SANGGAR SENI SEBAGAI WADAH MENGEKSPRESIK
SANGGAR SENI SEBAGAI WADAH MENGEKSPRESIKAN GERAK
Oleh : Syarifah Purti Wardhani
I. LATAR BELAKANG
Tari merupakan salah satu bentuk kesenian yang memiliki media ungkap
gerak yang terungkap adalah gerak manusia. Gerak-gerak dalam tari bukanlah gerak
realistis atau gerak keseharian, melainkan gerak yang telah diberi bentuk ekspresif.
Gerak ekspresif ialah gerak yang indah, yang bisa menggetarkan perasaan manusia.
Gerak yang di stilir mengandung ritme tertentu,yang dapat memberikan kepuasan
batin manusia. Gerak yang indah bukan hanya gerak-gerak yang halus saja, tetapi
gerak-gerak yang kasar, keras, kuat, penuh dengan tekanan-tekanan, serta gerak aneh
pun dapat merupakan gerak yang indah.
Gerak merupakan elemen pertama dalam tari, maka ritme merupakan elemen
kedua yang juga sangat penting dalam tari. Keindahan dalam seni tari tidak hanya
pada gerak tubuh, untuk keutuhannya memerlukan dukungan seni lain sebagai
kelengkapan seperti: busana, rias, property, musik, tata pentas, drama dan sastra.
Sehingga seni tari menjadi bentuk seni yang komplek, yang mengandung beberapa
macam unsur seni. Tenaga sangat dibutuhkan dalam seni tari karena dengan tenaga,
tari yang ditampilkan lebih kreatif. Tenaga dalam seni tari sangat berhubungan
dengan rasa dan emosi, bukan dengan kekuatan otot. Gerakan tari yang dikendalikan
dan diatur dengan tenaga yang berbeda-beda akan membangkitkan kesan yang
mendalam, bukan hanya bagi penonton, juga bagi si penari. Seni tari sangat
berhubungan dengan keadaan masyarakat dan budaya setempat. Oleh karena itu,
fungsi peranan dan jenis-jenisnya pun sangat berhubungan dengan masyarakat dan
budaya setempat. Bahkan dalam perkembangannya, seni tari dipengaruhi oleh
perkembangan masyarakat dan budayanya.
Karanganyar merupakan salah satu kota dijawa tengah yang ikut serta
melestarikan kesenian tari dengan dibukanya sanggar-sanggar tari untuk masyarakat
sekitar yang ingin belajar menari. Salah satunya sanggar kembang lawu. Sanggar
kembang lawu merupakan yang paling unggul diantara sanggar lainya karena
memiliki tentor yang profesional dibidangnya. Tentor sanggar kembang lawu
dianggap profesional karena mayoritas lulusan dari Institusi Seni Indonesia
Surakarta yang dianggap seniman yang ahli dibidang tari, oleh karena itu penulis
tertarik untuk mengobservasi proses pembelajaran tari disanggar kembang lawu
II.LANDASAN TEORI
Menurut Eny Kusumastuti, Studi tentang anak menunjukkan bahwa
mengekspresikan diri secara estetik melalui media gerak, suara/bunyi, atau
rupa(visual) merupakan sesuatu yang alamiah pada diri anak sejak usia dini dan
berkembang sejalan degan perkembangan fisik dan jiwanya. Hasil studi ini
kemudian menyadarkan pendidik bahwa pendidikan seni merupakan suatu media
yang amat efektif untuk mengembangkan kepribadian anak karena potensi untuk itu
telah dimiliki oleh anak. Tidak mengherankan bila kemudian pendidikan seni
menjadi bagian penting dari kurikulum pendidikan modern.
III.METODE PENELITIAN
A. Wawancara
Suatu teknik pengambilan dengan menjalin hubungan secara langsung antara
penulis dengan sumber data atau narasumber. Penulis melakukan komunikasi
secara langsung dengan sumber data guna mendapatkan data atau infomasi.
