METODOLOGI PENERAPAN INQUIRY MELALUI PERANGKAT AJAR MULTIMEDIA SEBAGAI PENDEKATAN PEMBELAJARAN BIPA - Bina Darma e-Journal
METODOLOGI PENERAPAN INQUIRY MELALUI
PERANGKAT AJAR MULTIMEDIA SEBAGAI PENDEKATAN
PEMBELAJARAN BIPA
Hastari Mayrita
Dosen Universitas Bina Darma, Palemang
Jalan Jenderal Ahmad Yani No. 12, Palembang
Sur-el: mayrita_@ymail.com
Abstract: The scope of this paper is to discuss the influence of the model inquiri
through multimedia teaching tools to the Indonesian language proficiency of foreign students in
learning BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing) by linking the interest, motivation, and
cooperation BIPA students. The population was foreign speakers overall students studying
Indonesian at Bina Darma University in the city of Palembang. This research will use models of
the inquiry as the dependent variable. Inquiri variables will be tested for their effects on the
learning effectiveness of BIPA are used as independent variables in this study. This study also
uses an intervening variable that is predicted to mediate the relationship between the dependent
and independent variables. Indonesian language ability, motivation, and cooperation BIPA
students will be used as an intervening variable in this study.
Keywords: inquiry, multimedia, BIPA
Abstrak : Ruang lingkup pembahasan tulisan ini adalah membahas pengaruh model inquiri
melalui perangkat ajar multimedia terhadap kemampuan berbahasa Indonesia pelajar asing dalam
pembelajaran BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing) dengan mengaitkan minat, motivasi,
dan kerja sama pelajar BIPA. Populasi penelitian ini adalah keseluruhan pelajar penutur asing
yang belajar bahasa Indonesia di Universitas Bina Darma di kota Palembang. Penelitian ini akan
menggunakan model inquiri sebagai variabel dependen. Variabel inquiri tersebut akan diuji
pengaruhnya terhadap keefektifan bagi pembelajaran BIPA yang dijadikan sebagai variabel
independen dalam penelitian ini. Penelitian ini juga menggunakan variabel intervening yang
diprediksi akan memediasi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.
Kemampuan berbahasa Indonesia, motivasi, dan kerjasama pelajar BIPA akan digunakan sebagai
variabel intervening dalam penelitian ini.
Kata kunci: inquiri, multimedia, BIPA
1.
dapat berbahasa Indonesia dan mengenal budaya
PENDAHULUAN
bangsa Indonesia.
Kompetensi yang diharapkan dalam
Sebagai metode pengajaran yang dapat
pembelajaran BIPA (Bahasa Indonesia Penutur
melatih penutur asing dalam belajar bahasa
Asing),
dapat
Indonesia, terutama yang berkaitan dengan
mewadahi pembelajaran bahasa Indonesia bagi
kompetensi berbicara dan menulis maka salah
penutur asing. Tentunya, program ini diharapkan
satu alternatif metode pengajaran yang bisa
dapat dijadikan sebagai tempat belajar bahasa
digunakan adalah inquiri, dengan memanfaatkan
Indonesia sesuai kebutuhan peserta BIPA, yaitu
multimedia yang berupa pemutaran film melalui
yaitu
suatu
program
yang
cd, dan melakukan kegiatan pembuatan film
independent
sebagai
media
dalam
model
Penilaian Buku Ajar Bahasa Indonesia SMP: Teori Evaluation Language Coursebook (Hastari Mayrita, M.Pd. )
1
pembelajarannya. Sebelum melakukan kegiatan
terhadap
pembuatan film, pelajar akan menonton film
(Bahasa
yang berasal dari cerita rakyat di Sumatera
mengetahui kemampuan peserta BIPA berbahasa
Selatan secara bertahap dan berulang. Pemutaran
Indonesia yaitu dengan dibantu media berupa
film dilakukan secara bertahap dan berulang
perangkat ajar multimedia. Permasalahan yang
disebabkan pelajar asing masih kesulitan dalam
perlu dirumuskan dalam tulisan ini adalah,
mencerna bahasa penutur yang ditontonnya.
sebagai berikut.
Pembelajaran seperti ini tentunya akan
keefektifan
Indonesia
pembelajaran
Penutur
BIPA
Asing)
dalam
1. Apakah model inquiri mempunyai pengaruh
lebih tepat diterapkan pada penutur asing level
signifikan
tiga atau atas. Hal ini disebabkan, pemelajar
pemelajar BIPA dalam berbahasa Indonesia?
penutur asing level tiga sudah dapat dikatakan
2. Apakah penggunaan perangkat ajar secara
paham komunikasi bahasa Indonesia.
multimedia
melalui
pendekatan
mempunyai
pengaruh
signifikan
Melalui pendekatan inquiri ini, setiap
pemelajar
akan dituntut untuk menunjukkan
motivasi
terhadap
dan
kemampuan
minat
pelajar
peserta
inquiri
terhadap
BIPA
dalam
kreatifitas dan kemampuannya dalam mencari
berbahasa Indonesia?
gagasan ide cerita,
menyusunnya ke dalam
3. Apakah model inquiri mempunyai pengaruh
skenario, membuat story board atau pembuatan
signifikan terhadap kerja sama antarpelajar
alur cerita dalam bentuk gambar, sebagai aktor/
BIPA?
aktris dalam film yang akan dibuat, pembuatan
poster, serta produk akhir yang dikemas dalam
Agar
pembahasan
yang
dilakukan
bentuk cd film. Melakukan kegiatan ini harus
menjadi terarah dan tidak menyimpang
selalu di bawah bimbingan instruktur, baik
permasalahan
peneliti dan pengajar BIPA sendiri. Proses
memandang
pembuatan film, akan dibantu oleh dosen/teman
pembahasan dalam batasan tertentu, penekanan
sejawat yang menguasai teknik pembuatan film.
pembahasan tulisan ini
Seluruh proses di atas dilakukan secara
kolaboratif
dalam
kelompok
yang
perlu
ada,
maka
dari
penulis
untuk membatasi materi
adalah menganalisis
pengaruh model inquiri melalui perangkat ajar
dengan
multimedia terhadap kemampuan berbahasa
menggunakan bahasa Indonesia. Dari hasil
Indonesia pelajar BIPA dalam pembelajaran
kegiatan diharapkan pelajar dapat
BIPA dengan mengaitkan minat, motivasi, dan
merasakan
manfaat yang bisa menunjang keberhasilan
kerja sama pelajar BIPA.
mereka dalam berbahasa Indonesia yang lebih
baik dari sebelumnya. Mereka diharapkan dapat
Tulisan ini bertujuan untuk:
menunjukkan antusiasme yang tinggi dengan
1. menganalisis pengaruh model inquiri terhadap
terbentuknya film yang diadaptasi dari cerita
kemampuan pelajar BIPA dalam berbahasa
rakyat Sumatera Selatan.
Indonesia;
Berdasarkan uraian diatas, maka secara
empiris untuk menguji pengaruh model inquiri
2
2. menganalisis pengaruh penggunaan perangkat
ajar secara multimedia melalui pendekatan
Jurnal Imiah Bina Edukasi
inquiri terhadap motivasi dan minat pelajar BIPA
kerjasama pelajar BIPA akan digunakan sebagai
dalam berbahasa Indonesia;
variabel
3. menganalisis pengaruh model inquiri
Berdasarkan
terhadap kerja sama antar pelajar BIPA.
menguji
intervening
dalam
penelitian
tujuan penelitian,
pengaruh
model
ini.
yaitu ingin
inquiri
melalui
Dengan dibahasnya model pembelajaran
perangkat ajar multimedia terhadap kemampuan
inquiri dengan multimedia di dalam tulisan ini
berbahasa Indonesia pelajar BIPA sebagai
diharapkan
variabel intervening. Sifat dari penelitian ini
setiap pelajar penutur asing yang
belajar bahasa Indonesia dapat mengucapkan dan
dikategorikan
memaknai
eksplanatory, dimana menjelaskan hubungan dan
bahasa
Indonesia
dengan
baik.
Metode pengajaran BIPA dalam tulisan ini akan
penelitian
penjelasan
atau
pengaruh melalui pengujian hipotesis.
berujung pemutaran film yang akan dikemas
dalam bentuk cd film, bisa dipakai sebagai bahan
2.2 Populasi Penelitian
ajar sehingga proses pembelajaran menjadi lebih
bermakna
bagi
setiap
stake
yang
pelajar penutur asing yang belajar bahasa
berkepentingan dengan pendekatan inquiri pada
Indonesia di Universitas Bina Darma di kota
pelaksanaan
Palembang.
