STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS PARIWISATA DAERAH BANTEN LAMA KOTA SERANG

STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN
STRATEGIS PARIWISATA DAERAH
BANTEN LAMA KOTA SERANG
SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Manajemen Publik
Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Oleh :
AMIM AMRULLOH
NIM. 6661131222

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG, JUNI 2017

ABSTRAK

Amim Amrulloh. 6661131222. Strategi Pengembangan Kawasan Strategis
Pariwisata Daerah Banten Lama Kota Serang. Program Studi Ilmu

Administrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa. Dosen Pembimbing I : Abdul Hamid, Ph.D. Dosen
Pembimbing II: Listyaningsih, M.Si.

Pariwisata memiliki kontribusi yang cukup tinggi untuk perolehan devisa negara
dan dengan alasan tersebut pemerintah begitu memperhatikan sektor wisata.
Banyak usaha yang dilakukan oleh pemerintah untuk pengembangan sektor
wisata, salah satunya pengembangan kawasan Banten Lama sebagai kawasan
strategis pariwisata daerah yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Serang, namun
sampai saat ini infrastruktur di Banten Lama belum optimal dan belum lengkap,
sarana prasarana yang belum memadai. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui dan menganalisis strategi yang tepat yang dilakukan oleh
Pemerintah Kota Serang dalam mengembangakan Banten Lama sebagai
Kawasan Strategis Pariwisata Daerah. Teori yang digunakan analisis SWOT
Rangkuti (2005:19). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif studi
kasus dengan metode deskriptif. Teknik analisis data yang digunakan adalah
model Miles & Huberman. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Strategi
Pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata Daerah Banten Lama Kota Serang
masih belum optimal dan strategi yang tepat untuk diterapkan dalam
Pengembangan Banten Lama yaitu strategi penguatan kelembagaan organisasi

perangkat daerah Kota Serang, strategi membangun serta memperkuat kerjasama
lintas sektor dalam melakukan pengembangan Banten Lama, strategi mendorong
peran serta masyarakat untuk berperan aktif dalam mengembangkan kawasan
strategis pariwisata daerah Banten Lama dan strategi penguatan kesadaran dan
kepedulian masyarakat untuk hidup bersih dan ikut melestarikan Cagar Budaya.
Kata kunci

: Pengembangan, Pariwisata, Banten Lama, Strategi

ABSTRACT

Amim Amrulloh. 6661131222. Development Strategy of Tourism Strategic
Area in Banten Lama of Serang City. Department of Public Administration.
Faculty of Social and Political Science. The 1st advisor : Abdul Hamid, Ph.D.
2nd advisor : Listyaningsih, M.Si

Tourism has a high enough contribution to the country's foreign exchange
earnings and for that reason the government is so concerned about the tourism
sector. Many efforts made by the government for the development of tourism
sector, one of them the development of Banten Lama area as a regional tourism

strategic area conducted by the Government of Serang City, but until now
infrastructure in Banten Lama not yet optimal and still incomplete, facilities of
infrastructure that have not been adequate. This research was conducted to find
out and analyze the right strategy for Government of Serang City in developing
Banten Lama as a Regional Tourism Strategic Region. The theory used SWOT
analysis Rangkuti (2005: 19). This research uses qualitative approach of case
study with descriptive method. Data analysis technique used is Miles &
Huberman model. The results of this study indicate that Strategic Development
Strategic Area Tourism Banten Lama in Serang City is still not optimal and the
right strategy to be applied in the development of Banten Lama is the strategy of
institutional strengthening of regional organizations of Serang City, the strategy
to build and strengthen cross-sector cooperation in development Banten Lama,
the strategy encourages the participation of the community to take an active role
in developing the strategic area of Banten Lama tourism area and the strategy of
strengthening the awareness and awareness of the community to live cleanly and
participate in preserving the Cultural Heritage.
Keywords : Development, Tourism, Banten Lama, Strategy

MOTTO :


“Jangan pernah takut salah, jangan pernah takut
kalah karena dengan kesalahan dan kekalahan
akan menjadikan diri kita benar dan menang”

PERSEMBAHAN :

Skripsi ini kupersembahkan
untuk kedua Orang Tuaku
dan untuk orang-orang yang kusayangi
dan untuk mereka yang selalu mendukungku

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Syukur alhamdulilah atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
jalan bagi Peneliti untuk dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi. Serta Peneliti
ucapkan terimakasih kepada Ibunda dan seluruh keluarga tercinta yang selalu
membantu dan selalu memberikan dukungan serta doa’nya setiap saat. Skripsi ini
disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat kelengkapan dalam menempuh
ujian sarjana program S-1 pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten. Peneliti
dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi dengan judul ”Strategi Pengembangan
Kawasan Strategis Pariwisata Daerah Cagar Budaya Banten Lama Kota Serang”.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna,
hal ini tidak lepas dari keterbatasan kemampuan dan ilmu pengetahuan yang
Peneliti miliki. Segala saran dan kritik yang bersifat membangun Peneliti
harapkan dengan senang hati, sehingga dapat bermanfaat dan berguna untuk
perbaikan dan penyempurnaan tugas ini di masa yang akan datang. Terwujudnya
skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, pengarahan, serta kerendahan hati.
Untuk ini Peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini terutama
kepada:

viii

1.

Bapak Prof. Dr. H Soleh Hidayat, M.Pd., Rektor Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.


2.

Bapak Dr. Agus Sjafari, M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3.

Ibu Rahmawati, S.Sos., M.Si, Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

4.

Bapak Iman Mukhroman, S.Sos., M.Si, Wakil Dekan II Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

5.

Bapak Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si., Wakil Dekan III Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.


6.

Ibu Listyaningsih, S.Sos., M.Si., Ketua Program Studi Ilmu Administrasi
Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa Sekaligus Sebagai Dosen Pembimbing II.

7.

Bapak Riswanda, Ph.D., Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi
Negara Serta Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa.

8.

Bapak Abdul Hamid, Ph.D., Dosen Pembimbing I yang telah memberikan
dukungan dan bimbingannya kepada Peneliti dalam melaksanakan
penelitian.

9.


Seluruh Dosen pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang
telah banyak memberikan pengetahuan kepada Peneliti selama masa
perkuliahan.

ix

10. Seluruh Staf Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa yang telah banyak membantu dalam hal akademik dan
administrasi.
11. Untuk kedua orang tua ku, Ibu Nina Jubaedah, S.Pd dan Bapak Ubang,
yang telah memberikan kesempatan dan kepercayaan bagi penulis untuk
menempuh gelar strata satu. Mohon maaf apabila selama ini belum bisa
memberikan yang terbaik dan belum bisa membalas segala kebaikan
selama ini.
12. Terimakasih kepada kedua kakak ku Deden Purnama, S.Ip., MM dan Osi
Sanjaya,

S.T


yang

memberikan

semangat

dan

motivasi

dalam

menyelesaikan skripsi.
13. Untuk partner terbaik Yaradhita Fitria Maulan, yang banyak memberikan
motivasi pada Peneliti, serta kepedulian dan perhatiannya yang tidak
tergantikan oleh apapun.
14. Untuk Sahabat-sahabat Peneliti: Haerul Umam, Rialdy Drajat Tuwlah,
Indra Prasetio, Irwansyah Ristiadi, Aditya Wilman, Luqman Abdul Gani,
Saka Mada, Ferdiansyah, yang telah memberikan semangat, mengisi harihari dengan penuh canda tawa dan selalu membuat Peneliti rindu saat
masa perkuliahan.

