PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENUMBUHKAN KARAKTER ANTI KORUPSI PESERTA DIDIK SMK NEGERI 1 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 - Test Repository

  PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENUMBUHKAN KARAKTER ANTI KORUPSI PESERTA DIDIK SMK NEGERI 1 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

OLEH NIDHAUL KHUSNA NIM: 11111033 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

  MOTTO ْْلَهُءاَزَجِناَسْحلإالاِإُناَسْحلإا

  Tidakadabalasankebaikankecualikebaikan (pula) (Ar-Rahman:60)

  

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahNyra, saya

persembahkan skripsi ini kepada:

  1. Bapak dan Ibunda ku tercinta, Bapak Muhyidin dan Ibu Umi Rohmatun yang tiada henti selalu memberikan kasih sayang, doa, dukungan, bimbingan dan nasihat dalam kehidupan ini.

  2. Ibu Dra. Djami’atul Islamiyah, M.Ag yang membimbing dan mendidik ku dengan penuh keikhlasan dan kesabaran.

  3. Semua dosen dan guru-guru ku yang telah membimbing dan memberikan ilmu kepada ku.

  4. Seluruh kyai PP Salafiyah, terimakasih atas semua ilmu yang telah diberikan, semoga bermanfaat dan berkah dalam kehidupan ku mendatang.

  5. Kakak ku tersayang, Farikhatul Walidah yang selalu memberikan arahan dan motivasi, dan adik ku terkasih sebagai sumber inspirasi dalam hidup ku dan semoga kebahagian selalu menyertai kalian.

  6. Teman-Teman PP Salafiyah Pulutan, terimakasih atas kasih sayang yang kalian berikan pada ku. Kalian adalah keluarga baru yang Allah anugrahkan dalam hidup ku.

  7. Keluarga besar Racana Kusuma Dilaga Woro-Srikandi, PMII, IPPNU Kab.Smg, dan LPM Dinamika, yang telah memberikan tempat untuk aku menemukan banyak teman dan pengalaman.

8. TPQ Al-Ikhlas Tegalrejo Permai yang telah memberikan aku pengalaman dalam mengajar.

  9. Sahabat-Sahabat ku, Khuzaimah, Ni’mah, Titik, Latri dan mbak Fajar terimakasih sudah menemani perjalanan hidup ku dan memberikan kecerian dalam hari-hari ku.

  10. Teman –teman seperjuangan ku angkatan 2011, khususnya teman-teman jurusan PAI

KATA PENGANTAR

  Assalamu‟alaikum Wr. Wb

  Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT. Atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat diberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para pengikut setianya.

  Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam Ilmu Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

  1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Ibu Siti Rukhayati M.Ag. , selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI).

  3. Ibu Dra. Djamiatul Islamiyah, M.Ag., sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan tugas ini.

  4. Bapak Rovi’in, M.Ag. selaku pembimbing akademik 5.

  Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

  6. Bapak dan ibu serta saudara-sadaraku di rumah yang telah mendoakan dan mendukung penulis dalam menyelesaikan studi di IAIN Salatiga dengan penuh kasih sayang dan kesabaran.

7. Keluarga besar SMK N 1 Salatiga yang telah memberikan penulis tempat dalam mengadakan penelitian, sehingga terselesainya skripsi ini.

  8. Seluruh teman-teman dan semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyelesaian skripsi ini Harapan penulis, semoga amal baik dari beliau mendapatkan balasan yang setimpal dan mendapatkan ridho Allah SWT. Akhirnya dengan tulisan ini semoga bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya.

  Wassalamu‟alaikum Wr. Wb

  Salatiga, 17 Agustus 2015 Penulis, NidhaulKhusna

  

ABSTRAK

  Khusna, Nidhaul. 2015. Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam

  Menumbuhkan Karakter Anti Korupsi Peserta Didik SMK N 1 Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015. Skripsi. Jurusan Pendidikan

  Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

  Pembimbing: Dra.Djami’atul Islamiyah, M.Ag.

  Kata Kunci: Peran Guru PAI, Karakter, Anti Korupsi

  Peran guru agama Islam sebagai guru yang mengajarkan materi agama mempunyai peran penting dalam menumbuhkan sikap terpuji, termasuk dalam hal menumbuhkan karakter anti korupsi. Pembentukan karakter anti korupsi pada peserta didik, sebagai upaya mencegah korupsi dari bibit-bibitnya, karenapesertadidikmerupakanpemimpinpenerusbangsa.Penelitianinimembahasme ngenai Peran Guru Agama Islam Dalam Menumbuhkan Karakter Anti Korupsi Peserta Didik SMK N 1 Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015. Fokus penelitian yang akan dikaji adalah: 1. Bagaimana pendidikan nilai-nilai anti korupsi peserta didik SMK N 1 Salatiga 2014/2015. 2. Bagaimana peran guru agama Islam dalam menumbuhkan karakter anti korupsi pada peserta didik. 3. Faktor-faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat dalam menumbuhkan karakter anti korupsi pada peserta didik SMK N 1 Salatiga tahun pelajaran 2014/2015.

  Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, maka kehadiran peneliti di lapangan sangat penting.Peneliti bertindak langsung sebagai instrument dan sebagai pengumpul data hasil observasi.Data yang berbentuk kata-kata diperoleh dari para informan, sedangkan data tambahan berupa dokumen.Analisis data dilakukan dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesis, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan, dan tahap akhir dari analisa data ini mengadakan keabsahan data dengan menggunakan uji

  credibility, transferability, dependability danconfirmability .

