FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RETURN SAHAM

  

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RETURN

SAHAM

Studi kasus pada: Industri Makanan dan Minuman yang go public di Bursa Efek

Indonesia

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma

  

Oleh:

Lukas Wiyatno

Nim: 062214041

  

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RETURN SAHAM

  Studi kasus pada: Industri Makanan dan Minuman yang go public di Bursa Efek Indonesia SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

  Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Oleh: Lukas Wiyatno

  Nim: 062214041

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

  ” AKU JALANI HIDUP APA ADANYA DAN AKU TERUS BERJUANG DAN TERUS BERJUANG TANPA MENYERAH. AKU TIDAK AKAN

  BERKATA AKU TIDAK BISA, AKU TIDAK MAMPU DAN LAIN

SEBAGAINYA KARENA ITU AKAN MENGEMBOK AKU DALAM PENJARA

  KEGAGALAN” KU PERSEMBAHKAN SKRIPSI INI UNTUK ALLAH BAPA DISURGA DAN UNTUK KARYAKU DI TENGAH KELUARGA DAN MASYARAKAT DI KEMUDIAN HARI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak menjiplak karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 20 Juli 2010 Lukas Wiyatno

  ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RETURN SAHAM Studi Kasus Pada: Industri makanan dan minuman yang Go Public di Bursa Efek Indonesia. Lukas Wiyatno Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2010

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi return saham pada industri makanan dan minuman yang go public di Burasa Efek Indonesia. Penelitian ini dilakukan selama bulan Mei tahun 2010 di Pojok Bursa Efek Indonesia Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini dilakukan pada 17 perusahaan makanan dan minuman yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2004 sampai dengan tahun 2008. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik dokumentasi yaitu dengan cara mencatat data yang tercantum pada Indonesian Capital Market Directory. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini mununjukkan bahwa secara bersama-sama variabel debt to equity ratio,

  

systematic risk, earning per share dan price earning ratio berpengaruh terhadap

return saham. Secara parsial variabel debt to equity ratio, systematic risk dan

earning per share berpengaruh terhadap return saham, sedangkan price earning

ratio tidak berpengaruh terhadap return saham.

  

ABSTRACT

SOME FACTORS INFLUENCING STOCK RETURN

A Case Study at food and beverage industries listed at Indonesian Stock

Exchange

  

Lukas Wiyatno

Sanata Dharma University

Yogyakarta

2010

  This research was aimed to know some factors that influenced the stock return at food and beverage industries listed at Indonesian Stock Exchange. This research was conducted in May 2010 at Indonesian Stock Exchange corner Sanata Dharma University. This research was done on 17 food and beverage companies registered in Indonesian Stock Exchange from 2004 to 2008. The data collection was done using documentary technique which was made by recording data published at Indonesian Capital Market Directory. The data analysis technique used in conducting this research was multiple regression analysis. The result of this research showed that simultaneously the variable of debt to equity ratio, systematic risk, earning per share and price earning ratio influenced the stock return. Partially the variable of the debt to equity ratio, systematic risk, earning per share influenced the stock return, whereas the price earning ratio did not influence the stock return.

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan dibawah ini saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Lukas Wiyatno Nomor Mahasiswa : 062214041 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan pada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

  Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Return Saham, Studi Kasus pada Industri Makanan dan Minuman yang Go Public di Bursa Efek Indonesia

  beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkajian data, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa meminta ijin dari saya maupun memberikan loyalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ini saya tulis dengan sebenarnya.

  Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 24 September 2010 Yang menyatakan Lukas Wiyatno

KATA PENGANTAR

  Puji syukur dan terima kasih kepada Allah atas karunia dan rahmatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun guna melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Penulisan skripsi ini dapat selesai karena bantuan berbagai pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Bapak Drs. Y. P. Supardiyono, M.Si., Akt., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

  2. Bapak V. Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A., selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma.

  3. Bapak Dr. H. Herry Maridjo, M.Si., selaku dosen pembimbing I, yang telah mengarahkan dan membimbing penulis dengan kesungguhan hati.

  4. Bapak Drs. P. Rubiyatno, M.M., selaku dosen pembimbing II yang juga telah mengarahkan dan membimbing penulis dengan kesungguhan hati.

  5. Bapak dan ibuku tercinta yang telah mengasihi dan mendoakanku selalu.

  6. Kakakku tercinta Chatarina. S yang telah memberikan biaya kuliah selama masa studi.

  7. Tarekat Imam-imam Hati Kudus Yesus (SCJ) yang telah memberikan bimbingan iman.

  8. Mirsanindya Prestiana yang senantiasa menyemangatiku kala aku putus asa.

  9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan dan pengalaman yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan masukan yang membangun dari para pembaca guna meyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat menjadi bahan masukan bagi barbagai pihak yang memerlukan.