B. Dokumentasi
Mencari data mengenai hal-hal yang berupa buku dan gambar.
IV.HASIL OBSERVASI
Sanggar kembang lawu merupakan sekolah non formal yang salah satu
sanggar dikaranganyar. Sanggar ini beralamat Jl. Tunas Harapan III RT 04/XI Ds.
Ngringo Kec.Jaten Kab.Karanganyar yang didirikan oleh Ibu Elfitryany S.Sn lahir
dikaranganyar yang merupakan lulusan dari Institut Seni Indonesia (ISI). Tujuan
didirikan sanggar seni ini untuk melestarikan budaya indonesia terutama budaya
tradisi supaya anak didik masih bisa merasakan jika tradisi mengolah rasa dengan
gerak tari itu ada. Sanggar ini sudah ada pegawai pokok dan dibantu oleh dosendosen ISI,teman-teman dari sanggar Greget Semarang serta teman-teman dari
singapore dibidang seni tari yang saling bertukar pikiran dan bisa memberikan
materi lain.
Sanggar ini memiliki visi “menjaga dan mengembangkan seni budaya tradisi
agar tetap lestari” serta mempunyai misi a) Menyelenggarakan pelatihan seni
budaya tradisional b) Mencetak seniman-seniman muda yang terampil dan
berkualitas dan c) Mengacu kreativitas dalam berolah seni. Media yang digunakan
belum cukup memadai sebab sanggar masih baru diresmikan pada tahun 2013,
fasilitas meliputi ruangan,tape,kaset tari dan properti tari seadanya, walaupun begitu
suasana dalam pembelajaran sudah cukup menyenangkan untuk anak didik dalam
mengikuti pembelajaran. Sanggar ini juga belum mempunyai kurikulum SKKNI
(Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) karena dinegara indonesia belum
dibuat secara khusus untuk tari jadi untuk sanggar ini mengambil lembaga lokal yang
membuat materi atas dasar instruktur, panesahat, dan pimpinan dilakukan dengan
berdiskusi bersama. Tujuan pembelajaran disanggar ini untuk melestariakan seni tari
yang jarang diminati anak didik sehingga menggunakan metode pendekatan untuk
setiap anak didik karena akan lebih cepat menghafal dan menangkap serta praktek
secara langsung.
Sanggar tersebut melakukan evaluasi 4 bulan sekali dengan mengadakan
pentas diluar dengan mendatangkan juri dari dosen ISI untuk melakukan penilaian
serta adanya rapot yang digunakan dan setelah evaluasi diadakan hasil anak didik
yang kurang baik akan digembleng lagi dengan mengolah rasa dan memperbaiki
teknik dalam menari. Pendidikan seni menurut ibu elfitryany itu sangat dibutuhkan
dalam pembelajaran karena untuk membentuk perilaku atau karakter anak didik yang
lebih cerdas. Contohnya kecerdasan emosi dituangkan melalui proses
kreatifitas,apresiasi dan lainya sebagainya oleh anak didik dalam membuat suatu
karya.
Hasil dokumentasi obsevasi
VI.PENUTUP
Berdasarkan penjelasan singkat diatas dengan adanya sanggar akan menjadikan
wadah pembelajaran untuk menuangkan dan mengembangkan kreativitas anak didik
tersebut serta melestarikan kebudayaan tari. Sanggar tersebut menggunakan evaluasi
dengan pementasan.
SARAN
Media yang digunakan masih sangat minim. Oleh karena itu sebaiknya untuk
menunjang berlangsungnya pembelajaran disanggar harus memenuhi kriteria yang
harus dipenuhi sehingga tercipta pembelajaran yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Elfitryany pimpinan sanggar Kembang Lawu Karanganyar
Kusumastuti, Eny, PENDIDIKAN HUMANISTIK DALAM PENDIDIKAN SENI.
https://www.academia.edu/9725249/PENDIDIKAN_HUMANISTIK_DALAM_PE
NDIDIKAN_SENI
Oleh : Syarifah Purti Wardhani
I. LATAR BELAKANG
Tari merupakan salah satu bentuk kesenian yang memiliki media ungkap
gerak yang terungkap adalah gerak manusia. Gerak-gerak dalam tari bukanlah gerak
realistis atau gerak keseharian, melainkan gerak yang telah diberi bentuk ekspresif.
