Makna Kritik Sosial Pada Lirik Lagu Siang Sebrang Istana Iwan Fals (Analisis Wacana Kritis Teun A.Van Dijk ) - FISIP Untirta Repository

  Makna Kritik Sosial Pada Lirik Lagu Siang Sebrang Istana Iwan Fals

  (Analisis Wacana Kritis Teun A.Van Dijk )

  SKRIPSI

  Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Jurnalistik

  Program Studi Ilmu Komunikasi Oleh :

  Windi Tresnanda NIM. 6662102226

  PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA BANTEN 2015

LEMBAR ORISINALITAS

LEMBAR PERSETUJUAN

  LEMBAR PENGESAHAN

  

MOTTO

“Jangan Pernah Merasa Takut, Cepat atau Lambat Perubahan Pasti Akan Datang”

  Skripsi ini kupersembahkan Dengan segala hormat dan cinta kasih Kepada kelurgaku, Papah dan Mamah Yang telah melimpahkan begitu banyak kasih

  Sayang dan akan selalu menjadi sumber Motivasi dan inspirasi …

  

ABSTRAK

Windi Tresnanda. NIM 6662102226. Makna Kritik Sosial Pada Lirik Lagu

Siang Sebrang Istana Iwan Fals. Pembimbing I : Prof. Dr.Ahmad Sihabudin,

M.Si. dan Pembimbing II. Yoki Yusanto,S.Sos, M.I.Kom

  Musik adalah sarana bagi para musisi, seperti kata-kata yang merupakan sarana bagi penulis lagu untuk mengungkap apa yang ingin disampaikan. Tema yang diusung pun beragam tergantung sang musisi. Cinta, relegi, politik, kritik sosial, lingkungan, pemerintahan dan lain-lain. Dalam Lagu

  “Siang Sebrang

Istana” karya Iwan Fals liriknya menceritakan perjuangan kaum termarjinalkan.

  Iwan Fals adalah salah satu musisi yang mengutarakan kritik sosial melalui lagu. Idealisme dalam bermusik, penggunaan kata-kata yang mengandung kiasan, serta tema yang disajikan membuat penulis menjadikan lirik-lirik lagu

  “Siang Sebrang

Istana” Iwan Fals sebagai kajian dalam penelitian ini. Tujuan penelitian ini

  adalah mengetahui makna kritik sosial pada lagu “Siang Sebrang Istana’ dengan menggunakan pendekatan Teun A. van Dijk. Analisis wacana kritis dengan model pendekatan Teun A. van Dijk meliputi dimensi teks, dimensi kognisi sosial dan dimesi konteks sosial.Dimensi teks akan menganalisis secara Struktur Makro,

  

Superstruktur , dan Struktur Mikro, kemudian barulah membahasnya kedalam

  dimensi kognisi sosial dan dimensi konteks sosial untuk menemukan makna kritik sosial pada lirik lagu “Siang Sebrang Istana”. Analisis terhadap data-data lirik lagu dilakukan untuk membuat kesimpulan dalam menggambarkan makna kritik sosial pada lirik lagu “Siang Sebrang Istana” karya Iwan Fals. Hasil penelitian ini menunjukan adanya makna kritik sosial pada l irik lagu “Siang Sebrang Istana” yang dinyanikan oleh Iwan Fals.

  Kata Kunci : Analisis Wacana Kritis Kritik Sosial, Lirik Lagu, Iwan Fals

  

ABSTRACT

Windi Tresnanda. NIM 6662102226. The Meaning of Social Criticism On

Siang Sebrang Istana Iwan Fals. Guide I : Prof. Dr.Ahmad Sihabudin, M.Si.

dan Guide II. Yoki Yusanto,S.Sos, M.I.Kom

  Music is a tool for musicians, such as the words that is a means for

songwriters to uncover what you want delivered. The theme also varied

depending on the musician. Love, relegi, political, social criticism, environmental,

government and others. In the song "Siang Sebrang Istana" by Iwan Fals lyrics

recount the struggles of the marginalized. Iwan Fals is one of those musicians

who express social criticism through song. Idealism in music, the use of words

containing figurative, and themes that are presented makes the author makes the

lyrics of the song "Siang Sebrang Istana " Iwan Fals as a study in this research.

The purpose of this study was to determine the significance of social criticism on

the song "Siang Sebrang Istana'by using the approach of Teun A. van Dijk.

Critical discourse analysis approach model Teun A. van Dijk include dimension

text, dimension of social cognition and social context dimension.Dimensional

structure of the text will analyze Macro, superstructure, and microstructure, and

then discuss them into a dimension of social cognition and social dimensions of

context to find the meaning of social criticism in the lyrics of the song "Siang

Sebrang Istana". Analysis of the data of the lyrics done to make conclusions in

describing the significance of social criticism in the lyrics of the song "Siang

Sebrang Istana" by Iwan Fals. These results indicate the significance of social

criticism in the lyrics of the song "Siang Sebrang Sebrang" by Iwan Fals.

  Keywords: Critical Discourse Analysis of Social Criticism, lyrics, Iwan Fals

KATA PENGANTAR

  Assalamualikum Wr. Wb

  Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan ridho-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul

  “Makna Kritik Sosial Pada Lirik Lagu Sore Siang Sebrang

Istana Iwan Fals” dengan baik. Adapun penelitian ini dilakukan dan disusun

  dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh ujian sarjana pada Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  Dalam melakukan penelitian ini penulis tetap bertumpu pada landasan akademis dan teori komunikasi yang ada untuk mengupas dan mengemas hasil penelitian ini sehingga menjadi sebuah karya ilmiah yang diharapkan bermanfaat dan dapat memberikan sumbangsih bagi perkembangan Ilmu Komunikasi. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tentu tidak luput dari kekuragan- kekurangan yang ada, sebagaimana fitrah manusia yang diciptakan oleh Allah SWT tidak ada yang sempurna dan tidak luput dari kesalahan.

