PERAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENUMBUHKAN KEDISIPLINAN PESERTA DIDIK UNTUK MEMATUHI TATA TERTIB SEKOLAH DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI SUMBANG SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2015/2016 - repository perpustakaan

  LAMPIRAN 1

  LAMPIRAN 2

  

TOPIK:

PERAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM

MENUMBUHKAN KEDISIPLINAN PESERTA DIDIK UNTUK

MEMATUHI TATA TERTIB

  

SEKOLAH DI MTs NEGERI SUMBANG SEMESTER GENAP

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

  Pewawancara : Hesti Setianingrum Responden : Nur Kholiq (Guru PKn MTs Negeri Sumbang)

  Sebalum wawancara di mulai peneliti terlebih dahulu membuat janji dengan pak Nur Kholiq selaku guru PKn, setelah membuat janji peneliti datang ke sekolah pukul 08:00 dan menunggu di ruang tamu kemudian bertemu dengan pak Nur Kholiq di kantor guru dan langsung menuju ke perpustakaan. Di perpustakaan sejenak mempersiapkan dan setelah siap segera melakukan wawancara.

  HS: “Assalamualaikum pak, saya Hesti mahasiswi dari UMP yang bermaksud melakukan penelitian disini untuk memenuhi tugas akhir saya, berkenankah bapak untuk saya wawancarai?”

  NK: “Oh iya mba wa’alaikumsalam, ya boleh mba silahkan apa yang bisa saya bantu?” HS: “Begini pak saya akan melakukan wawancara dengan bapak, bagaimana?” NK: “Oh ya mba mari mau tanya-tanya tentang apa?” HS: “Iya pak terimakasih, langsung saja ya pak? Kalau menurut bapak pribadi apakah disiplin itu penting pak bagi bapak?”

  NK: “Ya kalau menurut saya pribadi dan secara umum ya sangat penting, karena itu aturan yang memang ditegakkan dan berusaha dimunculkan kan itu disiplin untuk melatih semua perilaku kan itu sumbernya”

  HS: “Lalu menurut bapak bagaimana tingkat kedisiplinan peserta didik di MTs Negri Sumbang ini Pak?”

  NK: “Ya kalau secara umum bisa di katakan baik, tetapi kalau dikatakan pada masing-masing kelas itu berbeda tingkat kedisiplinannya, karena karakter siswa yang berbeda-beda, jadi bisa dikatakan kurang baik atau kurang disiplin”

  HS: “Bentuk pelanggaran kedisiplinan apa yang sering terjadi Pak?” NK: “Ya kalau bentuk pelanggaran si umum lah, dari pakaian terus kerapihan yang paling menonjol itu lah, potongan rambut dan pakaian tidak rapih” HS: “Peran bapak dalam mendisiplinkan peserta didik itu dalam hal pakaian bagaimana pak? Kendala dan solusinya bagaimana pak? NK: “kalau pakaian saya mulai dari diri saya dulu mba, dengan saya berpakaian rapih sehingga anak melihat dan meniru, itu harapannya mba. Tapi memang kendalanya adalah anak-anak kalau sudah dibilangin memang nurut tapi ya itu diulangi lagi pelanggaran itu mba, jadi masih susah ananknya mba terutama anak laki-lakinya. Solusinya ya dengan saya menegur anak itu masih ngeyel ya saya tarik bajunya untuk segera dimasukkan jadi anak kan langsung memasukkan bajunya mba”. HS: “Kalau dalam hal penampilan pak bagaimana peran bapak? Kendala dan upayanya apa pak?” NK: “kalau soal penampilan pasti itu berhubungan sama rambut, jadi saya harus berpenampilan bagus dulu dengan potongan rambut yang sesuai aturan, jadi saya ketika menegur siswa tidak jarkoni mba wani ngomongi tapi ora nglakoni. Kendalanya ya itu mba anak ngeyel jadi rambut gondrongpun biar keren atau buat gaya dan ikut-ikutan teman. Kalau solusinya saya akan membawa ke BK untuk segera di potong rambutnya jadi anak akan jera ka lau rambutnya dipotong si sekolah, paling seperti itu mba”. HS: “Kalau kedatangan siswa pak bagaimana?” NK: “Ya secara umum sudah cukup baik, tetapi ya masih ada juga yang datang terlambat” HS: “Bagaimana peran bapak sebagai guru PKn untuk mendisiplinkan peserta didik dalam hal kehadiran? Kendalanya apa pak? Dan solusi yang bapak lakukan apa? NK: “Ya kalau saya selalu menegur dan menasehatinya mba biar ngga telat lagi.

  Kalau kendala memang dari anak itu yang malas bangun pagi lalu berangkatnya jadi siang mba itu alasan yang sering diungkapkan sama anak- anak mba. Solusinya ya kalau dia terlambat pada saat jam pelajaran saya pasti saya kasih tugas untuk mengerjakannya, biar anak juga jera dan sambil belajar juga dengan mengerjakan tugas itu”. HS: “Menurut bapak, apakah pelajaran PKn itu berkaitan dengan kedisiplinan pak?” NK: “Iya mba antara kedisiplinan dengan mata pelajaran PKn sangat berkaitan, karena materi PKn itu memang mencakup dan menumbuhkan kedisiplinan dan kesadaran dari segala aspek kehidupan baik di Madrasah dan kehidupan sehari- hari baik di lingkungan rumah ataupun di lingkungan masyarakat”

  HS: “Apa yang bapak lakukan pada saat pembelajaran PKn apabila dikaitkan dengan kedisiplinan?” NK: “Kalau di dalam materi secara langsung mungkin untuk kelas 7 dan 8 kan berkaitan dengan materi norma, paling dengan materi itu dikaitkan dengan kehidupan dan praktekkan langsung terhadap anak di dalam kehidupan sahari-hari. Tetapi memang untuk kelas 9 kan sudah berbeda sub materinya karena sudah ke ranah lembaga-lembaga Negara dan materi umum, tetapi masih di singgungkan dengan keadaan-keadaan yang ada pada kehidupan saat ini”

  HS: “Menurut bapak bagaimana peran dari bapak selaku guru PKn dalam hal mendisiplinkan peserta didik?” NK: “Ya peran kita ya setiap saat dalam kaitannya meningkatkan kedisiplinan anak, karena kita selalu memantau pada anak baik dari disiplin di jam pelajaran, disiplin dalam hal memakai baju atau kerapihan baju dan berbagai kedisiplinan yang lainnya, dan kalau ada anak yang melakukan pelanggaran kedisiplinan kita lakukan penanganan langsung”

  HS: “Bagaimana cara bapak selaku guru PKn melaksanakan peran sebagai fasilitator agar peserta didik disiplin dan mematuhi tata tertib sekolah?” NK: “Ya sebagai fasilitator didalam setiap pembelajaran selalu mengingatkan tata tertib yang ada di sekolah terus berkaitan dengan KBM juga memfasilitasi anak didalam tata tertibnya

  HS: “Bagaimana cara bapak selaku guru PKn melaksanakan peran sebagai motivator agar peserta didik disiplin dan mematuhi tata tertib sekol ah?”