Gerak ekspresif ialah gerak yang indah, yang bisa menggetarkan perasaan manusia.
Gerak yang di stilir mengandung ritme tertentu,yang dapat memberikan kepuasan
batin manusia. Gerak yang indah bukan hanya gerak-gerak yang halus saja, tetapi
gerak-gerak yang kasar, keras, kuat, penuh dengan tekanan-tekanan, serta gerak aneh
pun dapat merupakan gerak yang indah.
Gerak merupakan elemen pertama dalam tari, maka ritme merupakan elemen
kedua yang juga sangat penting dalam tari. Keindahan dalam seni tari tidak hanya
pada gerak tubuh, untuk keutuhannya memerlukan dukungan seni lain sebagai
kelengkapan seperti: busana, rias, property, musik, tata pentas, drama dan sastra.
Sehingga seni tari menjadi bentuk seni yang komplek, yang mengandung beberapa
macam unsur seni. Tenaga sangat dibutuhkan dalam seni tari karena dengan tenaga,
tari yang ditampilkan lebih kreatif. Tenaga dalam seni tari sangat berhubungan
dengan rasa dan emosi, bukan dengan kekuatan otot. Gerakan tari yang dikendalikan
dan diatur dengan tenaga yang berbeda-beda akan membangkitkan kesan yang
mendalam, bukan hanya bagi penonton, juga bagi si penari. Seni tari sangat
berhubungan dengan keadaan masyarakat dan budaya setempat. Oleh karena itu,
fungsi peranan dan jenis-jenisnya pun sangat berhubungan dengan masyarakat dan
budaya setempat. Bahkan dalam perkembangannya, seni tari dipengaruhi oleh
perkembangan masyarakat dan budayanya.
Karanganyar merupakan salah satu kota dijawa tengah yang ikut serta
melestarikan kesenian tari dengan dibukanya sanggar-sanggar tari untuk masyarakat
sekitar yang ingin belajar menari. Salah satunya sanggar kembang lawu. Sanggar
kembang lawu merupakan yang paling unggul diantara sanggar lainya karena
memiliki tentor yang profesional dibidangnya. Tentor sanggar kembang lawu
dianggap profesional karena mayoritas lulusan dari Institusi Seni Indonesia
Surakarta yang dianggap seniman yang ahli dibidang tari, oleh karena itu penulis
tertarik untuk mengobservasi proses pembelajaran tari disanggar kembang lawu
II.LANDASAN TEORI
Menurut Eny Kusumastuti, Studi tentang anak menunjukkan bahwa
mengekspresikan diri secara estetik melalui media gerak, suara/bunyi, atau
rupa(visual) merupakan sesuatu yang alamiah pada diri anak sejak usia dini dan
berkembang sejalan degan perkembangan fisik dan jiwanya. Hasil studi ini
kemudian menyadarkan pendidik bahwa pendidikan seni merupakan suatu media
yang amat efektif untuk mengembangkan kepribadian anak karena potensi untuk itu
telah dimiliki oleh anak. Tidak mengherankan bila kemudian pendidikan seni
menjadi bagian penting dari kurikulum pendidikan modern.
III.METODE PENELITIAN
A. Wawancara
Suatu teknik pengambilan dengan menjalin hubungan secara langsung antara
penulis dengan sumber data atau narasumber. Penulis melakukan komunikasi
secara langsung dengan sumber data guna mendapatkan data atau infomasi.
B. Dokumentasi
Mencari data mengenai hal-hal yang berupa buku dan gambar.
