ANALISIS PENGARUH TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA BANK SYARIAH PERIODE 2011-2015 DENGAN PENDEKATAN RISK BASED BANK RATING SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP
PERTUMBUHAN LABA PADA BANK SYARIAH PERIODE 2011-2015
DENGAN PENDEKATAN RISK BASED BANK RATING
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh
KUNNI MASHROHAH
NIM 21313082
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH S1
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2017
ANALISIS PENGARUH TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP
PERTUMBUHAN LABA PADA BANK SYARIAH PERIODE 2011-2015
DENGAN PENDEKATAN RISK BASED BANK RATING
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi (S.E)
HALAMAN JUDUL
Disusun Oleh
KUNNI MASHROHAH
NIM 21313082
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH S1
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2017
PERSETUJUAN PEMBIMBING
PENGESAHAN
TULISAN
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO “Terbukanya mata di hari esok adalah kesempatan hidup yang diberikan Tuhan untuk memperbaiki diri” “Ilmu itu lebih baik daripada kekayaan karena kekayaan harus dijaga, sedangkan ilmu menjaga mu” (Ali bin Abi Thalib)Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Tuhanmu,
maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan kami, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu ketika kamu bangun berdiri” (QS.At-Thur:48)PERSEMBAHAN
Untuk kedua orang tuaku Aswad Bashuni Alm. & Nuryanah, Adik, Kunny Saraciana Aprillia Alh. & Layda Asna Asyiffa,
Para dosenku tercinta, Sahabat-sahabat seperjuanganku,
Terimakasih atas segala bentuk dukungan yang telah diberikan kepada penulis.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Segala puja dan puji syukur penulis panjatkan atas Kehadirat Allah SWT Tuhan semesta alam yang telah memberikan rahmat, hidayah serta inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank terhadap Pertumbuhan Laba pada Bank Syariah Periode 2011-2015 dengan Pendekatan Risk Based Bank Rating ” sebagai tugas akhir pendidikan dijenjang perkuliahan guna memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi S1 Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, IAIN Salatiga. Sholawat serta salam selalu penulis curahkan kepada junjungan Nabi agung Muhammad SAW, yang telah memberikan inspirasi bagi penulis untuk terus belajar.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari peran, dorongan, dan dukungan dari berbagai pihak yang diberikan kepada penulis. Untuk itu, penulis dengan segala kerendahan hati mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Dr. H. Rahmat Haryadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
2. Dr. Anton Bawono, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
3. Fetria Eka Yudiana, M.Si selaku Kaprodi S1 Perbankan Syariah dan dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing penulis, memberikan pengarahan, masukan sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.
4. Qi Mangku Bahjatulloh, Lc., M.SI selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan banyak bimbingan, arahan, saran kepada penulis selama proses pendidikan di Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
5. Seluruh Dosen Program Studi S1 Perbankan Syariah, Instritut Agama Islam Negeri Salatiga yang telah memberikan pengetahuan dan wawasan untuk penulis selama menempuh pendidikan.
6. Seluruh pegawai dan staff akademik Prodi, Jurusan dan Fakultas di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
7. Kepada kedua orangtua penulis, Ayahanda Aswad Bashuni Alm dan Ibunda Nuryanah tercinta, atas segala kasih sayang, dukungan, motivasi, dan do’a yang selalu dipanjatkan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
8. Adik tersayang Kunny Sara Ciana Aprillia, Layda Asna Asyiffa yang menyemangati dari awal hingga akhir semester kuliah.
9. Kepada keluarga: Kakek Sujaeni, Zubaedah, Budhe, Bulek, Afrizal, Dila, Fafa. Terimakasih atas do’a, dukungan dan motivasinya.
10. Kepada sahabat-sahabatku terutama, Ferly, Dian, Kamal, Huda, Eka, Mustoviyah, serta seluruh Keluarga Mahasiswa Perbankan Syariah Ank.2013 kalian adalah rahmat Allah sebagai tempat untuk berbagi suka cita.
11. Semua pihak yang secara langsung ataupun tidak langsung turut membantu dalam penulisan skripsi ini.
ABSTRAK
Mashrohah, Kunni. 2017. Analisis Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank Terhadap
Pertumbuhan Laba Pada Bank Syariah Periode 2011-2015 Dengan
Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Pendekatan Risk Based Bank Rating. Bisnis Islam Program Studi S1-Perbankan Syariah IAIN Salatiga. Pembimbing: Fetria Eka Yudiana, S.E., M.Si.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pesatnya pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia. Kemampuan pengelolaan kinerja bank syariah dapat memberikan kontinuitas pada kegiatan usahanya sehingga dapat memberikan keuntungan secara efektif dan efisien. Mengingat banyaknya faktor yang berpengaruh terhadap kinerja perbankan, maka pada penelitian ini menggunakan faktor utama yang membentuk kinerja keuangan perbankan yakni berdasarkan pendekatan Risk Based Bank Rating (RBBR) sesuai PBI No.13/24/DPNP/2011 yang terdiri dari indikator (1) Risk Profile diukur dengan rasio NPF, FDR dan GWM, (2) Good Corporate Governance diukur dengan jumlah Dewan Komisaris Independen dan Kepemilikan Institusional (3) Earning dengan rasio ROA dan NIM, serta (4) Capital dengan rasio CAR.