  Yogyakarta,

  20 Juli 2010 Penulis

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN. ......................................................................... iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAAN ........................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... v ABSTRAK ....................................................................................................... vi ABSTRACT. .................................................................................................... vii PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI. ........................................... viii KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix DAFTAR ISI .................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK .............................................................. xv BAB I PENDAHULUAN ................................................................................

  1 A. Latar Belakang Masalah .............................................................

  1 B. Rumusan Masalah ......................................................................

  3 C. Batasan Masalah ........................................................................

  3 D. Tujuan Penelitian .......................................................................

  4 E. Manfaat Penelitian .....................................................................

  4 F. Sistematika Penulisan ................................................................

  5

  BAB II KAJIAN PUSTAKA .........................................................................

  40 H. Metode Analisis Data .................................................................

  59 H. PT. Mayora Indah, Tbk ...............................................................

  57 G. PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk ............................................

  56 F. PT. Fast Food Indonesia, Tbk .....................................................

  55 E. PT. Delta Djakarta, Tbk ..............................................................

  53 D. PT. Davomas Abadi, Tbk ............................................................

  51 C. PT. Cahaya Kalbar ......................................................................

  50 B. PT. Aqua Golden Misisipi, Tbk. .................................................

  50 A. PT. Ades Water Indonesia, Tbk ..................................................

  40 BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ..........................................

  40 G. Teknik Pengumpulan Data. ........................................................

  7 A. Landasan Teori ............................................................................

  39 F. Jenis Data ...................................................................................

  39 E. Populasi .....................................................................................

  39 D. Data yang Dicari ........................................................................

  39 C. Subyek dan Obyek .....................................................................

  39 B. Lokasi dan Waktu ......................................................................

  39 A. Jenis Penelitian ...........................................................................

  37 BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................

  36 D. Hipotesis ......................................................................................

  34 C. Kerangka Konseptual ..................................................................

  7 B. Penelitian Sebelumnya ................................................................

  61

  I. PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk ..............................................

  76 A. Gambaran Data ...........................................................................

  96 LAMPIRAN

  94 DAFTAR PUSTAKA. .....................................................................................

  93 B. Saran. ...........................................................................................

  93 A. Kesimpulan. ................................................................................

  82 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. .......................................................

  77 C. Analisis Data. ..............................................................................

  76 B. Perhitungan Data pada Tahun Pengamatan.................................

  74 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN DATA. .....................................

  62 J. PT. Putra Sejahtera Pioneer Indo, Tbk ........................................

  72 Q. PT. Ultra Jaya, Tbk .....................................................................

  71 P. PT. Tunas Baru lampung ............................................................

  69 O. PT. Tiga Pilar Sejahtera Food .....................................................

  68 N. PT. SMART, Tbk ........................................................................

  67 M. PT. Siantar Top, Tbk ...................................................................

  65 L. PT. Sekar Laut, Tbk ....................................................................

  64 K. PT. Prasidha Aneka Niaga, Tbk ..................................................

   

  DAFTAR TABEL Tabel 5.1 Perusahaan yang Listing di Bursa Efek Indonesia ...........................

  80 Tabel 5.2 Debt to equity ratio ..........................................................................

  81 Tabel 5.3 Systematic risk..................................................................................

  82 Tabel 5.4 Earning per share ............................................................................

  83 Tabel 5.5 Price earning ratio ...........................................................................

  84 Tabel 5.6 Return saham....................................................................................

  85 Tabel 5.7 Statistika deskripftif .........................................................................

  86 Tabel 5.8 Analisis regresi berganda .................................................................

  87 Tabel 5.9 Hasil uji multikolonieritas ................................................................

  88 Tabel 5.10 Nilai Durbin Watson ......................................................................

  91 Tabel 5.11 Hasil uji F .......................................................................................

  92 Tabel 5.12 Hasil regresi linier sederhana ........................................................

  92

  DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK Gambar 2.1 Trade off risk and return ..............................................................

