BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Pengharapan - Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mahasiswa Akuntansi Dalam Pemilihan Karir (Studi Empiris Pada Mahasiswa S-1 Akuntansi Semester Akhir Di Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera U

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Pengharapan

  Teori dasar yang digunakan sebagai landasan teori dalam pemilihan karir adalah teori pengaharapan (expectancy theory) dari teori motivasi. Motivasi merupakan konsep yang menguraikan tentang kekuatan-kekuatan individu untuk memulai dan mengarahkan perilakunya terhadap pekerjaan tertentu (Gibson et al, 1997). Teori pengharapan merupakan salah satu dari teori motivasi, dimana definisi dari teori pengharapan adalah kekuatan dari kecendrungan untuk bertindak dengan cara tertentu bergantung pada kekuatan pengharapan bahwa tindakan itu akan diikuti oleh output tertentu dan tergantung pada daya tarik

  output tersebut bagi individu itu (Robbins, 2006)

  dari tiga komponen yaitu cognitive component, emotional component dan behavior component .

  1. Cognitive component merupakan keyakinan dari informasi yang dimiliki oleh seseorang yang akan mempengaruhi sikap seseorang terhadap profesi yang akan dijalani.

  2. Emotional component merupakan perasaan yang bersifat emosi yang dimiliki oleh seseorang untuk menyukai sesuatu. Apabila seseorang menyukai sesuatu maka ia akan cenderung untuk berusaha memperolehnya.

  3. Behavior component merupakan kegiatan untuk bertindak secara lebih khusus dalam merespon kejadian dan informasi dari luar, sehingga seseorang akan termotivasi untuk menjalankan tingkat usaha yang tinggi apabila ia meyakini bahwa upaya tersebut akan menghantarkannya ke suatu kinerja yang lebih baik.

  Ringkasnya mengenai teori pengharapan bahwa karyawan akan berupaya untuk memberikan kinerja terbaik mereka dengan melakukan usaha yang keras dan cerdas sehingga mendapat penilaian yang baik. Dengan penilaian yang dilakukan oleh perusahaan sebagai imbalannya seperti yang telah dijelaskan sebelumnya perusahaan menerapkan manajemen imbalan dengan memberikan bonus, kenaikan penghargaan finansial/gaji atau promosi dan imbalan yang akan memenuhi sasaran karyawan. Oleh karena itu, teori ini berfokus pada tiga hubungan (Robbins 2011, dalam Ramdani 2013) yaitu : a. Hubungan upaya-kinerja. Probabilitas yang dipersepsikan oleh individu yang mengeluarkan sejumlah upaya tertentu itu akan mendorong kinerja.

  b. Hubungan kinerja-imbalan. Sampai sejauh mana individu itu meyakini bahwa berkinerja pada tingkat tertentu akan mendorong tercapainya kinerja yang diinginkan.

  c. Hubungan imbalan-sasaran pribadi. Sampai sejauh mana imbalan- imbalan organisasi memenuhi sasaran atau kebutuhan pribadi individu serta potensi daya tarik imbalan tersebut bagi individu tersebut.\

2.1.2 Teori Hierarki Kebutuhan Maslow

  digunakan untuk menunjukkan kebutuhan seseorang yang harus dipenuhi agar ia termotivasi untuk bekerja. Menurut A.H Maslow dalam Arep dan Tanjung (2003), pada umumnya ada lima hierarki kebutuhan manusia yaitu:

  a. Kebutuhan fisiologik (fisik), misalnya makanan, minuman, istirahat/tidur, seks. Kebutuhan inilah yang merupakan kebutuhan utama yang wajib dipenuhi pertama-tama oleh tiap individu.

  b. Kebutuhan keamanan/perlindungan. Tiap individu mendambakan keamanan bagi dirinya termasuk keluarganya. c. Kebutuhan akan kebersamaan (kebutuhan sosial). Tiap manusia senantiasa merasa perlu pergaulan dengan sesama manusia lain. Selama hidup manusia di dunia ini tak mungkin lepas dari bantuan pihak lain.

  d. Kebutuhan penghormatan dan penghargaan (kebutuhan harga diri).