15. Untuk teman-teman Ilmu Administrasi Negara Kelas ANE B yang telah
memberikan dukungan untuk Peneliti, selalu kompak dalam setiap
suasana.

x

16. Untuk teman-teman Ilmu Administrasi Negara angkatan 2013 yang telah
memberikan dukungan untuk Peneliti, selalu kompak dalam setiap
suasana.
Serta semua pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu-persatu Peneliti
ucapakan terima kasih yang sebanyak-banyaknya. Semoga amal baik yang telah
diberikan kepada Peneliti mendapat limpahan yang setimpal dari Allah SWT dan
senantiasa skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi Peneliti dan umumnya
bagi semua pihak.

Akhir kata Peneliti berharap agar

skripsi ini dapat membawa

kemaslahatan bagi semua umat. Amin

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Serang, Mei 2017

Amim Amrulloh

xi

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN

ii

LEMBAR PENGESAHAN

iii

LEMBAR ORISINALITAS

iv

ABSTRAK

v

ABSTRACT

vi

MOTTO

vii

KATA PENGANTAR

viii

DAFTAR ISI

ix

DAFTAR TABEL

xvi

DAFTAR GAMBAR

xvii

BAB I PENDAHULUAN

1

1.1 Latar Belakang

1

1.2 Identifikasi Masalah

21

1.3 Batasan Masalah

22

1.4 Rumusan Masalah

22

1.5 Tujuan Penelitian

22

1.6 Manfaat Penelitian

22

1.7 Sistematika Penulisan

23

xii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN ASUMSI DASAR
PENELITIAN

29

2.1 Deskripsi Teori

29

2.1.1 Konsep Strategi

29

2.1.2 Definisi Manajemen Strategis

34

2.1.2.1 Proses Manajemen Strategi
2.1.3 Analisis SWOT

36
39

2.1.3.1 Langkah-Langkah Analisis Data Dalam SWOT 44
2.1.4 Konsep Pariwisata

45

2.1.4.1 Pengertian Pariwisata

45

2.1.4.2 Kawasan Wisata

48

2.1.4.3 Pengelolaan Pariwisata

49

2.1.4.4 Jenis-Jenis Wisata

51

2.1.4.5 Klasifikasi Motif dan Unsur Pariwisata

53

2.1.5 Pengembangan Destinasi Pariwisata

54

2.1.6 Teknik Pengembangan Destinasi Pariwisata

58

2.1.7 PERDA Kota Serang Nomor 14 Tahun 2014 tentang
Rencana Induk Pembanguan Kepariwisataan Daerah Tahun
2015-2025

65

2.1.7.1 Perwilayahan Pembangunan Pariwisata

65

2.1.7.2 Pengembangan dan Pembangunan Daya Tari Wisata
68
2.1.8 UU Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya

xiii

72

2.1.8.1 Pengelolaan Cagar Budaya

75

2.1.8.2 Pengembangan Cagar Budaya

76

2.2 Penelitian Terdahulu

80

2.3 Kerangka Berfikir

84

2.4 Asumsi Dasar

86

BAB III METODE PENELITIAN

87

3.1 Metode Penelitian

87

3.2 Fokus Penelitian

88

3.3 Lokasi Penelitian

88

3.4 Fenomena Yang Diamati

89

3.4.1 Definisi Konsep

89

3.4.2 Definisi Operasional

89

3.5 Instrumen Penelitian

91

3.6 Informan Penelitian

92

3.7 Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data

95

3.7.1 Teknik Pengumpulan Data

95

3.7.2 Teknik Analisis Data

105

3.7.3 Uji Keabsahaan Data

107

3.8 Jadwal Penelitian

108

BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian

xiv

110
110

4.1.1 Dekripsi Wilayah Kota Serang

110

4.1.1.1 Slogan Kota Serang (Madani)

114

4.1.1.2 Visi dan Misi Serang 2014-2018

115

4.1.2 Gambaran Umum Kawasan Banten Lama
4.2 Deskripsi Data

116
124

4.2.1 Dekripsi Informan

124

4.2.2 Deskripsi Data Penelitian

127

4.3 Temuan Lapangan

133

4.3.1 Strenghts (Kekuatan)

133

4.3.2 Weakness (Kelemahan)

154

4.3.3 Opportinities (Peluang)

174

4.3.4 Treaths (Ancaman)

186

4.4 Pembahasan

202

BAB V PENUTUP

225

5.1 Kesimpulan

225

5.2 Saran

227

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xv

DAFTAR TABEL

1.1 Kontribusi Pariwisata Dalam Perolehan Devisa Tahun
2012-2014

3

1.2 Jumlah Wisman Yang Datang Ke Indonesia Tahun
2013-2015

4

1.3 Data Cagar Budaya Tidak Bergerak Tahun 2013

7

1.4 Cagar Budaya Yang Ada Dikawasan Wisata Banten Lama

9

1.5 Data Pengunjung Museum 2012-2013

10

2.1 Matriks SWOT

43

3.1 Definisi Operasional Penelitian

90

3.2 Kategori Informan

94

3.3 Pedoman Wawancara

99

3.4 Jadwal Penelitian

109

4.1 Daftar Nama Kecamatan dan Luas Wilayahnya

114

4.2 Informan Penelitian

125

4.3 Simulasi Pendapatan Asli Daerah Berdasarkan Jumlah Pengunjung
(Dalam Rupiah)

183

4.4 Simulasi Pendapatan Asli Daerah Berdasarkan Jumlah Parkir
(Dalam Rupiah)

183

4.5 Matriks SWOT

211

xvi

DAFTAR GAMBAR

1.1 Kawasan Keraton Surosowan

16

1.2 Kawasan Keraton Surosowan

18

1.3 Kawasan Pengindelan Abang

19

1.4 Akses Jalan Menuju Banten Lama

20

2.1 Proses Manajamen Strategi Robbins dan Coulter

36

2.2 Bagan Kerangka Berfikir

85

3.1 Komponen Analisis Data Dalam Kualitatif menurut
Miles dan Huberman

105

4.1 Wilayah Administratif Kota Serang

113

4.2 Proses Kajian Purbakala

128

4.3 Hasil Kajian Purbakala

129

4.4 Hasil Kajian Geomagnetik

130

4.5 Temuan Cagar Budaya

130

4.6 Peta Banten Lama 1598-1613

131

4.7 Peta Zonasi Banten Lama

140

4.8 Penemuan Sebuah Struktur Bangunan

141

4.9 Profil PKL

160

4.10 Titik Konsentrasi Pedagang Kaki Lima

161

xvii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pariwisata merupakan salah satu kebutuhan manusia. Dengan melakukan
wisata, manusia dapat sejenak melepas penat, lelah dan menghilangkan stress,
serta sejenak melupakan masalah yang dialami baik di rumah maupun di kantor.
Berdasarkan Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 pariwisata adalah berbagai
macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang
disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah.
Pengertian lain tentang pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang
mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam menyediakan
lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup serta menstimulasi sektorsektor produktivitas lainnya (Wahab,1998).
Selain itu kebutuhan manusia semakin lama semakin berkembang. Semakin
lama manusia akan menuntut sesuatu yang lebih dari apa yang pernah mereka
dapatkan, tidak terkecuali masalah wisata. Manusia akan merasa bosan bila terus
menerus berwisata ditempat yang sama tanpa ada perubahan ataupun sesuatu yang
berbeda dari tempat wisata tersebut. Untuk itu perlu adanya perubahan dalam
pembentukan tempat wisata seperti penambahan sarana prasarana ataupun hanya
sekedar membenahi sarana yang sudah ada supaya menjadi lebih baik. hal tersebut
perlu dilakukan untuk menarik wisatawan, dan supaya para wisatawan yang
datang tidak merasa bosan bila berwisata di tempat wisata tersebut.

