PENENTUAN KONDISI OPTIMUM DALAM PENANDAAN LIGAN EDTMP DENGAN RADIOISOTOP 17°Tm Azmairit Aziz, Marlina, Muhamad Basit Febrian

Penentuan kondisi optimum dalam penandaan ligan EDTMP dengan radioisotop 170Tm(Azmairit Aziz, Martina, Muhamad
Basit Febrian)

PENENTUAN KONDISI OPTIMUM DALAM PENANDAAN LIGAN EDTMP DENGAN
RADIOISOTOP 17°Tm
Azmairit Aziz, Marlina, Muhamad Basit Febrian
Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri - BA TAN
JI. Tamansari 71 Bandung, 40132, e-mail: azmairit@batan-bdg.go.id
Diterima

16 Juli 2010, diterima dalam bentuk perbaikan

31 Agustus 2010, disetujui 1 September

2010

ABSTRAK
PENENTUAN KONDISI OPTIMUM DALAM PENANDAAN LIGAN EDTMP DENGAN RADIOISOTOP 170Tm.
Tulium-170 t7°Tm) merupakan salah satu radioisotop yang dapat digunakan untuk terapi paliatif karena merupakan
pemancar-/3 yang memiliki TI/2 = 128,4 hari dan Ep (mo's/mum) sebesar 0,968 MeV. Radioisotop 170Tmselain pemancar/3 juga memancarkan sinar-ydengan energi sebesar 84 keV (3,26%) yang dapat dimanfaatkan untuk penyidikan
(imaging) selama terapi berlangsung. Ligan etilendiamintetrametilen fosfonat (EDTMP) dapat ditandai dengan

radioisotop 170Tmsebagai radiofarmaka alternatif untuk penghilang rasa sakit (paliatiO akibat metastase kanker ke
tulang menggantikan 89SrC12.
Telah dilakukan penentuan kondisi optimum dalam penandaan ligan EDTMP dengan
radioisotop 170Tmberdasarkan variasi beberapaparameter yang berpengaruh dalam reaksi penandaan, yaitu jumlah
ligan EDTMP, pH penandaan dan waktu inkubasi. Senyawa bertanda 17°Tm-EDTMPyang diperoleh ditentukan
efisiensi penandaan melalui pemeriksaan kemurnian radiokimianya dengan cara kromatografi kertas dan
elektroforesis kertas. Kondisi optimum penandaan diperoleh pada pH 7 dengan jumlah ligan EDTMP sebanyak 2 mg
dan waktu inkubasi selama 15 menit pada temperatur kamar. Kompleks yang terbentuk memberikan efisiensi
penandaan maksimum sebesar 99,23 ± 0,27%. Berdasarkan hasil yang diperoleh, ligan EDTMP dapat ditandai
dengan radioisotop 170Tmdengan efisiensi penandaan yang tinggi (di atas 95%).
Kata kuncl: radioisotop, tulium-170 t7°Tm), etilendiamintetrametilen fosfonat (EDTMP), paliatif.

ABSTRACT
THE DETERMINA TION OF OPTIMUM CONDITION ON LABELLING
RADIOISOTOPE. Thulium-170
particle emission (TI/2 = 128.4
(3.26%) which are suitable
ethylenediaminetetramethylene
alternative radiopharmaceutical


OF EDTMP LIGAND

WITH 170Tm

t7°Tm) is one of radioisotopes that can be used for bone pain palliation due to its /3d, Ep (max) = 0,968 MeV). Beside that, this radioisotope also emits 'i'rays of 84 keV
energy for imaging as long as therapeutic applications. The ligand of
phosphonic acid (EDTMP) could be labelled with radioisotope of 170Tmas an
for bone pain palliation due to bone metastases instead of 89SrC12.
The determination

of optimum condition on labelling of EDTMP with 170Tmhas been studied. Reaction parameters in labelling conditions
i.e. the amount of EDTMP ligand, the pH of labeling and the incubation time were varied in order to obtain high
labelling efficiency of 170
Tm-EDTMP. The labelling efficiency was obtained by radiochemical purity that was
determined by paper chromatography and paper electrophoresis techniques. The optimum labelling condition was
obtained at pH 7 by using of 2 mg of EDTMP ligand and 15 minutes incubation time at room temperature. The
complex formed was gave maximum labelling efficiency of 99.23 ± 0.27%. Owing to the results, EDTMP ligand can
be labelled with 170Tmradioisotope with labelling efficiency more than 95%.
Keywords:


radioisotope, thulium-170 tOTm), ethylenediaminetetramethylene phosphonic acid (EDTMP), palliative.