  Sejelek-jelek kelakuan manusia, tetap mendambakan penghormatan dan penghargaan.

  e. Kebutuhan aktualisasi diri, yakni senantiasa percaya kepada diri sendiri atas kemampuan, skill, dan potensi yang telah dimiliki. Kebutuhan untuk berpendapat dengan mengemukakan ide-ide member penilaian dan kritik terhadap sesuatu.

  Kebutuhan Aktualisasi Diri Kebutuhan Harga Diri

  Kebutuhan akan Kebersamaan Kebutuhan Keamanan

  Kebutuhan Fisik

Gambar 2.1 Hierarki Kebutuhan Menurut Abraham Maslow

  Sumber : Arep dan Tanjung (2003)

2.1.3 Teori X dan Teori Y dari Dauglas McGregor

  Dauglas McGregor mengemukakan dua pandangan tentang manusia; negatif dengan tanda label X dan positif dengan tanda label Y. McGregor merumuskan asumsi-asumsi dan prilaku manusia dalam organisasi sebagai a. Teori X (negatif) merumuskan asumsi: 1) Manusia sebenarnya tidak suka bekerja dan jika ada kesempatan maka ia akan menghindari atau bermalas-malasan dalam bekerja.

  2) Pada saat manusia tidak suka atau tidak menyukai pekerjaannya, mereka harus diatur dan dikontrol bahkan mungkin ditakuti untuk menerima sanksi hukum jika tidak bekerja dengan sungguh-sungguh. 3) Manusia akan menghindari tanggung jawabnya dan mencari tujuan formal sebisa mungkin.

  4) Kebanyakan manusia menempatkan keamanan di atas faktor lainnya yang berhubungan erat dengan pekerjaan dan akan menggambarkannya dengan sedikit ambisi.

  b. Teori Y (positif) merumuskan asumsi: 1) Manusia dapat memandang pekerjaan sebagai sesuatu yang wajar, lumrah dan alamiah baik tempat bermain atau beristirahat, dalam arti berdiskusi 2) Manusia akan melatih tujuan pribadi dan pengontrolan diri sendiri jika mereka melakukan komitmen yang sangat objektif.

2.2 Karir

2.2.1 Pengertian Karir

  Hampir semua orang mempertanyakan akan siklus hidup pekerjaan seseorang, dan kebanyakan hasilnya tidak membantu untuk mengidentifikasi berbagai tindakan yang dibutuhkan dalam pengembangan karir orang tersebut. Seseorang dikatakan berkarir ketika ia berada dalam suatu pekerjaan atau dapat dalam dunia kerjanya. Bagi sebagian orang memperoleh jabatan dalam berkarir merupakan suatu rencana atau target yang telah dibuat sebelumnya namun untuk sebagian orang lagi, karir merupakan bentuk suatu keberuntungan.

  Karir merupakan pola dari pekerjaan yang sangat berhubungan erat dengan pengalaman seseorang (posisi, wewenang, keputusan, dan interpretasi subjektif atas pekerjaan), dan aktivitas selama masa kerja individu. Sehingga dapat diambil kesimpulan, bahwa karir tidak menekankan dengan kesuksesan atau kegagalan, namun lebih berhubungan terhadap sikap dan tingkah laku seseorang, dan kontinuitas individu dalam aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaannya.

  Posisi dimasa mendatang yang ingin dicapai oleh seseorang adalah tujuan dalam berkarir. Namun, keberhasilan karir tidak hanya diartikan sebagai penghargaan institusional dengan meningkatnya kedudukan dalam suatu hierarki formal. Pada saat-saat sekarang ini karir telah mengalami pergeseran menuju karir tanpa batas (the boundaryless career). Kunci keberhasilan seseorang dalam bekerja serta posisi yang telah ia duduki.

2.3 Profesi Akuntansi

2.3.1 Akuntan Publik

  Profesi akuntan publik pada saat-saat sekarang ini semakin dibutuhkan sejalan dengan semakin beragamnya jenis-jenis perusahaan dan bentuk badan hukum yang ada. Dalam menjalankan usahanya perusahaan membutuhkan investasi dalam bentuk modal yang diperoleh baik dari pihak internal(pemilik perusahaan) ataupun pihak eksternal(investor dan kreditor). Dimana modal ini keuangan menjadi salah satu alat pertanggungjawaban bagi kedua belah pihak dalam, sehingga dapat disimpulkan akuntan publik diperlukan untuk meminimalisir asymmetry information antara pemilik perusahaan (principal atau kreditor ) dengan pengelola manajemen perusahaan.