  NK: “Sebagai motivator ya selalu memotivasi siswa agar siap dalam pembelajaran di setiap KBM dalam semua mapel maupun memotivasi anak dalam mematuhi tata tertib sekolah yang ada, sehingga nanti anak terbiasa menaati tata tertib dan kalau bisa bukan hanya karena selalu diingatkan atau diperintah tetapi memang untuk mengkondisikan biar anak itu secara kesadaran dirinya sendiri disiplin dalam hal menaati tata tertib itu sendiri maupun di dalam KBM”

  HS: “Bagaimana cara bapak selaku guru PKn melaksanakan peran sebagai pemacu agar peserta didik disiplin dan mematuhi tata tertib sekolah?”

  NK: “Sebagai pemacunya dalam hal KBM, ya didalam menyemangati anak agar selalu rajin dan semangat itu memang anak disini harus diingatkan tidak hanya satu atau dua kali saja diingatkan tetapi harus setiap saat diingatkan dalam hal kedisiplinan, kerapihan dan semuanya yang berkaitan dengan tata tertib, karena kalau tidak seperti itu anak akan lupa atau melanggarnya lagi, jadi ya harus selalu diingatkan”

  HS: “Bagaimana cara bapak selaku guru PKn melaksanakan peran sebagai pemberi inspirasi agar peserta didik disiplin dan mematuhi tata tertib sekolah?”

  NK: “Untuk memberi inspirasi ya bagaimana anak bisa mengawali dari dirinya sendiri agar disiplin untuk mengawali semua kegiatan misalnya mengawali kegiatan dari rumah apa yang ada dari rumah diawali dengan disiplin sehingga dibawa ke Madrasah ini bisa memberi inspirasi kepada teman yang lain agar disiplin bukannya malah terbawa pergaulan teman yang tidak disiplin. Sebagai contoh atau sebagai panutan yang saya berusaha untuk tampil yang terbaik untuk siswa saya, memberikan contoh yang terlihat seperti berpakaian rapih dan bertingkahlaku yang baik agar siswa saya mencontoh yang baik dari saya”

  HS: “Kendala apa saja yang bapak hadapi ketika mendisiplinkan peserta didik agar mematuhi tata tertib sekolah?” NK: “Ya kalau kendala secara umum ya kendala dari anak itu sendiri, karena dari faktor keluarga dimana didalam keluarga itu ada kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik diterapkan secara dini kepada anak contohnya dalam hal disiplin, kerapihan dalam memakai baju dalam memotong rambut. Sehingga terbawa ke Madrasah seperti berangkat terlambat tidak memperhatikan rentang waktu kemudian di sekolah dalam memakai baju kurang rapih”

  HS: “Apakah upaya yang bapak lakukan dalam mendisiplinkan peserta didik agar senantiasa mematuhi tata tertib sekolah?”

  NK: “Ya upaya yang jelas yang pertama selalu memberikan himbauan, peringatan kepada anak. Kemudian juga kadang diberikan sanksi kepada mereka yang sering ataupun suka melanggar itupun sanksinya juga melihat pelanggaran apa yang dibuat oleh siswa itu sendiri. Contohnya rambut kalau tidak mau menurut aturan ya mau nggak mau harus kita beri sanksi di potong di sekolah dan nanati suruh dirapihkan di rumah sendiri, kalau baju ya selalu kita inggatkan untuk selalu di masukkan ke dalam agar rapih. Kemudian di dalam KBM ya kita beri sanksi kepada siswa itu berupa tugas yang harus dikerjakan dan di kumpulkan”

  HS: “Kemudian apa harapan bapak untuk peserta didik di sini ke depannya dalam hal kedisiplinan?” NK: “Ya harapannya ya yang jelas terciptanya peserta didik yang mematuhi tata tertib sekolah tanpa harus ada paksaan dari guru tetapi karena kesadaran pentingnya dalam berdisiplin itu sendiri. Tetapi ya semua itu butuh proses, butuh kesabaran dan kesadaran dari anak itu sendiri, sehingga tercipta anak didik yang bisa sesuai dengan harapan dan gambaran yang Madrasah inginkan sesuai dengan visi, misi, dan tujuan Madrasah itu sendiri”

  HS: “Iya pak terimakasih untuk waktu yang diberikan kepada saya untuk melalukan wawancara dengan bapak” NK: “Iya mba sama-sama karna hanya itu yang dapat saya bantu”

  

FIELD NOTES WAWANCARA

TOPIK:

PERAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM

MENUMBUHKAN KEDISIPLINAN PESERTA DIDIK UNTUK

MEMATUHI TATA TERTIB

  

SEKOLAH DI MTs NEGERI SUMBANG SEMESTER GENAP

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

  Pewawancara : Hesti Setianingrum Responden : Mulyani (Guru PKn MTs Negeri Sumbang)

  Sebalum wawancara di mulai peneliti terlebih dahulu membuat janji dengan bu Mulyani selaku guru PKn, setelah membuat janji peneliti datang ke sekolah pukul 08:00 dan menunggu di ruang tamu kemudian bertemu dengan bu Mulyani di kantor guru dan langsung menuju ke perpustakaan. Di perpustakaan sejenak mempersiapkan dan setelah siap segera melakukan wawancara.

  HS: “Assalamualaikum bu, saya Hesti mahasiswi dari UMP yang bermaksud melakukan penelitian disini untuk memenuhi tugas akhir saya, berkenankah ibu untuk saya wawancarai?”

  MY: “Wa’alaikumsalam mba, iya mba boleh. Apa yang bisa saya bantu?” HS: “Begini Bu saya akan melakukan wawancara dengan ibu, bagaimana?” MY: “Oh ya mba mari mau tanya-tanya tentang apa?” HS: “Iya bu terimakasih, langsung saja ya bu? Kalau menurut ibu apakah displin itu penting bagi ibu?”

