KAJIAN ETNOBOTANI DAN BENTUK UPAYA PEMBUDIDAYAAN TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM UPACARA ADAT DI DESA NEGERI RATU TENUMBANG KECAMATAN PESISIR SELATAN KABUPATEN PESISIR BARAT - Raden Intan Repository

  

KAJIAN ETNOBOTANI DAN BENTUK UPAYA PEMBUDIDAYAAN

TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM UPACARA ADAT DI DESA

NEGERI RATU TENUMBANG KECAMATAN PESISIR SELATAN

KABUPATEN PESISIR BARAT

Skripsi

  Diajukan untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam Ilmu Biologi

  

Oleh

DEVI KOMALASARI

NPM. 1311060150

  

Jurusan: Pendidikan Biologi

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

RADEN INTAN LAMPUNG

  

KAJIAN ETNOBOTANI DAN BENTUK UPAYA PEMBUDIDAYAAN

TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM UPACARA ADAT DI DESA

NEGERI RATU TENUMBANG KECAMATAN PESISIR SELATAN

KABUPATEN PESISIR BARAT

Skripsi

  Diajukan untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam Ilmu Biologi

  

Oleh

DEVI KOMALASARI

NPM. 1311060150

  

Jurusan: Pendidikan Biologi

Pembimbing l : Dr. Bambang Sri Anggoro, M.Pd

Pembimbing II : Suci Wulan Pawhestri, M.Si

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

  

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

RADEN INTAN LAMPUNG

1439 H / 2018 M

  

ABSTRAK

KAJIAN ETNOBOTANI DAN BENTUK UPAYA PEMBUDIDAYAAN

TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM UPACARA ADAT

DI DESA NEGERI RATU TENUMBANG

KECAMATAN PESISIR SELATAN

KABUPATEN PESISIR BARAT

Oleh:

Devi Komalasari

  Telah dilakukan penelitian tentang “Kajian Etnobotani Dan Bentuk Upaya Pembudidayaan Tumbuhan Yang Digunakan Dalam Upacara Adat Di Desa Negeri Ratu Tenumbang Kecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Pesisir Barat yang dilaksanakan dari bulan Januari sampai Februari 2018. Masyarakat yang tinggal di Desa Negeri Ratu Tenumbang Kecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Pesisir Barat mempunyai interaksi yang kuat dengan alam dan lingkungan di sekitarnya. Interaksi tersebut menumbuhkan kearifan dalam mengelola sumber daya alam agar dapat bermanfaat secara berkesinambungan. Penelitian ini bertujuan mengetahui bentuk upaya pembudidayaan tumbuhan yang digunakan dalam Upacara Adat di Desa Negeri Ratu Tenumbang Kecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Pesisir Barat. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang menggunakan metode deskriptif dan teknik observasi purposive sampling. Tumbuhan yang digunakan terdapat dalam upacara adat seperti pernikahan, kelahiran, mendirikan bangunan, bercocok tanam, ziarah kubur, kematian dan nazar. Pengumpulan data didapatkan dengan cara wawancara yang menggunakan 35 angket responden. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa didapatkan 32 jenis tumbuhan yang tergolong dalam 22 famili. Bagian tumbuhan yang digunakan antara lain batang 4 jenis, daun 12 jenis, bunga 8 jenis, buah 8 jenis, umbi 1 jenis dan getah 2 jenis. Bentuk upaya pembudidayaan yaitu dengan dilakukannya budidaya tumbuhan di hutan, kebun atau ladang dan di sekitar pekarangan rumah warga.

  Kata kunci : Etnobotani, Pembudidayaan, Upacara Adat, Pesisir Barat.

  

MOTTO

ۡ َن ُ ِ ۡ ُ ٱ َن َ َ َو۞

  ٓ َ ۡ ُ ۡ ِّ ٖ َ ۡ ِ ِّ ُ ِ َ َ َ َ ۡ َ َ ۚ ٗ َ ْاوُ ِ َ ِ ٞ َ ِ ٱ ِ ْا ُ َ َ َ ِّ ِ ِّ

  َنوُرَ ۡ َ ۡ ُ َ َ ۡ ِ ۡ َ ِإ ْآ ُ َ َر اَذِإ ۡ ُ َ ۡ َ ْاوُرِ ُ ِ َو Artinya : Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang).

  mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. (QS. At-Taubah : 122)

  

PERSEMBAHAN

  Teriring do’a dan rasa syukur kehadirat Allah SWT, peneliti mempersembahkan skripsi ini sebagai tanda bukti dan kasih sayangku kepada:

  1. Kedua orang tua H. Mahmud AS dan Hj. Yulianti, yang selalu mencurahkan kasih sayangnya, yang selalu mendo’akan anak tercintanya ini dan tidak ada bosannya memberikan semangat serta dukungan untuk penulis meraih cita- cita.

  2. Untuk kakak dan adikku tercinta yang selama ini terus memberi semangat dan dukungannya sehingga skripsi ini bisa diselesaikan dengan baik.

  3. Almamater tercinta Universitas Agama Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung.

RIWAYAT HIDUP

  Penulis bernama lengkap Devi Komalasari, lahir di Bandar Lampung pada tanggal 31 Agustus 1996. Sekarang peneliti berdomisili di Sukarame, Kota Bandar Lampung, provinsi Lampung. Peneliti adalah anak kedua dari 3 bersaudara, lahir dari pasangan suami istri Bapak Hi.Mahmud AS dan Ibu Hj.Yulianti.