  32 Gambar 2.2 Kerangka konseptual ....................................................................

  37 Grafik 5.1 Scatterplot .......................................................................................

  89 Grafik 5.2 Histogram .......................................................................................

  90 Grafik 5.3 Normal P-Plot .................................................................................

  90

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah

  yang tidak sedikit. Salah satu ciri negara berkembang adalah tingkat tabungan masyarakat masih rendah, sehingga dana untuk investasi menjadi tidak mencukupi (Lloyd dalam Anoraga, 1995:1). Dalam rangka peningkatan pengerahan dana tabungan masyarakat itu, lembaga-lembaga keuangan perbankan maupun non perbankan perlu dituntut bekerja lebih keras untuk meningkatkan penarikan dana masyarakat. Pasar modal dipandang sebagai salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara. Hal ini dimungkinkan karena pasar modal merupakan wahana yang dapat menggalang pengerahan dana jangka panjang dari masyarakat untuk disalurkan ke sektor-sektor yang produktif di dalam memajukan perekonomian Indonesia.

  Pasar modal merupakan salah satu alternatif yang dapat dimanfaatkan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dananya. Meskipun telah ada lembaga perbankan, namun karena terbatasnya leverage suatu perusahaan tidak dapat memperoleh pinjaman dari bank sehingga perusahaan memerlukan pasar modal.

  Perusahaan yang membutuhkan dana dapat menerbitkan saham dan menjualnya kapada para investor, dimana para investor juga ingin mendapatkan pengembalian atas dana yang disetorkannya sehingga para investor selalu berusaha mencari alternatif investasi yang memberikan return tertinggi dengan tingkat risiko tertentu. Risiko yang melekat pada investasi saham lebih besar daripada investasi dalam bentuk tabungan karena pada investasi dalam bentuk saham, jika perusahaan tempat berinvestasi dilikuidasi, maka pemegang saham (investor) ikut menanggung kerugian, sedangkan investasi dalam bentuk tabungan jika bank tempat investor menanamkan dananya dilikuidasi, investor tidak menanggung kerugian.

  Dengan alasan di atas maka penulis melakukan penelitian dengan topik Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Return Saham. Ada banyak variabel yang dapat mempengaruhi return saham antara lain debt to equity ratio, systematic

  

risk , earning per share, price earning ratio,sedangkan menurut Munte (2009:

  7) di samping variabel-variabel tersebut di atas masih terdapat variabel lain yang dapat mempengaruhi return saham yaitu return on equity (ROE), ukuran perusahaan, price book value (PBV). Dalam penelitian ini penulis memilih menggunakan empat variabel diantara variabel yang lain. Variabel tersebut adalah debt to equity ratio, systematic risk, earning per share, dan price

  

earning ratio . Dengan penelitian tersebut diharapkan peneliti dapat

mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi return saham.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan diteliti yaitu:

1. Apakah debt to equity ratio (DER), systematic risk (Beta), earning per

  share (EPS) dan price earning ratio (PER) secara simultan berpengaruh

  terhadap return Saham? 2. Apakah debt to equity ratio (DER), systematic risk (Beta), earning per

  share (EPS) dan price earning ratio (PER) secara parsial berpengaruh

  terhadap return saham? C.

   Pembatasan Masalah

  Di dalam penelitian ini agar penelitian tetap terarah pada judul maka penulis melakukan pembatasan masalah yang meliputi:

  1. Perusahaan tersebut termasuk dalam kelompok perusahaan makanan dan minuman.

  2. Perusahaan tersebut menyajikan laporan keuangan setiap tahun, selama tahun pengamatan yaitu tahun 2004-2008.

  3. Perusahaan tersebut harus mempunyai data yang lengkap tentang DER, Beta, EPS dan PER.

  4. Perusahaan tersebut adalah perusahaan yang sudah mencatatkan sahamnya (listing) di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2004-2008.

  D. Tujuan Penelitian

  1. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan debt to equity ratio,

  systematic risk, earning per share dan price earning ratio terhadap return saham.

  2. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial debt to equity ratio,

  systematic risk, earning per share dan price earning ratio terhadap return saham.

  E. Manfaat Penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada:

  1. Investor, dengan penelitian ini diharapkan para investor maupun calon investor dapat mengetahui dan menganalisis saham mana yang dapat memberikan return terbaik dengan risiko tertentu.

  2. Universitas Sanata Dharma, dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah koleksi bacaan di perpustakaan dan dapat menjadi bahan penambah pengetahuan bagi para pembacanya yang terkait dengan masalah investasi saham.

  3. Bagi penulis, dengan melakukan penelitian ini penulis dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang invetasi khususnya investasi dalam bentuk saham.

F. Sistematika Penulisan

  Sistematika pembahasan skripsi ini dibagi menjadi enam bab yaitu sebagai berikut:

  BAB I. PENDAHULUAN Dalam bab ini dibahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian. BAB II. LANDASAN TEORI Dalam bab ini dibahas mengenai teori-teori yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti, penelitian sebelumnya, kerangka konseptual dan rumusan hipotesis.