  MY: “Iya jelas sangat penting, karena ketika kita mengajar dan kita tidak disiplin dan anaknyapun tidak disiplin maka akan bubar semuanya. Disiplin itu nomer satu lho ketika kita ngajar, ketika kita ngajar panjang lebar kesana kemari tetapi anaknya ribut sendiri kan tidak akan sampai tujuan pembelajarannya”

  HS: “Menurut ibu, bagaimana tingkat kedisiplinan peserta didik di MTs ini bu? MY: “Ya memang sudah cukup baik secara umum, tetapi kalau disini tingkatan disiplin bisa dilihat dari tingkatan kelasnya. Jadi kalau kelas a, b, c itu anaknya baik tetapi dari d, e, f itu anak-anaknya bisa dikatakan tidak disiplin

  HS: “Biasanya pelanggaran apa saja yang sering terjadi di sini bu? MY: “Yang sering itu baju mba, sering kali itu baju tidak dimasukkan. Anak lebih suka kalau baju itu dikeluarkan, sering sekali kalau saya masuk kelas baju tidak rapih dan dikeluarkan sering saja coret itu baju dengan spidol agar dimasukkan biar rapih. Rambut juga sering terjadi itu rambut gondrong dan saya sering juga menjadi tukang cukur dadakan untuk memotong rambut siswa yang gondrong itu

  HS: “Peran ibu bagaimana untuk mendisiplinkan peserta didik dalam hal pakaian bu? Kendala dan solusinya bagaimana bu? MY: “Kalau pakaian saya tampil dengan baju yang sopan dan sesuai dengan aturan, agar anak-anak terutama siswa perempuan meniru biar disiplin seperti memakai kerudung MTs. Kendalanya ya itu mba anak anak kalau habis dibilangin nurut tapi nanti ya diulangi lagi bajunya keluar lagi, memang masih rendah kesadarannya untuk disiplin. Solusinya ya kalau saya mencoret baju bagian bawah itu dengan spidol biar anak itu jera dan memasukkannya mba”. HS: “Kalau dalam hal penampilan bu bagaimana peran ibu? Kendala dan upaya yang ibu lakukan apa?

  MY: “Penampilan itu penting ya untuk dilihat, jadi saya selalu berpenampilan yang rapih dan sopan agar anak-anak meniru mba karna itu harapan saya, biar semuanya disiplin. Tetapi memang anak-anak disini masih kurang kesadarannya dalam berdisplin, jadi ya itu rambut gondrong terutama anak laki-laki mereka anggap itu keren dan gaul seperti itu mba. Kalau saya solusinya dengan saya memotong langsung rambut anak itu mba, sering ko saya jadi tukang cukur dadakan disini, dengan harapan ya itu anak akan jera”. HS: “Kalau dalam hal kedatangan bu bagaimana?” MY: “Kalau kedatangan memang cukup bagus, terlambat itu sekarang bisa diminimalisir, tetapi ya ada saja yang datang terlambat dengan berbagai alasan”

  HS: “Lalu peran ibu untuk mendisiplinkan peserta didik dalam hal kehadiran bagaimana bu? Apa kendala dan upaya yang ibu lakukan? MY: “Kalau saya selalu menegur dan menasehati kalau mereka datang terlambat, ditanya kenapa terlambat, kalau alasannya bisa diterima ya saya izinkan masuk tanpa hukuman, tapi kalau alasannya itu-itu saja ya saya kasih dia hukuman mba. Kalau kendala memang anaknya yang susah ya mba, mungkin tidak terbiasa bangun pagi mungkin jadi sering terlambat. Upayanya ya dengan saya memberi hukuman berupa mengerjakan soal-soal yang ada di LKS maupun buku paket atau maju mengahaflkan UUD 1945”. HS: “Kendala apa saja yang ibu hadapi untuk mendisiplinkan peserta didik?”

MY: “Kendalanya ya itu siswanya itu sering ngeyel dan semaunya sendiri kalau dibilangin, mungkin masih terbawa sifat dari SD-nya, biasa diemong dan

  biasa dibiarkan dari SD, kurang kontrol dari rumah juga termasuk mempengaruhi. Faktor keluarga dan latar belakang juga sangat mempengaruhi ketidakdisiplinan anak itu sendiri, kebanyakan mereka itu terabaikan oleh orangtua mereka sendiri, seperti contohnya orangtuanya berangkat kerja pagi dan pulang sudah sore atau bahkan malam, sehingga mereka kurang kontrol juga dari orangtua mereka sendiri, seperti baju tidak rapih dan tidak disetrika sehingga tidak rapih”

  HS: “Apakah mata pelajaran PKn itu berkaitan dengan kedisiplinan bu?” MY: “Oh tentu iy mba, karena PKn outputnya itu adalah moral jadi berkaitan dengan disiplin dan terdapat pendidikan karakter didalamnya. Kalau kita jadi guru PKn itu jangan bosen- bosen ngomongi anak biar disiplin”

  HS : “Apa yang ibu lakukan di saat pembelajaran kalau anaknya tidak disiplin”

  MY: “Ya saya kalau didalam kelas harus selalu memperhatikan anaknya, terutama anak yang sering buat gaduh, kalau dia gaduh nanti pasti saya akan tunjuk buat jawab pertanyaan, jadi a nak akan memperhatikan perajaran”. HS: “Apa yang ibu lakukan pada saat pembelajaran PKn apabila dikaitkan dengan kedisiplinan?” MY: “kaitkan materi dengan kehidupan nyata dan aspek-aspek yang saya nilai, ketika anak itu pintar didalam pembelajaran atau materi tetapi dia tidak disiplin berarti saya berhak untuk mengurangi nilai atau bahkan tidak menaikannya”

  HS: “Bagaimana peran ibu sendiri selaku guru PKn dalam mendisiplinkan peserta didik di sini?” MY: “Ya kalau saya harus memahami betul karakter siswa melalui wali kelas mereka, sehingga saya dapat berperan yang semestinya kepada anak itu sendiri”

  HS: “Bagaimana cara ibu selaku guru PKn melaksanakan peran sebagai fasilitator agar peserta didik disiplin dan mematuhi tata tertib sekolah?”

  MY: “Sebagai fasilitator ya saya kalau ada anak yang tidak disiplin saya turun tangan sendiri saya yang motong rambut anak itu sendiri, merapihkan baju anak agar mereka itu displin”

  HS: “Bagaimana cara ibu selaku guru PKn melaksanakan peran sebagai motivator agar peserta didik disiplin dan mematuhi tata tertib sekolah?”

