DOCRPIJM 7297cb09d4 BAB XBAB 10 ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL

  Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) LAPORAN AKHIR Kota Pasuruan

10.1 ASPEK LINGKUNGAN

  Kajian lingkungan dibutuhkan untuk memastikan bahwa dalam penyusunan RPI2-JM bidang Cipta Karya oleh pemerintah Kota Pasuruan telah mengakomodasi prinsip perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Adapun amanat perlindungan dan pengelolaan lingkungan adalah sebagai berikut:

  1. UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup:

  “Instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup terdiri atas antara lain Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), Analisis Mengenai Dampak Lingkungan(AMDAL), dan Upaya Pengelolaan Lingkungan-Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL) dan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPLH)

  ”

  2. UU No. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional:

  “Dalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang baik perlu penerapan prinsip- prinsip pembangunan yang berkelanjutan secara konsisten di segala bidang ”

  3. Peraturan Presiden No. 5/2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014:

  Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) LAPORAN AKHIR Kota Pasuruan

  disebut dengan SPPL bagi kegiatan yang tidak membutuhkan Amdal atau UKL dan UPL Tugas dan wewenang pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota dalam aspek lingkungan terkait bidang Cipta Karya mengacu pada UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yaitu:

1) Pemerintah Pusat a) Menetapkan kebijakan nasional.

  b) Menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria.

  c) Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai KLHS.

  d) Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan UKL-UPL.

  e) Melaksanakan pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup.

  f) Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai pengendalian dampak perubahan iklim dan perlindungan lapisan ozon.

  g) Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan nasional, peraturan daerah, dan peraturan kepala daerah.

  h) Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup.

i) Mengembangkan dan melaksanakan kebijakan pengaduan masyarakat.

  j) Menetapkan standar pelayanan minimal

2) Pemerintah Provinsi a) Menetapkan kebijakan tingkat provinsi.

  b) Menetapkan dan melaksanakan KLHS tingkat provinsi.

  c) Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan UKL-UPL.

  Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) LAPORAN AKHIR Kota Pasuruan

10.1.1 Kajian Lingkungan Hidup Strategis ( KLHS )

  Menurut UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Kajian Lingkungan Hidup Strategis, yang selanjutnya disingkat KLHS, adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program. KLHS perlu diterapkan di dalam RPI2-JM antara lain karena:

  1) RPI2-JM membutuhkan kajian aspek lingkungan dalam perencanaan pembangunan infrastruktur. 2) KLHS dijadikan sebagai alat kajian lingkungan dalam RPI2-JM adalah karena RPI2-JM bidang Cipta

  Karya berada pada tataran Kebijakan/Rencana/Program. Dalam hal ini, KLHS menerapkan prinsip-prinsip kehati-hatian, dimana kebijakan, rencana dan/atau program menjadi garda depan dalam menyaring kegiatan pembangunan yang berpotensi mengakibatkan dampak negative terhadap lingkungan hidup

  KLHS disusun oleh Tim Satgas RPI2-JM Kabupaten/Kota dengan dibantu oleh Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah sebagai instansi yang memiliki tugas dan fungsi terkait langsung dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di kota/kabupaten. Koordinasi penyusunan KLHS antar instansi diharapkan dapat mendorong terjadinya transfer pemahaman mengenai pentingnya penerapan prinsip perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup untuk mendorong terjadinya pembangunan berkelanjutan

  Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) LAPORAN AKHIR Kota Pasuruan

   Tahapan Pelaksanaan KLHS Tahapan pelaksanaan KLHS diawali dengan penapisan usulan rencana/program dalam RPI2- JM per sektor dengan mempertimbangkan isu-isu pokok seperti (1) perubahan iklim, (2) kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan keanekaragaman hayati, (3) peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau kebakaran hutan dan lahan, (4) penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam, (5) peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau lahan, (6) peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya keberlanjutan penghidupan sekelompok masyarakat; dan/atau (7) peningkatan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia. Isu -isu tersebut menjadi kriteria apakah rencana/program yang disusun teridentifikasi menimbulkan resiko atau dampak terhadap isu- isu tersebut.

  Tahap ke-2 setelah penapisan terdapat dua kegiatan. Jika melalui proses penapisan di atas tidak teridentifikasi bahwa rencana/program dalam RPI2-JM tidak berpengaruh terhadap kriteria penapisan di atas maka berdasarkan Permen Lingkungan Hidup No. 9/2011 tentang Pedoman Umum KLHS, Tim Satgas RPI2-JM Kabupaten/Kota dapat menyertakan Surat Pernyataan bahwa KLHS tidak perlu dilaksanakan, dengan ditandatangani oleh Ketua Satgas RPI2-JM dengan persetujuan BPLHD, dan dijadikan lampiran dalam dokumen RPI2-JM.

