BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kompetensi Investor - PENGARUH KOMPETENSI, KEPERCAYAAN DIRI DAN HARGA SAHAM TERHADAP PERILAKU PERDAGANGAN SAHAM PADA MAHASISWA (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Pur

BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kompetensi Investor Kompetensi adalah mencari keunggulan bersaing pada sumber

  daya manusia yang dimiliki, yang dapat menciptakan sendiri keunggulan bersaing tersebut melalui kreatifitas yang mereka hasilkan dan keunikan yang mereka miliki. Kompetensi adalah gabungan dari kemampuan, pengetahuan, kecakapan, sikap, sifat, pemahaman, apresiasi, harapan dan ketrampilan yang dimiliki dan dikuasai oleh seseorang (Rofa’ah 2016).

  Teori kompentensi menurut Spencer dan Spencer dalam (Sukmayanti dkk 2016) menyatakan bahwa kompetensi adalah karakteristik yang mendasari seseorang berkaitan dengan efektivitas kinerja individu dalam pekerjaanya atau karakteristik dasar individu yang dimiliki hubungan kausal atau sebagai sebab akibat dengan kinerja yang dijadikan acuan, efektif atau berkinerja prima atau superior ditempat kerja atau pada situasi tertentu. Variabel ini diukur dengan indikator seberapa mengerti dan paham seorang investor terhadap perilaku perdagangan saham. Dapat melalui membaca buku tentang pasar modal atau pengalaman yang pernah dialami di pasar modal Indonesia.

  Kompetensi diproyeksikan dalam dua hal yaitu pengetahuan dan pengalaman (Tjun dkk 2012). Dapat dijelaskan lebih rinci bahwa kompetensi investor yang tercatat dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) terbentuk oleh pengetahuan mereka tentang pasar modal mulai dari laporan keuangan perusahaan, pembagian deviden perusahaan per tahunya dan juga berita-berita yang disampaikan oleh media mengenai perusahaan tersebut. Sedangkan pengalaman terbentuk akibat transaksi di pasar modal yang telah dilakukan oleh investor yang tercatat dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui proses mekanisme pasar selama beberapa waktu. Sebagai contoh adalah pengalaman investor yang tercatat dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) pada saat ekonomi indonesia mengalami krisis pada tahun 2008 harga IHSG mengalami penurunan dan berakibat pada tingkat

  return investor yang tercatat dalam Bursa Efek Indonesia (BEI)

  mengalami penurunan, tetapi krisis ini juga dapat memberikan dampak positif yaitu dengan turunya harga-harga saham yang memiliki laporan baik maka saham tersebut dapat dibeli investor yang tercatat dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan harga yang murah. Pengalaman seperti ini yang dapat digunakan oleh investor saat itu untuk dapat membaca pasar saat ini an mengetahui tanda-tanda krisis di pasar modal Indonesia.

  Agusti dan Pratiwi (2013) Seorang yang kompeten adalah orang yang dengan ketrampilanya mengerjakan pekerjaan dengan mudah, cepat, intuitif dan sangat jarang atau tidak pernah melakukan kesalahan. Filbert (2014) menyatakan dalam bukunya yang berjudul bandarmology bahwa pasar modal Indonesia menggunakan dua analisis dalam membaca pasar yaitu : (1) analsis teknikal atau kualitatif adalah metode yang lebih menekankan pada aspek pemahaman secara lebih mendalam pada suatu keadaan dan yang jelas-jelas yang kualitatif adalah analisis laporan keuangan. (2) analisis fundamental atau kuantitatif adalah metode yang dapat mengukur sebuah kondisi maupun fenomena secara lebih obyektif.

  Biasanya analisis fundamental lebih mengedepankan data-data dengan melihat chart atau grafik.

  Adini dan Yusrawati (2015) kompetensi sebagai kemampuan seseorang untuk menghasilkan pada tingkat yang memuaskan di tempat kerja, termasuk diantaranya kemampuan seseorang untuk mentransfer dan mengaplikasikan keterampilan dan pengetahuan tersebut dalam situasi yang baru dan meningkatkan manfaat yang disepakati. Begitu juga kompetensi yang harus dimiliki oleh investor yang tercatat dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) agar dapat menggali lebih jauh pengetahuan tentang pasar modal di Indonesia. Tujuan dari peningkatan kompetensi investor yang tercatat dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah agar sumber daya manusia yang dimiliki baik pada tingkatan sistem, kelembagaan, maupun individu dapat menjadi lebih baik lagi dan akan bermuara pada majunya pasar modal Indonesia.