  MY: “Kalau sebagai motivator ya saya ngga lelah-lelah ngga pernah berhenti ketika saya masuk kelas saya cek atributnya saya perhatikan satu persatu- satu pada saat pembelajaran berlangsung biar tetap disipli n”

  HS: “Bagaimana cara ibu selaku guru PKn melaksanakan peran sebagai pemacu agar peserta didik disiplin dan mematuhi tata tertib sekolah?” MY: “Sebagai pamacu, ya paling begitu saya memberi pujian ketika anak itu nurut seperti abis di potong rambut kan akan terlihat ganteng dan rapih, ketika baju di masukkan akan terlihat anak sekolah bukan anak yang mau main. Paling seperti itu dengan memberikan pujian melalui kata-kata agar selalu disiplin”

  HS: “Bagaimana cara ibu selaku guru PKn melaksanakan peran sebagai pemberi inspirasi agar peserta didik disiplin dan mematuhi tata tertib sekolah?” MY: “Sebagai pemberi inspirasi ya dengan dimulai dengan saya sendiri memakai baju rapih dan bertingkahlaku baik agar anak didik saya juga seperti itu dan selalu disiplin untuk mematuhi tata tertib yang ada tanpa harus diingatkan lagi, tapi karena kesdaran akan pentingnya berdisiplin”

  HS: “Upaya apa yang ibu lakukan untuk mendisiplinkan peserta didik?”

MY: “Upayanya ya saya selalu memberi teguran dan memberi motivasi kepada siswa, kalau saya berhenti untuk memberikan teguran dan motivasi ya pasti

  anak-anaknya kembali seperti itu akan tidak disiplin. Adapun sanksi yang saya berikan ketika anak itu tidak mau nurut ya saya keluarkan dari kelas, saya suruh maju ke depan untuk hafalan materi atau UUD atau yang lainnya, bahkan ketika mereka melanggar aturan tidak memakai atribut saya suruh bayar Rp. 5000, - kepada bendahara kelas untuk kas kelas. Hukuman yang agak keras memang saya terapkan agar siswa itu kapok dan nggak mengulanginy a lagi.”

  HS: “Harapannya setelah diberi hukuman itu apa bu kepada peserta didik?” MY: “Ya setelah menerima hukuman itu diharapkan siswa jera dan tidak mengulangi perbuatnnya lagi sehingga anak akan termotivasi untuk tidak melanggar, jadi dengan adanya hukuman diharapkan peserta didik akan jera dan disiplin karena kesdarannya akan pentingnya disiplin.”

  HS: “Harapannya apa si bu untuk peserta didik di sini?” MY: “Harapannya ya siswanya semakin disiplin dan mereka sadar diri tanpa harus disuruh tanpa harus diomongi mereka harus tahu bahwa disiplin itu adalah sebuah kebutuhan mereka, kalau mereka tidak rapih tidak disiplin ya berarti mereka harus merasa malu karena mereka belum dewasa dan belum tahu arti disiplin itu sendiri dan mereka bukan anak sekolh kalu tidak disiplin”

  HS: “Terimaksih ibu untuk wawancaranya, maaf mengganggu waktunya?” MY: “Iya mba sama-sama tidak apa-apa ko, hanya itu yang dapat saya bantu”

  

FIELD NOTES WAWANCARA

TOPIK:

PERAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM

MENUMBUHKAN KEDISIPLINAN PESERTA DIDIK UNTUK

MEMATUHI TATA TERTIB

  

SEKOLAH DI MTs NEGERI SUMBANG SEMESTER GENAP

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

  Pewawancara : Hesti Setianingrum Responden : Eri Kusnanto (Guru BK MTs Negeri Sumbang)

  Sebalum wawancara di mulai peneliti terlebih dahulu membuat janji dengan pak Eri selaku guru BK, setelah membuat janji peneliti datang ke sekolah pukul 09:00 dan menunggu di ruang tamu kemudian bertemu dengan di kantor guru dan langsung menuju ke ruang BK. Di ruang BK sejenak mempersiapkan dan setelah siap segera melakukan wawancara. HS: “Assalamualaikum bapak, saya Hesti pak dari UMP yang bermaksud melakukan penelitian disini, bolehkan saya melakukan wawancara sebentar dengan bapak?”

  EK: “Oh iya mba waalaikumsalam, iya mba boleh apa yang bisa saya bantu insyaallah saya bisa ma?” HS: “Kalau beitu langsung saja ya pak kita wawancara? Menurut bapak, bagaimana tingkat kedisiplinan peserta didik di MTs Negeri Sumbang ini pak?”

  EK: “Ya kalau di katakan skor ya 60-70 lah mba, cukup baik lah kategori standart.” HS: “Bentuk pelanggran kedisiplinan yang sering terjai itu apa pak?”

  EK: “Ya pakaian tidak rapih, baju tidak sesuai, rambut tidak rapih atau gondrong.

  Pacaran ya masih bisa teratasi.” HS: “Lalu peran bapak sebagai guru BK untuk mendisiplinkan peserta didik dalam hal pakaian bagaimana pak? Kendala dan upaya apa yang bapak lakukan?

  EK: “Kalau pakaian memang yang paling mendominasi mba disini, jadi kalau ada anak yang bajunya dikeluarkan pasti saya tegur langsung dan saya akan membandingkan dengan anak-anak yang rajin jadi anak pasti akan malu dan memasukkan bajunya. Kendalanya ya anak-anak disini masih terpengaruh satu sama lain mba, jadi saling tiru meniru. Solusinya ya dengan selalu saya menegur karena sebagai guru BK saya memposisikan diri saya untuk menjadi teman bagi mereka mba”. HS: “Kalau dalam hal penampilan pak bagaimana peran bapak? Kedala dan upayanya itu bagaimana pak dari guru BK sendiri?” EK: “Dalam hal penampilan kalau saya sebagai bapak guru ya mulai dari diri saya dengan berpenampilan baik dan potongan rambut yang sesuai, sehingga dengan berpenampilan baik memberikan contoh yang baik untuk anak-anak. Kendalanya ya itu mba anak-anak suka meniru teman yang lain sama ikut- ikutan artis di tv jadi mereka beranggapan keren dan gaul. Solusinya ya kalau anak itu sudah diperingatkan tapi masih saja seperti itu pasti saya lakukan tindakan dengan memotong rambut anak itu biar jera dan malu sama teman-temannya, jadi anak tidak mengulanginya lagi begitu harapannya mba”.

