SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH, AKTIVITAS FISIK, DAN PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI REMAJA PUTRI

  

SKRIPSI

HUBUNGAN CITRA TUBUH, AKTIVITAS FISIK, DAN

PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI REMAJA

PUTRI

  

Oleh :

ADELINA ELSA DAMAYANTI

UNIVERSITAS AIRLANGGA

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

PROGRAM SARJANA

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

SURABAYA

  

2016

  ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  

SKRIPSI

HUBUNGAN CITRA TUBUH, AKTIVITAS FISIK, DAN

PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI REMAJA

PUTRI

  

Oleh :

ADELINA ELSA DAMAYANTI

NIM. 101211133067

UNIVERSITAS AIRLANGGA

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

PROGRAM SARJANA

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

SURABAYA

   2016

  ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  

PENGESAHAN

  Dipertahankan di Depan Tim Penguji Skripsi Program Sarjana Program Studi Kesehatan Masyarakat

  Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga dan diterima untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.KM.) pada tanggal 26 September 2016

  Mengesahkan Universitas Airlangga

  Fakultas Kesehatan Masyarakat Dekan, Prof. Dr. Tri Martiana, dr., M.S.

  NIP. 195603031987012001 Tim Penguji: a) Dr. Ernawaty, drg., M.Kes.

  b) Triska Susila Nindya, S.KM., M.PH. (Nutr.) c) A. Heru Nugroho, S.KM., M.MKes. ii iii SKRIPSI

  Diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.KM.)

  Departemen Gizi Kesehatan Program Studi Kesehatan Masyarakat

  Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

  Oleh: ADELINA ELSA DAMAYANTI NIM. 101211133067

  Surabaya, 03 Oktober 2016 Menyetujui,

  Pembimbing Triska Susila Nindya, S.KM., M.PH. (Nutr.)

  NIP. 198110032005012001 Mengetahui,

  Koordinator Program Studi, Ketua Departemen, Corie Indria Prasasti, S.KM.,M.Kes. Dr. Annis Catur Adi, Ir., M.Si.

  NIP. 198105102005012001 NIP. 196903011994121001 ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURAT PERNYATAAN TENTANG ORISINALITAS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama : Adelina Elsa Damayanti NIM : 101211133067 Program Studi : Kesehatan Masyarakat Fakultas : Kesehatan Mayarakat Jenjang : Sarjana (S1)

  Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan skripsi saya yang berjudul : HUBUNGAN CITRA TUBUH, AKTIVITAS FISIK, DAN PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI REMAJA PUTRI Apabila suatu saat nanti terbukti melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sanksi yang telah ditetapkan. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

  Surabaya, 03 Oktober 2016 Adelina Elsa Damayanti NIM. 101211133067 iv ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat dan Karunia- Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul: HUBUNGAN CITRA TUBUH, AKTIVITAS FISIK, PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI REMAJA PUTRI), sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya.

  Di dalam skripsi ini dijelaskan bagaimana analisis citra tubuh, aktivitas fisik serta pengetahuan gizi seimbang dan hubungannya dengan status gizi remaja putri.

  Penulisan skripsi ini tidak lepas dari hambatan dan kesulitan, namun berkat bimbingan, bantuan, nasihat dan saran serta kerja sama dari berbagai pihak, khususnya orang tua dan dosen pembimbing, segala hambatan akhirnya dapat diatasi dengan baik.

  Pada kesempatan ini saya menyampaikan penghargaan dan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada berbagai pihak yang senantiasa sabar dalam membimbing dan membantu penulis. Pihak-pihak tersebut antara lain:

  1. Prof. Dr. Tri Martiana, dr., M.S., selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya.

  2. Dr. Annis Catur Adi, Ir., M.Si., selaku Kepala Departemen Gizi Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya.

  3. Triska Susila Nindya, S.KM., M.PH. (Nutr.), selaku Dosen Pembimbing yang senantiasa sabar dan menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.

  4. Bapak dan Ibu tercinta, Suhardi dan Sriwati, yang telah mencurahkan segenap cinta dan kasih saying serta perhatian moril maupun materil. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan Rahmat, Kesehatan, Karunia dan keberkahan di dunia dan di akhirat atas budi baik yang telah diberikan.

  5. Kepala Sekolah SMK Adhikawacana Surabaya beserta Guru-guru SMK Adhikawacana Surabaya dan adik-adik responden SMK Adhikawacana Surabaya yang sabar dan bersedia membantu serta meluangkan waktu untuk kesuksesan skripsi ini.