  Temuan penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa pendidikan anti korupsi sangat penting untuk diajarkan pada peserta didik. Kurikulum anti korupsi sudah termuat dalam kurikulum PAI. Peran guru PAI sama dengan guru lain seperti, memberi informasi, memberi nasihat, memeberi arahan dan sebagai teladan. Cara yang ditempuh guru PAI dalam menumbuhkan karakter anti korupsi yaitu melatih shalat lima waktu secara tepat waktu, menghargai kejujuran, menggunakan metode pembelajaran yang mampu melatih sikap anti korupsi, peserta didik dilatih tanggungjawab, disiplin waktu, pembelajaran di luar kelas dan pemberian sanksi.Pendukung dalam menumbuhkan karakter anti korupsi di SMK N 1 Salatiga yaitu kerjasama semua guru, kantin sekolah, ekstrakulikuler, banyaknya media informasi tentang bahaya korupsi, peraturan yang tegas dari lembaga sekolah. Sedangkan yang menjadi hambatan yaitu adanya sikap guru yang cuek, keterbatasan dalam mengawasi peserta didik di luar sekolah, latar belakang peserta didik yang berbeda dan tidaknya adanya kesepakatan kurikulum.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL .................................................................................... i HALAMAN BERLOGO .............................................................................. ii HALAMAN NOTA PEMBIMBING ........................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iv HALAMAN DEKLARASI .......................................................................... v HALAMAN MOTTO ................................................................................. vi HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... vii KATA PENGANTAR .................................................................................. ix ABSTRAK ................................................................................................... xi DAFTAR ISI ................................................................................................ xii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiv DAFTAR GAMBAR.................................................................................... xv

  BAB I PENDAHULUAN A.

  1 LatarBelakangMasalah...................................................................

  B.

  4 RumusanMasalah ..........................................................................

  C.

  5 Tujuan Penelitian ...........................................................................

  D.

  5 KegunaanPenelitian .......................................................................

  E.

  7 PenegasanIstilah .............................................................................

  F.

  9 Metode Penelitian G.

  18 Sistematika Penulisan ...................................................................

  BAB II KAJIAN TEORI A. Peran GuruPendidikan Agama Islam ............................................

  20 B. Karakter Anti Korupsi ....................................................................

  29 C. Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Menumbuhkan Karakter Anti Korupsi....................................................................

  39 BAB III GAMBARAN UMUN DAN HASIL PENELITIAN SMK N 1 SALATIGA A.

  GambaranUmumSMK N 1 Salatiga ..............................................

  42 B. Hasil Penelitian ..............................................................................

  48 BAB IV ANALISIS A.

  Pendidikan Nilai-Nilai Anti Korupsi Peserta Didik SMKN ISalatiga 2014/2015 .......................................................................

  65 B. Peran dan Cara Guru Agama Islam Dalam Menumbuhkan Karakter Anti Korupsi Pada Peserta Didik ....................................

  68 C. Faktor-Faktor

  Pendukung Dan Penghambat Dalam Menumbuhkan Karakter Anti Korupsi Pada Peserta Didik ...........

  81 BAB V PENUTUP A.

  Kesimpulan ....................................................................................

  88 B. Saran-Saran ....................................................................................

  89 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN 1.

  Daftar SKK 2. Riwayat Hidup Penulis 3. Nota Pembimbing Skripsi 4. Surat Permohonan Izin Melakukan Penelitian 5. Surat Keterangan Melakukan Penelitian 6. Lembar Konsultasi 7. Daftar Pertanyaan 8. Deskripsi Wawancara 9. Silabus PAI SMK

  

DAFTAR GAMBAR

i.

  Pembelajaran PAI ii. Presentasi Hasil Diskusi iii. Kegiatan Jum’at Bersih iv. Kajian Rutin Jum’at v. Kegiatan Ekstra Kulikuler vi. Kantin Kejujuran

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beberapa tahun terakhir ini banyak terungkap kasus

  • – kasus korupsi di beberapa daerah di Indonesia yang oknumnya kebanyakan berasal dari pegawai negeri yang seharusnya mengabdi untuk kemajuan bangsa ini. Tindakan korupsi sudah menjadi hal biasa yang dilakukan masyarakat indonesia, mulai dari kalangan pejabat sampai masyarakat biasa. Tingginya tindakan korupsi yang ada di Indonesia dibuktikan dari hasil survei PERC pada tahun 2002 dan 2006, yang menyatakan Indonesia menduduki peringkat tertinggi di Asia (Muslich, 2011:3).

  Kasus korupsi berkaitan dengan penyalahgunaan Bulog senilai Rp.62,9 miliar (Hartanti, 2005:83). Korupsi mafia anggaran DPR di60-an proyek APBN sebesar 6.1 Triliun, rugikan negara sebesar 2.5 Triliun (www. kompas.com). Kasus korupsi terupdate di Indonesia saat ini yaitu berkaitan dengan korupsi bus transjakarta. Ketiga kasus korupsi tersebut merupakan sebagian kecil dari kasus – kasus korupsi yang ada di Indonesia.

  Banyaknya korupsi yang dilakukan para pegawai negara menunjukkan rendahnya pendidikan moral yang dimiliki bangsa Indonesia.

  Hal itu membuktikan para pegawai negara tidak semua mempunyai kecerdasan religious, meskipun secara kecerdasan intellectual banyak pegawai negara yang memiliki kecerdasan diatas rata-rata.

