IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA INDUSTRI KECIL KABUPATEN SERANG (Studi Kasus :Pengembangan Sentra Industri Kecil Tas di Kecamatan Petir) - FISIP Untirta Repository

  

IMPLEMENTASI PROGRAM

PENGEMBANGAN SENTRA INDUSTRI KECIL

KABUPATEN SERANG

(Studi Kasus :Pengembangan Sentra Industri Kecil Tas di

Kecamatan Petir)

  

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Kebijakan Publik

  

Program Studi Ilmu Administrasi Negara

\

  Oleh Sukatno

  NIM 6661100559

  

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGUNG TIRTAYASA

  Bismmillahirrahmaanirraahiim Maka Nikmat Tuhan Kamu Yang Manakah Yang Kamu Dustakan? (QS. Ar-Rahmaan: 13) Skripsi ini kupersembahkan untuk: Kedua Orang Tua, dan Seluruh Rakyat Indonesia yang menginspiras

  

ABSTRAK

  Sukatno. NIM. 6661100559. Skripsi. 2016. Implementasi Program Pengembangan Sentra Industri Kecil di Kabupaten Serang (Studi Kasus Pengembangan Sentra Industri Kecil Tas di Kecamatan Petir). Program Studi Ilmu Administrasi Negara.

  Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Pembimbing I: Ismanto, S.Sos., M.Si., Pembimbing II : Ipah Ema Jumiati, S.IP., M.Si.

  Kata kunci : Implementasi, Program, Sentra Industri Kecil Tas Program Pengembangan Sentra Industri Kecil di Kabupaten Serang Studi Kasus Sentra Industri Tas di Kecamatan Petir merupakan salah satu program unggulan Kabupaten Serang 2010-2015. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui mengapa impelemtnasi Program Pengembangan Sentra Industri Kecil di Kabupaten Serang (Studi Kasus Pengembangan Sentra Industri Kecil Tas di Kecamatan Petir) belum berjalan optimal dengan menggunakan teori implementasi kebijakan publik dari Metter dan Horn terdiri dari 6 variabel yaitu 1) ukuran dan tujuan kebijakan 2) sumber daya 3) karakteristik agen pelaksana 4) disposisi para pelaksana 5) komunikasi antar organisasi 6) lingkungan ekternal. Metode penelitian ini yakni metode kualitatif-deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan mengapa implementasi Program Pengembangan Sentra Industri Kecil di Kabupaten Serang Studi Kasus Sentra Industri Tas di Kecamatan Petir belum optimal karena ketidakjelasan SOP; terbatasnya sumberdaya manusia; sarana dan prasarana pendukung yang belum cukup; akses sumber permodalan yang masih terbatas; belum adanya UPT dan pihak ketiga sebagai pengembangan bisnis; sosialisasi dan koordinasi yang belum masif. Saran dalam penelitian ini yakni pemerintah daerah menegaskan kembali SOP untuk pengembangan sentra industri kecil; meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia; menambah fasilitas industri pendukung; membentuk koperasi sebagai sumber permodalan; Pemerintah Kabupaten Serang membentuk UPT dan bekerja sama dengan Pihak ketiga sebagai pengembangan bisnis; dinas terkait memasifkan sosialisasi dan koordinasi program pengembangan sentra industri kecil.

  

ABSTRACT

Sukatno. NIM. 6661100559. Thesis. 2016. Implementation of Small Industries

Development Program Center in Serang District (Case Study Centers

Development of Small Industries Bags in the Petir District). Program Study of

Public Administration. Faculty of Social Science and Political Science. University

of Sultan Ageng Tirtayasa. Supervisor I: Ismanto, S. Sos., M.Si., Advisor II: Ipah

Ema Jumiati, S.IP., M.Si. Keywords: Implementation, Program, Center for Small Industries Bags

Small Industries Development Program Center in Serang District Case Study

Centers in the District Industrial Bags Lightning is one of the flagship programs

Serang District from 2010 to 2015. The purpose of this study to find out why

implementation Development Program Center of Small Industries in Serang

District (Case Study Development Center of Small Industries Bags in the Petir

District) has not worked optimally by using the theory of public policy

implementation of Metter and Horn consisted of 6 variables: 1) the size and

purpose policy 2) resource 3) the characteristics of the executing agent 4) the

disposition of the implementers 5) communication between organizations 6)

external environment. This research method used qualitative-descriptive method.

Results showed why the implementation of the Small Industries Development

Center in Serang District Case Study Centers in the Industrial Bags District

Serang is not optimal due to uncertainty SOP; limited human resources;

supporting infrastructure and facilities are not enough; access to capital sources

are still limited; yet their unit and third parties as a business development;

socialization and coordination that has not been massive. Suggestions in this

study reaffirms that local governments SOP for the development of small

industries; improve the quality and quantity of human resources; add facility

supporting industries; form cooperatives as a source of capital; Serang District

Government formed an UPT and working together with third parties as a business

development; optimilize related agencies of socialization and coordination of

program development and small industries.

KATA PENGANTAR

  Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

  Segala puji bagi Allah SWT yang memberi ni’mat iman dan islam sampai saat ini, memberi kesempatan hidup dan menjadikan pribadi kita lebih baik. Shalawat dan salam semoga tercurah limpahkan kepada habibana wanabiyyana Muhammad SAW yang menuntun kita dari zaman jahiliyah ke zaman modern seperti sekarang ini.