  6. Teman-teman, sahabat-sahabat saya Ella, Rulli, Deby, Rahayu, Uly, Elvera, Amel, Gaby, Maulid, Nuke dan Aiffa yang senantiasa ada untuk membantu dan membimbing saya dalam skripsi ini.

  Akhir kata, penulisan skripsi ini tentunya tidak lepas dari kekurangan, baik aspek kualitas maupun aspek kuantitas dari materi yang disajikan, sehingga penulis menyadari bahwa penulis membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan pendidikan di masa mendatang. Aamiin

  Surabaya, September 2016 v ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  

ABSTRACT

Adolescents girls is one of the group that vulnerable to nutritional problems.

  Nutritional problems in adolescent girls may be due to a strict diet, eating habits, life style, infectious diseases, body image, physical activity, as well as knowledge of balanced nutrition. The purpose of this study was to determine the relation between body image, physical activity and knowledge of balanced nutrition with nutritional status of adolescent girls. This study was an observational study using cross-sectional design. The population of this study are female students of class X, XI, and XII in Adhikawacana Vocational High School Surabaya, age of 15-17 years old as many as 255 students. Samples were taken as many as 72 students by using simple random sampling. Data were collected through interviews using questionnaires and assessment of nutritional status through the measurement of body weight and height. The collected data were characteristic of adolescent girls, nutritional status based on BMI for age, body image, duration of sleep, exercise habits, and the respondents' knowledge about the knowledge of balanced nutrotion. The results showed that most of respondents had normal nutritional status (77,78%), most of respondents were dissatisfied with the shape and size of their body (65.28%), the majority of respondents had a long sleep duration (62.50%), the majority of respondents did not exercise regularly (68.05%), and most of respondents had good knowledge of balanced nutrition (52.82%). The statistical test showed a significant relationship between sleep duration (p = 0.011) and knowledge of balanced nutrition (p = 0.000) with nutritional status. Based on this study, it can be concluded that the duration of sleep and the knowledge of balanced nutrition are associated with the nutritional status of adolescent girls. Therefore, it needs to conduct the counseling of balanced nutrition or nutrition education for respondents related to sleeping habit of adolescents along with energy needs and nutrients which are good for adolescents.

  Keywords: body image, physical activity, knowledge of balanced nutrition, nutritional status vi

  ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  

ABSTRAK

  Remaja putri termasuk kelompok yang rentan mengalami permasalahan gizi, Masalah gizi pada remaja putri dapat diakibatkan oleh diet yang ketat, kebiasaan makan yang buruk, gaya hidup (life style), penyakit infeksi, penilaian pada diri sendiri (citra tubuh), aktivitas fisik yang dilakukan, serta pengetahuan tentang gizi yang seimbang. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara citra tubuh, aktivitas fisik, dan pengetahuan gizi seimbang dengan status gizi remaja putri.

  Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan menggunakan studi cross-sectional. Populasi penelitian adalah siswi (remaja putri) kelas X, XI, dan

  XII di SMK Adhikawacana Surabaya yang berumur 15-17 tahun sebanyak 255 siswi. Sampel diambil sebanyak 72 siswi dengan menggunakan simple random sampling. Data dikumpulkan melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner dan penilaian status gizi melalui pengukuran berat badan tinggi badan. Data yang dikumpulkan adalah karakteristik remaja putri, status gizi berdasarkan BMI for age, citra tubuh,, durasi tidur, kebiasaan berolahraga, dan pengetahuan responden mengenai gizi seimbang. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden berstatus gizi normal (77,78%), responden sebagian besar tidak puas terhadap terhadap bentuk dan ukuran tubuhnya (65,28%), sebagian besar responden memiliki waktu tidur panjang (62,50%), responden sebagian besar tidak rutin berolahraga (68,05%), dan sebagian besar responden memiliki pengetahuan gizi yang baik (52,82%). Uji statistik menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara durasi tidur (p = 0.011) dan pengetahuan tentang gizi seimbang (p = 0.000) dengan status gizi. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa durasi tidur dan pengetahuan gizi seimbang berhubungan dengan status gizi remaja putri. Oleh karena itu, perlu adanya penyuluhan mengenai gizi seimbang atau edukasi gizi kepada responden terkait kebiasaan tidur remaja serta kebutuhan energi dan zat gizi yang baik untuk usia remaja. Kata kunci: citra tubuh, aktivitas fisik, pengetahuan gizi seimbang, status gizi vii

  viii

  24

  METODE PENELITIAN ..........................................................

