BAB II KAJIAN PUSTAKADAN RUMUSAN HIPOTESIS A. Keberhasilan 1. Keberhasilan Program Pemberdayaan Masyarakat - BAB II IKA DENI FEFRIANI GEOGRAFI'14

BAB II KAJIAN PUSTAKADAN RUMUSAN HIPOTESIS A. Keberhasilan 1. Keberhasilan Program Pemberdayaan Masyarakat Menurut Jim Ife (dalam Zubaedi 2013:24) keberhasilan program

  pemeberdayaan masyarakat adalah masyarakat yang memiliki power (daya) sehingga dapat meningkatkan harkat dan martabatnya yang sedang dalam kondisi miskin, sehingga mereka dapat melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Upaya pemberdayaan masyarakat perlu didasari pemahaman bahwa munculnya ketidakberdayaan masyarakat akibat masyarakat tidak memiliki kekuatan (powerless). Jim Ife mengidentifikasikan beberapa jenis kekuatan yang dimiliki masyarakat dan dapat digunakan untuk memberdayakan mereka : a. Kekuatan atas pilihan pribadi : upaya pemberdayaan dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menentukan pilihan pribadi atau kesempatan untuk hidup lebih baik

  b. Kekuatan dalam menentukan kebutuhannya sendiri : pemberdayaan dilakukan dengan mendampingi mereka untuk merumuskan kebutuhannya sendiri.

  c. Kekuatan dalam kebebasan berekspresi : pemberdayaan masyarakat dilakukan dengan mengembangkan kapasitas mereka untuk bebas berekspresi dalam bentuk budaya public. d. Kekuatan kelembagaan : pemberdayaan dilakukan dengan meningkatkan aksesbilitas masyarakat terhadap kelembagaan, pendidikan, kesehatan, keluarga, keagamaan, system kesejahteraan social, struktur pemerintahan, media dan sebagainya.

  e. Kekuatan sumber daya ekonomi : pemberdayaan dilakukan dengan meningkatkan aksesbilitas dan control terhadap aktifitas ekonomi.

  f. Kekuatan dalam kebebasan reproduksi : pemberdayaan dilakukan dengan memberikan kebebasan kepada masyarakat dalam menentukn proses reproduksi.

2. Indikator Keberhasilan Program

  Sebelum melakukan pemantauan, pengawasan dan evaluasi terlebih dahulu keberhasilan yang akan dicapai dalam pelaksanaan program harus diketahui, indikator yang digunakan dalam program adalah:

  a. Indikator input Digunakan untuk mengukur jumlah sumber daya (dana, anggaran SDM, peralatan/sarana prasarana, material lainnya) yang digunakan untuk mencapai tujuan program.

  b. Indikator proses Untuk menggambarkan perkembangan atau aktivitas yang dilakukan/ terjadi dalam pelaksanaan dalam pelaksanaan kegiatan (partisipasi, iuran wajib, kepengurusan kelompok) c. Indikator pengembalian Untuk mengukur proses pengembalian dana pinjaman dari suatu program, sejauh mana terlaksana sesuai rencana (proses pengembalian dana pinjaman)

  d. Indikator hasil Untuk menggambarkan hasil nyata dari keluaran suatu kegiatan.

  (jumlah kelompok yang ikut dalam kegiatan SPP, jumlah pertumbuhan permodalan pertahun) e. Indikator dampak

  Diketahui untuk mengetahui sejauh mana pencapaian tujuan umum dari program (dampak kesejahteraan anggota kelompok setelah mengikuti kegiatan SPP) (Pedoman Umum PNPM MD, 2007 dengan modifikasi).

B. Pemberdayaan Masyarakat 1. Pengertian

  Pemberdayan masyarakat adalah upaya meningkatkan kemampuan dan potensi yang dimiliki masyarakat, sehingga masyarakat dapat mewujudkan jati diri, harkat dan martabatnya secara maksimal untuk bertahan dan mengembangkan diri secara mandiri baik dibidang ekonomi, social, agama dan budaya (Widjaja, 2003:169).