  Penulis sangat menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak dapat terealisasi dengan baik tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih sebesar- besarnya kepada :

  1. Allah SWT dan Nabi Besar Muhammad SAW.

  2. Bapak H. H. Yulianto, SIP dan Ibu Windayani , selaku kedua orang tua tercinta.

  3. Bapak Prof. Dr. Soleh Hidayat, M.Pd, selaku Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  4. , M.Si , selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Bapak Dr. Agus Sjafari Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  5. Ibu Neka Fitriyah, S.Sos, M.Si, selaku Ketua Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  6. Bapak Prof. Dr. Ahmad Sihabudin, M.Si, selaku dosen pembimbing pertama yang telah memberi waktu, bimbingan ilmu, arahan, masukan dan kesempatan pengalaman kepada penulis hingga dapat menyelesaikan penelitian ini.

  7. Bapak Yoki Yusanto, S.Sos, M.I.Kom, selaku dosen pembimbing pertama yang telah memberi waktu, bimbingan ilmu, arahan, masukan dan kesempatan pengalaman kepada penulis hingg dapat menyelesaikan penelitian ini.

  8. Ibu Mia Dwianna. W, S.Sos.M.I,Kom, selaku dosen yang selalu membimbing saya dengan ikhlas untuk terus berusaha menyelesaikan skripsi ini.

  9. Ibu Puspita Asri Praceka, S.Sos, M.I.Kom, selaku Sekertaris Jurusan Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  10. Bapak Darwis Sagita, S.I.Kom Selaku Dosen pembimbing akademik.

  11. Para Dosen dan Staf TU Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  12. Kakak tersayang, Vina Septiana W, Dede Suhendar dan Keponakanku tercinta Alifa Devin Qurotulain.

  13. Iwan Fals yang selalu memberikan karya-karya terbaik sebagai sumber inspirasi peneliti.

  14. Teman-teman Jurnalistik komunikasi Kelas J Angkatan 2010, Putut Wiroraksono, Maulana Yusup, Agung Rahayu SJP, Agung Gumelar, Galuh Garmabrata, Sumardi Noviono, M.Vicy, Suryanto, Romiawan Fatullah, Iqbal Maltatuli, Alif Risna Fauzi. Terimakasih banyak.

  15. Seluruh teman-teman komunikasi Angkatan 2010 yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Kompak selalu

  16. Keluarga Gembok, Herzha Aftian Putra, Zulhilmi Hutagalung, Johanes Efandi, Sigit Novianto, Adrian Hengki, Andi Suhandi, Adryan Ibnu Fiqih, Redy Mulyadiana, Partogi Aritonang, Muhamad Hamami, Mahar Suwandaru, Mujajudin. Salam damai untuk kita semua.

  17. Teman seperjuangan kos bareng, R.F.K Gibran, Muhamad Anshari, A.R.Lutfi. Tommy Dwi Suhartanto. Kalian luar biasa 18. Teman-teman, Reja Suryalaksana, Dimas Dwi.N. Rizki Aziz, Kiki Rizki.

  19. Teman-teman Apro, Faizal Aziz, Adrian Azwar, Jak. Terimakasih atas hiburannya selama ini.

  20. Teman-teman PES, Kevin Doklas Torang, M.Fadli, Marwan, M. Ridzal.

  Fajar Teruna. Terimakasih banyak.

  21. Teman-teman kantin belakang yang selalu memberikan semangat kepada peneliti untuk mengerjakan penelitian ini.

  22. Teman-teman Komonitas Roemah Tawon yang selalu memberikan harapan dan inspirasi untuk anak-anak Indonesia.

23. Semua pihak yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu peneliti dalam proses penyelesaian skripsi ini.

  Kiranya tidak ada balasan yang lebih baik kecuali yang datang dari Allah SWT, Terimakasih untuk segalanya. Kesempurnaan hanya milik Allah dan kebenaran datang dari Allah. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua, khususnya bagi peneliti dan pihak yang berkepentingan

  Serang, April 2015 Windi Tresnanda

  

DAFTAR ISI

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Musik merupakan sarana budaya yang hadir dalam masyarakat sebagai konstruksi dari realitas sosial yang dituangkan dalam bentuk lirik lagu.

  Pada awalnya kebutuhan lagu digunakan untuk kepentingan upacara adat dan upacara ritual. Tetapi, seiring perkembangan masyarakat musik telah berransformasi bergeser menjadi sebuah komoditi yang dikomersialisasikan dan menjadi barang ekonomi yang diperjualbelikan.

  Musik merupakan perilaku sosial yang kompleks dan universal yang didalamnya memuat sebuah ungkapan pikiran manusia, gagasan, dan ide-ide dari otak yang mengandung sebuah sinyal pesan yang signifikan. Pesan atau ide yang disampaikan melalui musik atau lagu biasanya memiliki keterkaitan dengan konteks historis. Muatan lagu tidak hanya sebuah gagasan untuk menghibur, tetapi memiliki pesan-pesan moral atau idealisme dan sekaligus memiliki kekuatan ekonomis, serta kritik-kritik sosial.

  Perkembangan musik dewasa ini lebih menyesuaikan dengan selera pasar, sehingga industri musik lebih banyak melahirkan lagu-lagu yang laku keras di pasaran, misalnya lagu-lagu pop yang bertemankan percintaan. Hal ini berbeda sekali dengan misi-misi dari musisi yang peduli pada kondisi sosial, Contohnya Iwan Fals, Franky Sahilatua, Sawung Jabo, Setiawan Djody, atau Grup Musik Slank, dan lain-lain. Walaupun demikian perkembangan lagu-lagu yang bertemakan

  1 kritik sosial ternyata juga dimanfaatkan oleh industri musik untuk mendapatkan akumulasi modal yang semakin besar.