  Wibowo (2007) dalam Posuma (2013) menyebutkan bahwa kompetensi adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan yang dilandasi oleh kemampuan dan keterampilan serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut. Kompetensi merupakan landasan dasar karakteristik orang dan mngindikasikan cara berprilaku atau berpikir, menyamakan situasi, dan mendukung untuk periode waktu yang cukup lama.

  Sidharta dan Lusyana (2014) menyebutkan bahwa kompetensi dibagi menjadi dua yaitu : (1) kompetensi emosional adalah karakter sikap dan perilaku atau kemauan dan kemampuan untuk menguasai diri dan memahami lingkungan secara obyektif dan moralis sehingga pola emosinya relatif stabil ketika menghadapi masalah pekerjaan, yang terbentuk melalui sinergi watak, konsep diri, motivasi internal serta kapasitas kemampuan emosional. (2) kompetensi sosial merupakan karakter sikap dan perilaku atau kemauan dan kemampuan membangun simpul-simpul kerja sama dengan orang lain yang relatif stabil ketika menghadapi masalah yang terbentuk melalui sinergi watak, konsep diri, motivasi internal serta kapasitas kemampuan emosional.

  Bohlin dan Rosvall (2014) menuliskan dalam penelitianya bahwa perdagangan pasar saham memberikan kesempatan pada biaya risiko.

  Untuk investor tujuan utamanya adalah untuk membuat uang sebanyak mungkin dengan bertindak sedemikian rupa bahwa laba tertinggi direalisasikan pada risiko minimal.

  Dalam penjabaran dari berbagai sumber diatas dapat diartikan bahwa kompetensi investor adalah kemmpuan yang dimiliki oleh soseorang pada hal ini investor yang tercatat dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam membaca pergerakan saham yang ada dalam pasar modal Indonesia yang terbentuk oleh pengetahuan serta pengalaman di pasar modal Indonesia. Kompetensi investor dapat ditunjang dengan dua analisis mendasar dalam pasar modal Indonesia yaitu : (1) analisis tekhnikal dan (2) analisis fundamental.

2. Kepercayaan Diri Investor

  Kepercayaan diri adalah penilaian tentang diri sendiri serta pembentukan emosi dan kepribadian yang mantap (Astuti 2010).

  Kepercayaan diri juga dapat diartikan sebagai kemampuan diri yang dimiliki oleh seseorang. Kepercayaan diri yang berlebihan biasanya menyangkut tentang pandangan diri sendiri terhadap kemampuan yang dimiliki. Habiba dkk (2013) menyebutkan bahwa kepercayaan diri merupakan keyakinan seseorang terhadap segala aspek kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan tersebut membuatnya merasa mampu untuk mencapai beberapa tujuan dalam hidupnya.

  Teori percaya diri menurut Lauster dalam (Putri dan Darmawanti 2015) merupakan sikap individu yakin akan kemampuan sendiri untuk bertingkah laku sesuai dengan yang diharapkan sebagai suatu perasaan yang yakin pada tindakanya, bertanggung jawab terhadap tindakanya dan tidak terpengaruh oleh orang lain. Orang yang memiliki kepercayaan diri mempunyai ciri-ciri: toleransi, tidak memerlukan dukungan orang lain dalam setiap mengambil keputusan atau mengerjakan tugas, selalu bersikap optimis dan dinamis serta memiliki dorongan prestasi yang kuat.

  Hendriana (2014) menuliskan dalam penelitianya bahwa percaya terhadap kemampuan diri akan mempengaruhi tingkat prestasi atau kinerja. Orang yang tidak memiliki kepercayaan diri penuh hanya akan mencapai kurang dari apa yang seharusnya dapat diselesaikanya. Dengan demikian, walaupun ada orang yang mempunyai pemahaman lengkap dan kemampuan penuh dalam bidang yang sedang dilakukanya, kalau ia kurang memiliki kepercayaan diri, ia akan jarang berhasil dalam tugasnya karena kemempuanya untuk memotivasi diri berkurang.