  HS: “Kalau kehadiran pak?” EK: “Ya sudah lumayan baik daripada tahun kemarin, kalau tahun dulu itu masih banyak yang terlambat sampai masuk lewat pagar sekolah, sekarang sudah tidak seperti itu kalau terlambat ya lewat gerbang sekolah dan pasti ke ruang piket dulu. Karena angka drop out disini masih rendah hanya 1% dari jumlah siswa, karena kurikulum 2013 itu kan tidak boleh mengemblikan anak ke orang tua mba.” HS: “Dalam hal kehadiran bagaimana peran bapak untuk mendisiplinkan peserta didik pak? Kendala dan upayanya apa pak?” EK: “Ya kalau saya selaku guru BK pasti yang pertama menegur lalu menasehati biar tidak sering terlambat ke sekolah. Saya tanya kenapa, lalu saya kasih arahan biar tidak diulangi lagi. Kendalanya ya karena memang anak berbeda-beda wataknya jadi ada yang rajin ada yang malas, jadi saya paati nasehati dulu mba. Solusinya ya dengan memberikan hukuman untuk hormat bendera selama 10 menit atau memberisihkan ruangan tertentu di jam istirahat dengan pantauan saya tent unya”. HS: “Apakah kondisi latar belakang mempengaruhi kedisiplinan peserta didik pak?” EK: “Faktor dari latar belakang siswa juga sangat mempengaruhi mba, karena latar belakang siswa itu kan berbeda, memang disini SDM-nya masih kurang ya mba, wong angka melanjutkan saja masih sekitar 40-70% mba pertahunnya.”

  HS: “Lalu terkait pelanggaran tersebut, bagaimana peran dari guru BK itu sendiri pak?” EK: “Yang saya terapkan disini adalah BK itu bukan polisi sekolah, saya terapkan guru BK adalah guru yang menangani ketika anak ada masalah jadi saya juga bekerjasama dengan kesiswaan. Jadi saya menggarap konselingnya dan kesiswaan memberi sanksinya. Jadi supaya tidak terlalu rancu dengan saya sebagai pihak BK agar anak itu terbuka terhadap saya sehingga saya bisa mem beri solusi.”

  HS: “Kendala apa saja pak yang bapak hadapi ketika mendisiplinkan peserta didik disini?”

  EK: “Kendala yang dihadapi disini ya karena BK di lingkungan Kementian Agama itu masih baru mba, sehingga pemahamannya masih kurang, sedangkan sekolah ini Madrasah yang berlandaskan agama jadi kita kalau menangani kasus siswa perempuan agak susah karena itu si sekolah islam paradigmanya berbeda si dengan sekolah yang lain, animonya kan juga berbeda si dari Kementrian Agama mba, jadi kadang kita susah ketika harus mendisiplinkan peserta didik yang perempuan itu. Kendala yang lainnya adalah BK disini belum terlalu memahami juga tentang psikologi anak yang mendalam, sehingga kita mengharapkan dari pemerintah dari Kementrian Agama untuk melakukan penyuluhan lah mba agar guru BK itu lebih tahu untuk psikologi dari siswa yang lebih dalam lagi.”

  HS: “Langkah atau upayanya apa pak yang dilakukan oleh pihak BK untuk mendisiplinkan peserta didik itu? Apakah dengan menggunakan kredit point pak?”

EK: “Kalau saya tidak menerapan kredit point mba, tetapi saya terapkan itu BK untuk konseling bukan polisi sekolah, jadi ketika anak ada masalah saya

  rangkul untuk saya ajak cerita masalahnya apa, dengan pendekatan persuatif pendekatan yang lebih ke anaknya itu mba, jadi anak mau terbuka dengan saya sebagai mitra jadi anak tidak takut untuk masuk ke ruang BK ini. Menceritakan semua masalahnya jadi saya tahu apa yang menjadi pokok permasalahannya, dan saya bisa memberi solusi agar anak itu tidak terganggu spisikisnya dan pelajarannya di sekolah. Memotivasi siswa juga agar selalu konsentrasi terhadap sekolahnya sehingga sekolahnya tidak terganggu dengan adanya masalah yang ada. Saya juga menjanjikan kerahasiaan cerita itu, sehingga anak akan nyaman bercerita tentang masalahnya. Memang kredit point itu ada mba, tetapi bukan pihak BK yang menerapkan tapi pihak Kesiswaan yang menerapkannya.”

  HS: “Kemudian pak disini kan ada bapak ya selaku guru BK, apakah ada kerjasama antara pihak BK dengan guru PKn? Contohnya apa pak?”

  EK: “Oh iya mba ada, kan kita menilai anak itu dari moralnya dan dari disiplinnya. Kalau moral kita serahkan kepada guru agama, sedangkan disiplinnya kita serahkan kepada guru PKn untuk menilai bagaimana kedisiplinan siswa itu sendiri, nanti kan kita dapat masukan dari guru-guru yang lain juga mba. HS: “Lalu sanksi apa saja yang pihak BK berikan kepada peserta didik ketika mereka melanggar pak?” EK: “Kalau dari pihak BK yang pasti memberikan teguran terlebih dahulu, tetapi ketika anak itu sudah tidak bisa terkendali pasti kita panggil orangtua mereka ke sini untuk mencari jalan terbaik agar anak ini jadi tidak berbuat seperti itu lagi. Ketika anak itu rambutnya gondrong dan sudah diberi peringatan tapi masih seperti itu ya dengan jalan kita memotong langsung rambut siswa tersebut dan suruh dirapihkan nanti di rumah agar lebih rapih. Terkadang kita juga melakukan razia dengan beberapa guru untuk mengecek ketertiban siswa apakah membawa hp atau tidak, ketika dia membawa berati kita sita atau kita tahan hp itu dan diambil oleh orangtua mereka dengan yang pasti kita memberi himbauan juga terhadap orangtua mereka, dan atribut apa yang kurang dipakai ketika upacara bendera hari senin, lalu pakaian kita selalu ingatkan ketika itu tidak rapih.”

  HS: “Oh iya bapak terimakasih untuk informasinya, maaf menggangu waktunya.” EK: “Iya mba sama-sama, itu hanya sekedar yang bisa saya jawab dari pertanyaan- pertanyaan yang diajukan kepada saya.”

  

FIELD NOTES WAWANCARA

TOPIK:

PERAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM

MENUMBUHKAN KEDISIPLINAN PESERTA DIDIK UNTUK

MEMATUHI TATA TERTIB

  

SEKOLAH DI MTs NEGERI SUMBANG SEMESTER GENAP

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

  Pewawancara : Hesti Setianingrum Responden : Ali Supangat (Waka Kesiswaan MTs Negeri Sumbang)

  Sebalum wawancara di mulai peneliti terlebih dahulu membuat janji dengan pak Ali Supangat selaku Waka Kesiswaan, setelah membuat janji peneliti datang ke sekolah pukul 07:30 dan menunggu di ruang tamu kemudian bertemu dengan pak Ali Supangat di kantor guru dan langsung menuju ke ruangan kesiswaan. Di ruang kesiswaan sejenak mempersiapkan dan setelah siap segera melakukan wawancara.