  BAB III. METODE PENELITIAN Dalam bab ini dibahas mengenai jenis penelitian, waktu dan lokasi penelitian, subyek dan obyek penelitian, variabel penelitian, data yang dibutuhkan, metode pengumpulan data, populasi, teknik pengujian data, serta teknik analisis data.

  BAB IV. GAMBARAN UMUM Dalam bab ini dibahas mengenai sejarah dan perkembangan perusahaan yang diteliti, lokasi perusahaan setruktur manajemen, dan kegiatan yang yang terdapat didalamnya.

  BAB V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan tentang analisis data berdasarkan teori-teori yang relevan dalam landasan teori dan pembahasannya serta pengujian terhadap hipotesis yang diajukan.

  BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan memberikan saran-saran yang diperlukan serta keterbatasan dari penelitian ini.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori

1. Pengertian Pasar Modal

  UU No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal (Undang-Undang Pasar Modal), memberikan batasan pasar modal sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan public yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal atau bursa efek adalah salah satu jenis pasar dimana para pemodal bertemu untuk menjual atau membeli surat-surat berharga atau efek (Koetin, 1997:1).

  Sedangkan Anoraga (1995:6) pasar modal pada hakikatnya adalah jaringan tatanan yang memungkinkan pertukaran klaim jangka panjang, memungkinkan penambahan financial assets (dan hutang) pada saat yang sama memungkinkan investor untuk merubah dan menyesuaikan portofolio investasinya (melalui pasar sekunder).

  Pasar modal adalah tempat bertemunya para pembeli dan penjual dengan dua risiko yaitu untung dan rugi (Gunawan, 2003:39). Dengan melakukan investasi di pasar modal, maka dana yang tertumpuk di satu pihak dapat disalurkan kepada pihak lain yang membutuhkan, sehingga dana-dana yang terhimpun tersebut dapat dipakai untuk membiayai operasional perusahaan dan akhirnya dapat menggerakkan roda perekonomian secara nasional.

2. Sejarah Pasar Modal

  Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak zaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC. Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya.

  Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah. Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dilihat sebagai berikut:

  a. 14 Desember 1912 :Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh Pemerintah Hindia Belanda.

  b. 1914 – 1918 :Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I. c. 1925 – 1942 :Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan Bursa Efek di Semarang dan Surabaya.

  d. Awal tahun 1939 :Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di Semarang dan Surabaya ditutup.

  e. 1942 – 1952 :Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia II.

  f. 1952 :Bursa Efek di Jakarta diaktifkan kembali dengan UU Darurat Pasar Modal 1952, yang dikeluarkan oleh Menteri kehakiman (Lukman Wiradinata) dan Menteri keuangan (Prof.DR. Sumitro Djojohadikusumo). Instrumen yang diperdagangkan: Obligasi Pemerintah RI (1950).

  g. 1956 :Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek semakin tidak aktif. k. 1956 – 1977 :Perdagangan di Bursa Efek vakum. l. 10 Agustus 1977 :Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden

  Soeharto. BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal). Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT Pasar Modal. Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go public PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama. m. 1977 – 1987 :Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen perbankan dibandingkan instrumen Pasar Modal. n. 1987 :Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 87) yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan Penawaran Umum dan investor asing menanamkan modal di Indonesia. o. 1988 – 1990 :Paket deregulasi di bidang Perbankan dan Pasar Modal diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat meningkat. p. 2 Juni 1988 :Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan dealer. q. Desember 1988 :Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88

  (PAKDES 88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go public dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal. r. 16 Juni 1989 :Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek

  Surabaya. s. 13 Juli 1992 :Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ. t. 22 Mei 1995 :Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan sistem computer JATS (Jakarta Automated Trading

  Systems ). u. 10 November 1995 : Pemerintah mengeluarkan Undang –Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai diberlakukan mulai Januari 1996. v. 1995 :Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya. x. 2000 :Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai diaplikasikan di pasar modal Indonesia. y. 2002 :BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote trading). z. 2007 :Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek

  Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI)

3. Jenis-Jenis Transaksi di Pasar Modal

  Sebagaimana diketahui bahwa motif investor dalam melakukan investasi senantiasa mengharapkan untuk mendapatkan return yang memadai dan disertai kesediaan menanggung risiko sampai sejumlah batas tertentu yang mampu ditanggung. Di sisi lain pasar modal dapat disebut sebagai tempat transaksi bagi kedua belah pihak. Sebenarnya transaksi yang terjadi di pasar modal secara garis besar dapat dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu:

  a. Penyertaan, bentuk ini biasanya ditandai dengan kepemilikan dalam wujud saham. Jumlah saham yang dimiliki oleh seorang investor menandai besarnya porsi kepemilikan investor di suatu perusahaan.