  Dampak besar dari sebuah lagu terhadap khalayaknya, yaitu dapat merubah perilaku, pemikiran, dan kepribadian, serta memiliki unsur-unsur yang terkandung didalam alunan musik dan liriknya. Iwan Fals merupakan sosok yang cukup konsisten dalam perjuangan menggugat. Kritik-kritik pedas dan lugas selalu dilontarkan dalam setiap karyanya. Wacana kritik dalam karya Iwan Fals ternyata didukung oleh sebagian besar masyarakat terutama lapisan bawah, karena lagu tersebut mewakili dan menyuarakan hati nurani rakyat dan juga banyak kritik-kritik sosial serta terkandung sindiran-sindiran didalam liriknya. Dukungan itu diwujudkan dengan terbentuknya fans-fans fanatik yang sering disebut OI (Orang Indonesia). Sejak permunculan dalam solo albumnya, Iwan Fals nyaris tidak pernah rnembuat lagu dan menulis lirik tanpa bicara ketidakadilan, nasib orang kecil atau proses terhadap kesewenangan, kesederhanaan dalam menyampaikan gejolak dalam dirinya yang ada dalam lagunya membuatnya mengalami banyak tekanan selama pemerintahan orde baru.

  Hampir semua lagu-lagu Iwan Fals mengandung pesan yang patut untuk direnungkan oleh manusia, khususnya khalayak yang ada di Indonesia, melaui akun

  

twitter @iwanfals dirinya selalu memberikan motivasi yang layak untuk kita

  cermati. Lagu-lagu yang ditulisnya didapat dari koran dan pengalaman pribadinya yang diungkapkan secara jujur apa adanya. Sebagai orang yang besar dengan kerasnya kehidupan jalanan. Iwan Fals memiliki renungan berlimpah yang marnpu membuat penikmat musiknya miris, sedih bahkan dalam waktu yang bersamaan.

  Selamabanyak jadwal acara konser Iwan yang dilarang dan dibatalkan oleh aparat pemerintah, lewat akun @iwanfals dia menulis lirik-lirik lagu yang dianggap dapat memancing kerusuhan. Pada awal karirnya, Iwan Fals banyak membuat lagu yang bertema kritikan pada pemerintah dan juga potret-potret kehidupan anak jalanan. Karya seorang Iwan Fals yang bercerita tentang kritikan- kritikan tersebut sangat berbeda bila dibanding musisi sejawatnya yang kala itu bergulat tentang lirik yang melankolik. Hal tersebut menjadikan Iwan Fals sebagai musisi yang cukup dikenal, khususnya di Indonesia. Sosoknya sangat menarik untuk dibicarakan dari berhagai segi mulai dan sosoknya, karyanya, apresisasi penggemarnya, hubungan karyanya dengan situasi sosial, ekonomi, bahkan keadaan potitik di negara ini.

  Iwan Fals merupakan seorang pemusik, penyanyi, sekaligus pengarang lagu yang setiap pentasnya dibanjiri massa. Kharisma dan figur Iwan Fals menjadi magnet yang untuk menarik orang berbondong-bondong datang berkomunikasi dengan sang idola lewat lirik lagu yang dinyanyikannya. Kemampuan mengumpulkan massa dalam jumlah banyak tak heran membuat para fansnya membentuk komonitas yang tersebar hampir diseluruh Indonesia.

  Dengan kepekaan tersebut Iwan Fals mampu melahirkan lagu yang secara materi sesuai dengan situasi saat itu, satu contoh lagu yaitu lagu “Siang Sebrang

  Istana” yang banyak diberi komentar oleh pendengarnya menceritakan kritik terhadap ketidakadilan (potret anak jalanan). Kritik merupakan bagian dari sebuah kontrol sosial, melalui kritik orang-orang yang terlibat dalam proses sosial tersebut secara tidak langsung dapat memahami nilai nilai yang ada.

  Hal inilah yang memberi inspirasi bagi peneliti untuk meneliti isi dari lirik lagu Iwan Fals yang diindikasi adanya suara-suara perlawanan dalam lirik-lirik lagu Iwan Fals. Dalam penulisan liriknya Iwan Fals dikenal lugas, berani sekaligus cerdas dalam menyampaikan kritik sosial. Peneliti ingin menemukan apakah dalam lirik lagu Siang Sebrang Istana karya Iwan Fals menggambarkan perlawanan yang ditangkap oleh audiens dalam lirik-lirik lagunya

  Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui makna kritik sosial pada lirik lagu Iwan Fals yang berjudul Siang Sebrang Istana dengan cara menganalisis pesan dalam bentuk sebuah wacana teks (lirik lagu), dengan menggunakan analisis wacana Teun A. Van Dijk yaitu dengan membedah pada dimensi Teks, Kognisi Sosial dan Konteks Sosial.

  1.2 Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian dan latar belakang diatas serta masalah yang akan diteliti, maka peneliti membuat sebuah rumusan masalah yaitu.

  “Bagaimana Makna Kritik Sosial Pada Lirik Lagu Siang Sebrang Istana Iwan Fals ?”

  1.3 Identifikasi Masalah

  Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka dapat diidenttifikasikan masalah sebagai berikut :

  1. Bagaimana makna kritik sosial pada lirik lagu Siang Sebrang Pancoran dilihat dari dimensi teks?

  2. Bagaimana Makna kritik sosial pada lirik lagu Siang Sebrang Pancoran dilihat dari kognisi sosial ?

  3. Bagaimana makna kritik sosial pada lirik lagu Siang Sebrang Pancoran dilihat dari konteks sosial?

1.4 Tujuan Penelitian

  Berdasarkan kasus yang akan diteliti. Tujuan penulisan penelitian ini adalah untuk :

  1. Menjelaskan makna kritik sosial pada lirik lagu Siang Sebrang Pancoran dilihat dari dimensi teks.

  2. Menjelaskan makna kritik sosial pada lirik lagu Siang Sebrang Pancoran dilihat dari kognisi sosial.

  3. Menjelaskan makna kritik sosial pada lirik lagu Siang Sebrang Pancoran dilihat dari konteks sosial.

1.5 Manfaat Penelitian

  1.5.1 Manfaat Akademik

  Berharap penelitian ini dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi para peneliti yang juga memiliki perhatian pada kesinergian antara masalah seni dalam hal ini musik dan lagu, serta memberikan manfaat yang besar bagi ilmu pengetahuan terutama dalam bidang komunikasi. Dalam kajian ini lagu merupakan sarana menyampaikan pesan, dimana pesan mengandung dan memiliki makna yang beragam setelah diterima oleh pendengar. Oleh karena itu dirasa penting bagi peneliti untuk meneliti makna lirik lagu yang terkandung pada sebuah lagu.