  Pemerdayaan masyarakat terutama dipedesaan tidak cukup hanya dengan upaya meningkatkan produktiitas, memberikan kesemptan usaha yang sama atau member modal saja. Tetapi harus diikuti pula dengan perubahan struktur social ekonomi masyarakat, mendukung berkembangnya potensi masyarakat melalui peningkatan peran, produktivitas dan efisiensi (Suhartino, 2005:68)

  Pemberdayaan masyarakat adalah upaya menumbuhkan kapasitas dan kapabilitas masyarakat untuk meningkatkan posisi tawar (bargaining

  

power) , sehingga memiliki akses dan dan kemampuan untuk mengambil

  keuntungan timbal balik dalam bidang ekonomi, politik, sosial dan budaya (Pedoman umum PNPM, 2007).

  Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat golongan masyarakat yang sedang dalam kondisi miskin, sehingga mereka dapat melepaskan diri dari perengkap kemiskinan dan keterbelakangan (Zubaedi, 2013:26). Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun kemampuan masyarakat, dengan mendorong, memotivasi, membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki dan berupaya untuk mengembangkan potensi itu menjadi tindakan nyata.

  Menurut Chambers dalam (Zubaedi, 2013:25) pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi yang merangkum nilai-nilai social. Konsep ini mencerminkan paradigm baru pembngunan yang bersifat

  “people-iconetered”, participatory,

empowering, and sustainable. konsep pemberdayaa lebih luas dari sekadar

  upaya untuk memenuhi kebutuhan dasar atau sekadar mekanisme untuk mencegah proses pemiskinan lebih lanjut (safety net).

C. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) 1. Pengertian

  PNPM adalah program nasional dalam wujud kerangka kebijakan sebagai dasar dan acuan pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat.PNPM dilaksanakan melalui harmonisasi dan pengembangan system serta mekanismedan prosedur program, penyediaan pendampingan, dan pendanaan stimulan untuk mendorong prakarsa dan inovasi masyarakat dalam upaya penanggulangan kemiskinan yang berkelanjutan. (Pedoman Umum PNPM MD: 2010)

  Visi PNPM Mandiri Perdesaan adalah tercapainya kesejahteraan dan kemandirian masyarakat miskin perdesaan. Kesejahteraan berarti terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat. Kemandirian berarti mampu mengorganisir diri untuk memobilisasi sumber daya yang ada di lingkungannya, mampu mengakses sumber daya di luar lingkungannya, serta mengelola sumber daya tersebut untuk mengatasi masalah kemiskinan. Misi PNPM Mandiri Perdesaan adalah: (1) peningkatan kapasitas masyarakat dan kelembagaannya; (2) pelembagaan sistem pembangunan partisipatif; (3) pengefektifan fungsi dan peran pemerintahan lokal; (4) peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana sarana sosial dasar dan ekonomi masyarakat; (5) pengembangan jaringan kemitraan dalam pembangunan.

2. Tujuan PNPM

  a. Tujuan Umum Tujuan Umum PNPM Mandiri Perdesaan adalah meningkatnya kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin di perdesaan dengan mendorong kemandirian dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan (Pedum PNPM MD: 2007).

  b. Tujuan Khusus 1) Meningkatkan partisipasi seluruh masyarakat, khususnya masyarakat miskin dan atau kelompok perempuan, dalam pengambilan keputusan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pelestarian pembangunan

  2) Melembagakan pengelolaan pembangunan partisipatif dengan mendayagunakan sumber daya lokal 3) Mengembangkan kapasitas pemerintahan desa dalam memfasilitasi pengelolaan pembangunan partisipatif 4) Menyediakan prasarana sarana sosial dasar dan ekonomi yang diprioritaskan oleh masyarakat 5) Melembagakan pengelolaan dana bergulir 6) Mendorong terbentuk dan berkembangnya kerjasama antar desa 7) Mengembangkan kerja sama antar pemangku kepentingan dalam upaya penanggulangan kemiskinan perdesaan.

3. Prinsip Dasar PNPM Mandiri Perdesaan

  Sesuai dengan Pedoman Umum, PNPM Mandiri Perdesaan mempunyai prinsip atau nilai-nilai dasar yang selalu menjadi landasan atau acuan dalam setiap pengambilan keputusan maupun tindakan yang akan diambil dalam pelaksanaan rangkaian kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan. Nilai-nilai dasar tersebut diyakini mampu mendorong terwujudnya tujuan PNPM Mandiri Perdesaan (Pedum PNPM MD: 2010).