Populasi dalam penelitian ini adalah bank umum syariah di Indonesia sejak 2011 sampai dengan 2015. Tehnik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda yang meliputi uji multikolinieritas, uji autokorelasi, uji
2
heteroskedastisitas, uji normalitas, uji koefisien determinan R , uji F test dan uji T test . Hasil uji F test (simultan) menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel NPF, FDR, GWM, DKI, KI, ROA, NIM dan CAR berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Hasil uji T (parsial) menunjukkan bahwa NPF,
test
GWM dan DKI berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba, KI berpengaruh negatif tidak signifikan. FDR dan NIM berpengaruh negatif dan signifikan, serta ROA dan CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Kata Kunci : Kesehatan Bank, RBBR, Pertumbuhan Laba.
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jaringan Kantor Perbankan Syariah Indonesia ....................................... 2Tabel 1.2 Perbandingan Kinerja Perbankan Syariah Indonesia dalam Milyar ....... 3Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................. 20Tabel 2.2 Nilai Kriteria Penggolongan Tingkat Kesehatan Bank ......................... 27Tabel 2.3 Kriteria Penetapan Peringkat Profil Risiko NPF................................... 30Tabel 2.4 Kriteria Penetapan Peringkat Profil Risiko FDR .................................. 31Tabel 2.5 Kriteria Penetapan Peringkat Rentabilitas ROA ................................... 39Tabel 2.6 Kriteria Penetapan Peringkat Rentabilitas NIM .................................... 40Tabel 2.7 Kriteria Penetapan Peringkat Permodalan CAR ................................... 41Tabel 4.1 Hasil Uji Stasioneritas Level Dasar ...................................................... 68Tabel 4.2 Hasil Uji Stasioneritas 1st Difference ................................................... 68Tabel 4.3 Hasil Uji Deskreptif Statistik ................................................................ 69Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolonieritas ................................................................... 74Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi .......................................................................... 75Tabel 4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas ................................................................ 77Tabel 4.7 Hasil Uji Linieritas ................................................................................ 79Tabel 4.8 Hasil Uji Regresi Linier Berganda ........................................................ 79
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Penelitian .......................................................................... 42Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Jarque-Bera .................................................... 78BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan saat ini sudah menjadi faktor terpenting dalam
menjalankan roda perekonomian suatu negara. Bahkan seluruh kegiatan perekonomian membutuhkan jasa perbankan. Sehingga tidak heran jika perbankan dijadikan sebagai jantung perekonomian didalam suatu negara. Peranan penting perbankan dalam pertumbuhan stabilitas ekonomi dapat dilihat ketika sektor ekonomi mengalami penurunan maka salah satu cara mengembalikan stabilitas ekonomi adalah menata sektor perbankan. Oleh karena itu pemerintah memberikan perhatian khusus terhadap keberadaan perbankan dalam struktur perekonomian nasional (Mahendra & Suzan, 2014:3318).
Kemajuan perekonomian suatu negara dapat diukur dari kemajuan bank di negara tersebut. Peranan perbankan syariah dalam aktivitas perekonomian di Indonesia tidak jauh berbeda dengan perbankan konvensional. Keberadaan perbankan syariah sebagai bagian dari sistem perbankan nasional diharapkan dapat mendorong perkembangan perekonomian suatu negara.
