METODOLOGI PENERAPAN INQUIRY MELALUI PERANGKAT AJAR MULTIMEDIA SEBAGAI PENDEKATAN PEMBELAJARAN BIPA - Bina Darma e-Journal

METODOLOGI PENERAPAN INQUIRY MELALUI
PERANGKAT AJAR MULTIMEDIA SEBAGAI PENDEKATAN
PEMBELAJARAN BIPA
Hastari Mayrita
Dosen Universitas Bina Darma, Palemang
Jalan Jenderal Ahmad Yani No. 12, Palembang
Sur-el: mayrita_@ymail.com

Abstract: The scope of this paper is to discuss the influence of the model inquiri
through multimedia teaching tools to the Indonesian language proficiency of foreign students in
learning BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing) by linking the interest, motivation, and
cooperation BIPA students. The population was foreign speakers overall students studying
Indonesian at Bina Darma University in the city of Palembang. This research will use models of
the inquiry as the dependent variable. Inquiri variables will be tested for their effects on the
learning effectiveness of BIPA are used as independent variables in this study. This study also
uses an intervening variable that is predicted to mediate the relationship between the dependent
and independent variables. Indonesian language ability, motivation, and cooperation BIPA
students will be used as an intervening variable in this study.
Keywords: inquiry, multimedia, BIPA
Abstrak : Ruang lingkup pembahasan tulisan ini adalah membahas pengaruh model inquiri
melalui perangkat ajar multimedia terhadap kemampuan berbahasa Indonesia pelajar asing dalam

pembelajaran BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing) dengan mengaitkan minat, motivasi,
dan kerja sama pelajar BIPA. Populasi penelitian ini adalah keseluruhan pelajar penutur asing
yang belajar bahasa Indonesia di Universitas Bina Darma di kota Palembang. Penelitian ini akan
menggunakan model inquiri sebagai variabel dependen. Variabel inquiri tersebut akan diuji
pengaruhnya terhadap keefektifan bagi pembelajaran BIPA yang dijadikan sebagai variabel
independen dalam penelitian ini. Penelitian ini juga menggunakan variabel intervening yang
diprediksi akan memediasi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.
Kemampuan berbahasa Indonesia, motivasi, dan kerjasama pelajar BIPA akan digunakan sebagai
variabel intervening dalam penelitian ini.
Kata kunci: inquiri, multimedia, BIPA

1.

dapat berbahasa Indonesia dan mengenal budaya

PENDAHULUAN

bangsa Indonesia.
Kompetensi yang diharapkan dalam


Sebagai metode pengajaran yang dapat

pembelajaran BIPA (Bahasa Indonesia Penutur

melatih penutur asing dalam belajar bahasa

Asing),

dapat

Indonesia, terutama yang berkaitan dengan

mewadahi pembelajaran bahasa Indonesia bagi

kompetensi berbicara dan menulis maka salah

penutur asing. Tentunya, program ini diharapkan

satu alternatif metode pengajaran yang bisa


dapat dijadikan sebagai tempat belajar bahasa

digunakan adalah inquiri, dengan memanfaatkan

Indonesia sesuai kebutuhan peserta BIPA, yaitu

multimedia yang berupa pemutaran film melalui

yaitu

suatu

program

yang

cd, dan melakukan kegiatan pembuatan film
independent

sebagai


media

dalam

model

Penilaian Buku Ajar Bahasa Indonesia SMP: Teori Evaluation Language Coursebook (Hastari Mayrita, M.Pd. )
1

pembelajarannya. Sebelum melakukan kegiatan

terhadap

pembuatan film, pelajar akan menonton film

(Bahasa

yang berasal dari cerita rakyat di Sumatera


mengetahui kemampuan peserta BIPA berbahasa

Selatan secara bertahap dan berulang. Pemutaran

Indonesia yaitu dengan dibantu media berupa

film dilakukan secara bertahap dan berulang

perangkat ajar multimedia. Permasalahan yang

disebabkan pelajar asing masih kesulitan dalam

perlu dirumuskan dalam tulisan ini adalah,

mencerna bahasa penutur yang ditontonnya.

sebagai berikut.