  Prinsip-prinsip itu meliputi: a.

   Bertumpu pada pembangunan manusia. Pengertian prinsip bertumpu

  pada pembangunan manusia adalah masyarakat hendaknya memilih kegiatan yang berdampak langsung terhadap upaya pembangunan manusia daripada pembangunan fisik semata

  b. Otonomi. Pengertian prinsip otonomi adalah masyarakat memiliki hak dan kewenangan mengatur diri secara mandiri dan bertanggung jawab, tanpa intervensi negatif dari luar

  c. Desentralisasi. Pengertian prinsip desentralisasi adalah memberikan ruang yang lebih luas kepada masyarakat untuk mengelola kegiatan pembangunan sektoral dan kewilayahan yang bersumber dari pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan kapasitas masyarakat d. Berorientasi pada masyarakat miskin. Pengertian prinsip berorientasi pada masyarakat miskin adalah segala keputusan yang diambil berpihak kepada masyarakat miskin e. Partisipasi. Pengertian prinsip partisipasi adalah masyarakat berperan secara aktif dalam proses atau alur tahapan program dan pengawasannya, mulai dari tahap sosialisasi, perencanaan, pelaksanaan, dan pelestarian kegiatan dengan memberikan sumbangan tenaga, pikiran, atau dalam bentuk materill

  f. Kesetaraan dan keadilan gender. Pengertian prinsip kesetaraan dan keadilan gender adalah masyarakat baik laki-laki dan perempuan mempunyai kesetaraan dalam perannya di setiap tahapan program dan dalam menikmati manfaat kegiatan pembangunan,kesetaraan juga dalam pengertian kesejajaran kedudukan pada saat situasi konflik

  g. Demokratis. Pengertian prinsip demokratis adalah masyarakat mengambil keputusan pembangunan secara musyarawah dan mufakat h. Transparansi dan Akuntabel. Pengertian prinsip transparansi dan akuntabel adalah masyarakat memiliki akses terhadap segala informasi dan proses pengambilan keputusan sehingga pengelolaan kegiatan dapat dilaksanakan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan baik secara moral, teknis, legal, maupun administratif i. Prioritas. Pengertian prinsip prioritas adalah masyarakat memilih kegiatan yang diutamakan dengan mempertimbangkan kemendesakan dan kemanfaatan untuk pengentasan kemiskinan j. Keberlanjutan. Pengertian prinsip keberlanjutan adalah bahwa dalam setiap pengambilan keputusan atau tindakan pembangunan, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pemeliharaan kegiatan harus telah mempertimbangkan sistem pelestariannya.

  4. Sasaran PNPM Mandiri Perdesaan

  a. Lokasi Sasaran: Lokasi sasaran PNPM Mandiri Perdesaan meliputi seluruh kecamatan perdesaan di Indonesia yang dalam pelaksanaannya dilakukan secara bertahap dan tidak termasuk kecamatan-kecamatan kategori kecamatan bermasalah dalam PPK/PNPM Mandiri Perdesaan.

  b. Kelompok Sasaran 1) Masyarakat miskin di perdesaan, 2) Kelembagaan masyarakat di perdesaan, 3) Kelembagaan pemerintahan lokal.

  5. Kriteria dan Jenis Kegiatan

  a. Kegiatan yang akan dibiayai melalui dana BLM diutamakan untuk kegiatan yang memenuhi kriteria: 1) Lebih bermanfaat bagi masyarakat miskin atau rumah tangga miskin 2) Berdampak langsung dalam peningkatan kesejahteraan 3) Dapat dikerjakan oleh masyarakat 4) Didukung oleh sumber daya yang ada 5) Memiliki potensi berkembang dan berkelanjutan b. Jenis-jenis kegiatan yang dibiayai melalui BLM PNPM Mandiri Perdesaan adalah sebagai berikut : 1) Kegiatan pembangunan atau perbaikan prasarana sarana dasar yang dapat memberikan manfaat jangka pendek maupun jangka panjang secara ekonomi bagi masyarakat miskin atau rumah tangga miskin