1

2

Sebagai kebutuhan dasar manusia, pariwisata akan memenuhi kebutuhan
manusia untuk berlibur dan berekreasi, kebutuhan pendidikan dan penelitian,
kebutuhan keagamaan, kebutuhan kesehatan jasmani dan rohani, minat terhadap
kebudayaan dan kesenian, kepentingan keamanan, kepentingan politik, dan halhal yang bersifat komersialisasi yang membantu kehidupan ekonomi masyarakat.
Pariwisata dilakukan baik secara individual, keluarga, maupun kelompok.
Penyelenggaraan kepariwisataan diarahkan untuk peningkatan kesejahteraan
dan kemakmuran rakyat melalui peningkatan devisa, perluasan dan pemerataan
kesempatan usaha dan lapangan kerja, mendorong pembangunan daerah,
memperkaya kebudayaan nasional dengan tetap melestarikan kepribadian bangsa
dan terpeliharanya nilai-nilai agama, mempererat persahabatan antar bangsa,
memupuk rasa cinta tanah air, memperhatikan kelestarian fungsi dan mutu
lingkungan serta mendorong pengembangan, pemasaran, dan pemberdayaan
produk nasional melalui pemanfaatan segala potensi sumber daya alam maupun
sumber daya manusia.
Dari sisi ekonomi, pariwisata muncul dari empat unsur pokok yang saling
terkait erat atau menjalin hubungan dalam suatu sistem, yakni pemintaan atau
kebutuhan, penawaran atau pemenuhan kebutuhan berwisata itu sendiri, pasar dan
kelembagaan yang berperan untuk memfasilitasi keduanya, serta pelaku atau aktor
yang menggerakkan ketiga elemen tersebut (Damanik dan Weber, 2006:2).
Indonesia juga terkenal akan keragaman budaya dan keindahan alamnya.
Indonesia menyediakan tempat-tempat yang sangat menarik dan indah untuk di
kunjungi para pecinta keindahan alam untuk sekedar melepas penat, mecari

3

keindahan alam, berekreasi atau untuk mempelajari tempat yang indah dan penuh
budaya. Dari tempat-tempat yang menarik itu Indonesia mampu menarik semua
wisatawan baik dalam negeri maupun luar negeri untuk datang dan berwisata.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik pada Tahun 2014 sektor pariwisata
menyumbang devisa bagi Negara sebesar 11.166,13 juta dolar Amerika Serikat
dengan total jumlah wisatawan pada tahun 2015 sebesar 10 juta lebih. Untuk lebih
lengkapnya mengenai Kontribusi sektor Pariwisata dapat dilihat tabel di bawah
ini:

No

Tabel 1.1
Kontribusi Pariwisata dalam perolehan devisa Tahun 2012-2014
(dalam miliar USD)
Tahun
Jumlah

1

2012

9.120,89

2

2013

10.054,15

3

2014

11.166,13

Sumber data: Data Badan Pusat Statistik 2017

Dari data di atas menunjukan bahwa kontribusi pariwisata dalam perolehan
devisa Negara meningkat dengan cukup baik dan juga mengalami kenaikan dari
tahun ketahun. Lalu dibawah ini adalah tabel jumlah wisman tahun 2013-2015.

4

Tabel 1.2
Jumlah Wisman yang datang ke Indonesia Tahun 2013-2015
No
Tahun
Jumlah
1

2013

8.802. 129

2

2014

9.435,411

3

2015

10.230,775

Sumber data: Data Badan Pusat Statistik 2017
Data di atas memberikan gambaran bahwa setiap tahunnya ada jutaan
wisatawan mancanegara yang berwisata ke Indonesia, dan semakin meningkat
setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki potensi di sektor
pariwisata. Tempat-tempat wisata di Indonesia memiliki daya tarik yang kuat
terhadap wisatawan, baik wisata alam, wisata budaya, maupun wisata religi.
Selain mampu menarik wisatawan, Indonesia juga begitu kaya, ada ribuan bahkan
puluhan ribu objek wisata yang tersedia di Indonesia. Menurut data dalam
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Tahun 2010-2025 dari Kementrian
Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif, Indonesia memiliki 222 Kawasan
Pengembangan Pariwisata Nasional (KPPN) di 50 Destinasi Pariwisata Nasional,
dan 88 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional.
Hal

di

atas

memberikan

gambaran

bahwa

pemerintah

begitu

memperhatikan sektor pariwisata. Banyak usaha yang dilakukan oleh pemerintah
untuk pengembangan sektor pariwisata yang mampu menyumbang pertambahan
devisa Negara. Suatu Negara yang mengembangkan pariwisata sebagai suatu
industri di negaranya, maka lalu lintas orang-orang (wisatawan) tersebut ternyata

5

memberi keuntungan dan memberi hasil yang tidak sedikit dan bahkan
memberikan pendapatan

utama, melebihi export, bahan-bahan mentah, hasil

tambang yang di hasilkan Negara tersebut. (Muljadi, 2012:110). Usaha yang
dilakukan pemerintah di sektor wisata salah satunya adalah semakin gencarnya
pemerintah mempromosikan pariwisata yang ada di Indonesia atau visit Indonesia
guna menarik wisatawan dan juga semakin gencarnya pemerintah melakukan
pembangunan dan pengembangan kawasan pariwisata.
Pembangunan dan pengembangan kawasan wisata atau destinasi wisata kini
banyak menjadi prioritas pembangunan guna mendatangkan kembali wisatawan
yang telah berkunjung, dan semakin menarik minat wisatawan yang belum
berkunjung, selain itu. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 50
Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Nasional
Tahun 2010-2025 mengatakan bahwa visi pembangunan kepariwisatan adalah
terwujudnya pariwisata berkelas dunia, berdaya saing, berkelanjutan, mampu
mendorong pembangunan daerah dan kesejahteraan rakyat. Hal ini seperti yang
telah dijelaskan dalam Undang-undang No. 10 Tentang Kepariwisataan dalam
Bab I pasal 3 yang berbunyi kepariwisataan berfungsi memenuhi kebutuhan
jasmani, rohani, dan intelektual setiap wisatawan dengan rekreasi dan perjalanan
serta meningkatkan pendapatan Negara untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat.
pasal 4 juga menyatakan bahwa kepariwisataan bertujuan beberapa hal yaitu
untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan
rakyat dan lain-lain.