Keberadaan bank syariah saat ini, tentu menjadi kebanggaan tersendiri bagi umat Islam. Selain dalam rangka melaksanakan ajaran agama, bank syariah juga sebagai alternatif penyiaran Islam secara kontemporer. Hal ini ditandai dengan adanya pertumbuhan bank syariah yang sangat pesat diberbagai belahan dunia. Perkembangan perbankan syariah di Indonesia sendiri sudah merambah luas ke berbagai wilayah, hal tersebut dibuktikan pada data empiris menurut Otoritas Jasa Keuangan 2017 sebagai berikut: Tabel 1
Tabel 1.1 Jaringan Kantor Perbankan Syariah Indonesia
Kelompok Bank 2011 2012 2013 2014 2015
Bank Umum Syariah
11
11
11
12
12 Unit Usaha Syariah
24
24
23
22
22 Bank Perkreditan Rakyat Syariah 155 158 163 163 163 Jumlah Kantor BUS & UUS 1.737 2.262 2.588 2.483 2.301 Jumlah Kantor BPRS 364 401 402 439 446 TOTAL 2.101 2.663 2.990 2.922 2.747
Sumber: Statistik Perbankan Syariah Sebagai pesaing pendatang bagi bank konvesional, bank syariah mampu menunjukkan tingkat kinerja yang cukup baik dibeberapa tahun terakhir. Terlihat adanya peningkatan yang selalu terjadi pada dana yang dihimpun dari masyarakat pada tiap tahunnya, hal ini menunjukkan bahwa masyarakat mulai mempercayakan perbankan syariah sebagai lembaga keuangan yang melaksanakan kegiatan usaha sejalan dengan prinsip-prinsip dasar dalam ekonomi Islam, yakni tidak hanya terfokus pada tujuan komersil yang tergambar pada pencapaian keuntungan maksimal semata, tetapi juga mempertimbangkan perannya dalam memberikan kesejahteraan (Indriastuti & Ifada, 2015:310). Berikut adalah presentase pertumbuhan perbankan Indonesia:
Tabel 2 Tabel 1.2 Perbandingan Kinerja Perbankan Syariah Indonesia dalam Milyar
Indikator 2011 2012 2013 2014 2015 Aset 145.467 147.360 180.360 204.961 213.423 DPK 115.415 147.512 185.154 217.858 231.175 PYD 102.655 147.505 184.122 147.944 177.482
Sumber: Statistik Perbankan Indonesia Sebagai negara berpenduduk muslim terbesar, sudah selayaknya
Indonesia menjadi pelopor dan kiblat perkembangan industri keuangan syariah di dunia. Untuk dapat terus tumbuh dan berkembang, tentunya bank syariah harus diberikan perhatian khusus dan sungguh-sungguh dengan senantiasa menjaga kondisi kesehatannya.
Kesehatan adalah suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan, tidak hanya bagi manusia tetapi juga penting untuk keberlangsungan kehidupan lembaga keuangan. Berdasarkan UU No.21 Tahun 2008 tentang perbankan, bank wajib memelihara tingkat kesehatannya. Adapun penilaian tingkat kinerja perbankan sebagaimana telah diubah dalam UU No. 13 Tahun 2011 sesuai dengan ketentuan baru yakni berdasarkan pendekatan (Risk
Based Bank Rating ) baik secara individual ataupun konsolidasi.
Bank Indonesia selaku Bank Sentral berperanan penting dalam menyehatkan bank, karena bank Indonesia bertugas mengatur jalannya operasional perbankan diIndonesia. Untuk itu Bank Indonesia menetapkan suatu ketentuan yang harus dipenuhi dan dilaksanakan oleh lembaga perbankan yaitu berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP/2011 Tentang Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Indonesia. Metode pelaksanaan penilaiannya menggunakan empat faktor, yaitu Risk profile (profil risiko), Good Corporate Governance (Tata kelola perusahaan), Earning (Rentabilitas) dan Capital (Permodalan).
Metode tersebut tidak bertujuan sekedar untuk mengukur tingkat kesehatan bank, tetapi juga digunakan sebagai indikator dalam mengevaluasi kinerja bank guna untuk menerapkan prinsip kehati-hatian, kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku dan manajemen risiko sehingga terlihat prospek pertumbuhan bank dimasa yang mendatang.
Dengan semakin ketatnya ketentuan yang dibuat oleh Bank Indonesia maupun Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) tersebut, diharapkan dapat diketahui dengan segera bank manakah yang memerlukan penanganan khusus (Lupa, Parengkuan & Sepang, 2016:695).
Apabila suatu sistem perbankan dalam kondisi yang tidak sehat, maka fungsi bank sebagai lembaga intermediasi tersebut, dan alokasi serta penyediaan dana dari perbankan untuk kegiatan investasi dan membiayai sektor-sektor yang produktif dalam perekonomian menjadi terbatas. Sistem perbankan yang tidak sehat juga akan mengakibatkan lalu lintas pembayaran yang dilakukan oleh sistem perbankan tidak lancar dan efisien. Selain itu, sistem perbankan yang tidak sehat juga akan menghambat efektivitas kebijakan moneter (Bank Indonesia, 2003).
Pertumbuhan laba merupakan ukuran keberhasilan bank dalam memenuhi kepatuhan atas kesehatan bank. Bank yang sehat akan dapat melakuan kinerja yang baik dan menghasilkan laba yang optimal. Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap pelaku ekonomi dalam menjalankan kegiatan tentunya menginginkan laba yang tinggi. Kemampuan menghasilkan laba yang maksimal pada suatu bank sangat penting bagi pihak-pihak yang berkepentingan, terutama pihak investor dan kreditur yang mengukur keberhasilan bank berdasarkan kemampuan yang terlihat dari kinerja manajemen dalam menghasilkan laba (Desmalini, 2014:2). Bagi investor, informasi laba dijadikan acuan untuk pengambilan keputusan investasi. Sebab para investor tentunya mengharapkan laba yang lebih dari tahun-tahun sebelumnya sehingga akan memperoleh deviden yang lebih besar
.