  2) Kegiatan peningkatan bidang pelayanan kesehatan dan pendidikan, termasuk kegiatan pelatihan pengembangan ketrampilan masyarakat (pendidikan nonformal)

  3) Kegiatan peningkatan kapasitas/ketrampilan kelompok usaha ekonomi terutama bagi kelompok usaha yang berkaitan dengan produksi berbasis sumber daya lokal (tidak termasuk penambahan modal)

  4) Penambahan permodalan simpan pinjam untuk Kelompok Perempuan (SPP). (Pedoman Umum PNPM, 2007) D.

   Dana Bergulir

  Dana bergulir adalah dana yang berasal dari dana BLM Program (PPK, PNPM-PPK, PNPM Mandiri Perdesaan) yang telah dikembalikan ke UPK sebagai pengelola dan digulirkan kembali ke masyarakat. Dengan berbagai penguatan perangkat/instrumen pengelolaan dan model pendampingan dalam program memberikan dampak yang menunjukkan hasil pengelolaan dana bergulir yang transparan dan mempunyai akuntabilitas (Pedum PNPM MD: 2007)

  1. Kegiatan Pengelolaan Dana Bergulir PNPM

  • – Mandiri Perdesaan bertujuan:

  a. Memberikan kemudahan akses permodalan usaha baik kepada masyarakat sebagai pemanfaat maupun kelompok usaha; b. Pelestarian dan pengembangan permodalan usaha yang berasal dari dana program sebelumnya (PPK dan PNPM

  • – Mandiri Perdesaan)
  • – yang sesuai dengan tujuan program sebelumnya (PPK dan PNPM Mandiri Perdesaan);

  c. Peningkatan kapasitas pengelola kegiatan dana bergulir di tingkat wilayah pedesaan; d. Menyiapkan kelembagaan UPK (dan lembaga pendukung lainnya) sebagai pengelola dana bergulir yang mengacu pada tujuan program secara akuntabel, transparan dan berkelanjutan;

  e. Peningkatan pelayanan kepada RTM dalam pemenuhan kebutuhan permodalan usaha melalui kelompok pemanfaat.

  • – 2. Adapun sasaran jenis kelompok dalam kegiatan dana bergulir PNPM

  Mandiri Perdesaan adalah :

  a. Kelompok Simpan Pinjam (KSP): adalah kelompok yang mempunyai kegiatan pengelolaan simpanan dan pinjaman dengan prioritas kelompok yang mempunyai anggota RTM, dalam hal ini adalah kelompok simpan pinjam perempuan (SPP); b. Kelompok Usaha Bersama(KUB) : adalah kelompok yang mempunyai kegiatan usaha yang dikelola secara bersama oleh anggota kelompok, dengan prioritas kelompok yang mempunyai anggota RTM; c. Kelompok Aneka Usaha: adalah kelompok yang anggotanya Rumah Tangga Miskin yang mempunyai usaha yang dikelola secara individual oleh anggota.

  3. Pengelolaan kegiatan dana bergulir dilakukan mengarah pada pelestarian dan pengembangan dana bergulir dengan ketentuan dasar sebagai berikut:

a. Pelestarian Kegiatan Dana Bergulir

  Pelestarian penyediaan dana permodalan bagi usaha mikro adalah upaya yang mengaraah pada pengembangan dana bergulir untuk permodalan usaha mikro pada wilayah program. Penyediaan dana permodalan tersebut merupakan kebutuhan prioritas masing- masing wilayah pada saat pelaksanaan program sehingga BLM telah dialokasikan sesuai dengan prioritas kebutuhan masyarakat.

  Penyediaan dana bergulir tersebut merupakan hak masyarakat yang berdomisili pada wilayah program sehingga dalam upaya pelestarian dana bergulir tidak diperkenankan memindahkan hak pelayanan kepada masyarakat keluar lokasi wilayah. Bentuk kegiatan dana bergulir adalah tetap menyediakan dana permodalan bagi pelaku usaha mikro di masyarakat bukan menggunakan dana untuk menjalankan suatu usaha pada sektor riil sehingga dalam upaya pelestarian dana bergulir tidak diperkenankan untuk mendanai kegiatan sektor riil yang dijalankan oleh UPK.

  b. Kemudahan akses pendanaan usaha bagi RTM.