6

Dalam era globalisasi sekarang ini, bidang pariwisata merupakan salah Satu
kegiatan yang mempunyai peranan yang sangat strategis dalam menunjang
pembangunan perekonomian nasional. Sektor ini dicanangkan selain sebagai salah
satu sumber penghasil devisa yang cukup andal, juga merupakan sector yang
mampu menyerap tenaga kerja dan mendorong perkembangan investasi. Untuk
mengembangkan sektor ini pemerintah berusaha keras membuat rencana dan
berbagai kebijakan yang mendukung kearah kemajuan sektor ini. Salah satu
kebijakan tersebut adalah menggali, menginventarisir dan mengembangkan
obyek-obyek wisata yang ada sebagai daya tarik utama bagi wisatawan.
Provinsi Banten merupakan sebuah provinsi dimana terdapat berbagai
tempat wisata dan sangat terkenal dengan wisata religinya dan wisata Cagar
Budayanya. Dalam undang-undang Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010
Tentang Cagar Budaya adalah Cagar Budaya merupakan kekayaan budaya bangsa
sebagai wujud pemikiran dan perilaku kehidupan manusia yang penting artinya
sebagai pemahaman dan pengembangan sejarah, ilmu pengetahuan, dan
kebudayaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sehingga
perlu dilestarikan dan dikelola secara tepat melalui upaya perlindungan,
pengembangan, dan pemanfataan dalam rangka memajukan kebudayaan nasional
untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Cagar Budaya terdiri dari dua jenis
yaitu Cagar Budaya bergerak dan tidak bergerak. Cagar Budaya bergerak adalah
cagar budaya yang dapat berpindah tempat dari satu tempat ke tempat lain contoh
seperti alat upacara keagamaan, mata uang, perhiasan, Sedangkan Cagar Budaya
tidak bergerak adalah cagar budaya yang tidak dapat berpindah tempat contohnya

7

bangunan dan hunian. (Pratiwi:2013).

Dari penjelasan mengenai cagar budaya

baik yang bergerak dan tidak bergerak, di bawah ini disajikan data cagar budaya
yang tidak bergerak tahun 2013 yang dimiliki oleh Provinsi Banten.
Tabel 1.3
Data Cagar Budaya Tidak Bergerak Tahun 2013
KLASIFIKASI
PROPINSI KABUPATEN/KOTA KODE
SUDAH PENGUSULAN BELUM

JUMLAH
BELUM
DIREGISTRASI

Kab. Serang

01

5

2

22

-

29

Kab. Pandeglang

02

5

3

18

11

37

Kab. Lebak

03

3

2

30

10

45

04

1

-

8

1

10

Kab. Tangerang

05

-

-

11

8

19

Kota Tangerang

06

-

2

7

5

14

Kota Serang

07

10

4

53

BANTEN Kota Cilegon

Jumlah
24
13
149
35
Sumber : BPCB Jabar, Banten, Lampung, DKI Jakarta
Dinas Budaya dan Pariwisata Provinsi Banten 2013

67
221

Data di atas menunjukkan betapa kayanya Banten dengan cagar budaya
dengan jumlah total

221

cagar budaya dengan yang sudah dilegalkan

berdasarkan surat keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan sebanyak 24
cagar budaya, sebanyak 13 cagar budaya baru diusulkan oleh Balai Pelestarian
Cagar Budaya untuk dilegalkan berdasarkan surat keputusan menteri pendidikan
dan kebudayaan, sebanyak 149 cagar budaya yang belum diusulkan untuk
dilegalkan berdasarkan surat keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan tetapi
sudah tercatat di balai pelestarian cagar budaya, dan sebanyak 35 cagar budaya

8

yang belun teregistrasi di balai pelestarian cagar budaya. Jumlah tersebut hanya
jumlah cagar budaya yang tidak bergerak, belum termasuk dengan cagar budaya
yang bergerak. Walaupun masih banyak yang belum ditemukan namun ini tetap
saja jumlah yang cukup banyak untuk suatu daerah masih memiliki peninggalan
sejarah. Dari data diatas juga kita dapat simpulkan bahwa daerah di Banten yang
paling banyak memiliki benda cagar budaya adalah Kota Serang dengan total
jumlah cagar budaya sekitar 67, lebih banyak dari yang lainnya, dengan 10 cagar
budaya yang sudah dilegalkan berdasarkan surat keputusan menteri pendidikan
dan kebudayaan, 4 cagar budaya baru diusulkan oleh Balai Pelestarian Cagar
Budaya untuk dilegalkan berdasarkan surat keputusan menteri pendidikan dan
kebudayaan, dan 53 cagar budaya yang belum diusulkan untuk dilegalkan
berdasarkan surat keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan tetapi sudah
tercatat di balai pelestarian cagar budaya. Banyaknya cagar budaya yang belum
diusulkan di karenakan masih kurangnya sumber daya manusia dalam melakukan
pendataan cagar budaya dan masih minimnya sumber daya seperti arkeolog
menyebabkan masih banyaknya pula cagar budaya yang sudah terindikasi namun
belum ditemukan. (Menurut wawancara peneliti dengan Bapak Fajar selaku
Kepala Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama. 10 Februari 2017 Pukul
14.00 WIB, Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama)
Pariwisata di Provinsi Banten masih diperlukannya pengembangan dari
berbagai sektor, oleh karena itu sesuai dengan otonomi daerah Provinsi Banten
memberikan wewenang kepada Kabupaten atau Kota untuk mengelola
pariwisatanya masing-masing. Tidak terkecuali kepada pemerintah Kota Serang

9

sendiri yang diberikan wewenang oleh Provinsi Banten untuk mengelola
pariwisatanya.
Di Kota Serang sendiri terdapat pariwisata Banten Lama yang terkenal dengan
wisata Banten Lama sebagai tempat wisata purbakala, budaya, minat khusus,
pendidikan, dan kuliner. Pada Kawasan Banten Lama ini terdiri dari banyak cagar
budaya yang akan dirinci pada tabel di bawah ini.
Tabel 1.4
Cagar Budaya yang ada Di Kawasan Wisata Banten Lama
No

Nama Cagar Budaya

1

Masjid Agung Banten Lama

2

Alun-alun Masjid Agung Kesultanan Banten

3

Menara Masjid Agung Banten

4

Tiyamah

5

Keraton Surosowan

6

Jembatan Rantai

7

Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama

8

Benteng Spelwijk

9

Klenteng Avalokitesvara

10

Kherkof

11

Masjid Pecinan

12

Pengindelan Abang

13

Tasikardi

14

Karang Antu

15

Keraton Kaibon

16

Masjid Kenari

17

Komplek Pemakaman Maulana Yusuf

Sumber: Dokumentasi Benda Cagar Budaya dan Kepurbakalaan
Provinsi Banten 2015

10

Dapat terlihat dari catatan pengunjung yang datang ke Kawasan Wisata
Banten Lama cukup banyak, pada tabel jumlah pengunjung di bawah ini yaitu:
Tabel 1.5
Data Pengunjung Museum 2015 dan 2016
Tahun
Bulan
2015
2016