  1.5.2 Manfaat Praktis

  Untuk mengetahui bagaimana sebuah lirik lagu diciptakan dan apa yang melatar belakanginya, diharapkan muncul suatu wawasan baru dari masyarakat bahwa sebuah lagu dapat mengingatkan bahwa banyak hal yang terjadi tidak berjalan sebagaimana mestinya seperi kejahatan, penyelewengan dan kemiskinan yang seharusnya mendapat perhatian dan pemikiran semua lapisan masyarakat agar keadaan dapat menjadi lebih baik.

  Bagi para seniman, khususnya pengarang lagu diharapkan dapat memperkaya kosa kata dan tema-tema untuk membuat lagu agar tidak terjadi keseragaman tema, sehingga memperoleh pengetahuannya dalam menggunakan bahasa sebagai ungkapan mengeluarkan ide-idenya. Sedangkan bagi peneliti lain diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan sumber informasi.

BAB II Landasan Teori

  2.1 Tinjauan Pustaka

  Pada sub bab ini akan dipaparkan teori-teori serta pustaka yang diambil dalam penelitian. Teori-teori tersebut diambil dari buku literature dan skripsi. Teori-teori yang dibahas yaitu komunikasi, kritik sosial, analisis wacana, analisis wacana Teun A. van Dijk, lagu, lirik, musik.

  2.2 Pengertian Komunikasi

  Secara sederhana komunikasi adalah pertukaran informasi. Komunikasi harus dibedakan dari representasi, yaitu penggambaran sesuatu dengan satu cara spesifik untuk menciptakan suatu pesan. Komunikasi adalah penghantaran, penyiaran, atau pemancaran pesan dengan suatu cara baik memalui udara, dengan sentuhan, secara visual, dan seterusnya.

  Komunikasi memiliki peranan penting di dalam kehidupan manusia. Secara umum komunikasi adalah bentuk penyampaian pesan dari komunikator ke komunikan. Terdapat tiga komponen penting dalam komunikasi yang saling berhubungan satu sama lain, yaitu: pesan, komunikator dan komunikan. Komponen utama komunikasi adalah komunikator ( pengirim pesan ), pesan, dan komunikan (penerima pesan). Jika ketiga komponen ini tidak ada dalam komunikasi maka proses komunikasi tidak akan berjalan lancar.

  Cara-cara berkomunikasi menjadi tidak terbatas ruang dan waktu, setiap orang berhak berkomunikasi tanpa hambatan ataupun noise ( gangguan ).

  Penyampaian pesan dapat dilakukan dalam bentuk tulisan ataupun media cetak, berita, gambar atau foto, iklan, musik, dan lagu. Harlod lasswel menyebutkan “komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu”. (Mulyana,2007:62)

  Sedangkan Onong Uchjana Effendy mengatakan bahwa, Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang, kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap atau prilku baik langsung secara lisan maupun tak langsung melaui media. ( Effendy, 1999:6 ). Menurut Gerald R. Miller yang dikutip oleh Deddy Mulyana mengata kan bahwa ” Komunikasi terjadi ketika suatu sumber menyampaikan suatu pesan kepada penerima dengan niat yang didasari untuk mempengaruhi penerimanya (Mulyana,2007:62)

  Pada hakikatnya, komunikasi adalah proses pernyataan antara manusia, yang dinyatakan adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya. Dari beberapa definisi komunikasi yang sudah ditulis diatas, penulis menyimpulkan bahwa komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan, pikiran, informasi atau perasaan dari komunikator kepada komunikan secara lisan maupun tertulis, baik secara langsung maupun tidak lagsung.

  Komunikasi tersebut dapat dilakukan melalui berbagai wadah termasuk media massa berupa lagu. Jika penyampaian pesan dalm media tersebut diterima dengan baik oleh khalayak, maka khalayak akan memberi feedback kepada media tersebut.

2.3 Kritik Sosial K

  ritik sosial menurut Ahmad Zaini Akbar adalah, “Salah satu bentuk komunikasi dalam masyarakat yang bertujuan atau berfungsi sebagai kontrol terhadap jalannya sebuah sistem sosial atau proses berm asyarakat. ( Mas’oed, 1999:47). Berdasarkan dari pengertian diatas diatas penulis menyimpulkan bahwa bahwa kritik sosial adalah salah satu bentuk perlawanan atau ketidak sepahaman individu atau kelompok tertentu terhadap realitas yang terjadi didalam sebuah kelompok masyarakat.

  Bentuk kritik sosial itu sendiri tertuang dalam berbagai bentuk, baik secara langsung maupun tidak langsung. Bentuk kritikan secara langsung antara lain, demontrasi, aksi unjuk rasa, aksi sosial dan lain sebagainya. Sedangkan bentuk kritik sosial dengan cara tidak langsung dapat dituangkan dalam aksi treatikal, kritik melaui film, kritik melalui puisi, gambar atau kalikatur, serta dalam lirik yang terkandung didalam sebuah lagu.

  Kritik sosial dalam berbagai bentuk ini mempunyai pengaruh dan dampak sosial yang signifikan dalam kehidupan masyarakat. Kritik sosial dipahami sebagai sebuah bentuk komunikasi yang dikemukakan baik dalam bentuk tulisan maupun lisan, berkenaan dengan masalah interpersonal, serta bertujuan mengontrol jalannya sistem sosial.

2.3.1 Sebab Kritik Sosial

  Masyarakat merupakan kelompok manusia terbesar yang mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama, (Basrowi, 2009:38). Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat itu terdiri dari kelompok-kelompok mulai dari yang kecil sampai yang paling besar yang memiliki kebiasaan dan kemudian menjadi tradisi yang membentuk suatu aturan tertentu. Di dalam hubungan antarmasyarakat, terhadap reaksi yang timbul sebagai akibat hubungan-hubungan tersebut yang menyebabkan perilaku seseorang makin berkembang dan bertambah luas, sehingga dapat mengakibatkan perubahan dalam masyarakat.

  Perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat dapat berupa nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola perilaku, organisasi, susunan lembaga- lembanga kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dalam wewenang, interaksi sosial dan lain sebagainya, (Soekanto, 2006:30).

2.4 Analisis Wacana

  Menurut Ismail Marahimin mengartikan wacana sebagai “kemampuan untuk maju (dalam pembahasan ) menurut urutan- urutan yang teratur dan semestinya”, dan

  “komunikasi buah pikiran, baik lisan maupun tulisan, yang resmi dan teratur” (Marahimin, 1994:26 ). Jika definisi ini kita pakai sebagai pegangan, maka dengan sendirinya semua tulisan yang teratur, yang menurut urutan-urutan yang semestinya, atau logis adalah wacana

  Dalam pandangan Mills, analisis wacana merupakan sebuah reaksi terhadap bentuk linguistik tradisional yang bersifat formal ( linguistik struktural ). Menurut Mills, linguistik tradisional ini memfokuskan kajiannya pda pilihan unit-unit dan struktur-struktur tanpa memperhatikan analisis bahasa pada penggunaannya. Berbeda dari linguistik tradisional, analisis wacana justru lebih memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan struktur pada level kalimat, misalnya hubungan ketata bahasaan ( gtamatika ) seperti subjek-kata kerja-objek, sampai pada level yang lebih luas dari pada teks. Bagi teks tertulis, analisis wacana yang dilakukan bertujuan untuk mengeksplisitkan norma-norma dan aturan-aturan bahasa yang implisit. Selain itu, analisis wacana juga bertujua untuk menemukan unit-unit hierarkis yang membentuk struktur diskursif. (Sobur,2004:13)

2.4.1 Pendekatan Analisis Wacana Teun A. Van Dijk

  Dari sekian banyak model analisis wacana yang diperkenalkan dan dikembangkan oleh beberapa ahli, barangkali model van Dijk adalah model yang paling banyak dipakai. Hal ini kemungkinan karena van Dijk mengkolaborasi elemen-elemen wacana sehingga bisa didayagunakan dan dipakai secara praktis.

  Model yang dipakai oleh van Dijk ini sering disebut sebagai “kongnisi sosial”. Istilah ini sebenarnya diadopsi dari pendekatan lapangan psikologi sosial, terutama untuk menjelaskan struktur dan proses terbentuknya suatu teks.Nama pendekatan semacam ini tidak dapat dilepaskan dari karakteristik pendekatan yang diperkenalkan oleh van Dijk .

  Menurut van Dijk, penelitian atas wacana tidak cukup hanya didasarkan pada analisis teks semata, karena teks hanya hasil dari praktik produksi yang harus juga diamati. Disini harus dilihat juga bagaimana suatu teks diproduksi, sehingga kita memperoleh suatu pengetahuan kenapa teks bisa semacam itu. (Erianto, 2001:221).

  Melalui berbagai karyanya, van Dijk ( Eriyanto,200a:6-7) membuat kerangka analisis wacana yang dapat digunakan. Ia melihat suatu wacana terdiri atas berbagai struktur/tingkat, yang masing-masing bagian saling mendukung (Eriyanto,2001:225- 226). van Dijk membaginya ke dalam tiga tingkatan: 1.

  Struktur Makro, ini merupakan makna global/umum dari suatu teks yang dapat dipahami dengan melihat topik dari suatu teks. Tema wacana ini bukan hanya isi, tetapi juga sisi tertentu dari suatu peristiwa 2. Superstruktur adalah kerangka suatu teks, bagaimana struktur dan element wacana itu disusun dalam teks secara utuh.

  3. Struktur Mikro adalah makna wacana yang dapat diamati dengan menganalisis kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, parafrase yang dipakai dan sebagainya. Struktur /elemen wacana yang dikemukaan van Dijk ini dapat digambarkan sebagai berikut :

  Tabel 2.1 ELEMEN WACANA VAN DIJK

  Struktur Wacana Hal yang Diamati Elemen Struktur Makro TEMATIK Topik

(Apa yang dikatakan?)

Superstruktur SKEMATIK Skema

  

(Bagaimana pendapat disusun dan

dirangkai?)

Struktur Mikro SEMANTIK Latar, detail, maksud, praanggapan,

  

( Makna yang ingin ditekankan dalam

nominalisasi

teks berita)

Struktur Mikro SINTAKSIS Bentuk Kalimat,

koherasi, kata ganti

(Bagaimana pendapat disampaikan )

  Struktur Mikro STILISTIK Leksikon

(Pilihan kata yang dipakai?)

Struktur Mikro RETORIS Grafis, Metafora

Ekspresi

  

(Bagaimana dan dengan cara apa

penekanan dilakukan )

  Sumber : Diadopsi dari Eriyanto (2000a:7-8) dan Eriyanto (2001:228-229)

  Dalam pandangan van Dijk, segala teks bisa dianalisis dengn menggunakan elemen tersebut. Meski terdiri atas berbagai elemen, semua elemen itu merupakan suatu kesatuan, saling berhubungan dan mendukung satu sama lain.

  Untuk memperoleh gambaran awal ihwal elemen-elemen struktur wacana tersebut, berikut ini adalah sekedar penjelasan singkat : a.

  Tematik Kata tema kerap disandingkan dengan apa yang disebut topik. Kata topik berasal dari kata Yunani topoi yang berarti tempat. Aristoteles, yang dianggap sebagai salah seorang tokoh retorika zaman klasik, menegaskan bahwa untuk membuktikan sesuatu mula-mula harus ditentukan dan dibatasi topoi

  ‘tempat’ berlangsungnya suatu peristiwa. Dalam batas-batas yang telah ditentukan tadi, penulis harus menemukan : manusia, interaksi, dan fakta-fakta lainnya yang menimbulkan atau bersangkutan dengan peristiwa tadi.