Communicative
holder
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
Language
Teaching, khususnya akan dapat bermanfaat bagi
pengajar bahasa.
2.3
Variabel
Penelitian
dan
Definisi
Operasional Variabel
Operasional variabel adalah suatu yang
2.
METODOLOGI PENELITIAN
diberikan dalam
member
2.1 Desain Penelitian
arti,
suatu variable dengan cara
kemudian
menspesifikasikan
Penelitian ini menggunakan populasi pelajar
bagaimana kegiatan variabel tersebut. Agar
penutur asing yang belajar bahasa Indonesia di
penelitian ini memiliki arah yang jelas maka
Universitas Bina Darma di kota Palembang.
perlu ditetapkan operasional variabel.
akan
Adapun operasional variabel penelitiannya
menggunakan model inquiri sebagai variabel
terdiri dari variabel, indikator, dan skala ukur
dependen. Variabel inquiri tersebut akan diuji
objek penelitian.
Selain
itu
pengaruhnya
dalam
penelitian
terhadap
ini
keefektifan
bagi
pembelajaran BIPA yang dijadikan sebagai
variabel independen dalam penelitian ini.
Di samping menggunakan model inquiri
sebagai variabel dependen, penelitian ini juga
menggunakan
variabel
intervening
yang
diprediksi akan memediasi hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen.
2.4 Lokasi dan Waktu Penelitian
Kemampuan berbahasa Indonesia, motivasi, dan
Penilaian Buku Ajar Bahasa Indonesia SMP: Teori Evaluation Language Coursebook (Hastari Mayrita, M.Pd. )
3
Lokasi
dalam
penelitian
ini
adalah
Uji
reliabilitas
konsistensi
dimaksudkan
alat
untuk
Universitas Bina Darma di kota Palembang.
mengetahui
ukur
dalam
Waktu penelitian yang dilakukan oleh penulis
penggunaannya, atau dengan
selama 6 bulan.
ukur tersebut mempunyai hasil yang konsisten
kata lain alat
apabila digunakan berkali-kali dalam waktu yang
2.5 Prosedur Pengumpulan Data
berbeda.
Untuk
uji
realibilitas
ini
akan
Studi ini dirancang sebagai studi empiris dan
digunakan Tehnik Alpha Cronbach, jika suatu
merupakan cross sectional study, yaitu studi
konstruk atau variable dikatakan reliabel jika
yang dilakukan terhadap suatu objek tertentu
memberikan nilai Cronbach Aplha > 0,6
pada waktu tertentu. Data yang dikumpulkan
(Nunnaly, 1967 dalam Imam, 2005). Uji
dalam penelitian ini menggunakan metode
validitas adalah untuk mengukur sah atau valid
observasi
kemampuan
tidak suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan
berbahasa Indonesia (penilaian secara nontes
valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu
terhadap kemampuan berbicara dan menulis)
untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur
pelajar BIPA dan kuesioner yang disebarkan ke
oleh kuesioner tersebut (Imam, 2005). Mengukur
seluruh pelajar BIPA yang dijadikan populasi
tingkat validitas dilakukan dengan melakukan
pada penelitian ini. Pengambilan data dilakukan
korelasi antara skor butir pertanyaan dengan
secara nontes (lembar pengamatan terhadap
total skor konstruk atau variabel, dengan
kemampuan berbahasa Indonesia pelajar BIPA)
hipotesa,
untuk
mengamati
dan dilakukan juga secara kuesioner yang
HO: skor butir pertanyaan berkorelasi positif
diberikan langsung oleh peneliti kepada seluruh
dengan total skor konstruk, HA: skor butir
pelajar BIPA di universitas Bina Darma
pertanyaan tidak berkorelasi positif dengan total
skor konstruk.
2.6 Teknik Analisis
Uji
signifikansi
dilakukan
dengan
Untuk menganalisis masalah penelitian ini
membandingkan nilai r hitung dengan r tabel
akan menggunakan metode regresi berganda
untuk degree of freedom (df) = n-2. Jika r hitung
Adapun teknis analisis yang digunakan sebagai
lebih besar dari r tabel dan nilai r positif maka
berikut.
pertanyaan tersebut dikatakan valid.
2.6.1
Statistik Deskriptif
Peneliti
menggunakan
2.6.3 Uji Asumsi Klasik
tabel
distribusi
2.6.3.1 Uji Multikolinieritas
frekwensi yang menunjukkan nilai distribusi data
Uji multikolinieritas bertujuan untuk
penelitian yang memiliki kesamaan kategori
menguji apakah model regresi ditemukan adanya
dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi
korelasi antar variabel bebas (independen).
absolut yang menunjukkan rata-rata, median dan
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
deviasi standar.
korelasi diantara variabel independen. Jika
2.6.2
variabel independen saling berkorelasi, maka
4
Uji Reliabilitas dan Validitas
Jurnal Imiah Bina Edukasi
variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal
adalah
variable
independen
yang
nilai
2.6.3.3 Uji Heteroskedastisitas
korelasinya antar sesama variabel independen
sama
dengan
nol
(Imam,
2005).
Untuk
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji
apakah
dalam
model
ketidaksamaan
didalam model regresi akan digunakan dengan
pengamatan ke pengamatan yang lain (Imam,
menggunakan penilaian ”Variance Inflation
2005).
Factor” atau ”Tolerance Value”. Kedua ukuran
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka
ini menunjukkan setiap variabel independen
disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda
manakah
disebut Heterokesdatisitas. Dalam penelitian ini
yang
dijelaskan
oleh
variabel
independen lainnya.
uji
variance
dari
terjadi
mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas
Jika
variace
regresi
dari
heteroskedastisitas
residual
residual
dilakukan
satu
satu
dengan
menggunakan melihat Grafik Plot antara nilai
2.6.3.2 Uji Autokorelasi
prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan
Uji asumsi klasik berupa uji autokorelasi
residualnya SRESID. Adapun dasar analisis dari
bertujuan untuk menguji apakah dalam model
Grafik Plot (Imam, 2005) yaitu jika ada pola
regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan
tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk
pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pola teratur (bergelombang, melebar kemudian
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya).
menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi
Autokorelasi muncul karena observasi yang
heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang
beruntun sepanjang waktu berkaitan satu sama
jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di
lain, dimana residual (kesalahan pengganggu)
bawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi
tidak terbebas dari satu observasi ke observasi
heteroskedastisitas.
yang lain. Masalah autokorelasi muncul pada
penelitian yang menggunakan data bersifat time
3.6.3.4 Uji Normalitas
series data. Menurut Imam (2005) pada data
Uji normalitas bertujuan untuk menguji
yang bersifat cross section (silang waktu),
apakah dalam model regresi variable residual
masalah autokorelasi relatif jarang terjadi karena
atau pengganggu memiliki distribusi normal
”gangguan” pada observasi yang berbeda berasal
(Imam, 2005). Pengujian normalitas dilakukan
dari individu/kelompok yang berbeda.
melihat grafik histogram yang membandingkan
Dalam pengujian untuk memastikan ada
antara data observasi dengan distribusi yang
atau tidaknya masalah autokorelasi dilakukan
mendekati distribusi normal. Selain itu juga
dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW
menggunakan grafik normal plot. Pada grafik
test). Nilai DW yang dihasilkan kemudian
normal plot terlihat titik-titik menyebar disekitar
dibandingkan dengan tabelnya. Menurut Gujarati
garis
(2003) jika nilai DW berada diluar dari batas atas
menjauh dari garis diagonal.
(du) dan batas bawah (dl) berarti tidak ada
2.6.3.5 Analisis Statistik
diagonal,
serta
penyebarannya
agak
masalah autokorelasi di dalam penelitian.
Penilaian Buku Ajar Bahasa Indonesia SMP: Teori Evaluation Language Coursebook (Hastari Mayrita, M.Pd. )
5
Analisis statistik yang digunakan dalam
sesuatu (pengetahuan) yang baru. Jadi dalam
penelitian ini adalah path analysis. Untuk
makna belajar, di sini bukan berangkat dari
menentukan besar pengaruh suatu variabel
sesuatu yang benar-benar belum diketahui (nol),
terhadap variabel lainnya diperlukan persyaratan
tetapi
sebagai berikut: pertama, hubungan antara
pengetahuan
variabel harus merupakan hubungan linear dan
pengetahuan baru.
aditif; kedua, semua variabel residu tidak
merupakan
keterkaitan
yang
sudah
dari
ada
dua
dengan
Belajar adalah suatu kegiatan siswa untuk
mempunyai korelasi satu sama lain; ketiga, pola
membangun
pengetahuan
baru
mereka
hubungan antara variabel adalah rekursif, dan
berdasarkan
keempat, skala pengukuran baik pada variabel
sudah
penyebab maupun variabel akibat sekurang-
Dimyati
kurangnya adalah interval (Nirwana, 1994 dalam
merupakan tindakan dan perilaku siswa yang
Aji, 2003).
kompleks.
pengalaman/pengetahuan
mereka
dan
miliki.