  Ucapan syukur tak hentinya penulis ucapkan dan sampaikan atas terselesaikannya Penelitian Skripsi dengan judul Implementasi Program Pengembangan Sentra Industri Kecil di Kabupaten Serang (Studi Kasus, Sentra Industri Kecil Tas di Kecamatan Petir). Penelitian ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman masalah fenomena sosial yang ada di masyarakat dan sekaligus sebagai penelitian skripsi di Program Studi Ilmu Administrasi Negara Konsentrasi Kebijakan Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Dalam proses penelitian ini, tentunya penulis mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan saran. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

  1. Prof. Dr. Sholeh Hidayat, M.Pd., Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  2. Dr. Agus Sjafari, S.Sos, M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  3. Rahmawati, S.Sos., M.Si., Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  4. Iman Mukroman, S.Ikom., M.Si., Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  5. Kandung Sapto Nugroho, M.Si., Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  6. Listyaningsih, S.Sos., M.Si., Ketua Prodi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  7. Riswanda, Ph.D., Sekretaris Prodi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan Pembimbing Akademik yang senantiasa memberikan motivasi dan semangat bagi penulis dalam setiap tahapan bimbingan yang telah dilakukan.

  8. Ismanto, S.Sos., MM., Pembimbing I yang senantiasa meluangkan waktunya untuk melakukan bimbingan dan memberikan masukan dalam setiap bimbingan yang dilakukan selama ini.

  9. Ipah Ema Jumiati, S.IP., M.Si., Pembimbing II yang senantiasa memberikan motivasi dan semangat bagi penulis dalam setiap bimbingan yang telah dilakukan selama ini.

  10. Seluruh Dosen Prodi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang telah mendidik dan membekali penulis dengan ilmu pengetahuan selama perkuliahan.

  11. Kepala beserta seluruh pegawai Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Serang yang telah banyak membantu memberikan data dan saran dalam penelitian ini.

  12. Kepala beserta seluruh pegawai Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang yang telah banyak membantu memberikan data dan saran dalam penelitian ini.

  13. Camat Kecamatan Petir serta pegawai yang telah banyak membantu memberikan data dan saran dalam penelitian ini.

  14. Kepala Desa Kadugenep yang telah memberikan data dan informasi dalam penelitian ini.

  15. Kedua orang tua penulis yang senantiasa memberikan kasih sayang, doa, motivasi serta semangat yang tiada terkira.

  16. Keluarga penulis yang selalu memberikan kasih sayang dan dukungan serta doa yang selalu mengiringi tiap langkah penulis.

  17. Teman-teman Ilmu Administrasi Negara angkatan 2010 (Dindin, Unggun, Azil, Galih, Karisma, dkk) serta teman-teman lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

  18. Terima kasih pula kepada semua temen-teman anggota FoSMaI (Forum Silaturahim Mahasiswa Islam ) Fisip Untirta Semoga akan terus menjadi

19. Terima kasih pula kepada semua saudara kader-kader KAMMI ( Kesatuan

  Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia ) Komisariat Untirta, KAMMI Daerah Serang, KAMMI Wilayah Banten. Semoga akan terus menjadi penyemangat untuk peneliti

  Peneliti menyadari skripsi ini masih terdapat kekurangan. Maka peneliti mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif demi kesempurnaan skripsi ini ke depan. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat, baik untuk peneliti sendiri pada khususnya, dan untuk para pembaca pada umumnya.

  Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

  Serang, September 2016 Penulis

  Sukatno NIM: 6661100559

  DAFTAR ISI

  Halaman

  HALAMAN JUDUL LEMBAR PERNYATAAN ORISINILITAS LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ABSTRAK

  KATA PENGANTAR ................................................................................................. i DAFTAR ISI. ...............................................................................................................

  V DAFTAR TABEL......................................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR.................................................................................................... ix

  BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang..............................................................................................

  1 1.2 Identifikasi Masalah......................................................................................

  17 1.3 Pembatasan Masalah ....................................................................................

  17 1.4 Rumusan Masalah.........................................................................................

  18 1.5 Tujuan Penelitian...........................................................................................

  18 1.6 Manfaat Penelitian.........................................................................................

  18 1.7 Sistematika Penulisan...........................................................................

  19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR DAN ASUMSI

   DASAR

  2.1.1. Pengertian Kebijakan Publik ....................................................................

  53 2.1.5.1. Pengertian Program ..................................................................

  74 2.4. Asumsi Dasar ..............................................................................................

  68 2.3. Kerangka Pemikiran Penelitian ...................................................................

  67 2.2. Penelitian Terdahulu ...................................................................................

  63 2.1.5.7 Konsep Pengembangan Kawasan Sentra Industri Kecil Tas.....

  61 2.1.5.6 Strategi Pengembangan IKM ....................................................

  58 2.1.5.5 Model-Model Pengembangan IKM ..........................................

  56 2.1.5.4 Konsep Pengembangan Sentra Industri Kecil Menengah......

  54 2.1.5.3 Kebijakan Pengembangan Industri Kecil Menengah ..............

  53 2.1.5.2 Pengertian Industri Kecil Menengah ........................................

  50 2.1.5. Program Pengembangan Sentra IndustriKecil .....................................

  25 2.1.2. Implementasi Kebijakan Publik ...............................................................