PENDAHULUAN

Sekitar
dari pasien
menderita
kanker payudara,
prostat
dan
kanker80%
ke tulang.
Kankeryang
ini dapat
menyebabkan
rasa nyeri yang
sangat

paru-paru
mengalami

metastase
kuat
sehingga
dapat menurunkan

kualitas hidup pasien[1.5J•
Untuk mengatasi gejala ini, berbagai cara telah dilakukan oleh dokter di rumah sakit, yaitu dengan cara
pemberian obat analgesik (narkotik), hormon terapi, kemoterapi dan radioterapi. Pemberian radiofarmaka
pemancar-p secara sistemik merupakan cara yang paling efektif untuk menghilangkan rasa sakit akibat
metastase kanker ke tulangl1J•

19

Vol. 14 No.1

J. Iptek Nuklir Ganendra

Beberapa

radiofarmaka


ISSN 1410-6957

Januari 2011 (19 - 27)

untuk keperluan

terapi yang ditandai dengan

89SrC12,153Sm_EOTMP, 186Re_HEOP dan 117mSn_OTPAtelah digunakan
radiofarmaka

radioisotop

di bidang

pemancar-~,

kedokteran


seperti

nuklir sebagai

penghilang rasa sakit akibat metastase kanker ke tulang[1.5-7J
.

.Radiofarmaka
radiofarmaka

89SrCI2dan 153Sm-EOTMP lebih banyak digunakan

lainnya.

Radiofarmaka

89SrCb memiliki

keunggulan


panjang yaitu selama 50,5 hari, sehingga memungkinkan
dunia tanpa banyak kehilangan
tetapi, radiofarmaka

radioaktivitasnya

89SrCb memiliki

untuk menyediakan

akibat peluruhan

kekurangan,

di bidang kedokteran

dalam hal waktu paronya

yaitu biaya produksinya


kapasitas produksi radioisotop 89SrCb. Oi samping itu, radionuklida

radiofarmaka

zat radioaktif

nuklir dibanding
yang relatif lebih

tersebut ke seluruh

selama di perjalanan.

Akan

yang lebih tinggi dan terbatasnya

89Sr memiliki energi partikel-~ lebih besar (Ep

maks= 1,49 MeV), sehingga dapat memberikan dosis yang tinggi pada sumsum tulang dan akhirnya dapat

menekan pembentukan sel-sel darah. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya penurunan jumlah trombosit dan
leukosit dalam darah(1,2,8.9J
..
Radiofarmaka
153Sm. Radioisotop

153Sm_EOTMP lebih unggul dibanding

153Smmemiliki energi partikel-~ lebih rendah (Ep maks= 0,81 MeV) dibandingkan

89Sr, sehingga dapat memberikan
153Sm_EOTMP memungkinkan

dosis yang lebih rendahpada

untuk diinjeksikan

radiasi yang optimal pada jaringan
153Smdapat diproduksi
yang


aktivitas

toksisitas

pada sumsum tulang.

reaktor riset yang memiliki fluks neutron menengah

yang cukup tinggi dengan

aktivitas

jenis

untuk disediakan

dosis

Radioisotop

dengan cara

yang memadai.

Akan tetapi,

53Sm memiliki waktu paro yang relatif lebih pendek yaitu selama 1,96 hari, sehingga

