semakin marak dan dimungkinkan dengan terbukanya peluang untuk
memadukan produk-produk asuransi, pasar-modal dan dana-pensiun ke dalam layanan
perbankan. Teknologi yang diperlukan sifatnya menjadi sangat individual dan
tergantung pada profil dan kebutuhan masing-masing nasabah. Yang penting adalah
bahwa perkembangan saat ini menunjukkan bahwa layanan jasa-keuangan sedang
bergerak ke arah konvergensi di antara keempat jenis produk tersebut.
Lalu, bagaimana penerapan teknologi informasi untuk kebutuhan seperti ini? Tidak
mungkin melakukan integrasi dari semua sistem aplikasi yang terkait, karena masingmasing aplikasi hampir pasti dioperasikan oleh perusahaan-perusahaan yang berbeda.
Beberapa bank tampak mengoperasikan service desk terpisah untuk masing-masing
jenis layanan jasa keuangan. Insurance desk misalnya, ada di sudut khusus untuk jenis
layanan itu. Capital market instruments relatip lebih mudah diintegrasikan ke dalam
layanan jasa perbankan, itupun kalau konfigurasi produknya simpel-simpel saja. Pola ini
primordial sifatnya dan sudah dilakukan lebih dari 10 tahun yang lalu. Tantangannya
adalah dukungan teknologi perbankan di meja service representative yang dapat
digunakan untuk memadukan semua layanan jasa perbankan ini dan meraciknya
secara individual untuk para nasabah yang memerlukan.

 

 

 

 

BAB III
PENUTUP
Belakangan ini kita banyak mendengar kemajuan di bidang informasi, telekomumikasi
dan teknologi informasi yang begitu pesat yang berorientasi pada teknologi informasi.
Dengan semakin gencarnya globlalisasi dunia saat ini, maka teknologi informasi juga
semakin marak pada kehidupan masayarakat. Bagi masyarakat yang masih awam akan
teknologi informasi wajib mengenal dan mempelajarinya agar dapat menyesuaikan
dengan tren yang berkembang.
Teknologi informasi memiliki banyak peranan bagi perusahaan dalam memecahkan
masalah, membantu perusahaan dalam meningkatkan produktivitas, meningkatkan
efektivitas, meningkatkan efisiensi, meningkatkan mutu, meningkatkan kreativitas
dan problem solving (pemecahan masalah).
Berbagai kasus di atas membantu menunjukkan bahwa teknologi yang diterapkan
dengan baik memberikan competitive advantage kepada sebuah bank. Setiap bank
mempunyai akses yang sama atas teknologi yang ada, namun yang mampu
memanfaatkannya dengan benar adalah mereka yang berhasil meraciknya ke dalam
sebuah konfigurasi yang fungsional dan efisien, yang diimplementasikan dengan
seksama, yang mendukung produk dan layanan yang ciamik serta dioperasikan dengan
tepat-guna. Membeli teknologi adalah kegiatan yang paling mudah dan tidak
memerlukan keahlian tinggi. Namun, semuanya kembali memerlukan perancangan,
penerapan teknologi yang baik, Good IT Governance, yang berdasarkan keseuaian
target korporasi dari perbankan itu sendiri.

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.plimbi.com/article/203/pemanfaatan-mobile-technologyterhadap-bisnis-car2. http://blog.pasca.gunadarma.ac.id/2012/05/04/perkembangan-teknologikomputer-di-perbankan/
3. http://www.yudairawan.com/tren-teknologi-mampu-mengubah-businessmodel-perusahaan/
4. https://datinnufus.wordpress.com/2016/10/30/penerapan-sistem-danteknologi-informasi-pada-go-jek/
5. http://ekonomisajalah.blogspot.co.id/2015/10/pengertian-dan-ciri-ciriperusahaan-jasa.html