  Kantor Akuntan Publik antara lain dapat melakukan pekerjaan sebagai pemeriksa laporan keuangan dan memberikan jasa konsultasi di bidang keuangan.

  Sehingga seorang akuntan yang bekerja di sebuah kantor akuntan publik akan selalu berhubungan dengan klien yang memerlukan jasanya sebagai pemeriksa dan sebagai konsultan ataupun memberikan jasa sesuai dengan yang dibutuhkan kliennya

  Akuntan publik sebagai salah satu jenis profesi yang mampu memberikan peluang dalam dunia kerja. Karena akuntan publik salah satu profesi yang diberi kewenangan untuk memberikan jasa audit. Selain undang-undang perseroan terbatas mewajibkan bahwa perseroan dengan aset diatas 50 milyar wajib sangat diperlukan mengingat jumlah perseroan terbatas di Indonesia relatif banyak. Bahkan perusahaan terbuka hanya bisa diaudit oleh akuntan publik berdasarkan undang-undang. Pemerintahan dalam melengkapi kualitas kinerjanya juga melimpahkan audit keuangan negara kepada akuntan publik baik langsung atau atas nama Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Pemilihan umum atau dana kampanye perlu dilakukan pengauditan dan hanya akuntan publik yang berhak mengaudit untuk mengetahui bahwa kegiatan yang berkenaan dengan pemilu tersebut sesuai dengan prosedur yang disepakati. Sektor perpajakan juga menjadi peluang akuntan publik dan sektor perbankan sudah mewajibkan audit bagi nasabahnya yang memperoleh fasilitas kredit.

  Dapat terlihat jelas betapa sangat dibutuhkannya peran dari akuntan publik di Indonesia, sehingga pada saat-saat sekarang ini persyaratan untuk menjadi seorang akuntan publik tidak hanya dibatasi dari sarjana akuntansi saja. Disatu sisi hal ini merupakan hal yang baik karena kesempatan untuk menjadi akuntan publik dapat dimiliki oleh siapa saja namun disisi lain hal ini menjadi pukulan bagi sarjana akuntansi karena lapangan pekerjaan yang seharusnya hanya tersedia bagi sarjana akuntansi sekarang telah menjadi lapangan pekerjaan bagi sarjana-sarjana yang lainnya asalkan mereka telah lulus dalam ujian akuntan publik.

  Dalam rangka memberikan perlindungan terhadap kepentingan publik, pembinaan terhadap profesi akuntan dan guna mendorong perkembangan profesi akuntan di Indonesia untuk menghadapi tantangan profesi dalam perekonomian global, termasuk kesiapan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (ASEAN Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 25/PMK.01/2014 tanggal 3 Februari 2014 tentang Akuntan Beregister Negara. PMK yang diundangkan pada tanggal 4 Februari 2014 ini mengganti ketentuan sebelumnya yaitu KMK Nomor 331/KMK.017/1999 Tentang Penyelenggaraan Pendaftaran Akuntan Pada Register Negara.

  Penerbitan PMK Akuntan Beregister Negara dimaksudkan untuk mewujudkan terciptanya akuntan yang profesional dan memiliki daya saing di tingkat global dengan karakteristik sebagai berikut: (i) memiliki kompetensi, yaitu telah melalui dibidang akuntansi, (ii) menjaga kompetensi melalui pendidikan profesional berkelanjutan, (iii) menjadi anggota Asosiasi Profesi Akuntan, dan (iv) mematuhi standar dan kode etik profesi.

  Sesuai Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik, perizinan untuk menjadi seorang akuntan publik adalah :

  (1) Untuk mendapatkan izin menjadi Akuntan Publik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat 1 seseorang harus memenuhi syarat sebagai berikut: a.Memiliki sertifikat tanda lulus ujian profesi akuntan publik yang sah; b.Berpengalaman praktik memberikan jasa sebagaimana dimaksud dalam

  Pasal 3; c.Berdomisili di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia; d.Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak e.Tidak pernah dikenai sanksi administratif berupa pencabutan izin

  Akuntan Publik; f.Tidak pernah dipidana yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih; g.Menjadi anggota Asosiasi Profesi Akuntan Publik yang ditetapkan oleh

  Menteri; dan h.Tidak berada dalam pengampuan.