153Sm_EOTMP hanya memungkinkan

radioisotop

sumsum tulang. Oi samping itu, radiofarmaka

dengan aktivitas yang lebih besar untuk mendapatkan

kanker tanpa mengakibatkan

dengan meriggunakan

mudah dan diperoleh

radioisotop

89SrCI2 karena sifat fisika yang dimiliki radioisotop

radiofarmaka

pad a rumah sa kit yang letaknya dekat dengan tempat

produksi[1J..
Tulium-170
karena

merupakan

C7°Tm)

merupakan

pemancar-~

radioisotop

yang memiliki

dari golongan
T1/2 selama

samping itu, radioisotop 170Tmjuga memancarkan

lantanida

yang dapat digunakan

128,4 hari dan Ep (maks)sebesar

untuk terapi

0,968 MeV. Oi

sinar-y dengan energi yang cocok untuk penyidikan

(imaging)

selama terapi berlan~sung (Ey = 84 keV (3,26%W,,10J.
Radioisotop'
Tm memiliki waktu paro yang lebih panjang dibanding 89Sr, sehingga memungkinkan

untuk

menyediakan radioisotop tersebut pada rumah sa kit yang letaknya iauh dari tempat produksi. Oi samping itu,
radioisotop 17~m memiliki Ep (~aks)yang lebih rendah dibanding 8 Sr, sehingga dosis yang diberikan pada
sumsum tulang akan menjadi lebih rendah. Radioisotop
menggunakan

170Tmdapat diproduksi dengan cara yang relatif mudah

bahan sasaran tulium oksida alam melalui reaksi inti (n,y) di reaktor riset yang memiliki

neutron sedang. Bahan sasaran 169Tmmemiliki kelimpahan
tampang

lintang

memperoleh

neutron

radioisotop

Berdasarkan

sifat

termal

cukup

besar,

yaitu

sebesar

105

17~m dengan aktivitas jenis yang memadai

radionuklidanya

tersebut,

radioisotop

fluks

isotop di alam sang at tinggi, yaitu sebesar 100% dan
barn,

sehingga

dan kemurnian

170Tm lebih

unggul

memungkinkan
radionuklida

dibanding

untuk

yang tinggi.

89SrCb dan

dapat

digunakan sebagai radioisotop alternatif dalam pengembangan radiofarmaka baru untuk paiiatif1J ..
Ligan etilendiamiiltetrametilen
fosfonat (EOTMP) merupakan senyawa turunan fosfonat dengan struktur
dasar P-C-N-C-P dan dapat membentuk

senyawa kompleks yang stabil dengan berbagai radionuklida.

memungkinkan

radionuklida

untuk

ditandai

dengan

170Tm menghasilkan

senyawa

bertanda

Senyawa bertanda tersebut dapat digunakan sebagai radiofarmaka alternatif penghilang
akibat metastase kanker ke tulang pengganti 89SrCltJ. Oalam makalah ini dikemukakan
optimum dalam penandaan ligan etilendiaminterametilen
senyawabertanda
parameter

170Tm_EOTMP dengan efisiensi

yang berpengaruh

yang tinggi, maka dilakukan

yaitu jumlah

inkubasi. Senyawa bertanda 170Tm_EOTMPyang diperoleh ditentukan
kemurnian radiokimianya

20

rasa sakit (paliatiD
penentuan kondisi

fosfonat dengan radioisotop 17~m. Untuk mendapatkan

penandaan

dalam reaksi penandaan,

Ligan ini

17~m-EOTMP.

dengan berbagai sistem kromatografi.

variasi

ligan EOTMP, pH penandaan
efisiensi penandaan

beberapa
dan waktu

melalui pemeriksaan

Penentuan

kondisi optimum

da/am penandaan

ligan EDTMP dengan radioisotop

170Tm(Azmairit Aziz, Marlina, Muhamad

Basit Febrian)

METODOLOGI

Bahan dan peralatan
Bahan yang digunakan

dalam penelitian

ini adalah tulium oksida (Tm203) alam (buatan Aldieh), asam

klorida, natrium hidroksida, natrium bikarbonat, dinatrium hidrogen fosfat, natrium dihidrogen fosfat, asam asetat,
aseton, amoniak, metanol serta pereaksi-pereaksi lain buatan E.Merek. Ligan etilendiamintetrametilen
(EDTMP) buatan TCI. Akuabides steril dan NaCI fisiologis steril (0,9%) buatan IPHA.
. Bahan penunjang yang digunakan

adalah kertas indikator pH universal,

kertas kromatografi

fosfonat

Whatman

1, Whatman 3MM dan TLC SG 60.
Peralatan yang digunakan terdiri dari seperangkat alat kromatografi lapisan tipis dan kromatografi
kertas, peralatan gelas, peneaeah-y saluran tunggal, dan seperangkat alat elektroforesis kertas.