  Jananti dan Tarmudji (2014) menyebutkan dalam penelitianya bahwa tidak percaya pada diri sendiri merupakan langkah menuju kegagalan. Tidak jarang orang yang sebenarnya cerdas, namun tidak percaya diri menjadikanya bodoh. Ragu dalam mengambil sikap juga bermula dari kurangnya percaya diri, semua yang akan dilakukan tidak didasari keyakinan yang kuat. Orang yang kurang percaya diri selalu ragu dalam berbuat dan bertindak, bahkan kadang menanamkan diri dalam kegelisahan. Membangun kepercayaan diri itu bermula dari terbangunya sikap positif dalam memandang diri sendiri. Blasch dkk (2014) Kepercayaan diri sangat terkait dengan sumber data dan keyakinan dari ketepatan data yang dihasilkan. Dengan kata lain, unuk memahami istilah percaya diri dari sumber.

  Dari beberapa hasil penelitian yang dijabarkan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kepercayaan diri adalah kemempuan atau keyakinan yang dimiliki oleh diri sendiri yang dapat meningkatkan motivasi dan kinerja. Sesorang tidak memiliki sifat percaya diri dapat diartikan sebagai seseorang yang gagal karena kurangnya kepercayaan diri dapat mengakibatkan semua kemampuan yang dimiliki tidak akan keluar potensinya.

  Kepercayaan diri investor yang tercatat dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah kepercayaan kepada diri sendiri dan keyakinan terhadap apa yang telah dilakukanya untuk mendapatkan pengembalian yang sesuai dengan harapanya dikemudian hari. Terkadang Kepercayaan diri investor yang tercatat dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) dapat menjadi masalah karena adanya kepercayaan diri yang sangat tinggi dan menyebabkan para investor yang tercatat dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) menjadi tidak melihat resiko yang sedang terjadi di pasar modal.

3. Harga Saham Terhadap Investor

  Semakin banyak investor yang ingin membeli atau menyimpan suatu saham, maka harganya akan semakin naik dan sebaliknya jika semakin banyak investor yang menjual atau melepaskan maka akan berdampak pada turunya harga saham. Wijaya (2014) dalam bukunya yang berjudul investasi saham ala swing trader dunia menyebutkan bahwa harga pasar atau harga saham akan terbentuk akibat penawara dan permintaan dan dari situlah harga akan mengalami perubahan. Deitiana (2013) dalam penelitianya menyebutkan bahwa pada dasarnya harga saham terbentuk dari nteraksi antara penjual dan pembeli yang terjadi dilantai bursa yang akan bergerak sesuai dengan kekuatan permintaan dan penawaran yang terjadi atas saham di bursa.

  Wahyudi dan Pawestri (2006) dalam Wijaya dan Utama (2014) menyebutkan bahwa harga saham perusahaan mencerminkan nilai suatu perusahaan. Dapat didefinisikan secara sederhana bahwa harga saham suatu perusahaan adalah nilai dari perusahaan tersebut, semakin murah harga saham suatu perusahaan maka dapat diartikan pula bahwa nilai perusahaan tersebut rendah, begitu juga sebaliknya semakin mahal harga saham suatu perusahaan maka dapat diartikan pula bahwa nilai perusahaan tersebut tunggi. Manurung (2009) Menurut retracement theory tidak ada pasar yang mengalami peningkatan secara perlahan atau turun secara perlahan juga serta bahwa setiap gerakan akan diikuti oleh reaksi misalnya saat harga saham naik kemudian turun lalu naik lagi. Teori sinyal (Septyawanti 2013) menjelaskan bahwa bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan.

  Li dan Zhang (2015) dalam penelitianya menyebutkan bahwa harga saham berpengaruh terhadap perilaku perdagangan saham. Dari beberapa sumber dan hasil penelitian diatas tentang harga saham, dapat disimpulkan bahwa harga saham terbentuk oleh permintaan dan penawaran suatu saham di pasar modal. Semakin banyak permintaan terhadap saham tertentu maka harganya akan naik tetapi bila penawarnya lebih banyak maka harga saham akan turun.

  Harga saham terhadap investor yang tercatat dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) dapat diartikan sebagai waktu yang digunakan untuk menjual atau membeli suatu saham. Investor yang tercatat dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) dapat membeli saham saat harga saham yang dipilih sedang berada di harga yang murah atau rendah dan menjualnya ketika harga sedang mencapai titik yang tinggi atau mahal. Hubungan antara harga saham terhadap perilaku perdagangan saham adalah saat harga saham sedang rendah maka investor dapat membeli serta saat harga saham sudah mulai tinggi investor dapat menjual saham tersebut.