  HS: “Selamat pagi bapak, mohon waktunya sebentar buat wawancara ya pak?” AS: “Iya mba mari” HS: “Sebagai pengantar ya pak, kalau meurut bapak pribadi disiplin itu penting atau tidak pak?” AS: “Ya penting mba, sangat penting. Jadi kalau kita masing-masing disiplin kayaknya enak jadi kita tidak melakukan hal-hal yang bertentangan dengan aturan. Contohnya anak di potong rambutnya kan nggak mau, lha kalau sedangkan mereka tidak melanggar kan kita tidak akan berbuat tindakan melakukan potong rambut di sekolah”. HS: “Kalau menurut bapak, bagaimana tingkat kedisiplinan di MTs ini Pak?”

  AS: “Ya kedisiplinan disini ya sebagaian memang perlu dibina dan sebagaian memang sudah disiplin, jadi memang ada beberapa yang memang harus dibina dan diawasi terus untuk tahap disiplin”

  HS: “Lalu pelanggaran apa saja yang sering terjadi di sini pak?” AS: “Kalau pelanggaran disini ya masih tergolong ringan mba disini, seperti baju tidak dimasukkan, tidak memakai dasi, tidak pakai hasduk. Itu pelanggaran yang besar atau dikatakan pelanggaran yang mendominasi. Tetapi akhir- akhir ini memang banyak anak yang datang terlambat ke sekolah”.

  H S: “Nah disini kan banyak ya pak anak yang bajunya tidak dimasukkan, lalu peran bapak sebagai Kesiswaan untuk mendisiplinkan peserta didik dalam hal pakaian? Kendala dan upaya apa yang bapak lakukan sebagai kesiswaan?

  AS: “Untuk pakaian memang disini banyak ya mba, ya selalu saya tegur kan pasti anak nurut untuk dimasukkan. Tapi ya memang kendalanya anak itu masih saja mengulangi setelah ditegur, masih bandel lah mba anaknya, jadi kesadarannya untuk disiplin masih kurang. Solusinya atau uapayanya ya dengan saya takut-takuti suruh dilepas bajunya sekalian kalau tidak mau dimasukkan, jadi anak kan takut terus dimasukka, seperti itu mba”. HS: “Lalu kalau disini pernah terjadi pelanggaran seperti membawa hp sama berkelahi atau tidak pak?” AS: “Iya mba pernah” HS

  : “Lalu tindakan apa yang dilakukan dari pihak waka kesiswaan pak untuk pelanggaran tersebut?” AS: “Ya kita sita otomatis mba, kalau hp itu kita sita mba nanti yang mengambil dari orangtua siswanya, tetapi kalau didalam hp itu kontennya sudah tidak bagus berupa gambar atau video maka hp itu akan dikembalikan nanti setelah anak itu kenaikan kelas. Lalu berkelahi pasti kita tangani dengan serius mba”. HS: “Kalau disini sering ada anak yang dipotong rambutnya ya pak?” AS: “Oh iya mba itu sering terjadi disini, guru-guru sering jadi tukang potong rambut dadakan” HS: “Lalu bagaimana peran bapak untuk mendisiplinkan peserta didik dalam hal penampilan khususnya dalam hal rambut dan aksesoris pak? Kendala dan upayanya apa pak yang dilakukan?”

  AS: “Dalam hal penampilan pasti saya memberi contoh dulu mba biar saya sendiripun tidak jarkoni, jadi sama anak tidak akan eyel-eyelan wong gurunya saja sudah memberikan contoh yang baik. Kendalanya memang dalam hal rambut dan aksesoris itu kadang anaknya susah mba, sudah ditegur masih saja belum potong rambut, sudah disitapun iru aksesoris masih ada lagi atau anak beli lagi, ya begitulah anak mba. Solusinya ya dengan saya memotong rambut siswa itu langsung dan menyita aksesoris yang mereka pakai, jadi anak diharapkan itu jera mba dan tidak mengulanginya lagi”. HS: “Kalau dalam hal kehadiran pak? Ada yang sering terlambat atau tidak?” AS: “Kalau akhir-akhir ini malah sering dan banyak terjadi mba, tetapi memang untuk pelanggaran tersebut belum kita fokuskan dalam memberi sanki yang tegas mba”.

AS: “Sebagai kesiswaan disini ya pastinya saya selalu menegur dan menasehatinya terlebih dahulu sebelum melakukan tindakan mba, ditanya

  kenapa terlambat. Memang anak disini kan dari berabagai latar belakang keluarga ya mba jadi ada yang datang ke sekolah diantar, ada yang naik angkot, ada yang bawa sepeda dan aja juga yang jalan kaki, jadi kendalanya memang datang dari anak itu sendiri yang bangun kesiangan jadi terlambat ke sekolah. Solusinya ya dengan memberikan sanksi apa itu suruh mengerjakan tugas pada jam pertama pelajaran atau terkadang kita kenakan denda uang kalau dia sudah terlambat dan memakai sepatu yang tidak sesuai atau warnanya tidak sesuai, nah uang ini dibayarkan ke bendahara kelas untuk nantinya jadi uang kas kelas, seperti it u mba”. HS: “Kalau yang sering melanggar kedisiplinan atau tat tertib disini itu kelas berapa pak?” AS: “Oh kalau sekarang hampir merata mba di semua kelas melanggar, beda dengan tahun-tahun kemarin itu yang melanggar hanya kelas-kelas tertentu, tetapi kal au tahun ini hampir merata mba yang melanggar”. HS: “Upaya atau langkah apa saja yang dilakukan oleh pihak waka kesiswaan untuk menangani kedisiplinan ini pak?” AS: “Kalau dari waka kesiswaan itu lebih pada tindakan ya mba, jadi kalau terjadi masalah pasti dari waka kesiswaan itu memberi hukumannya atau tindakan.

  Lalu pasti kita berikan pengertian, sosialisasi dan pengarahan untuk siswa. Jadi kita tidak bosan- bosannya untuk selalu mendisiplinkan siswa”

  HS: “Sanksinya apa si pak untuk anak yang melanggar disini?”