  2.1.4.4. Implementasi Kebijakan Publik Model Daniel Mazmanian dan Paul Sabatier

  47

  2.1.4.3. Implementasi Kebijakan Publik Model Merilee S. Grindle

  41

  2.1.4.2. Implementasi Kebijakan Publik Model George C. Edward III

  37

  2.1.4.1. Implementasi Kebijakan Publik Model Donald Van Metter dan Carl Van Horn

  37

  35 2.1.4. Model Implementasi Kebijakan Publik ............... ....................................

  32 2.1.3. Pendekatan Implementasi Kebijakan Publik...........................................

  77

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian ..............................................................

  78 3.2 Fokus Penelitian ...........................................................................................

  79 3.3 Lokasi Penelitian ..........................................................................................

  80 3.4 Penomena yang diamati ..............................................................................

  80 3.4.1 Definisi Konsep ..............................................................................

  80 3.4.2 Definisi Operasional .......................................................................

  81 3.5 Instrumen Penelitian .....................................................................................

  83 3.6 Informan Penelitian .. ...................................................................................

  84 3.7 Teknik Pengumpulan Data ...........................................................................

  86 3.8 Teknik Pengolahan dan Analisis Data .........................................................

  90 3.9 Teknik Uji Keabsahan Data .........................................................................

  92 3.10 Jadwal Penelitian ........................................................................................

  93 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian ...........................................................................

  95 4.1.1 Gambaran Umum Lokus Penelitian............................ ..................

  95

  4.2 Deskripsi dan Analisis Data ......................................................................... 105

  4.3 Pembahasan ................................................................................................. 141

  BAB V Penutup

  5.1 Kesimpulan ................................................................................................... 153

  5.2 Saran ............................................................................................................ 155

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

  DAFTAR TABEL

  Halaman 1.1 Potensi Industri di Kabupaten Serang ...........................................................

  5 1.2 Potensi Industri Kecil Kecamatan Petir ....................... ........................ ........

  9 1.3 Potensi Sentra Industri Kecil Tas di Kecamatan Petir...................................

  9

  1.4 Jumlah Tenaga Penyuluh Lapangan di Lingkungan Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang tahun 2015 ...................

  12 2.1 Kriteria UKM Menurut Asset dan Omzet ....................................................

  55 2.2 Perbedaan penelitian sekarang dengan sebelumnya ....................................

  72 3.1 Definisi Variabel Penelitian .........................................................................

  82 3.2 Informan Penelitian .....................................................................................

  85 3.3 Pedoman Wawancara ..................................................................................

  88 3.4 Waktu Pelaksanaan Penelitian ......................................................... ..........

  94 4.1 Luas Wilayah Desa di Kecamatan Petir tahun 2013....................................

  96 4.2 Potensi Industri di Kabupaten Serang ............................................................

  97

  4.3 Potensi Industri Kecil Kecamatan Petir ......................................................... 104

  4.4 Potensi Sentra Industri Kecil Tas di Kecamatan Petir ................................... 104

  4.5 Jumlah Tenaga Penyuluh Lapangan di Lingkungan Diskoperindag Kabupaten Serang ......................................................................................... 115

  4.6 Pembahasan dan Temuan Lapangan .......................................................... 150

  DAFTAR GAMBAR

  Halaman 2.1 Proses Kebijakan Publik Menurut Easton .........................................................

  28 2.2 Proses Kebijakan Publik Menurut Anderson, dkk .............................................

  28 2.3 Proses Kebijakan Publik Menurut Dye .............................................................

  29 2.4 Sekuensi (Rangkaian) Implementasi Kebijakan .................................................

  32

  2.5 Model Proses Implementasi Kebijakan Donald Van Meter dan Carl Van

  40 Horn....................................................................................................................

  2.6 Dampak Langsung dan Tidak Langsung pada Implementasi ............................

  46 2.7 Implementasi Kebijakan Grindle ........................................................... ............

  47 2.8 Implementasi Kebijakan menurut Daniel Mazmanian dan Paul Sabatier.........

  52 2.9 Kerangka Berpikir ............................................................................................

  76 3.1 Proses Analisis Data Menurut Irawan ...................................................... ........

  90

  4.1 Peta Pembangunan Sentra IKM Unggulan di Kabupaten Serang ..................... 101

  4.2 Peta Sentra IKM Tas ......................................................................................... 103

  4.3 Mesin Jahit dari Pemerintah Kabupaten Serang ................................................ 119

  4.4 Kondisi Showroom yang Tidak Optimal ........................................................... 121

  4.5 Kondisi MCK yang Tidak Terurus .................................................................... 122

DAFTAR LAMPIRAN 1.

  Surat Ijin dan Balasan Penelitian 2. Dokumentasi Hasil Penelitian 3. Pedoman Wawancara 4. Transkip, koding, dan Kategorisasi Data 5. Membercheck 6. Catatan Lapangan 7. Berkas Pendukung 8. Catatan Bimbingan Skripsi

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

  Krisis yang melanda Indonesia pada tahun 1997 beberapa menyebabkan investasi skala besar yang selama beberapa dekade mampu menopang perekonomian Indonesia kolaps. Keadaan tersebut memicu terjadinya krisis ekonomi yang diikuti berbagai permasalahan dalam negeri yang semakin kompleks. Pemerintah pusat berupaya menanggulangi dampak negatif dari kondisi tersebut dengan membuat dan memberlakukan beberapa kebijakan dan peraturan baru salah satunya yaitu Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 di ganti dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