  Peneliti mengawali pendidikan pada Sekolah Dasar di MI GUPPI 1 Babatan Kecamatan Katibung Lampung Selatan dan lulus pada tahun 2007. Kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 23 Bandar Lampung dan lulus pada tahun 2010.

  Setelah dari SMP peneliti melanjutkan ke jenjang Sekolah Menengah Atas di MAN 1 Bandar Lampung dan lulus pada tahun 2013. Selanjutnya peneliti melanjutkan pendidikan tingkat Perguruan Tinggi pada tahun 2013 di Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Biologi. Selama menjadi mahasiswi, penulis pernah menjadi pengajar di SMA PGRI Kecamatan Katibung Kabupaten Lampung Selatan.

  Bandar Lampung, Maret 2018 Penulis,

  Devi Komalasari

KATA PENGANTAR

  Bismillahirrohmanirrohim

  Puji syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

  Shalawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan Nabi agung Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya.

  Skripsi ini disusun untuk memenuhi dan melengkapi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dalam ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung. Skripsi ini berjudul “KAJIAN ETNOBOTANI DAN

  

BENTUK UPAYA PEMBUDIDAYAAN TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN

DALAM UPACARA ADAT DI DESA NEGERI RATU TENUMBANG

KECAMATAN PESISIR SELATAN KABUPATEN PESISIR BARAT”. Dalam

  penyusunan skripsi ini penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan kekeliruan, hal ini semata-mata karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki. Oleh karena itu penulis mempunyai banyak harapan semoga skripsi ini dapat menjadi alat penunjang dan ilmu pengetahuan bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

  Dalam usaha penyelesaian skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, baik berupa bantuan materi maupun moril. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang terlibat atas penulisan skripsi ini dengan segala partisipasi dan motivasinya. Secara khusus penulis ucapkan terima kasih terutama kepada:

  1. Bapak Dr. Bambang Sri Anggoro, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Biologi Fakultas Tarbiyah UIN Raden Intan Lampung dan juga sebagai pembimbing I.

  2. Ibu Suci Wulan Pawhestri, M.Si selaku pembimbing II yang telah memberikan waktu untuk memberikan bimbingan dan petunjuknya dalam menyelesaikan skripsi ini.

  3. Bapak dan Ibu Dosen di lingkungan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan pada penulis selama di bangku kuliah.

  4. Bapak Drs. Kodri Madang, M.Si., Ph.D yang telah membantu memberikan inspirasi dalam menyelesaikan skripsi ini

  5. Keluarga yang paling kusayangi, bapak, ibu, kakak dan adikku yang telah memberikan dorongan semangat, kasih sayang dan do’anya sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.

  6. Daniel Marchel Kusuma yang selalu sabar menemani dan memberi dukungan, semangat serta do’anya kepadaku.

  7. Sahabat terbaikku Tri wulandari dan Putri Oktariani S yang telah berjuang bersama dalam menyelesaikan skripsi dan telah memberikan motivasi, semangat, serta nasihatnya untukku.

  8. Sahabat sahabatku trio A (Andi, Ari dan Artin) yang tidak pernah bosan membantuku dan selalu memberi semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

  9. Teman-teman kosan tercinta yang telah memberikan semangat dan dukungannya untukku (Indri, Merlin, Nur, Thalita, Amel, Lian, Shinta, Rizka, Dan Mba Anis).

  10. Sahabat-sahabat yang selalu medukung dan memberi semangat kepadaku (Yulia, Windy, Rika, Leni, Riri, Resti, Novi Dan Mei).

  11. Sahabat seperjuangan angkatan 2013 Jurusan Pendidikan Biologi khususnya kelas Biologi D yang selalu memberiku semangat dan motivasi dalam menyelesaikan studi ini.

  12. Terima kasih kepada Keluarga besar, Tokoh Adat dan Masyarakat Desa Negeri Ratu Tenumbang Kecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Pesisir Barat yang senantiasa telah memberikan bantuan dan dukungannya untuk melakukan penelitian ini.

  13. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini baik langsung maupun tidak langsung.

  Demikian skripsi ini penulis buat, semoga dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan umumnya bagi para pembaca. Atas bantuan dan partisipasi yang diberikan kepada penulis semoga menjadi amal ibadah disisi Allah SWT dan mendapatkan balasan yang setimpal. Amin yarobbal’alamin.