  Sekolah bukan hanya sebagai tempat dalam proses belajar mengajar mengenai hal-hal yang berkaitan dengan ilmu-ilmu pengetahuan, tetapi sekolah mempunyai fungsi lebih, yaitu sebagai tempat pembentukan karakter. Melalui rancang bangun kurikulum sekolah mempunyai kegiatan yang mendukung bagi terbentuknya karakter peserta didik. Disamping itu untuk lebih menguatkan impressi tentang pentingnya pembentukan karakter, peran guru sebagai role model di sekolah dan upaya-upaya yang sinergi dengan tujuan tersebut sangat penting bagi suatu lembaga pendidikan yang disebut sekolah.

  Dalam menumbuhkan karakter anti korupsi sekolah memerlukan dukungan dari pihak pemerintah sebagai penyelenggara kebijakan pendidikan. Pendidikan anti korupsi perlu dimasukkan dalam muatan kurikulum, sebagai cara pemerintah dalam memberantas korupsi sejak dini.

  Kurikulum yang didalamnya berisi tentang pendidikan anti korupsi akan mempermudah sekolah-sekolah yang telah mempunyai tekad memberantas korupsi sejak dini melalui penanaman karakter anti korupsi pada peserta didik.

  “Pendidikan budaya dan karakter bangsa ini cenderung pada implementasi, harus dipraktikan sehingga titik beratnya bukan pada teori.

  Karena itu, pendidikan ini seperti hidden curiculum ,” ujar Direktur

  Pembinaan SMP, Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas), Didik Suhardi, kepala pers, Jum’at (15/1/2010) (Muslich, 2011:9). Oleh karena itu ketika pendidikan karakter antikorupsi dimasukkan ke dalam kurikulum akan terjadi keseimbangan antara teori pendidikan karakter antikorupsi dengan implementasi dalam kehidupan sehari-hari pada lingkungan peserta didik.

  Peserta didik akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter baik apabila diasuh dalam lingkungan sosial yang berkarakter. Hal ini memerlukan kesadaran pada seluruh pihak yang mempengaruhi kehidupan peserta didik (keluarga, sekolah, dan seluruh komponen masyarakat-lembaga keagamaan) bahwa pendidikan karakter adalah hal vital untuk dilakukan (Zuchdi, 2009:58).

  Guru sebagai pendidik bukan hanya berperan untuk meningkatkan kecerdasan intellectual peserta didik. Namun, guru bertanggung jawab untuk meningkatkan kecerdasan religious dan sosial peserta didik dalam membentuk sikap anti korupsi, mengingat parahnya tindakan korupsi yang ada di Indonesia.

  Guru agama Islam sebagai guru agama mempunyai peranan yang lebih berat dibandingkan peranan guru pada mata pelajaran lain. Guru Agama Islam sebagai pendidik yang mengajarkan tentang pengetahuan agama mempunyai tugas yang dibebankan oleh masyarakat ataupun pihak-pihak terkait dalam menanamkan karakter yang baik pada peserta didik. Guru agama Islam mengajarkan tentang pendidikan agama yang didalamnya mengandung tentang akhlak yang mulia, sehingga peranan guru agama Islam berpengaruh besar dalam menanamkan karakter anti korupsi.

  Fenomena-fenomena mencontek, tawuran, penggunaan zat-zat aditif, penyalahgunaan uang SPP dll adalah bukti yang menggambarkan beberapa kasus prilaku menyimpang dari peserta didik yang masih berada dalam periode masa remaja yang labil. Oleh sebab itu labilitas remaja tersebut menuntut lebih peran guru di sekolah dengan berbagai kegiatan yang mengarah pada terbentuknya karakter anti korupsi. Pemikiran tersebut dilandasi akan adanya kesadaran bahwa peserta didik merupakan kader-kader penerus bangsa di masa mendatang.

  Kasus korupsi yang terjadi di Indonesia tidak akan terhenti, apabila moral pada peserta didik tidak diubah menjadi pribadi yang bermoral baik.

  Guru agama Islam sebagai guru yang mengajarkan materi agama mempunyai peran penting dalam menumbuhkan sikap terpuji, termasuk dalam hal menumbuhkan karakter anti korupsi. Bagaimana cara guru agama Islam dalam menanamkan karakter anti korupsi menjadi hal penting sebagai tanggung jawab yang secara tidak langsung dibebankan oleh masyarakat.

  Peneliti tertarik untuk mengetahui tentang bagaimana peran guru agama Islam didalam mencegah korupsi dengan menumbuhkan karakter anti korupsi. Oleh karena itu peneliti ingin melakukan suatu penelitian yang berjudul “PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENUMBUHKAN KARAKTER ANTI KORUPSI PESERTA DIDIK SMK N 1 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2014/2015”.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah yang telah peneliti sampaikan di atas, maka peneliti dapat merumuskan beberapa rumusan masalah:

  1. Bagaimana pendidikan nilai-nilai anti korupsi peserta didik SMK N 1 Salatiga 2014/2015? 2. Bagaimana peran guru agama Islam dalam menumbuhkan karakter anti korupsi pada peserta didik SMK N 1 Salatiga tahun pelajaran 2014/2015?

  3. Faktor-faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat dalam menumbuhkan karakter anti korupsi pada peserta didik SMK N 1 Salatiga tahun pelajaran 2014/2015? C.

   Tujuan Penelitian

  Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama bahwa setiap kegiatan atau aktivitas yang dilakukan seseorang pasti mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Adapun tujuan skripsi ini adalah: 1.