No

Persentasi
kenaikan dan
penurunan

1

Januari

4.764

7.727

52,74 %

2

Februari

5.440

4.664

-16,63 %

3

Maret

5.214

5.929

13,71 %

4

April

5.909

7.073

19,69 %

5

Mei

6.070

6.075

0,08 %

6

Juni

3.383

1.204

-180,9 %

7

Juli

8.846

10.515

18,86 %

8

Agustus

3.486

2.942

-18,49 %

9

September

5.489

5.796

5,59 %

10

Oktober

5.572

7.344

31,80 %

11

November

7.459

7.907

6,00 %

12

Desember

7.274

7.829

7,62 %

68.906

75.005

8,85 %

Total

Sumber: Data Museum Kepurbakalaan Banten Lama 2017

Data Pengunjung di atas menunjukkan bahwa wisatawan cukup antusias
untuk mengunjungi kawasan wisata cagar budaya di kawasan wisata Banten Lama
karena bila dilihat dari tahun 2015 dengan tahun 2016 adanya kenaikan dari
wisatawan yang berkunjung.

11

Tetapi berdasarkan observasi awal peneliti mendapati ketidakpuasan dari
para pengunjung dan kondisi yang tidak semestinya seperti banyaknya pedagang
kaki lima yang memadati kawasan zona satu yang seharusnya tidak diperbolehkan
adanya bangunan maupun aktivitas kepariwisataan, banyaknya pengemis yang
mengurangi kenyamanan dari wisatawan dan kumuhnya kondisi yang berada di
beberapa tempat di Banten Lama seperti Masjid Agung Lama, Alun-alun Masjid
Agung Kesultanan Banten, Menara Masjid Agung Banten, Keraton Surosowan,
Jembatan Rantai, Benteng Spelwijk, Pengindelan Abang dan Pelabuhan
Karangantu. Hal ini diperkuat dengan pernyataan media online Banten Raya
bahwa Wisatawan luar Banten mengeluhkan kumuhnya kawasan Banten Lama di
Kecamatan Kasemen, Kota Serang. Tidak hanya kumuh karena banyaknya
pengemis, kekumuhan juga disebabkan oleh banyaknya pedagang yang
membangun lapak dagangan tanpa estetika dan penataan yang rapi. Keluhan itu
sendiri sering sampai ke telingan Camat Kasemen. (diakses pada tanggal 28
Januari 2017, http://bantenraya.com/banten-raya/3-serang-raya/7852-wisatawankeluhkan-kumuhnya-banten-lama. )
Tidak hanya permasalahan seperti yang peneliti uraikan diatas, peneliti juga
mendapati penataan kawasan belum optimal dan juga infrastruktur pendukung
masih dirasakan kurang dikarenakan akses ruang public dan fasilitas umum yang
belum ada, seperti toilet umum, petunjuk jalan, kendaraan umum yang terintegrasi
dengan kawasan Banten Lama, kendaraan Pariwisata dan parkir yang masih
belum jelas parkir yang semestinya, dikarenakan terdapat parkir yang berada
dalam area Keraton Surosowan yang seharusnya tidak di perbolehkan untuk

12

parkir. Hal ini diperkuat dengan pernyataan media online Banten Raya bahwa
Dikatakan Iwan, Provinsi Banten sangat terkenal dengan wisata sejarah dan religi
Banten Lama. Wisatawan luar Banten menganggap kawasan Banten Lama
merupakan kawasan yang sangat indah dan terawat. Namun, mereka biasanya
akan kecewa setelah datang ke Banten Lama dan melihat fakta tidak seindah
dengan yang mereka bayangkan. Maka, pembenahan Banten Lama sangat
mendesak dilakukan. "Jalan menuju makam Maulana Yusuf juga sudah rusak
sejak lama dan dikeluhkan warga. Ini juga harus menjadi perhatian camat baru,
katanya. Camat Kasemen yang baru Subagyo mengatakan bahwa pembenahan
Banten Lama merupakan kewenangan Pemerintah Kota Serang dan Pemerintah
Provinsi Banten. Karena itu pihaknya akan berkoordinasi dengan kedua
pemerintahan tersebut. Pihaknya juga akan melaporkan masalah pedagang kaki
lima dan masalah lainnya yang menyangkut Banten Lama. "Jalan masuk Banten
Lama juga sudah tidak layak. Padahal, ini adalah ikon Provinsi Banten," katanya.
Ke depan pihaknya akan menggandeng semua elemen, seperti Forum Komunikasi
Serang Sehat pimpinan Embay Mulya Syarif, Muspika, tokoh masyarakat, dan
semua stakeholder yang terkait dengan penataan Banten Lama untuk bersamasama membenahi Banten Lama. (tohir). (diakses pada tanggal 28 Januari 2017,
http://bantenraya.com/banten-raya/3-serang-raya/7852-wisatawan-keluhkankumuhnya-banten-lama. )
Tidak hanya permasalahan seperti yang peneliti uraikan juga diatas, peneliti
juga mendapati adanya konflik pengelola yang berada pada Menara Banten Lama
dan Makan Sultan, konflik ini mengacu berdasarkan permintaan dari Sultan

13

Banten yang baru yakni Ratu Bagus Hendra Bambang Wisanggeni Soerjaatmadja
yang meminta kunci atas Manara Banten Lama dan Makam Sultan kepada pihak
kenadziran Banten Lama yang kemudian konflik ini naik kepengadilan untuk di
utuskan siapa yang berhak megelolannnya. Hal ini peneliti mendapatkan
informasi berdasarkan observasi dan wawancara yang diajukan kepada Saff
Pelaksana Bidang Destinasi Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Serang.
Maka sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 6 Tahun 2011
Tentang Rencana Tatat Ruang Wilayah Kota Serang Tahun 2010-2030 yang
berisikan bahwa Banten Lama ditetapkan sebagai kawasan strategis pada pasal 39
ayat 2 dimana kawasan strategis kota yang dimiliki pengaruh penting didalam
pengembangan sosial budaya masyarakat dan pelestarian cagar budaya ditetapkan
kawasan Bante Lama, dan dari sinilah selanjutnya Pemerintah Kota Serang
membuat Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2014 tentang Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Daerah Tahun 2015-2025. Peraturan Daerah ini
menjelaskan tentang pembangunan dan pengembangan kawasan wisata atau
destinasi wisata kini banyak menjadi prioritas pembangunan guna mendatangkan
kembali wisatawan yang telah berkunjung, dan semakin menarik minat wisatawan
yang belum berkunjung. Hal ini tercermin pada pasal 12 pada Peraturan Daerah
Kota Serang nomor 14 tahun 2014 tentang Rencana Induk Pembangunan
Kepariwisataan Daerah Tahun 2015 – 2025 menyatakan bahwa Banten Lama
sebagai KSPD (Kawasan Strategis Pariwisata Daerah) sebagaimana dimaksud
dalam 11 ayat 1 huruf b, meliputi, Pengaturan zonasi dan alur kunjungan
wisatawan yang jelas di masing-masing daya Tarik wisata sebagai upaya

