STRATEGI PENDIDIKAN TAUHID SAYYID QUTHB DALAM TAFSIRFIZHILALIL QUR’AN
STRATEGI PENDIDIKAN TAUHID SAYYID QUTHB DALAM TAFSIR
FIZHILALIL QUR’AN SKRIPSI Dlsusun Guna Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Dalam Ilmu Tarbiyah \ ER G *£ NIM : 111 05 036 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2 0 0 9
D E K L A R A S I
BismillahirrahmanirraimDengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi mated yang pemah ditulis oleh orang lain atau pemah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Apabila di kemudian hari temyata terdapat mated atau pikran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqasah skripsi.
Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, September 2009 Penulis
HERU MULYANTO N IM : 111 05 036
D r. H . M u h . S a e r o z i, M .A g D osen STA IN Salatiga N O T A P E M B IM B IN G
Lamp : 3 Eksemplar Hal : Naskah skripsi Sdr. Heru Mulyanto Kepada Yth.
Ketua STAIN Salatiga di SALATIGA
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudara : Nama : Heru Mulyanto NIM : 11105 036 Program Studi: Pendidikan Agama Islam ( P A I)
Judul : STRATEGI PENDIDIKAN TAUHID SAYYID QUTHUB DALAM TAFSIR FI ZHILALIL QUR'AN
Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian.
W assalam u 'alaiku m Wr. W b
Salatiga, 28 Agustus 2009 Pembimbing
Dr. H. M uh. S a e r o zi. M .A g
NIP. 19660215 199103 1 001
DEPARTEMEN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
JLTentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721 Website : E-mail: administrasi @stainsalatiga.ac.id
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi saudara HERU M ULYANTO dengan Nomor Induk Mahasiswa 111 05 036 yang berjudul “ STR A TEG I P E N D ID IK A N TAUH ID SA Y Y ID
Q U TH B D A L AM T A FSIR F I Z H IL A L IL Q U R ’A N telah dimunaqosahkan
dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada tanggal 12 September 2009 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I).
Salatiga, 12 September 2009 M
22 Ramadhan 1430 H Dewan Penguji
NIP. 19710309 200003 1001 NIP. 19741230 200212 1 002 Pembimbing
Dr. H. M tih. S a e r o z i. M .A g
NIP. 19660215 199103 1 001
MOTTO
S ek aran g A tau tid a k Sam a S e k a li
Aku ad alah seg a la n y a , ta p i d ib alik seg a la n y a
m a sih ada Dia p e m iiik seg a la n y a
M elak u k an s e s u a tu h a l y an g k ita an g g ap b e n a r
b u k a n b e ra rti k e b e n a ra n itu m en jad i h u k u m
p e m b e n a r bagi o ran g lain. K arena k e b e n a ra n itu
a d a la h s e s u a tu y an g k ita y akini d a n k ita la k u k a n
sen d iri, b u k a n u n tu k di k ek alk an .
K e sa tu a n a n ta r a dzikir fikir d a n am al sh a le h
m en jad i c e rm in a n seseo ran g u n tu k m em b erik an
ta n d a p a d a d irin y a sendiri
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada: 1. Bapak dan Ibu yang selalu menyayangi dan kusayangi.
Beliau berdua yang telah mengorbankan banyak hal untuk kebutuhan hidupku. Baik perasaan maupun materi. Sampai berakhimya masa study Strataku. Tidak pemah menghaangiku untuk menemukan hal barn yaitu melakukan proses pencarian pengetahuan di luar study sampai mereka kehiiangan jejak prosesku. Namun akan bertemu pada rasa kasih sayang dan perhatian sampai kapanpun.
2. Kakakku Tri Puji Rahayu dan adikku Dhanik Andri Astuti dan kedua jagoan mungilnya: Zulfa dan Zaky.
3. Keluarga besar dan alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Komisariat Joko Tingkir, Cabang Kota Salatiga dan Koordinator Cabang Jawa
Tengah yang selalu menemani proses berpengetahuan dan berelasi untuk memaknai kenyataan.
4. Lembaga intra kampus; Racana Nagasandhi, Mapala Mitapasa, dan LDK Darul Amal yang pemah kusinggahi untuk menyalurkan kehausan minat berorganisasi
5. Sahabat-sahabati setiaku yang tanpa kuperhatikan tetap saja memberikan apa yang dimiliki
6. Semua orang yang pemah aku sakiti dan aku repoti perasaan, tenaga, dan pikiran dalam hal apapun baik disengaja maupun tidak.
7. Khusus teruntuk istriku tercinta RAFID DARAJATI yang berani membuat keputusan untuk beijuang bersamaku dalam kehidupan ini. Yang memberiku kebahagiaan dengan ketulusan dan kasih sayangnya.
8. Untuk buah hatiku Najwa Syaakira Balqis yang menjadi penyemangat hidupku.
KATA PENGANTAR
Assalamu'alaikum wr. wb Dengan mengucapkan rasa syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan kenikmatan yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul "STRATEG1 PENDIDIKAN SAYY1D QUTHB DALAM TAFSIR FIZHILALIL QUR’AN".
Mengingat kemampuan penulis masih belum sempuma, maka di dalam penyusunan skripsi ini mungkin akan ditemui banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis dengan rendah hati dan tangan terbuka menerima masukan dan saran- saran yang bersifat membangun demi kesempumaan skripsi ini.
Adapun yang menjadi tujuan penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam dalam Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.