Pembelajaran seperti ini tentunya akan


keefektifan
Indonesia

pembelajaran

Penutur

BIPA

Asing)

dalam

1. Apakah model inquiri mempunyai pengaruh

lebih tepat diterapkan pada penutur asing level

signifikan

tiga atau atas. Hal ini disebabkan, pemelajar


pemelajar BIPA dalam berbahasa Indonesia?

penutur asing level tiga sudah dapat dikatakan

2. Apakah penggunaan perangkat ajar secara

paham komunikasi bahasa Indonesia.

multimedia

melalui

pendekatan

mempunyai

pengaruh

signifikan


Melalui pendekatan inquiri ini, setiap
pemelajar

akan dituntut untuk menunjukkan

motivasi

terhadap

dan

kemampuan

minat

pelajar

peserta


inquiri
terhadap

BIPA

dalam

kreatifitas dan kemampuannya dalam mencari

berbahasa Indonesia?

gagasan ide cerita,

menyusunnya ke dalam

3. Apakah model inquiri mempunyai pengaruh

skenario, membuat story board atau pembuatan

signifikan terhadap kerja sama antarpelajar


alur cerita dalam bentuk gambar, sebagai aktor/

BIPA?

aktris dalam film yang akan dibuat, pembuatan
poster, serta produk akhir yang dikemas dalam

Agar

pembahasan

yang

dilakukan

bentuk cd film. Melakukan kegiatan ini harus

menjadi terarah dan tidak menyimpang


selalu di bawah bimbingan instruktur, baik

permasalahan

peneliti dan pengajar BIPA sendiri. Proses

memandang

pembuatan film, akan dibantu oleh dosen/teman

pembahasan dalam batasan tertentu, penekanan

sejawat yang menguasai teknik pembuatan film.

pembahasan tulisan ini

Seluruh proses di atas dilakukan secara
kolaboratif

dalam

kelompok

yang
perlu

ada,

maka

dari

penulis

untuk membatasi materi
adalah menganalisis

pengaruh model inquiri melalui perangkat ajar

dengan

multimedia terhadap kemampuan berbahasa

menggunakan bahasa Indonesia. Dari hasil

Indonesia pelajar BIPA dalam pembelajaran

kegiatan diharapkan pelajar dapat

BIPA dengan mengaitkan minat, motivasi, dan

merasakan

manfaat yang bisa menunjang keberhasilan

kerja sama pelajar BIPA.

mereka dalam berbahasa Indonesia yang lebih
baik dari sebelumnya. Mereka diharapkan dapat

Tulisan ini bertujuan untuk:

menunjukkan antusiasme yang tinggi dengan

1. menganalisis pengaruh model inquiri terhadap

terbentuknya film yang diadaptasi dari cerita

kemampuan pelajar BIPA dalam berbahasa

rakyat Sumatera Selatan.

Indonesia;

Berdasarkan uraian diatas, maka secara
empiris untuk menguji pengaruh model inquiri

2

2. menganalisis pengaruh penggunaan perangkat
ajar secara multimedia melalui pendekatan
Jurnal Imiah Bina Edukasi

inquiri terhadap motivasi dan minat pelajar BIPA

kerjasama pelajar BIPA akan digunakan sebagai

dalam berbahasa Indonesia;

variabel

3. menganalisis pengaruh model inquiri

Berdasarkan

terhadap kerja sama antar pelajar BIPA.

menguji

intervening

dalam

penelitian

tujuan penelitian,

pengaruh

model

ini.

yaitu ingin

inquiri

melalui

Dengan dibahasnya model pembelajaran

perangkat ajar multimedia terhadap kemampuan

inquiri dengan multimedia di dalam tulisan ini

berbahasa Indonesia pelajar BIPA sebagai

diharapkan

variabel intervening. Sifat dari penelitian ini

setiap pelajar penutur asing yang

belajar bahasa Indonesia dapat mengucapkan dan

dikategorikan

memaknai

eksplanatory, dimana menjelaskan hubungan dan

bahasa

Indonesia

dengan

baik.

Metode pengajaran BIPA dalam tulisan ini akan

penelitian

penjelasan

atau

pengaruh melalui pengujian hipotesis.

berujung pemutaran film yang akan dikemas
dalam bentuk cd film, bisa dipakai sebagai bahan

2.2 Populasi Penelitian

ajar sehingga proses pembelajaran menjadi lebih
bermakna

bagi

setiap

stake

yang

pelajar penutur asing yang belajar bahasa

berkepentingan dengan pendekatan inquiri pada

Indonesia di Universitas Bina Darma di kota

pelaksanaan

Palembang.