4. Kompetensi dan Perilaku Perdagangan

  Teori keuangan tradisional sera konsep manusia rasional mengatakan bahwa investor akan melakukan perdagangan hanya ketika perdagangan tersebut akan menaikan keuntungan yang diharapkan oleh investor untuk portofolio yang dimiliki. Faktor kompetensi merupakan salah satu faktor psikologi yang diteliti oleh Chandra (2009) dalam Wibisono (2013) yang mana investor dengan tingkat kompetensi yang tinggi akan lebih sering melakuakan perdagangan saham. Hasil penelitian ini juga membuktikan bahwa investor yang merasa lebih kompeten lebih sering melakukan perdagangan saham.

  Wibisono (2013) menyimpulkan dalam penelitianya bahwa investor yang cenderung menganggap dirinya kompeten akan melakukan perdagangann saham atas dasar keyakinan tersebut yang pada akhirnya menyebabkan frekuensi perdagangan mereka menjadi lebih tinggi. Tingkat kompetensi yang tinggi dapat berdampak positif pada tingkat pertimbangan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh investor yang tercatat dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan saham. Kompetensi investor yang tercatat dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) bisa didapat dari membaca sumber-sumber seperti buku tentang perilaku perdagangan saham, koran yang membahas tentang pasar modal atau menonton telvisi yang memang menyediakan saluran khusus dunia pasar modal.

  Kompetensi investor yang tercatat dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) juga bisa didapat dari pengalaman investor tersebut di pasar modal.

  Sebagai contoh saat terjadi krisis di pasar modal paa tahun 2008 banyak investor yang tercatat dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) yang memilih untuk tidak terjun lagi di pasar modal karana takut akan terjadi krisis lagi, namun tidak sedikit investor yang tercatat dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) tetap menjadi pelaku pasar dan menjadikan krisis pasar modal 2008 sebagai pengalaman dan batu loncatan untuk memperbaiki analisisnya yang dapat berguna dikemudian hari.

  Dari pengalaman tersebut investor yang tercatat dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) yang masih bertahan dari krisis pasar modal pada tahun 2008 sampai saat ini bisa dikatakan lebih sukses karena mereka telah belajar dari pengalaman masa lalu. Pengalaman yang seperti ini juga dapat membentuk karakter investor yang tercatat dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) yang kuat dan tidak pantang menyerah dalam berinvestasi. Hubungan antara kompetensi terhadap perilaku perdagangan saham adalah kemampuan yang dimiliki oleh investor baik dari pengetahuan atau pengalaman akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan saat melakukan perdagangan saham.

5. Kepercayaan Diri dan Perilaku Perdagangan

  (Ritter 2003) dan Graham dkk. (2009) dalam Wibisono (2013) menyebutkan bahwa Investor dapat menjadi (overconfidence) terhadap kemampuan, pengetahuan dan kemungkinan di masa yang akan datang. Meneliti hubungan teoritis antara faktor percaya diri dengan frekuensi perdagangan. Peneliti ini menemukan bahwa investor laki-laki, investor dengan portofolio yang lebih besar, dan investor yang lebih berpendidikan lebih cenderung untuk lebih percaya diri daripada investor perempuan, investor dengan portofolio yang lebih kecil, investor yang kurang berpendidikan. Karakteristik demografi investor memiliki hubungan yang positif dengan perilaku investor dan jenis investasi yang dipilih. Dalam penelitian ini peneliti memasukan faktor demografi sebagai variabel kontrol.

  Kesalahan yang sering dilakukan oleh investor yang tercatat dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah kepercayaan diri yang berlebihan sehingga menyebabkan mereka masuk dalam analisis mereka sendiri dan tidak mempedulikan apa yang sedang terjadi dalam pasar modal. Kepercayaan diri yang berlebihan ini sering terlihat pada investor yang tercatat dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) yang masih awam atau pemula.

  Hubungan antara kepercayaan diri terhadap perilaku perdagangan saham adalah ketika seorang investor memiliki kepercayaan diri dan yakin terhadap dirinya maka investor tersebut lebih banyak melakukan perdagangan saham.

6. Harga Saham dan Perilaku perdagangan

  Saham merupakan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan berbentuk perseroan terbatas. Harga satu saham sangat erat kaitanya dengan harga pasar suatu saham. Harga dasar suatu saham merupakan harga perdananya.