Selama penulisan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, maka bersamaan dengan selesainya skripsi ini perkenankanlah penulis menghanturkan rasa terima kasih terutama kepada yang terhormat:
1. Drs. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga.
2. Dr. H. M. Saerozi, M.Ag, selaku Pembantu Ketua Bidang Akademik
3. Drs. Fathurrahman. M.Pd selaku ketua program studi Pendidikan Agama Islam.
4. Dr. H. M. Saerozi, M.Ag, selaku dosen pembimbing dalam penulisan skripsi ini yang telah memberikan bimbingan dengan penuh perhatian dan kesabaran.
5. Bapak dan Ibu Dosen yang dengan tulus mendidik dan memberikan jasanya dalam menuntut ilmu di STAIN Salatiga.
6. Bapak, Ibu dan istri terkasih yang selalu mendoakanku
7. Sahabat-Sahabatku tersayang yang selalu menjadi inspirator dalam setiap langkahku
8. Kakak dan adikku tercinta 9. Keluarga besar %S(P yang telah membantu menyelesaikan tulisan skripsi saya.
Akhimya penulis hanya dapat berdoa kepada Allah SWT, semoga semua amal baik dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis senantiasa mendapat balasan yang berlipat ganda dan selalu mendapatkan hidayah serta ridho dari-Nya. Amin.
Wassalamu'alaikum wr. wb Salatiga, September 2009
Penulis Heru Mulvanto
NIM : 111 05 036
DAFTAR ISI
KALAMAIV JUDUL .....................................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21 ini, umat Islam belum beranjak dari tidur
panjangnya. Umat Islam masih menjadi obyek tidak berdaya dari kekuatan global kapitalisme. Umat yang banyak tetapi tidak begitu bermakna dalam dinamika perubahan dunia karena peran sejarah mereka yang kurang diperhitungkan. Sebuah ironi memilukan yang teijadi sejak empat abad silam. Setelah kekuasaan Turki Usmani runtuh pada abad ke-17, Islam dan umatnya benar-benar terpuruk secara sosial, politik, dan militer.
Kelumpuhan secara intelektual telah menyebabkan mereka selama waktu yang panjang menjadi tawanan sejarah. Mereka teijajah, hanya satu dua negara muslim saja yang bebas dari penjajahan, itu pun kondisinya sangat terbelakang.1
Kini umat Islam identik dengan kebodohan, kemunduran, keterbelakangan, dan kemiskinan. Kondisi obyektif tidak memungkiri pendapat ini. Mayoritas negara-negara berkembang yang berpenduduk Islam adalah negara-negara miskin dan terbelakang dengan tingkat kesejahteraan dan income per kapita yang di bawah standar. Belum lagi sebagian besar mereka masih dikuasai oleh penguasa-penguasa otoriter setelah *
2
terbentuknya negara-negara bangsa (nation state). Lembaga-lembaga intemasional yang diharapkan menjadi wadah kekuatan negara-negara Islam sepsrti Organisasi Konferensi Islam (OKI) masih terlalu lemah untuk menunjukkan taringnya di hadapan dunia Barat. Persaudaraan intern umat menjadi hancur oleh berbagai kepentingan sempit dan permusuhan.
Selain itu, Islam bahkan menjadi ikon dari kekerasan dan terorisme. Fenomena runtuhnya gedung kembar WTC dan penyerangan Amerika ke Afganistan menggambarkan stigma ini. Sayangnya, stigma ini terlanjur diamini oleh banyak kalangan, termasuk dunia Islam sendiri. Dengan demikian, lengkaplah penderitaan sebuah umat yang dilahirkan Muhammad berabad-abad silam.
Dalam kondisi inilah, kemudian banyak kalangan gerakan dan intelektual Islam yang mencoba membangun kembali semangat yang pemah hilang. Semangat dan cita-cita untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam. Semangat ini coba digali lagi dari kekuatan tauhid. Doktrin tauhid yang menjadi ruh kekuatan Islam tidak pemah hilang dari perjalanan sejarah, walaupun aktualisasinya dalam dimensi kehidupan tidak selalu menjadi kenyataan. Dengan kata lain, kepercayaan kepada ke-Esa-an Allah belum tentu terkait dengan perilaku umat dalam kiprah kesejarahannya. Padahal, pada zaman Rasulullah (610 - 632 M) tauhid menjadi senjata yang hebat dalam menancapkan pilar-pilar kesejarahan Islam.2
2 Jaih Mubarok, Sejarah Dan Perkembangan Hukum Islam, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2003, him. 19
3
Pendidikan tauhid harus diberikan mendahului pendidikan disiplin ilmu yang lain. Bahkan, pendidikan tauhid seharusnya mendasari pendidikan ilmu pasti, ilmu sosial dan politik, sains dan teknologi, ilmu ekonomi, biologi, olahraga, dan sebagainya. Pendidikan adalah proses sosialisasi menuju kedewasaan intelektual, sosial, dan moral sesuai kemampuan dan martabat manusia.3
Para peiaku pendidikan semestinya juga bisa menjadikan pendidikan tauhid sebagai dasar untuk menjalankan setiap ragam kurikulum pendidikan.
Pendidikan tauhid, haruslah menyentuh unsur kognisi (pengetahuan) anak didik untuk mempercayai tentang kesempumaan dan keesaan Allah SWT.
Selain itu, pendidikan tauhid juga seharusnya menyentuh aspek afeksi (sikap), sehingga setiap anak didik bisa melakukan pengabdian kepada Allah SWT.4 Pendidikan tauhid seharusnya juga menyentuh unsur keterampilan.
Keterampilan berbasis tauhid menuntun seorang anak didik menjadi bisa berterima kasih kepada orang tuanya, senang melakukan kebaikan, raj in, serta disipiin mendirikan shalat, dan sebagainya. Singkatnya, keterampilan tersebut akan mengarahkan anak didik untuk menjalankan segala kebaikan dan menjauhi segala keburukan. Agar pendidikan tauhid itu beijalan efektif dan tidak menyimpang, sebaiknya dilakukan dengan metode yang benar lagi tepat.