  (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara perizinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Menteri. Berikut ini adalah gambaran jenjang karir akuntan publik (Mulyadi, 2002):

  1. Auditor junior , bertugas melaksanakan prosedur audit secara rinci, membuat kertas kerja untuk mendokumentasikan pekerjaan audit yang

  2. Auditor senior , bertugas untuk melaksankan audit dan bertanggung jawab untuk mengusahakan biaya audit dan waktu audit sesuaI dengan rencana, mengarahkan dan mereview pekerjaan auditor junior.

  3. Manajer , merupakan pengawas audit yang bertugas membantu auditor senior dalam merencanakan program audit dan waktu audit : mereview kertas kerja, laporan audit dan management letter.

  4. Partner , bertanggung jawab atas hubungan dengan klien, dan bertanggung jawab secara keseluruhan mengenai auditing.

2.3.2 Akuntan Non Publik

  Selain akuntan publik juga terdapat profesi akuntan non publik. Akuntan non publik merupakan akuntan yang bekerja di dalam suatu instansi baik itu milik pemerintah ataupun swasta. Akuntan non publik meliputi akuntan perusahaan, akuntan pendidik, dan akuntan pemerintah.

  A. Akuntan Perusahaan

  auditor yang bekerja dalam suatu perusahaan (baik milik swasta ataupun pemerintah) yang tugasnya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efesiensi dan efektivitas prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi.

  B. Akuntan Pemerintah

  Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja di dalam instansi- pemerintahan adalah Kementrian Keuangan, Badan Pengawas Keuangan (BPK), dan Badan Pengawas Keuangan Pemerintah (BPKP). Sarjana akuntansi yang berprofesi sebagai akuntan pemerintah adalah yang mempunyai status sebagai pegawai negeri.

C. Akuntan Pendidik

  Akuntan pendidik adalah akuntan yang bertugas dalam pendidikan akuntansi, yaitu mengajar, menyusun kurikulum pendidikan akuntansi dan melakukan penelitian di bidang akuntansi. Dalam melakukan tugasnya akuntan pendidik berpedoman kepada Tri Dharma perguruan tinggi yaitu pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Jumamik (2007) menambahkan bahwa akuntan pendidik merupakan profesi yang menghasilkan sumber daya manusia yang berkarir pada tiga bidang akuntan lainnya. Akuntan pendidik melaksanakan proses penciptaan profesional, baik profesi akuntan publik, akuntan perusahaan dan akuntan pemerintah.

  Peneletian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa akuntansi dalam pemilihan karir telah dilakukan oleh beberapa penelitian sebelumnya seperti Kunartinah (2003) melakukan penelitian mengenai perilaku mahasiswa di STIE STIKUBANK Semarang dan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karir sebagai akuntan publik. Dalam hal ini faktor- faktor yang mempengaruhi mahasiswa dalam memilih karir sebagai akuntan publik adalah faktor intrinsik, penghasilan, pertimbangan pasar kerja, persepsi mahasiswa mengenai kelebihan dan kelemahan menjadi akuntan publik yang merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam pemilihan karir mahasiswa sebagai akuntan publik.

  Penelitian tentang persepsi mahasiswa akuntansi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karir juga pernah dilakukan oleh Rahayu (2003).

  Dalam penelitian ini menggunakan mahasiswa yang berada di tahun ketiga Universitas Negeri dan Universitas Swasta yang ada di Jakarta, Yogyakarta, dan Surakarta. Variabel yang digunakan yaitu, penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan kerja dan personalitas. Dari tujuh faktor hanya faktor nilai-nilai sosial dan personalitas yang tidak terlalu mempengaruhi mahasiswa sedangkan kelima faktor yang lain sangat berpengaruh dalam pemilihan karir mahasiswa akuntansi.