  Kemudahan akses pendanaan bagi usaha mikro yang dilakukan oleh RTM yang tidak mempunyai akses langsung pada lembaga keuangan formal maupun informal.

  c. Pelestarian Prinsip Pengelolaan

  Prinsip-prinsip pengelolaan dana bergulir harus tetap mengacu pada prinsip PNPM

  • – Mandiri Perdesaan.

  d. Pelestarian Kelembagaan

  Pengelolaan dana bergulir usaha mikro harus tetap menggunakan ketentuan kelembagaan yang ada sesuai dengan ketentuan PNPM

  • – Mandiri Perdesaan seperti: UPK, kelompok peminjam (bukan peminjam secara individu), tim verifikasi, dan sebagainya.

  e. Pengembangan Kelompok

  Dalam pengelolaan dana bergulir usaha mikro harus tetap memperhatikan pengembangan kelompok yang mempunyai anggota RTM. Misalnya memberikan kesempatan kepada kelompok untuk menambah permodalan melalui pembagian keuntungan UPK dengan Insentif Pengembalian Tepat Waktu (IPTW).

E. Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga

1. Pengertian Sosial Ekonomi Kata sosial berasal dari kata “socius” yang artinya kawan (teman).

  Dalam hal ini arti kawan bukan terbatas sebagai teman sepermainan, teman kerja dan sebagainya.Yang dimaksud teman adalah mereka yang ada disekitar kita, yakni yang tinggal dalam suatu lingkungan tertentu dan mempunyai sifat yang saling mempengaruhi. Sedangkan istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu “oikos” yang artinya rumah tangga dan “nomos” yang artinya mengatur, jadi secara harafiah ekonomi berarti cara mengatur rumah tangga.(Widiawan, 2010). Sosial ekonomi orangtua sangat berpengaruh bagi pemenuhan kebutuhan hidup sehari- hari. Manusia sebagai mahluk sosial mempunyai potensi serta kepribadian yang memungkinkan dia diterima dalam pergaulan dengan individu yang lain.

  Karena setiap individu akan menyalurkan potensinya tersebut untuk kepentigan tertentu, kemudian individu yang lain dapat menerima dan mengakuinya. Atas dasar itulah dia akan mendapatkan status itu di dalam kelompok dimana dia berada.

  Status sosial ekonomi merupakan suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara sosial dalam posisi tertentu dalam struktur masyarakat, pemberian posisi ini disertai pula seperangkat hak dan kewajiban yang hanya dipenuhi sipembawa statusnya, misalnya: pendapatan, pekerjaan, pendidikan dan pemilikan. Sosial ekonomi dapat juga diartikan sebagai suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara sosial dan menetapkan seseorang dalam posisi tertentu dalam struktur masyarakat, ( Susanto : 2007:68).

  2. Klasifikasi Sosial Ekonomi Klasifikasi sosial ekonomi menurut Coleman & Cressey dalam Sumardi (2004) adalah:

  a. Sosial Ekonomi Atas Sosial ekonomi atas adalah kelas sosial yang berada paling atas dari tingkatan sosial yang terdiri dari orang-orang yang sangat kaya, yang sering menempati posisi teratas dari kekuasaan. Sedangkan Sitorus (2000) mendefenisikan sosial ekonomi atas adalah status atau kedudukan seseorang di masyarakat yang diperoleh berdasarkan penggolongan menurut harta kekayaan, di mana harta kekayaan yang dimiliki di atas rata-rata masyarakat pada umumnya dan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan baik.

  Havinghurst dan Taba dalam Wijaksana (1992) mengemukakan masyarakat dengan status sosial yaitu sekelompok keluarga dalam masyarakat yang jumlahnya relatif sedikit dan tinggal di kawasan elit perkotaan.Berdasarkan pendapat para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya status sosial ekonomi atas adalah status sosial atau kedudukan seseorang di masyarakat yang diperoleh berdasarkan penggolongan menurut kekayaan, di mana harta yang dimiliki di atas rata-rata. b. Sosial Ekonomi Menengah Masyarakat kelas menengah (middle class) merupakan kelompok orang yang berkecukupan, yakni mereka yang bekecukupan dalam hal kebutuhan sandang, pangan, dan papan.