3 Achmadi, Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan, Aditya Media, Yogyakarta,
1992, him. 554 Mujamil Qomar, Epislemologi Pendidikan Islam, Erlangga, Jakarta, 2005, him. 249
6
B. Fokus Penelitiaan
Fokus p enelitian ini adalah tentang strategi pendidikan Tauhid dalam
Tafsir F i Zhilalil Q ur’an,
yaitu strategi Sayyid Quthb membuat masyarakat muslim sadar bahwa Tauhid adalah fondasi bagi kehidupan umat manusia terutama dalam bidang pendidikan.
C. Rumusan Masalah
Berdasar dari latar belakang di atas, maka dapat di ambil beberapa pokok permasalahan yang perlu dikaji lebih lanjut, antara lain :
1. Bagaimana biografi intelektual dan sosio-kultur Sayyid Quthb ?
2. Bagaimana konsep strategi pendidikan tauhid Sayyid Quthb dalam tafsir
F i Zhilalil Qur ’an ?
3. Bagaimana relevansi konsep strategi pendidikan tauhid tersebut dalam pendidikan Islam ?
D. Tujuan
Dengan mengungkapkan uraian diatas, maka tujuan penulisan skripsi ini a d alah :
1. Mengetahui sosok Sayyid Quthb, mulai dari biografi Intelektual sampai latar belakang sosio-kultumya.
2. Menegetahui konsep strategi pendidikan tauhid Sayyid Quthb dalam tafsir F i Zhilalil Qur 'an.
3. Mengetahui implementasi konsep strategi pendidikan tauhid dalam pendidikan Islam
7 £ . Manfaat Peneiitian
Adapu n manfaat yang akan dicapai dari peneiitian ini adalah memberikan sumbangan informasi dan dapat memperkaya cakrawala tentang pemikiran konsep strategi pendidikan tauhid yang relevan demgan derap zaman.
F. Telaah Pustaka
Penulis belum menemukan tulisan yang secara khusus membahas dan mengupas secara komperhensip tentang strategi pendidikan Tauhid menurut Sayyid Quthb. Sejauh yang penulis ketahui, kajian tentang pemikiran Sayyid
Quthb sendiri telah di diangkat sebagai disertasi oleh M. Chirzin12 1 tetapi
3 dengan sudut pandang yang lain.
Hal yang perlu dicatat adalah, peneiitian tentang pemikiran Sayyid Quthb yang di paparkan di sini merupakan peneiitian yang hanya difokuskan pada “Konsep strategi pendidikan tauhid Sayyid Quthb Dalam Tafsir Fi
Zhilalil Q u r’an
G. Metode Peneiitian
1. Jenis Peneiitian Jenis peneiitian ini adalah Library Reseach, yaitu peneiitian yang dilakukan dengan menggunakan sumber-sumber literatur perpustakaan.
8
Oby ek penelitian digali lewat beragam informasi kepustakaan (buku, ensiklopedi, jumal ilmiah, koran, majalah dan dokumen).13
2. Sumber Data Sumber-sumber yang di pergunakan penulis dalam penelitian ini tidak langsung memakai tulisan asli Sayyid Quthb dengan menggunakan bahasa asli, tetapi mengunakan data berbahasa Indonesia yang diperoleh dari teijemahan pemikiran Sayyid Quthb.
Adapun sampel ayat yang digunakan penulis adalah Al Baqarah
ayat 255, sural Ali Imran ayat 6 dan 26, sural A l An 'am ayat 18, 56, 161, 163, 164 dan 165, surat Yunus ayat 32, 104-105, surat An Nahl ayat 51, surat Taha ayat 28, surat AN-Naml ayat 26, surat Ar-Rum ayat 30, surat
Az Zumar ayat 14, surat Ass-Sahffat ayat 4, Az-Zukhruf ayat 82
dan 84,
At-Taqabun ayat 13, surat Al Kafirun ayat 1-6, dan A l Ikhlas ayat 1-4.
Penulis juga mengambil sumber tulisan penunjang yang temanya sama dengan tema yang penulis angkat. Adapun sumber tersebut adalah : a) Sayyid Quthb, Fikih Pergerakan Sayyid Quthb, Aku Wariskan Untuk
Kalian !.u
b) K. Salim Bahnasawi, Butir-Butir Pemikiran Sayyid Quthb .’5 1
3
1
4
1
5
13 Mestika Zed, Meiodologi Penelitian Kepustakaan, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2004, him. 86
14 Uswah. Yogyakarta, 2008.
15 Gema Insani, Jakarta, 2003.
9
3. M etode Analisis Data Dalam menganalisis data, penulis mengunakan analisis isi, Content
Analysis,
yaitu analis terhadap makna yang terkandung dalam gagasan Sayyid Quthb, termasuk bagimana ide gagasan itu muncul, dan apa yang melatar belakangi ide itu dimunculkan. Analisis ini juga bertumpu pada metode analisis Deskriptif, yaitu dengan cara menguraikan masalah yang sedang di bahas secara teratur mengenai seluruh konsepsi pandangan tokoh yang bersangkutan.16 1
7 Metode ini digunakan sebagai pendekatan untuk menguraikan dan melukiskan pandangan tokoh tersebut dan untuk menjelaskan suatu fakta (pandangan), yaitu benar atau salah, Analisis ini bertolak pada Hermenuetika, yaitu bagaimana mecari penjelasan, arti, makna teks (nash) dalam rangka memahami jalan pikiran pengarang atau 1 7 sesuatu yang disebut dalam teks.