  Namun, jika teridentifikasi bahwa rencana/program dalam RPI2-JM berpengaruh terhadap kriteria penapisan di atas maka Satgas RPI2-JM didukung dinas lingkungan hidup (BPLHD) dapat menyusun KLHS dengan tahapan sebagai berikut 1) Pengkajian Pengaruh KRP terhadap Kondisi Lingkungan Hidup di Wilayah Perencanaan, dilaksanakan melalui 4 (empat) tahapan sebagai berikut:

  Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) LAPORAN AKHIR Kota Pasuruan

  

Tabel 10. 1 Contoh Proses Identifikasi Pemangku Kepentingan dan Masyarakat dalam Penyusunan KLHS

Masyarakat dan Pemangku Contoh Lembaga Kepentingan Pembuat Keputusan

  a. Bupati/Walikota

  b. DPRD

  Penyusunan Kebijakan,

  a. Dinas PU cipta karya

  Rencana Dan/Atau Program

  b. BPLHD

  Masyarakat Yang Memiliki

  a. Perguruan Tinggi Atau Lembaga Penelitian Lainnya

  Informasi dan/atau Keahlian (Perorangan/Tokoh/Kelomp

  b. asosiasi profesi

  c. Forum-Forum Pembangunan Berkelanjutan Dan Lingkungan Hidup

  d. LSM/Pemerhati Lingkungan Hidup

  e. Perorangan/Tokoh

  f. Kelompok Yang Memiliki Data Dan Informasi Berkaitan Dengan SDA

  Masyarakat Terkena Dampak a. Lembaga Adat

  b. Asosiasi Pengusaha

  c. Tokoh Masyarakat

  d. Organisasi Masyarakat e. Kelompok Masyarakat Tertentu (nelayan,petani dll).

  b) Identifikasi Isu Pembangunan Berkelanjutan.

  Tujuan identifikasi isu pembangunan berkelanjutan:

  Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) LAPORAN AKHIR Kota Pasuruan Tabel 10. 2 Identifikasi Isu Pembangunan Berkelanjutan Bidang Cipta Karya di Kota Pasuruan Pengelompokan Isu-isu Pembangunan Penjelasan Singkat Berkelanjutan Bidang Cipta Karya Lingkungan Hidup Permukiman

  Isu 1: kecukupan air baku untuk air minum Contoh: Kota Pasuruan mempunyai sumber air baku dari Kekeringan, menurunnya kualitas air sungai Welang, Gembng, Petung, Sodo, Kepel, dan Calung. Selain sungai, dengan adanya dam, mata air, pompa air dan sumur bor maka kebutuhan air baku di Kota Pasuruan sudah tercukupi. Isu 2: Pencemaran lingkungan oleh infrastruktur Persoalan banjir yang terjadi di Kota Pasuruan yang tidak berfungsi maksimal Contoh: pencemaran diakibatkan oleh buruknya saluran drainase dan tanah oleh septictank yang bocor, pencemaran badan rendahnya kesadaran masyarakat dalam air oleh air limbah permukiman pengolahan sampah.

  Isu 3: dampak kawasan kumuh terhadap Belum maksimalnya saluran drainase Di Kota kualitas lingkungan. Pasuruan sehingga pada kawasan kumuh apabila terjadi banjir, air hujan tidak menyebabkan banjir

  Contoh: kawasan kumuh menyebabkan penurunan kualitas lingkungan

  Ekonomi

  Isu 4: kemiskinan berkorelasi dengan Lingkungan yang buruk maka berdampak pada kerusakan lingkungan berbagai aspek antara lain pendalpatan dan kesejahteraan

  Contoh: pencemaran air mengurangi kesejahteraan nelayan di pesisir

  Sosial

  Isu 5: Pencemaran menyebabkan Wabah penyakit sebagian besar berasal dari berkembangnya wabah penyakit Contoh: menyebarnya lingkungan yang tidak sehat/kumuh penyakit diare di permukiman kumuh

c) Identifikasi Kebijakan/Rencana/Program (KRP)

  

Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) LAPORAN

AKHIR Kota Pasuruan Komponen No. Kegiatan Lokasi kebijakan/rencana/prog (Kecamatan/Kelurahan) ram 1.

  2.

  3.

3 Pengembangan Air Minum 1.

  Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) LAPORAN AKHIR Kota Pasuruan

d) Kajian Pengaruh KRP terhadap Kondisi Lingkungan Hidup di Kota Pasuruan

  

Tabel 10. 4 Kajian Pengaruh KRP terhadap Kondisi Lingkungan Hidup di Wilayah Kota Pasuruan

Pengaruh pada Isu-Isu Strategis Berdasarkan Aspek-aspek Pembangunan Berkelanjutan** Komponen kebijakan, rencana No. Bobot Lingkungan Hidup Bobot Sosial Bobot Ekonomi Total dan/atau program* Permukiman

  Bobot Isu 1 Isu 2 Isu 1 Isu 2 Isu 1 Isu 2

  1 Pengembangan Permukiman 1.

  2.

  3.

  2 Penataan Bangunan dan Lingkungan 1.

  2.

  Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) LAPORAN AKHIR Kota Pasuruan 3.

  3 Pengembangan Air Minum 1.

  2.

  3.

  4 Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman 1.

  2.

  3.

  Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) LAPORAN AKHIR Kota Pasuruan

2) Perumusan Alternatif Penyempurnaan KRP

  Tujuan perumusan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana, dan/atau program untuk mengembangkan berbagai alternatif perbaikan muatan KRP dan menjamin pembangunan berkelanjutan. Setelah dilakukan kajian, dan disepakati bahwa kebijakan, rencana dan/atau program yang dikaji potensial memberikan dampak negatif pada pembangunan berkelanjutan, maka dikembangkan beberapa alternatif untuk menyempurnakan rancangan atau merubah kebijakan, rencana dan/atau program yang ada. Beberapa alternatif untuk menyempurnakan dan atau mengubah rancangan KRP mempertimbangkan antara lain:

  a. Memberikan arahan atau rambu-rambu mitigasi terkait dengan kebijakan, rencana, dan/atau program yang diperkirakan akan menimbulkan dampak lingkungan atau bertentangan dengan kaidah pembangunan berkelanjutan.

  b. Menyesuaikan ukuran, skala, dan lokasi usulan kebijakan, rencana, dan/atau program.

  c. Menunda, memperbaiki urutan, atau mengubah prioritaspelaksanaan kebijakan, rencana, dan/atau program.