  Bandar Lampung, Maret 2018 Penulis,

  Devi Komalasari

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i

ABSTRAK .................................................................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. iv

MOTTO ...................................................................................................................... v

PERSEMBAHAN ...................................................................................................... vi

RIWAYAT HIDUP ................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ............................................................................................... viii

DAFTAR ISI .............................................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xiv

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1 B. Identifikasi Masalah .................................................................................... 6 C. Batasan Masalah .......................................................................................... 6 D. Rumusan Masalah ....................................................................................... ` 6 E. Tujuan Masalah ........................................................................................... 6 F. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Etnobotani .................................................................................................... 8

  1. Pengertian Etnobotani ............................................................................. 8

  2. Perkembangan Etnobotani Secara Umum ............................................. 11

  3. Perkembangan Etnobotani Di Indonesia .............................................. 14

  4. Ruang Lingkup Etnobotani..................................................................... 17

  5. Pemanfaatan Etnobotani ......................................................................... 18

  6. Interdesipliner Dalam Etnobotani .......................................................... 28

  7. Tendensi Penelitian Etnobotani Di Indonesia ...................................... 30

  8. Peranan Dan Keuntungan Etnobotani ................................................... 33

  9. Peran Dan Peluang Etnobotani Masa Kini ............................................ 34

  B. Kecamatan Pesisir Selatan ......................................................................... 38

  C. Jurnal Relevansi Botani Dalam Kebudayaan Terkait ............................... 40

  D. Kebudayaan Lampung ................................................................................ 40

  E. Jenis-Jenis Upacara Adat Lampung ........................................................... 41

  F. Kerangka Pemikiran .................................................................................... 45

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu Dan Tempat Penelitian ................................................................... 48 B. Jenis Dan Metode Penelitian ...................................................................... 49 C. Alat Dan Bahan Penelitian.......................................................................... 49 D. Subjek (Informan) Penelitian ..................................................................... 50 E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 51 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian............................................................................................ 53 B. Pembahasan ................................................................................................. 61

  1. Jenis-Jenis Tumbuhan Yang Digunakan Dalam Upacara Adat Desa Tenumbang…………………………………………..…. 61

  2. Bentuk Upaya Pembudidayaan Tumbuhan Oleh Masyarakat Adat Desa Tenumbang…………………………………….……..… 78

  3. Relevansi botani dalam kebudayaan yang terkait dalam upacara adat di desa tenumbang …………………………………………..... 81

  BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan .................................................................................................. 83 B. Saran............................................................................................................. 83 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

  Tabel Halaman

  2.1 Luas dan jumlah penduduk menurut pekon di kecamatan pesisir selatan……………………………………………………………….

  39

  3.1 Alat dan bahan penelitian ……………………………………………….… 49

  4.1 Tumbuhan yang digunakan dalam upacara adat …………………………... 54

  4.2 Jumlah organ tumbuhan yang digunakan dalam upacara adat ................... 55

  4.3 Pemanfaatan jenis tumbuhan di setiap prosesi upacara adat desa Negeri ratu tenumbang kecamatan pesisir selatan kabupaten Pesisir barat …………………………………………………...…………...... 58

  4.4 Lokasi memperoleh tumbuhan upacara adat……………….......................... 79

  

DAFTAR GAMBAR

  Gambar Halaman

  2.1 Peta Kecamatan Pesisir Selatan ....................................................................... 38

  2.2 Kerangka Pikir .................................................................................................. 47

  3.1 Peta Kecamatan Pesisir Selatan ....................................................................... 48

  4.1 Pinang (Areca catechu L) ................................................................................. 61

  4.2 Sirih (Piper betle L) .......................................................................................... 62

  4.3 Gambir (Uncaria gambir Roxb. ) ..................................................................... 62

  4.4 Tembakau (Nicotiana tabacum L) ................................................................... 62

  4.5 Kelapa (Cocos nucifera L) ............................................................................... 63

  4.6 Rumput Jarum (Andropogon aciculatus) ....................................................... 63

  4.7 Bambu (Bambusa vulgaris Shrad) .................................................................. 63

  4.8 Pisang (Musa paradisiaca L) ........................................................................... 64

  4.9 Kunyit (Curcuma domestica Val. ) .................................................................. 64

  4.10 Kemenyan (Styrax benzoin Drian) .................................................................. 64

  4.11 Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) .................................................................... 65

  4.12 Tebu Putih (Saccharum officinarum L) ........................................................... 65

  4.13 Ketan Putih (Oryza sativa Var. Glutinosa) ..................................................... 65

  4.14 Keladi (Xanthosoma sagittifolium L)............................................................... 66

  4.15 Talas (Colacasia esculenta L) .......................................................................... 66

  4.16 Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata) .................................................................. 66