H. Sistematika Penulisan Skripsi
Untuk memudahkan pembahasan dan penelaahan yang jelas dalam membaca skrpsi ini, maka di susunlah sistematika penulisan skripsi ini secara garis besar sebagai b erik u t: BAB I : Bab ini merupakan bab pembuka, atau bab pendahuluan.
Meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian, telaah pustaka, fokus
10
penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi.
BAB n : r>alam bab ini membahas tentang riwayat hidup Sayyid
Quthb, yang meliputi biografi Sayyid Quthb, setting sosio- kultural, pendidikan Sayyid Quthb dan karir akademik, karya-karya tulisan sehingga memunculkan pendidikan Tauhid.
BAB QI : Bab tiga ini membahas pengertian Strategi Pendidikan,
Tauhid dan ayat-ayat A1 Qur’an tentang Strategi pendidikan tauhid dalam Tafsir Fi Zhilal Qur ’an.
:
Pada bab ini membahas bagaimana imnlementasi
BAB IV swmikiran Sayyid Quthb dalam strategi pendidikan tauhid, mtuk mengantisipasi budaya jahiliah modem yang ada dalam masyarakat, guna mewujudkan masyarakat yang tseal menurut Islam
: Bab ini merupakan bab terakhir, yang terdiri dari BABY tssimpulan, saran-saran dan penutup
11 BAB n
BIOGRAFI SAYID QUTHB
DAN LATAR BELAKANG SOSIO-KULTURAL
PEMIKIRANNYA
A. Biografi
Sayyid Quthb (1906-1966) lahir di Musha,Asyut, M esir. Putra Ibrahim Husain Sadhili. Bentuk tubuhnya kecil, kulitnya hitam, dan bicaranya lembut.
Oleh teman-teman sezamannya ia dikenal sangat sensitif, serius, dan mengutamakan persoalan, tanpa rasa humor. Kesuraman dan kerumitan yang dihadapinya, menjadi faktor yang membuatnya lebih peka terhadap apa yang dialaminya. Ia seorang tokoh yang mempunyai bakat-bakat intuitif. Ia di nilai oleh Charles Tripp sebagai salah seorang penulis kontemporer yang terns terang, apresiasi alqurannya estetis, ramah dengan masyarakat seputamya di mesir, serta mempunyai pengalaman langsung atas kerusakan selama dua tahun tinggal di amerika serikat.1
Sayyid Quthb hidup di Mesir ketika perbedaan pikiran dan debat di lingkungan kerajaan tunduk kepada pemikiran Nasserisme. Ia menyaksikan pergantian gerakan untuk bebas dari kendali Inggris, juga debat dan konflik di kalangan orang Mesir mengenai masa depan negeri mereka sendiri. Pada 1
12
s ekitar tahun 1930 dan 1940, ia terlibat dalam debat mengenai upaya perbaikan kondisi masyarakat Mesir. Fokus diskusinya banyak berada di seputar pertanyaan : apa yang sebenamya perlu di ubah untuk mewujudkan perbaikan yang diperlukan? Charles Tripp mengidentifikasikan Quthb sebagai seorang moralis dalam memasuki debat tersebut. Ia mencela kemorosotan moral orang-orang di seputar dirinya dan berusaha memahami penyebab kemerosotan tersebut, serta mendesak agar lebih menyadari norma akhiak yang dikaitkan dengan kehidupan yang baik.2
Pada saat yang sama ia terpengaruh kecenderungan umum untuk mengkaji ulang tema-tema Islam yang pada waktu itu mcrupakan tema-tema di kalangan terpelajar Mesir. Kajiannya atas tamsil yang digunakan dalam Al- Qur’an inenunjukan suatu upaya untuk kembali kepada warisan Islam secara eksplisit. Pada masa tersebut moralisasi Sayyid Quthb berdasar pada akhiak Islam, pada periode 1960-an, ia mengembangkan gagasan tentang perlunya revolusi total. Seperti di nyatakan Sagiv, Sayyid Quthb memulai kariemya sebagai seorang pengarang dan dan jumalis sekuler. Selama 1940-an ia mulai berubah arah dan menulis sejumlah buku tentang penafsiran Al-Qur’an. ’
Pada tahun 1929, ia menempuh kuliah di Dar Al-Ulum dan memperoleh gelar sarjana muda pendidikan pada tahun 1933, lalu bekerja sebagai pengawas sekolah pada Departemen Pendidikan. Sayyid Quthb banyak dipengaruhi pemikiran Abbas Mahmud Al-Aqqad yang cenderung *
1
2 Ibid., him. 156 11bid., him. 30
13
pada pendekatan Barat. Ia sangat berminat pada sastra Inggris dan segala sesuatu yang dapat diperolehnya dalam bentuk terjemahan.4
Pada tahun 1949 ia mendapat tugas belajar ke Amerika Serikat untuk memperdalam pengetahuanya di bidang pendidikan selama 2 tahun, yakni di Wilson’s Teacher’s College di Washington, Grelly College di Colorado dan
Stanford University di California. Di sana ia menyaksikan dukungan yang begitu luas pers Amerika untuk Israel. Ini menimbulkan kepahitan pada Sayyid Quthb dan tidak dapat disembunyikan untuk selama-lamanya. Selain mengunjungi beberapa kota besar di Amerika Serikat, ia sempat pula berkunjung ke Inggris, Swiss dan Italia. Pengalaman di Amerika serikat memperluas wawasan pemikirannya mengenai problema-problema sosial kemasyarakatan yang di timbulkan oleh paham materialisme yang gersang dari roh ketuhanan. Quthb semakin yakin bahwa hanya Islam yang sanggup menyelamatkan manusia dari paham materialisme, sehingga terlepas dari cengkeraman materi yang tak pemah terpuaskan.5
Sayyid Quthb kembali dari Amerika Serikat saat berkembang krisis politik di Mesir yang kemudian menyebabkan terjadinya kudeta militer pada Juli 1952. Sayyid Quthb menjadi sangat anti AS dan anti Barat. Ia menjadi salah seorang pendukung pemberontakan Nasser, tetapi akhimya berbalik menentangnya ketika Nasser mulai menyiksa orang-orang ikhwan. Di bawah pengaruh karya-karya pemikir Islam dari pakistan, Al-Maududi, Sayyid Quthb menjadi lebih ekstrem, sampai pada tingkat mengutuk masyarakat secara
4 Ibid., him. 31
5 Saiful Amin Ghofur, Profit Para Mufasir Al-Qur ’an. Pustaka Insan Madani, Yogyakarta, 2008, him. 182
14
k eseluruhan dengan menyebutnya Jahiliah Jadidah atau jahiliah modem. Ia secara terbuka dan jujur menyerukan perlunya perubahan radikal dalam kehidupan Islam. Intisari pemikirannya tercermin dalam bukunya M a’alim
fith-Thariq
yang kemudian tak ubahnya sumpah setia bagi sejumlah organisasi Islam militan.6
Pada tahun 1953, Sayyid Quthb mulai bergabung dengan Jama’ah Al- Ikhwan Al-Muslimun, sampai tahun wafatnya di tiang gantungan tahun 1966.