Communicative

holder

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

Language

Teaching, khususnya akan dapat bermanfaat bagi
pengajar bahasa.

2.3

Variabel

Penelitian

dan

Definisi

Operasional Variabel
Operasional variabel adalah suatu yang

2.

METODOLOGI PENELITIAN

diberikan dalam
member

2.1 Desain Penelitian

arti,

suatu variable dengan cara
kemudian

menspesifikasikan

Penelitian ini menggunakan populasi pelajar

bagaimana kegiatan variabel tersebut. Agar

penutur asing yang belajar bahasa Indonesia di

penelitian ini memiliki arah yang jelas maka

Universitas Bina Darma di kota Palembang.

perlu ditetapkan operasional variabel.

akan

Adapun operasional variabel penelitiannya

menggunakan model inquiri sebagai variabel

terdiri dari variabel, indikator, dan skala ukur

dependen. Variabel inquiri tersebut akan diuji

objek penelitian.

Selain

itu

pengaruhnya

dalam

penelitian

terhadap

ini

keefektifan

bagi

pembelajaran BIPA yang dijadikan sebagai
variabel independen dalam penelitian ini.
Di samping menggunakan model inquiri
sebagai variabel dependen, penelitian ini juga
menggunakan

variabel

intervening

yang

diprediksi akan memediasi hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen.

2.4 Lokasi dan Waktu Penelitian

Kemampuan berbahasa Indonesia, motivasi, dan
Penilaian Buku Ajar Bahasa Indonesia SMP: Teori Evaluation Language Coursebook (Hastari Mayrita, M.Pd. )
3

Lokasi

dalam

penelitian

ini

adalah

Uji

reliabilitas
konsistensi

dimaksudkan
alat

untuk

Universitas Bina Darma di kota Palembang.

mengetahui

ukur

dalam

Waktu penelitian yang dilakukan oleh penulis

penggunaannya, atau dengan

selama 6 bulan.

ukur tersebut mempunyai hasil yang konsisten

kata lain alat

apabila digunakan berkali-kali dalam waktu yang
2.5 Prosedur Pengumpulan Data

berbeda.

Untuk

uji

realibilitas

ini

akan

Studi ini dirancang sebagai studi empiris dan

digunakan Tehnik Alpha Cronbach, jika suatu

merupakan cross sectional study, yaitu studi

konstruk atau variable dikatakan reliabel jika

yang dilakukan terhadap suatu objek tertentu

memberikan nilai Cronbach Aplha > 0,6

pada waktu tertentu. Data yang dikumpulkan

(Nunnaly, 1967 dalam Imam, 2005). Uji

dalam penelitian ini menggunakan metode

validitas adalah untuk mengukur sah atau valid

observasi

kemampuan

tidak suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan

berbahasa Indonesia (penilaian secara nontes

valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu

terhadap kemampuan berbicara dan menulis)

untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur

pelajar BIPA dan kuesioner yang disebarkan ke

oleh kuesioner tersebut (Imam, 2005). Mengukur

seluruh pelajar BIPA yang dijadikan populasi

tingkat validitas dilakukan dengan melakukan

pada penelitian ini. Pengambilan data dilakukan

korelasi antara skor butir pertanyaan dengan

secara nontes (lembar pengamatan terhadap

total skor konstruk atau variabel, dengan

kemampuan berbahasa Indonesia pelajar BIPA)

hipotesa,

untuk

mengamati

dan dilakukan juga secara kuesioner yang

HO: skor butir pertanyaan berkorelasi positif

diberikan langsung oleh peneliti kepada seluruh

dengan total skor konstruk, HA: skor butir

pelajar BIPA di universitas Bina Darma

pertanyaan tidak berkorelasi positif dengan total
skor konstruk.

2.6 Teknik Analisis

Uji

signifikansi

dilakukan

dengan

Untuk menganalisis masalah penelitian ini

membandingkan nilai r hitung dengan r tabel

akan menggunakan metode regresi berganda

untuk degree of freedom (df) = n-2. Jika r hitung

Adapun teknis analisis yang digunakan sebagai

lebih besar dari r tabel dan nilai r positif maka

berikut.

pertanyaan tersebut dikatakan valid.