Tata kerja
1. Iradiasi

tulium

oksida

(Tm203)

Sebanyak 50 mg serbuk Tm203 dimasukkan ke dalam tabung kuarsa, lalu ditutup dengan eara
pengelasan. Tabung kuarsa dimasukkan ke dalam inner capsule yang terbuat dari bahan aluminium nuclear
grade, lalu ditutup dengan eara pengelasan.
gelembung

Uji keboeoran

dilakukan terhadap

inner capsule dengan metode

dalam media air sampai tekanan 30 inci Hg. Setelah lolos uji keboeoran,

kemudian

dimasukkan ke dalam outer capsule untuk diiradiasi. Iradiasidilakukan
di RSG-GA Siwabessy
± 5 hari pada posisi iradiasi CIP dengan fluks neutron termal sebesar 1,3 x 1014n.em'2.der1.
2. Preparasi

larutan

Sebanyak

radioisotop

17°TmCb

50 mg serbuk T%03

hasil iradiasi selama

±5

hari dimasukkan

mL, kemudian dilarutkan dalam 5 mL larutan HCI 1 N sambil dipanaskan
lalu dilarutkan kembali dalam 5 mL akuabides steril.
3. Penentuan

kondisi

Untuk

optimum

mendapatkan

inner capsule

Serpong selama

preparasi
senyawa

senyawa
bertanda

bertanda

ke dalam beker gelas 100

perlahan-Iahan

sampai hampir kering,

17°Tm·EDTMP

17°Tm_EDTMP dengan

efisiensi

penandaan

yang

tinggi,

dilakukan variasi beberapa parameter yang berpengaruh dalam reaksi penandaan, yaitu jumlah ligan EDTMP (1;
2; 4;6;
dan 10 mg); pH penandaan (2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 dan 9) dan waktu inkubasi pada temperatur kamar (0, 15,
30, 45 dan 60 menit).

8

4. Preparasi

senyawa

bertanda

17°Tm·EDTMP

Sebanyak 2 mg ligan EDTMP dilarutkan dalam 0,2 mllarutan
sebanyak

menjadi 7 dengan penambahan

larutan HCI 1 N atau NaOH 1 N. Larutan diinkubasi

temperatur kamar, kemudian ditentukan kemurnian
kromatografi kertas dan elektroforesis kertas.
5. Pemeriksaan

kemurnian

Kemurnian
Metode kromatografi

radiokimia

radiokimia

(KL T) dengan menggunakan
Whatman

NaHC03 0,5 M (pH 9), lalu ditambahkan

795 IJL larutan NaCI fisiologis (0,9%) dan 5 IJL larutan 170TmCI3(± 0,1 mCi). Kemudian pH ditepatkan

senyawa

senyawa

bertanda

selama 15 menit pad a

dengan metode kromatografi

lapisan tipis,

17°Tm·EDTMP

17°Tm_EDTMP ditentukan

dengan

metode

kromatografi

lapisan tipis

pelat silika gel 60 (2 x 10 em) sebagai fase diam dan aseton sebagai fase gerak.

kertas dilakukan dengan menggunakan

3 MM (2 x 20 em) dan Whatman

kertas kromatografi

Whatman

3 MM (2 x 10 em),

1 (2 x 25 em) sebagai fase diam dan larutan NaCI fisiologis (0,9%),

asam asetat 50%, aseton serta larutan amoniak:
elektroforesis

radiokimianya

metanol : air (1:10:20) sebagai fase gerak. Sedangkan

kertas dilakukan dengan menggunakan

pelat pendukung kertas kromatografi Whatman

38 em) dan larutan dapar fosfat 0,02 M pH 7,5 sebagai larutan elektrolitnya,
pada tegangan 350 volt. Kemudian kertas kromatografi
dan dieaeah dengan peneaeah-y saluran tunggal.