(Yuliatiningrum, 2016:2) Penelitian terkait dengan tingkat kesehatan bank terhadap pertumbuhan laba sudah banyak dilakukan, seperti penelitian yang dilakukan oleh Indriastuti (2012) terkait pengaruh Kualitas Auditorium dan Corporate
Governance terhadap pertumbuhan laba pada perbankan Indonesia yang
terdaftar di BEI 2009-2011. Hasil penelitiannya menjelaskan bahwa kualitas auditor berpengaruh positif dan signifikan. Sedangkan variabel kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional berpengaruh negatif dan signifikan. Sedangkan proporsi dewan komisaris berpengaruh positif dan tidak signifikan.
Zar (2013) mengenai Pengaruh rasio CAMEL terhadap kinerja perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI pada periode 2010 hingga 2012 dengan variabel Capital Adequacy Ratio (CAR), Retention Rate (RR), Non
Perfoming Loan (NPL), Net Profit Margin (NPM), Return On Asset (ROA),
Return On Equity (ROE), Net Interest Margin (NIM), Beban Operasional
Pendapatan operasional (BOPO), Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Giro Wajib Minimum (GWM). Hasil penelitian menyatakan bahwa ROE dan NIM berpengaruh positif dan signifikan. Sedangkan variabel CAR , NPL, BOPO, dan LDR berpengaruh positif dan tidak signifikan, sedangkan RR, NPM, ROA dan GWM berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Wirawan (2013) Analisis tingkat kesehatan keuangan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan BUMN sektor perbankan di Indonesia pada periode 2003 hingga 2012. Penelitian ini menggunakan variabel Non
Perfoming Financing (NPF), Liquidity Risk, Interest Rate Risk (IRR), Deposit
Ratio , Fixed Asset to Capital Ratio (FACR), Return On Asset (ROA), Return
On Equity (ROE), Net Interest Margin (NIM), Beban Operasional
Pendapatan operasional (BOPO) dan Capital Adequacy Ratio (CAR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel NPL, Liquidity Risk, IRR, ROA, ROE, NIM, dan BOPO berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Sedangkan variabel Deposit Ratio, FACR dan CAR tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.
Lubis (2013) pengaruh tingkat kesehatan bank terhadap pertumbuhan laba pada BPR di Indonesia periode 2008-2012 menggunakan variabel (CAR), Non Perfoming Loan (NPL), Beban
Capital Adequacy Ratio
Operasional Pendapatan operasional (BOPO) dan Loan to Deposit Ratio (LDR). Adapun hasil penelitiannya menunjukkan bahwa CAR, BOPO dan
LDR berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba. Sedangkan NPL berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba.
Rodiyah dan Wibowo (2014) Pengaruh rasio indikator tingkat kesehatan bank terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode tahun 2009-2013. Menguji penelitiannya dengan variabel Capital Adequacy Ratio (CAR), Net Interest Margin (NIM), Non
Perfoming Loan (NPL), Net Profit Margin (NPM), Beban Operasional
Pendapatan operasional (BOPO) dan Loan to Deposit Ratio (LDR). Dari hasil pengujiannya disimpulkan CAR berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba, sedangkan variabel NIM, NPL, NPM, BOPO dan LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Pratito dan Puspitasari (2015) mengenai Analisis pengaruh kebijakan Giro Wajib Minimum (GWM), Posisi Devisa Netto (PDN), Loan to Deposit
Ratio (LDR), Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) dan suku bunga
SBI terhadap pertumbuhan laba pada 2009-2013. Hasilnya yaitu PDN berpengaruh positif dan tidak signifikan, CKPN berpengaruh negatif dan tidak signifikan dan CKPN tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba. Adapun GWM berpengaruh negatif dan signifikan, sedangkan LDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Safariah (2015) Pengaruh Risk Profile, Earning, Capital terhadap pertumbuhan laba perbankan yang terdaftar di BEI pada periode 2011-2013.
Variabel yang digunakan yaitu Non Perfoming Loan (NPL), Loan to Deposit
Ratio (LDR), Return On Asset (ROA), Beban Operasional Pendapatan
operasional (BOPO) dan Capital Adequacy Ratio (CAR). Hasilnya yaitu variabel NPL, ROA dan BOPO berpengaruh terhadap pertumbuhan laba, sedangkan LDR dan CAR tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.
Aprianingsih (2015) terkait pengaruh penerapan Good Corporate
Governance yang diukur dengan menggunakan proporsi Dewan Komisaris
Indepenen, Dewan Direksi, Komite Audit, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Struktur Kepemilikan dan Ukuran Perusahaan terhadap kinerja keuangan perbankan yang diukur dengan laba yang diperoleh pada bank yang terdaftar di BEI periode 2011-2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dewan komisaris independen dan kepemilikan institusional berpengaruh negatif dan signifikan, dewan direksi dan komite audit berpengaruh positif dan signifkan. Kepemilikan manajerial berpengaruh negatif dan tidak signifikan.