2.6.1

Statistik Deskriptif

Peneliti

menggunakan

2.6.3 Uji Asumsi Klasik
tabel

distribusi

2.6.3.1 Uji Multikolinieritas

frekwensi yang menunjukkan nilai distribusi data

Uji multikolinieritas bertujuan untuk

penelitian yang memiliki kesamaan kategori

menguji apakah model regresi ditemukan adanya

dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi

korelasi antar variabel bebas (independen).

absolut yang menunjukkan rata-rata, median dan

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

deviasi standar.

korelasi diantara variabel independen. Jika

2.6.2

variabel independen saling berkorelasi, maka

4

Uji Reliabilitas dan Validitas

Jurnal Imiah Bina Edukasi

variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal
adalah

variable

independen

yang

nilai

2.6.3.3 Uji Heteroskedastisitas

korelasinya antar sesama variabel independen
sama

dengan

nol

(Imam,

2005).

Untuk

Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji
apakah

dalam

model

ketidaksamaan

didalam model regresi akan digunakan dengan

pengamatan ke pengamatan yang lain (Imam,

menggunakan penilaian ”Variance Inflation

2005).

Factor” atau ”Tolerance Value”. Kedua ukuran

pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka

ini menunjukkan setiap variabel independen

disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda

manakah

disebut Heterokesdatisitas. Dalam penelitian ini

yang

dijelaskan

oleh

variabel

independen lainnya.

uji

variance

dari

terjadi

mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas

Jika

variace

regresi

dari

heteroskedastisitas

residual
residual

dilakukan

satu
satu

dengan

menggunakan melihat Grafik Plot antara nilai
2.6.3.2 Uji Autokorelasi

prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan

Uji asumsi klasik berupa uji autokorelasi

residualnya SRESID. Adapun dasar analisis dari

bertujuan untuk menguji apakah dalam model

Grafik Plot (Imam, 2005) yaitu jika ada pola

regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan

tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk

pengganggu pada periode t dengan kesalahan

pola teratur (bergelombang, melebar kemudian

pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya).

menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi

Autokorelasi muncul karena observasi yang

heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang

beruntun sepanjang waktu berkaitan satu sama

jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di

lain, dimana residual (kesalahan pengganggu)

bawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi

tidak terbebas dari satu observasi ke observasi

heteroskedastisitas.

yang lain. Masalah autokorelasi muncul pada
penelitian yang menggunakan data bersifat time

3.6.3.4 Uji Normalitas

series data. Menurut Imam (2005) pada data

Uji normalitas bertujuan untuk menguji

yang bersifat cross section (silang waktu),

apakah dalam model regresi variable residual

masalah autokorelasi relatif jarang terjadi karena

atau pengganggu memiliki distribusi normal

”gangguan” pada observasi yang berbeda berasal

(Imam, 2005). Pengujian normalitas dilakukan

dari individu/kelompok yang berbeda.

melihat grafik histogram yang membandingkan

Dalam pengujian untuk memastikan ada

antara data observasi dengan distribusi yang

atau tidaknya masalah autokorelasi dilakukan

mendekati distribusi normal. Selain itu juga

dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW

menggunakan grafik normal plot. Pada grafik

test). Nilai DW yang dihasilkan kemudian

normal plot terlihat titik-titik menyebar disekitar

dibandingkan dengan tabelnya. Menurut Gujarati

garis

(2003) jika nilai DW berada diluar dari batas atas

menjauh dari garis diagonal.

(du) dan batas bawah (dl) berarti tidak ada

2.6.3.5 Analisis Statistik

diagonal,

serta

penyebarannya

agak

masalah autokorelasi di dalam penelitian.
Penilaian Buku Ajar Bahasa Indonesia SMP: Teori Evaluation Language Coursebook (Hastari Mayrita, M.Pd. )
5

Analisis statistik yang digunakan dalam

sesuatu (pengetahuan) yang baru. Jadi dalam

penelitian ini adalah path analysis. Untuk

makna belajar, di sini bukan berangkat dari

menentukan besar pengaruh suatu variabel

sesuatu yang benar-benar belum diketahui (nol),

terhadap variabel lainnya diperlukan persyaratan

tetapi

sebagai berikut: pertama, hubungan antara

pengetahuan

variabel harus merupakan hubungan linear dan

pengetahuan baru.

aditif; kedua, semua variabel residu tidak

merupakan

keterkaitan

yang

sudah

dari
ada

dua

dengan

Belajar adalah suatu kegiatan siswa untuk

mempunyai korelasi satu sama lain; ketiga, pola

membangun

pengetahuan

baru

mereka

hubungan antara variabel adalah rekursif, dan

berdasarkan

keempat, skala pengukuran baik pada variabel

sudah

penyebab maupun variabel akibat sekurang-

Dimyati

kurangnya adalah interval (Nirwana, 1994 dalam

merupakan tindakan dan perilaku siswa yang

Aji, 2003).

kompleks.

pengalaman/pengetahuan

mereka
dan

miliki.