  4.1 Jenis dan Rancang Bangun Penelitian ....................................

  4.2 Populasi Penelitian .................................................................

  4.3 Sampel, Besar Sampel, Cara Penentuan Sampel dan Cara Pengambilan Sampel.........................................................

  4.3.2 Sampel Penelitian ......................................................

  4.3.2 Besar Sampel .............................................................

  4.3.3 Cara Penentuan Sampel dan Cara Pengambilan Sampel........................................................................

  11

  19

  22

  16

  24

  25

  3.2 Penjelasan Kerangka Konseptual ...........................................

  25

  26

  28

  28

  29

  30

  31

  31

  31

  32

  32

  32

  3.3 Hipotesis Penelitian ................................................................

  3.1 Kerangka Konseptual Penelitian ............................................

  

DAFTAR ISI

  9

  HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................... KATA PENGANTAR ....................................................................................... ABSTRACT ....................................................................................................... ABSTRAK ......................................................................................................... DAFTAR ISI …………………………………………………………………..

  DAFTAR TABEL ….......................................................................................... DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................

  DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH ......................... ii iii iv v vi vii viii x xi xii xiii BAB I PENDAHULUAN ......................................................................

  1 1.1 Latar Belakang .......................................................................

  1 1.2 Identifikasi Masalah ...............................................................

  1.3 Rumusan Masalah ..................................................................

  1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................

  1.4.1 Tujuan umum ................................................................

  1.4.2 Tujuan khusus ...............................................................

  1.5 Manfaat Penelitian .................................................................

  6

  8

  9

  KERANGKA KONSEPTUAL ..................................................

  9

  9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................

  11 BAB III

  BAB IV 2.1 Remaja ...................................................................................

  2.2 Citra Tubuh ...........................................................................

  2.3 Aktivitas Fisik .......................................................................

  2.4 Pengetahuan Tentang Gizi Seimbang ...................................

  2.5 Status Gizi .............................................................................

  2.5.1 Gizi Kurang ..................................................................

  2.5.2 Gizi Lebih ....................................................................

  2.6 Penilaian Status Gizi Menggunakan Antropometri ..............

  2.7 Penilaian Status Gizi Pada Remaja .......................................

  33 ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  ix

  46

  36

  38

  38

  40

  40

  41

  41

  42

  42

  42

  43

  44

  44

  45

  46

  34

  47

  48

  48

  50

  50

  51

  53

  55

  55

  56

  58

  61

  61

  62

  36

  33

  BAB V BAB VI BAB VII 4.4 Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................

  5.3.4 Pengetahuan Gizi Seimbang .....................................

  4.5 Variabel, Cara Pengukuran, dan Definisi Operasional ...........

  4.6 Teknik danInstrumen Pengumpulan Data ..............................

  4.6.1 Jenis Data ....................................................................

  4.6.2 Instrumen Pengumpulan Data .....................................

  4.7 Pengolahan dan Analisis Data ...............................................

  HASIL PENELITIAN ................................................................

  5.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian .....................................

  5.2 Gambaran Umum Responden ................................................

  5.2.1 Distribusi Umur Responden .........................................

  5.2.2 Distribusi Uang Saku Per Hari Responden ..................

  5.3 Analisis Uni Variat ...........................................................

  5.3.1 Citra Tubuh ...............................................................

  5.3.2 Durasi Tidur ..................................................................

  5.3.3 Kebiasaan Berolahraga.................................................

  5.3.5 Status Gizi ................................................................

  7.2 Saran ....................................................................................... DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  6.3 Hubungan antara Citra Tubuh dengan Status Gizi Responden........................................................................

  7.1Kesimpulan .............................................................................

  KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................

  6.5 Hubungan antara Pengetahuan Gizi Seimbang dengan Status Gizi Responden ..................................................................

  6.4.2 Hubungan antara Kebiasaan Berolahraga dengan Status Gizi Responen ..............................................

  6.4.1 Hubungan antara Durasi Tidur dengan Status Gizi Responden ..............................................................

  6.4 Hubungan antara Aktivitas Fisik dengan Status Gizi Responden .......................................................................

  6.2 Status Gizi Responden .....................................................

  5.4 Analisis Bivariat ...............................................................

  6.1 Karakteristik Responden .......................................................

  PEMBAHASAN ..........................................................................