  Yang dimaksud dengan golongan ekonomi menengah adalah suatu golongan yang mempunyai pendapatan di bawah ekonomi tinggi dan diatas rendah. Golongan ekonomi menengah adalah orang yang dalam kehidupannya tidak berlebihan akan tetapi selalu cukup dalam memenuhikebutuhannya yang disesuaikan dengan kemampuan dan dapat dikatakanbahwa golongan berekonomi menengah pendapatannya relatif stabil.Menurut Suharsono Sagir terdapat distribusi pendapatan pendudukIndonesia diperkirakan golongan ini mendapat US$ 325 perkapita/tahun.

  c. Sosial Ekonomi Bawah Menurut Sitorus (2000) golongan sosial ekonomi bawah adalah kedudukan seseorang di masyarakat yang diperoleh berdasarkan penggolongan menurut kekayaan, dimana harta kekayaan yang dimiliki termasuk kurang jika dibandingkan dengan rata-rata masyarakat pada umumnya serta tidak mampu dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.Sedangkan menurut Havinghurst dan Taba dalam Wijaksana (1992) mengemukakan masyarakat dengan golongan sosial ekonomi bawah adalah masyarakat dalam jumlah keluarga yang cukup besar dan juga pada umumnya cenderung selalu konflik dengan aparat hukum.

  3. Ukuran kondisi sosial ekonomi seseorang : Ukuran kondisi sosial ekonomi seseorang menurutGunawan (2000) adalah: a. Pekerjaan

  Pekerjaan akan menentukan status sosial ekonomi karena dari bekerja segala kebutuhan akan dapat terpenuhi. Pekerjaaan tidak hanya mempunyai nilai ekonomi namun usaha manusia untuk mendapatkan kepuasan dan mendapatkan imbalan atau upah, berupa barang dan jasa akan terpenuhi kebutuhan hidupnya. Pekerjaan seseorang akan mempengaruhi kemampuan ekonominya, untuk itu bekerja merupakan suatu keharusan bagi setiap individu sebab dalam bekerja mengandung dua segi, kepuasan jasmani dan terpenuhinya kebutuhan hidup.

  b. Pendidikan Pendidikan sangatlah penting peranannya dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan memiliki pendidikan yang cukup maka seseorang akan mengetahui mana yang baik dan mana yang dapat menjadikan seseorang menjadi berguna baik untuk dirinya sendirimaupun untuk orang lain.

  Adapun pengertian pendidikan yang lebih jelas, dapat dilihat dalam pengertian-pengertian pendidikan yang diungkapkan oleh beberapa pakar pendidikan sebagai berikut. Pendidikan menurut Soekanto (2003): “Pendidikan merupakan suatu alat yang akan membina dan mendorong seseorang untuk berfikir secara rasional maupun logis, dapat meningkatkan kesadaran untuk menggunakan waktu sebaik-baiknya (seefektif dan seefisien mungkin) dengan menyerap banyak pengalaman mengenai keahlian dan keterampilan sehingga menjadi cepat tanggap terhadap gejala-gejala sosial yang terjadi ”.

  c. Pendapatan Pendapatan akan mempengaruhi status sosial seseorang, terutama akan ditemui dalam masyarakat yang materialis dan tradisional yang menghargai status sosial ekonomi yang tinggi terhadap kekayaan. Christopher dalam Sumardi (2004) mendefinisikan pendapatan berdasarkan kamus ekonomi adalah uang yang diterima oleh seseorang dalam bentuk gaji, upah sewa, bunga, laba dan lain sebagainya.berdasarkan penggolongannya, BPS (2010) membedakan pendapatan penduduk menjadi 5 golongan yaitu :

Tabel 2.1 tabel pendapatan menurut BPS tahun 2010

  No Penggolongan pendapatan Jumlah pendapatan 1 pendapatan sangat tinggi >Rp. 3.500.000,00 per bulan