Yuliatiningrum (2016) mengenai pengaruh tingkat kesehatan bank terhadap pertumbuhan laba perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI pada periode 2012-2014. Variabel yang digunakan dalam penelitiannya antara lain
Good Corporate Governance (GCG), Non Perfoming Loan (NPL), Loan to
Deposit Ratio ( LDR) dan Capital Adequacy Ratio (CAR). Hasil dari
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa NPL, LDR dan CAR tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Sedangkan GCG berpengaruh negatif.
Hanif (2014) pengaruh good corporate governance yang diukur dengan menggunakan teori agency yakni komposisi dewan komisaris, dewan direksi, dewan komisaris independen, serta kepemilikan saham pada manajerial dan institusional terhadap pertumbuhan laba. Hasil penelitian menyebutkan bahwa dewan komisaris dan kepemilikan institusional berpengaruh positif dan tidak signifikan, dewan direksi nehatif tidak signifikan, sedangkan dewan komisaris independen dan kepemilikan institusional berpengaruh positif dan signifikan terhadap petumbuhan laba.
Chabibatillah (2016) Pengaruh Good Corporate Governance terhadap kemampulabaan perbankan syariah di Indonesia dengan menggunakan variabel Komposisi Dewan Komisaris, Kepemilikan Instisusional, Dewan Pengawas Syariah dan Ukuran Perusahaan. Adapun hasil penelitian menjelaskan bahwa komposisi dewan komisaris independen berpengaruh positif dan signifikan, kepemilikan instisusional dan dewan pengawas syariah tidak berpengaruh signifikan terhadap laba bank syariah.
Wulandari (2016) Pengaruh tingkat kesehatan finansial perusahaan terhadap pertumbuhan laba masa mendatang pada perbankan syariah di Indonesia periode 2010 hingga 2014. Mengukur tingkat kesehatan dengan menggunakan metode RBBR, Risk Profile dengan menggunakan rasio Non
(NPF), Good Corporate Governance (GCG), Earning
Perfoming Financing
dengan rasio Return On Asset (ROA) dan Capital menggunakan Capital
Adequacy Ratio (CAR). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa NPF berpengaruh negatif signifikan, sedangkan GCG, ROA dan CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Saifullah (2016) yang menganalisis pengaruh positioning permodalan, rentabilitas dan likuiditas terhadap pertumbuhan laba pada bank umum di Indonesia periode 2011-2015. Variabel permodalan diukur menggunakan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR), Rentabilitas menggunakan Return On
Asset (ROA) dan Beban Operasional Pendapatan operasional (BOPO) serta
likuiditas dengan Loan to Deposit Ratio (LDR). Dari hasil penelitiannya dapat disimpulkan bahwa CAR dan LDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba, sedangkan ROA berpengaruh positif tidak signifikan. Adapun BOPO berpengaruh negatif dan signifikan.
Berbeda dengan penelitian sebelumnya, dalam penelitian ini alat yang digunakan sebagai pengukur tingkat kinerja bank syariah dengan menggunakan metode RBBR (Risk Based Bank Rating), yang menganalisis tingkat kesehatan bank dengan menerapkan Risk Profile pada risiko kredit
Non Perfoming Financing , risiko likuiditas Financing to Deposit Ratio, dan
risiko kepatuhan Giro Wajib Minimum, penambahan komposisi Dewan Komisaris Independen dan Kepemilikan saham Institusional, Earning menggunakan rasio Return On Asset dan Net Interest Margin, serta Capital dengan rasio Capital Adequacy Ratio. Adapun tahun periode yang digunakan diperbaharui, yakni pada periode 2011 hingga 2015.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai Analisis Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank Terhadap
Pertumbuhan Laba pada Bank Syariah Periode 2011-2015 Dengan Pendekatan Risk Based Bank Rating.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh Non Perfoming Financing (NPF) terhadap pertumbuhan laba?
2. Bagaimana pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap pertumbuhan laba?
3. Bagaimana pengaruh Giro Wajib Minimum (GWM) terhadap pertumbuhan laba?
4. Bagaimana pengaruh Dewan Komisaris Independen (DKI) terhadap pertumbuhan laba?
5. Bagaimana pengaruh Kepemilikan Saham Institusional (KI) terhadap pertumbuhan laba?
6. Bagaimana pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap pertumbuhan laba?
7. Bagaimana pengaruh Net Interest Margin (NIM) terhadap pertumbuhan laba?
8. Bagaimana pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap pertumbuhan laba?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh Non Perfoming Financing (NPF) terhadap pertumbuhan laba.