  Teun A. van Dijk mendefinisikan topik sebagai struktur makro dari suatu wacana. Dari topik, kita bisa mengetahui masalah dan tindakan yang diambil oleh komunikator dalam mengatasi suatu masalah. Tindakan, keputusan, atau pendapat dapat diamati pada struktur makro suatu wacana. Struktur makro juga memberikan pandangan apa yang akan dilakukan untuk mengatasi suatu masalah. Struktur makro ( topik ) dari wacana politik mungkin secara khusus dibuat dengan kata pengandaian. Peristiwa dan tindakan yang mungkin perlu dilakukan pada kasus massa lalu, hari ini, atau masa depan.

  b.

  Skematik Kalau topik menunjukan makna umum dari suatu wacana, maka struktur skematis atau superstruktur menggambarkan bentuk umum suatu teks. Bentuk umum itu disususn dengan sejumlah katagori atau pembagian umum seperti pendahuluan, isi, kesimpulan, pemecahan masalah, penutup, dan sebagainya.

  

Skematik mungkin memerlukan strategi dari komunikator untuk mendukung suatu

  makna umum dengan memberikan sejumlah alasan pendukung. Apakah informasi penting disampaikan diawal, atau kesimpulan bergantung kepada makna yang didistribusikan pada wacana.

  Dengan kata lain, struktur skemantik memberikan tekanan : bagian mana yang didahulukan, dan bagian mana yang dikemudiankan sebagai strategi untuk menyembunyikan informasi penting. Upaya penyembunyian itu dilakukan dengan menempatkan bagian penting di bagian akhir agar terkesan kurang menonjol.

  c.

  Semantik

  Semantik dalam skema van Dijk dikatagorikan sebagai makna lokal ( local

meaning ), yakni makna yang muncul dari hubungan antarkalimat, hubungan

  antarproposisi yang membangun makna tertentu dalam suatu bangunan teks. Analisis wacana banyak memusatkan perhatian pada dimensi teks seperti makna yang eksplisit ataupun implisit, dengan kata lain makna, semantik tidak hanya mendefinisikan bagian mana yang penting dari struktur wacana, tetapi juga mengiring kearah sisi tertentu suatu peristiwa.

  Latar merupakan elemen wacana yang dapat menjadi alasan pembenar gagasan yang diajukan dalam suatu teks. Latar peristiwa itu dipakai untuk menyediakan latar belakang dapat juga tidak, bergantung pada kepentingan mereka. Bentuk lain dari strategi semnatik adalah detail suatu wacana. Elemen wacana detail berhubungan dengan kontrol informasi yang ditampilkan seseorang ( komunikator ). Komunikator akan menampilkan secara berlebih informasi yang menguntungkan dirinya atau citra yang baik. Sebaliknya, ia akan menampilkan informasi dalam jumlah sedikit ( bahkan kalau perlu tidak disampaikan ) kalau hal itu merugikan kedudukannya. Hampir sama dengan detail adalah elemn

  

ilustrasi dan elemen maksud . elemen ilustrasi berhubungan dengan apakah

informasi tertentu disertai contoh atau tidak.

  Pengandaian ( presupposition ) adalah strategi yang dapat memberi citra tertentu ketika diterima khalayak. Elemen wacana pengandaian merupakan pernyataan yang digunakan untuk mendukung makna suatu teks. Pengandaian hadir dengan memberi pernyataan yang dipandang terpercaya dan kerenanya tidak perlu dipertanyakan. Hampir mirip denganelemen pengandaian adalah elemen penalaran-elemen yang digunakan untuk memberi basis nasional, sehingga teks yang disajikan komunikator tampak benar-benar meyakinkan.

  d.

  Sintaksis Sintaksis ialah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, kalusa dan frase. Dalam analisis wacana koherasi adalah pertalian atau jalinan atarkata, proposisi atau kalimat. Koherasi dapat ditampilkan melalui hubungan sebab akibat, bisa juga sebagai penjelas.

  Bentuk kalimat adalah strategi strategi sintaksis yang berhubungan dengan cara berfikir logis. Bentuk lain adalah bagaimana proposisi-proposisi diatur dalam suatu rangkaian kalimat. Elemen lain adalah kata ganti. Kata ganti adalah elemen untuk memanipulasi bahasa dengan menciptakan suatu komunitas imajinatif.

  Dalam analisis wacana, kata ganti merupakan alat yang dipakai oleh komunikator untuk menunjukan dimana posisi seseorang dalam wacana. e.

  Stilistik Pusat perhatian stilistik adalah style, yaitu cara yang digunakan seorang pembicara atau penulis untuk menyatakan maksudnya dengan menggunakan bahasa sebagai sarana. Dengan demikian style dapat diartikan sebagai gaya bahasa. Apa yang disebut gaya bahasa itu sesungguhnya terdapat dalam ragam bahasa: ragam lisan dan ragam tulis, ragam nonsastra dan ragam sastra, karena gaya bahasa adalah cara menggunakan bahasa dalam ragam tertentu oleh orang tertentu untuk maksud tertentu

  Pengertiaan pilihan leksial atau diksi jauh lebih luas dari apa yang dipantulkan oleh jalinan kata-kata itu. Istilah ini bukan saja dipergunakan untuk menyatakan kata-kata mana yang dipakai untuk mengungkapkan suatu ide atau gagasan, tetapi juga meliputi persoalan faseologi, gaya bahasa, dan ungkapan. Elemen pemilihan

  

leksial pada dasarnya menandakan bagaimana seseorang melakukan pemilihan

kata atau frase atas berbagai kemungkinan kata atau frase yang tersedia.

  f.

  Retoris Strategi dalam level retoris disini adalah gaya yang diungkapkan ketika seseorang berbicara atau menulis. Strategi retoris juga muncul dalam bentuk interaksi, yakni bagaimana pembicaraan menempatkan/memposisikan dirinya diantara khalayak. Selanjutnya , strategi lain pada level ini adalah ekspresi, dimaksudkan untuk membantu menonjolkan atau menghilangkan bagian tertentu dari teks yang disampaikan. Elemen ini merupakan bagian untuk memeriksa apa yang ditekankan atau ditonjolkan ( yang berarti dianggap penting ) oleh seseorang yang dapat diamati dari teks. Wacana terakhir yang menjadi strategi dalam level retoris ini adalah dengan menampilkan apa yang disebut visual image. Dalam teks, elemen ini ditampilkan dengan penggambaran detail berbagai hal yang ingin ditonjolkan.