  Mengetahui pendidikan nilai-nilai anti korupsi peserta didik SMK N 1 Salatiga 2014/2015.

  2. Mengetahui peran guru agama Islam dalam menumbuhkan karakter anti korupsi pada peserta didik SMK N 1 Salatiga tahun pelajaran 2014/2015.

  3. Mengetahui faktor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambat dalam menumbuhkan karakter anti korupsi pada peserta didik SMK N 1 Salatiga tahun pelajaran 2014/2015.

D. Kegunaan Penelitian

  Adapun kegunaan yang diharapkan dalam penulisan ini di antaranya adalah:

  1. Secara Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi pemikiran tentang wacana keilmuan, terutama pengembangan wawasan mengenai peran guru agama Islam dalam pendidikan karakter yang menumbuhkan sikap anti korupsi pada peserta didik.

  2. Secara Praktis a.

  Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti mengenai berbagai permasalahan yang berkaitan dengan peran dan tanggungjawab dalam menumbuhkan karakter anti korupsi yang secara tidak langsung dibebankan pada guru agama.

  b.

  Bagi Guru Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbang pemikiran berupa informasi atau pengetahuan bagi guru pada umumnya, dan khususnya bagi guru agama Islam dalam menumbuhkan karakter anti korupsi pada peserta didik.

  c.

  Bagi Wali Murid Mampu memberikan pengetahuan bagi para wali murid terhadap pemahaman tentang pentingnya peran guru agama Islam dalam menumbuhkan karakter anti korupsi, sehingga perilaku korupsi dapat dicegah sejak dini melalui peran wali murid sebagai orang tua. d.

  Bagi Pemerintah Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan atau bahan pertimbangan dalam upaya penanaman karakter anti korupsi dalam dunia pendidikan.

E. Penegasan Istilah

  Agar tidak terjadi kesalahpahaman pengertian dalam memahami topik penelitian ini, maka peneliti perlu memberikan penegasan istilah untuk beberapa kata yang kelihatannya masih abstrak, sehingga mempermudah pemahaman selanjutnya.

  Adapun pemahaman istilah yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1.

  Peran Guru Agama Islam Dalam kamus besar bahasa Indonesia, peran berarti tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu peristiwa (Depdiknas, 2007:854).

  Peran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah identik dengan andil, partisipasi, tugas dan konstribusi sebagai guru agama Islam.

  Guru adalah seorang yang bertugas mempersiapkan manusia susila yang cakap dan dapat diharapkan membangun dirinya, bangsa dan negara. Guru harus dapat melaksanakan tugas, yaitu mengajar, mendidik, melatih para siswanya (Asdiqoh, 2013:24). Guru tidak hanya sekedar memberikan pengajara ilmu pengetahuan, tetapi guru juga bertugas memberikan pendidikan akhlaq dan melatih peserta didik untuk bersikap dan betikngkah laku sesuai ajaran agama dan aturan sosial yang berlaku.

  Kata Islam menurut KBBI adalah agama yang diajarkan oleh Nabi Muhammad dan berpedoman pada kitab suci Al Qur’an yang diturunkan melalui malaikat Jibril sebagai wahyu Allah Swt (Depdiknas, 2007:444).

  Menurut pengetian di atas dapat dituliskan peran guru agama Islam yaitu tindakan seorang guru dalam partisipasinya untuk menjadikan peserta didik yang cakap, berpengetahuan luas dan bertingkah laku yang tidak menyimpang dari ajaran agama Islam yaitu Al Qur’an dan al hadist, sehingga berguna untuk dirinya sendiri, bangsa dan negara.

2. Karakter Anti Korupsi

  Karakter berasal dari nilai tentang sesuatu. Suatu nilai yang diwujudkan dalam bentuk perilaku anak itulah yang disebut karakter (Kesuma, 2011:11). Karakter adalah watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak yang membedakan seseorang dengan yang lain. (Saliman dan Sudarsono, 1994:116) Melalui pengertian karakter di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengetian karakter adalah suatu proses penetapan nilai yang dilakukan melalui pengembangan watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang baik dalam bentuk tindakan atau kebiasaan dalam sehari- hari.

  Korupsi adalah perbuatan yang buruk, seperti penggelapan uang ataupun penerimaan uang sogok (Depdiknas, 2007:524). Menurut Undang- Undang No.31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yang termasuk dalam tindak pidana korupsi adalah setiap orang yang dikategorikan melawan hukum, melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri, menguntungkan diri sendiri, orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan maupun kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.

  Dapat disimpulkan pengertian karakter anti korupsi adalah kemampuan mengaplikasikan diri dalam mencegah tindakan

  • –tindakan yang dapat merugikan negara, yang disebut dengan korupsi.

F. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

  Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian lapangan (field research) yaitu dengan melakukan penelitian terhadap objek yang dituju untuk mendapatkan data yang benar dan terpercaya tentang peran guru agama Islam dalam menumbuhkan karakter anti korupsi di SMK N 1 Salatiga tahun pelajaran 2014/2015.

  Penelitian ini bersifat kualitatif, maksudnya adalah prosedur data penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang perilakunya diamati. Penelitian ini dapat dikatakan penelitian yang bersifat deskriptif kualitatif maksudnya penulis menganalisis dan menggambarkan penelitian secara objektif dan detail untuk mendapatkan hasil yang akurat (Margono, 1997:36).