  Pada penelitian yang dilakukan Oktavia (2005) di Universitas Widyatama hasil analisis menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan profesi jangka panjang dan jangka pendek, pertimbangan pasar kerja, latar belakang pendidikan di SMU, persepsi keuntungan menjadi Akuntan Publik. Serta diketahui adanya beberapa faktor pertimbangan lain yaitu penghasilan jangka panjang dan jangka pendek, kebutuhan individu, peluang menjadi pimpinan dan pekerjaan yang menarik tetapi tidak memiliki waktu santai.

  Penelitian Widyasari (2010) di Universitas Diponegoro hasil analisis menunjukkan persepsi mahasiswa akuntansi mengenai faktor-faktor yang membedakan pemilihan karir menunjukkan secara keseluruhan ada perbedaan ditinjau dari gaji/ penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja dan pertimbangan pasar kerja.

  Sedangkan dari personalitas disimpulkan bahwa secara keseluruhan tidak ada perbedaan pandangan mahasiswa akuntansi.

  6. Pertimbangan Pasar Kerja

  4.Persepsi mahasiswa tentang kelebihan dan kelemahan profesi akuntan

  3.Pertimbangan pasar kerja

  2.Penghasilan

  1.Nilai intrinsik

  Terdapat 6 faktor yang selalu dipertimbangkan mahasiswa dalam pemilihan karir:

  Faktor yang mempengaruhi pemilihan karier sebagai akuntan public

  Hasil penelitian menunjukkan penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan profesional, dan lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap pemilihan karir mahasiswa sebagai akuntan publik dan non publik. Kunartinah (2003)

  7. Personalitas Variabel dependen: Pemilihan karir akuntan publik dan non publik

  5. Lingkungan Kerja

Tabel 2.1 RINGKASAN PENELITIAN TERDAHULU

  4. Nilai–nilai sosial

  3. Pengakuan Profesional

  2. Pelatihan Profesional

  1. Gaji

  Variabel independen :

  Persepsi mahasiswa akuntansi mengenai faktor-faktor pemilihan karir

  Judul Variabel Hasil Rahayu (2003)

  Peneliti (Tahun)

  5.Latar belakang pendidikan SMU faktor yang paling dominan yang selalu dipertimbangkan mahasiswa dalam memilih karir adalah faktor nilai intrinsik, karena pada dasarnya seseorang selalu mempertimbangkan kepuasan yang diterima setelah mereka melakukan suatu pekerjaan.

  Secara parsial dan stimulan semua variabel berpengaruh

  Melani Oktavia (2005)

  2. Pelatihan Profesional

  1. Gaji

  Variabel independen:

  Persepsi mahasiswa akuntansi mengenai

  Jumamik (2007)

  Variabel independent: Faktor instrinsik

  Analisis faktor- faktor yang memotivasi pemilihan karir bagi mahasiswa akuntansi

  Hasil penelitian menunjukkan penghargaan finansial, pengakuan profesional, keamanan kerja berpengaruh signifikan terhadap pemilihan karir mahasiswa sebagai akuntan publik atau akuntan non public

  Trironia (2004)

  6. Keamanan Kerja Variabel dependen : Pemilihan karir akuntan

  5. Lingkungan kerja

  4. Nilai-nilai sosial

  3. Pelatihan Profesional

  2. Pengakuan profesional

  1. Gaji

  Variabel independen :

  Faktor–faktor yang mempengaruhi pemilihan profesi akuntan oleh mahasiswa akuntansi

  • Penghasilan jangka panjang dan jangka pendek
  • Pertimbangan pasar kerja
  • Latar belakang pendidikan di SMU
  • Persepsi keuntungan menjadi Akuntan Publik Hasil Analisis menunjukkan faktor faktor yang mempengaruhi pemilihan profesi akuntan publik dan non akuntan publik adalah: Faktor instrin
  • Penghasilan jangka panjang dan jangka pendek
  • Pertimbangan pasar kerja
  • Latar belakang pendidikan di SMU
  • Persepsi keuntungan menjadi Akuntan Publik Beberapa faktor pertimbangan lain:
  • Penghasilan jangka panjang dan jangka pendek
  • Gaji
  • Pelatihan profesional
  • Pengakuan profesional
  • Nilai-nilai sosial
  • Lingkungan kerja
  • Pertimbangan Pasar Kerja -Personalitas Variabel Dependen:
  • Akuntan publik
  • Akuntan pendidik
  • Akuntan perusahaan
  • Akuntan pemerintah

  mempengaruhi karir akuntan

  Variabel independen :