  4.17 Cendana (Santalum album L) ........................................................................... 67

  4.18 Pandan (Pandanus amaryllifolius) ................................................................... 67

  4.19 Melati Putih (Jasminum sambac L) ................................................................. 67

  4.20 Melati Gambir (Jasminum officinale) ............................................................. 68

  4.21 Kenanga (Cananga odorata) ............................................................................ 68

  4.22 Mawar Putih (Rosa sericea Lindl). .................................................................. 68

  4.23 Mawar Merah (Rosa hiproida)......................................................................... 69

  4.24 Cempaka Putih (Magnolia x alba) ................................................................... 69

  4.25 Sedap Malam (Polianthes tuberosa) .............................................................. 69

  4.26 Daun Ungu (Graptophylum pictum) ................................................................ 70

  4.27 Bambu Kuning (Bambusa vulgaris) ................................................................ 70

  4.28 Padi (Oryza sativa L) ........................................................................................ 70

  4.29 Aren (Arenga pinnata) ...................................................................................... 71

  4.30 Teh (Camellia sinensis) .................................................................................... 71

  4.31 Kopi (Coffea liberica)....................................................................................... 71

  4.32 Asoka (Ixora acuminate) .................................................................................. 72 L.1 Kunjungan ke kantor peratin (kepala desa) ..................................................... 89 L.2 Struktur organisasi pekon negeri ratu tenumbang ........................................... 89 L.3 Dokumen serah terima peratin desa negeri ratu tenumbang ........................... 90 L.4 Foto pasangan pengantin di upacara pernikahan ......................................... 90 L.5 Foto pada saat menghadiri upacara pernikahan ............................................... 90 L.6 Alat dan bahan untuk menyirih......................................................................... 91 L.7 Kendi yang berisi daun cocor bebek dan air untuk siraman kabayan ……... 91 L.8 Prosesi siraman kabayan (pengantin wanita) ................................................... 91 L.9 Salimpok (makanan yang dibuat pada upacara pernikahan)........................... 92 L.10 Acara himpun (perkumpulan bujang gadis dalam melaksanakan upacara pernikahan) ....................................................................................................... 92 L.11 Upacara kelahiran ............................................................................................. 92 L.12 Kelapa muda yang digunakan untuk meletakkan rambut bayi yang baru dicukur............................................................................................................... 93 L.13 Bunga yang dipakai pada upacara kelahiran (cukuran) ................................. 93 L.14 Acara ngejalang kubur ..................................................................................... 93 L.15 Tumbuhan yang dipakai pada upacara membangun rumah ........................... 94 L.16 Rumah yang baru dibangun yang berada di desa tenumbang ........................ 94 L.17 Wawancara dengan aparat desa negeri ratu tenumbang ................................ 94

  L.18 Foto bersama dengan tokoh adat pada upacara ngebabali ............................. 95 L.19 Foto bersama dengan tokoh adat pada upacara kelahiran .............................. 95 L.20 Foto bersama dengan tokoh adat pada upacaramendirikan bangunan .......... 95 L.21 Foto bersama tokoh adat pada upacara pernikahan ........................................ 96 L.22 Foto bersama tokoh adat pada upacara ziarah kubur ..................................... 96 L.23 Foto bersama tokoh adat pada upacara nazar ................................................. 96 L.24 Foto bersama tokoh adat pada upacara kematian ........................................... 97 L.25 Foto pada saat wawancara masyarakat ........................................................... 97 L.26 Foto bersama masyarakat desa negeri ratu tenumbang .................................. 97 L.27 Survey lapangan mencari tumbuhan yang ada di sekitar kebun warga ....... 98

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan paling besar di dunia yang mempunyai kurang lebih sekitar 17.000 pulau dengan keanekaragaman jenis flora dan fauna. Keanekaragaman tumbuhan baik yang dibudidayakan maupun tidak merupakan salah

  satu sumber daya biologi yang sebagian besardapat dimanfaatkan sebagai obat- obatan, rempah-rempah, industri, buah-buahan dan lain sebagainya yang terdiri

  1 kurang lebih 150 famili.

  Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk yang memiliki beranekaragam ritual adat atau upacara yang dilaksanakan dan dilestarikan baik itu secara keagamaan maupun kepercayaan leluhur. Untuk itu perlu dipahami simbol-

  2 simbol yang sesuai dengan konteks budaya masing-masing.

  Dalam Al-Qur’an surat Yunus ayat 24 telah dijelaskan tentang manfaat tumbuh- tumbuhan yang dapat diambil oleh manusia:

  َ ۡ َ ۡ َأ ٍءٓ َ َ

  ِض ٱ ُت َ َ َ َ َ ۡ َ ِءٓ َ ٱ َ ِ ُ ٰ َ ۡ َ ٱ ِةٰ َ َ ۡ ٱ ُ َ َ َ ِإ ِ ِۦ َ ۡ َ ۡ

  َأ ٓاَذِإ َ َ َو ۡ َ ز ٱ َو َ َ ُ ۡ ُز ُض ٱ ِتَ َ ُ ٰ َ ۡ ٱ َو ُس ٱ ُ ُ ۡ َ ِ 1 AndiMuraqmi, SyarifulAnam, RhamadanilPitopang, “Etnobotani Masyarakat Bugis Di Desa

LempeKecamatan Dampal Selatan Kabupaten Toli Toli”.JurnalBiocelebes, Vol.9 No.

  2(Desember2015), h. 42-43. 2 Siti Ainur Rohmah, Iis Nur Asyiah, Sulifah Aprilya Hariani, “Etnobotani Bahan Upacara

  َ َأ ۡ َ َ َ ٗر َ َ ۡوَأ ً ۡ َ َ ُ ۡ َأ ٓ َ ٰ َ َ َٓ ۡ َ َ َنوُرِ ٰ َ ۡ ُ ٓ َ ُ ۡ ۡ نَ َ ا ٗ ِ َ َ ٰ َ

  َ ۡ َ َنوُ َ َ َ ٖ ۡ َ ِ ِ ٰ َ ٱ ِ َ ۡ َ ُ ِّ َ ُ َ ِ َٰ ِ ۡ

  Artinya : “Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air (hujan) yang Kami turunkan dan langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam- tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya, dan pemilik-permliknya mengira bahwa mereka pasti menguasasinya, tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanam-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan

  3 (Kami) kepada orang-orang berfikir.