2.5 Kognisi Sosial

  Dalam pendekatan van Dijk, analisis wacana tidak dibatasi hanya pada struktur teks, karena struktur wacana itu sendiri menunjukan atau menandakan sejumlah makna, pendapat dan ideologi. Untuk membongkar bagaimana makna tersembunyi dari teks, kita membutuhkan suatu analisis kognisi dan konteks sosial.

  Karena setiap teks pada dasarnya dihasilkan lewat kesadaran, pengetahuan, prasangka atau atas suatu peristiwa ( Eriyanto, 2001:260) Kognisi sosial didasarkan pada anggapan umum yang tertanam yang akan digunakan untuk memandang suatu peristiwa. Analisis kognisis menyediakan gambaran yang kompleks yang tidak hanya pada teks tetapi juga representasi dan strategi yang digunakan dalam memproduksi suatu teks. Bagaimana peristiwa dipahami dan dimengerti didasarkan pada skema. van Dijk menyebut skema ini sebagai model. Skema dikonseptualisasikan sebagai struktur mental dimana tercakup di dalamnya bagaimana kita memandang manusia, peranan sosial, dan peristiwa. (Eriyanto, 2001: 261).

  Salah satu elemen yang sangat penting dalam proses kognisi sosial selain model adalah memori. Lewat memori kita bisa berfikir tentang seseuatu dan mempunyai pengetahuan tentang sesuatu pula. Lewat memori, misalnya, kita bisa mengerti suatu pesan dan mengkatagorikan suatu pesan. Dalam setiap memori terkandung di dalamnya pemasukan dan penyimpanan pesan-pesan, baik saat ini maupun dahulu yang terus-menerus yang digunakan oleh seseorang dalam memandang suatu realitas. (Eriyanto,2001:264)

  2.6 Konteks Sosial

  Dimensi ketiga dari analisis van Dijk adalah analisis sosial. Wacana adalah bagian dari wacana yang berkembang dalam masyarakat., sehingga untuk meneliti teks perlu dilakukan analisis intertekstual dengan meneliti bagaimana wacana tentang suatu hal diproduksi dan dikonstruksi dalam masyarakat. Dalam kerangka model van Dijk, kita perlu melakukan penelitian bagaimana wacana komunisme diproduksi dimasyarakat. Titik penting dari analisis ini adalah untuk menunjukan bagaimana makna yang dihayati bersama, kekuasaan sosial diproduksi lewat praktik diskursus dan letimasi. Menurut van Dijk dalam analisis mengenai masyarakat ini, ada dua point yang penting adalah kekuasaan (power) dan akses (acces) (Eriyanto, 2001:271- 272 ).

  2.7 Lagu

  Pengertian lagu tidak sama dengan pengertian musik akan tetapi memiliki unsur yang berkaitan satu sama lain. Hal-hal yang sifatnya menghibur, menimbulkan ketenangan dan mengurangi ketegangan kepada pendengarnya. Lagu dan musik adalah unsur yang memilik ketertarikan satu sama lain.

  “Secara mendasar musik dapat dikatakan suatu kelompok bunyi-bunyian terdiri dari beberapa alat yang mengeluarkan suara dengan irama yang dirangkai dengan tujuan menimbulkan suatu bunyi berirama yang harmonis dan dapat dinikmati oleh pendengarnya.

  Secara harafiah lagu merupakan gabungan seni nada atau suara dalam urutan, kombinasi, dan hubungan temporal (biasanya diiringi dengan alat musik ) untuk menghasilkan gubahan musik yang memiliki kesatuan dan kesinambungan (mengandung irama), dan ragam nada atau suara yang berirama disebut lagu.

  (Poerwadarminta, 2002:550)

  Peneliti mengambil kesimpulan bahwa lagu adalah musik yang dipadukan dengan syair-syair atau lirik yang dinyanyikan dengan irama-irama merdu hingga terdengar suara-suara yang mengalun indah hingga dapat didengarkan dan disenandungkan.

2.7.1 Lagu Sebagai Wacana

  Analisis wacana memandang bahwa wacana disini tidak dipahami semata sebagai studi bahasa tetapi juga dipahami sebagai kritik atas konteks sosial yang terjadi. Konteks disini dapat dilihat sebagai latar, situasi, peristiwa dan kondisi dimana wacana itu muncul. Kemudian dilihat pula konteks komunikasinya, seperti siapa mengkomunikasikan apa, dengan siapa dan mengapa, dalam jenis khalayak dan situasi apa, melalui media apa, bagaimana perbedaan tipe dari perkembangan komunikasi, dan hubungan untuk setiap masing-masing pihak.

  Dalam studi etnomusikologi, musik dianggap sebagai cerminan dari keadaan sosial yang ada. Musik dalam struktur sosial terdiri atas dua elemen utama pembentuknya yakni teks dan konteks. “Teks merupakan kejadian akustik yang sering diterjemahkan sebagai lirik sedangkan konteks adalah kondisi yang sedang terjadi dimasyarakat” (Nakagawa, 2000;6). Sejak dahulu, lagu telah menjadi media seni popular untuk mengekspresikan sesuatu secara lisan. Lagu dipakai untuk mengekspresikan sesuatu yang dilihat, dirasa dan didengar baik itu berupa pengalaman pribadi ataupun untuk mengungkap realitas sosial. Seperti halnya pada lagu-lagu yang menyuarakan diskriminasi rasial, anti perang, mengkritisi pemerintahan, kritik akan gaya hidup dan lain sebagainya.