  Diberlakukannya undang-undang tersebut memberikan kewenangan penuh kepada pemerintah daerah untuk menggali setiap potensi yang dimiliki guna meningkatakan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Otonomi daerah adalah upaya menuju kemandirian daerah dalam merencanakan, melaksanakan, mengendalikan dan membiayai pembangunan dalam upaya meningkatkan pelayanan pada masyarakat yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

  Oleh karena itu diperlukan pemberdayaan masyarakat, penumbuhan prakarsa dan kreativitas dengan melibatkan masyarakat. dimiliki meliputi sumber daya manusia, sumber daya alam, ilmu pengetahuan dan teknologi demi peningkatan kesejahteraan masyarakat, oleh karenanya dituntut adanya inovasi, kreativitas, spirit entrepreneur serta lebih responsif terhadap kepentingan publik. Dengan demikian jarak antara pemerintah dan masyarakat menjadi semakin dekat yang memungkinkan kinerja pelayanan kepada masyarakat (public services) menjadi lebih baik.

  Kabupaten Serang dengan jumlah penduduknya mencapai 1.450.894 jiwa yang tersebar di 29 kecamatan (BPS,2014) membutuhkan strategi dan program pemberdayaan masyarakat miskin yang efektif dan efesien serta bertanggung jawab dalam mewujudkan masyarakat berdaya saing. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Serang tahun 2014, jumlah keluarga prasejahtera atau dalam garis kemiskinan berjumlah 85.475 keluarga. Sedangkan jumlah pengangguran di tahun yang sama mencapai 52.872 jiwa.

  Berbagai program dan kebijakan pemberdayaan dan pengentasan kemiskinan telah di laksanakan baik oleh pemerintah usat maupun pemerintah daerah, baik yang sifatnya reaktif maupun preventif diantaranya, Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri), Kredit Usaha Rakyat (KUR), Beras Keluarga Miskin (RASKIN), bahkan yang terbaru Kartu Indonesia Sehat (KIS). Pemerintah baik pusat maupun daerah menyadari tantangan pemberdayaan masyarakat terutama masyarakat miskin. Masyarakat bukan lagi sebagai objek akan tetapi subjek dari pembangunan, pemberdayaan dilakukan oleh masyarakat itu sendiri.

  Pemberdayaan masyarakat dalam peningkatan ekonomi telah dirumuskan dan diimplementasikan baik oleh pemerintah pusat maupun daerah dengan mempertimbangkan ekonomi lokal salah satunya adalah penumbuhan dan pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

  Pemerintah pusat telah membuat kebijakan nasional tentang pengembangan UMKM yang dituangkan dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2010-2014, yaitu pada buku II memperkuat sinergi antar bidang pembangunan Bab III ekonomi khususnya kebijakan revitalisasi industri serta kebijakan pemberdayaan koperasi dan UMKM.

  Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 mengamanatkan bahwa pembangunan industri diarahkan untuk mewujudkan industri yang berdaya saing dengan struktur industri yang sehat dan berkeadilan. Dalam rangka mendorong industri nasional agar memiliki daya saing yang kuat baik di tingkat nasional maupun tingkat global, maka pemerintah menetapkan kebijakan industri nasional (National Industrial Policy) yang dituangkan dalam Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional.

  Dalam konteks pelaksanaan pembangunan daerah, Peraturan presiden Nomor 28 Tahun 2008 ini mengamanatkan setiap daerah untuk mengembangkan kompetensi inti industri daerah. Kompetensi inti industri daerah adalah sekumpulan keunggulan atau keunikan sumberdaya termasuk sumber daya alam dan kemampuan suatu daerah untuk membangun daya saing dalam rangka dituntut untuk menumbuhkan industri baru yang potensial yang berbasis pada potensi sumberdaya nasional, yang memiliki potensi berkembang yang tinggi, khususnya yang berbasis sumberdaya alam terbarukan dan sumberdaya manusia berpengetahuan maupun keunggulan aspek lain (kondisi geografi, luas bentang wilayah, kekayaan budaya, dan sebagainya) dalam rangka menyuburkan industri.

  Dalam hal melaksanakan Undang

  • –Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM serta amanat Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dalam pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM ) di Kabupaten Serang, maka Pemerintah Kabupaten Serang memasukan pengembangan UMKM dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) Kabupaten Serang 2010-2015 pada visi misi Kabupaten Serang poin ke- 4 yakni meningkatkan pertumbuhan ekonomi berbasis potensi lokal serta memperkuat struktur perekonomian daerah.

  Untuk melaksanakan Visi Misi poin ke empat, untuk pengembangan UMKM Pemerintah Kabupaten Serang menurunkan pada program unggulan lima tahunan yakni program unggulan poin ke-t ujuh “Pengembangan Kawasan

  Industri Kecil (KIK)/Lingkungan industri kecil (LIK) sentra UKM”.

  Dalam pereokonomian daerah, Kabupaten Serang didominasi sektor industri pengolahan, dengan kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Serang mencapai 58.33% . Bappeda Kabupaten Serang, 2014). Besarnya kontribusi yang diberikan sektor industri pengolahan, bukan hanya menggambarkan tingginya Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten serang tahun 2015, di Kabupaten Serang terdapat sekira 12.301 unit usaha industri pengolahan dengan menyerap tenaga kerja sekira 107.150 orang. Jumlah unit usaha tersebut sebagian besar bersakala usaha industri kecil dan menengah (IKM).