  Dalam tafsir Ibnu Katsir Surat Yunus ayat 24, menjelaskan bahwa Allah SWT memberikan perumpamaan untuk kehidupan dunia dan perhiasannya, kecepatan habis dan hilangnya, diumpamakan dengan tumbuhan-tumbuhan yang Allah keluarkan dari bumi dengan adanya hujan yang diturunkan dari langit, berupa tanaman-tanaman dan buah-buahan yang berbeda-beda jenisnya dan tumbuhan-tumbuhan yang dimakan

3 Departemen Agama RI, Al-Qur’an danTerjemahnya (Surabaya :CVFajarMulya, 2012),

  oleh binatang-binatang ternak, berupa rumput, tumbuh-tumbuhan dan lain sebagainya.

  Etnobotani adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan antara manusia dengan tumbuhan dalam kegiatan pemanfaatannya secara tradisional. Sejalan dengan pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi, etnobotani telah mengalami perkembangan menjadi cabang ilmu yang cakupannya mempelajari hubungan antara manusia dengan

  4 sumber daya alam tumbuhan yang ada dalam lingkunganya.

  Kajian etnobotani selain dilihat dari bagaimana tumbuhan-tumbuhan digunakan juga dilihat dari bagaimana masyarakat memandang dan memelihara tumbuhan yang ada disekitarnya serta bagaimana hubungan timbal balik antara manusia dengan tumbuhan. Dilihat dari segi pengertiannya etnobotani lebih mengutamakan pada persepsi dan konsepsi budaya kelompok masyarakat, yang dikaji adalah sistem pengetahuan masyarakat dalam menghadapi ruang lingkup hidupnya.

  Etnobotani dapat digunakan untuk mendokumentasikan pengetahuan masyarakat tradisional yang telah menggunakan berbagai macam tanaman yang berfungsi dalam kehidupan sehari-hari seperti untuk kepentingan makan, pengobatan, budaya, bahan bangunan dan lainnya. Studi etnobotani dapat berkembang melalui ilmu sosial dan ilmu biologi. Bagi masyarakat Indonesia etnobotani penting sekali untuk dipelajari

4 Nurlina Ramdianti, Hexa Apriliana Hidayah, Yayu Widiawati, Kajian Etnobotani

  

Masyarakat Adat Kampung Pulo di Kabupaten Garut (Purwokerto: Universitas Jenderal Sudirman, karena tumbuhan yang ada di suku-suku bangsa Indonesia masih banyak yang belum

  5 dikaji pemanfaatannya.

  Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, manusia dapat beradaptasi dengan cara memuaskan diri dan keinginannya sesuai dengan ketersediaan sumberdaya yang ada di sekitar lingkungannya. Interaksi yang terjadi antara manusia dengan lingkungannya dapat menghasilkan suatu budaya lokal yang sesuai dengan lingkungannya. Kajian terhadap etnobotani penting sekali dilakukan agar pengetahuan kearifan masyarakat tradisional dalam memanfaatan tumbuhan tersebut

  

6

tidak hilang oleh adanya arus modernisasi.

  Pada penelitian ini peneliti memilih tempat penelitian pada masyarakat Lampung beradat saibatin yang berada di daerah pesisir tepatnya di Kecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Pesisir Barat yaitu Desa Negeri Ratu tenumbang dimana

  2

  jumlah penduduk nya sebanyak 1.260 jiwa dengan luas wilayah 40,7 km . Pesisir Selatan merupakan daerah yang masyarakatnya masih asli bersuku lampung dan masyarakat setempat masih banyak yang melaksanakan upacara adat yang dalam pelaksaannya masih menggunakan berbagai jenis tumbuhan, dengan demikian itulah alasan peneliti memilih tempat penelitian. Alasan lain peneliti membatasi tempat penelitian dengan menggunakan hanya 1 desa karena keterbatasan tenaga, waktu dan dana peneliti. Informan pada penelitian ini diantaranya tokoh upacara adat dan masyarakat Desa Negeri Ratu Tenumbang. 5 Ibid.

6 Irzal fakhori. “Etnobotani masyarakat suku melayu tradisional di sekitar taman nasional

  Desa Negeri Ratu Tenumbang masih banyak terdapat berbagai jenis tumbuhan yang beranekaragam namun belum pernah dilakukan penelitian mengenai kajian etnobotani dan bentuk upaya pembudidayaan tumbuhan yang digunakan dalam upacara adat. Hasil pra-penelitian yang telah dilakukan di Desa Negeri Ratu Tenumbang, terinventarisasi beberapa spesies tumbuhan yang masih sering dimanfaatkan masyarakat Desa Negeri Ratu Tenumbang dalam pelaksanaan upacara adat. Upacara adat tersebut antara lain upacara adat pernikahan, kelahiran, mendirikan bangunan, bercocok tanam, ziarah kubur, kematian dan nazaryang bertujuan untuk mencapai ketentraman dan keharmonisan dalam kehidupan. Tumbuhan yang digunakan dalam upacara-upacara tersebut bersifat sakral dan memiliki maknanya masing-masing, dari beberapa macam tumbuhanitu diperlukan upaya pembudidayaan tumbuhan agar tumbuhan-tumbuhan yang sering dipakai di dalam upacara adat tetap lestari dan tidak sulit untuk didapatkan. Terkait dengan hal ini, maka diperlukan penelitian “Kajian Etnobotani Dan Upaya Pembudidayaan Tumbuhan Yang Dilaksanakan Dalam Upacara Adat Desa Negeri Ratu Tenumbang Kecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Pesisir Barat”.