  Mengubah kebijakan, rencana, dan/atau program.

  d.

  Tabel 10. 5 Perumusan Alternatif Penyempurnaan KRP Komponen kebijakan, rencana No.

  Alternatif Penyempurnaan KRP dan/atau program

1 Pengembangan Permukiman 1.

  2.

  3.

  Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Pasuruan LAPORAN AKHIR No. Komponen kebijakan, rencana dan/atau program Alternatif Penyempurnaan KRP 2.

  3.

3) Rekomendasi Perbaikan KRP dan Pengintegrasian Hasil KLHS

  

Tabel 10. 6 Rekomendasi Perbaikan KRP dan Pengintegrasian Hasil KLHS

No.

  Komponen Kebijakan, Rencana dan/atau Program Rekomendasi Perbaikan KRP dan Pengintegrasian Hasil KLHS

  1 Pengembangan Permukiman  Penanggulangan kawasan kumuh di bagian Kota Pasuruan melalui :

  • Pengembangan Perumahan vertical
  • Pengembangan RUSUNAWA 2 Penataan Bangunan dan Lingkungan  Pembanguna dan pengembangan koridor jalan.

   Pembanguna sarana dan prasaran penunjang

  3 Pengembangan Air Minum Peningkatan jaringan air minum melalui :

  • Pipanisasi  Pembangunan bak penampung
  • Pembangunan sumur bor

  4 Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

   Pembangunan dan revitalisasi fasilitas pengendalian banjir seperti danau buatan, wadung/embung, sumur resapan, situ, tanggul sungai, tanggul laut, boezem, dan pompa air.  Peningkatan sarana prasarana TPA melalui:

  • Pembangunan TPS 3R

  Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Pasuruan LAPORAN AKHIR

4) Hasil Penilaian KLHS RTRW Kota Pasuruan

  Rencana Pengembanga n Prioritas Isu Strategis Pengaruh Alternatif Mitigasi Rekomendasi Positif Negatif

   Banjir  Alih Fungsi Lahan  Global Warming  Rusaknya Ekosistem Laut  Peningkatan Aksesbilitas  Polusi  Pengembangan wilayah pertumbuhan ekonomidaerah/wilayah pesisir utara Kota Pasurun.

   Sosialisasi pada masyarakat, pemgguna/pemangku kepentingan terkait pembangunan kawasan pelabuhan.

   Penyediaan studi kelayakan dan AMDAL dalam proses pengembangannya.

   Pelestarian ekosistem pantai di sekitar kawasan pelabuhan.

   Pengembangan kawasan hutan bakau sebagai RTH sempadan pantai di sekitar kawasan pelabuhan.

   Rusaknya ekosistem pantai akibat pembangunan pelabuhan.Terjadi penggusuran perumahan warga yang menyewa lahan PT. PELINDO.

   Pengembangan kawasan pelabuhan mengurangi kawasan pelestarian hutan bakau di pesisir utara Kota Pasuruan.

   Sebagai pusat kegiatan pesisir di kawasan utara Kota Pasuruan.  Penigkatan pelayanan transportasi laut dengan biaya murah, cepat, dan mudah

   Sebagai salah satu bangkitan perekonomian bagi masyarakat Kota Pasuruan.

  2 Pengembangan Kawasan Pelabuhan

  1 PembangunaJalan Lingkar Utara

  

Tabel 10. 7 Rekomendasi Perbaikan KRP RTRW Kota Pasuruan Tahun 2011-2031

No.

   Perlu penyediaan jalur hijau dan pulau jalan untuk menambah kawasan RTH.  Penyediaan Studi kelayakan

   Pada pengembangan JLU dilakukan juga penanaman vegetasi pada sisi kiri dan kanan jalan untuk mengurangu polusi udara dan suara.

  (individu dan komunal) dan lubang biopori di permukiman kepadatan tinggi wilayah utara.  Penanaman vegetasi di sepanjang JLU untuk mereduksi polusi.

   Program intensifikasi untuk meningkatkan produktivitas tambak.  Pembebasan lahan dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku.  Pengadaan sumur resapan

   Berkurangnya lahan tambak kaerna dipegunakan untuk pembanguna JLU.  Menurunnya produktivitas tambak.  Berkurangnya daerah resapan air di wilayah utara.  Konflik dengan masyarakat terkait pembebasan lahan.  Polusi udara dan suara

   Meningkatkan aksesbilitas wilayah utara Kota Pasuruan khususnya dan kawasan regional umumnya  Meredukasi kemacetan di wilayah pusat kota.

   Banjir  Alih Fungsi Lahan  Global Warming  Peningkatan Aksesbilitas  Polusi  Pengembangan wilayah pertumbuhan ekonomidaerah/wilayah pesisir utara Kota Pasurun.