Sedangkan

Mudjiono

Sebagai

yang
menurut

(2006:7),

tindakan

maka

belajar
belajar

Persamaan regresinya sebagai berikut :

dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu

a. Xb = β1 Xa +

terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar.

e1………………………………………

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat

… (1)

disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses

b. Y = β 1 Xa + β 2 Xb +

yang ditandai dengan adanya perubahan tingkah

e2………………………………... (2)

laku

pada

diri

seseorang

berkat

adanya

pengalaman dan latihan-latihan yang telah
Keterangan :
Xa : Variabel teknik inquiri

dimiliknya.
Menurut Subana dan Sunarti (2009:13),

Xb : Variabel motivasi

mengajar adalah upaya dalam memberikan

Y : Variabel Kemampuan berbahasa

perangsang,

Indonesia pelajar BIPA

dorongan kepada siwa agar terjadi proses belajar.

bimbingan,

pengarahan,

dan

Bahan pelajaran merupakan bahan perangsang

3.

PEMBAHASAN

3.1 Belajar dan Pembelajaran
Secara sederhana Antony Robbins (dikutip
Trianto, 2011:15) mendefinisikan belajar sebagai
proses menciptakan hubungan antara sesuatu
(pengetahuan) yang sudah dipahami dan sesuatu
(pengetahuan) yang baru. Dari definisi ini
dimensi belajar memuat beberapa unsur, yaitu:
(1) penciptaan hubungan, (2) sesuatu hal
(pengetahuan) yang sudah dipahami, dan (3)

6

saja, sedangkan arah yang akan dituju oleh
proses belajar merupakan tujuan pengajaran
yang diketahui oleh siswa. Mengajar diartikan
menyampaikan

ilmu

pengetahuan

(bahan

pelajaran) kepada siswa atau anak didik. Batasan
atau rumusan ini telah lama dianut kalangan
pendidik mulai dari tingkatan guru taman kanakkanak sampai dosen di perguruan tinggi.
Mengajar adalah membimbing kegiatan siswa
belajar dan mengatur serta mengorganisasikan
lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga
Jurnal Imiah Bina Edukasi

dapat mendorong dan menumbuhkan siswa

pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku,

melakukan kegiatan belajar (Sudjana, 2010:7).

film, komputer, kurikulum, dan lain-lain.

Menurut Trianto (2011:17), pembelajaran
merupakan

aspek

kegiatan

dkk

(dikutip

Trianto,

yang

2011:22), mengemukakan maksud dari model

kompleks, yang tidak sepenuhnya dijelaskan.

pembelajaran adalah: “Kerangka konseptual

Pembelajaran secara sederhana dapat diartikan

yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam

sebagai produk interaksi berkelanjutan antara

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk

pengembangan

mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi

dan

manusia

Soekamto,

pengalaman

hidup.

Pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari

sebagai

pedoman

bagi

para

seorang guru dan peserta didik, di mana antara

pembelajaran

dan

para

pengajar

keduanya terjadi komunikasi (transfer) yang

merencanakan

aktivitas

intens dan terarah menuju pada suatu target yang

Istilah model pembelajaran mempunyai makna

telah ditetapkan sebelumnya.

yang lebih luas daripada strategi, metode atau

belajar

perancang
dalam

mengajar.”

prosedur.
2.2 Pengertian Model Pembelajaran

2.3 CLT (Communicative Langguage Teaching)

dimaknakan

Menurut Mulyanto dan Syahman (2009),

sebagai suatu objek atau konsep yang digunakan

ada 10 asumsi yang menjadi inti mengenai

untuk mempresentasikan sesuatu hal. Sesuatu

pengajaran bahasa komunikatif, sebagai berikut.

Secara

kaffah

model

yang nyata dan dikonversi untuk sebuah bentuk

1. Pembelajaran bahasa kedua difasilitasi

yang lebih komprehensif Meyer, W. J., (dikutip

saat pembelajaran berlangsung dalam

Trianto, 2011:21). Senada dengan Joyce dan

sebuah

Weil

bermakna.