Sedangkan
Mudjiono
Sebagai
yang
menurut
(2006:7),
tindakan
maka
belajar
belajar
Persamaan regresinya sebagai berikut :
dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu
a. Xb = β1 Xa +
terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar.
e1………………………………………
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat
… (1)
disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses
b. Y = β 1 Xa + β 2 Xb +
yang ditandai dengan adanya perubahan tingkah
e2………………………………... (2)
laku
pada
diri
seseorang
berkat
adanya
pengalaman dan latihan-latihan yang telah
Keterangan :
Xa : Variabel teknik inquiri
dimiliknya.
Menurut Subana dan Sunarti (2009:13),
Xb : Variabel motivasi
mengajar adalah upaya dalam memberikan
Y : Variabel Kemampuan berbahasa
perangsang,
Indonesia pelajar BIPA
dorongan kepada siwa agar terjadi proses belajar.
bimbingan,
pengarahan,
dan
Bahan pelajaran merupakan bahan perangsang
3.
PEMBAHASAN
3.1 Belajar dan Pembelajaran
Secara sederhana Antony Robbins (dikutip
Trianto, 2011:15) mendefinisikan belajar sebagai
proses menciptakan hubungan antara sesuatu
(pengetahuan) yang sudah dipahami dan sesuatu
(pengetahuan) yang baru. Dari definisi ini
dimensi belajar memuat beberapa unsur, yaitu:
(1) penciptaan hubungan, (2) sesuatu hal
(pengetahuan) yang sudah dipahami, dan (3)
6
saja, sedangkan arah yang akan dituju oleh
proses belajar merupakan tujuan pengajaran
yang diketahui oleh siswa. Mengajar diartikan
menyampaikan
ilmu
pengetahuan
(bahan
pelajaran) kepada siswa atau anak didik. Batasan
atau rumusan ini telah lama dianut kalangan
pendidik mulai dari tingkatan guru taman kanakkanak sampai dosen di perguruan tinggi.
Mengajar adalah membimbing kegiatan siswa
belajar dan mengatur serta mengorganisasikan
lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga
Jurnal Imiah Bina Edukasi
dapat mendorong dan menumbuhkan siswa
pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku,
melakukan kegiatan belajar (Sudjana, 2010:7).
film, komputer, kurikulum, dan lain-lain.
Menurut Trianto (2011:17), pembelajaran
merupakan
aspek
kegiatan
dkk
(dikutip
Trianto,
yang
2011:22), mengemukakan maksud dari model
kompleks, yang tidak sepenuhnya dijelaskan.
pembelajaran adalah: “Kerangka konseptual
Pembelajaran secara sederhana dapat diartikan
yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
sebagai produk interaksi berkelanjutan antara
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
pengembangan
mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi
dan
manusia
Soekamto,
pengalaman
hidup.
Pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari
sebagai
pedoman
bagi
para
seorang guru dan peserta didik, di mana antara
pembelajaran
dan
para
pengajar
keduanya terjadi komunikasi (transfer) yang
merencanakan
aktivitas
intens dan terarah menuju pada suatu target yang
Istilah model pembelajaran mempunyai makna
telah ditetapkan sebelumnya.
yang lebih luas daripada strategi, metode atau
belajar
perancang
dalam
mengajar.”
prosedur.
2.2 Pengertian Model Pembelajaran
2.3 CLT (Communicative Langguage Teaching)
dimaknakan
Menurut Mulyanto dan Syahman (2009),
sebagai suatu objek atau konsep yang digunakan
ada 10 asumsi yang menjadi inti mengenai
untuk mempresentasikan sesuatu hal. Sesuatu
pengajaran bahasa komunikatif, sebagai berikut.
Secara
kaffah
model
yang nyata dan dikonversi untuk sebuah bentuk
1. Pembelajaran bahasa kedua difasilitasi
yang lebih komprehensif Meyer, W. J., (dikutip
saat pembelajaran berlangsung dalam
Trianto, 2011:21). Senada dengan Joyce dan
sebuah
Weil
bermakna.
(dikutip
Rusman
2010:32),
model
pembelajaran adalah suatu rencana atau pola
yang
dapat
kurikulum
digunakan
(rencana
untuk
membentuk
pembelajaran
jangka
komunikasi
interaktif
dan
2. Tugas-tugas serta latihan pembelajaran
bahasa Inggris dalam sebuah kelas yang
efektif akan memberikan kesempatan
panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran,
pada
dan bimbingan pembelajaran di kelas atau yang
makna,
lain. Model pembelajaran dapat dijadikan pola
belajarnya, menyadarkan mereka pada
pilihan, artinya para guru boleh memilih model
bagaimana dan kapan saat yang tepat
pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk
menggunakan ungkapan tertentu, dan
mencapai tujuan pendidikan. Joyce (dikutip
secara
Trianto,
dalam
2011:22),
menyatakan
model
pembelajaran adalah suatu perencanaan atau
siswa
untuk
menegosiasikan
memperluas
sumber-sumber
langsung melibatkan mereka
pertukaran
makna
secara
interpersonal.
suatu pola yang digunakan sebagai pedoman
3. Kebermaknaan komunikasi merupakan
dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau
hasil dari bagaimana siswa memproses
konten/ situasi yang sesuai, memiliki
Penilaian Buku Ajar Bahasa Indonesia SMP: Teori Evaluation Language Coursebook (Hastari Mayrita, M.Pd. )
7
tujuan yang jelas, menarik dan memiliki
pada mereka dalam mengaplikasikan
keterikatan dengan kondisi nyata.
bahasa secara tepat dan akurat.
4. Komunikasi merupakan sebuah proses
10. Ruang kelas adalah sebuah komunitas
holistik dengan menggunakan modalitas
yang unik dimana siswa bisa saling
dan
belajar dan berkolaborasi dalam sebuah
berbagai
keahlian
dalam
menggunakan bahasa tersebut.
proses pembelajaran.
5. Pembelajaran bahasa difasilitasi dengan
kegiatan yang melibatkan pembelajaran
2.4 Pendekatan Inquiri
dengan pendekatan inquiri tentang tata
Setiap
yang
dilakukan
aturan penggunaan bahasa dan juga
melalui proses inquiri didasarkan pada rasa ingin
melibatkan
tahu yang lebih bermakna daripada hal-hal yang
analisis
serta
refleksi
penggunaan bahasa itu sendiri.
diajarkan secara terpaksa. Hal ini senada dengan
6. Pembelajaran bahasa merupakan sebuah
proses
bertahap
yang
mencermati
yang disebutkan Trianto (2011:114) bahwa
kegiatan inquiri adalah kegiatan yang tidak
penggunaan bahasa melalui proses uji
hanya
coba (trial and error) meskipun pada
keterampilan
siswa
dalam
dasarnya kreatifitas untuk mengenali
seperangkat
fakta-fakta
tetapi
kesalahan adalah hasil yang lumrah
menemukan sendiri. Pada kegiatan ini juga, guru
dalam
pembelajaran.
harus selalu merancang kegiatan yang merujuk
Namun, tujuan utama dalam belajar
pada kegiatan menemukan, apapun materi yang
sebuah bahasa adalah kemampuan siswa
akan diajarkannya.
yang
sebuah
proses
bersangkutan
untuk
dapat
membutuhkan
Menurut
pengetahuan
(Gulo
dan
mengingat
hasil
dalam
dari
Trianto:
menggunakannya secara fasih dan tepat
2011:198), kemampuan yang diperlukan untuk
guna.
melaksanakan
7. Siswa
sendiri
menggunakan
dalam
cara-caranya
dengan
pembelajaran bahasa,
motivasi
serta
minat
a. Mengajukan
bahasa
yang
inkuiry
adalah
pertanyaan
atau
permasalahan
yang
b. Merumuskan hipotesis
berbeda bagi masing-masing individu.
8. Pembelajaran
pembelajaran
sebagai berikut.
dengan kecepatan yang bervariasi, juga
c. Mengumpulkan data
berhasil
d. Menganalisis data
melibatkan strategi komunikasi yang
e. Membuat kesimpulan
tepat
Menurut Trianto, proses inquiri ini bagi
serta
pemanfaatan
sumber
pembelajaran secara efektif.