  2 Pendapatan tinggi Rp 2.500.000s/d Rp 3.500.000

  3 Pendapatan sedang Rp 1.500.000s/d 2.500.000

  4 Pendapatan rendah Rp 1.500.000

  5 Pendapatan sangat rendah <Rp 1.500.000 Dari keterangan diatas dapat dikatakan bahwa pendapatan juga sangat berpengaruh terhadap tingkat ekonomi seseorang. Apabila seseorang mempunyai pendapatan yang tinggi, maka dapat dikatakan bahwa tingkat ekonominyajuga tinggi. d. Pemilikan Selain pekerjaan, pendidikan dan pendapatan yang menjadi ukuran status sosial ekonomi seseorang, masih ada lagi yaitu pemilikan.Pemilikan barang-barang yang berhargapun dapat digunakan untuk ukuran tersebut.Semakin banyak seseorang itu memiliki sesuatu yang berharga seperti rumah dan tanah, maka dapat dikatakan bahwa orang itu mempunyai kemampuan ekonomi yang tinggi dan mereka semakin dihormati oleh orang-orang disekitarnya.Apabila seseorang memiliki tanah, rumah sendiri, sepeda motor, mobil, komputer, televisi dan tape biasanya mereka termasuk golongan orang mampu atau kaya.Apabila seseorang belum mempunyai rumah dan menempati rumahdinas, punya kendaraan, televisi, tape, mereka termasuk golongan sedang. Sedang apabila seseorang memiliki rumah kontrakan, sepeda dan radio biasanya termasuk golongan biasa.

  e. Jenis Tempat Tinggal Menurut Kaare Svalastoga dalam Sumardi (2004) untuk mengukur tingkat sosial ekonomi seseorang dari rumahnya, dapat dilihat dari:

  1) Status rumah yang ditempati, bias rumah sendiri, rumah dinas, menyewa, menumpang pada saudara atau ikut orang lain.

  2) Kondisi fisik bangunan, dapat berupa rumah permanen, kayu dan bambu. Keluarga yang keadaan sosial ekonominya tinggi, pada umumnya menempati rumah permanent, sedangkan keluarga yang keadaan sosial ekonominya menengah kebawah menggunakan semi permanen atau tidak permanen. 3) Besarnya rumah yang ditempati, semakin luas rumah yang ditempati pada umumnya semakin tinggi tingkat sosial ekonominya.

  Rumah dapat mewujudkan suatu tingkat sosial ekonomi bagi keluarga yang menempati.Apabila rumah tersebut berbeda dalam hal ukuran kualitas rumah. Rumah yang dengan ukuran besar, permanen dan milik pribadi dapat menunjukkan bahwa kondisi sosila ekonominyatinggi berbeda dengan rumah yang kecil, semi permanen dan menyewa menunjukkan bahwa kondisi sosial ekonominya rendah f. Kesehatan

  Kesehatan merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan. Setiap orang mendambakan untuk bisa hidup sehat agar bisa melakukan aktifitas shari-hari. Ukuran kesehatan bagi orang dengan sosial ekonomi atas biasanya ketika sakit mereka akan segera pergi ke dokter dan membeli obat di apotik, sedangkan bagi orang dengan sosial ekonomi menengah biasanya pergi ke mantri swasta, dan bagi sosial ekonomi rendan akan pergi ke puskesman.

F. Penelitian Yang Relevan

  Untuk mengetahui pengaruh PNPM dalam penanggulangan kemiskinan di kecamatan Semarang Timur, Kota Semarang.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh antara keberhasilan dana bergulir terhadap kondisi sosial ekonomi keluarga di Desa Karangsalam, Kecamatan Kemranjen, Kabupaten Banyumas.

  chi kuadrat

  Sampel : Total Sampling. Pengumpulan data: observasi, angket. Analisis data: deskriptif kualitatif,

  Untuk mengetahui pengaruh keberhasilan Dana Bergulir (PNPM-MD) terhadap kondisi sosail ekonomi keluarga di Desa Karangsalam, Kemranjen, Banyumas.