(dikutip

Rusman

2010:32),

model

pembelajaran adalah suatu rencana atau pola
yang

dapat

kurikulum

digunakan
(rencana

untuk

membentuk

pembelajaran

jangka

komunikasi

interaktif

dan

2. Tugas-tugas serta latihan pembelajaran
bahasa Inggris dalam sebuah kelas yang
efektif akan memberikan kesempatan

panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran,

pada

dan bimbingan pembelajaran di kelas atau yang

makna,

lain. Model pembelajaran dapat dijadikan pola

belajarnya, menyadarkan mereka pada

pilihan, artinya para guru boleh memilih model

bagaimana dan kapan saat yang tepat

pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk

menggunakan ungkapan tertentu, dan

mencapai tujuan pendidikan. Joyce (dikutip

secara

Trianto,

dalam

2011:22),

menyatakan

model

pembelajaran adalah suatu perencanaan atau

siswa

untuk

menegosiasikan

memperluas

sumber-sumber

langsung melibatkan mereka
pertukaran

makna

secara

interpersonal.

suatu pola yang digunakan sebagai pedoman

3. Kebermaknaan komunikasi merupakan

dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau

hasil dari bagaimana siswa memproses
konten/ situasi yang sesuai, memiliki

Penilaian Buku Ajar Bahasa Indonesia SMP: Teori Evaluation Language Coursebook (Hastari Mayrita, M.Pd. )
7

tujuan yang jelas, menarik dan memiliki

pada mereka dalam mengaplikasikan

keterikatan dengan kondisi nyata.

bahasa secara tepat dan akurat.

4. Komunikasi merupakan sebuah proses

10. Ruang kelas adalah sebuah komunitas

holistik dengan menggunakan modalitas

yang unik dimana siswa bisa saling

dan

belajar dan berkolaborasi dalam sebuah

berbagai

keahlian

dalam

menggunakan bahasa tersebut.

proses pembelajaran.

5. Pembelajaran bahasa difasilitasi dengan
kegiatan yang melibatkan pembelajaran

2.4 Pendekatan Inquiri

dengan pendekatan inquiri tentang tata

Setiap

yang

dilakukan

aturan penggunaan bahasa dan juga

melalui proses inquiri didasarkan pada rasa ingin

melibatkan

tahu yang lebih bermakna daripada hal-hal yang

analisis

serta

refleksi

penggunaan bahasa itu sendiri.

diajarkan secara terpaksa. Hal ini senada dengan

6. Pembelajaran bahasa merupakan sebuah
proses

bertahap

yang

mencermati

yang disebutkan Trianto (2011:114) bahwa
kegiatan inquiri adalah kegiatan yang tidak

penggunaan bahasa melalui proses uji

hanya

coba (trial and error) meskipun pada

keterampilan

siswa

dalam

dasarnya kreatifitas untuk mengenali

seperangkat

fakta-fakta

tetapi

kesalahan adalah hasil yang lumrah

menemukan sendiri. Pada kegiatan ini juga, guru

dalam

pembelajaran.

harus selalu merancang kegiatan yang merujuk

Namun, tujuan utama dalam belajar

pada kegiatan menemukan, apapun materi yang

sebuah bahasa adalah kemampuan siswa

akan diajarkannya.

yang

sebuah

proses

bersangkutan

untuk

dapat

membutuhkan

Menurut

pengetahuan

(Gulo

dan

mengingat
hasil

dalam

dari

Trianto:

menggunakannya secara fasih dan tepat

2011:198), kemampuan yang diperlukan untuk

guna.

melaksanakan

7. Siswa
sendiri

menggunakan
dalam

cara-caranya

dengan

pembelajaran bahasa,

motivasi

serta

minat

a. Mengajukan

bahasa

yang

inkuiry

adalah

pertanyaan

atau

permasalahan

yang

b. Merumuskan hipotesis

berbeda bagi masing-masing individu.
8. Pembelajaran

pembelajaran

sebagai berikut.

dengan kecepatan yang bervariasi, juga

c. Mengumpulkan data

berhasil

d. Menganalisis data

melibatkan strategi komunikasi yang

e. Membuat kesimpulan

tepat

Menurut Trianto, proses inquiri ini bagi

serta

pemanfaatan

sumber

pembelajaran secara efektif.
9. Peran guru sebagai fasilitator dalam

siswa diharapkan dapat mengundang siswa untuk
berdiskusi secara terbuka dalam lingkup sosial.