2.7.2 Lagu Sebagai Kritik Sosial

  Secara harafiah lagu merupakan gabungan seni nada atau suara dalam urutan, kombinasi, dan hubungan temporal (biasanya diiringi dengan alat musik ) untuk menghasilkan gubahan musik yang memiliki kesatuan dan kesinambungan (mengandung irama), dan ragam nada atau suara yang berirama disebut lagu.

  (Poerwadarminta, 2002:550). Kritik sosial menurut Ahmad Zaini Akbar adalah, “Salah satu bentuk komunikasi dalam masyarakat yang bertujuan atau berfungsi sebagai kontrol terhadap jalannya sebuah sistem sosial atau proses bermasyarakat.

  ( Mas’oed,1999:47). Banyak kalimat-kalimat yang berupa sindiran maupun kritikan- kritikan yang dituangkan kedalam sebuah lagu. Lagu tersebut dijadikan media untuk mengkritik berbagai permaslahan yang ada didalam realitas kehidupan. Lagu bertemakan kritik sosial sangat efektif dan mudah dipahami oleh khalayak dikaranekan perkembangan musik yang sudah sangat maju seperti sekarang.

2.7.3 Lagu Sebagai Proses Penyampaian Pesan

  Lagu adalah rangkaian nada yang dipadukan dengan irama yang harmonis dan

dilengkapi dengan syair yang membentuk sebuah harmonisasi indah. Lagu merupakan

salah satu hal yang kerap dijadikan sebagai media untuk menyampaikan pesan terhadap

orang lain. Secara harafiah lagu merupakan gabungan seni nada atau suara dalam

  urutan, kombinasi, dan hubungan temporal (biasanya diiringi dengan alat musik ) untuk menghasilkan gubahan musik yang memiliki kesatuan dan kesinambungan (mengandung irama), dan ragam nada atau suara yang berirama disebut lagu. (Poerwadarminta, 2002:550)

  Pesan yang disampaikan melalui lirik lagu atau syair merupakan contoh

komunikasi verbal dan non verbal. Lagu merupakan komunikasi verbal jika dilihat dari

sisi lirik. Lirik biasanya pesan yang ingin disampaikan oleh komunikator kepada

  

komunikan. Setiap lagu memiliki penggemar dan pangsa pasar tersendiri, tergantung

pada kondisi pendengarnya. Hal ini menunjukan pesan yang terkandung dalam lagu

tersebut sampai kepada komunikan. Lagu menyampaikan pesan-pesan dengan lirik. Lirik

lagu biasanya dikemas dengan ringan dan mudah diingat. Setiap lagu pasti memiliki

cerita tersendiri. Cerita inilah pesan yang akan disampaikan kepada orang lain. Oleh

karena itu, banyak orang yang menggunakan lagu sebagai media penyampaian pesan.

  2.8 Lirik Para pengarang lagu menciptakan sebuah lagu yang didalamnya terdapat lirik.

  Lirik dibuat berdasarkan ide yang didapat oleh sang pengarang, bisa menceritakan tentang kritik sosial, kehidupan, sosial, cinta, persahabatan, lingkungan hidup dan sebagainya. Lirik adalah sebuah teks yang dibuat sebagai tema dan alur cerita dalam sebuah lagu. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia lirik adalah karya sastra (puisi) yang berisikan curhatan perasaan pribadi, susunan kata sebuah nyanyian (DEPDIKNAS,2002:678).

  Penentuan bahasa yang digunakan juga tergantung pada penulis lagu tersebut, belum ada penentuan bahasa dalam membuat sebuah lirik lagu akan tetapi lirik yang dibuat dapat dipertanggung jawabkan isinya. Sedangkan tiap lirik yang dibuat oleh pengarang lagu pasti memiliki makna tersendiri yang ingin disampaikan oleh pendengarnya.

  2.9 Musik

Dokumen yang terkait

Representasi Kehidupan Sosial Masyarakat Indonesia dalam Lirik Lagu Iwan Fals (Analisis Semiotika Lirik Lagu Iwan Fals yang Berjudul ‘Ujung Aspal Pondok Gede’)

10 156 82

Analisis Wacana Teun A.Van Dijk Terhadap Skenario Film Perempuan Punya Cerita

1 7 135

Wacana Alienasi Dalam Lirik Lagu Penjara Batin (Analisis Wacana Kritis Teun A. Van Dijk Mengenai Wacana Kritis Dalam Lirik Lagu Penjara Batin Karya Burgerkill)

1 31 1

Pemikiran Rene Descartes Dalam Novel Dunia Sophie (Analisis Wacana Kritis Teun A. Van Dijk Mengenai Pemikiran Rene Descartes Dalam Novel Dunia Sophie Karya Jostein Gaarder)

13 106 102

Pemikiran Wiji Thukul Tentang Orde Baru (Analisis Wacana Kritis Teun A Van Dijk Mengenai Pemikiran Wiji Thukul Tentang Orde Baru Pada Puisi

0 4 1

Representasi Pluralisme Dalam Lirik Lagu Unity Karya Barry Likumahuwa (Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough Tentang Representasi Pluralisme Dalam Lirik Lagu Unity Karya Barry Likumahuwa)

0 6 1

2.1. Pengertian Komunikasi - Representasi Kehidupan Sosial Masyarakat Indonesia dalam Lirik Lagu Iwan Fals (Analisis Semiotika Lirik Lagu Iwan Fals yang Berjudul ‘Ujung Aspal Pondok Gede’)

1 2 20

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah - Representasi Kehidupan Sosial Masyarakat Indonesia dalam Lirik Lagu Iwan Fals (Analisis Semiotika Lirik Lagu Iwan Fals yang Berjudul ‘Ujung Aspal Pondok Gede’)

1 1 6

REPRESENTASI KEHIDUPAN SOSIAL MASYARAKAT INDONESIA DALAM LIRIK LAGU IWAN FALS (Analisis Semiotika Lirik Lagu Iwan Fals yang Berjudul ‘Ujung Aspal Pondok Gede’ )

0 5 12

Makna Motivasi Pada Lirik Lagu Rashisa Karya SUPER BEAVER - UNS Institutional Repository

0 0 15