2. Untuk mengetahui pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap pertumbuhan laba.
3. Untuk mengetahui pengaruh Giro Wajib Minimum (GWM) terhadap pertumbuhan laba.
4. Untuk mengetahui pengaruh Dewan Komisaris Independen (DKI) terhadap pertumbuhan laba.
5. Untuk mengetahui pengaruh Kepemilikan Saham Institusional (KI) terhadap pertumbuhan laba.
6. Untuk mengetahui pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap pertumbuhan laba.
7. Untuk mengetahui pengaruh Net Interest Margin (NIM) terhadap pertumbuhan laba.
8. Untuk mengetahui pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap pertumbuhan laba.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti Diharapkan peneliti mampu mengembangkan pola berfikirnya serta meningkatkan wawasan dalam pengembangan pengetahuan terkait dengan permasalahan yang diteliti.
2. Bagi akademisi Berguna dalam perkembangan ilmu pengetahuan serta dapat dijadikan sebagai rujukan untuk berbagai kalangan baik masyarakat maupun akademisi khususnya dibidang perbankan syariah bagi penelitian yang akan datang.
3. Bagi institusi Bagi bank syariah dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi terkait dengan kinerja perbankan syariah untuk periode yang akan datang.
Bagi stakeholders, dapat memberikan gambaran terkait dengan tingkat kesehatan bank sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika yang penulis gunakan dalam penelitian ini tersusun secara berurutan yang terdiri dari lima bab dan terbagi lagi menjadi beberapa sub bab. Adapun sistematika penelitian ini, yaitu:
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini menjelaskan secara singkat latar belakang permasalahan terkait dengan pengaruh tingkat kesehatan bank syariah terhadap pertumbuhan laba. Dijelaskan juga rumusan masalah, tujuan yang akan dicapai, manfaat penelitian serta sistematika penelitian.
BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menjelaskan tentang telaah pustaka dan kerangka teori yang mendasari dan mendukung penelitian, yakni berkaitan dengan penilaian kinerja bank syariah yang diukur dari tingkat kesehatan bank dengan metode RBBR serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan laba.
BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan metode-metode yang digunakan untuk proses penelitian antara lain jenis penelitian, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, tehnik analisis data, serta definisi operasional dan pengukuran data penelitian.
BAB IV ANALISA PENELITIAN Bab ini memaparkan hasil penelitian yang dilakukan dan pembahasan dari permasalahan yang diangkat mengenai dengan penilaian kinerja bank syariah yang diukur dari tingkat kesehatan bank dengan metode RBBR serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan laba.
BAB V PENUTUP Bab ini merupakan kesimpulan dari hasil penelitian dan analisa yang telah dipaparkan pada bab-bab sebelumnya. Kesimpulan merupakan jawaban atas rumusan masalah yang terdapat pada bab I. Serta saran-saran yang penulis ajukan untuk beberapa kalangan masyarakat. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB II LANDASAN TEORI A. Telaah Pustaka Triono (2017) mengenai Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
perubahan laba satu tahun dan dua tahun mendatang dengan pengukuran pada metode RBBR, yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR) pada aspek Capital,
Return On Asset (ROA) dan Beban Operasional Pendapatan Operasional
(BOPO) sebagai pengukuran earning serta risk profile dengan menggunakan pengukuran Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Perfoming Loan (NPL) dan Giro Wajib Minimum (GWM). Hasil penelitian menyatakan bahwa variabel CAR, LDR, NPL, BOPO dan GWM tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba, sedangkan ROA berpengaruh signifikan.
Marselina (2017) Analisis tingkat kesehatan bank terhadap pertumbuhan laba dengan menggunakan pendekatan RGEC (Risk Profile,
Good Copporate Governance, Earning, Capital ) pada Bank Konvensional
periode 2010-2015. Dalam penilaian risk profile menggunakan variabel Non
Perfoming Loan (NPL), pada GCG menggunakan DKI (Dewan Komisaris
Independen), KA (Komite Audit) dan KI (Kepemilikan Institusional), sedangkan earning dengan Return On Asset (ROA) dan Capital menggunakan Capital Adequacy Ratio (CAR). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan menunjukkan hasil bahwa NPL dan ROA berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Sedangkan DKI, KA, KI dan CAR tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.
Purwanto (2017) tentang pengaruh kesehatan keuangan bank terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan bank go-publik di BEI periode 2010- 2014. Untuk mengetahui tingkat kesehatan bank, variabel-variabel yang digunakan sebagai alat ukurnya yaitu Loan to Deposit Ratio (LDR), Internal
Rate of Raturn (IRR), Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)
dan Capital Adequacy Ratio (CAR). Adapun hasil penelitiannya menunjukkan bahwa LDR, IRR, BOPO dan CAR secara parsial berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.
Putri (2016) Analisis pengaruh rasio keuangan RBBR (Risk Based Bank
Rating ) terhadap pertumbuhan laba bank (studi kasus PT. BCA, Tbk) periode
2004 hingga 2014. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan antara lain
Non Perfoming Loan (NPL), Loan to Deposit Ratio (LDR), Return On Asset
(ROA), Return On Equity (ROE), Net Interest Margin (NIM) dan Capital
Adequacy Ratio (CAR). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan,
mengetahui bahwa NPL dan ROA berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.Sedangkan variabel lainnya LDR, ROE, NIM dan CAR tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.