kelas bahasa harus menciptakan suasana

8

pengalaman

Berdasarkan urain di atas, salah satu

pembelajaran yang kondusif bagi siswa

upaya

pembelajaran

untuk dapat memberikan kesempatan

keterampilan berbahasa yang dapat dilakukan
Jurnal Imiah Bina Edukasi

untuk

meningkatan

dengan pendekatan inquiri adalah

mencakup

menggali pertanyaan tentang film, bagian-bagian

penemuan ide yang dikumpulkan melalui data

dari film, serta skenario cerita film yang sudah

yang sudah diperoleh, mengkomunikasikan dan

pernah ditonton.

menyimpulkan ide tersebut ke dalam bentuk

Pada sesi penulisan skenario, kelompok

tulisan, pengalaman belajar bersama dalam satu

pelajar mencari gagasan atau ide untuk menulis

kelompok

cerita

yang

akan

dilakukan

secara

kolaboratif.

fiktif.

Peran

guru

adalah

melihat

konstruksi tata bahasa Indonesia yang digunakan
pelajar dalam penulisan naskah tersebut.
Tindakan koreksi dilakukan melalui

2.3 Penerapan Inquiri melalui Perangkat Ajar

diskusi antar instruktur dan pelajar untuk

Multimedia pada Pembelajaran BIPA
Untuk melatih pelajar BIPA dalam

memperbaiki kesalahan baik dalam alur cerita

belajar berbahasa Indonesia, terutama yang

maupun dalam penulisan bahasa Indonesianya.

berkaitan dengan kompetensi berbicara dan

Pada tahap kedua dan ketiga, siswa membuat

menulis maka salah satu alternatif metode

alur cerita atau sinopsis dari film yang akan

pengajaran yang bisa digunakan adalah inquiri,

dibuat. Tema dari kegiatan ini adalah cerita

dengan memanfaatkan multimedia yang berupa

rakyat yang berasal dari Sumatera Selatan.

pemutaran film cerita rakyat Sumatera Selatan

Informasi mengenai materi dari tema ini

melalui cd dan melakukan kegiatan pembuatan

didapatkan

film independent sebagai media dalam model

pemutaran cd film cerita rakyat Sumatera

pembelajarannya.

Selatan oleh instruktur. Pada proses ini, pelajar

Penerapan

model

inquiri

dalam

pembelajaran BIPA ini diterapkan peneliti pada

melalui

hasil

tontonan

dari

dapat berdiskusi bersama guru mengenai cerita
film yang ditonton.
Tahap

kelas BIPA level atas, bukan level pemula. Hal

selanjutnya

adalah

proses

ini dikarenakan, tujuan diterapkannya metode ini

pembelajaran yang dilakukan di luar kelas, yaitu,

untuk melatih keterampilan mereka berbicara

pembuatan film yang aktor/aktrisnya adalah

dan cermat dalam menulis.

pelajar sendiri dengan pantauan instruktur.

Proses pembelajaran BIPA dilakukan di

Proses pemutaran film ini melibatkan orang yang

dalam kelas melalui perangkat ajar multimedia

menguasai teknik pembuatan film. Film yang

dengan menggunakan model inquiri. Langkah-

dibuat dikemas ke dalam bentuk cd.
Tahap akhir adalah pemutaran cd film

lanhkap penerapan model ini terbagi menjadi
skenario,

tentang cerita rakyat Sumatera Selatan, yang

pembuatan alur cerita, dan penulisan sinopsis

diperani oleh para Pelajar. Pemutaran film ini

yang sedang dilaksanakan.

akan dilaksanakan di aula universitas Bina

tiga

bagian,

yaitu:

penulisan

Pada tahap awal, pembelajaran berfokus

Darma

Palembang

dengan

menggunakan

pada kemampuan menulis skenario dalam bahasa

infocus. Pemutaran film ini akan melibatkan

Indonesia. Di awal pembelajaran, peserta BIPA

penonton.