2. Kehadiran Peneliti

  Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai instrument sekaligus pengumpul data. Peneliti datang dan secara langsung berinteraksi di tengah-tengah objek penelitian dan melakukan pengamatan, wawancara mendalam dan aktivitas-aktivitas lainnya demi memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini. Peneliti turun langsung ke objek penelitian, tanpa mewakilkan pada orang lain, agar kegiatan yang berkaitan dalam menggali, mengidentifikasi data informasi dan fenomena . yang muncul di lapangan dapat diperoleh secara akurat 3.

   Lokasi Penelitian

  Salatiga mempunyai delapanbelas SMK negeri dan swasta. SMK negeri dan swasta di salatiga meliputi: SMK Al Falah, SMK Diponegoro, SMK Issuda Tingkir, SMK Kristen, SMK Kristen TI, SMK Muhammadiyah, SMK N I Salatiga, SMK N 2 Salatiga, SMK N 3 Salatiga, SMK Pancasila, SMK Pelita, SMK PGRI 1, SMK PGRI 2, SMK PGRI 3, SMK Plus Al-Madinah, SMK Saraswati, SMK Sultan Fatah, dan SMK Dharma Lestari (www.umm.ac.id).

  Peneliti mengambil SMK N 1 Salatiga dalam penelitian ini untuk mengetahui peran guru agama Islam dalam menumbumbuhkan sikap anti korupsi di SMK N 1 Salatiga beralamat di Jl. Nakula Sadewa. No.3, Dukuh, Sidomukti, Salatiga.

  4. Sumber Data

  Pengumpulan data dilakukan dengan merujuk pada natural setting, sebagai sumber data primer. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini ditempuh dengan jalan melakukan pengamatan, wawancara, dan penelaahan dokumen (Meleong, 2009:9). Pengamatan dilakukan untuk melihat secara riil kondisi sekolah mengenai penerapan sikap anti korupsi. Wawancara akan dilakukan terhadap guru yang mengajar agama Islam dan peserta didik. Dokumen yang dikumpulkan terkait dengan silabus PAI yang berhubungan dengan penanaman sikap anti korupsi, data-data kegiatan keagamaan, dan data-data lain yang relevan dengan penelitian yang dilakukan.

  5. Prosedur Pengumpulan Data

  Metode pengumpulan data yang peneliti gunakan untuk mengumpulkan data antara lain sebagai berikut: a.

  Metode Observasi Metode observasi peneliti gunakan untuk melihat secara langsung bagaiamana peran guru agama Islam dalam menumbuhkan sikap anti korupsi dan penerapan dalam keseharian peserta didik. Kegiatan ini dialakukan pada jam-jam sekolah.

  b.

  Metode Interview Metode interview peneliti gunakan untuk mengetahui pemahaman peran guru agama Islam dalam menumbuhkan sikap anti korupsi dan cara yang dilakukan untuk menerapkan sikap anti korupsi.

  Data ini peneliti dapatkan dari guru agama Islam dan peserta didik SMK N 1 Salatiga. Adapun pelaksanaannya dengan interview bebas terpimpin, karena akan memberikan kebebasan pada pihak yang akan diteliti dalam memberikan jawaban sehingga akan memperoleh data yang lebih mendalam.

  c.

  Metode Dokumentasi Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data-data tertulis yang relevan dengan penelitian. Teknik dan metode dalam dokumentasi ini adalah menafsirkan sekaligus menghubungkan dokumen dengan fenomena yang lain dalam memperkuat keabsahan data.

6. Analisis Data

  Analisis data kualitatif merupakan upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasi data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mencari dan menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain (Meleong, 2009:248).

  Analisis data dilakukan dengan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesis, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2011: 335).

7. Pengecekan Keabsahan Data

  Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji

  credibility, transferability, dependability dan confirmability (Sugiyono, 2011:366).

  a.

  Uji Kredibilitas Dalam uji kredibilitas atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, tringulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan member check (Sugiyono: 2011:368). 1)

  Perpanjangan Pengamatan Perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan nara sumber yang pernah ditemui maupun yang baru. Dengan perpanjangan pengamatan ini, peneliti mengecek kembali apakah data yang diberikan selama ini merupakan data yang sudah benar atau tidak.

  2) Meningkatkan Ketekunan

  Meningkatkan ketekunan data berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Sebagai bekal peneliti untuk meningkatkan ketekunan data adalah dengan cara membaca berbagai referensi buku maupun hasil penelitian atau dokumentasi-dokumentasi yang terkait dengan temuan yang diteliti.

  3) Triangulasi

  Triangulasi terbagi menjadi tiga yaitu triangulasi sumber, teknik, dan waktu. Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Untuk menguji kredibiltas data tentang peran guru, maka pengumpulan dan pengujian data yang telah diperoleh dapat dilakukan keguru dan peserta didik. Triangulasi Teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi, atau dokumentasi. Triangulasi Waktu dipilih waktu yang tepat dalam pengumpulan data, sehingga memberikan data yang lebih valid.

  4) Analisis Kasus Negatif

  Melakukan kasus negatif berarti peneliti mencari data yang beda bahkan bertentangan dengan data yang ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau bertentangan dengan temuan, berarti data yang ditemukan sudah dapat dipercaya.

  5) Member Check

  Member check merupakan proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan member check adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Pelaksanaan member check dapat dilakukan setelah pengumpulan data selesai atau setelah membuat suatu temuan, atau kesimpulan.

  b.

  Uji Transferability Supaya orang lain dapat memahami hasil penelitian kualitatif sehingga ada kemungkinan untuk menerapkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti dalam membuat laporannya harus memberikan urian yang rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya.

  c.