9. Peran guru sebagai fasilitator dalam
siswa diharapkan dapat mengundang siswa untuk
berdiskusi secara terbuka dalam lingkup sosial.
kelas bahasa harus menciptakan suasana
8
pengalaman
Berdasarkan urain di atas, salah satu
pembelajaran yang kondusif bagi siswa
upaya
pembelajaran
untuk dapat memberikan kesempatan
keterampilan berbahasa yang dapat dilakukan
Jurnal Imiah Bina Edukasi
untuk
meningkatan
dengan pendekatan inquiri adalah
mencakup
menggali pertanyaan tentang film, bagian-bagian
penemuan ide yang dikumpulkan melalui data
dari film, serta skenario cerita film yang sudah
yang sudah diperoleh, mengkomunikasikan dan
pernah ditonton.
menyimpulkan ide tersebut ke dalam bentuk
Pada sesi penulisan skenario, kelompok
tulisan, pengalaman belajar bersama dalam satu
pelajar mencari gagasan atau ide untuk menulis
kelompok
cerita
yang
akan
dilakukan
secara
kolaboratif.
fiktif.
Peran
guru
adalah
melihat
konstruksi tata bahasa Indonesia yang digunakan
pelajar dalam penulisan naskah tersebut.
Tindakan koreksi dilakukan melalui
2.3 Penerapan Inquiri melalui Perangkat Ajar
diskusi antar instruktur dan pelajar untuk
Multimedia pada Pembelajaran BIPA
Untuk melatih pelajar BIPA dalam
memperbaiki kesalahan baik dalam alur cerita
belajar berbahasa Indonesia, terutama yang
maupun dalam penulisan bahasa Indonesianya.
berkaitan dengan kompetensi berbicara dan
Pada tahap kedua dan ketiga, siswa membuat
menulis maka salah satu alternatif metode
alur cerita atau sinopsis dari film yang akan
pengajaran yang bisa digunakan adalah inquiri,
dibuat. Tema dari kegiatan ini adalah cerita
dengan memanfaatkan multimedia yang berupa
rakyat yang berasal dari Sumatera Selatan.
pemutaran film cerita rakyat Sumatera Selatan
Informasi mengenai materi dari tema ini
melalui cd dan melakukan kegiatan pembuatan
didapatkan
film independent sebagai media dalam model
pemutaran cd film cerita rakyat Sumatera
pembelajarannya.
Selatan oleh instruktur. Pada proses ini, pelajar
Penerapan
model
inquiri
dalam
pembelajaran BIPA ini diterapkan peneliti pada
melalui
hasil
tontonan
dari
dapat berdiskusi bersama guru mengenai cerita
film yang ditonton.
Tahap
kelas BIPA level atas, bukan level pemula. Hal
selanjutnya
adalah
proses
ini dikarenakan, tujuan diterapkannya metode ini
pembelajaran yang dilakukan di luar kelas, yaitu,
untuk melatih keterampilan mereka berbicara
pembuatan film yang aktor/aktrisnya adalah
dan cermat dalam menulis.
pelajar sendiri dengan pantauan instruktur.
Proses pembelajaran BIPA dilakukan di
Proses pemutaran film ini melibatkan orang yang
dalam kelas melalui perangkat ajar multimedia
menguasai teknik pembuatan film. Film yang
dengan menggunakan model inquiri. Langkah-
dibuat dikemas ke dalam bentuk cd.
Tahap akhir adalah pemutaran cd film
lanhkap penerapan model ini terbagi menjadi
skenario,
tentang cerita rakyat Sumatera Selatan, yang
pembuatan alur cerita, dan penulisan sinopsis
diperani oleh para Pelajar. Pemutaran film ini
yang sedang dilaksanakan.
akan dilaksanakan di aula universitas Bina
tiga
bagian,
yaitu:
penulisan
Pada tahap awal, pembelajaran berfokus
Darma
Palembang
dengan
menggunakan
pada kemampuan menulis skenario dalam bahasa
infocus. Pemutaran film ini akan melibatkan
Indonesia. Di awal pembelajaran, peserta BIPA
penonton.
Penonton
berasal
dari
seluruh
diberitahu mengenai tujuan pembelajaran. Guru
Penilaian Buku Ajar Bahasa Indonesia SMP: Teori Evaluation Language Coursebook (Hastari Mayrita, M.Pd. )
9
kalangan akademisi universitas Bina Darma
pembelajaran BIPA yang dijadikan sebagai
Palembang. khususnya.
variabel
Pemutaran cd film ini dimaksudkan
independen
Penelitian
ini
juga
dalam
penelitian
menggunakan
ini.
variabel
untuk menghargai karya pelajar BIPA dan
intervening yang diprediksi akan memediasi
sebagai penyemangat mereka untuk belajar
hubungan antara variabel independen dengan
bahasa, terutama bahasa Indonesia.
variabel
dependen.
Kemampuan
berbahasa
Di akhir perkuliahan ini, peserta BIPA
Indonesia, motivasi, dan kerjasama pelajar BIPA
ditanya mengenai pendapat mereka terhadap
akan digunakan sebagai variabel intervening
proses
dalam
pembelajaran
dengan
menggunakan
penelitian
ini.
Berdasarkan
tujuan
model inquiri ini, khususnya belajar dengan
penelitian, yaitu ingin menguji pengaruh model
menggunaakan multimedia, dan mempraktikan
inquiri
kegiatannya.
terhadap
melalui
perangkat
kemampuan
ajar
multimedia
berbahasa
Indonesia
pelajar BIPA sebagai variabel intervening. Sifat
3.
dari penelitian ini dikategorikan penelitian
SIMPULAN
penjelasan
Untuk melatih pelajar asing yang belajar
bahasa Indonesia dalam pembelajaran BIPA
atau
eksplanatory,
dimana
menjelaskan hubungan dan pengaruh melalui
pengujian hipotesis.
(Bahasa Indonesia Penutur Asing ), terutama
yang berkaitan dengan kompetensi berbicara dan
menulis, salah satu alternatif metode pengajaran
DAFTAR PUSTAKA
yang bisa digunakan adalah inquiri, dengan
memanfaatkan
multimedia
yang
berupa
pemutaran film melalui cd, dan melakukan
kegiatan pembuatan film sebagai media dalam
model
pembelajarannya.
Ruang
lingkup
pembahasan penelitian ini adalah menganalisis
pengaruh model inquiri melalui perangkat ajar
multimedia terhadap kemampuan berbahasa
Indonesia pelajar BIPA dalam pembelajaran
BIPA dengan mengaitkan minat, motivasi, dan
kerja sama pelajar BIPA. Populasi penelitian ini
adalah keseluruhan pelajar penutur asing yang
belajar bahasa Indonesia di Universitas Bina
Darma di kota Palembang. penelitian ini akan
menggunakan model inquiri sebagai variabel
dependen. Variabel inquiri tersebut akan diuji
pengaruhnya
10
terhadap
keefektifan
bagi
Aji, Gunawan. 2003. ”Pengaruh Etika Islam
Terhadap Kinerja dengan Motivasi kerja
Sebagai Variabel Intervening : Studi
Empiris Terhadap Internal Auditor”,
Tesis Program Pascasarjana Universitas
Diponegoro
(tidak
untuk
dipublikasikan), Semarang.
Gujarati, Damodar N. 2003. Basic
Econometrics. 3rd Edition McGrawHill International dition.
Imam, 2005. “Aplikasi Analisis Multivariate
dengan Program SPSS”. Badan
Penerbit Universitas Diponegoro,
Semarang.
Mudjiono dan Dimyati. 2006. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta:Rineka Cipta.
Mulyanto dan Syahman. (http:metode
Jurnal Imiah Bina Edukasi
inquiri-movie festival upi jurnal vol 9
no1, april 2009. portal jurnal UPI,
diunduh 12 Juni 2012)
Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran
Mengembangkan
Profesionalisme
Guru. Jakarta:Raja Grafindo Persada.
Subana dan Sunarti. 2009. Strategi Belajar
Mengajar
Bahasa
Indonesia
Berbagai
Pendekatan,
Metode
Teknik, dan Media Pengajaran.
Bandung:Pustaka Setia.
Sudjana, Nana. 2010. Cara Belajar Siswa
Aktif.
Bandung:Sinar
Baru
Algensindo.
Trianto. 2011. Mendesain Model
Pembelajaran
Inovatif-Progresif.
Kencana: Jakarta.