  7. Kesetaraan gender Variabel dependen:

  6. Pertimbangan pasar kerja

  5. Lingkungan kerja

  4. Nilai – nilaisosial

  3. Pengakuan profesional

  2. Pelatihan profesional

  1. Gaji

  Analisis persepsi mahasiswa akuntansi dalam memilih profesi sebagai akuntan

  4. Nilai–nilai sosial

  Secara keseluruhan ada perbedaan pandangan mahasiswa akuntansi yang dilihat dari keinginan karir akuntan yang ditinjau dari gaji/ penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai- nilai sosial, lingkungan kerja dan pertimbangan pasar kerja. Sedangkan dari personalitas disimpulkan bahwa secara keseluruhan tidak ada perbedaan pandangan mahasiswa akuntansi. Andersen (2012)

  Variabel Independen:

  Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Faktor-Faktor Yang Membedakan Pemilihan Karir

  Yuanita Widyasari (2010)

  7. Personalitas. Dependen variabel : Pemilihan karir akuntan karir akuntan

  6. Pertimbangan pasar kerja

  5. Lingkungan kerja

  Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan persepsi dinilai dari faktor gaji/penghargaan finansial, pengakuan profesional, pelatihan profesional, nilainilai sosial dan pertimbangan pasar kerja. Hasil tidak ditemukan pada faktor lingkungan kerja dan kesetaraan gender

2.5 Keterkaitan antar variabel dengan hipotesis

  2.5.1 Kerangka Pemikiran

  Terdapat hubungan antar varibel independen yang terdiri dari penghargaan finansial (gaji), pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, pertimbangan pasar kerja, dan kebanggaan terhadap variabel dependen yaitu pemilihan karir profesi akuntansi baik sebagai akuntan publik ataupun akuntan akuntan non publik, hal ini dapat dilihat pada kerangka pemikiran berikut ini.

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran

  2.5.2 Pengembangan Hipotesis

  Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai hipotesis yang akan diuji dalam Penghargaan Finansial (X1) Pengakuan Profesional (X2) Nilai-nilai Sosial (X3) Pertimbangan Pasar Kerja (X4) Kebanggaan (X5)

  Pemilihan Karir : Akuntan Publik Akuntan Non Publik

  H1 H2 H3 H6 H4

  

a. Gaji atau penghargaan finansial memiliki keterkaitan terhadap

pemilihan karir sebagai akuntan publik atau non publik

  Saat ini penghargaan finansial merupakan salah satu ukuran yang digunakan dalam mengukur kepuasan kinerja dan pertimbangan dalam pemilihan karir. Penelitian Widyasari (2010) mengenai faktor penghargaan finansial menunjukkan bukti bahwa pandangan mahasiswa terhadap faktor gaji atau penghargaan finansial dalam pemilihan karir mereka sebagai akuntan publik dengan akuntan perusahaan, akuntan pemerintah dan akuntan pendidik berbeda- beda. Dalam hal ini berarti adanya perbedaan pandangan antar sesama mahasiswa dalam menyikapi faktor gaji sebagai faktor yang mempengaruhi pemilihan profesi sebagai seorang akuntan . Andersen (2012) menambahkan dalam penelitiannya secara umum mahasiswa akuntansi memiliki pandangan pekerjaan akuntan memiliki gaji yang baik. Berdasarkan penelitian tersebut dapat dihipotesiskan bahwa penghargaan finansial atau gaji mempengaruhi mahasiswa dalam H1: Penghargaan finansial berpengaruh terhadap pemilihan karir sebagai akuntan publik atau non publik.

  

b. Pengakuan profesional memiliki keterkaitan terhadap pemilihan karir

sebagai akuntan publik atau non publik

  Pengakuan profesional meliputi sesuatu yang berhubungan dengan pengakuan terhadap prestasi dan keberhasilan dari suatu pekerjaan. Dengan adanya pengakuan profesional seseorang ini akan menjadi motivasi untuk menjadi lebih berkualitas.

  Menurut Widyasari (2010), pengakuan profesional meliputi hal-hal yang meliputi adanya kemungkinan bekerja dengan ahli yang lain, kesempatan untuk berkembang dan pengakuan prestasi.