  Penyertaan investor dapat dilakukan dengan cara membeli saham dari sebuah badan usaha yang telah go public atau emiten dan terdaftar di otoritas pasar modal.

  b. Hutang, baik yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang.

  Hutang yang bersifat jangka pendek dapat dilakukan dengan menerbitkan surat hutang, sedangkan hutang yang bersifat jangka panjang dilakukan dengan menerbitkan obligasi atau sekuritas lainnya seperti right, warrant, opsi dan future.

4. Manfaat Pasar Modal

  Manfaat pasar modal bisa dirasakan baik oleh investor, emiten/perusahaan, pemerintah maupun lembaga penunjang lainnya.

  Manfaat Pasar Modal bagi emiten/Perusahaan (Anoraga, 1995: 29) yaitu: a. Jumlah dana yang dapat dihimpun bisa berjumlah besar.

  b. Dana tersebut dapat diterima sekaligus pada saat pasar perdana selesai.

  c. Manajemen dapat lebih bebas dalam pengelolaan dana perusahaan.

  d. Solvabilitas perusahaan tinggi sehingga memperbaiki citra perusahaan.

  e. Ketergantungan emiten terhadap bank menjadi kecil.

  f. Cash flow hasil penjualan saham biasanya lebih besar dari harga nominal perusahaan.

  g. Emisi saham cocok untuk membiayai perusahaan yang berisiko tinggi. h. Tidak ada beban finansial yang tetap. i. Jangka waktu penggunaan dana tidak terbatas. j. Tidak dikaitkan dengan kekayaan sebagai jaminan tertentu. k. Profesionalisme dalam manajemen meningkat. Sedangkan manfaat pasar modal bagi investor adalah: a. Nilai investasi berkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi.

  b. Memperoleh dividen bagi mereka yang memiliki atau memegang saham dan memperoleh bunga obligasi bagi pemegang obligasi.

  c. Mempunyai hak suara dalam RUPS bagi pemegang saham, mempunyai hak suara dalam RUPO bagi pemegang obligasi.

  d. Dapat dengan mudah mengganti instrumen investasi, misal dari saham A ke saham B sehingga dapat meningkatkan keuntungan.

  Manfaat Pasar Modal bagi Pemerintah (pembangunan) menurut Lukman Nul Hakim (dalam Anoraga,1995: 37) adalah:

  a. Dengan berkembangnya pasar modal dimana perusahaan-perusahaan menjual sahamnya di bursa efek, maka hal ini sejalan dengan tujuan pemerataan hasil pembangunan, membuka kesempatan kerja dan mengurangi ketegangan sosial di kalangan masyarakat.

  b. Perkembangan pasar modal adalah pendayagunaan secara optimal dana yang dimiliki masyarakat untuk dimanfaatkan dalam mendorong pembangunan.

5. Pengertian Investasi

  Investasi adalah penanaman uang dengan harapan mendapatkan hasil dan nilai tambah (Koetin, 1993: 16). Investasi merupakan pengeluaran pada saat ini dimana hasil yang diharapkan dari pengeluaran itu baru akan diterima di waktu mendatang. Investasi dapat digunakan oleh perusahaan untuk pertumbuhan kekayaannya melalui distribusi hasil investasi untuk apresiasi nilai investasi atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi, seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan dagang (Gitosudarmo, 2002:133).

  Keputusan untuk melakukan investasi pada perusahaan lain sangat kompleks (Simamora, 2000:438). Motivasi perusahaan untuk membeli saham perusahaan lain bisa digunakan sebagai: a. Investasi jangka pendek kelebihan kas perusahaan.

  b. Investasi jangka panjang dalam persentase substansial saham perusahaan lain guna memastikan suatu kepentingan tertentu.

  Investasi jangka panjang untuk ekspansi. Perusahaan melaporkan investasi mereka dalam surat-surat berharga melalui berbagai cara.

  Pada umumnya investasi-investasi tersebut diklasifikasikan sebagai aktiva lancar (current asset) dan aktiva jangka panjang (noncurrent

  asset atau long term asset) (Simamora, 2000:438).