  AMDAL dalam proses pengembangannya.

  Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Pasuruan LAPORAN AKHIR

   Mempertahankan keberadaan RTH yang telah ada, sertapenambahan infrastruktur pendukung terminal sesuai dengan tipe terminal.

  Penanggulangan kawasan kumuh di bagian utara kota melalui :

   Peningkatan pelayanan persampahan di wilayah utara Kota.

   Pembangunan RUSUNAWA.  Rehabilitasi rumah tidak layak huni.  Penyediaan RTH taman di setiap kelompok taman.

   Penyehatan lingkungan  Pengembangan perumahan vertical.

   Upaya pemenuhan akan kebutuhan hunian layak bagi masyarakat golongan menengah ke bawah.

   Merupakan upaya penanggulangan keberadaan kawasan kumuh.

  5 Penataan Kawasan Kumuh

   Peningkatn kelembagaan terminal.

   Penyediaan lahan bagi RTH untuk kawasan resapan air.  Penyediaan fasilitas pendukung pengembangan terminal yang lengkap dan memadai.

   Peningkatan kelembagaan terminal.

   Jika pengembangan terminal tidak diimbangi dengan penyediaan infrastruktur dan fasilitas pendukung, dapat menyebabkan masalah baru seperti emanfaatan terminal yang tidak optimal.

  3 Revitalisasi Industri rumah tangga mebel

   Pengembangan kawasan Blandngan diharapkan dapat mengurangi kepadatan aktivitas masyarakat di pusat kota.

   Banjir  Alih Fungsi Lahan  Global Warming  polusi  Dengan pengembangan fasilitas akan meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat.

  4 Peningkatan Pelayanan Terminal Untung Suropati di Keluraha Blandongan menjadi terminal Tipe B.

   Penyediaan IPAL dilakukan pada masing-masing sentra industry secara kamunal.

   Pengembangan industry mebel disertai dengan penyediaan RTH dan system pengolahan limbah (IPAL) yang berfungsi untuk mereduksi pencemaran.

   Penyediaan instalasi limbah untuk industry yang menghasilkan limbah berbahaya.

   Menyediakan RTH untuk kawasan resapan air guna mendukung penyediaan RTH Kota.

   Terjadi polusi udara dan limbah industry.

   Pengembangan industry mebel jadi satu dengan dengan permukiman, mengakibatkan sedikit kesulitan dalam Pemetaannya.

   Mengurangi pengangguran dan memaksimalkan potensi SDM yang ada.

   Global Warming  Polusi  Meningkatkan perekonomian bagi masyarakat Kota Pasuruan, terutama pada kawasan yang mengembangkan industry ini.

   Pengembangan perumahan vertical.  Pengembangan RUSUNAWA.  Rehabilitasi rumah tidak layak huni.  Penyediaan RTH taman di

  Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Pasuruan LAPORAN AKHIR permukiman kumuh.

  7 Pengembangan wisata bahari terkolaborasi dengan wisata religi dan budaya

   Penyediaan studi kelayakan dan AMDAL dalam proses pengembangannya.

   Standarisasi ramah lingkungan untuk kendaraan paket wisata.

   Penyediaan TPS khusus bagi kawasan yang dikembangkan untuk kawasan wisata pesisir.

   Meningkatnya polusi kota  Harus ada perencanaan dan pelaksanaan peletarian kembali ekosistem pesisir untuk mengganti kawasan yang sudah dieksploitasi, terutama kawasan hutan bakau dan tambak.

   Pengembangan kawasan wisata juga dapat menimbulkan limbah dan sampah.

   Rusaknya ekosistem pesisir jika tidak dikendalikan dengan baik.

   Munculnya sektor informal yang tidak terkendali.

   Melestarikan wisata religi dan budaya.

   Mengembangkan wisata bahari sehingga mampu menjadi salah satu sumber perekonomian kota.

   Global Warming  polusi  Mengembangan pelestarian kawasan bakau di pesisir utara kota.

   Pembangunan pasar di Bugul Kidul yang dilengkapi dengan fasilitas TPS, saluran limbah, RTH, dan lahan parker off street yang memadai.

   Menjadikan rumah sehat/layak huni.

   Perlu adanya rekayasa lalulintas.  Penyediaan RTH di kawasan perdagangan.  Penyediaan lahan parker off street yang mampu menampung kendaraan pengguna pasar.

   Penyediaan TPS khusus bagi kawasan perdagangan.  Penyediaan saluran limbah perdagangan aga tidak mencemari lingkungan.

   Berkurangnya daerah resapan air.  Meningkatnya polusi di kawasan sekitar pasar.

   Adanya limbah pasar dan sampah.  Kemacetan pada ruas jalan yang dibangun pasar.

   Pemerataan/mengurangi kesenjangan agar timbul pertumbuhan ekonomi.

   Mengurangi tingkat pengangguran.

   Banjir  Alih Fungsi Lahan  Global Warming  polusi  Merupakan pusat pertumbuhan ekonomi baru di Kota Pasuruan

  6 Pembangunan Pasar di Kecamatan Bugul Kidul

   Normalisasi jaringan drainase tersier di wilayah utara kota.

   Peningkatan pelayanan persampahan di wilayah utara kota.

   Normalisasi den pengembangan jaringan drainase tersier di wilayah utara kota. setiap kelompok lingkungan.