  H2 : Pengakuan profesional berpengaruh terhadap pemilihan karir sebagai akuntan publik dan non publik.

  

c. Nilai-nilai sosial memiliki keterkaitan terhadap pemilihan karir

sebagai akuntan publik atau non publik

  Profesi akuntan akan dipengaruhi oleh nilai-nilai sosial yang berasal dari lingkungan sekitar, hal ini bertujuan agar profesi akuntan dapat diterima oleh masyarakat dengan baik dan memiliki tempat di masyarakat. Menurut Widyasari (2010), nilai-nilai sosial ditunjukkan sebagai faktor yang mencerminkan kemampuan seseorang pada masyarakatnya, atau dengan kata lain nilai-nilai sosial adalah nilai seseorang dari sudut pandang orang lain di lingkungannya. H3 : Nilai-nilai sosial berpengaruh terhadap pemilihan karir sebagai akuntan publik atau non publik.

  karir sebagai akuntan publik atau non publik

  Pada era globalisasi sekarang ini kesempatan kerja tidak hanya terbuka bagi warga negara dalam negeri saja tetapi juga terbuka untuk warga asing untuk itu mahasiswa yang merupakan bagian dari warga negara dalam negeri dituntut untuk memiliki keahlian dan mampu menyesuaikan dengan apa yang dibutuhkan pasar. Sehingga dapat dibuat hipotesis. H4 : Pertimbangan pasar kerja berpengaruh terhadap pemilihan karir sebagai akuntan publik dan non publik.

  

e. Kebanggaan memiliki keterkaitan terhadap pemilihan karir sebagai

akuntan publik atau non publik

  Kebanggaan terhadap seseorang yang menduduki profesi sebagai akuntan publik dan non publik dapat dipengaruhi karena profesi akuntan memiliki tempat yang cukup banyak dalam dunia kerja dan termasuk sebagai salah satu profesi yang diminati, hal inilah yang menjadi faktor terdapat rasa kebanggaan bagi seseorang yang memiliki keahlian sebagai seorang akuntan, sehingga hipotesis yang dapat dibuat adalah H5: Kebanggaan berpengaruh terhadap pemilihan karir sebagai akuntan publik dan non publik.

  H6 : Penghargaan finansial, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, pertimbangan pasar kerja, dan kebanggaan berpengaruh secara simultan terhadap pemilihan karir sebagai akuntan publik dan non publik.

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mahasiswa Akuntansi Dalam Pemilihan Karir (Studi Empiris Pada Mahasiswa S-1 Akuntansi Semester Akhir Di Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara)

10 130 86

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mahasiswa Akuntansi Di Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara Dalam Pemilihan Karir Menjadi Auditor Pada Instansi Swasta Dan Pemerintah

6 54 85

Persepsi Mahasiswa Jurusan Akuntansi Terhadap Pemilihan Karir Sebagai Akuntan Publik (Studi Kasus Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sumatera Utara)

6 90 115

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengetahuan Kewirausahaan - Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Ketersediaan Informasi terhadap Keinginan Menjadi Wirausaha pada Mahasiswa S-1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera U

0 0 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Perilaku konsumen - Pengaruh Gaya Hidup, Harga, Dan Kelompok Referensi Terhadap Keputusan Pembelian Samsung Smartphone Pada Mahasiswa/I Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

0 0 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori tentang Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran - Analisis Pengaruh Atribut Produk (Merek, Kualitas, Dan Kemasan) Terhadap Keputusan Pembelian Rokok Marlboro Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Ut

0 1 22

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Electronic Commerce - Pengaruh Kepercayaan Dan Kemudahan Terhadap Belanja Online Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Perilaku konsumen - Pengaruh Gaya Hidup, Harga, Dan Kelompok Referensi Terhadap Keputusan Pembelian Samsung Smartphone Pada Mahasiswa/I Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

0 0 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Ekonomi Syariah - Persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara Terhadap Dukungan Ekonomi Syariah Di Sumatera Utara

0 0 25

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mahasiswa Akuntansi Dalam Pemilihan Karir (Studi Empiris Pada Mahasiswa S-1 Akuntansi Semester Akhir Di Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara)

0 0 13