Penonton

berasal

dari

seluruh

diberitahu mengenai tujuan pembelajaran. Guru
Penilaian Buku Ajar Bahasa Indonesia SMP: Teori Evaluation Language Coursebook (Hastari Mayrita, M.Pd. )
9

kalangan akademisi universitas Bina Darma

pembelajaran BIPA yang dijadikan sebagai

Palembang. khususnya.

variabel

Pemutaran cd film ini dimaksudkan

independen

Penelitian

ini

juga

dalam

penelitian

menggunakan

ini.

variabel

untuk menghargai karya pelajar BIPA dan

intervening yang diprediksi akan memediasi

sebagai penyemangat mereka untuk belajar

hubungan antara variabel independen dengan

bahasa, terutama bahasa Indonesia.

variabel

dependen.

Kemampuan

berbahasa

Di akhir perkuliahan ini, peserta BIPA

Indonesia, motivasi, dan kerjasama pelajar BIPA

ditanya mengenai pendapat mereka terhadap

akan digunakan sebagai variabel intervening

proses

dalam

pembelajaran

dengan

menggunakan

penelitian

ini.

Berdasarkan

tujuan

model inquiri ini, khususnya belajar dengan

penelitian, yaitu ingin menguji pengaruh model

menggunaakan multimedia, dan mempraktikan

inquiri

kegiatannya.

terhadap

melalui

perangkat

kemampuan

ajar

multimedia

berbahasa

Indonesia

pelajar BIPA sebagai variabel intervening. Sifat

3.

dari penelitian ini dikategorikan penelitian

SIMPULAN

penjelasan
Untuk melatih pelajar asing yang belajar
bahasa Indonesia dalam pembelajaran BIPA

atau

eksplanatory,

dimana

menjelaskan hubungan dan pengaruh melalui
pengujian hipotesis.

(Bahasa Indonesia Penutur Asing ), terutama
yang berkaitan dengan kompetensi berbicara dan
menulis, salah satu alternatif metode pengajaran

DAFTAR PUSTAKA

yang bisa digunakan adalah inquiri, dengan
memanfaatkan

multimedia

yang

berupa

pemutaran film melalui cd, dan melakukan
kegiatan pembuatan film sebagai media dalam
model

pembelajarannya.

Ruang

lingkup

pembahasan penelitian ini adalah menganalisis
pengaruh model inquiri melalui perangkat ajar
multimedia terhadap kemampuan berbahasa
Indonesia pelajar BIPA dalam pembelajaran
BIPA dengan mengaitkan minat, motivasi, dan
kerja sama pelajar BIPA. Populasi penelitian ini
adalah keseluruhan pelajar penutur asing yang
belajar bahasa Indonesia di Universitas Bina
Darma di kota Palembang. penelitian ini akan
menggunakan model inquiri sebagai variabel
dependen. Variabel inquiri tersebut akan diuji
pengaruhnya

10

terhadap

keefektifan

bagi

Aji, Gunawan. 2003. ”Pengaruh Etika Islam
Terhadap Kinerja dengan Motivasi kerja
Sebagai Variabel Intervening : Studi
Empiris Terhadap Internal Auditor”,
Tesis Program Pascasarjana Universitas
Diponegoro
(tidak
untuk
dipublikasikan), Semarang.
Gujarati, Damodar N. 2003. Basic
Econometrics. 3rd Edition McGrawHill International dition.
Imam, 2005. “Aplikasi Analisis Multivariate
dengan Program SPSS”. Badan
Penerbit Universitas Diponegoro,
Semarang.
Mudjiono dan Dimyati. 2006. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta:Rineka Cipta.
Mulyanto dan Syahman. (http:metode
Jurnal Imiah Bina Edukasi

inquiri-movie festival upi jurnal vol 9
no1, april 2009. portal jurnal UPI,
diunduh 12 Juni 2012)
Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran
Mengembangkan
Profesionalisme
Guru. Jakarta:Raja Grafindo Persada.
Subana dan Sunarti. 2009. Strategi Belajar
Mengajar
Bahasa
Indonesia
Berbagai
Pendekatan,
Metode
Teknik, dan Media Pengajaran.
Bandung:Pustaka Setia.
Sudjana, Nana. 2010. Cara Belajar Siswa
Aktif.
Bandung:Sinar
Baru
Algensindo.
Trianto. 2011. Mendesain Model
Pembelajaran
Inovatif-Progresif.
Kencana: Jakarta.

Penilaian Buku Ajar Bahasa Indonesia SMP: Teori Evaluation Language Coursebook (Hastari Mayrita, M.Pd. )
11