B. Identifikasi Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang dapat diidentifikasi adalah belum adanya penelitian yang mengkaji tentang bentuk upaya pembudidayaan tumbuhan yang digunakan dalam upacara adat di Desa Negeri Ratu Tenumbang Kecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Pesisir Barat.

C. Batasan Masalah

  Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penulis membatasi masalah dalam penelitian ini yaitu pada bentuk upaya pembudidayaan tumbuhan dibatasi pada tumbuhan yang digunakan dalam upacara adat pernikahan, kelahiran, mendirikan bangunan, bercocok tanam, ziarah kubur, kematian dan nazar di Desa Negeri Ratu Tenumbang Kecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Pesisir Barat.

D. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah di atas, rumusan masalah yang akan diteliti pada penelitian ini yaitu bagaimanakah bentuk upaya pembudidayaan tumbuhan dibatasi pada tumbuhan yang digunakan dalam upacara adat pernikahan, kelahiran, mendirikan bangunan, bercocok tanam, ziarah kubur, kematian dan nazar di Desa Negeri Ratu Tenumbang Kecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Pesisir Barat?

  E. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk upaya pembudidayaan tumbuhan yang digunakan dalam Upacara Adat pernikahan, kelahiran, mendirikan bangunan, bercocok tanam, ziarah kubur, kematian dan nazardi Desa Negeri Ratu Tenumbang Kecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Pesisir Barat.

  F. Manfaat Penelitian

  Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

  Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk menambah kepustakaan dan acuan untuk melanjutkan penelitian yang sejenis dan lebih mendalam dengan variabel yang berbeda bagi institusi UIN Raden Intan Lampung.

  2. Bagi Pendidik

  Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan dapat dijadikan sebagai alternatif bagi guru biologi untuk memilih kegiatan dalam proses belajar mengajar.

  3. Bagi Ilmu Pengetahuan

  Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang Kajian Etnobotani Dan Bentuk Upaya Pembudidayaan Tumbuhan Yang Dilaksanakan Dalam Upacara Adat di Desa Negeri Ratu Tenumbang Kecamatan Pesisisr Selatan Kabupaten Pesisir Barat.

  4. Bagi Pemangku Kebijakan

  Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada pemerintah setempat mengenai kondisi lingkungan sehingga dapat diambil langkah konservatif untuk melestarikan tumbuhan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Etnobotani

1. Pengertian Etnobotani

  Pada awalnya penggunaan istilah etnobotani adalah botani aborigin yang diungkapkan oleh Power pada tahun 1875 yang batasannya adalah pemanfaatan berbagai jenis tumbuhan oleh masyarakat lokal untuk bahan obat- obatan, bahan makanan, bahan sandang, bahan bangunan dan lain-lainnya.

  Istilah etnobotani muncul pertama kali pada tanggal 5 Desember 1895 dalam artikel anonym yang diterbitkan oleh Evening Telegram dalam kesempatan

  7 suatu konferensi arkeolog J. W Harsberger.

  Etnobotani adalah ilmu yang mempelajari hubungan manusia dengan tumbuhan. Terminologi etnobotani muncul dan diperkenalkan oleh John Harshberger untuk menjelaskan disiplin ilmu yang menaruh perhatian khusus pada masalah-masalah terkait tumbuhan yang digunakan oleh orang-orang primitif dan aborigin. Harsberger memakai kata Ethnobotani untuk menekankan bahwa ilmu ini mengkaji sebuah hal yang terkait dengan dua

  7

  8 Purwanto, “Peran Dan Peluang Etnobotani Masa Kini Di Indonesia Dalam Menunjang Y.

  

Upaya Konservasi Dan Pengembangan Keanekaragaman Hayati”. (Prosiding Seminar Hasil-Hasil

Penelitian Bidang Ilmu Hayat, Laboratorium Etnobotani-Balitbang Botani-Puslitbang Biologi-LIPI, objek, “ethno” dan “botani”, yang menunjukkan secara jelas bahwa ilmu ini

  8 adalah ilmu terkait etnik (suku bangsa) dan botani (tumbuhan).

  Pada tahun berikutnya terbit artikel dari konferensi arkeolog J.W Harsberger tersebut yang mengetengahkan tentang objek etnobotani, meliputi:

  a. Mengungkapkan situasi kultural suatu etnik yang memanfaatkan berbagai jenis tumbuhan untuk bahan makanan, bahan bangunan dan bahan sandang.

  b. Mengungkapkan penyebaran jenis-jenis tumbuhan pada masa lampau.

  c. Mengungkapkan jalur distribusi komersial suatu jenis tumbuhan.

  d. Mengungkapkan berbagai jenis tumbuhan berguna.

  Dalam publikasi tersebut Harsberger sendiri memberikan batasan bahwa etnobotani adalah ilmu yang mempelajari tentang pemanfaatan berbagai jenis tumbuhan secara tradisional oleh masyarakat primitif. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan danteknologi, etnobotani berkembang menjadi cabang ilmu yang cakupannya interdisipliner alam tumbuhan dan

  9 lingkungannya.