Tabel 1.1 Potensi Industri di Kabupaten Serang:

  Jumlah Jumlah Nilai Investasi (Juta Sektor Unit usaha Tenaga Kerja Rp)

  Industri mikro dan

  12.000 39.000 25.000

  kecil Industri menengah

  69 2.550 383.000

  Industri besar 232 65.600 8.390.000

  Jumlah 12.301 107.150 8. 798.000

  ( Sumber : Diskoperindag Kabupaten Serang, 2015) Dari tabel 1.1 di atas, bahwa potensi industri mikro dan kecil lebih banyak jumlah unit usaha yakni sejumlah 12.000 (dua belas ribu) unit usaha dengan penyerapan tenaga kerja 39.000 ( tiga puluh sembilan ribu), sedangkan industri menengah hanya 69 (enam puluh sembilan) unit usaha dengan menyerap tenaga kerja 2.550 (dua ribu lima ratus lima puluh) tenaga kerja. Sedangkan industri besar berjumlah 232 (dua ratus dua ) unit usaha dengan meyerap tenaga kerja sangat besar 65.600 (enam puluh lima ribu enam ratus) tenaga kerja. Hal ini menandakan masyarakat Kabupaten Serang mampu menciptakan usaha sendiri dan mandiri. Banyaknya unit usaha yang bergerak di industri kecil mampu besar yang menimbulkan dampak negatif, seperti pencemaran lingkungan dan pengurangan lahan pertanian.

  Perbandingan industri mikro dan kecil dengan industri menengah cukup besar yakni 12.000 unit usaha industri mikro dan kecil, sedangkan industri menengah hanya 69 unit usaha. Hal ini perlu pemberdayaan dan pengembangan sehingga industri mikro dan kecil meningkat menjadi industri menengah. Nilai investasi untuk industri mikro dan kecil lebih kecil dibandingkan dengan industri menengah dan besar yakni 25.000. Hal ini menjadi salah satu permasalahan industri mikro dan kecil yakni masalah permodalan.

  Dalam Dokumen Rencana Induk Pengembangan Industri Kecil Menengah (RIPIKM) tahun 2013 yang di susun oleh Badan Perencanaan Pembangungan Daerah (Bappeda) Kabupaten Serang, pengembangan IKM dikelompokan ke dalam 10 sentra IKM yang tersebar dibeberapa sentra pengembangan yaitu:

1. Sentra Industri Kecil Emping di Kecamatan Waringin Kurung 2.

  Sentra Industri Kecil tas di Kecamatan Petir 3. Sentra Industri Kecil Gerabah di Desa Bumi Jaya Kecamatan Ciruas 4. Sentra Industri Kecil Pandai Besi di Desa Kepandean Kecamatan Ciruas 5. Sentra Industri Kerupuk & Bontot di Kecamatan Pontang 6. Sentra Industri Batu Fosil di Kecamatan Cikande 7. Sentra Industri Kerajinan Kerang di Kecamatan Cinangka 8. Sentra Industri Kerajinan Anyaman Bambu di Kecamatan Bandung

11. Sentra Industri Terasi di Kecamatan Tirtayasa

  Sementara itu, hasil kajian Kementerian Perindustrian dalam dokumen RIPIKM Kabupaten Serang tahun 2013 berkenaan dengan kompetensi inti industri daerah Kabupaten Serang dirumuskan produk unggulan yang menjadi prioritas untuk dikembangkan (PUP) di kabupaten Serang meliputi: 1.

  Produk Emping 2. Produk Tas 3. Produk Gerabah 4. Produk Pandai Besi/ Golok 5. Produk Kerupuk dan Bontot 6. Produk Batu Fosil 7. Produk Kerajinan Kerang

  Dari tujuh sentra sentra industri yang ada di Kabupaten Serang, Pemerintah Kabupaten Serang hanya tiga Sentra industri kecil yang termasuk dalam program unggulan pengembangan sentra industri kecil yakni sentra industri kecil kerajinan tas di Kecamatan Petir, sentra industri kecil kerajinan gerabah di Kecamatan Ciruas dan sentra industri kecil Emping di Kecamatan Waringin Kurung.

  Dari berbagai industri kecil unggulan di atas, alasan pengembangan dan penataan sentra industri kecil tas di Kecamatan Petir, yakni dari segi manajemen usaha, industri kecil tas di Kabupaten Serang sudah banyak yang berbadan usaha formal, berarti hal ini usaha industri tas sudah memiliki ijin dan resmi, dibanding dengan industri kecil lainnya yang belum berbadan usaha formal. Industri kecil tas dilakukan oleh pengelola. Dari segi teknologi industri tas telah menggunakan teknologi modern dan mampu memproduksi dalam skala banyak dan industri tas karakteristik produksinya adalah padat tenaga kerja, serta asal tenaga kerja tidak hanya dari pihak keluarga akan tetapi sudah melakukan rekrutmen pegawai dari di luar keluarga.

  Dalam Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 10 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) kawasan sentra industri kecil tas di fokuskan di Desa Kadugenep Kecamatan Petir. Kerajinan tas di Kecamatan Petir adalah usaha turun temurun yang di wariskan, sehingga semakin lama semakin banyak yang menggeluti usaha kerajinan tas, sehingga industri tas merambah ke desa lainnya yakni Desa Kubangjaya dan Desa Padasuka. Seiring mulai berkembang, sehingga Pemerintah Daerah Kabupaten Serang menetapkan Kecamatan Petir sebagai sentra industri kecil kerajinan pembuatan tas.