AS: “Kalau disini memang sanksinya tidak tertulis ya mba, tapi itu kita menerapkan dalam rangka untuk membuat siswa jera, ya yang pasti

  hukuman itu ringan bagi siswa. Kita kenakan denda, kalau tidak pakai dasi atau hasduk kita denda Rp. 1000,- tergantung dengan anaknya juga mba, kira-kira dia mampu bayar ya kita kenakan Rp. 2000,- ada juga mba yang di denda Rp. 10.000,- karena sepatunya yang tidak sesuai karena tidak hitam polos, nah itu dengan maksud adalah untuk mereka jera agar mereka sayang dengan uang mereka, jadi kalau tidak melanggar kan uangnya masih bisa digunakan untuk yang lainnya. Harapannya ketika sudah di denda kedepannya akan lebih disipli lagi dan tidak melanggar lagi. Lalu kalau yang sudah sering melanggar kita pasti akan memberikan surat pernyataan atau surat peringatan kemudian kalau anak itu sudah sering di potong rambutnya paling saya kasih surat untuk pulang suruh cukur”. HS: “Kendalanya apa pak untuk mendisiplinkan peserta didik disini?” AS: “Kalau kendalanya memang banyak mba, diantaranya adalah terkadang terlalu banyak anak-anak yang hari ini melanggar dan sudah didenda lalu besok melanggar lagi dan didenda lagi mba jadi boleh dikatakan banyak yang ngeyel mba”. HS: “Apakah kondisi latar belakang peserta didik mempengaruhi pak?” AS: “Iya mba kondisi latar belakang siswa sangat mempengaruhi, termasuk juga dari daya dukung dari orangtua disini kurang. Seperti melanggar peraturan itu kan dimulai dari rumah mereka, dari rumah saja sudah terbiasa seperti itu jadi di sekolah juga melanggar, dari rumah saja sudah seperti itu berarti kan dari rumah itu tidak di arahkan dan di awasi oleh orang tuanya”. HS: “Nah disini kan ada guru PKn dan guru BK ya pak, apakah ada kerjasama antara kesiswaan dengan kedua guru ini pak?” AS: “Ya ada mba, jadi ketika dalam tataran sosialisasi, peringatan itu ada di BK dan PKn mba, kemudian nanti setelah ada pelanggaran dan tindakan dari kedua guru itu baru kita kenakan sanksi”. HS: “Harapannya apa si pak untuk anak-anak ke depannya dalam hal disiplin da mematuh i tata tertib?”

  AS: “Ya harapannya si anak-anak disiplin dan tidak melakukan pelanggaran lagi, ya tidak si sepenuhnya 100% tapi ya paling tidak sebagian besar lah mb kisaran 80-90% itu disiplin kemudian nanti kan kalau sudah besar sudah di masyarakat saya kira peserta didik akan mendapatkan banyak manfaat dari disiplin itu sendiri, sehingga kita disini selalu menekankan kepada anak untuk selalu disiplin agar ada hasilnya mereka disiplin di rumah, di sekolah maupun di masyarakat”.

  HS: “Ok bapak terimakasih untuk wawancaranya dan sudah meluangkan waktunya” AS: “Iya mba sama-sama”

  LAMPIRAN 3

  Kisi-kisi atau Pedoman Wawancara dengan Informan

  No Variabel Indikator Deskriptor 1. -Kedisiplinan peserta - Disiplin dalam hal - Menurut bapak/ibu, bagaimana didik kedisiplinan tingkat kedisiplinan peserta didik di MTs Negeri Sumbang?

  • Pelanggaran apa yang sering dilakukan oleh peserta didik?
  • Apakah pernah terjadi pelanggaran dalam hal kehadiran?
  • Apa peran bapak/ibu untuk mendisiplinkan peserta didik dalam hal kehadiran?
  • Apa yang menjadi kendala dalam mendisiplinkan peserta didik dalam hal kehadiran?
  • Apakah upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala dalam hal disiplin kehadi>Disiplin dalam hal pakaian - Apa peran bapak/ibu untuk mendisiplinkan peserta didik dalam hal pakaian?
  • Apa yang menjadi kendala dalam mendisiplinkan peserta didik dalam hal pakaian?
  • Apakah upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala dalam hal disiplin pakaian?

  • Disiplin dalam hal - Apa peran bapak/ibu untuk penampilan mendisiplinkan peserta didik dalam hal penampilan?
  • Apa yang menjadi kendala dalam mendisiplinkan peserta didik dalam hal penampilan?
  • Apakah upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala dalam hal disiplin penampilan?

  2. -Peran guru PKn -Guru sebagai fasilitator -Bagaimana cara guru PKn melaksanakan peran sebagai fasilitator agar peserta didik disiplin?

  • Bagaimana cara guru PKn melaksanakan peran sebagai fasilitator agar peserta didik disiplin dalam hal mematuhi tata tertib?
  • Guru sebagai motivator -Bagaimana cara guru PKn melaksanakan peran sebagai motivator agar peserta didik disip
  • Bagaimana cara guru PKn melaksanakan peran sebagai motivator agar peserta didik disiplin dalam hal mematuhi tata tertib?

  • Guru sebagai pemacu -Bagaimana cara guru PKn melaksanakan peran sebagai pemacu agar peserta didik disiplin?
  • Bagaimana cara guru PKn melaksanakan peran sebagai pemacu agar peserta didik disiplin dalam hal mematuhi tata ter>Guru sebagai pemberi -Bagaimana cara guru PKn inspirasi melaksanakan peran sebagai pemberi inspirasi agar peserta didik disiplin?
  • Bagaimana cara guru PKn melaksanakan peran sebagai pemberi inspirasi agar peserta didik disiplin dalam hal menaati tata tertib?
WAWANCARA GURU PKn

  1. Bagaimana peran bapak/ibu sebagai guru PKn untuk mendisiplinkan peserta didik dalam hal kehadiran? Adakah kendalanya? Solusi apakah yang bapak/ibu untuk menghadapi kendala tersebut?

  2. Bagaimana peran bapak/ibu sebagai guru PKn untuk mendisiplinkan peserta didik dalam hal pakaian? Adakah kendalanya? Solusi apakah yang bapak/ibu untuk menghadapi kendala tersebut?

  3. Bagaimana peran bapak/ibu sebagai guru PKn untuk mendisiplinkan peserta didik dalam hal penampilan? Adakah kendalanya? Solusi apakah yang bapak/ibu untuk menghadapi kendala tersebut?

  4. Bagaimana cara ibu/bapak selaku guru PKn melaksanakan peran sebagai fasilitator agar peserta didik disiplin?

  5. Bagaimana cara ibu/bapak selaku guru PKn melaksanakan peran sebagai fasilitator agar peserta didik disiplin dalam hal mematuhi tata tertib?

  6. Bagaimana cara ibu/bapak selaku guru PKn melaksanakan peran sebagai motivator agar peserta didik disiplin?

  7. Bagaimana cara ibu/bapak selaku guru PKn melaksanakan peran sebagai motivator agar peserta didik disiplin dalam hal mematuhi tata tertib?

  8. Bagaimana cara ibu/bapak selaku guru PKn melaksanakan peran sebagai pemacu agar peserta didik disiplin?

  9. Bagaimana cara ibu/bapak selaku guru PKn melaksanakan peran sebagai pemacu agar peserta didik disiplin dalam hal mematuhi tata tertib?