  Sebagai bidang ilmu yang baru khususnya di Indonesia, bidang ilmu ini bersinggungan dengan ilmu-ilmu alamiah dan dengan ilmu-ilmu social seperti salah satunya adalah pengetahuan sosial budaya. Oleh karena itu bidang etnobotani sangat berkepentingan mengikuti dari dekat perkembangan yang 8 Luchman Hakim, Etnobotani dan Manajemen Kebun Pekarangan Rumah: Ketahanan Pangan, Kesehatan dan Agrowisata (Malang: Selaras, 2014), h.1. 9 berlangsung baik di seputar persoalan etnik maupun dalam ranah botani, yang

  10 pada saat dipengaruhi oleh perkembangan yang sifatnya global.

  Seiring dengan perkembangan ilmu dan pengetahuan serta teknologi, maka etnobotani berkembang menjadi suatu bidang ilmu yang cakupannya interdisipliner. Oleh karena itu pengertian etnobotani berkembang pula seiring

  dengan cakupannya, sehingga terdapatlah berbagai polemic tentang kontroversi pengertian etnobotani. Hal ini disebabkan oleh karena perbedaan kepentingan dan tujuan dari penelitiannya. Penelitian etnobotani diawali oleh para ahli botani yang mefokuskan tentang potensi ekonomi dari suatu tanaman atau tumbuhan yang digunakan oleh masyarakat lokal. Selanjutnya para antropologi yang bahasanya mendasarkan pada aspek sosial berpandangan bahwa untuk melakukan penelitian etnobotani diperlukan data tentang persepsi

  11 masyarakat terhadap dunia tumbuhan dan lingkungannya.

  2. Perkembangan Etnobotani Secara Umum Etnobotani pada masa sekarang ini mengalami kemajuan yang sangat pesat, terutama di Amerika, India dan beberapa Negara Asia seperti Cina,

  Vietnam, dan Malaysia. Berbagai program penelitian mengenai sistem pengetahuan masyarakat lokal terhadap dunia tumbuhan obat-obatan banyak dilakukan akhir-akhir ini terutama bertujuan untuk menemukan senyawa kimia 10 Rifai, M.A. “Pemasakinian Etnobotani Indonesia : Suatu Keharusan Demi Peningkatan

  

Upaya Pemanfaatan, Pengembangan Dan Penguasaannya”. (Makalah Utama Dalam Seminar Nasional Etnobotani III, Bali, 1998),h. 4. 11 yang baru yang berguna dalam pembuatan obat-obatan modern untuk menyembuhkan penyakit-penyakit berbahaya seperti kanker, AIDS, dan jenis penyakit lainnya. Sedangkan di benua Afrika, penelitian etnobotani difokuskan pada pengetahuan tentang system pertanian tradisional masyarakat lokal, bertujuan untuk menunjang pembangunan pertanian bagi masyarakat pedesaan. Sedangkan di Australia, penelitian etnobotani dicurahkan untuk mempelajari cara-cara tradisional dalam pengelolaan sumber daya alam tumbuhan, dengan memperhatikan aspek ekologis. Secara proporsional penelitian etnobotani banyak dilakukan di benua Amerika, dimana lebih dari 41% dilakukan di benua tersebut. Hal ini kemungkinan karena di benua ini memiliki kekayaan keanekaragaman jenis tumbuhan, kultural, dan memiliki kekayaan data arkeologi, sehingga para peneliti lebih tertarik melakukan penelitian di benua ini. Perkembangan selanjutnya banyak peneliti terutama yang berasal dari Eropa mulai mengalihkan penelitian etnobotani di benua Asia, terutama bertujuan

  12 untuk mendapatkan senyawa kimia baru guna obat-obatan modern.

  Sebenarnya perkembangan ilmu etnobotani diawali dengan eksplorasi dan petualangan bangsa Eropa yang meneliti dan mendokumentasi penggunaan tanaman oleh masyarakat lokal selama mereka melakuka penjelajahan ke suatu wilayah baru gunamendapatkan sumberdaya alam yang mempunyai nilai ekonomi. Diawali oleh Cristopher Columbus yang menemukan pemanfaatan 12 Cotton, C.M, Ethnobotany : Principles and Applications (New York, Brisbane, Toronto,

  

tembakau (Nicotlana spp) oleh masyarakat lokal di Cuba selama perjalanannya

pada tahun 1492, dalam perkembangan selanjutnya dimulailah usaha introduksi

berbagai jenis tanaman budidaya ke daratan Eropa . sebagai contoh tanaman

tembakau mulai di tanam di Perancis dan diikuti dengan penyebaran tanaman

jagung ke berbagai penjuru dunia, bersamaan dengan penyebaran tanaman

karet.