  Deitiana (2013) dalam penelitianya menyebutkan bahwa pada dasarnya harga saham terbentuk dari nteraksi antara penjual dan pembeli yang terjadi dilantai bursa yang akan bergerak sesuai dengan kekuatan permintaan dan penawaran yang terjadi atas saham di bursa. Harga saham pada perilaku perdagangan dapat diartikan sebagai waktu untuk membeli atau menjual suatu saham. Saat harga saham tersebut sedang rendah atau murah maka investor yang tercatat dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) dapat membeli saham tersebut dan saat harga sedang tinggi atau mahal para investor dapat menjualnya agar mendapatkan pengembalian sesuai dengan yang diharapkan.

  22 B.

  Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham perusahaan perbankan yang

  Struktur portofolio berpengaruh positif terhadap perilaku investor

  investors infers future trading behavior (Bohlin and Rosvall 2014) Stock portofolio structure of individual investors infers

future trading behavior

  5 Stock portofolio structure of individual

  Analisis fundamental, teknikal dan makroekonomi berpengaruh positif terhadap harga saham dan perilaku perdagangan saham

  Analisisis fundamental, teknikal dan makroekonomi harga saham sektor pertanian

  4 Analisisis fundamental, teknikal dan makroekonomi harga saham sektor pertanian (Artha dkk 2014)

  (BEI) Harga saham secara signifikan berpengaruh positif terhadap perilaku perdagangan saham

  listing di Bursa Efek Indonesi

  3 Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham perusahaan perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia (Anisma 2012)

   Hasil Penelitian Terdahulu

  Kepercayaan diri investor secara signifikan bepengaruh positif terhadap perilaku perdagangan saham

  Pengaruh kepercayaan diri investor secara signifikan bepengaruh positif terhadap perilaku perdagangan saham

  2 Pengaruh kompetensi dan kepercayaan diri investor terhadap perilaku perdagangan saham (Wibisono 2013)

  Kompetensi secara signifikan berpengaruh positif terhadap perilaku perdagangan saham

  Pengaruh kompetensi dan kepercayaan diri investor terhadap perilaku perdagangan saham

  1 Pengaruh kompetensi dan kepercayaan diri investor terhadap perilaku perdagangan saham (Wibisono 2013)

  No Nama Judul Hasil

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

  Hasil penelitian terdahulu membuktikan melalui analisis jalur

  Pengaruh Kompetensi, Kepercayaan..., Bondan Andrias, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018

  23

  8 Hubungan voltilitas dan volume perdagangan di Bursa Efek Indonesia (Sutrisno 2017)

  Harga saham berpengaruh positif terhadap perilaku perdagangan saham

  Price Behavior, and Management Forecast

Precision: Evidence from a

natural Experiment

  Behavior, and Management Forecast Precision: Evidence from a Natural Experiment (LI and Zhang 2015) Short Selling Pressure, Stock

  9 Short Selling Pressure, Stock Price

  Harga saham berpengaruh positif terhadap perilaku perdagangan saham

  Hubungan voltilitas dan volume perdagangan di Bursa Efek Indonesia

  perdagangan dan return Harga saham tidak berpengaruh terhadap perilaku perdagangan saham

  6 URREF self-confidance in information

  announcement terhadap volume

  Pengaruh stock split

  return (Hernoyo 2013)

  7 Pengaruh stock split announcement terhadap volume perdagangan dan

  Kpercayaan diri tidak berpengaruh terhadap perilaku investor

  fusion trust (Blasch and friends 2014)

URREF self-confidance in

information fusion trust (Blasch and

  Pengaruh Kompetensi, Kepercayaan..., Bondan Andrias, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018

C. Kerangka Pemikiran

  Kerangka pemikiran dari teori diatas adalah sebagai berikut: Berikut adalah kerangka pemikiran dari analisis metode meneliti sejauh mana tingkat signifikan positif dan negtif variabel-variabel independen pengaruh kompetensi sebagai variabel (X1), kepercayaan diri sebagai variabel (X2), harga saham sebagai variabel (X3) terhadap variabel dependen perilaku perdagangan saham sebagai (Y1).