   Penyediaan lahan bagi RTH untuk resapan air.  Standarisasi ramah lingkungan untuk kendaraan paket wisata.

  Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) LAPORAN AKHIR Kota Pasuruan

  karena bertambahnya jumlah wisatawan dan kendaraan.

  8 Penanggulangan Menanggulangi semua Membuat danau buatan, Penyediaan RTH lebih    Banjir dampak negatif banjir. waduk atau embung di beberapa diperluas hingga mencapai

   tempat termasuk di tengan kota standart kota yaitu 30%, Mitigasi bencana banjir. untuk menampung kelebihan air guna mengurangi bahaya hujan agar dapat dimanfaatkan banjir.

   saat musim kemarau.

  Meningkatkan kapasitas dan  Pembuatan sumur resapan kualitas saluran drainase supaya mempercepat aliran air. kota melalui beberapa

   langkah seperti yang telah Memanfaatkan situ-situ yang disebutkan dalam alternatif ada untuk mengembalikan mitigasi. keseimbangan air.

    Pembangunan dan

  Meningkatkan tanggul revitalisasi fasilitas plesengan penahan banjir. pengendalian banjir seperti

   Normalisasi sungai secara danau buatan, berkala. waduk/embung, sumur

   Membuat tanggul laut untuk resapan, situ, tanggul sungai, mencegah intrusi air laut maupun tanggul laut, boezem, dan gelombang pasang. pompa air.

   Embangun boezem untuk menampung air dari saluran drainase dari catchment area serta mengurangi dampak dan resiko banjir.

   Membangun pompa air, pos pantau banjir, dan bangunan penahan gelombang.

  Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Pasuruan LAPORAN AKHIR

10.1.2 AMDAL, UKL-UPL, dan SPPLH

  Pengelompokan atau kategorisasi proyek mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 tahun 2012 tentang jenis rencana usaha dan/atau kegiatan Wajib AMDAL dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 10 Tahun 2008 Tentang Penetapan Jenis Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Bidang Pekerjaan Umum yang Wajib Dilengkapi dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup, yaitu:

  1. Proyek wajib AMDAL

  2. Proyek tidak wajib AMDAL tapi wajib UKL-UPL

  3. Proyek tidak wajib UKL-UPL tapi SPPLH

  

Tabel 10. 8 Perbedaan Instrumen KLHS dan AMDAL

Deskripsi Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal)

  a) Rujukan Peraturan Perundangan

   UU 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

   Permen LH 09/2011 tentang Pedoman umum KLHS

   UU 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.  Permen PPU 10/PRT/M/2008 tentang jenis kegiatan bidang PU wajib UKL UPL.  Permen LH 5/2012 tentang jenis rencana usahadan/atau kegiatan Wajib AMDAL

  b) Pengertian Umum

   Rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program.

   Kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yangdiperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. Usaha dan/atau Kegiatan adalah segala bentuk aktivitas yang dapat menimbulkan perubahan terhadap rona lingkungan hidup serta menyebabkan

  Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Pasuruan LAPORAN AKHIR

  kebijakan, rencana, dan/atau program; dan  . rekomendasi perbaikan untuk pengambilan keputusan kebijakan, rencana, dan/atau program yang mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan.

  Bupati/Walikota sesuai kewenangannya dan dibantu oleh Tim Teknis.  Komisi penilai AMDAL menyampaikan rekomendasi berupa kelayakan atau ketidaklayakan lingkungan kepada Menteri, gubernur, dan bupati/walikota sesuaidengan kewenangannya.

   Menteri, gubernur, dan bupati/walikota berdasarkan rekomendasi komisi penilai AMDAL menerbitkan Keputusan Kelayakan atau Ketidaklayakan lingkungan

  f) Muatan Studi Lingkungan

   Isu Strategis terkait Pembangunan Berkelanjutan.  Kajian pengaruh rencana/program dengan isu-isu strategis terkait pembangunan berkelanjutan.

   Alternatif rekomendasi untuk rencana/program  Kerangka acuan;  Andal; dan  RKL-RPL.

  Kerangka acuan menjadi dasar penyusunan Andal dan RKL-RPL. Kerangka acuan wajib sesuai dengan rencana tata ruang wilayah dan/atau rencana tata ruang kawasan.

  g) Output  Dasar bagi kebijakan, rencana, dan/atau program pembangunan dalam suatu wilayah.

   Keputusan Menteri, gubernur dan bupati/walikota sesuai kewenangan tentang kelayakan atau ketidaklayakan lingkungan.

  h) Outcome  Rekomendasi KLHS digunakan sebagai alat untuk melakukan perbaikan kebijakan, rencana, dan/atau program pembangunan yang melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan.  segala usaha dan/atau kegiatan yang telah melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup sesuai hasil KLHS tidak diperbolehkan lagi.