  Sejak dimulainya masa eksplorasi keilmuan (1663-1870) dan

kolonialisasi yang mempunyai kepentingan ekonomi, maka eksplorasi berbagai

jenis tumbuhan yang memiliki prospek ekonomi menjadi tujuan utama. Negara-

negara colonial berlomba mengirimkan ilmuan mereka untuk melakukan

ekspedisi ke daerah-daerah baru untuk mendapatkan jenis-jenis tumbuhan yang

memiliki prospek ekonomi tinggi, sebagai contoh tanaman tebu yang berasal

dari pulau Papua yang selanjutnya dikembangkan di Jawa dan menyebar ke

berbagai belahan dunia. Pada kurun waktu tahun 1873-1980an dianggap sebagai

masa munculnya disiplin ilmu baru yaitu ilmu yang mempelajari penggunaan

berbagai jenis tumbuhan oleh masyarakat lokal telah berkembang menjadi

disiplin baru yang telah diterima oleh masyarakat akademik. Sejak pertama kali

dimunculkan istilah “aboriginal botany” pada tahun 1873 oleh Power dan

istilah “ethnobotany” yang dikenalkan oleh Harsberger tahun 1895, kemudian

etnobotani berkembang sangat pesat dan pada tahun 1900 telah lahir doktor

pertama David Barrow dibidang etnobotani dengan disertasi berjudul “The

ethnobotany of the Coahuilla Indian of Southern California”, dari Universitas

  

Chicago. Studi tentang pengetahuan tradisional dalam memanfaatkan berbagai

jenis tumbuhan memiliki peranan dalam perkembangan teori antropologi,

misalnya studi tentang system pertanian masyarakat di Papua Nugini

memberikan masukan berkembangnya ide di dalam ekologi kultural, sehingga

analisis dari nama-nama tumbuhan dan system klasifikasi tradisioanal

mendukung dan meningkatkan dasar untuk melaksanakan eksplorasi human

cognition.

  Pada tahun 1980, etnobotani telah dikenal tidak hanya masyarakat

akademika tetapi juga masyarakat awam, dan pada tahun 1981 pertama kali

diterbitkan jurnal etnobotani dan diikuti dengan didirikannya perhimpunan

masyarakat etnobotani pada tahun 1983 yang diprakarsai oleh perhimpunan

Arkeologi Amerika, merupakan bukti eksistensi dan perkembangan ilmu

etnobotani. Sedangkan perkembangan etnobotani di Asia dimulai di India sejak

tahun 1920 melalui melalui publikasi publikasi tumbuhan obat. Bersamaan

dengan waktu tersebut etnobotani di Asia berkembang yang cakupan

bahasannya meliputi berbagai aspek seperti aspek representasi tumbuhan

sebagai bahan seni, ritual dan peran lain dalam kehidupan masyarakat lokal.

  

Sedangkan di Afriks, etnobotani berkembang untuk mempelajari system

pengetahuan tentang pertanian tradisional. Dari pengungkapan system

  

pengetahuan tradisional ini memberikan konstribusi pada inovasi tentang

Dokumen yang terkait

DADUWAI DALAM UPACARA PERKAWINAN ULUN LAMPUNG SAIBATIN DI PEKON WAY BELUAH KECAMATAN PESISIR UTARA KABUPATEN LAMPUNG BARAT

0 16 54

DADUWAI DALAM UPACARA PERKAWINAN ULUN LAMPUNG SAIBATIN DI PEKON WAY BELUAH KECAMATAN PESISIR UTARA KABUPATEN LAMPUNG BARAT

1 14 51

DAMPAK KAWASAN USAHA AGROINDUSTRI TERPADU TERHADAP USAHA KECIL DAN MASYARAKAT DI WILAYAH KECAMATAN PESISIR SELATAN KABUPATEN PESISIR BARAT

2 85 76

PEMETAAN DATA MONOGRAFI KECAMATAN PESISIR SELATAN KABUPATEN PESISIR BARAT TAHUN 2014

1 39 49

ANALISIS FIQH SIYASAH TENTANG PELAKSANAAN PENYALURAN BERAS SEJAHTERA (RASTRA) DI DESA PELITA JAYA KECAMATAN PESISIR SELATAN KABUPATEN PESISIR BARAT - Raden Intan Repository

0 2 112

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN DI PELABUHAN KUALA STABAS KECAMATAN PESISIR TENGAH KRUI KABUPATEN PESISIR BARAT - Raden Intan Repository

0 0 102

EKSPLORASI PENGETAHUAN LOKAL ETNOMEDISIN DAN TUMBUHAN OBAT DI DESA TANJUNG JATI, SUMUR JAYA, NEGERI RATU TENUMBANG DAN TULUNG BAMBAN PADA KECAMATAN PESISIR SELATAN KABUPATEN PESISIR BARAT SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-s

0 1 114

PERAN PEREMPUAN DALAM MEMBANTU EKONOMI KELUARGA DI DESA TANJUNG SETIA KECAMATAN PESISIR SELATAN KABUPATEN PESISIR BARAT - Raden Intan Repository

0 0 114

REPRSENTASI NILAI-NILAI KARAKTERISTIK TRADISI NGEJALANG DALAM KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN PEKON NEGERI RATU KECAMATAN NGAMBUR KABUPATEN PESISIR BARAT - Raden Intan Repository

0 1 126

EKSPLORASI PENGETAHUAN LOKAL ETNOMEDISIN DAN TUMBUHAN OBAT DI DESA PAGAR DALAM, PELITA JAYA, TANJUNG RAYA DAN ULOK MANEK KECAMATAN PESISIR SELATAN KABUPATEN PESISIR BARAT SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memper

0 0 149