Penyelesaian Konflik dan Integrasi masyarakat

PEMBAHASAN
A. Konflik Sosial
Kata konflik menurut bahasa Yunani cerfigere atau conflictm yang berarti
saling berbenturan. Secara garis besar, konflik diartikan sebagai suatu proses
sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak
berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya
tidak berdaya. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial
dimana individu atau kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan
menantang pihak lawan yang disertai dengan ancaman atau kekerasan. Konflik
dilatar belakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu
interaksi. Perbedaaan tersebut diantaranya adalah menyakut keyakinan, adat
istiadat (kebudayaan).
1. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Konflik Sosial
a.

Perbedaan Individu
Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang
nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik, sebab dalam menjalani
kehidupan sosial, individu tidak selalu sejalan dengan individu lainnya.

b.


Perbedaan Latar Belakang Kebudayaan
Dalam lingkup yang lebih luas, masing-masing kelompok kebudayaan
memiliki nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berbeda-beda ukurannya
sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat. Perbedaan-perbedaan inilah
yang dapat mendatangkan konflik sosial, sebab kriteria tentang baik-buruk,
sopan-tidak sopan, pantas-tidak pantas atau bahkan berguna atau tidak
bergunanya sesuatu, baik itu benda fisik maupun nonfisik, berbeda-beda
menurut pola pemikiran masing-masing yang didasarkan pada latarbelakang
kebudayaan masing-masing.

2. Bnetuk-Bentuk Penyelesaian Konflik Sosial

Adapun cara-cara penyelesaian konflik yaitu sebagai berikut:

1. Elimination, yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat di dalam
konflik
2. Subjugation atau Domination, yaitu orang atau pihak yang mempunyai
kekuatan terbesar dapat memaksa pihak lain untuk menaatinya.
3. Majority Rule, yaitu suara terbanyak yang ditentukan dengan voting, akan

menentukan keputusan, tanpa mempertimbangkan argumentasi.
4. Minority Consens, yaitu kelompok mayoritas yang menang, namun kelompok
minoritas tidak merasa terkalahkan dan sepakat melakukan kegiatan bersama.
5. Compromise (kompromi), yaitu kedua atau semua sub kelompok yang terlibat
di dalam konflik, berusaha mencari jalan tengah.
6. Integration (integrasi) yaitu pendapat-pendapat

yang

bertentangan

didiskusikan, dipertimbangkan dan ditelaah kembali sampai menemukan
keputusan yang memuaskan bagi semua pihak.
B. Integrasi Sosial

Integrasi sosial adalah proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang
berbeda dalam kehidupan bermasyarakat. Suatu integrasi sosial diperlukan agar
masyarakat tidak bubar walaupun menghadapi berbagai tantangan, baik tantangan
fisik maupun konflik yang terjadi secara sosial budaya. Dalam hal ini integrasi
sosial dapat diartikan adanya kerjasama dari seluruh anggota masyarakat, mulai

dari individu, keluarga, lembaga dan masyarakat secara keseluruhan sehingga
menghasilkan persenyawaan-persenyawaan berupa adanya konsesus nilai-nilai
yang sama-sama dijunjung tinggi. integrasi bukanlah peleburan melainkan
keserasian persatuan.
1. Bentuk-Bentuk Integrasi Sosial
1) Integrasi Normatif, integrasi yang terjadi akibat adanya norma-norma yang

berlaku dimasyarakat, contoh masyarakat Indonesia dipersatukan oleh
semboyan Bhineka Tunggal Ika
2) Integrasi Fungsional, integrasi yang terbentuk sebagai akibat adanya fungsi-

fungsi tertentu dalam masyrakat. Contoh Indonesia yang terdiri dari berbagai

suku, mengintegrasikan dirinya dengan melihat fungsi masing-masing, suku
bugis melaut, jawa pertanian, Minang pandai berdagang.
3) Integrasi Koersif, integrasi yang terbentuk berdasarkan kekuasaan yang

dimiliki penguasa. Dalam hal ini penguasa menggunakan cara koersif.
2. Proses Integrasi


Proses integrasi dapat dilihat melalui proses-proses berikut:
1) Asimilasi,

berhadapannya dua kebudayaan atau lebih yang saling

mempengaruhi

sehingga

memunculkan

kebudayaan

baru

dengan

meninggalkan sifat asli.
2) Akulturasi, proses sosial yang terjadi bila kelompok sosial dengan


kebudayaan tertentu dihadapkan pada kebudayaan asing (baru), sehingga
kebudayaan asing (baru) diserap atau diterima dan diolah dalam kebudayaan
sendiri, tanpa meninggalkan sifat aslinya.