  Uji Dependability Dalam penellitian kualitatif, uji dependability dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian.

  Caranya dilakukan oleh auditor yang independen atau pembimbing untuk mengaudit keseluruhan aktivitas peneliti dalam melakukan penelitian.

  d.

  Uji Konfimability Uji Konfimability berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan . Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar konfirmability.

8. Tahap-Tahap Penelitian

  Penelitian kualitatif dibagi menjadi tiga tahap, yaitu: tahap pra- lapangan, tahap pekerjaan lapangan, dan tahap analisis data (Moleong, 2009:127). Adapun tahapan penelitian bertajuk Peran Guru Agama Islam Dalam Menumbuhkan Karakter Anti Korupsi sebagai berikut: a.

  Tahap Pra-Lapangan Tahap pra-lapangan adalah sebelum berada di lapangan. Ada enam kegiatan yang harus dilakukan peneliti pada tahap pra-lapangan.

  Dalam tahap ini ditambah satu pertimbangan yang perlu diperhatikan yaitu etika penelitian. Kegiatan tersebut antara lain: menyusun rancangan penelitian, memilih lapangan penelitian, mengurus perizinan, menjajaki dan menilai lapangan, memilih dan memanfaatkan informan, menyiapkan perlengkapan penelitian. Tahap ini digunakan sebelum peneliti melakukan penelitian yang sebenarnya. Kemudian peneliti membuat rencangan kegiatan dan memilih salah satu lokasi untuk dijadikan objek penelitian.

  Pada penelitian ini peneliti mengambil lokasi penelitian di SMK N 1 Salatiga. Selanjutnya peneliti melakukan observasi awal tentang lokasi yang dijadikan objek penelitian untuk melihat dan mengetahui kondisi guru agama Islam dalam menumbuhkan karakter anti korupsi agar sesuai dengan pokok bahasan penelitian dan menentukan beberapa informan yang bertujuan untuk mencari gambaran awal tentang keadaan lokasi. b.

  Tahap Pekerjaan Lapangan Pada tahap ini merupakan tahapan yang sebenarnya. Tahap ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu: memahami latar penelitian dan persiapan diri, memasuki lapangan, berperan serta sambil mengumpulkan data.

  Pada tahap ini peneliti terlibat langsung ke lokasi dan mengikuti kegiatan guru yang termasuk dalam fokus penelitian. Peneliti mencari tahu informasi tentang kegiatan-kegiatan tersebut dangan menggunakan metode wawancara terhadapa informan-informan yang ada. Melalui kegiatan itu peneliti akan mengumpulkan data-data yang sesuai fokus penelitian.

  c.

  Tahap Analisis Data Setelah data dapat dikumpulkan oleh peneliti, maka peneliti menganalisis data yang sudah ada dengan dukungan teori-teori yang sudah ada, sehingga dapat disimpulkan beberapa hasil penelitian. Analisis data terdapat beberapa alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu: 1)

  Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah kegiatan yang mengantisipasi kegiatan sebelum melakukan penelitian lapangan. Penelitian dirancang sehingga nanti mudah dalam menganalisis dan sebagai bukti pada penelitian.

  2) Reduksi Data

  Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian data kasar yang muncul dari catatan tertulis di lapangan.

  3) Penyajian Data

  Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Melalui data kita akan memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan dalam mengambil tindakan berdasarkan atas pemahaman yang didapat dari penyajian tersebut.

  4) Kesimpulan

  Pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, kemudian menarik kesimpulan dari apa yang telah dianalisis.

G. Sistematika Pembahasan

   Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan menyeluruh serta

  mempermudah pemahaman terhadap penulisan skripsi ini, penulisan skripsi ini dikelompokkan menjadi lima bab. Di mana antara bab satu dengan bab yang lainnya saling berhubungan.

  BAB I: Bagian ini merupakan pendahuluan, yang dikemukakan dalam bab ini merupakan pengantar dari keseluruhan isi pembahasan. Pada bagian pertama ini akan di dibahas beberapa sub bahasan, yaitu: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.

  BAB II: Berisi landasan pijak teoritis dari penelitian. Pada bagian ini dikemukakan teori-teori yang berkaitan dengan objek formal penelitian. Sesuai dengan judul skripsi maka pembahasan pada bab ini berisi: pengertian, peran guru pendidikan agama Islam.

  Pengertian, pendidikan karakter, pengertian dan bentuk-bentuk korupsi, dan tindakan korupsi di tingkat sekolah, serta peran guru agama Islam dalam menumbuhkan karakter anti korupsi.

  BAB III: Bagian ini terdiri dari gambaran umum SMK N 1 Salatiga yang meliputi, letak geografis, sejarah berdirinya, Visi Misi dan tujuan, kegiatan ekstrakulikuler, dan hasil penelitian.

  BAB IV: Berisikan analisis data hasil penelitian. BAB V: Merupakan kajian paling akhir dari skripsi ini, yang mana pada

  bagian ini berisi kesimpulan peneliti dari seluruh pembahasan yang telah dikemukan dalam skripsi dan saran peneliti.

BAB II KAJIAN TEORI A. PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 1. Pengertian Peran Peran berarti tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu

  peristiwa (Depdiknas, 2007:854). Peran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah identik dengan andil, partisipasi, tugas dan konstribusi sebagai guru pendidikan agama Islam.

2. Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam

  Guru adalah seseorang yang memiliki tugas sebagai fasilitator sehingga siswa dapat belajar dan atau mengembangkan potensi dasar dan kemampuannya secara optimal, melalui lembaga pendidikan sekolah, baik yang didirikan oleh pemerintah ataupun oleh masyarakat atau swasta (Suparlan, 2005:12-13). Sedangkan pengertian guru menurut Uno merupakan suatu profesi, yang berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar pendidikan (Uno, 2011:15). Menurut dua pengertian di atas dapat dikatakan bahwa guru sebagai pendamping peserta didik dalam belajar dan seorang guru dalam menjalankan profesinya sebagai pengajar dan pendidik haruslah mempunyai keahlian khusus sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan. Jadi seorang guru lulusan Pendidikan Agama Islam sebaiknya mengajar mata pelajaran agama Islam, bukan mata pelajaran lain, begitu pula dengan mata pelajaran yang lain.

  Guru bukan hanya sebagai pengajar atau pemberi materi pelajaran dalam kelas, tetapi juga mampu mendidik dan menjadikan peserta didik mempunyai moral yang mulia. Pengetian guru sebagai pendidik moral peserta didik sesuai dengan pengertian guru menurut Djamarah, guru adalah spiritual father atau bapak rohani bagi seorang anak didik yaitu memberikan santapam jiwa dengan ilmu, pendidikan akhlak, dan membenarkannya, maka menghormati guru adalah menghormati anak didik kita, menghargai guru berarti memberikan penghargaan terhadap anak-anak kita, dengan guru itulah mereka hidup dan berkembang, sekiranya guru itu melakukan tugasnya dengan sebaik-baiknya (Djamarah, 1997:42).

  Pendidikan pada dasarnya adalah suatu proses untuk menciptakan kedewasaan pada manusia. Proses yang dilalui untuk menciptakan kedewasaan tersebut membutuhkan waktu yang lama, karena aspek yang ingin dikembangkan bukanlah hanya kognitif semata-mata melainkan mencakup semua aspek kehidupan, termasuk didalamnya nilai-nilai ketuhanan (Muslich, 2010:23). Pendidikan dalam buku falsafah pendidikan Islam secara khusus diartikan sebagai rangkaian usaha membimbing, mengarahkan potensi hidup manusia yang berupa kemampuan-kemampuan dasar dan belajar, sehingga terjadilah perubahan dalam kehidupan pribadinya sebagai makhluk individu, sosial dan dalam hubungannya dengan alam sekitar berada dalam nilai Islam, yakni norma- norma syari’at dan akhlak yang mulia.(al-Syaibani, 1979:399).

  Pengertian Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan yang materi bahasanya berkaitan dengan keimanan, ketakwaan, akhlaq, dan ibadah kepada Tuhan. Dengan demikian pendidikan agama berkaitan dengan pembinaan sikap mental-spiritul yang selanjutnya dapat mendasari tingkah laku manusia dalam berbagai bidang kehidupan (Nata, 2007:195). Menurut pengetian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian pendidikan agama Islam adalah suatu proses untuk membimbing dan mengarahkan peserta didik agar selalu berprilaku sesuai dengan nilai-nilai dalam Islam yaitu akhlak mulia yang tercermin pada kehidupan keseharian melaui pendidikan yang didalamnya mengandung materi tentang nilai-nilai keislaman, seperti keimanan, ketakwaan, akhlaq, dan ibadah kepada Tuhan.

  Guru pendidikan agama Islam adalah seseorang yang berprofesi sebagai pendidik dan pendamping peserta didik dalam proses membimbing dan mengarahakan peserta didik untuk mengetahui, memahami dan mampu mengamalkan ajaran-ajaran Islam, seperti keimanan, akhlaq dan cara berinteraksi dengan orang lain sesuai dengan ajaran Islam dalam kehidupan kesehariannya.

3. Peran Guru Pendidikan Agama Islam

  Pada dasarnya peran guru pendidikan agama Islam dan guru pada mata pelajaran lain tidak ada perbedaan. Seorang guru dapat berperan sebagai pembimbing, pengajar, dan sekaligus pelatih dengan kadar profesional tertentu (Samana,1994:79). Sebagai seorang pengajar sekaligus pendidik seorang guru tidak hanya pandai menguasai materi pelajaran, tetapi mampu menyampaikan dan menerapkan dalam keseharian peserta didik.

  Guru dalam mendidik dan membimbing para siswanya tidak hanya dengan bahan yang disampaikan atau metode-metode penyampaian yang sesungguhnya, tetapi dengan seluruh kepribadiannya (Isjoni, 2006:78). Penyampaian materi tidak selamanya menggunakan metode- metode pengajaran yang ada dalam dunia pendidikan, tetapi juga memerlukan kepribadian baik dari seorang guru sebagai teladan dalam menanamkan akhlaq terpuji pada peserta didik. Kepribadian guru sangat mempengaruhi perannya sebagai pembimbing dan pendidik. Guru merupakan mitra anak didik dalam kebaikan, sehingga guru berperan dalam memberi contoh teladan terhadap peserta didiknya.

  Pendidikan rohani untuk membentuk kepribadian peserta didik lebih dipentingkan. Peserta didik yang berilmu dan berketrampilan belum tentu berakhlak mulia. Cukup banyak orang berilmu dan berketrampilan, tetapi karena tidak mempunyai akhlak yang mulia, mereka terkadang menyalahgunakan ilmu untuk hal-hal yang negatif. Namun demikian bukan berarti orang yang berilmu dan berketrampilan tidak diharapkan, tetapi yang lebih diperlukan adalah orang yang berilmu dan berketrampilan serta berakhlak mulia (Djamarah, 1997:31).