  5.4.4 Hubungan antara Pengetahuan Gizi Seimbang dengan Status Gizi .................................................

  5.4.3 Hubungan antara Kebiasaan Berolahraga dengan Status Gizi ..............................................................

  5.4.2 Hubungan antara Durasi Tidur dengan Status Gizi ....

  5.4.1 Hubungan antara Citra Tubuh dengan Status Gizi ......

  64 ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  

DAFTAR TABEL

  No Judul Tabel Halaman

  2.1 Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak Usia 5 -18 Tahun

  27

  4.1 Daftar Variabel, Definisi Operasional, Cara Mengukur dan

  34 Memperoleh Data

  5.1 Distribusi Umur Responden SMK Adhikawacana Surabaya Tahun

  41 2016.

  5.2 Distribusi Uang Saku Per Hari Responden SMK Adhikawacana

  42 Surabaya Tahun 2016

  5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Citra Tubuh Pada Siswi SMK

  43 Adhikawacana Surabaya Tahun 2016

  5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Durasi Tidur Pada Siswi SMK

  43 Adhikawacana Surabaya Tahun 2016

  5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Kebiasaan Berolahraga Pada

  44 Siswi SMK Adhikawacana Surabaya Tahun 2016

  5.6 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Gizi

  45 Seimbang Pada Siswi SMK Adhikawacana Surabaya Tahun 2016

  5.7 Distribusi Responden Berdasarkan Status Gizi Seimbang Pada Siswi

  46 SMK Adhikawacana Surabaya Tahun 2016

  5.8 Tabulasi Silang Status Gizi dengan Citra Tubuh Pada Remaja

  46 Putri di SMK Adhikawacana Surabaya Tahun 2016

  5.9 Tabulasi Silang Status Gizi dengan Durasi Tidur Pada Remaja

  47 Putri di SMK Adhikawacana Surabaya Tahun 2016

  5.10 Tabulasi Silang Status Gizi dengan Kebiasaan Berolahraga Pada

  48 Remaja Putri di SMK Adhikawacana Surabaya Tahun 2016

  5.11 Tabulasi Silang Status Gizi dengan Pengetahuan Gizi Seimbang

  49 Pada Remaja Putri di SMK Adhikawacana Surabaya Tahun 2016 x ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  

DAFTAR GAMBAR

  No Judul Gambar Halaman

  3.1 Kerangka Konseptual

  28 xi ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR LAMPIRAN

  No Judul Lampiran Halaman

  1. Surat Permohonan Ijin Penelitian

  69

  2. Rekomendasi Penelitian

  70

  3. Sertifikat Laik Etik

  71

  4. Lembar Penjelasan Sebelum Persetujuan (PSP) untuk

  72 Orang Tua/ Wali murid Responden

  5. Lembar Informed Consent untuk Orang Tua/ Wali murid

  74 Responden

  6. Lembar Kuesioner Penelitian

  75

  7. Hasil Uji Statistika

  80 xii

DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH

  Total Populasi n

  ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  Berat Badan Body Mass Index Departemen Kesehatan Indeks Masa Tubuh Indeks Masa Tubuh Menurut Umur Kilogram Milimeter Madrasah Tsanawiyah Sekolah Menengah Atas Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Pertama On the Job Training Republik Indonesia Tinggi Badan World Health Organization

  : : : : : : : : : : : : : :

  IMT/U KG M MTs SMA SMK SMP OJT RI TB WHO

  IMT

  BB BMI DepKes

  Alpha Daftar Singkatan

  :

  Tingkat kepercayaan yang diingankan α

  :

  number d

  :

  xiii

  Daftar Arti Lambang >

  Sama dengan N

  :

  Persen =

  :

  Kurang dari sama dengan %

  :

  Lebih dari sama dengan <

  :

  Kurang dari >

  :

  Lebih dari <

  :

  : ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Masa remaja adalah masa time transition (perpindahan) dari masa anak-anak ke masa dewasa. Periode ini oleh para ahli psikologi digambarkan sebagai periode yang penuh dengan tekanan dan ketegangan (stress and strain), karena pertumbuhan kematangannya hanya pada aspek fisik, sedang psikologisnya masih belum matang (Khomsan, 2007). Menurut Cole (2002) dalam Hadi (2010) perkembangan fisik sudah di mulai pada masa praremaja dan terjadi secara cepat pada masa remaja awal yang akan makin sempurna pada masa remaja pertengahan dan remaja akhir. Perkembangan fisik merupakan dasar dari perkembangan aspek lain yang mencakup perkembangan psikis dan sosialis, yang artinya, jika perkembangan fisik berjalan secara baik dan lancar, maka perkembangan psikis dan sosial juga akan lancar. Manusia mengalami percepatan pertumbuhan pada masa ini. Kecepatan pertumbuhan fisik pada masa remaja adalah kedua tercepat setelah masa bayi, sebanyak 20% tinggi badan (TB) dan 50% berat badan (BB) yang dicapai selama periode ini. Oleh karena itu, diperlukan asupan gizi yang cukup untuk menjamin pertumbuhan yang optimal (Khomsan, 2007).