Rentang masa itu sangat penting baginya karena itu ia pemah mengatakan bahwa tahun 1951 adalah tahun kelahirannya. Sayyid Quthb bergabung bersama Al-Ikhwan Al-Muslmun, dua tahun selah wafatnya Imam Hassan al- Banna yang merupakan pendiri Al-Ikhwan pada tahun 1949. Mereka tidak pemah bertemu muka, meski dilahirkan di tahun yang sama 1906, dan dididik di tempat yang sama, di Darul Ulum.7
Pada 13 Januari 1954, Revolusi Mesir melarang Al-Ikhwan Al- Muslimun. Para pimpinannya ditangkap karena dituduh sedang kudeta. Tanpa bukti yang jelas, tujuh orang pimpinan tertinggi Al-Ikhwan dijatuhi hukuman mati, termasuk Hasan Hudhaibi, Abdul Qadir Audah dan Syeikh Muhammad Farghali, ketua sukarelawan Mujahidin Ikhwan al-Muslimin di dalam Perang
Suez 1948. Tetapi hukuman terhadap Hasan Hudhaibi dirubah menjadi penjara seumur hidup dan Sayyid Quthb dihukum penjara lima belas tahun dengan kerja berat.8
6 Ibid., him. 33
7 K. Salim Bahsanawi, Butir-Butir Pemikiran Sayyid Quthb Menuju Pembaruan Gerakan Islam, Gema Insani, Jakarta, 2003, him. 18-19
8 Ibid., him. 36
15
Pada tahu n 1964, Sayyid Quthb telah dibebaskan atas permintaan pribadi Abdul Salam Arif, Presiden Iraq. Tapi Pemerintahan Revolusi Mesir belum menerima pembebasan tersebut. Setelah Presiden Abdul Salam A rif meninggal dalam satu musibah pesawat udara, Quthb ditangkap lagi pada tahun berikutnya. Alasannya adalah karena Quthb dituduh kembali merancang kudeta. Selain itu, Mahkamah Revolusi merujuk pada buku-buku Sayyid Quthb terutama Maalim Fi At Thariiq, yang mendasari pemyataan seruan revolusi terhadap seluruh kedaulatan yang tidak berdasarkan Syari’at Allah.9
Pagi hari Senin, 29 Agustus 1966, Sayyid Quthb digantung bersama- sama sahabat sepeijuangannya, Muhamad Yusuf Hawwash dan Abdul Fatah Ismail. Sejak saat itu Sayyid Quthb dikenal sebagai syuhada bagi kebangkitan Islam.10
B. Setting Sosio-Kultnral Pemikirannya
Sejak zaman kuno, 4.000 tahun SM, Mesir telah mempunyai peradaban yang tinggi, sehingga dengan potensi geografis dan budayanya, ketika masuk ke dalam wilayah Islam, Mesir segera menjadi daerah yang mempunyai peranan penting dalam sejarah perkembangan Islam, baik pada zaman pra modem maupun pada zaman modem. Peranan yang dimainkan Mesir dalam sejarah perkembangan Islam tampak dalam berbagai bidang, misalnya bidang
16
politik berupa perluasangan daerah Islam, bidang ilmu pengetahuan, pendidikan, dan kebudayaan.11 Pada masa pemerintahan Dinasti Fathimiyah (909-11710), Kairo telah menjadi pusat intelektual muslim dan kegiatan ilmiah dunia Islam. Di sana berdiri universitas tertua di dunia, Universitas Al-Azhar pada 22 juni 972. Universitas tersebut mempunyai peranan penting dalam sejarah peradaban Islam. Hingga kini universitas trsebut menjadi pusat pendidikan Islam dan pertemuan puluhan ribu mahasiswa muslim yang dating dari seluruh dunia.*
12 Islam masuk ke daerah Mesir pada masa khalifah Umar Bin Khatab, dibawah pimpinan Amr Bin Ash yang menjadi gubemur di sana pada 632-669 M. Pada masa selanjutnya Mesir secara berturut-turut diperintah oleh dinasti Ummayah, Dinasti Abbasiyah, Dinasti Tulun (868-905), Dinasti Ikhsyd (935- 969), Dinasti Fathimiyah (909-1171), Dinasti Ayyubiyah (1174-1250) yang ditandai dengan Perang Salib (1096-1273), dan Dinasti Mamluk (1250-1517).