  Pengembangan sentra kerajinan tas membuat potensi industri kecil Kecamatan Petir di di dominasi oleh industri tas dan konveksi. Pengembangan sentra industri kecil tas selain menambah jenis usaha baru di Kecamatan Petir melainkan juga menjadi kebanggaan tersendiri sebagai kekhasan daerah khususnya bagi masyarakat Kecamatan Petir.

Tabel 1.2. Potensi Industri Kecil Kecamatan Petir

  Pada tabel 1.2. dapat dilihat potensi industri kecil di Kecamtan Petir, sentra industri kecil tas dan konveksi ada 100 unit usaha yang berdiri sama dengan industri kecil pangan.

  4 Jumlah

  4 Padasuka

  3

  3 Panunggulan

  4

  2 Kubangjaya

  50

  1 Kadugenep

Tabel 1.3. Potensi Sentra Industri Kecil tas di Kecamatan Petir No Desa Jumlah Unit Usaha

  Sedangkan jumlah industri tas di kawasan sentra industri kecil tas bisa dilihat pada tabel 1.3.

  6 Sub Total 245 (Sumber : Diskoperindag Kabupaten Serang, 2015)

  No Jenis industri Komoditi Jumlah unit usaha

  10

  5 Industri Kerajinan Kerajinan Bambu

  5

  Bengkel Las

  4 Industri Logam dan Elektronika

  30

  Bata Merah, Genteng, Pengolahan kayu

  3 Industri Kimia dan Bahan Bangunan

  2 Industri Sandang dan Kulit Konveksi, Tas 100

  100

  1 Industri Pangan Emping,Krupuk Kue Kering/basah

  61 Berdasarkan banyaknya jumlah unit usaha, industri kerajinan tas di Kecamatan Petir termasuk sentra industri kecil. Sentra Industri Kecil Menengah

  

(Sentra IKM) adalah lokasi pemusatan kegiatan industri kecil dan industri

menengah yang menghasilkan produk sejenis, menggunakan bahan baku sejenis

dan atau mengerjakan proses produksi yang sama, dilengkapi sarana dan

prasarana penunjang yang dirancang berbasis pada pengembangan potensi sumber

daya daerah, serta dikelola oleh suatu pengurus profesional.

  Sentra industri tas di Kecamatan Petir sangat potensial untuk dikembangkan menjadi salah satu unggulan kearifan lokal yang dimiliki Kabupaten Serang. Sentra indsutri kecil tas merupakan aset berharga bagi Kabupaten Serang karena sentra industri kecil tas adalah satu satunya industri tas yang dimiliki Provinsi Banten. Bentuknya berupa sentra industri menjadikannya sebagai salah satu sektor informal yang membantu peran pemerintah daerah dalam menyerap tenaga kerja, meyediakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan perkapita maupun meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).

  Karakteristik umum industri kecil di Indonesia, tidak terkecuali di Kabupaten Serang dicerminkan oleh permasalahan kondisi internal dan eksternal.

  Kondisi internal tersebut meliputi faktor kewiraswastaan, permodalan, pemasaran, keterampilan, ketersediaan bahan baku, desain produk, peralatan dan sarana usaha. Disamping itu kondisi eksternal yang kurang menguntungkan bagi perkembangan industri kecil lebih mempersulit posisi industri kecil untuk melangkah maju ke arah modernisasi.

  Menurut Ramadhansyah, dalam jurnalnya pengembangan model

  

pendanaan UMKM berdasarkan persepsi UMKM , (Jurnal Keuangan dan Bisnis,

  Vol.5,No 1. Maret 2013, Hal 30) menyatakan permasalahan yang dihadapi UMKM meliputi : keterbatasan kualitas SDM pelaku UMKM, akses terhadap sumber daya produktif seperti keterbatasan akses permodalan dan penggunakan teknologi, masalah infrastruktur, seperti pasar yang representatif, dan sarana jalan yang memudahkan UMKM untuk menjual hasil usahanya dan masalah birokrasi pemerintah, seperti kuantitas dan kualitas sumber daya aparatur pemerintah dalam pembinaan dan pendampingan bagi IKM.

  Dalam observasi awal terdapat permasalahan-permasalahan yang ditemukan oleh peneliti pada saat melakukan pengamatan dan wawancara secara tidak terstruktur untuk mencari data awal pada pihak terkait ditempat penyelenggaraan program pengembangan sentra industri kecil menengah tas di Kecamatan Petir, Kabupaten Serang.

  Pertama, Sumber Daya Manusia (SDM). Permasalahan dari segi SDM

  adalah masih minimnya peningkatan kualitas sumber daya manusia pelaku industri tas. Diketahui bahwa tingkat pendidikan pelaksana kegiatan rata- rata ialah berpendidikan SMP (Sekolah Menengah Pertama). Dalam pembuatan kerajinan tas tingkat pendidikan formal tidak terlalu menjadi masalah, yang terpenting ada kemauan dan kerja keras. (Sumber: Wawancara dengan bapak H. Rohman, salah satu pemilik industri kecil tas, Minggu, 6 September 2015). Rendahnya tingkat pendidikan ini tidak didukung dengan peningkatan pembinaan pembuatan pola desain tas baru dan teknik potong kain yang baik. Sehingga industri kerajinan tas sangat kekurangan pegawai yang mempunyai kemampuan tingkat lanjut khususnya dalam pembuatan pola desain tas baru. Hal ini berdampak minimnya desain produk tas yang baru dan unik dan variatif.