  Remaja menghadapi banyak permasalahan negatif mengenai kesehatan dan gizi mereka karena remaja termasuk kelompok yang rentan mengalami permasalahan gizi, terutama remaja putri. Ada tiga alasan mengapa remaja putri dikategorikan rentan. Pertama, percepatan pertumbuhan dan perkembangan tubuh remaja memerlukan energi dan zat gizi yang lebih banyak. Kedua, perubahan gaya

  

1 ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA hidup dan kebiasaan pangan menuntut penyesuaian masukan energi dan zat gizi.

  Ketiga, kehamilan, keikutsertaan dalam olahraga, kecanduan alkohol dan obat, meningkatkan kebutuhan energi dan zat gizi, di samping itu tidak sedikit remaja putri yang makan secara berlebihan dan akhirnya mengalami obesitas (Amelia, 2008). Masalah gizi remaja putri, dalam beberapa kasus, merupakan keberlanjutan masalah gizi pada saat anak-anak, seperti kekurangan zat besi (anemia) atau kelebihan berat badan (obesitas). Dalam penanganannya, remaja putri melakukan hal yang berbeda-beda, misalnya pada masalah obesitas, remaja putri cenderung melakukan diet untuk mengurangi berat badannya.

  Masalah gizi pada remaja putri dapat diakibatkan oleh diet yang ketat (yang menyebabkan remaja kurang mendapat makanan yang seimbang dan bergizi) dan kebiasaan makan yang buruk (Permeasih, 2013). Hal-hal lain yang mempengaruhi status gizi remaja putri diantaranya yaitu faktor keturunan, gaya hidup (life style) dan faktor lingkungan. Untuk faktor keturunan, orang tua yang gemuk akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk memiliki keturunan yang kegemukan ataupun sebaliknya. Kemudian, kebiasaan makan dan gaya hidup seperti citra tubuh (body image) dan aktivitas fisik akan mempengaruhi jumlah asupan konsumsi makanan dan zat gizi (Bani, 2010). Citra tubuh (body image) yang positif merupakan salah satu faktor pendukung gizi optimal adalah penilaian pada diri sendiri. Hal ini terutama terjadi pada remaja putri. Body image adalah suatu konsep pribadi seseorang tentang penampilan fisiknya. Masing-masing orang memiliki penilaian sendiri akan bentuk tubuhnya, contohnya, ada orang yang merasa tubuhnya gemuk padahal kenyatannya kurus ataupun sebaliknya.

  ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA Hasil penelitian Kusumajaya (2007) di SMP di Jakarta menjelaskan bahwa persepsi remaja putri terhadap body image dapat menentukan pola makan serta status gizinya. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara persepsi body image terhadap frekuensi makan, dimana semakin negatif persepsi body image (menganggap diri gemuk) maka akan cenderung mengurangi frekuensi makannya. Orang yang puas dengan tubuhnya memiliki pandangan positif terhadap tubuhnya. Remaja yang memiliki citra tubuh (body image) negatif akan berperilaku makan negatif seperti selalu memperkirakan jumlah kalori yang dikonsumsi, sehingga banyak dari remaja tersebut mengalami gangguan pemenuhan gizi yang berdampak pada status gizi yang tidak baik. Citra tubuh menjadi sangat berpengaruh terhadap status gizi remaja putri dikarenakan masa remaja merupakan masa di mana seseorang menjadi sangat perhatian terhadap penampilannya. Mereka menganggap bahwa penampilan adalah faktor yang paling penting dalam kehidupan. Mereka beranggapan bahwa tubuh yang kurus dan langsing adalah yang ideal bagi wanita, sedangkan tubuh yang kekar dan berotot adalah yang ideal bagi pria (Germov & William, 2006). Persepsi tersebut dinilai sangat berpengaruh terhadap pemilihan konsumsi oleh remaja putri dikarenakan persepsi mereka yang menganggap bahwa asupan yang masuk ke dalam tubuh akan sangat mempengaruhi bentuk dan ukuran tubuh mereka nantinya (Bani, 2010).