Pada masa sesudahnya Mesir menjadi bagian dari keraiaan Turki Ustmani (1517-1917). 13
Periode modem Mesir, tahun 1800 dan seterusnya merupakan zaman kebangkitan umat Islam. Mesir jatuh ketangan Barat dibawah pimpinan Napoleon dari Prancis pada tahun 22 juli 1798. Napoleon datang ke Mesir selain membawa tentara, juga membawa 500 kaum sipil dan 500 wanita.
Diantara mereka terdapat 167 ahli daiam berbagai cabang ilmu pengetahuan,
1' Muhammad Chirzin, Jihad Merturut Sayyid Quthb Dalam Tafsir Zhilal, Era
Intermedia, Solo, 2001, him. 1912 Ibid, him. 20
13 Ibid., him. 21
17
dil engkapi dengan seperangkat alat percetakan. Peristiwa itu menginsafkan dunia Islam akan kelemahannya dan menyadarkan umat Islam bahwa di Barat telah timbul peradaban baru yang lebih tinggi, yang merupakan ancaman bagi Islam. Raja-raja dan pemuka-pemuka Islam mulai memikirkan bagaimana meningkatkan kembali mutu dan kekuatan umat Islam. Pada periode modem inilah timbul ide-ide pembaharuan dalam Islam.14
Gerakan pembaharuan itu dimulai sejak pemerintahan Muhammad Ali Pasya (1765-1849), mantan perwira ketumnan Turki kelahiran Yunani, yang merebut kekuasaan dari kaum Mamluk pada saat kekosongan kekuasan politik sepeninggal Prancis tahun 1801. la mengangkat dirinya sebagai Pasya yang baru pada tahun 1805. Muhammad Ali Pasya mengadakan usaha alih ilmu pengetahuan dan teknologi dari Barat ke Mesir. Untuk itu ia mengirim sejumlah mahasiswa untuk belajar di Prancis. Setelah kembali ke Mesir mereka menjadi guru di berbagai universitas, terutama di Universitas Al- Azhar. Dengan demikian, pada masa-masa selanjutnya menyebarlah ilmu-iimu tersebut keberbagai derah Islam.15
Ia membuka sekolah militer di Mesir pada tahun 1815, sekolah teknik pada tahun 1816, dan sekolah kedokteran pada tahun 1867. Guru-gurunya di datangkan dari Barat. Buku-buku asing diterjemahkan ke dalam bahasa arab untuk keperluan studi. Untuk itu didirikan sekolah peneriemahan pada tahun
1836.16 dari penerjemahan buku-buku eropa itu, orang-orang Mesir mulai mengenal negara-negara Barat. Beberapa tahun kemudian sekolah tersebut di
14 Ibid., him 21
15 Ibid, him 22
16 Ibid., him 21
23 Ditulis dalam rentang waktu antara 1952-1965. Sayyid Quthb sempat
merevisi ketiga belas juz pertama tafsimya semasa penahanannya yang panjang. Tafsir tersebut membawa Sayyid Quthb menjelajahi berbagai cara agar pesan orisinil Islam yang disampaikan Al-Qur’an dapat menjadi fondasi suatu ideologi sempuma. Al-Qur’an memberi umat manusia sarana untuk menemukan kembali dirinya dalam pola yang dikehendaki Allah melalui Nabi dan oleh Nabi. Tafsimya banyak menekankan perlunya manusia mendekati iman secara intuitif, dengan cara yang tak perlu dirasionalkan atau dijelaskan dengan merujuk kriteria filsafat. Iman itu hams ditetapkan melalui tindakan langsung ke dalam kehidupan individu, sosial dan tatanan politik.27
Penulis menilai bahwa tafsir Sayyyid Quthb yang tiga puluh juz ini merupakan usaha terobosan penafsiran yang sederhana dan jelas.
a. Latar Belakang Penulisannya Pada kata pengantamya, Sayyid Quthb mengemukakan kesan-kesanya hidup di bawah naungan Al-Qur’an. Hidup di bawah naungan Al-Qur’an adalah nikmat. Nikmat yang tidak diketahui kecuali oleh yang telah merasakanya. Ia merasa dekat dan mendengar serta berbicara dengan Allah melalui Al-Qur’an. Hidup di bawan naungan Al-Qur’an, Sayyid Quthb merasakan keselarasan yang indah antara gerak manusia sebagaimana kehendak Allah dengan gerak-gerik alam ciptaan-Nya. Ia
24
m ertyaksikan benturan yang keras antara ajaran-ajaran rusak yang dididektekan padanya dengan fitrahnya, yang telah ditetapkan Allah.28 Di bawah naungan Al-Qur’an, Sayyid Quthb melihat wujud alam ini lebih besar dari pada bentuk yang tampak di depan mata. Ia adalah alam nyata dan alam gaib, alam dunia dan akhirat. Kehidupan manusia membentang dalam rentang masa yang panjang itu dan kematian bukanlah akhir peijalanan hidup, melainkan satu fase setengah jalan. Peijalanan panjang fase itu adalah menuju pencipta Yang Esa. Kepada- Nya setiap jiwa mukmin menghadap dalam khusuk.29
Menurut Quthb, syariat Allah bagi manusia merupakan salah satu bagian dari undang-undang Nya yang menyeluruh di alam semesta.