Penilaian Buku Ajar Bahasa Indonesia SMP: Teori Evaluation Language Coursebook (Hastari Mayrita, M.Pd. )
11
PERANGKAT AJAR MULTIMEDIA SEBAGAI PENDEKATAN
PEMBELAJARAN BIPA
Hastari Mayrita
Dosen Universitas Bina Darma, Palemang
Jalan Jenderal Ahmad Yani No. 12, Palembang
Sur-el: mayrita_@ymail.com
Abstract: The scope of this paper is to discuss the influence of the model inquiri
through multimedia teaching tools to the Indonesian language proficiency of foreign students in
learning BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing) by linking the interest, motivation, and
cooperation BIPA students. The population was foreign speakers overall students studying
Indonesian at Bina Darma University in the city of Palembang. This research will use models of
the inquiry as the dependent variable. Inquiri variables will be tested for their effects on the
learning effectiveness of BIPA are used as independent variables in this study. This study also
uses an intervening variable that is predicted to mediate the relationship between the dependent
and independent variables. Indonesian language ability, motivation, and cooperation BIPA
students will be used as an intervening variable in this study.
Keywords: inquiry, multimedia, BIPA
Abstrak : Ruang lingkup pembahasan tulisan ini adalah membahas pengaruh model inquiri
melalui perangkat ajar multimedia terhadap kemampuan berbahasa Indonesia pelajar asing dalam
pembelajaran BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing) dengan mengaitkan minat, motivasi,
dan kerja sama pelajar BIPA. Populasi penelitian ini adalah keseluruhan pelajar penutur asing
yang belajar bahasa Indonesia di Universitas Bina Darma di kota Palembang. Penelitian ini akan
menggunakan model inquiri sebagai variabel dependen. Variabel inquiri tersebut akan diuji
pengaruhnya terhadap keefektifan bagi pembelajaran BIPA yang dijadikan sebagai variabel
independen dalam penelitian ini. Penelitian ini juga menggunakan variabel intervening yang
diprediksi akan memediasi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.
Kemampuan berbahasa Indonesia, motivasi, dan kerjasama pelajar BIPA akan digunakan sebagai
variabel intervening dalam penelitian ini.
Kata kunci: inquiri, multimedia, BIPA
1.
dapat berbahasa Indonesia dan mengenal budaya
PENDAHULUAN
bangsa Indonesia.
Kompetensi yang diharapkan dalam
Sebagai metode pengajaran yang dapat
pembelajaran BIPA (Bahasa Indonesia Penutur
melatih penutur asing dalam belajar bahasa
Asing),
dapat
Indonesia, terutama yang berkaitan dengan
mewadahi pembelajaran bahasa Indonesia bagi
kompetensi berbicara dan menulis maka salah
penutur asing. Tentunya, program ini diharapkan
satu alternatif metode pengajaran yang bisa
dapat dijadikan sebagai tempat belajar bahasa
digunakan adalah inquiri, dengan memanfaatkan
Indonesia sesuai kebutuhan peserta BIPA, yaitu
multimedia yang berupa pemutaran film melalui
yaitu
suatu
program
yang
cd, dan melakukan kegiatan pembuatan film
independent
sebagai
media
dalam
model
Penilaian Buku Ajar Bahasa Indonesia SMP: Teori Evaluation Language Coursebook (Hastari Mayrita, M.Pd. )
1
pembelajarannya. Sebelum melakukan kegiatan
terhadap
pembuatan film, pelajar akan menonton film
(Bahasa
yang berasal dari cerita rakyat di Sumatera
mengetahui kemampuan peserta BIPA berbahasa
Selatan secara bertahap dan berulang. Pemutaran
Indonesia yaitu dengan dibantu media berupa
film dilakukan secara bertahap dan berulang
perangkat ajar multimedia. Permasalahan yang
disebabkan pelajar asing masih kesulitan dalam
perlu dirumuskan dalam tulisan ini adalah,
mencerna bahasa penutur yang ditontonnya.
sebagai berikut.
Pembelajaran seperti ini tentunya akan
keefektifan
Indonesia
pembelajaran
Penutur
BIPA
Asing)
dalam
1. Apakah model inquiri mempunyai pengaruh
lebih tepat diterapkan pada penutur asing level
signifikan
tiga atau atas. Hal ini disebabkan, pemelajar
pemelajar BIPA dalam berbahasa Indonesia?
penutur asing level tiga sudah dapat dikatakan
2. Apakah penggunaan perangkat ajar secara
paham komunikasi bahasa Indonesia.
multimedia
melalui
pendekatan
mempunyai
pengaruh
signifikan
Melalui pendekatan inquiri ini, setiap
pemelajar
akan dituntut untuk menunjukkan
motivasi
terhadap
dan
kemampuan
minat
pelajar
peserta
inquiri
terhadap
BIPA
dalam
kreatifitas dan kemampuannya dalam mencari
berbahasa Indonesia?
gagasan ide cerita,
menyusunnya ke dalam
3. Apakah model inquiri mempunyai pengaruh
skenario, membuat story board atau pembuatan
signifikan terhadap kerja sama antarpelajar
alur cerita dalam bentuk gambar, sebagai aktor/
BIPA?
aktris dalam film yang akan dibuat, pembuatan
poster, serta produk akhir yang dikemas dalam
Agar
pembahasan
yang
dilakukan
bentuk cd film. Melakukan kegiatan ini harus
menjadi terarah dan tidak menyimpang
selalu di bawah bimbingan instruktur, baik
permasalahan
peneliti dan pengajar BIPA sendiri. Proses
memandang
pembuatan film, akan dibantu oleh dosen/teman
pembahasan dalam batasan tertentu, penekanan
sejawat yang menguasai teknik pembuatan film.
pembahasan tulisan ini
Seluruh proses di atas dilakukan secara
kolaboratif
dalam
kelompok
yang
perlu
ada,
maka
dari
penulis
untuk membatasi materi
adalah menganalisis
pengaruh model inquiri melalui perangkat ajar
dengan
multimedia terhadap kemampuan berbahasa
menggunakan bahasa Indonesia. Dari hasil
Indonesia pelajar BIPA dalam pembelajaran
kegiatan diharapkan pelajar dapat
BIPA dengan mengaitkan minat, motivasi, dan
merasakan
manfaat yang bisa menunjang keberhasilan
kerja sama pelajar BIPA.
mereka dalam berbahasa Indonesia yang lebih
baik dari sebelumnya. Mereka diharapkan dapat
Tulisan ini bertujuan untuk:
menunjukkan antusiasme yang tinggi dengan
1. menganalisis pengaruh model inquiri terhadap
terbentuknya film yang diadaptasi dari cerita
kemampuan pelajar BIPA dalam berbahasa
rakyat Sumatera Selatan.
Indonesia;
Berdasarkan uraian diatas, maka secara
empiris untuk menguji pengaruh model inquiri
2
2. menganalisis pengaruh penggunaan perangkat
ajar secara multimedia melalui pendekatan
Jurnal Imiah Bina Edukasi
inquiri terhadap motivasi dan minat pelajar BIPA
kerjasama pelajar BIPA akan digunakan sebagai
dalam berbahasa Indonesia;
variabel
3. menganalisis pengaruh model inquiri
Berdasarkan
terhadap kerja sama antar pelajar BIPA.
menguji
intervening
dalam
penelitian
tujuan penelitian,
pengaruh
model
ini.
yaitu ingin
inquiri
melalui
Dengan dibahasnya model pembelajaran
perangkat ajar multimedia terhadap kemampuan
inquiri dengan multimedia di dalam tulisan ini
berbahasa Indonesia pelajar BIPA sebagai
diharapkan
variabel intervening. Sifat dari penelitian ini
setiap pelajar penutur asing yang
belajar bahasa Indonesia dapat mengucapkan dan
dikategorikan
memaknai
eksplanatory, dimana menjelaskan hubungan dan
bahasa
Indonesia
dengan
baik.
Metode pengajaran BIPA dalam tulisan ini akan
penelitian
penjelasan
atau
pengaruh melalui pengujian hipotesis.
berujung pemutaran film yang akan dikemas
dalam bentuk cd film, bisa dipakai sebagai bahan
2.2 Populasi Penelitian
ajar sehingga proses pembelajaran menjadi lebih
bermakna
bagi
setiap
stake
yang
pelajar penutur asing yang belajar bahasa
berkepentingan dengan pendekatan inquiri pada
Indonesia di Universitas Bina Darma di kota
pelaksanaan
Palembang.
Communicative
holder
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
Language
Teaching, khususnya akan dapat bermanfaat bagi
pengajar bahasa.