6. Kategori – Kategori Investasi

  Aset (sumber daya) entitas bisnis dapat meliputi investasi pada surat berharga utang ataupun surat berharga ekuitas. Setiap investasi pada surat berharga utang maupun surat berharga ekuitas dapat ditempatkan ke dalam salah satu dari lima kategori sebagai berikut (Simamora, 2000:440):

  a. Trading securities adalah surat berharga utang dan surat berharga ekuitas yang dibeli oleh manajemen dengan maksud untuk dijual kembali dalam waktu dekat.

  b. Available for sale securities adalah surat berharga utang yang tidak ingin dijual dalam waktu dekat ataupun ditahan hingga jatuh tempo oleh manajemen, selain itu dapat diartikan sebagai surat berharga ekuitas yang tidak berpengaruh dan tidak ingin dijual oleh manajemen dalam waktu dekat.

  c. Hold to maturity securities adalah surat berharga utang yang ingin ditahan oleh manajemen hingga jatuh tempo.

  d. Influential securities adalah surat berharga ekuitas yang merupakan 20% hingga 50% kepemilikan dari saham biasa.

  e. Controlling securities adalah surat berharga ekuitas yang merupakan suatu kepemilikan lebih dari 50% saham biasa.

  7. Investasi Dalam Saham

  Saham adalah unit kepemilikan dalam sebuah perusahaan. Sebagai bukti kepemilikan dalam sebuah perusahaan tersebut, Perseroan Terbatas menerbitkan sertifikat saham (stock sertificate) kepada para pemegang sahamnya (Simamora, 2000: 408). Investasi saham (stock

  investment ) adalah investasi pada modal saham perusahaan (Simamora, 2000: 445).

  8. Pengertian Rasio

  Rasio adalah alat yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data finansial (Riyanto, 1996:329). Rasio merupakan alat yang dinyatakan dalam artian relatif maupun absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu antara faktor yang satu dengan faktor yang lain dari suatu laporan finansial. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka-angka tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standard (Munawir, 2000: 64).

  Manfaat analisis rasio pada dasarnya tidak hanya berguna bagi kepentingan intern perusahaan melainkan juga bagi pihak luar. Rasio- rasio ini mempermudah upaya pembandingan kinerja perusahaan dari tahun ke tahun (time series) atau dengan perusahaan lain (cross section ) dalam industri yang sama (Slamet, 2003: 31).

  9. Pengguna Analisis Rasio Pada umumnya terdapat tiga kelompok yang paling

  berkepentingan dengan rasio keuangan yaitu (Syamsuddin, 2001: 37):

  a. Para pemegang saham dan calon pemegang saham Pemegang saham menaruh perhatian utama pada tingkat keuntungan pada masa yang akan datang. Selain itu mereka juga berkepentingan terhadap tingkat likuiditas, aktivitas, dan leverage perusahaan.

  b. Para kreditur Berkepentingan terhadap kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang maupun jangka pendek.

  c. Manajemen perusahaan Manajemen perusahaan berkepentingan terhadap seluruh keadaan keuangan perusahaan, karena hal-hal tersebut yang akan dinilai oleh pemilik perusahaan maupun para kreditur.

  10. Debt to Equity Ratio (DER)

  DER merupakan rasio yang digunakan untuk melihat struktur keuangan perusahaan dengan mengaitkan jumlah kewajiban dengan jumlah ekuitas pemilik (Simamora, 2000: 533). Menurut Syamsuddin (2001: 54) DER adalah rasio yang menunjukkan hubungan antara jumlah pinjaman jangka panjang dengan jumlah modal sendiri yang diberikan pemilik perusahaan. Berdasarkan pendapat di atas, pengertian DER dalam penelitian ini adalah rasio yang membandingkan antara total hutang dengan total ekuitas pemilik. DER mengidentifikasikan sejauh mana perusahaan dapat menanggung kerugian tanpa harus membahayakan kepentingan krediturnya dalam hal terjadi likuiditas.

  Kreditur mempunyai prioritas klaim dibandingkan pemegang saham. Dari sudut pandang kreditur, jumlah ekuitas dalam struktur permodalan perusahaan dapat dianggap sebagai katalisator, membantu memastikan bahwa terdapat asset yang memadai untuk menutup klaim pihak lain. Rasio yang tinggi dapat mengindikasikan bahwa klaim pihak lain relatif lebih besar ketimbang asset yang tersedia untuk menutupnya, sehingga meningkatkan risiko bahwa klaim kreditur kemungkinan tidak akan tertutup secara penuh bilamana terjadi likuidasi. Dalam mengukur risiko, perhatian kreditur jangka panjang terutama difokuskan pada prospek laba dan perkiraan arus kas.

  Meskipun demikian mereka tetap memperhatikan keseimbangan antara proporsi aktiva yang didanai oleh kreditur dan pemilik perusahaan. Keseimbangan proporsi tersebut diukur dengan rasio debt to equity .