1. Kompetensi (XI)

  Kompetensi adalah mencari keunggulan bersaing pada sumber daya manusia yang dimiliki, yang dapat menciptakan sendiri keunggulan bersaing tersebut melalui kreatifitas yang mereka hasilkan dan keunikan yang mereka miliki. Kompetensi adalah gabungan dari kemampuan, pengetahuan, kecakapan, sikap, sifat, pemahaman, apresiasi, harapan dan ketrampilan yang dimiliki dan dikuasai oleh seseorang (Rofa’ah 2016). Kompetensi diproyeksikan dalam dua hal yaitu pengetahuan dan pengalaman (Tjun dkk 2012). Dapat dijelaskan lebih rinci bahwa kompetensi investor yang tercatat dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) terbentuk oleh pengetahuan mereka tentang pasar modal mulai dari laporan keuangan perusahaan, pembagian deviden perusahaan per tahunya dan juga berita-berita yang disampaikan oleh media mengenai perusahaan tersebut. Sedangkan pengalaman terbentuk akibat transaksi di pasar modal yang telah dilakukan oleh investor yang tercatat dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui proses mekanisme pasar selama beberapa waktu.

  Sebagai contoh adalah pengalaman investor yang tercatat dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) pada saat ekonomi indonesia mengalami krisis pada tahun 2008 harga IHSG mengalami penurunan dan berakibat pada tingkat

  return investor yang tercatat dalam Bursa Efek Indonesia (BEI)

  mengalami penurunan, tetapi krisis ini juga dapat memberikan dampak positif yaitu dengan turunya harga-harga saham yang memiliki laporan baik maka saham tersebut dapat dibeli investor yang tercatat dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan harga yang murah. Pengalaman seperti ini yang dapat digunakan oleh investor saat itu untuk dapat membaca pasar saat ini an mengetahui tanda-tanda krisis di pasar modal Indonesia.

  Menurut penelitian berjudul pengaruh kompetensi dan kepercayaan diri investor terhadap perilaku perdagangan saham (Wibisono 2013) menyatakan bahwa pengaruh kompetensi secara signifikan berpengaruh positif terhadap perilaku perdagangan saham. Maka dari itu peneliti ingin menguji teori tersebut dalam penelitian saat ini.

2. Kepercayaan diri (X2)

  Hendriana (2014) menuliskan dalam penelitianya bahwa percaya terhadap kemampuan diri akan mempengaruhi tingkat prestasi atau kinerja. Orang yang tidak memiliki kepercayaan diri penuh hanya akan mencapai kurang dari apa yang seharusnya dapat diselesaikanya. Dengan demikian, walaupun ada orang yang mempunyai pemahaman lengkap dan kemampuan penuh dalam bidang yang sedang dilakukanya, kalau ia kurang memiliki kepercayaan diri, ia akan jarang berhasil dalam tugasnya karena kemempuanya untuk memotivasi diri berkurang.

  Jananti dan Tarmudji (2014) menyebutkan dalam penelitianya bahwa tidak percaya pada diri sendiri merupakan langkah menuju kegagalan. Tidak jarang orang yang sebenarnya cerdas, namun tidak percaya diri menjadikanya bodoh. Ragu dalam mengambil sikap juga bermula dari kurangnya percaya diri, semua yang akan dilakukan tidak didasari keyakinan yang kuat. Orang yang kurang percaya diri selalu ragu dalam berbuat dan bertindak, bahkan kadang menanamkan diri dalam kegelisahan. Membangun kepercayaan diri itu bermula dari terbangunya sikap positif dalam memandang diri sendiri. Blasch dkk (2014) Kepercayaan diri sangat terkait dengan sumber data dan keyakinan dari ketepatan data yang dihasilkan. Dengan kata lain, unuk memahami istilah percaya diri dari sumber.

  Menurut penelitian berjudul pengaruh kompetensi dan kepercayaan diri investor terhadap perilaku perdagangan saham (Wibisono 2013) menyatakan bahwa pengaruh kepercayaan diri secara signifikan berpengaruh positif terhadap perilaku perdagangan saham. Maka dari itu peneliti ingin menguji teori tersebut dalam penelitian saat ini.

3. Harga saham (X3)

  Semakin banyak investor yang ingin membeli atau menyimpan suatu saham, maka harganya akan semakin naik dan sebaliknya jika semakin banyak investor yang menjual atau melepaskan maka akan berdampak pada turunya harga saham. Wijaya (2014) dalam bukunya yang berjudul investasi saham ala swing trader dunia menyebutkan bahwa harga pasar atau harga saham akan terbentuk akibat penawara dan permintaan dan dari situlah harga akan mengalami perubahan. Deitiana (2013) dalam penelitianya menyebutkan bahwa pada dasarnya harga saham terbentuk dari nteraksi antara penjual dan pembeli yang terjadi dilantai bursa yang akan bergerak sesuai dengan kekuatan permintaan dan penawaran yang terjadi atas saham di bursa.