metode

3 MM (2 x

pemisahan dilakukan selama 1 jam

dan kertas elektroforesis

dikeringkan,

dipotong-potong

21

ISSN 1410-6957

J. Iptek Nuklir Ganendra Vol. 14 No.1 Januari 2011 (19 - 27)

HASIL DAN PEMBAHASAN
Senyawa

bertanda

yang diperoleh

dari hasil penandaan

ligan EDTMP dengan

170TmCb diharapkan

memiliki kemurnian radiokimia yang tinggi. Sen~awa bertanda yang diperoleh diharapkan hanya berada dalam
bentuk senyawa kimia yang diharapkan, yaitu 70Tm-EDTMP. Senyawa lain sebagai pengotor radiokimia yang
mungkin

ada di dalam senyawa

bertanda

yang diperoleh

adalah 17~mCI3 bebas. Hasil pemisahan

bertanda 17°Tm-EDTMP dan pengotor radiokimia C7°TmCI3) pada berbagai sistem kromatografi
Tabel1.
Tabel1.

Nilai Rf senyawa bertanda
kromatoarafiSistem
laDisan
l' . ~
kromatografi

TLC
60
00-0,4
110
30
00,7
160
35
0dapat
Waktu
elusi
0,9
0,8
-- 0,9
0,3
-17°TmCb
0,8
17OTm-EDTMP
Fase qerak
0,6-0,8
KertasSG
kromatografi
Whatman
1
tidak
dapat
tidak
dapat
(menit)
Keterangan

17°Tm-EDTMP

Amoniak
Aseton
metanol:air
Asam
asetat
NaCI
0,9%: Rf
50%

dengan

berbagai

sistem

kromatografi

diaunakan
digunakan

senyawa

dapat dilihat pada

kertas

dan.

diqunakan
diqunakan
diaunakan

Pada Tabel dengan
1 terlihat
sistem
kromatowafi
nomor 1 dari
dan senyawa
2 tidak dapat
digunakan
karenasistem
tidak
dapat memisahkan
baikbahwa
senyawa
kompleks
1 ~m~EDTMP
17"TmCI3.
Pada kedua
. tersebut,

senyawa

kromatografi
memisahkan
kromatografi

170Tm_EDTMP dan 170TmCbtetap berada pada titik nol (Rf = 0). Akan tetapi, pada sistem

nomor

3

dengan
nomor

sistem kromatografi

3

dan 4, kedua senyawa tersebut
baik

senyawa

kompleks

bergerak

17°Tm-EDTMP

dan 4 juga tidak dapat digunakan

nomor 5, senyawa

kompleks

ke arah aliran fase gerak, tetapi tidak dapat
dari

senyawa

untuk memisahkan

17~mC13' sehingga

kedua senyawa tersebut

17~m_EDTMP dapat dipisahkan

170TmCb. Hasil kromatografi
kertas senyawa kompleks
170Tm_EDTMP dan
menggunakan sistem kromatografi nomor 5 terlihat seperti pada Gambar 1.
Pada Gambar 1 terlihat senyawa 17~m-EDTMP

sistem
. Pad a

dengan baik dari senyawa
senyawa

17~mCb

dengan

bergerak ke arah aliran fase gerak dengan Rf = 0,8 -

0,9 sedangkan pengotor radiokimianya, yaitu senyawa 17~mCI3 tetap berada pada titik nol (Rf=O).
Hasil pemisahan
kertas, yaitu dengan

senyawa

menggunakan

17°Tm-EDTMP dan 170TmCb dengan
pelat pendukung

kertas kromatografi

larutan dapar fosfat 0,02 M pH 7;5 sebagai larutan elektrolitnya,

menggunakan
Whatman

diperoleh senyawa

metode elektroforesis

3

MM (2 x

38

em) dan

170TmCb tidak bermuatan

dan
berada pada
titiksenyawa
nol (Rf =kompleks
0), sedan.9kan
senyawatersebut
kompleks
170Tm_EDTMP
anoda
yang tetap
menunjukkan
bahwa
1/''Tm-EDTMP
bermuatan
negatif bergerak
dengan Rfke= arah
0,4- 0,5.

22

Penentuan

kondisi optimum da/am penandaan

ligan EDTMP dengan radioisotop

170Tm(Azmairit Aziz, Mar/ina, Muhamad

8asit Febrian)

III

-

-1
0
60000
1'0
~~.-2
20000
B'
40000
(J
z:
30000
10000
500000

2

3

4

5

6

7

8

·9

10

Jarak mlgrasl (em)

Gambar

1.