14

perlindungan di lokasi yang memiliki nilai sejarah, Pelestarian cagar budaya dan
asset lainnya yang memiliki nilai sejarah, penataan dan pengembangan fasilitas
parkir terpadu untuk melayani pergerakan wisatawan di dalam kawasan,
pembangunan infrastruktur dan kelengkapan jalan yang mendukung pembantuan
kawasan pariwisata warisan budaya, penataan dan pengendalian ruang untuk
relokasi pedagang kaki lima serta pembangunan pusat oleh-oleh dan cinderamata
khas Banten disekitar jalan kawasan wisata. Pada bagian ketiga Pembangunan dan
Pengembangan Daya Tarik Wisata Pasal 15 ayat 2 dalam Peraturan Daerah Kota
Serang Nomor 14 Tahun 2014 Tentang Rencana Induk Pembangunan
Kepariwisataan Daerah Tahun 2015 – 2025 menyatakan bahwa arah kebijakan
pembangunan dan pengembangan DTW (Daya Tarik Wisata) sebagaimana
dimaksud dalam pada ayat (1), meliputi, Perintisan pengembangan DTW dalam
rangka mendorong pertumbuhan KSPD (Kawasan Strategis Pariwisata Daerah,
Pembangunan DTW untuk meningkatkan kualitas, daya saing dan daya Tarik
dalam rangka menarik minat sasaran pasar yang ada, Pemantapan daya Tarik
wisata untuk meningkatkan daya saing, dalam menarik kunjungan ulang
wisatawan dan sasaran pasar yang lebih luas; dan Revitalisasi DTW dalam upaya
peningkatan kualitas, berkelanjutan, daya saing dan daya Tarik pada KPD
(Kawasan Pariwisata Daerah).
Pemerintah Daerah telah membuat Strategi guna pengembangan pariwisata
di Kota Serang khususnya di Banten Lama, namun strategi ini belum mampu
memberikan yang signifikan dalam mengoptimalkan potensi yang ada, sehingga
untuk mengoptimalkan potensi yang ada serta meningkatkan kunjungan wisata

15

diperlukan suatu strategi pengembangan lain dalam upaya untuk mengembangkan
sektor pariwisata di Kota Serang. Pemerintah Kota Serang pun telah
melaksanakan pengembangan pada Banten Lama yang saat ini masih dalam
proses pengkajian bersama arkeolog Universitas Indonesia dan yang akan kedepan
akan melaksanakan revitalisasi dan membangun sarana prasana pendukung
kawasan pariwisata pada kawasan Banten Lama.
Berdasarkan pengamatan dan observasi yang dilakukan peneliti sejak bulan
Maret 2016 dan wawancara awal ke beberapa sumber terkait yaitu Pegawai Balai
Pelestarian Cagar Budaya Banten, Kepala Seksi Promosi Pariwisata Disparpora
Kota Serang dan Kepala Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama. Terlihat
beberapa masalah pada Strategi Strategi Strategi Pengembangan Kawasan
Strategis Pariwisata Daerah Banten Lama yang di kelola oleh Balai Pelestarian
Cagar Budaya Banten, Dinas Pariwisata Provinsi Banten, Dinas Pariwisata,
Pemuda dan Olahraga Kota Serang. maka terdapat masalah yaitu sebagai berikut:
Masalah Pertama, belum optimalnya penataan dan pengembangan fasilitas
parkir terpadu untuk melayani pergerakan wisatawan didalam kawasan. Hal ini
terlihat bahwa belum adanya pusat parkir yang disediakan sehingga peneliti
mendapati banyaknya parkir yang tidak pada tempatnya seperti pada area Keraton
Surosowan, Area Alun-alun Banten Lama yang seharusnya bukan dijadikan lahan
parkir. Hal serupa juga disampaikan oleh Kepala Museum Situs Kepurbakalaan
Banten Lama yang peniliti wawancarai mengatakan bahwa adanya pemusatan
parkir yang tersedia di Kawasan Banten Lama, sebenarnya sudah pernah ada dan
dibuat oleh pemerintah seperti yang berada di sebrang puskesmas Banten Lama,

16

tatapi karena tempat yang tidak strategis dan jauh dari masjid. (wawancara dengan
Kepala Museum Kepurbakalaan Banten Lama, S.S, 10 Februari 2017, 14.00 WIB,
di Kantor Kepala Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama).
Masalah Kedua, belum optimalnya penataan dan pengendalian ruang untuk
relokasi pedagang kaki lima serta pembangunan pusat oleh-oleh dan cinderamata
khas Banten disekitar jalan kawasan wisata. Hal ini terlihat bahwasannya masih
banyak pedagang kaki lima yang berdagang diarea yang seharusnya tidak
diperbolehkan berdagang terlihat oleh peneliti pada observasi awal dimana
terdapat para pedagang yang berjualan didalam kawasan Keraton Surosowan dan
kawasan masjid agung Banten Lama seperti pada gambar berikut.

Gambar 1.1
Kawasan Keraton Surosowan
Sumber: Peneliti 2017(diambil pada tanggal 10-02-2017)
Gambar 1.4 Kawasan Keraton Surosowan menggambarkan bahwa masih
banyak pedagang kaki lima yang berdagang diarea yang seharusnya tidak
diperbolehkan berdagang terlihat oleh peneliti pada observasi awal dimana

17

terdapat para pedagang yang berjualan didalam Kawasan Keraton Surosowan, hal
ini terjadi diakibatkan kurangnya lahan untuk berjualan. Hal serupa juga
disampaikan Kepala Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama yang peniliti
wawancarai mengatakan bahwa memang banyaknya pedagang kaki lima di
akibatkan tidaknya lahan yang menampung para penjual dan pemerintah juga
sempat memberikan lahan untuk berjualan tetapi dikarenakan tidak efektif karena
dianggap lahan terlalu jauh dan tidak stratgis maka penjual kembali ke pelataran
Keraton Surosowan dan karena memang Keraton Sorosowan tempat yang terdekat
dengan Masjid Agung Banten Lama. (wawancara dengan Bapak Fajar Satya
Burnama, S.S, 10 Februari 2017, 14.00 WIB, di Kantor Kepala Museum Situs
Kepurbakalaan Banten Lama).
Masalah Ketiga, belum optimalnya pengaturan zonasi dan alur kunjungan
wisatawan yang jelas. Hal ini terlihat dari bagaimana pintu masuk pariwisata
Cagar Budaya Banten Lama yang belum ada dan pada pengaturan alur kunjungan
wisatawan yang tidak jelas arahnya sehingga wisatawan bingung dalam arah pintu
masuk dan pintu keluar dikarenakan tidak adanya petunjuk arah yang tersedia di
Cagar Budaya Banten Lama. Hal serupa juga disampaikan oleh pengunjung yang
peniliti wawancarai mengatakan bahwa disini mah bingung susah nyari petunjuk
jalan kemana-kemananya. Apalagi kalau mau ke objek lain bingung nyarinya
(wawancara dengan Bapak Didi selaku wisatawan, 9 Maret 2016, 11.05 WIB, di
Pelataran Masjid Agung Banten).
Masalah Keempat, belum optimalnya pelestarian cagar budaya dan aset
lainnya yang memiliki nilai sejarah. Hal ini terlihat dari aset-aset yang masih

18

belum terurus diantarannya Keraton Surosowan yang teralantar dan banyaknya
sampah yang berserakan. Tidak hanya itu, peneliti melihat berdasarkan obsevasi
awal dimana terdapat perusakan cagar budaya seperti tembok yang tidak terawatt
dan adanya vandalism (Coret-coretan dinding yang tidak semestinya) seperti pada
gambar berikut.