  3. Eka Deni Fefriani, Pengaruh Keberhasilan Dana Bergulir (PNPM-MD) Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga di Desa Karangsalam, Kec Kemranjen, Kab Banyumas, 2015

  Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan mengikuti program PNPM warga dapat memperoleh keterampilan dan modal usaha sehingga warga yang tadinya menganggur kini dapat mengelola usaha dan hasilnya kesejahteraan keluarga menjadi lebih baik

  Sampel : Quota sampling. Pengumpulan data: observasi, angket. Analisis data : deskriptif kualitatif dan kuantitatif

Tabel 2.2 Penelitian yang relevan

  No Nama, Judul dan Tahun

  Hasil penelitian menunjukan bahwa keberadaan PNPM Mandiri dapat membantu meningkatkan pendapatan pedagang yaitu dengan cara memberi modal supaya kegiatan berdagang tetap berjalan.

  Sampel : Quota sampling Pengumpulan data : wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data : purpose sampling.

  Mengetahui pengaruh PNPM Mandiri Pedesaan terhadap pendapatan pedagang kecil di kecamatan Langgam, Kabupaten Pelelawan

  1 Yusbar Yusuf, Pengaruh PNPM Mandiri Pedesaan terhadap pendapatan peagang kecil di Kecamatan Langgam, kabupaten Pelelawan, Propinsi Riau, 2008

  Kesimpulan

  Metodologi Penelitian

  Tujuan Penelitian

  2. Liyana Apriyanti, Pengaruh PNPM dalam penanggulangan kemiskinan di Kecamatan Semarang Timur, Kota Semarang, 2011

G. Kerangka Pikir

  Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk menciptakan, meningkatkan kapasitas masyarakat, baik secara individu maupun berkelompok, dalam memecahkan berbagai prsoalan terkait upaya peningkatan kualitas hidup, kemandirian, dan kesejahteraannya.

  Proses pemberdayaan masyarakat diarahkan pada pengembangan sumber daya manusia (di pedesaan), penciptaan peluang berusaha yang sesuai dengan keinginan masyarakat. Upaya pembeerdayaan masyarakat ini kemudian pada pemberdayaan ekonomi rakyat. Dalam upaya memberdayakan masyarakat, diperlukan upaya untuk memadukan berbagai kebijaksanaan dan program pembangunan yang tersebar di berbagai sektor dan wilayah.

  Untuk itu pemerintah mengeluarkan suatu program yang bertujuan untuk mengentaskan masyarakat dari kemiskinan dan memberdayakan masyarakat, seperti yang tertulis dalam (Pedoman Umum PNPM,2007). Mulai tahun 2007, pemerintah Indonesia mencanangkan Progrm Nasional Pemberdayaan Masyarkat (PNPM) Mandiri ini yang terdiri dari PNPM Mandiri Perdesaan, PNPM Mandiri Perkotaan, serta PNPM Mandir Wilayah Khusus dan Desa Tertinggal.

  Dalam pelaksanaannya PNPM terbagi dalam empat jenis kegiatan yang meliputi kegiatan pembangunan, kegiatan peningkatan keterampilan, kegiatan peningkatan kesehatan dan pendidikan, dan kegiatan SPP.

  Untuk mengetahui pengaruh kegiatan SPP peneliti berpedoman pada indkator keberhasilan yang diperoleh dari petunjuk Teknis Operasional PNPM dimana dalam indikator keberhasilan tersebut meliputi input, keluaran, hasil, dan dampak dari pelaksanaan program terhadap kondisi sosial ekonomi keluarga.

Gambar 2.1 Diagram Alir Kerangka Pikir

  Masyarakat kurang berdaya PNPM

  Dana Bergulir (SPP) Indikator

  Keberhasilan Program :

  1. input 2. proses 3. pengembalian 4. hasil 5. dampak

  Kondisi social ekonomi keluarga meningkat

H. Hipotesis

  Bertolak dari deskripsi landasan teori dan kerangka pikir yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Ha = ada pengaruh antara keberhasilan dana bergulir program PNPM terhadap kondisi sosial ekonomi keluarga.

  Ho= tidak ada pengaruh antara keberhasilan dana bergulir program PNPM terhadap kondisi sosial ekonomi keluarga.