Hasil

.
kertas. senyawa

kromatografi

170
Tm-EDTMP

kompleks

3

menggunakan kertas kromatografi Whatman
metanol : air = 1: 10:20 sebagai fase gerak.

dan

senyawa

170
TmCI3 dengan

MM sebagai fase diam dan campuran

amoniak

:

60000 .
50000
'[

40000

.!:!.

17°Tm-EDTMP

; 30000
z:
1'0

~ 20000

(J

10000
o
-12 -10 -8

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

10 12 14 16 18 20

Jarak mlgrasl (em)

Gambar 2. Hasil elektroforesis

kertas senyawa kompleks 170Tm_EDTMP dan senyawa 170TmCb.

Gambar 2 ·memp~rlihatkan

hasil elektroforesis

kertas senyawa kompleks

17rm-EDTMP dan senyawa

170TmCb. Hasil pemisahan dengan menggunakan
metode kromato~rafi
kertas dan
digunakan untuk menentukan kemurnian radiokimia senyawa bertanda 1 Tm-EDTMP .
.
kompleks

Struktur kimia senyawa

kompleks

153Sm_EDTMP karena

periodik, yaitu pada golongan

170Tm_EDTMP yang diperoleh

isotop tulium

berada

dalam

diperkirakan

satu golongan

elektroforesis

mirip dengan

dengan

samarium

kertas
senyawa

pada tabel

lantanida dengan bilangan oksidasi +3. Struktur kimia senyawa bertanda 17Drm_

EDTMP terlihat seperti pad a Gambar 3.
Untuk mendapatkan
dengan cara memvariasikan

kondisi

optimum

penandaan

jumlah ligan EDTMP. Efisiensi

radiokimianya.

Gambar 4 memperlihatkan

EDTMP. Dari

hasil percobaan

terlihat

senyawa

17Drm-EDTMP, pertama-tama

penandaan

ditentukan

dilakukan.

dengan melihat kemurnian

pengaruh jumlah ligan EDTMP terhadap efisiensi penandaan
bahwa

penggunaan

bahan ligan sebanyak

1 mg diperoleh

170Tm_
efisiensi

penandaan sebesar 94,45%. Penggunaan jumlah ligan EDTMP sebanyak 2 mg, maka efisiensi penandaan yang
diperoleh

sebesar

Semakin

bertambah

99%, sehingga
jumlah

memenuhi

syarat untuk penggunaan

ligan EDTMP yang digunakan,

di bidang kedokteran

maka efisiensi

penandaan

nuklir (1, 11).

yang diperoleh

tidak

23

Vol. 14 No. 1 Januari 2011 (19 - 27)

J. Iptek Nuklir Ganendra

memberikan

ISSN 1410-6957

perbedaan yang signifikan, yaitu masih sekitar 99%. Mengingat segi ekonomis

ligan, maka dalam penelitian ini penggunaan

ligan EDTMP sebanyak

2 mg (perbandingan

penggunaan

bahan

mol EDTMP : Tm

=

18: 1) dinyatakan sebagai kondisi optimum reaksi dengan efisiensi penandaan sebesar 99,25 ± 0,25%.

-5

0

o
II

HO

II

'" P-c

HO/·

'"

c-;/
N-C-C-N

HO

"'P-C/

/
'"

oII

HO/

OH
~N
.'

'" OH

c-p

~

·····
....1/~m···········

/OH
ii

O!

0II "'OH

I \~\'"
\0

/
O=p -

0-

0

/
o

EDTMP

\

p=o

'0

170Tm-EDTMP

Gambar 3. Struktur kimia senyawa kompleks 17°Tm-EDTMP

Ii·

-

100

/

-

~

99

"CI

=

!

I

J

.-; 98
('II
('II

..

,-

97

,

('II

;

96

Q,.

'in

=

95

Q)

.;;

94

L.U

93

Ie

.92

o

2

10

468

12

Jumlah ligan EDTMP (mg)

Gambar 4. Pengaruh jumlah ligan terhadap efisiensi penandaan senyawa 17°Tm-EDTMP.
Keterangan

24

: pH = 7,

~nkubasi=

30 men it pada temperatur kamar,

Penentuan

kondisi optimum

da/am penandaan

ligan EDTMP dengan radioisotop

170Tm(Azmairit Aziz, Marlina, Muhamad

8asft Febrian)

Gambar 5. Pengaruh pH terhadap efisiensi penandaan senyawa 170Tm_EDTMP.
Keterangan
Dalam

pembuatan

senyawa

: EDTMP = 2 mg, t
bertanda

inkubasi

= 30 men it pad a temperatur kamar.