Maka, melaksanakan syariat pasti memiliki dampak yang positif di dalam menyerasikan peijalanan hidup manusia dengan peijalanan alam semesta.30
Syariat ini tidak lain adalah buah Iman, ia tidak mungkin beijalan berjalan sendiri tanpa fondasinya yang besar. Syariat di buat untuk dilaksanakan pada masyarakat muslim dan ia juga di buat untuk memberi saliam untuk membangun masyarakat muslim. Dalam akhir
‘pembukaanya’ beliau mengatakan bahwa inilah sebagian dari curahan dalam kehidupan di bawah naungan Al-Qur’a n .31
28 Sayyid Qutb, Tafsir Fi Zhilalil Qur 'an, Terj. As’ad Yasin dkk, Gema Insani Press, Jakarta, 2001, jilid V, him. 76
29 Ibid., him. 78
30 Ibid, him. 80
31 Ibid, him. 81
25
b. Struktur Tafsir da n Ciri-Cirinya Tafsir Sayyid Quthb disusun dengan metode Tahlili. Ia memulai penafsiran suatu surat dengan memberikan gambaran ringkas kandungan surat yang akan dikaji secara rinci. Dalam surat A1 Fatihah misalnya, Sayyid Quthb mengemukakan bahwa dalam surat ini tersimpul prinsip-prinsip akidah Islam, konsep-konsepsi Islam dan pengarah-pengarahanya yang mengidentifikasi hikmah. Dipilihnya surat ini karena sebagai bacaan yang di ulang-ulang dalam setiap rakaat shalat serta tidak sahnya shalat tanpa membacanya. Setelah itu beliau memperinci penafsiran ayat demi ayat. Begitupula ketika beliau menafsirkan surat-surat berikutnya.
Dalam menafsirkan surat yang panjang, Sayyid Quthb mengelompokkan sejumlah ayat sebagai kesatuan, sesuai dengan pesan yang terkandung di dalam ayat-ayat tersebut. Dalam menafsirkan surat A1 Baqarah misalnya, beliau menetapkan ayat pertama sampai ayat 29 sebagai bagian pertama pembahasan. Selanjutnya beliau menafsirkan ayat 30 - 39, ayat 40 - 74, ayat 75 - 103, dst. Dibandingkan dengan pengelompokan oleh Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha dalam Tafsir A1 Manar, pengelompokan Sayid Quthb relatif lebih besar. Dalam menafsirkan ayat, ia menggunakan ayat-ayat Al-Qur’an sebagai Penjelas.
Sayyid Quthb menggunakan hadist-hadist Nabi SAW sebagai
26
ta npa menyertakan rangkaian sanadnya secara lengkap. Terkadang hanya dengan menyebutkan rawi terakhimya. Misalnya, hadist tentang keharusan membaca surat At Fatihah yang di riwayatkan Bukhari dan Muslim.
Kemudian melengkapi Tafsimya dengan perkataan sahabat, misalnya perkataan Umar tentang permohonan suaka penduduk Iraq, terkait surat A l Baqarah.lOO tentang menepati janji. Juga mengutip pendapat-pendapat ulama terdahulu. Seperti mengutip Tafsir Ibn Katsir mengenai peristiwa Bai’ah Aqabah. Kemudian dari A l Bidayah Wan
Nihayah tentang lamanya Nabi tinggal di Makkah selama 10 tahun.
Sayyid Quthb menekankan analisis munasabah, keseimbangan, dan keserasian dalam surat. Misalnya, uraian tentang Nabi Musa diikuti dengan uraian tentang bani IsraiL, persesuaian antar pembukaan surat dengan penutupnya sseperti tampak dalam surat A l Baqarah, yang mengutarakan sifat-sif'at orang beriman dan karakteristik orang beriman.
Pesan utama yang ditekankan Quthb di dalam tulisan-tulisannya adalah konsep al-Tauhid dari sudut al-Uluhiyyah. Menurutnya inti dari Tauhid
Uluhiyyah adaiah hak Allah dari sudut al-Hakimiyyah dan al-Tasyri’
(pembuatan peraturan). Dan karenanya, menurut Quthb ikrar Lailaha ilalLah adalah pemyataan revolusi terhadap seluruh kedaulatan yang berkuasa di atas
32 muka bumi Nya. Maka seluruhnya itu mesti dikembalikan kepada hakNya. 32 Ibid., him. 89
27 BAB III AYAT-AYAT STRATEGIPENDIDIKAN TAUHID
DALAM TAFSIR F IZ H IL A L IL Q U R 'A N
A. Pengertian Strategi Pendidikan Tauhid
Strat egi adalah rencana jangka panjang dengan diikuti tindakan-tindakan yang ditujukan untuk mencapai tujuan tertentu, yang umumnya adalah "kemenangan". Menurut Oxford Leaner’s Pocket Dictionary, Strategi ialah
plan intended to achive a particular purpose yaitu rencana yang dimaksudkan
untuk memperoleh tujuan tertentu (khusus).1 Strategi dibedakan dengan taktik yang memiliki ruang lingkup yang lebih sempit dan waktu yang lebih singkat, walaupun pada umumnya orang sering kali mencampuradukkan ke dua kata tersebut. Contoh berikut menggambarkan perbedaannya, "Strategi untuk memenangkan keseluruhan kejuaraan dengan taktik untuk memenangkan satu pertandingan".1
2 Strategi pada awalnya dipergimakan untuk kepentingan militer saja tetapi kemudian berkembang ke berbagai bidang yang berbeda seperti strategi bisnis, olahraga (misalnya sepak bola dan tenis), catur, ekonomi, pemasaran, perdagangan, manajemen strategi, dan pendidikan.
1 Hornby, Oxford Leaner’s Pocket Dictionary, Oxford University Press, New York, him. 427
28
Dalam ensiklopedi pendidikan, strategi ialah the art o f bringing forces
to the battle fie ld in favourable position. Dalam pengertian ini strategi adalah
suatu seni, yaitu seni membawa pasukan kedalam medan tempur dalam posisi yang paling meyakinkan/ Sementara menurut Wina Sanjaya strategi diartikan sebagai a plan, method, or series o f activities designed to achieves a particular educational goal.