   Dasar pertimbangan penetapan kelayakan atau ketidak layakan lingkungan  Jumlah dan jenis izin perlindungan hidup yang diwajibkan.  Persyaratan dan kewajiban pemrakarsa sesuai yang tercantum dalam RKL RPL. i) Pendanaan

   APBD Kabupaten/Kota  Kegiatan penyusunan AMDAL (KA, ANDAL, RKLRPL) didanai oleh pemrakarsa,  Kegiatan Komisi Penilai AMDAL, Tim Teknis dan sekretariat Penilai AMDAL dibebankan pada APBN/APBD,

  Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Pasuruan LAPORAN AKHIR

  g. Kedalaman  Luas dan tidak rinci sebagai landasan untuk mengarahkan visi dan kerangka umum

  A Persampahan:

  Tabel 10. 9 Penapisan Rencana Kegiatan Wajib AMDAL

No. Jenis Kegiatan Skala/Besaran

  Jenis Kegiatan Bidang Cipta Karya dan batasan kapasitasnya yang wajib dilengkapi dokumen AMDAL adalah sebagai berikut:

   Fokus pada agenda pembangunan berkelanjutan  Menangani gejala kerusakan lingkungan j. Institusi Penilai  Tidak diperlukan institusi yang berwenang memberikan penilaian dan persetujuan KLHS  Diperlukan institusi yang berwenang memberikan penilaian dan persetujuan AMDAL

   Proses dideskripsikan dengan jelas, mempunyai awal dan akhir i. Fokus pengendalian dampak

  h. Deskripsi proses  Proses multi pihak, tumpang tindih komponen, KRP merupakan proses iteratif dan kontinu

   Sempit, dalam dan rinci

  f. Alternatif  Banyak alternatif  Alternatif terbatas jumlahnya

  Lainnya:

   Mengendalikan dan meminimalkan dampak negative

  e. Titik berat telaahan  Memelihara keseimbangan alam, pembangunan berkelanjutan

   Amat terbatas

  d. Dampak kumulatif  Peringatan dini atas adanya dampak komulatif

   Identifikasi, prakiraan dan evaluasi dampak lingkungan

  c. Fokus analisis  Evaluasi implikasi lingkungan dan pembangunan berkelanjutan

  b. Pendekatan  Cenderung pro aktif  Cenderung bersifat reaktif

  a. Posisi

a. Pembangunan TPA Sampah Domestik dengan

  Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Pasuruan LAPORAN AKHIR

  ≥ 2 ha  Kapasitas ≥ 11 m3/hari

  a. Kota besar/metropolitan, panjang: ≥ 5 km

  permukiman

  ≥ 16.000 m3/hari C Pembangunan Saluran Drainase (Primer dan/atau sekunder) di

  ≥ 500 ha  Debit air limbah

  c. Pembangunan sistem perpipaan air limbah:  luas layanan, atau

  ≥ 3 ha  Kapasitas ≥ 2,4 ton/hari

  b. Pembangunan IPAL limbah domestik, termasuk fasilitas penunjangnya:  luas, atau

  a. Pembangunan IPLT, termasuk fasilitas penunjang:  luas, atau

  e. Pengolahan dengan insinerator:  Kapasitas semua kapasitas

  Air Limbah Domestik

  d. keperluan settlement transmigrasi ≥ 2.000 ha

  c. Kota sedang dan kecil, luas ≥ 100 ha

  b. Kota besar, luas ≥ 50 ha

  a. Kota metropolitan, luas ≥ 25 ha

  B Pembangunan Perumahan/Permukiman:

  g. Transportasi sampah dengan kereta api:  Kapasitas ≥ 500 ton/hari

  f. Composting Plant:  Kapasitas ≥ 500 ton/hari

  b. Kota sedang, panjang: ≥ 10 km

  • Luas kawasan, atau < 10 Ha  Kapasitas total < 10.000 ton
  • Luas landfill, atau < 5 Ha  Kapasitas total < 5.000 ton

a. Persampahan

  • Luas < 2 ha
  • Atau kapasitas < 11 m3/hari

b. Air Limbah

   Pembangunan jaringan distribusi: · luas layanan : 100 ha s.d. < 500 ha

   Pembangunan kolam retensi/polder di area/kawasan pemukiman

   Pembangunan saluran primer dan sekunder

  Permukaan Perkotaan

   Pembangunan sistem perpipaan air limbah (sewerage/off-site sanitation system) diperkotaan/permukiman

   Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah  Luas < 3 ha

  Domestik/Permuki man  Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) termasuk fasilitas penunjang

   Pembangunan Transfer Station  Kapasitas < 1.000 ton/hari  Pembangunan Instalasi/Pengolahan Sampah Terpadu  Kapasitas < 500 ton  Pembangunan Incenerator  Kapasitas < 500 ton/hari  Pembangunan Instansi Pembuatan Kompos  Kapasitas > 50 s.d. < 100 ton/ha

   TPA daerah pasang surut

   Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dengan sistem controlled landfill atau sanitary landfill termasuk instansi penunjang:

  Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Pasuruan LAPORAN AKHIR Tabel 10. 10 Penapisan Rencana Kegiatan Tidak Wajib AMDAL tapi Wajib UKL-UPL Sektor Teknis CK Kegiatan Dan Batasan Kapasitasnya

  • Atau bahan organik < 2,4 ton/hari
  • Luas < 500 ha
  • Atau debit air limbah < 16.000 m3/hari

c. Drainase

  • Panjang < 5 km
  • Luas kolam retensi/polder (1
    • – 5) ha

  

Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) LAPORAN

AKHIR Kota Pasuruan

   Pembangunan bangunan gedung di atas/bawah tanah: 1) Fungsi usaha meliputi bangunan gedung perkantoran, perdagangan, perindustrian, perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal dan bangunan gedung tempat penyimpanan: 5000 m2 s.d. 10.000 m2. 2) Fungsi keagamaan, meliputi bangunan masjid termasuk mushola, bangunan gereja termasuk kapel, bangunan pura, bangunan vihara, dan bangunan kelenteng : 5000 m2 s.d. 10.000 m2. 3)