  10. Bagaimana cara ibu/bapak selaku guru PKn melaksanakan peran sebagai pemberi inspirasi agar peserta didik disiplin?

  11. Bagaimana cara ibu/bapak selaku guru PKn melaksanakan peran sebagai pemberi inspirasi agar peserta didik disiplin dalam hal menaati tata tertib? WAWANCARA GURU BK

  1. Menurut bapak bagaimana tingkat kedisiplinan peserta didik di MTs Negeri Sumbang?

  2. Apa sajakah pelanggaran kedisiplinan yang paling sering terjadi?

  3. Apakah terjadi pelanggaran terhadap tata tertib lainnya selain kedisiplinan peserta didik?

  4. Terkait dengan pelanggaran- pelanggaran yang terjadi bagaimana peran bapak selaku guru BK?

  5. Bagaimana peran bapak selaku guru BK untuk mendisiplinkan peserta didik dalam hal kehadiran? Adakah kendalanya? Solusi apakah yang bapak/ibu untuk menghadapi kendala tersebut?

  6. Bagaimana peran bapak selaku guru BK untuk mendisiplinkan peserta didik dalam hal pakaian? Adakah kendalanya? Solusi apakah yang bapak/ibu untuk menghadapi kendala tersebut?

  7. Bagaimana peran bapak selaku guru BK untuk mendisiplinkan peserta didik dalam hal penampilan? Adakah kendalanya? Solusi apakah yang bapak/ibu untuk menghadapi kendala tersebut?

  8. Langkah apakah yang dilakukan oleh pihak BK untuk mendisiplinkan peserta didik?

  9. Kendala apa sajakah yang dihadapi bapak ketika mendisiplinkan peserta didik?

  10. Apakah kondisi latar belakang peserta didik mempengaruhi kedisiplinan peserta didik?

  11. Apakah dari guru BK ada kerjasama dengan guru PKn untuk mendisiplinkan peserta didik? Contoh kerjasama itu bagaimana?

  12. Sanksi apa sajakah yang bapak berikan kepada peserta didik apabila melakukan pelanggaran tersebut? WAWANCARA Waka Kesiswaan

  1. Menurut bapak bagaimana tingkat kedisiplinan peserta didik di MTs Negeri Sumbang?

  2. Apa sajakah pelanggaran kedisiplinan yang paling sering terjadi?

  3. Apakah terjadi pelanggaran terhadap tata tertib lainnya selain kedisiplinan peserta didik?

  4. Terkait dengan pelanggaran- pelanggaran yang terjadi bagaimana peran bapak selaku Waka Kesiswaan?

  5. Langkah apakah yang dilakukan oleh pihak kesiswaan untuk mendisiplinkan peserta didik?

  6. Bagaimana peran bapak sebagai Waka Kesiswaan untuk mendisiplinkan peserta didik dalam hal kehadiran? Adakah kendalanya? Solusi apakah yang bapak/ibu untuk menghadapi kendala tersebut?

  7. Bagaimana peran bapak sebagai Waka Kesiswaan untuk mendisiplinkan peserta didik dalam hal pakaian? Adakah kendalanya? Solusi apakah yang bapak/ibu untuk menghadapi kendala tersebut?

  8. Bagaimana peran bapak sebagai Waka Kesiswaan untuk mendisiplinkan peserta didik dalam hal penampilan? Adakah kendalanya? Solusi apakah yang bapak/ibu untuk menghadapi kendala tersebut?

  9. Kendala apa sajakah yang dihadapi bapak ketika mendisiplinkan peserta didik?

  10. Apakah kondisi latar belakang peserta didik mempengaruhi kedisiplinan peserta didik?

  11. Apakah dari Waka Kesiswaan ada kerjasama dengan guru PKn maupun guru BK untuk mendisiplinkan peserta didik? Contoh kerjasama itu bagaimana?

  12. Sanksi apa sajakah yang bapak berikan kepada peserta didik apabila melakukan pelanggaran tersebut? WAWANCARA PESERTA DIDIK

  1. Apa yang bapak dan ibu guru lakukan ketika kamu datang terlambat ke sekolah? Hukuman apa yang diberikan kepada kamu?

  2. Apa yang bapak dan ibu guru lakukan ketika kamu berpakaian tidak rapih atau bajunya dikeluarkan? Hukuman apa yang diberikan kepada kamu?

  3. Apa yang bapak dan ibu guru lakukan kelau rambut kamu gondrong atau kamu pakai aksesoris yang berlebihan? Hukuman apa yang diberikan kepada kamu?

  4. Menurut kamu, bagaimana cara bapak/ibu guru PKn memberikan dorongan atau memotivasi kepada kalian agar selalu berangkat ke sekolah?

  5. Menurut kamu, bagaimana cara bapak/ibu guru PKn memberikan dorongan atau memotivasi kepada kalian agar selalu menaati tata tertib sekolah?

Dokumen yang terkait

TATA TERTIB PESERTA UJIAN SEMESTER TAHUN

0 8 8

PERAN GURU DALAM PEMBENTUKAN PERILAKU BERTANGGUNG JAWAB PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 15 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2015/2016

0 6 52

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENUMBUHKAN KARAKTER ANTI KORUPSI PESERTA DIDIK SMK NEGERI 1 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 - Test Repository

0 2 145

KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MODEL MAKASSAR

0 2 190

PENGARUH KEDISIPLINAN KELUARGA DAN TATA TERTIB SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK DI MI NU ISLAMIYYAH JETISKAPUAN JATI KUDUS TAHUN PELAJARAN 2015/2016 - STAIN Kudus Repository

0 0 7

PENGARUH KEDISIPLINAN KELUARGA DAN TATA TERTIB SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK DI MI NU ISLAMIYYAH JETISKAPUAN JATI KUDUS TAHUN PELAJARAN 2015/2016 - STAIN Kudus Repository

0 0 23

PENGARUH KEDISIPLINAN KELUARGA DAN TATA TERTIB SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK DI MI NU ISLAMIYYAH JETISKAPUAN JATI KUDUS TAHUN PELAJARAN 2015/2016 - STAIN Kudus Repository

0 0 18

EFEKTIVITAS SOSIODRAMA DALAM MENINGKATKAN PERILAKU PROSOSIAL PESERTA DIDIK KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI 10 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 - Raden Intan Repository

0 0 136

KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN PERANNYA DALAM MEMBENTUK KARAKTER PESERTA DIDIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI KOTA BANJARMASIN TESIS

0 0 22

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI TATA TERTIB SEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) AL ISLAM 1 SURAKARTA - UNS Institutional Repository

0 0 21