  Pembinaan dan pemberdayaan yang dilakukan oleh pemerintah belum sampai pada peningkatan Skill pegawai di sini.(Sumber: Wawancara dengan bapak Usman, salah satu pemilik industri kecil tas di Desa Kadugenep, Minggu, 22 Mei 2016).

  Di sisi yang lain, minimnya Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL) yang ada dilingkungan Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten Serang, TPL inilah ujung tombak pembinaan dan pemberdayaan UMKM oleh Dinas Koperindag dan pemerintah Kabupaten Serang. Minimnya jumlah TPL ini sangat tidak seimbang dengan jumlah kecamatan yang ada di Kabupaten Serang yakni 29 kecamatan dan jumlah sentra industri kecil yang ada di Kabupaten Serang.

TABEL 1.4 Jumlah Tenaga Penyuluh Lapangan di Lingukangan

  

Di Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang, 2015

Bidang Jumlah TPL Industri

  1 UKM

  6 Koperasi

  4

  (Sumber: Diskoperindag Kabupaten Serang, 2016)

  Kedua, para pelaku industri tas juga terkendala sumber daya finansial

  (Permodalan), terutama industri rumahan atau industri kecil yang belum bankable yang ada di desa (Sumber: Wawancara dengan bapak Dedi, Sekretaris Camat Kantor Kecamatan Petir, Rabu, 25 Mei 2016). Para pelaku industri rumahan yang belum bankabel merasa kesulitan pada persyaratan peminjaman (kredit) modal usaha. Syarat dan besar kredit untuk UMKM berbeda dan ditentukan oleh pihak bank yang bersangkutan. (Sumber: Wawancara dengan bapak H. Endang, Kepala Bidang UMKM Dinas Koperindag Kabupaten Serang, Rabu, 25 Mei 2016).

  Pelaku industri kecil tas di Kecamatan Petir terkendala dengan Perijinan dan agunan yang sebagai jaminan. Syarat untuk mendapatkan pinjaman diantaranya; potocopy KTP, Akta Keluarga, Surat Keterangan Usaha, Surat ijin usaha Perdagangan (SIUP) dan mempunyai buku tabungan bank tujuan, serta agunan sebagai jaminan yang layak disesuaikan/dinilai oleh bank dengan kebutuhan pinjaman.(AJB,Sertifikat tanah). (Sumber: wawancara dengan Bapak Iip, Pegawai Bank BJB Cabang Serang, Senin, 23 Mei 2016). Dari 61 industri kecil kerajinan tas, baru 6 yang berbadan hukum atau memiliki CV (Comanditaire

  

Venotschap ) / Persekutuan Komanditer yang telah memiliki SIUP. Selainnya

  belum pempunyai surat ijin usaha. (Sumber: Wawancara dengan Bapak Rohman, Kepala Desa Kadugenep, Minggu, 6 September 2015).

  Pengrajin terkendala agunan sebagai penjamin dalam persyaratan peminjaman modal, agunan berupa sertifikat tanah adalah standar yang diminta

  Ketiga, akses informasi terhadap sumber permodalan dan pembinaan

  lainnya masih sangat minim dilakukan baik oleh pelaku pengrajin industri kecil maupun oleh pihak pemerintah. Peraturan Menteri Badan usaha Milik Negara No.PER-08/MBU/2013 tahun 2013 tentang perubahan keempat atas Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No.PER-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan. Dalam peraturan ini diatur mengenai kewajiban Perusahaan Perseroan (Persero). Perusahaan Umum ( Perum) dan Perseroan Terbuka (Persero Terbuka) dalam pelaksanaan program kemitraan usaha kecil dan program bina lingkungan dengan pelaku usaha kecil. Undang Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT) mengenai CSR (Corporate Social

  

Responsibility ) dan lingkungan juga berkomitmen perseroan untuk berperan serta

  dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri maupun komunitas setempat maupun masyarakat umum. (Sumber: Wawancara dengan Ibu Uum, Ketua Asosiasi Industri Kreatif dan Pelaku Usaha (ASIPA) Kabupaten Serang, Rabu, 25 Mei 2016).

  Keempat, proses pemasaran (Marketing) masih bersifat tradisional, yakni

  para pembeli/pemesan datang langsung, sehingga proses produksi didasari pada jumlah pesanan yang ada. Strategi pemasaran modern belum dilakukan oleh para pengusaha ataupun dinas terkait. Masih minimnya pemanfaatan teknologi infomrasi (Media Sosial) sebagai strategi pemasaran. Hal ini disebabkan informasi. (Sumber: Wawancara dengan Ibu Siska, Tenaga Penyuluh Lapangan Bidang Industri, Diskoperindag Kabupaten Serang, Rabu, 25 Mei 2016).

  Kelima, program pengembangan industri kecil menengah tas masih lemah

  dalam industri pendukung, misalnya industri bahan baku masih mengandalkan dari luar Banten, industri desain model, souvenir tambahan yang masih kurang.

  Misalnya saja untuk melakukan bordir tas dengan jumlah besar tidak bisa dikerjakan di di tempat produksi kerajinan, akan tetapi harus dikerjakan di Jakarta atau tempat lain, hal ini dilakukan karena di daerah Sekitar Kabupaten Serang belum ada yang memadai dalam hal alat bordir dan harga yang terjangkau.