  Kegiatan proses belajar tidak lain adalah menanamkan sejumlah norma ke dalam jiwa peserta didik. Semua norma yang diyakini mengandung kebaikan perlu ditanamkan ke dalam jiwa anak didik melalui peranan guru dalam pengajaran (Djamarah, 1997:31). Guru dalam mengajar tidak hanya sekedar menyalurkan materi pelajaran agar peserta didik tahu tentang ilmu pengetahuam secara teori, tetapi juga menanamkan kedalam jiwa peserta didik, sehingga mampu diamalkan dalam hidup keseharian. Guru Pendidikan Agama Islam sebagi guru yang mengajar pengetahuan tentang agama yang didalamnya ada materi tentang norma- norma Islam dan akhlaq terpuji, berperan untuk menanamkan kedalam hati peserta didik mengenai pengetahuan yang telah disampaikan dalam materi pelajaran. Guru Pendidikan Agama Islam harus mampu melatih peserta didik untuk selalu bersikap dan bertingkah laku sesuai ajaran agama Islam

  Guru sebagai ujung tombak pendidikan, memiliki peran yang sangat sentral dalam membangun peserta didik yang berkarakter. Peran guru bukan hanya menyampaiakan materi pelajaran, juga dituntut agar patut untuk ditiru dan digugu. Sebagaimana orang jawa menganggap guru adalah digugu lan ditiru. Seorang guru harus dapat menanamkan moral, nilali-nilai etika, estetika, budi pekerti yang luhur dan lain sebagainya kepada peserta didik.

  Peran guru dalam peraturan Undang-Undang No 14 Tahun 2005 tentang tugas utama guru yaitu mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (Redaksi Sinar Grafika,2006: 2).

  Salah satu tugas guru yaitu memberikan materi dalam ruang kelas. Dalam ruang kelas, suatu pendekatan komprehensif menuntut guru untuk: a.

  Bertindak sebagai model, mentor, memperlakukan para siswa dengan cinta dan penghargaan, menjadi contoh baik, mendukung perilaku prososial, dan mengkoreksi tindakan-tindakan yang menyakiti.

  b.

  Menciptakan sebuah komunitas moral di kelas, membantu para sisiwa untuk saling kenal, menghargai dan peduli antara siswa yang satu dengan lainnya, dan merasakan keanggotaan yang berharga dalam kelompok.

  c.

  Mempraktikkan disiplin moral, menggunakan penciptaan dan penegakan aturan-aturan sebagai peluang untuk menumbuhkan penalaran moral, kontrol diri, dan penghargaan terhadap orang lain.

  d.

  Menciptakan sebuah lingkungan ruang kelas yang demokratis, melibatkan para siswa dalam putusan-putusan dan berbagi tanggungjawab untuk membuat ruang kelas menajdi tempat yang baik untuk berada dan belajar.

  e.

  Mengajarkan nilai-nilai melalui kurikulum, menggunakan mata pelajaran sebagai wahana untuk mengkaji isu-isu etis.

  f.

  Menggunakan pembelajaran kooperatif untuk mengajari anak-anak dengan watak dan ketrampilan tolong menolong dan berkerja sama.

  g.

  Mendorong refleksi moral melalui kegiatan membaca, menulis, diskusi, pembuatan-putusan dan debat. h.

  Ajarkan pemecahan konflik agar para siswa memiliki kapasitas dan komitmen untuk memecahkan konflik dengan cara yang tidak memihak dan tanpa kekerasaan (Kesuma, 2011:81).

  Secara garis besar guru dalam mengajar di kelas mempunyai peran untuk mendidik peserta didik menjadi individu yang mampu mandiri, saling menghargai, disiplin, tanggungjawab, peduli terhadap orang lain dan tolong menolong, disamping tugas utamanya memberikan materi pelajaran sesuai dengan jurusan kependidikannya.

Dokumen yang terkait

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PENGEMBANGAN SIFAT-SIFAT RASUL DALAM HIDUP SEHARI-HARI PESERTA DIDIK DI SEKOLAH DASAR NEGERI PERCOBAAN 1 MALANG)

0 3 24

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian - PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN PERKEMBANGAN EMOSIONAL PESERTA DIDIK DI SMK ISLAM 1 DURENAN - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Guru - PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN PERKEMBANGAN EMOSIONAL PESERTA DIDIK DI SMK ISLAM 1 DURENAN - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

1 1 49

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian - PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN PERKEMBANGAN EMOSIONAL PESERTA DIDIK DI SMK ISLAM 1 DURENAN - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 15

BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Paparan Data - PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN PERKEMBANGAN EMOSIONAL PESERTA DIDIK DI SMK ISLAM 1 DURENAN - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 19

REVITALISASI PENDIDIKAN AGAMA DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK DI MADRASAH

0 0 20

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERIBADAH SISWA TAHUN PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PERILAKU SISWADI SD NEGERI KALIBENING SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 PERILAKU KALIBENING SALATIGA - Test Repository

0 2 118

MODEL PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS PADA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP SE-KECAMATAN KEDU KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 - Test Repository

0 0 166

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN MENAATI TATA TERTIB DENGAN KEMATANGAN KEPRIBADIAN PADA MAHASISWA ANGKATAN 2014/2015 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA - Test Repository

0 0 146

PERANAN SUPERVISI PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA NEGERI SE-SALATIGA - Test Repository

0 1 124