2.3
Variabel
Penelitian
dan
Definisi
Operasional Variabel
Operasional variabel adalah suatu yang
2.
METODOLOGI PENELITIAN
diberikan dalam
member
2.1 Desain Penelitian
arti,
suatu variable dengan cara
kemudian
menspesifikasikan
Penelitian ini menggunakan populasi pelajar
bagaimana kegiatan variabel tersebut. Agar
penutur asing yang belajar bahasa Indonesia di
penelitian ini memiliki arah yang jelas maka
Universitas Bina Darma di kota Palembang.
perlu ditetapkan operasional variabel.
akan
Adapun operasional variabel penelitiannya
menggunakan model inquiri sebagai variabel
terdiri dari variabel, indikator, dan skala ukur
dependen. Variabel inquiri tersebut akan diuji
objek penelitian.
Selain
itu
pengaruhnya
dalam
penelitian
terhadap
ini
keefektifan
bagi
pembelajaran BIPA yang dijadikan sebagai
variabel independen dalam penelitian ini.
Di samping menggunakan model inquiri
sebagai variabel dependen, penelitian ini juga
menggunakan
variabel
intervening
yang
diprediksi akan memediasi hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen.
2.4 Lokasi dan Waktu Penelitian
Kemampuan berbahasa Indonesia, motivasi, dan
Penilaian Buku Ajar Bahasa Indonesia SMP: Teori Evaluation Language Coursebook (Hastari Mayrita, M.Pd. )
3
Lokasi
dalam
penelitian
ini
adalah
Uji
reliabilitas
konsistensi
dimaksudkan
alat
untuk
Universitas Bina Darma di kota Palembang.
mengetahui
ukur
dalam
Waktu penelitian yang dilakukan oleh penulis
penggunaannya, atau dengan
selama 6 bulan.
ukur tersebut mempunyai hasil yang konsisten
kata lain alat
apabila digunakan berkali-kali dalam waktu yang
2.5 Prosedur Pengumpulan Data
berbeda.
Untuk
uji
realibilitas
ini
akan
Studi ini dirancang sebagai studi empiris dan
digunakan Tehnik Alpha Cronbach, jika suatu
merupakan cross sectional study, yaitu studi
konstruk atau variable dikatakan reliabel jika
yang dilakukan terhadap suatu objek tertentu
memberikan nilai Cronbach Aplha > 0,6
pada waktu tertentu. Data yang dikumpulkan
(Nunnaly, 1967 dalam Imam, 2005). Uji
dalam penelitian ini menggunakan metode
validitas adalah untuk mengukur sah atau valid
observasi
kemampuan
tidak suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan
berbahasa Indonesia (penilaian secara nontes
valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu
terhadap kemampuan berbicara dan menulis)
untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur
pelajar BIPA dan kuesioner yang disebarkan ke
oleh kuesioner tersebut (Imam, 2005). Mengukur
seluruh pelajar BIPA yang dijadikan populasi
tingkat validitas dilakukan dengan melakukan
pada penelitian ini. Pengambilan data dilakukan
korelasi antara skor butir pertanyaan dengan
secara nontes (lembar pengamatan terhadap
total skor konstruk atau variabel, dengan
kemampuan berbahasa Indonesia pelajar BIPA)
hipotesa,
untuk
mengamati
dan dilakukan juga secara kuesioner yang
HO: skor butir pertanyaan berkorelasi positif
diberikan langsung oleh peneliti kepada seluruh
dengan total skor konstruk, HA: skor butir
pelajar BIPA di universitas Bina Darma
pertanyaan tidak berkorelasi positif dengan total
skor konstruk.
2.6 Teknik Analisis
Uji
signifikansi
dilakukan
dengan
Untuk menganalisis masalah penelitian ini
membandingkan nilai r hitung dengan r tabel
akan menggunakan metode regresi berganda
untuk degree of freedom (df) = n-2. Jika r hitung
Adapun teknis analisis yang digunakan sebagai
lebih besar dari r tabel dan nilai r positif maka
berikut.
pertanyaan tersebut dikatakan valid.
2.6.1
Statistik Deskriptif
Peneliti
menggunakan
2.6.3 Uji Asumsi Klasik
tabel
distribusi
2.6.3.1 Uji Multikolinieritas
frekwensi yang menunjukkan nilai distribusi data
Uji multikolinieritas bertujuan untuk
penelitian yang memiliki kesamaan kategori
menguji apakah model regresi ditemukan adanya
dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi
korelasi antar variabel bebas (independen).
absolut yang menunjukkan rata-rata, median dan
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
deviasi standar.
korelasi diantara variabel independen. Jika
2.6.2
variabel independen saling berkorelasi, maka
4
Uji Reliabilitas dan Validitas
Jurnal Imiah Bina Edukasi
variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal
adalah
variable
independen
yang
nilai
2.6.3.3 Uji Heteroskedastisitas
korelasinya antar sesama variabel independen
sama
dengan
nol
(Imam,
2005).
Untuk
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji
apakah
dalam
model
ketidaksamaan
didalam model regresi akan digunakan dengan
pengamatan ke pengamatan yang lain (Imam,
menggunakan penilaian ”Variance Inflation
2005).
Factor” atau ”Tolerance Value”. Kedua ukuran
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka
ini menunjukkan setiap variabel independen
disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda
manakah
disebut Heterokesdatisitas. Dalam penelitian ini
yang
dijelaskan
oleh
variabel
independen lainnya.
uji
variance
dari
terjadi
mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas
Jika
variace
regresi
dari
heteroskedastisitas
residual
residual
dilakukan
satu
satu
dengan
menggunakan melihat Grafik Plot antara nilai
2.6.3.2 Uji Autokorelasi
prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan
Uji asumsi klasik berupa uji autokorelasi
residualnya SRESID. Adapun dasar analisis dari
bertujuan untuk menguji apakah dalam model
Grafik Plot (Imam, 2005) yaitu jika ada pola
regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan
tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk
pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pola teratur (bergelombang, melebar kemudian
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya).
menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi
Autokorelasi muncul karena observasi yang
heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang
beruntun sepanjang waktu berkaitan satu sama
jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di
lain, dimana residual (kesalahan pengganggu)
bawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi
tidak terbebas dari satu observasi ke observasi
heteroskedastisitas.
yang lain. Masalah autokorelasi muncul pada
penelitian yang menggunakan data bersifat time
3.6.3.4 Uji Normalitas
series data. Menurut Imam (2005) pada data
Uji normalitas bertujuan untuk menguji
yang bersifat cross section (silang waktu),
apakah dalam model regresi variable residual
masalah autokorelasi relatif jarang terjadi karena
atau pengganggu memiliki distribusi normal
”gangguan” pada observasi yang berbeda berasal
(Imam, 2005). Pengujian normalitas dilakukan
dari individu/kelompok yang berbeda.
melihat grafik histogram yang membandingkan
Dalam pengujian untuk memastikan ada
antara data observasi dengan distribusi yang
atau tidaknya masalah autokorelasi dilakukan
mendekati distribusi normal. Selain itu juga
dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW
menggunakan grafik normal plot. Pada grafik
test). Nilai DW yang dihasilkan kemudian
normal plot terlihat titik-titik menyebar disekitar
dibandingkan dengan tabelnya. Menurut Gujarati
garis
(2003) jika nilai DW berada diluar dari batas atas
menjauh dari garis diagonal.
(du) dan batas bawah (dl) berarti tidak ada
2.6.3.5 Analisis Statistik
diagonal,
serta
penyebarannya
agak
masalah autokorelasi di dalam penelitian.
Penilaian Buku Ajar Bahasa Indonesia SMP: Teori Evaluation Language Coursebook (Hastari Mayrita, M.Pd. )
5
Analisis statistik yang digunakan dalam
sesuatu (pengetahuan) yang baru. Jadi dalam
penelitian ini adalah path analysis. Untuk
makna belajar, di sini bukan berangkat dari
menentukan besar pengaruh suatu variabel
sesuatu yang benar-benar belum diketahui (nol),
terhadap variabel lainnya diperlukan persyaratan
tetapi
sebagai berikut: pertama, hubungan antara
pengetahuan
variabel harus merupakan hubungan linear dan
pengetahuan baru.
aditif; kedua, semua variabel residu tidak
merupakan
keterkaitan
yang
sudah
dari
ada
dua
dengan
Belajar adalah suatu kegiatan siswa untuk
mempunyai korelasi satu sama lain; ketiga, pola
membangun
pengetahuan
baru
mereka
hubungan antara variabel adalah rekursif, dan
berdasarkan
keempat, skala pengukuran baik pada variabel
sudah
penyebab maupun variabel akibat sekurang-
Dimyati
kurangnya adalah interval (Nirwana, 1994 dalam
merupakan tindakan dan perilaku siswa yang
Aji, 2003).
kompleks.
pengalaman/pengetahuan
mereka
dan
miliki.