  Fungsi sosial dan budaya, meliputi bangunan gedung pelayanan Pendidikan, pelayanan kesehatan, keudayaan, laboratorium, dan bangunangedung pelayanan umum : 5000 m2 s.d. 10.000 m2. 4)

  Fungsi khusus, seperti reaktor nuklir, instalasi pertahanan dan keamanan dan bangunan sejenis yang ditetapkan oleh menteri Semua bangunan yang tidak dipersyaratkan untuk Amdal maka wajib dilengkapi UKL dan UPL

   Pembangunan bangunan gedung di bawah tanah yang melintasi prasarana dan atau sarana umum: 1) Fungsi usaha meliputi bangunan gedung perkantoran, perdagangan, perindustrian, perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal dan bangunan gedung tempat penyimpanan: 5000 m2 s.d. 10.000 m2.

  2) Fungsi keagamaan, meliputi bangunan masjid termasuk mushola, bangunan gereja termasuk kapel, bangunan pura, bangunan vihara, dan bangunan kelenteng : 5000 m2 s.d. 10.000 m2. 3) Fungsi sosial dan budaya, meliputi bangunan gedung pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, keudayaan, laboratorium, dan bangunangedung pelayanan umum : 5000 m2 s.d. 10.000 m2. 4) Fungsi khusus, seperti reaktor nuklir, instalasi pertahanan dan keamanan dan bangunan sejenis yang ditetapkan oleh menteri

  Semua bangunan yang tidak dipersyaratkan untuk Amdal maka wajib dilengkapi UKL dan UPL.  Pembangunan bangunan gedung di bawah atau di atas air: 1)

  Fungsi usaha meliputi bangunan gedung perkantoran, perdagangan, perindustrian, perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal dan bangunan gedung tempat penyimpanan: 5000 m2 s.d. 10.000 m2. 2) Fungsi keagamaan, meliputi bangunan masjid termasuk mushola, bangunan gereja termasuk kapel, bangunan pura, bangunan vihara, dan bangunan kelenteng : 5000 m2 s.d. 10.000 m2. 3) Fungsi sosial dan budaya, meliputi bangunan gedung pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, kebudayaan, laboratorium, dan bangunangedung pelayanan umum : 5000 m2 s.d. 10.000 m2.

  Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) LAPORAN AKHIR Kota Pasuruan

  • Luas kawasan: < 10 ha

   Penanganan kawasan kumuh di perkotaan dengan pendekatan pemenuhan kebutuhan dasar (basic need) pelayanan infrastruktur, tanpa pemindahan penduduk;

  • Luas kawasan: < 10 ha

   Pembangunan kawasan tertinggal, terpencil, kawasan perbatasan, dan pulau-pulau kecil;

  g. Peningkatan Kualitas

  • Luas kawasan: < 10 ha Permukiman  Pengembangan kawasan perdesaan untuk meningkatkan ekonomi lokal (penanganan kawasan agropolitan, kawasan terpilih pusat pertumbuhan desa KTP2D, desa pusat pertumbuhan DPP).
  • Luas kawasan: < 10 ha

   Penanganan menyeluruh terhadap kawasan kumuh berat di perkotaan metropolitan yang dilakukan dengan pendekatan peremajaan kota

  h. Penanganan Kawasan (urban renewal), disertai dengan pemindahan

  Kumuh penduduk, dan dapat dikombinasikan dengan Perkotaan penyediaan bangunan rumah susun

  • Luas kawasan: < 5 ha Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 10 Tahun 2008

  Tabel 10. 11 hecklist Kebutuhan Analisis Perlindungan Lingkungan pada Program Cipta Karya

No. Komponen Kegiatan Lokasi Amdal UKL/UPL SPPLH

1 Pengembangan Permukiman

  Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) LAPORAN AKHIR Kota Pasuruan

4 Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

10.2 Aspek Sosial

  Aspek sosial terkait dengan pengaruh pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya kepada masyarakat pada taraf perencanaan, pembangunan, maupun pasca pembangunan/pengelolaan. Pada taraf perencanaan, pembangunan infrastruktur permukiman seharusnya menyentuh aspek-aspek sosial yang terkait dan sesuai dengan isu-isu yang marak saat ini, seperti pengentasan kemiskinan serta pengarusutamaan gender. Sedangkan pada saat pembangunan kemungkinan masyarakat terkena dampak sehingga diperlukan proses konsultasi, pemindahan penduduk dan pemberian kompensasi, maupun permukiman kembali. Kemudian pada pasca pembangunan atau pengelolaan perlu diidentifikasi apakah keberadaan infrastruktur bidang Cipta Karya tersebut membawa manfaat atau peningkatan taraf hidup bagi kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitarnya. Dasar peraturan perundang- undangan yang menyatakan perlunya memperhatikan aspek sosial adalah sebagai berikut

1) UU No. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional:

  Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) LAPORAN AKHIR Kota Pasuruan 3) Peraturan Presiden No. 5/2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014:

  • Perbaikan kesejahteraan rakyat dapat diwujudkan melalui sejumlah program pembangunan untuk penanggulangan kemiskinan dan penciptaan kesempatan kerja, termasuk peningkatan program di bidang pendidikan, kesehatan, dan percepatan pembangunan infrastruktur dasar.
  • Untuk mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender, peningkatan akses dan partisipasi perempuan dalam pembangunan harus dilanjutkan.