170Tm_EDTMP, pH merupakan

faktor

yang

sangat

penting.

Molekul EDTMP sebagai ligan memiliki sepuluh sisi basa, yaitu delapan buah berasal dari atom oksigen gugus
fosfonat dan 2 buah berasal dari atom nitrogen. Pad a suasana asam, sisi basa tersebut menjadi kurang reaktif
bertindak
efisiensi

sebagai donor elektron
pembentukan

penandaan

senyawa

semakin menurunnya
- 5 memberikan

untuk berikatan

kompleksmenjadi

dengan ion logam membentuk

rendah. Gambar 5 memperlihatkan

170Tm_EDTMP. Pada Gambar

5 terlihat

bahwa

efisiensi

ikatan koordinasi,

pengaruh

pH terhadap

penandaan

menurun

sehingga
efisiensi
dengan

pH reaksi. Hal ini dapat terlihat dari hasil penandaan yang dilakukan dalam suasana pH 2

efisiensi penandaan di bawah 80%. efisiensi penandaan yang tinggi diperoleh pada pH 6, yaitu

sebesar 97%. Pada pH 7-9 diperoleh efisiensi penandaan di atas 98%. Semakin meningkatnya pH reaksi, tidak
memberikan
perbedaan yang signifikan terhadap efisiensi penandaan. Mengingat campuran reaksi hasil
penandaan

yang diperoleh mempunyai

pH - 7, maka pada pH 7 terse but dinyatakan

sebagai kondisi optimum

reaksi dengan efisiensi penandaan sebesar 98,68 ± 0,86%. Hal ini selain dapat mempermudah dalamproses
penandaan, senyawa 17°Tm-EDTMP yang diperoleh mempunyai pH netral yang mendekati pH darah ..

100
~•.. 99,5
ie

!':I

'g
!':I

99

c

G)
&:I.

.-!II 98,5 .
C
G)

~

LU

98
97,5

o

10

20

30

40

50

60

70

Waktu inkubasi (menit)
Gambar 6. Pengaruh waktu inkubasi terhadap efisiensi penandaan senyawa 17~m-EDTMP.
Keterangan : EDTMP = 2 mg, pH = 7.

25

J. Iptek Nuklir Ganendra

Vol. 14 No. 1 Januari 2011 (19 - 27)

ISSN 1410-6957

pengaruh waktuinkubasi terhadap efisiensi penandaan senyawa 17~m-EDTMP ditunjukkan pada
Gambar 6. Hasil penandaan dengan waktu irikubasi selama 0 menit, diperoleh efisiensi penandaan sebesar
98%, sehingga sudah memenuhi syarat ·sebagai radiofarmaka untuk terapi (11-13). Penandaan dengan waktu
inkubasi selama 15 sampai 60 menit, maka efisiensi penandaan diperoleh sekitar 99%. Hasil penandaan yang
diperoleh dengan semakin lamanya waktu inkubasi tidak memberikan kenaikan efisiensi penandaan yang
signifikan. Untuk efektifitas waktu, maka dalam penelitian ini.penandaan dengan waktu inkubasi selama 15 menit
dinyatakan sebagai kondisi optimum reaksi dengan efisiensi penandaan sebesar 99,23 ± 0,27%.

KESIMPULAN
1.

Senyawa bertanda 170Tm_EDTMP
dapat dibuat melalui penandaan ligan EDTMP dengan radioisotop 17~m.
Senyawa 17°Tm-EDTMP merupakan senyawa kompleks yang bermuatan negatif. Kondisi optimum
penandaan diperoleh pada pH 7 dengan jumlah ligan EDTMP sebanyak 2 mg dan waktu inkubasi selama
15 menit pada temperatur kamar. Senyawa kompleks yang terbentuk memberikan efisiensi penandaan
maksimum sebesar 99,23 ± 0,27%.

2.