Rodiyah dan Wibowo (2016) Pengaruh rasio indikator tingkat kesehatan bank terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode tahun 2009-2013. Menguji penelitiannya dengan variabel Capital Adequacy Ratio (CAR), Net Interest Margin (NIM), Non
Perfoming Loan (NPL), Net Profit Margin (NPM), Beban Operasional
Pendapatan Operasional (BOPO) dan Loan to Deposit Ratio (LDR). Dari hasil pengujiannya disimpulkan CAR berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba, sedangkan variabel NIM, NPL, NPM, BOPO dan LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Yulianingrum (2016) pengaruh tingkat kesehatan bank terhadap pertumbuhan laba perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI pada periode 2012-2014. Variabel yang digunakan dalam penelitiannya anatara lain Good
Corporate Governance (GCG), Non Perfoming Loan (NPL), Loan to Deposit
Ratio ( LDR) dan Capital Adequacy Ratio (CAR). Hasil dari penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa NPL, LDR dan CAR tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Sedangkan GCG berpengaruh negatif.
Wulandari (2016) dengan judul penelitian Pengaruh tingkat kesehatan
financial perusahaan terhadap pertumbuhan laba masa mendatang pada
perbankan syariah di Indonesia periode 2010 hingga 2014. Mengukur tingkat kesehatan dengan menggunakan metode RBBR. Pada pengukuran Risk
Profile dengan menggunakan risiko kredit yakni rasio Non Perfoming
Financing (NPF), Good Corporate Governanve, Earning dengan rasio Return
On Asset (ROA) dan Capital menggunakan Capital Adequacy Ratio (CAR).
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa NPF berpengaruh negatif signifikan, sedangkan GCG, ROA dan CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Saifullah (2016) yang menganalisis pengaruh dan positioning permodalan, rentabilitas dan likuiditas terhadap pertumbuhan laba pada bank umum di Indonesia periode 2011-2015. Variabel permodalan diukur menggunakan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR), Rentabilitas menggunakan Return On Asset (ROA) dan Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) serta likuiditas dengan Loan to Deposit Ratio (LDR).
Dari hasil penelitiannya dapat disimpulkan bahwa CAR dan LDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba, sedangkan ROA berpengaruh positif tidak signifikan. Adapun BOPO berpengaruh negatif dan signifikan.
Pratito dan Puspitasari (2015) mengenai Analisis pengaruh kebijakan Giro Wajib Minimum (GWM), Posisi Devisa Netto (PDN), Loan to Deposit
Ratio (LDR), Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) dan suku bunga
SBI terhadap pertumbuhan laba pada 2009-2013. Hasilnya yaitu PDN berpengaruh positif dan tidak signifikan, CKPN berpengaruh negatif dan tidak signifikan dan suku bunga SBI tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba. Adapun GWM berpengaruh negatif dan signifikan, sedangkan LDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Safariah (2015) Pengaruh Risk Profile, Earning, Capital terhadap pertumbuhan laba perbankan yang terdaftar di BEI pada periode 2011-2013.
Variabel yang digunakan yaitu Non Perfoming Loan (NPL), Loan to Deposit
Ratio (LDR), Return On Asset (ROA), Beban Operasional Pendapatan
Operasional (BOPO) dan Capital Adequacy Ratio (CAR). Hasilnya yaitu variabel NPL, ROA dan BOPO berpengaruh terhadap pertumbuhan laba, sedangkan LDR dan CAR tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.
Setiawan & Hanantijo (2014) Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non
Perfoming Loan, Return On Asset, Loan to Deposit Ratio , Ukuran Bank dan
Kepemilikan Manajerial terhadap pertumbuhan laba pada industri perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013. Hasilnya menunjukkan bahwa CAR, NPL, ROA, LDR dan Ukuran Bank berpengaruh signifikan, sedangkan kepemilikan manajerial tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Hanif (2014) Pengaruh penerapan Corporate Governanace terhadap pertumbuhan laba perusahaan yang menggunakan variabel ukuran deaan komisaris, ukuran dewan komisaris independen, ukuran dewan direksi, ukuran komite audit, kepemilikan istsitusional sebagai alat ukur variabel independennya. Hasil penelitiannya menjelaskan bahwa dewan komisaris dan dewan direksi tidak berpengaruh signifikan negatif terhadap pertumbuhan laba. Sedangkan proporsi komisaris independen, komite audit dan kepemilikan institusional berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Tabel 3 Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Non Perfoming Loan (NPL)
Miftah Agustin Safariah 2015 23
Perbankan yang terdaftar di BEI Tahun 2011-2013
Analisis regresi linier berganda
Non Perfoming Loan (NPL)
Berpengaruh (-) signifikan.