  

4) Peraturan Presiden No. 15/2010 tentang Percepatan penanggulangan Kemiskinan

  • Pasal 1: Program penanggulangan kemiskinan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dunia usaha, serta masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui bantuan sosial, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan kecil, serta program lain dalam rangka meningkatkan kegiatan ekonomi.

  5) Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional

  • Menginstruksikan kepada Menteri untuk melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional yang berperspektif gender sesuai dengan bidang tugas dan fungsi, serta kewenangan masing- masing.

  Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Pasuruan LAPORAN AKHIR

  berperspektif gender, khususnya untuk bidang Cipta Karya

2) Pemerintah Provinsi

  a. Menjamin tersedianya tanah untuk kepentingan umum yang bersifat regional ataupun bersifat lintas kabupaten/kota.

  b. Menjamin tersedianya pendanaan untuk kepentingan umum yang bersifat regional c. ataupun bersifat lintas kabupaten/kota.

  d. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui bantuan sosial, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan usaha mikro dan kecil, serta program lain dalam rangka meningkatkan kegiatan ekonomi di tingkat provinsi.

  e. Melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan di tingkat provinsi berperspektif gender, khususnya untuk bidang Cipta Karya.

3) Pemerintah Kabupaten/Kota: a. Menjamin tersedianya tanah untuk kepentingan umum di kabupaten/kota.

b. Menjamin tersedianya pendanaan untuk kepentingan umum di kabupaten/kota.

  c. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui bantuan sosial, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan usaha mikro dan kecil, serta program lain dalam rangka peningkatan ekonomi di tingkat kabupaten/kota.

  d. Melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan di tingkat kabupaten/kota berperspektif gender, khususnya untuk bidang Cipta Karya.

  Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) LAPORAN AKHIR Kota Pasuruan

  Menurut standar BPS terdapat 14 kriteria yang dipergunakan untuk menentukan keluarga/rumah tangga dikategorikan miskin, yaitu:

  1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m2 per orang.

  2. Jenis lantai tempat tinggal terbuat dari tanah/bambu/kayu murahan.

  3. Jenis dinding tempat tinggal dari bambu/rumbia/kayu berkualitas rendah/tembok tanpa diplester.

  4. Tidak memiliki fasilitas buang air besar/bersama-sama dengan rumah tangga lain.

  5. Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik.

  6. Sumber air minum berasal dari sumur/mata air tidak terlindung/sungai/air hujan.

  7. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar/arang/minyak tanah.

  8. Hanya mengkonsumsi daging/susu/ayam satu kali dalam seminggu.

  9. Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun.

  10. Hanya sanggup makan sebanyak satu/dua kali dalam sehari.

  11. Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmas/poliklinik.

  12. Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah: petani dengan luas lahan 500 m2, buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan dan atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan dibawah Rp. 600.000,- per bulan.

  13. Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga: tidak sekolah/tidak tamat SD/hanya SD.

  14. Tidak memiliki tabungan / barang yang mudah dijual dengan minimal Rp. 500.000,- seperti sepeda motor kredit / non kredit, emas, ternak, kapal motor, atau barang modal lainnya. Jika minimal 9 variabel terpenuhi maka suatu rumah tangga dikategorikan sebagai rumah tangga

  Penyusunan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) LAPORAN AKHIR Kota Pasuruan

10.2.2 Aspek Sosial Pada Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya

  Pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya secara lokasi, besaran kegiatan, dan durasi berdampak terhadap masyarakat. Untuk meminimalisir terjadinya konflik dengan masyarakat penerima dampak maka perlu dilakukan beberapa langkah antisipasi, seperti konsultasi, pengadaan lahan dan pemberian kompensasi untuk tanah dan bangunan, serta permukiman kembali.

  1) Konsultasi masyarakat.

  Konsultasi masyarakat diperlukan untuk memberikan informasi kepada masyarakat, terutama kelompok masyarakat yang mungkin terkena dampak akibat pembangunan bidang Cipta Karya di wilayahnya. Hal ini sangat penting untuk menampung aspirasi mereka berupa pendapat, usulan sert a saran-saran untuk bahan pertimbangan dalam proses perencanaan. Konsultasi masyarakat perlu dilakukan pada saat persiapan program bidang Cipta Karya, persiapan AMDAL dan pembebasan lahan.

  2) Pengadaan lahan dan pemberian kompensasi untuk tanah dan bangunan.

  Kegiatan pengadaan tanah dan kewajiban pemberian kompensasi atas tanah dan bangunan terjadi jika kegiatan pembangunan bidang cipta karya berlokasi di atas tanah yang bukan milik pemerintah atau telah ditempati oleh swasta/masyarakat selama lebih dari satu tahun. Prinsip utama pengadaan tanah adalah bahwa semua langkah yang diambil harus dilakukan untuk meningkatkan, atau memperbaiki, pendapatan dan standar kehidupan warga yang terkena dampak akibat kegiatan pengadaan tanah ini.

  3) Permukiman kembali penduduk (resettlement).