Berdasarkan hasil yang diperoleh, diharapkan senyawa bertanda 170Tm-EDTMP ini memiliki karakteristik
fisiko-kimia yang memenuhi syaratuntuk terapi paliatif akibat metastase kanker ke tulang.

UCAPAN TERIMA KASIH
.Penulis mengucapkan terima kasih kepada Sdr. Nana Suherman dan Sdri. Titin Sri Mulyati yang telah
membantu penulis di dalam penelitian ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Sdr. Hotman Lubis
dan Sdr. Abidin dari PRR-BATAN yang telah membantu dalam persiapan iradiasi target di reaktor Serba Guna GA Siwabessy - Serpong.

DAFTAR PUSTAKA
1.

Das T, Chakraborty S, Sarma HD, Tandon P, Banerjee S, Venkatesh M, Pillai MRA. 17~m-EDTMP: a
potential cost-effective alternative to 89SrCI2
for bone pain palliation. J Nucl Med Bioi 2009;36:561-8.
2. Washiyama K, Amano R, Sasaki J, Kinuya S, Tonami N, Shiokawa Y, et al. 227Th_EDTMP: A potential
therapeutic agent for bone metastasis. J Nucl Med Bioi 2004;31(7):901-8.
3. Toegel S, Mien LK, Wadsak W, Eidherr H, Viernstein H, Kluger R, et al. In vitro evaluation of no carrier
added, carrier added and cross-complexed [~-EDTMP
provides evidence for a novel "foreign carrier
theory". J Nucl Med Bioi 2006;33:95-9.
4. Uehara T, Jin ZL, Ogawa K, Akizawa H, Hashimoto K, Nakayama M, et al. Assessment of 186Rechelateconjugated bisphosphonate for the development of new radiopharmaceuticals for bones. J Nucl Med Bioi
2007;34(1):79-87.
5. Taskar NP, Batraki M, Divgi CR. Radiopharmaceutical therapy for palliation of bone pain from osseous
metastases. J Nucl Med 2004;45(8):1358-65.
6. Neves M, Kling A, Lambrecht RM. Radionuclide production for therapy radiopharmaceuticals. J Appl Radiat
Isot 2002;57(5):657-64..
7.. Riccabona G, Naveda RM, Oberlandstatter M, Donnemiller E, Kendler D. Trial to optimize dosimetry for
153Sm_EDTMP
therapy to improve therapeutic effects. In: Therapeutic applications of radiopharmaceuticals.
IAEA-TECDOC-1228. Proceedings of an International Seminar; 1999 Jan 18-22; Hyderabad, India. Vienna:
IAEA;2001. p.112-7 ..
8. Das T, Chakraborty S, Unni· PRj Banarjee S, Samuel G, Sarma HD, et al. 177Lu-labeled cyclic
9.

polyaminophosphonates
for bone
palliation.S,
J Appl
RadiatG,Isotet2002;57(2):177-84.
Mathew
B, Chakrabortyas potential
S, Das agents
T, Sarma
HD,pain
Banerjee
Samuel
al. 175yb labeled

polyaminophosphonates as potential a~ents for bone pain palliation. J Appl Radiat Isot 2004;60(5):635-42.
10. Ananthakrishnan M. Thulium-170 (~m).
In: Manual for reactor produced radioisotopes. IAEATECDOC-1340. Vienna: IAEA; 2003. p. 224-5.

26

Penentuan

kondisi optimum dalam penandaan

ligan EDTMP dengan radioisotop

17°Tm (Azmairit Aziz, Martina, Muhamad

Basit Febrian)

11. Anonymous. Criteria for palliation of bone metastases - Clinical applications. IAEA-TECDOC-1549. Vienna:
IAEA; 2007.
12. Anonymous. Optimization of production and quality control of therapeutic radionuclides and
radiopharmaceuticals. IAEA-TECDOC-1114. Vienna: IAEA; 1999.
13. Kothari K, Samuel G, Banarjee S, Unni PR, Sarma HD, Chaudhari PR, et al. 186Re-1,4,a,11-tetraaza
cyclotetradecyl-1 ,4,a,11-tetramethylene phosphonic acid: A novel agent for possible use in metastatic bonepain palliation. J Nucl Med Bioi 2001;28:709-17.

27