Ferry Setyawan & Djoko Hanantijo 2014 Bank terdaftar BEI Tahun 2009-2013
Analisis regresi linier berganda
Berpengaruh (-) signifikan.
Non Perfoming Loan (NPL)
Pengaruh FDR terhadap Pertumbuhan Laba Sunarwan Triono 2017 118 Bank
Umum di Indonesia Tahun 2001-2005
Analisis regresi berganda
Loan to Deposit Ratio
(LDR) Tidak berpengaruh signifikan.
Rodiyah & Hardiyanto Wibowo 2016 13 perbankan yang terdaftar di BEI Tahun
Analisis regresi linier berganda
Loan to Deposit Ratio
Berpengaruh (+) tidak signifikan.
Analisis regresi linier berganda
Pengaruh NPF terhadap Pertumbuhan Laba Nama Thn Sampel Metode
Tbk Tahun 2004-2014
Penelitian Alat Ukur Hasil
Sunarwan Triono 2017 118 Bank
Umum di Indonesia Tahun 2001-2005
Analisis regresi berganda
Non Perfoming Loan (NPL)
Tidak berpengaruh signifikan.
Hana Tamara Putri 2016 PT. BCA,
Analisis regresi linier berganda
2015 Bank terdaftar BEI Tahun 2012-2014
Non Perfoming Loan (NPL)
Berpengaruh signifikan.
Desyana Wulandari 2016 6 Bank
Syariah di Indonesia Tahun 2010-2014
Analisis regresi data panel
Non Perfoming Loan (NPL)
Berpengaruh (-) signifikan.
Noor Yuliatiningr um
(LDR) Berpengaruh (-) tidak signifikan.
2009-2013 Ahmad Dardai Saifullah 2016 20 Bank
Giro Wajib Minimum (GWM)
Giro Wajib Minimum (GWM)
Berpengaruh (-) signifikan.
Adhista Setyarini 2009 BPD 2005-
2007 Analisis regresi berganda
Giro Wajib Minimum (GWM)
Berpengaruh (-) tidak signifikan.
Wirawan Prasetyo 2006 Bank terdaftar BEI 2001- 2005
Analisis regresi linier berganda
Berpengaruh (-) signifikan.
Anindita Permatasari 2012 Bank terdaftar di BEI 2009- 2011
Pengaruh Dewan Komisaris Independen terhadap Pertumbuhan Laba Tarra Marselina 2017 16 Bank
Konvension al di Indonesia Tahun 2010-2015
Regresi linier berganda
DKI (Dewan Komisaris Independen)
Berpengaruh (+) tidak signifikan.
. Diyana Fithriyah 2016 BUS Tahun
2012-2014 Regresi Linier
Dewan Komisaris
Analisis regresi linier berganda
Berpengaruh (-) tidak signifikan.
Umum di Indonesia Tahun 2011-2015
Ferry Setyawan & Djoko Hanantijo 2014 bank terdaftar BEI Tahun 2009-2012
Analisis regresi berganda
Loan to Deposit Ratio
(LDR) Berpengaruh (+) signifikan.
Dwi Widi Pratito & Diana Puspitasari 2015 34 Bank
Devisa di Indonesia Tahun 2009-2013
Analisis regresi linier berganda
Loan to Deposit Ratio
(LDR) Berpengaruh (+) signifikan.
Analisis regresi linier berganda
Giro Wajib Minimum (GWM)
Loan to Deposit Ratio
(LDR) berpengaruh signifikan.
Pengaruh GWM terhadap Pertumbuhan Laba Sunarwan Triono 2017 118 Bank
Umum di Indonesia Tahun 2001-2005
Analisis regresi berganda
Giro Wajib Minimum (GWM)
Tidak berpengaruh signifikan.
Robby Febrianto Hidayat 2012 120 Bank yang terdaftar BEI 2007- 2009
Analisis regresi linier berganda
Berpengaruh (+) Chabibatilla h Berganda Independen signifikan.
Saraswati,d kk 2015 Bank terdaftar
Berpengaruh (+) signifikan.
Tahun 2011-2012
Regresi linier berganda
Kepemilika n Institusional
Berpengaruh (+) dan signifikan
Muhamad Hanif 2014 30
Perusahaan terdaftar BEI Tahun 2009-2012
Regresi linier berganda
Kepemilika n Institusional
Anindita Permatasari 2012 Bank
Kepemilika n Institusional
Umum Konvension al terdaftar BEI 2009- 2011
Regresi linier berganda
Kepemilika n Institusional
Berpengaruh (-) signifikan.
Pengaruh ROA terhadap Pertumbuhan Laba Tarra Marselina 2017 16 Bank
Konvension al di Indonesia
Analisis regresi berganda
Return On Asset
Tidak berpengaruh signifikan. Kusuma & Supatmi 2015 BPRS
Regresi Linier Berganda