  Rasio ini juga dapat memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan sehingga dapat dilihat tingkat risiko tak tertagihnya suatu utang (Prastowo, 2002: 84). Kreditur jangka panjang pada umumnya lebih menyukai angka DER yang kecil. Semakin kecil angka rasio ini, berarti semakin besar jumlah aktiva yang didanai oleh pemilik perusahaan dan semakin besar penyangga risiko kreditur. Jika DER semakin meningkat maka menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin memburuk, selain itu semakin tinggi DER menunjukkan struktur permodalan lebih banyak dibiayai oleh pinjaman sehingga ketergantungan perusahaan terhadap kreditur semakin meningkat. Dengan meningkatnya DER maka beban perusahaan kepada pihak luar (kreditur) juga semakin meningkat sehingga harapan tingkat kembalian (return) para pemegang saham semakin kecil (Farchan & Sunarto, 2002: 72). Penghitungan DER dinyatakan dalam rumus (Resmi, 2002: 281): DER= Total hutang/Total ekuitas

11. Systematic risk

  Risiko sistematis atau risiko yang tidak dapat didiversifikasi (dihindarkan) disebut juga dengan risiko pasar. Risiko ini berkaitan dengan kondisi di pasar secara umum, misalnya perubahan perekonomian secara makro, risiko tingkat bunga, risiko politik, risiko nilai tukar dan risiko pasar. Risiko ini mempengaruhi semua perusahaan dan karenanya tidak bisa dihilangkan dengan didiversifikasi. Parameter yang digunakan untuk mengukur risiko ini adalah beta. Pengertian beta menurut Jones (dalam Suharli, 2005: 104) adalah ”beta a measure of volatility, or relative systematic risk”. Dimana pengertian volatilitas adalah sebagai fluktuasi dari return dari suatu sekuritas dalam suatu periode tertentu. Jika fluktuasi return sekuritas secara setatistik mengikuti return pasar, maka beta dari sekuritas tersebut bernilai 1. Misalnya apabila return pasar naik sebesar 5%, maka investor mengharapkan kenaikan return sebesar 5% pula.

  Scoot (dalam Suharli, 2005: 104) yang menyatakan bahwa ”beta

  

a mesure stock’s volatility relative to an average stock” lain halnya

  dengan pendapat Brealy (dalam Suharli, 2005: 104) yang mendefinisikan ”beta is sensitivity of a stock’s return to the return on

  

the market portofolio”. Dapat disimpulkan bahwa beta adalah

  pengukur volatilitas suatu risiko sistematis pada sekuritas. Beta suatu sekuritas dapat dihitung dengan titik estimasi yang menggunakan data historis berupa data pasar (return sekuritas dan retun pasar).

  Secara matematis menurut Bodie (dalam Suharli, 2005: 104) beta dapat dihitung dengan rumus:

  N Σ

  XY − ( Σ X ) ( Σ Y )

  β = 2 2 N

  X ( X )

  Σ − Σ Keterangan: X = Return pasar (Rm) Y = Return saham (Ri) N = Jumlah data β = Beta saham

12. Earning Per Share (EPS)

  EPS merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar keuntungan (return) yang diperoleh investor atau pemegang saham per lembar saham (Darmadji, 2001: 139). Menurut Simamora (2000: 530) EPS adalah laba bersih per lembar saham biasa yang beredar selama suatu periode. Berdasarkan pendapat di atas, pengertian EPS yang dimaksud dalam penelitian ini adalah rasio yang menunjukkan berapa besar keuntungan (return) yang diperoleh investor atau pemegang saham per lembar saham yang beredar selama suatu periode.

  Rasio ini ingin menyampaikan berapa besar bagian dividen yang akan didapatkan oleh setiap saham, dalam hal ini jumlah saham telah dirata-ratakan secara tertimbang (Slamet, 2003: 40). Variabel EPS merupakan proxy bagi laba per saham perusahaan yang diharapkan dapat memberikan gambaran bagi investor mengenai bagian keuntungan yang dapat diperoleh dalam suatu periode tertentu dengan memiliki suatu saham (Chandradewi, 2000: 17). Seorang investor membeli dan mempertahankan saham suatu perusahaan dengan harapan akan memperoleh dividen atau capital gain. Laba biasanya menjadi dasar penentuan pembayaran dividen dan kenaikan nilai saham di masa mendatang (Prastowo, 2002: 93). Oleh karena itu, para pemegang saham biasanya tertarik dengan angka EPS yang dilaporkan perusahaan. EPS hanya dihitung untuk saham biasa, dan perhitungannya tergantung dari struktur modal perusahaan sehingga perhitungannya dapat sederhana atau kompleks. Terdapat dua masalah yang dapat timbul dalam hubungannya dengan perhitungan EPS ini. Masalah pertama timbul apabila dalam perhitungan laba rugi terdapat pos luar biasa, sedangkan masalah kedua terjadi apabila perusahaan mempunyai struktur modal yang kompleks. Apabila perusahaan mempunyai pos luar biasa pada laporan laba ruginya, maka harus menghitung dua angka EPS yaitu EPS yang dihasilkan dari operasi normal perusahaan dan EPS yang merupakan akibat dari pos luar biasa. Suatu perusahaan dikatakan mempunyai struktur modal yang kompleks, apabila mempunyai modal saham biasa perusahaan dan juga mempunyai instrumen-instrumen keuangan yang dapat menambah jumlah lembar saham biasa yang beredar. Menurut Simamora (2000: 530) penghitungan EPS dinyatakan dalam formula sebagai berikut: EPS = ( Total Net Profit / Jumlah saham beredar )