  (Sumber: Wawancara dengan bapak H. Rohman, salah satu pemilik industri kecil Dompet, Minggu, 6 September 2015).

  Keenam, adanya ketidakjelasan petunjuk pelaksanaan (juklak) dan

  petunjuk teknis (juknis) dari Program Pengembangan Kawasan Industri Kecil (KIK), Lingkungan Industri Kecil (LIK), Sentra UKM. Program unggulan KIK/LIK dan Sentra UKM yang masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Serang 2010-2015, baru dibuat kebijakan turunannya berupa Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Serang Nomor 8 tahun 2015 tentang Usaha Mikro dan Kecil di Kabupaten Serang, Keterlambatan Pembuatan Peraturan daerah ini disebabkan tahun lalu (2014-2015) dengan Pemilihan Legislator dan Bupati yang baru periode 2016-2021. (Sumber: Wawancara dengan bapak H. Mansur Barmawi, Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Serang, Minggu, 22 Mei 2016).

  Selain itu berdasarkan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Pembagian Urusuan Pemerintahan, ada pembagian urusan kewenangan dalam pembinaan dan pemberdayaan UMKM, untuk urusan usaha mikro dan kecil kewenangan berada di pemerintah kabupaten/kota sedangkan untuk usaha kecil mengenah keatas kewenangannya berada pada pemerintah tingkat provinsi dan pusat. Akan tetapi kebijakan pemberdayaan UMKM ditingkat provinsi baru di sahkan April tahun 2016 ini. Sebelum disahkannya Peraturan Daerah Kabupaten Serang nomor 8 tahun 2015 tentang usaha mikro dan usaha kecil, kebijakan pembinaan dan pemberdayakan UMKM di tarik ke aturan yang lebih atasnya yakni Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM. Ketidakjelasan petunjuk pelaksanaan ini membuat ambigu sehingga ini menjadi celah terjadinya tumpang tindih kegiatan, membuat bingung pelaku industri kecil dan tidak kuat secara legal yuridisnya.

  Ketujuh, masih kurangnya sarana prasarana penunjang pengembangan

  industri kecil menengah di Kabupaten Serang, Kabupaten Serang belum mempunyai balai pendidikan dan pelatihan pengembangan SDM industri khususnya dibidang teknik produksi, manajemen serta bisnis. Adapun untuk industri kecil tas di Desa Kadugenep sudah dibangun Show room baru baru ini, namun belum optimal (Sumber: Wawancara dengan Ibu Siska, tenaga penyuluh lapangan dinas Koperidag Kabupaten Serang. Selasa, 8 September 2015).

  Di sisi lain sarana prasarana yang sudah dibuat seperti MCK kondisinya tidak terawat dan kotor, tidak ada perawatan yang dilakukan baik dari pemerintah

  Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas, maka peneliti mengambil judul Implementasi Program Pengembangan Sentra Industri Kecil

  

Kabupaten Serang, (Studi Kasus Sentra Industri Kecil Tas di Kecamatan

Petir).

  1.2. Identifikasi Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah di atas penulis mengidentifikasi permasalahan dalam beberapa hal diantaranya : 1)

  Minimnya peningkatan kualitas sumber daya manusia agen pelaksana 2)

  Minimnya sumber daya finansial 3)

  Minimnya akses informasi sumber permodalan 4)

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Program Keberdayaan Masyarakat dalam Meningkatkan Pendapatan Pengusaha Industri Kecil Di Kotamadya Medan (Studi Kasus Pengusaha Tas Di Kecamatan Medan Denai.

0 22 96

ANALISIS DAMPAK KENAIKAN HARGA BAHAN BAKU KEDELAI TERHADAP INDUSTRI KECIL TEMPE (Studi Kasus Pada Industri Kecil Tempe di Desa Beji, Junrejo, Kota Batu)

0 7 2

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL (Studi Penelitian Pada Pengembangan Industri Kecil dan Menengah Sentra Industri Batu Marmer di Kabupaten Tulungagung)

5 23 36

ANALISIS DAMPAK KENAIKAN HARGA BAHAN BAKU KEDELAI TERHADAP INDUSTRI KECIL TEMPE (Studi Kasus Pada Industri Kecil Tempe di Desa Beji, Junrejo, Kota Batu)

2 10 14

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN USAHA KECIL MENENGAH (UKM) (Studi Kasus Sentra Industri Kecil Brem Di Desa Kaliabu Kecamatan Mejayan Kabupaten Madiun)

0 6 72

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PETERNAKAN AYAM PEDAGING DI SENTRA PRODUKSI AYAM KABUPATEN LAMPUNG TENGAH (Studi Kasus di Sentra Produksi Ayam Kecamatan Kalirejo)

3 28 59

Strategi Operasi Industri Kecil yang Berkeunggulan Kompetitif: Kasus Pengusaha Sepatu Sentra Industri Kecil Cibaduyut Bandung

0 0 6

KEPUTUSAN PEMILIHAN SRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA INDUSTRI KECIL MENENGAH DAUR ULANG SAMPAH BAHAN KACA DI MALANG

0 0 6

STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA INDUSTRI KECIL EMPING GARUT ( Maranta arundinacea L )

1 3 111

PENCATATAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN PENJUALAN MAKANAN OLAHAN HASIL LAUT (Studi Kasus Pada Sentra Industri Kecil Di Kelurahan Sukolilo Kecamatan Bulak Surabaya)

0 0 18