Gambar 1.2
Kawasan Keraton Surosowan
Sumber: Peneliti 2017(diambil pada tanggal 10-02-2017)
Gambar 1.1 kawasan Keraton Surosowan menggambarkan bahwa kawasan
ini tidak terawat, dilihat dari banyaknya coret-coretan dan kawasan cagar
budayanyapun sudah terlihat usang, belum lagi bila dilihat dari kondisi
bangunannya yang kumuh kotor seperti tidak terawat, di tambah dengan kondisi
lingkungan yang tidak mendukung, kondisi demikian sama seperti pada Gambar
1.2 kawasan pengindelan Abang yang mana terdapat coret-coretan pada cagar
budaya. Kedua gambar tersebut pada Kawasan Wisata Cagar Budaya Banten
Lama, yang mana 2 dari 17 merupakan yang ditemui oleh peneliti, namun bukan

19

berarti 15 kawasan lainnya terawat dengan baik, 15 kawasan yang tidak
digambarkan memiliki kondisi yang hampir sama, kumuh, dan tidak terawat baik
oleh pemerintah maupun masyarakat sekitar.

Gambar 1.3
Kawasan Pengindelan Abang
Sumber: Peneliti 2017(diambil pada tanggal 10-02-2017)
Hal ini sangat disayangkan oleh pemerintah dan stakeholder pariwisata dan
cagar budaya, dimana bangunan Pengindelan Abang merupakan bangunan yang
mempunyai nilai sejarah tinggi dimana pada masa kejayaannya kerajaan Banten,
bangunan ini berfungsi untuk menjernihkan air dari situ tasik kardi dikarenakan
dan mempunyai peranan sangat penting bagi kehidupan pada masanya karena
letak kerajaan Banten yang berada di pesisir pantai seingga sangat menyulitkan
untuk mendapatkan air bersih guna untuk mandi dan minum penunjang kehidupan
sehari-hari.

20

Masalah kelima, belum optimalnya pembangunan infrastruktur dan
kelengkapan jalan yang mendukung pembantuan kawasan pariwisata budaya
seperti pada gambar berikut.

Gambar 1.4
Akses Jalan Menuju Banten Lama (Desa Banten)
Sumber: Peneliti 2017(diambil pada tanggal 10-02-2017)
Gambar 1.3 Akses jalan menuju Banten Lama menggambarkan bahwa
terlihat dari akses jalan menuju kawasan cagar budaya Banten Lama yang masih
rusak, tidak hanya itu dan fasilitas umum belum tesedia pada wisata cagar budaya
Banten Lama, seperti tong sampah, toilet umum, ruang ibu menyusui.
Masalah Keenam, Adanya konflik pengelola yang berada pada Menara
Banten Lama dan Makan Sultan, konflik ini mengacu berdasarkan permintaan dari
Sultan Banten yang baru yakni Ratu Bagus Hendra Bambang Wisanggeni
Soerjaatmadja yang meminta kunci atas Manara Banten Lama dan Makam Sultan
kepada pihak kenadziran Banten Lama yang kemudian konflik ini naik
kepengadilan untuk di utuskan siapa yang berhak megelolannnya. Hal ini peneliti
mendapatkan informasi berdasarkan observasi dan wawancara. (wawancara
dengan Staff pelaksana Bidang Destinasi Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga

21

Kota Serang, 9 Januari 2017, 11.00 WIB, di Dinas Pariwisata Pemuda dan
Olahraga Kota Serang).
Atas dasar latar belakang yang telah dipaparkan diatas, makan peneliti
tertarik untuk mengetahui permasalahan ini, oleh karena itu peneliti memberi
judul “Strategi Pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata Daerah Banten
Lama Kota Serang”.

1.2 Identifikasi Masalah
Dalam bagian ini peneliti akan menuliskan berbagai permasalahan yang
ada pada objek penelitian yang akan diteliti. Seperti yang telah disinggung di
dalam latar belakang masalah yang telah peneliti sampaikan di atas, Peneliti
menyimpulkan ada beberapa masalah dalam Strategi Pengembangan Kawasan
Strategis Pariwisata Daerah Banten Lama Kota Serang:
1. Adanya Penataan dan pengembangan fasilitas parkir terpadu yang belum
optimal dalam melayani pergerakan wisatawan didalam kawasan Banten
Lama.
2. Belum sesuainya Penataan dan pengendalian ruang untuk relokasi pedagang
kaki lima serta pembangunan pusat oleh-oleh dan cinderamata khas Banten.
3. Belum adanya pengaturan zonasi dan alur kunjungan wisatawan di Banten
Lama yang mengakibat belum adanya arah petunjuk keluar masuk dan keluar.
4. Masih minimnya atas pelestarian benda cagar budaya dan aset lainnya dalam
kawasan Banten Lama yang memiliki nilai sejarah.

22

5. Masih

belum

tercapainya

dalam

pembangunan

dan

pengembangan

Infrastruktur dan kelengkapan jalan yang mendukung pembantuan kawasan
pariwisata budaya.
6. Adanya konflik pengelola Kenadziran dengan Sultan Banten atas perebutan

kunci Menara Banten Lama dan Makan Sultan.

1.3 Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini Peneliti mencoba membatasi ruang lingkup
permasalahan karena keterbatasan peneliti sendiri dan agar penelitian ini tidak
menyimpang dari tujuannya. Maka, penelitian ini fokus pada objek penelitian
yaitu mengenai Strategi Pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata Daerah
Banten Lama Kota Serang.
1.4 Perumusan Masalah
Berdasarkan pada pembatasan masalah di atas maka, perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Strategi Pengembangan Kawasan
Strategis Pariwisata Daerah Banten Lama Kota Serang?”.
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan

dari

penelitian

ini

adalah

untuk

mengetahui

Strategi

Pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata Daerah Banten Lama Kota Serang,
untuk meningkatkan dan mengoptimalisasi potensi yang ada di Destinasi tersebut.
1.6 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis

23

Manfaat penelitian untuk kepentingan teoritis dapat menjadi penambahan
pemahaman bagi Peneliti mengenai Strategi Pengembangan Kawasan Strategis
Pariwisata Daerah Banten Lama Kota Serang. dan juga dapat menjadi bahan
masukan dalam kajian ilmiah untuk proses strategi yang seharusnya dilakukan
untuk mengembangkan dan melestarikan Kawasan Strategis Pariwisata Daerah
Banten Lama agar Kawasan Wisata yang layak dapat tercipta di Kawasan Wisata
Banten Lama, sehingga banyak wisatwan tertarik untuk berkunjung kesana.
2. Manfaat Praktis
Manfaat penelitian untuk kepentingan praktis yaitu untuk membantu
pemberian informasi mengenai kondisi Kawasan Wisata Banten Lama, yang mana
kawasan ini sangat berpotensi , terlebih lagi jika di lakukan pengembangan dan
penataan kawasan tersebut. Selain itu juga, kegunaan dari penelitian ini adalah
sebagai bahan pengambil kebijakan dalam hal ini Kota Serang dan juga Provinsi
Banten dalam Strategi Pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata Daerah
Banten Lama Kota Serang.
1.7 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah menggambarkan ruang lingkup dan kedudukan
yang akan diteliti dalam bentuk uraian secara deskriptif, dari ruang lingkup
yang palng umum hingga menarik kearah yang paling spesifik dan relevan
dengan judul. Materi dari uraian ini dapat bersumber pada hasil penelitian
dari yang sudah ada sebelumnya, hasil pengamatan dan wawancara dengan