13. Price Earning Ratio (PER)

  Menurut Jordan (dalam Sangaji, 2003: 157) PER merupakan rasio harga saham suatu perusahaan dengan pendapatan per saham perusahaan tersebut. PER menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (Darmadji, 2001:139). Berdasarkan pendapat di atas, pengertian PER yang dimaksud dalam penelitian ini adalah rasio yang membandingkan antara harga pasar per lembar saham biasa yang beredar dengan laba per lembar saham. Kegunaan PER adalah untuk melihat bagaimana pasar menghargai kinerja saham perusahaan yang dicerminkan oleh EPS nya. PER menunjukkan hubungan antara harga pasar saham biasa dengan earning per share. Makin besar PER suatu saham, maka saham tersebut akan semakin mahal terhadap pendapatan bersih per sahamnya. Jika dikatakan saham mempunyai PER 10X, berarti harga pasar saham tersebut 10X lipat terhadap EPS nya (pendapatan bersih per saham). Angka rasio ini digunakan oleh para investor untuk memprediksi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (earning power) di masa yang akan datang.

  Kesediaan investor untuk menerima kenaikan PER sangat bergantung pada prospek perusahaan. Perusahaan dengan peluang tingkat pertumbuhan tinggi biasanya mempunyai PER yang tinggi pula, dan hal ini menunjukkan bahwa pasar mengharapkan pertumbuhan dan laba yang tinggi di masa mendatang. Sebaliknya perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah cenderung mempunyai PER yang rendah pula. PER tidak punya makna apabila perusahaan mempunyai laba yang sangat rendah (abnormal) atau menderita rugi. Dalam keadaan ini PER perusahaan akan begitu tinggi (abnormal) atau bahkan negatif. Semakin rendah hasil PER sebuah saham, maka semakin baik atau murah harganya untuk diinvestasikan.

  PER menjadi rendah nilainya bisa karena harga saham cenderung semakin turun atau karena meningkatnya laba bersih perusahaan. Penafsiran terhadap rasio ini juga dipengaruhi oleh persepsi pemodal terhadap kualitas perusahaan dan trend pendapatannya, risiko relatif, penggunaan metode akuntansi alternatif , dan faktor-faktor lain. Penghitungan PER dinyatakan dengan formulasi sebagai berikut (Simamora, 2000:531) : PER = Harga saham/EPS

14. Pengertian Return Saham

  Return saham adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi saham yang dilakukannya (Ang, 1997:19). Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi yang berupa return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return). Menurut Ang (1997: 19) setiap investasi baik jangka panjang maupun jangka pendek memiliki tujuan utama untuk mendapatkan keuntungan yang disebut return baik langsung maupun tidak langsung.

  Return dari suatu investasi tergantung dari instrumen investasi yang dibelinya. Misalnya ivestasi dalam saham, saham tidak menjanjikan suatu return yang pasti bagi para pemodal, namun beberapa komponen return pada saham yang memungkinkan pemodal meraih keuntungan adalah dividen, saham bonus, dan capital gain. Faktor yang mempengaruhi return suatu investasi meliputi faktor internal dan faktor eksternal perusahaan. Faktor internal perusahaan meliputi kualitas dan reputasi manajemen, struktur hutang, tingkat laba yang dicapai, dan lain-lain. Sedangkan faktor eksternal meliputi pengaruh kebijakan moneter dan fiskal, perkembangan sektor industri, faktor ekonomi, dan sebagainya. return/tingkat pengembalian dari suatu investasi dibedakan menjadi dua yaitu return yang telah terjadi (realized return) berdasarkan data historis. Return yang diharapkan oleh para investor akan diperoleh dimasa yang akan datang (expeted

  return ) (Halim, 2003:2) Return yang digunakan dalam penelitian ini adalah return