Sedangkan
Mudjiono
Sebagai
yang
menurut
(2006:7),
tindakan
maka
belajar
belajar
Persamaan regresinya sebagai berikut :
dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu
a. Xb = β1 Xa +
terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar.
e1………………………………………
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat
… (1)
disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses
b. Y = β 1 Xa + β 2 Xb +
yang ditandai dengan adanya perubahan tingkah
e2………………………………... (2)
laku
pada
diri
seseorang
berkat
adanya
pengalaman dan latihan-latihan yang telah
Keterangan :
Xa : Variabel teknik inquiri
dimiliknya.
Menurut Subana dan Sunarti (2009:13),
Xb : Variabel motivasi
mengajar adalah upaya dalam memberikan
Y : Variabel Kemampuan berbahasa
perangsang,
Indonesia pelajar BIPA
dorongan kepada siwa agar terjadi proses belajar.
bimbingan,
pengarahan,
dan
Bahan pelajaran merupakan bahan perangsang
3.
PEMBAHASAN
3.1 Belajar dan Pembelajaran
Secara sederhana Antony Robbins (dikutip
Trianto, 2011:15) mendefinisikan belajar sebagai
proses menciptakan hubungan antara sesuatu
(pengetahuan) yang sudah dipahami dan sesuatu
(pengetahuan) yang baru. Dari definisi ini
dimensi belajar memuat beberapa unsur, yaitu:
(1) penciptaan hubungan, (2) sesuatu hal
(pengetahuan) yang sudah dipahami, dan (3)
6
saja, sedangkan arah yang akan dituju oleh
proses belajar merupakan tujuan pengajaran
yang diketahui oleh siswa. Mengajar diartikan
menyampaikan
ilmu
pengetahuan
(bahan
pelajaran) kepada siswa atau anak didik. Batasan
atau rumusan ini telah lama dianut kalangan
pendidik mulai dari tingkatan guru taman kanakkanak sampai dosen di perguruan tinggi.
Mengajar adalah membimbing kegiatan siswa
belajar dan mengatur serta mengorganisasikan
lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga
Jurnal Imiah Bina Edukasi
dapat mendorong dan menumbuhkan siswa
pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku,
melakukan kegiatan belajar (Sudjana, 2010:7).
film, komputer, kurikulum, dan lain-lain.
Menurut Trianto (2011:17), pembelajaran
merupakan
aspek
kegiatan
dkk
(dikutip
Trianto,
yang
2011:22), mengemukakan maksud dari model
kompleks, yang tidak sepenuhnya dijelaskan.
pembelajaran adalah: “Kerangka konseptual
Pembelajaran secara sederhana dapat diartikan
yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
sebagai produk interaksi berkelanjutan antara
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
pengembangan
mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi
dan
manusia
Soekamto,
pengalaman
hidup.
Pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari
sebagai
pedoman
bagi
para
seorang guru dan peserta didik, di mana antara
pembelajaran
dan
para
pengajar
keduanya terjadi komunikasi (transfer) yang
merencanakan
aktivitas
intens dan terarah menuju pada suatu target yang
Istilah model pembelajaran mempunyai makna
telah ditetapkan sebelumnya.
yang lebih luas daripada strategi, metode atau
belajar
perancang
dalam
mengajar.”
prosedur.
2.2 Pengertian Model Pembelajaran
2.3 CLT (Communicative Langguage Teaching)
dimaknakan
Menurut Mulyanto dan Syahman (2009),
sebagai suatu objek atau konsep yang digunakan
ada 10 asumsi yang menjadi inti mengenai
untuk mempresentasikan sesuatu hal. Sesuatu
pengajaran bahasa komunikatif, sebagai berikut.
Secara
kaffah
model
yang nyata dan dikonversi untuk sebuah bentuk
1. Pembelajaran bahasa kedua difasilitasi
yang lebih komprehensif Meyer, W. J., (dikutip
saat pembelajaran berlangsung dalam
Trianto, 2011:21). Senada dengan Joyce dan
sebuah
Weil
bermakna.
(dikutip
Rusman
2010:32),
model
pembelajaran adalah suatu rencana atau pola
yang
dapat
kurikulum
digunakan
(rencana
untuk
membentuk
pembelajaran
jangka
komunikasi
interaktif
dan
2. Tugas-tugas serta latihan pembelajaran
bahasa Inggris dalam sebuah kelas yang
efektif akan memberikan kesempatan
panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran,
pada
dan bimbingan pembelajaran di kelas atau yang
makna,
lain. Model pembelajaran dapat dijadikan pola
belajarnya, menyadarkan mereka pada
pilihan, artinya para guru boleh memilih model
bagaimana dan kapan saat yang tepat
pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk
menggunakan ungkapan tertentu, dan
mencapai tujuan pendidikan. Joyce (dikutip
secara
Trianto,
dalam
2011:22),
menyatakan
model
pembelajaran adalah suatu perencanaan atau
siswa
untuk
menegosiasikan
memperluas
sumber-sumber
langsung melibatkan mereka
pertukaran
makna
secara
interpersonal.
suatu pola yang digunakan sebagai pedoman
3. Kebermaknaan komunikasi merupakan
dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau
hasil dari bagaimana siswa memproses
konten/ situasi yang sesuai, memiliki
Penilaian Buku Ajar Bahasa Indonesia SMP: Teori Evaluation Language Coursebook (Hastari Mayrita, M.Pd. )
7
tujuan yang jelas, menarik dan memiliki
pada mereka dalam mengaplikasikan
keterikatan dengan kondisi nyata.
bahasa secara tepat dan akurat.
4. Komunikasi merupakan sebuah proses
10. Ruang kelas adalah sebuah komunitas
holistik dengan menggunakan modalitas
yang unik dimana siswa bisa saling
dan
belajar dan berkolaborasi dalam sebuah
berbagai
keahlian
dalam
menggunakan bahasa tersebut.
proses pembelajaran.
5. Pembelajaran bahasa difasilitasi dengan
kegiatan yang melibatkan pembelajaran
2.4 Pendekatan Inquiri
dengan pendekatan inquiri tentang tata
Setiap
yang
dilakukan
aturan penggunaan bahasa dan juga
melalui proses inquiri didasarkan pada rasa ingin
melibatkan
tahu yang lebih bermakna daripada hal-hal yang
analisis
serta
refleksi
penggunaan bahasa itu sendiri.
diajarkan secara terpaksa. Hal ini senada dengan
6. Pembelajaran bahasa merupakan sebuah
proses
bertahap
yang
mencermati
yang disebutkan Trianto (2011:114) bahwa
kegiatan inquiri adalah kegiatan yang tidak
penggunaan bahasa melalui proses uji
hanya
coba (trial and error) meskipun pada
keterampilan
siswa
dalam
dasarnya kreatifitas untuk mengenali
seperangkat
fakta-fakta
tetapi
kesalahan adalah hasil yang lumrah
menemukan sendiri. Pada kegiatan ini juga, guru
dalam
pembelajaran.
harus selalu merancang kegiatan yang merujuk
Namun, tujuan utama dalam belajar
pada kegiatan menemukan, apapun materi yang
sebuah bahasa adalah kemampuan siswa
akan diajarkannya.
yang
sebuah
proses
bersangkutan
untuk
dapat
membutuhkan
Menurut
pengetahuan
(Gulo
dan
mengingat
hasil
dalam
dari
Trianto:
menggunakannya secara fasih dan tepat
2011:198), kemampuan yang diperlukan untuk
guna.
melaksanakan
7. Siswa
sendiri
menggunakan
dalam
cara-caranya
dengan
pembelajaran bahasa,
motivasi
serta
minat
a. Mengajukan
bahasa
yang
inkuiry
adalah
pertanyaan
atau
permasalahan
yang
b. Merumuskan hipotesis
berbeda bagi masing-masing individu.
8. Pembelajaran
pembelajaran
sebagai berikut.
dengan kecepatan yang bervariasi, juga
c. Mengumpulkan data
berhasil
d. Menganalisis data
melibatkan strategi komunikasi yang
e. Membuat kesimpulan
tepat
Menurut Trianto, proses inquiri ini bagi
serta
pemanfaatan
sumber
pembelajaran secara efektif.