  Wahyudi dan Pawestri (2006) dalam Wijaya dan Utama (2014) menyebutkan bahwa harga saham perusahaan mencerminkan nilai suatu perusahaan. Dapat didefinisikan secara sederhana bahwa harga saham suatu perusahaan adalah nilai dari perusahaan tersebut, semakin murah harga saham suatu perusahaan maka dapat diartikan pula bahwa nilai perusahaan tersebut rendah, begitu juga sebaliknya semakin mahal harga saham suatu perusahaan maka dapat diartikan pula bahwa nilai perusahaan tersebut tunggi.

  Menurut penelitian berjudul faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham perusahaan perbankan yang listing di bursa efek indonesia (Anisma 2012) menyatakan bahwa pengaruh harga saham secara signifikan berpengaruh positif terhadap perilaku perdagangan saham.

  Maka dari itu peneliti ingin menguji teori tersebut dalam penelitian saat ini.

4. Perilaku perdagangan saham (Y1)

  Perilaku perdagangan saham menunjukan berapa tinggi tingkat frekuensi perdagangan saham yang dilakukan serta perilaku yang dilakukan oleh investor yang ingin mendapatkan dananya dalam investasi tertentu. Menurut penelitian berjudul Pengaruh kompetensi dan kepercayaan diri terhadap perilaku perdagangan saham (Wibisono 2013) serta penelitian berjudul faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham perusahaan perbankan yang listing di bursa efek Indonesia (Anisma 2012) menyatakan bahwa perilaku perdagangan saham secara positif dipengaruhi oleh kompetensi, kepercayaan diri dan harga saham.

  Gambar 2.1 Kerangka pemikiran

D. Hipotesis

  Dari analisis diatas dapat disinpulkan bahwa beberapa hipotesis yang signifikan terhadap perilaku perdagangan saham.

  H1 : Kompetensi berpengaruh positif signifikan terhadap perilaku perdagangan saham.

  H2 : Kepercayaan diri berpengaruh positif signifikan terhadap perilaku perdagangan saham.

  H3 : Harga saham berpengaruh positif signifikan terhadap perilaku perdagangan saham.

Dokumen yang terkait

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Electronic Commerce - Pengaruh Kepercayaan Dan Kemudahan Terhadap Belanja Online Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Pengharapan - Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mahasiswa Akuntansi Dalam Pemilihan Karir (Studi Empiris Pada Mahasiswa S-1 Akuntansi Semester Akhir Di Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera U

0 0 18

PENGARUH FREKUENSI PERDAGANGAN, HARGA SAHAM MASA LALU, DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM TERHADAP HARGA SAHAM IDX30 ARTIKEL ILMIAH

0 0 13

PENGARUH KOMPETENSI DAN KEPERCAYAAN DIRI INVESTOR TERHADAP PERILAKU PERDAGANGAN SAHAM - Perbanas Institutional Repository

0 0 14

PENGARUH KOMPETENSI DAN KEPERCAYAAN DIRI INVESTOR TERHADAP PERILAKU PERDAGANGAN SAHAM - Perbanas Institutional Repository

1 1 16

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - PENGARUH KOMPETENSI DAN KEPERCAYAAN DIRI INVESTOR TERHADAP PERILAKU PERDAGANGAN SAHAM - Perbanas Institutional Repository

0 0 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu - PENGARUH KOMPETENSI DAN KEPERCAYAAN DIRI INVESTOR TERHADAP PERILAKU PERDAGANGAN SAHAM - Perbanas Institutional Repository

0 0 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - PENGARUH KOMPETENSI DAN KEPERCAYAAN DIRI INVESTOR TERHADAP PERILAKU PERDAGANGAN FOREX PADA MASYARAKAT SURABAYA - Perbanas Institutional Repository

0 0 17

PENGARUH KOMPETENSI DAN KEPERCAYAAN DIRI INVESTOR TERHADAP PERILAKU PERDAGANGAN SAHAM PADA MASYARAKAT SURABAYA ARTIKEL ILMIAH

0 0 16

PENGARUH KOMPETENSI DAN KEPERCAYAAN DIRI INVESTOR TERHADAP PERILAKU PERDAGANGAN SAHAM PADA MASYARAKAT SURABAYA SKRIPSI

0 0 16