IV.HASIL OBSERVASI
Sanggar kembang lawu merupakan sekolah non formal yang salah satu
sanggar dikaranganyar. Sanggar ini beralamat Jl. Tunas Harapan III RT 04/XI Ds.
Ngringo Kec.Jaten Kab.Karanganyar yang didirikan oleh Ibu Elfitryany S.Sn lahir
dikaranganyar yang merupakan lulusan dari Institut Seni Indonesia (ISI). Tujuan
didirikan sanggar seni ini untuk melestarikan budaya indonesia terutama budaya
tradisi supaya anak didik masih bisa merasakan jika tradisi mengolah rasa dengan
gerak tari itu ada. Sanggar ini sudah ada pegawai pokok dan dibantu oleh dosendosen ISI,teman-teman dari sanggar Greget Semarang serta teman-teman dari
singapore dibidang seni tari yang saling bertukar pikiran dan bisa memberikan
materi lain.
Sanggar ini memiliki visi “menjaga dan mengembangkan seni budaya tradisi
agar tetap lestari” serta mempunyai misi a) Menyelenggarakan pelatihan seni
budaya tradisional b) Mencetak seniman-seniman muda yang terampil dan
berkualitas dan c) Mengacu kreativitas dalam berolah seni. Media yang digunakan
belum cukup memadai sebab sanggar masih baru diresmikan pada tahun 2013,
fasilitas meliputi ruangan,tape,kaset tari dan properti tari seadanya, walaupun begitu
suasana dalam pembelajaran sudah cukup menyenangkan untuk anak didik dalam
mengikuti pembelajaran. Sanggar ini juga belum mempunyai kurikulum SKKNI
(Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) karena dinegara indonesia belum
dibuat secara khusus untuk tari jadi untuk sanggar ini mengambil lembaga lokal yang
membuat materi atas dasar instruktur, panesahat, dan pimpinan dilakukan dengan
berdiskusi bersama. Tujuan pembelajaran disanggar ini untuk melestariakan seni tari
yang jarang diminati anak didik sehingga menggunakan metode pendekatan untuk
setiap anak didik karena akan lebih cepat menghafal dan menangkap serta praktek
secara langsung.
Sanggar tersebut melakukan evaluasi 4 bulan sekali dengan mengadakan
pentas diluar dengan mendatangkan juri dari dosen ISI untuk melakukan penilaian
serta adanya rapot yang digunakan dan setelah evaluasi diadakan hasil anak didik
yang kurang baik akan digembleng lagi dengan mengolah rasa dan memperbaiki
teknik dalam menari. Pendidikan seni menurut ibu elfitryany itu sangat dibutuhkan
dalam pembelajaran karena untuk membentuk perilaku atau karakter anak didik yang
lebih cerdas. Contohnya kecerdasan emosi dituangkan melalui proses
kreatifitas,apresiasi dan lainya sebagainya oleh anak didik dalam membuat suatu
karya.
Hasil dokumentasi obsevasi
VI.PENUTUP
Berdasarkan penjelasan singkat diatas dengan adanya sanggar akan menjadikan
wadah pembelajaran untuk menuangkan dan mengembangkan kreativitas anak didik
tersebut serta melestarikan kebudayaan tari. Sanggar tersebut menggunakan evaluasi
dengan pementasan.
SARAN
Media yang digunakan masih sangat minim. Oleh karena itu sebaiknya untuk
menunjang berlangsungnya pembelajaran disanggar harus memenuhi kriteria yang
harus dipenuhi sehingga tercipta pembelajaran yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Elfitryany pimpinan sanggar Kembang Lawu Karanganyar
Kusumastuti, Eny, PENDIDIKAN HUMANISTIK DALAM PENDIDIKAN SENI.
https://www.academia.edu/9725249/PENDIDIKAN_HUMANISTIK_DALAM_PE
NDIDIKAN_SENI