24

pihak terkait. Latar belakang masalah perlu pada diuraikan secara actual
dan logis.
1.2 Identifikasi Masalah
Menjelaskan identifikasi terhadap permasalahan yang muncul dari uraian
pada latar belakang masalah diatas, identifikasi maslaah dapat diajukan
dalam bentuk pernyataan.
1.3 Batasan Masalah
Menjelaskan keterbatasan kemampuan dan kemampuan berfikir peneliti
terhadap permasalahan dari uraian latar belakang dan identifikasi masalah.
1.4 Rumusan Masalah
Dari sejumlah masalah hasil identifikasi peneliti diatas, ditetapkan masalah
yang paling penting yang berkatan dengan focus penelitian. Pembatasan
masalah mencakup focus dan lokus penelitian, termasuk didalamnya
membuat batasan definisi konsep dan operasional yang digunakan dalam
penelitian.
1.5 Tujuan Penelitian
tujuan peneliti mengungkapkan tentang susunan yang ingin dicapai dengan
dilaksanakannya peneliti terhadap masalah yang telah dirumuskan. Isi dan
tujuan penelitian sejalan dengan isi dari tujuan penelitian.
1.6 Tujuan Penelitian
Menjelaskan manfaat penelitian yang terdiri dari manfaat teoritis dan
praktis temuan penelitian.
1.7 Sistematika Penelitian

25

Sistematika penulisan menjelaskan tentang isi bab per bab secara singkat
dan jelas
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ASUMSI
DASAR PENELITIAN
2.1 Landasan Teori
Landasan teori berupa menguji teori dan konsep yang relevan dengan
permasalahan dan variable penelitian, kemudian menyusunnya secara
teratur dan rapi sehingga akan memperoleh konsep penelitian yang jelas.
2.2 Penelitian Terdahulu
Menjelaskan kajian penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti
sebelumnnya yang dapat diambil dari berbagai sumber ilmiah atau peneliti
sebelumnnya.
2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian
Menggambarkan

alur

pikiran

penelitin

sebagai

kelanjutan

dari

perbincangan kajian teori untuk memberikan penjelasan kepada pembaca
mengenai hipotesisnya dan penjelasan tersebut dilengkapi dengan sebuah
bagan.
2.4 Asumsi Dasar
Asumsi dasar menjelaskan tentang pemikiran awal peneliti terhadap suatu
masalah atau kajian yang diteliti. Biasanya untuk memperjelas maksud
peneliti, dan peneliti menggunakan presentase dalam asumsi dasar.

26

BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian
Bagian ini menguraikan tentang tipe/pendelatan penelitian atau metode
dari suatu penelitian.
3.2 Ruang Lingkup/Fokus Penelitian
Membatasi dan menjelaskan substansi materi kajian penelitian yang akan
dilakukan.
3.3 Lokasi Penelitian
Menjelaskan tempat (locus) penelitian dilaksanakan
3.4 Variabel Penelitian
a. Variabel Konsep
memberikan penjelasan tentang konsep dari variable yang akan diteliti
menurut pendapat peneliti.
b.Variabel Operasional
merupakan penjabaran konsep atau variable penelitian dalam rincian yang
terukut.
3.5 Instrumen Penelitian
Menjelaskan tentang instrument penelitian yang digunakan oleh peneliti
dalam melakukan peneliti. Dalam penelitian kualitatif instrument
penelitian yang digunakan adalah peneliti itu sendiri.
3.6 Informan Penelitian
Menjelaskan informan penelitian yang mana yang memberikan berbagai
macam informasi yang dibutuhkan sesuai dengan penelitian.

27

3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Menjelaskan teknik analisa beserta resionalisasinya yang sesuai dengan
sifat data yang diteliti.
3.8 Jadwal Penelitian
Menjelaskan tentang waktu penelitian secara rinci dari awal sampai akhir
penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Obyek Penelitian
Menjelaskan tentang obyek penelitian yang meliputi lokasi penelitian
secara jelas, struktur organisasi dari populasi/sampel (dalam penelitian ini
menggunakan istilah informan) yang telah ditemukan serta hal lain yang
berhubungan dengan obyek penelitian.
4.2 Deskripsi Data
Menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah dari data mentah dengan
menggunakan teknik analisis data yang relevan.
4.3 Temuan Lapangan
Menjelaskan hasil penelitian yang telah di olah dari data mentah dengan
menggunakan teknik analisis data kualitatif.
4.4 Pembahasan
Merupakan pembahasan lebih lanjtu dari lebih rinci terhadap hasil
penelitian.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan

28

Menyimpulkan hasil penelitian yang diungkapkan secara jelas, singkat dan
juga

mudah

dipahami.

Kesimpulan

juga

harus

sejalan

dengan

permasalahan serta asumsi dasarr penelitian.
5.2 Saran
Memiliki isi berupa tindak lanjut dari sumbangan penelitian terhadap
bidang yang diteliti baik secara teoritis maupun secara praktis.
DAFTAR PUSTAKA
Berisi daftar referensi yang digunakan dalam penyusunan laporan
penelitian skripsi.
LAMPIRAN
Berisi daftar dokumen-dokumen yang menunjang data penelitian

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN ASUMSI DASAR PENELITIAN

2.1 Deskripsi Teori
Deskripsi teori menjelaskan tentang teori-teori dan atau konsep yang
dipergunakan dalam penelitian yang sifatnya utama di mana tidak tertutup
kemungkinan untuk bertambah seiring dengan pengambilan data di lapangan.
(Fuad dan Nugroho, 2012:56). Deskirpsi teori menjadi pedoman dalam penelitian
ini dan untuk menterjemahkan fenomena-fenomena sosial yang terjadi dalam
penelitian. Teori yang relevan peneliti kaji sesuai dengan masalah-masalah yang
telah diuraikan pada bab sebelumnya.
2.1.1 Konsep Strategi
Istilah strategi berasal dari bahasa yunani strategeia (stratos : militer,
dan ag : pemimpin) yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang
jenderal, dimana jenderal tersebut dibutuhkan untuk memimpin suatu
angkatan perang agar dapat memenangkan perang. Strategi merupakan cara
terbaik yang dijalankan untuk mencapai tujuan tertentu.
Strategi adalah aksi potensial yang membutuhkan keputusan
manajemen puncak dan sumber daya perusahaan dalam jumlah yang besar.
Selain

itu,

strategi

mempengaruhi

perkembangan

jangka

panjang

perusahaan, biasanya unt