9. Peran guru sebagai fasilitator dalam
siswa diharapkan dapat mengundang siswa untuk
berdiskusi secara terbuka dalam lingkup sosial.
kelas bahasa harus menciptakan suasana
8
pengalaman
Berdasarkan urain di atas, salah satu
pembelajaran yang kondusif bagi siswa
upaya
pembelajaran
untuk dapat memberikan kesempatan
keterampilan berbahasa yang dapat dilakukan
Jurnal Imiah Bina Edukasi
untuk
meningkatan
dengan pendekatan inquiri adalah
mencakup
menggali pertanyaan tentang film, bagian-bagian
penemuan ide yang dikumpulkan melalui data
dari film, serta skenario cerita film yang sudah
yang sudah diperoleh, mengkomunikasikan dan
pernah ditonton.
menyimpulkan ide tersebut ke dalam bentuk
Pada sesi penulisan skenario, kelompok
tulisan, pengalaman belajar bersama dalam satu
pelajar mencari gagasan atau ide untuk menulis
kelompok
cerita
yang
akan
dilakukan
secara
kolaboratif.
fiktif.
Peran
guru
adalah
melihat
konstruksi tata bahasa Indonesia yang digunakan
pelajar dalam penulisan naskah tersebut.
Tindakan koreksi dilakukan melalui
2.3 Penerapan Inquiri melalui Perangkat Ajar
diskusi antar instruktur dan pelajar untuk
Multimedia pada Pembelajaran BIPA
Untuk melatih pelajar BIPA dalam
memperbaiki kesalahan baik dalam alur cerita
belajar berbahasa Indonesia, terutama yang
maupun dalam penulisan bahasa Indonesianya.
berkaitan dengan kompetensi berbicara dan
Pada tahap kedua dan ketiga, siswa membuat
menulis maka salah satu alternatif metode
alur cerita atau sinopsis dari film yang akan
pengajaran yang bisa digunakan adalah inquiri,
dibuat. Tema dari kegiatan ini adalah cerita
dengan memanfaatkan multimedia yang berupa
rakyat yang berasal dari Sumatera Selatan.
pemutaran film cerita rakyat Sumatera Selatan
Informasi mengenai materi dari tema ini
melalui cd dan melakukan kegiatan pembuatan
didapatkan
film independent sebagai media dalam model
pemutaran cd film cerita rakyat Sumatera
pembelajarannya.
Selatan oleh instruktur. Pada proses ini, pelajar
Penerapan
model
inquiri
dalam
pembelajaran BIPA ini diterapkan peneliti pada
melalui
hasil
tontonan
dari
dapat berdiskusi bersama guru mengenai cerita
film yang ditonton.
Tahap
kelas BIPA level atas, bukan level pemula. Hal
selanjutnya
adalah
proses
ini dikarenakan, tujuan diterapkannya metode ini
pembelajaran yang dilakukan di luar kelas, yaitu,
untuk melatih keterampilan mereka berbicara
pembuatan film yang aktor/aktrisnya adalah
dan cermat dalam menulis.
pelajar sendiri dengan pantauan instruktur.
Proses pembelajaran BIPA dilakukan di
Proses pemutaran film ini melibatkan orang yang
dalam kelas melalui perangkat ajar multimedia
menguasai teknik pembuatan film. Film yang
dengan menggunakan model inquiri. Langkah-
dibuat dikemas ke dalam bentuk cd.
Tahap akhir adalah pemutaran cd film
lanhkap penerapan model ini terbagi menjadi
skenario,
tentang cerita rakyat Sumatera Selatan, yang
pembuatan alur cerita, dan penulisan sinopsis
diperani oleh para Pelajar. Pemutaran film ini
yang sedang dilaksanakan.
akan dilaksanakan di aula universitas Bina
tiga
bagian,
yaitu:
penulisan
Pada tahap awal, pembelajaran berfokus
Darma
Palembang
dengan
menggunakan
pada kemampuan menulis skenario dalam bahasa
infocus. Pemutaran film ini akan melibatkan
Indonesia. Di awal pembelajaran, peserta BIPA
penonton.
Penonton
berasal
dari
seluruh
diberitahu mengenai tujuan pembelajaran. Guru
Penilaian Buku Ajar Bahasa Indonesia SMP: Teori Evaluation Language Coursebook (Hastari Mayrita, M.Pd. )
9
kalangan akademisi universitas Bina Darma
pembelajaran BIPA yang dijadikan sebagai
Palembang. khususnya.
variabel
Pemutaran cd film ini dimaksudkan
independen
Penelitian
ini
juga
dalam
penelitian
menggunakan
ini.
variabel
untuk menghargai karya pelajar BIPA dan
intervening yang diprediksi akan memediasi
sebagai penyemangat mereka untuk belajar
hubungan antara variabel independen dengan
bahasa, terutama bahasa Indonesia.
variabel
dependen.
Kemampuan
berbahasa
Di akhir perkuliahan ini, peserta BIPA
Indonesia, motivasi, dan kerjasama pelajar BIPA
ditanya mengenai pendapat mereka terhadap
akan digunakan sebagai variabel intervening
proses
dalam
pembelajaran
dengan
menggunakan
penelitian
ini.
Berdasarkan
tujuan
model inquiri ini, khususnya belajar dengan
penelitian, yaitu ingin menguji pengaruh model
menggunaakan multimedia, dan mempraktikan
inquiri
kegiatannya.
terhadap
melalui
perangkat
kemampuan
ajar
multimedia
berbahasa
Indonesia
pelajar BIPA sebagai variabel intervening. Sifat
3.
dari penelitian ini dikategorikan penelitian
SIMPULAN
penjelasan
Untuk melatih pelajar asing yang belajar
bahasa Indonesia dalam pembelajaran BIPA
atau
eksplanatory,
dimana
menjelaskan hubungan dan pengaruh melalui
pengujian hipotesis.
(Bahasa Indonesia Penutur Asing ), terutama
yang berkaitan dengan kompetensi berbicara dan
menulis, salah satu alternatif metode pengajaran
DAFTAR PUSTAKA
yang bisa digunakan adalah inquiri, dengan
memanfaatkan
multimedia
yang
berupa
pemutaran film melalui cd, dan melakukan
kegiatan pembuatan film sebagai media dalam
model
pembelajarannya.
Ruang
lingkup
pembahasan penelitian ini adalah menganalisis
pengaruh model inquiri melalui perangkat ajar
multimedia terhadap kemampuan berbahasa
Indonesia pelajar BIPA dalam pembelajaran
BIPA dengan mengaitkan minat, motivasi, dan
kerja sama pelajar BIPA. Populasi penelitian ini
adalah keseluruhan pelajar penutur asing yang
belajar bahasa Indonesia di Universitas Bina
Darma di kota Palembang. penelitian ini akan
menggunakan model inquiri sebagai variabel
dependen. Variabel inquiri tersebut akan diuji
pengaruhnya
10
terhadap
keefektifan
bagi
Aji, Gunawan. 2003. ”Pengaruh Etika Islam
Terhadap Kinerja dengan Motivasi kerja
Sebagai Variabel Intervening : Studi
Empiris Terhadap Internal Auditor”,
Tesis Program Pascasarjana Universitas
Diponegoro
(tidak
untuk
dipublikasikan), Semarang.
Gujarati, Damodar N. 2003. Basic
Econometrics. 3rd Edition McGrawHill International dition.
Imam, 2005. “Aplikasi Analisis Multivariate
dengan Program SPSS”. Badan
Penerbit Universitas Diponegoro,
Semarang.
Mudjiono dan Dimyati. 2006. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta:Rineka Cipta.
Mulyanto dan Syahman. (http:metode
Jurnal Imiah Bina Edukasi
inquiri-movie festival upi jurnal vol 9
no1, april 2009. portal jurnal UPI,
diunduh 12 Juni 2012)
Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran
Mengembangkan
Profesionalisme
Guru. Jakarta:Raja Grafindo Persada.
Subana dan Sunarti. 2009. Strategi Belajar
Mengajar
Bahasa
Indonesia
Berbagai
Pendekatan,
Metode
Teknik, dan Media Pengajaran.
Bandung:Pustaka Setia.
Sudjana, Nana. 2010. Cara Belajar Siswa
Aktif.
Bandung:Sinar
Baru
Algensindo.
Trianto. 2011. Mendesain Model
Pembelajaran
Inovatif-Progresif.
Kencana: Jakarta.
Penilaian Buku Ajar Bahasa Indonesia SMP: Teori Evaluation Language Coursebook (Hastari Mayrita, M.Pd. )
11