Dalam pengertian ini strategi adalah perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.3
4 Pendidikan adalah suatu aktivitas untuk mengembangkan seluruh aspek kepribadian manusia yang beijalan seumur hidup. Dengan kata lain pendidikan tidak hanya berlangsung di dalam kelas, tetapi berlangsung pula di luar kelas. Pendidikan bukan bersifat formal saja, tetapi mencakup pula yang non formal.5
Secara umum pendidikan dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk menbiana kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Dengan demikian, bagaimanapun sederhananya peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau berlangsimg suatu proses pendidikan.
Oleh karena itu sering dinyatakan pendidikan telali ada sepanjang peradaban umat manusia. Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha manusia melestarikan hidupnya. Pendidikan diartikan juga sebagai proses timbal balik
3 Ibid., him. 2
4 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana, Jakarta, 2007, him. 124 Dasar-Dasar kependidikan,
5 Fuad Hasan, Rineka Cipta, Jakarta, 2005, him. 4
29
dari tiap pribadi ma nusia daiam menyesuaikan dirinya dengan alam, dengan teman, dan dengan alam semesta.
Daiam proses pendidikan diperlukan suatu perhitungan tentang kondisi dan situasi dimana proses tersebut berlangsung daiam jangka panjang. Dengan perhitungan tersebut, maka proses akan lebih terarah kepada tujuan yang hendak dicapai, karena segala sesuatunya telah direncanakan dengan matang.
Itulah sebabnya pendidikan memerlukan strategi yang menyangkut masalah bagaimana melaksanakan proses pendidikan terhadap sasaran pendidikan dengan melihat situasi dan kondisi yang ada, dan juga bagaimana agar daiam proses tersebut tidak terdapat hambatan serta gangguan baik internal maupun ekstemal yang menyangkut kelembagaan atau lingkungan sekitamya.6
Secara etimologik tauhid berarti pengakuan terhadap keesaan Allah, secara teologik pengakuan tersebut mengandung kesempumaan kepercayaan kepadanya. Formulasi tauhid yang paling singkat tapi tegas ialah kalimat
thayyibah : “La ilaha ila lla h ”, yang berarti “Tidak ada Tuhan Selain Allah”.
Kalimat thayyibah tersebut merupakan kalimat penegas dan pembebas bagi manusia dari segala pengkultusan dan penyembahan, penindasan dan
6 M. Arifin, Ilm u Pendidikan Islam Suatu Tinjauan Teoritis Dan Praklis Berdasarkan
Pendekatan Interdisipliner, Bumi Aksara, Jakarta, 1994, him. 57
30
p erbudakan sesama makhluk dan menyadarkan manusia bahwa dia mempunyai derajat yang sama dengan manusia lain.7 Makna tauhid adalah mengesakan Allah dalam Kerububiyahannya ,
keuluhiyahannya,
dalam nama-nama dan sifat-sifatnya beserta hukum-hukum di dalamnya, dari dua segi yaitu rububiyah dan uluhiyah. Tauhid rububiyah ialah pengakuan terhadap keesaan Allah sebagai Zat Yang Mahapencipta, Pemelihara, dan memiliki semua sifat kesempumaan. Sedangkan tauhid uluhiyah ialah komitmenmanusia kepada Allah sebagai satu-satunya Zat ynag dipuja dan disembah dan satu-satunya sumber nilai. Komitmen kepada Allah itu diwujudkan dalam sikap pasrah, tunduk dan patuh sepenuh hati, sehingga seluruh amal perbuatan bahkan hidup dan mati seseorang yang benar-benar bertauhid semata-mata hanya untuk Allah.
Jadi dengan demikian Strategi pendidikan tauhid dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tauhid.
Saiful Bahri Djamarah menulis ada empat komponen dasar dalam strategi pendidikan yang meliputi hal-hal sebagai b erik u t:
7 Op.cit., Achmadi, him. 5
3 1
1) M engidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan. 2) Memilih sistem pendekatan pendidikan berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat.
3) Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik dalam pendidikan yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan mengajar.
4) Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriieria serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan pendidikan yang selanjutnya akan dijadikan umpanbalik buat penyempumaan system
o instruksional yang bersangkutan secara keseluruhan.
Dari uraian diatas tergambar ada empat komponen pokok yang sangat penting yang dapat dijadikan pedoman dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan agar berhasil sesuai yang diharapkan. 8
8 Saiful Bahri Djamarah,Aswan Zain,
Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta, 1996, him. 5-6
32 B. Tafsir Ayat - Ayat Pilihan tentang Strategi Pendidikan Tauhid
1. Ayat - ayat ya ng masuk komponen menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku.
a. Al-Baqarah: 255
j l a O' LUI (j L* -> J f j j ^ J l j A <J] 4i)l i ■S * ' A>.
^ jJl li ^ j V l J
- * G.
» Artinya: Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan dia yang hidup kekal lagi terns menerus mengurus (makhluk-
Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha besar.9
Sayyid Quthb menulis bahwa Keesaan yang pasti dan jelas ini adalah kaidah tempat bertumpunya tashawwur islami, tempat bersumbemya manhaj islami bagi semua kehidupan. Dari manhaj itu, timbullah arahan menuju Allah Yang Maha Esa saja dalam berubudiah dan beribadah. Seseorang tidak menjadi ’aAd kecuali bagi Allah, tidak mengarahkan ibadahnya kecuali kepada Allah, tidak melaksanakan suatu ketaatan kecuali ketaatan kepada Allah. Dari