  Pada masa remaja ini pula, umumnya seseorang menjadi lebih aktif. Tidak hanya pada remaja putra, tetapi remaja putri juga banyak melakukan akivitas fisik mulai dari aktivitas fisik ringan, hingga aktivitas fisik yang tergolong berat. Salah

  ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA satu aktivitas fisik yang umum dilakukan oleh para remaja adalah olahraga.

  Asupan energi yang berlebih dan tidak diimbangi dengan pengeluaran energi yang seimbang (dengan kurang melakukan aktivitas fisik) akan menyebabkan terjadinya penambahan berat badan. Perubahan gaya hidup mengakibatkan terjadinya perubahan pola makan masyarakat yang merujuk pada pola makan tinggi kalori, lemak dan kolesterol, dan tidak diimbangi dengan aktivitas fisik yang cukup sehingga dapat menimbulkan masalah gizi lebih (Hidayati, 2010).

  Berbagai sarana dan fasilitas memadai menyebabkan gerak dan aktivitas menjadi semakin terbatas dan hidup semakin santai karena segalanya sudah tersedia (Hudha, 2010). Selain dari kebiasaan berolahraga, lamanya waktu tidur juga menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya gizi lebih pada remaja putri.

  Penelitian yang dilakukan oleh Wandansari (2015) pada remaja putri di SMA Negeri 2 Bondowoso menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara durasi tidur dengan gizi lebih di SMA tersebut. Penemuan tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Lowry (2010) yang menunujukkan adanya hubungan yang signifikan antara tidur yang kurang dengan obesitas pada remaja. Tidur yang kurang diduga akan menyebabkan gangguan regulasi hormonal terutama pengeluaran hormon leptin dan ghrelin yang berdampak pada pengaturan nafsu makan dan jumlah asupan makan. Aktivitas fisik merupakan faktor penting yang mempengaruhi status gizi remaja dikarenakan pada masa ini, seorang remaja biasanya akan menjadi lebih aktif dan banyak terlibat dalam kegiatan olahraga, tetapi tidak sedikit juga dari mereka yang malah mengabaikan aktivitas fisik yang seharusnya mereka lakukan

  ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA dengan baik, salah satunya adalah malas berolahraga. Mereka kurang beraktivitas dengan baik dikarenakan beberapa hal, di antaranya adalah malas, kurangnya motivasi dari dalam dan dari luar, kurangnya kesadaran akan hidup sehat dan bugar, serta kurangnya pengetahuan mengenai pentingnya melakukan olahraga. Selain dari kebiasaan berolahraga, pada masa ini pula kebanyakan dari mereka kurang memperhatikan waktu tidur, padahal kurang atau cukupnya waktu tidur dinilai sangat mempengaruhi status gizi remaja. Remaja dengan waktu tidur yang kurang, memiliki risiko lebih besar untuk mengalami masalah gizi lebih dikarenakan terjadinya perubahan hormon yang berkontribusi terhadap kenaikan Indeks Massa Tubuh (IMT) remaja (Patel, 2008).

  Faktor lain yang menjadi penyebab terjadinya masalah gizi pada remaja putri kurangnya pengetahuan gizi. Pengetahuan gizi merupakan kemampuan seseorang untuk mengingat kembali kandungan gizi makanan serta kegunaan zat gizi tersebut dalam tubuh. Pengetahuan gizi ini mencakup proses kognitif yang dibutuhkan untuk menggabungkan informasi gizi dengan perilaku makan, agar struktur pengetahuan yang baik tentang gizi dan kesehatan dapat dikembangkan (Emilia, 2008). Pengetahuan gizi remaja putri yang rendah tercermin dari perilaku menyimpang dalam kebiasaan memilih makanan. Penelitian yang dilakukan oleh Amelia (2008) menjelaskan bahwa remaja yang memiliki pengetahuan gizi yang baik akan lebih mampu memilih makanan sesuai dengan kebutuhannya.

  Pengetahuan tentang gizi dapat menentukan perilaku individu dalam mengkonsumsi makanan. Selain itu remaja dalam memilih makanan juga dipengaruhi oleh selera dan keinginan.

  ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA Pada penelitian yang dilakukan oleh Rahmiwati (2007) pada siswi salah satu SMP swasta di Surabaya, remaja yang memiliki pengetahuan gizi baik hanya 6%, pengetahuan gizi sedang 43% dan yang mempunyai pengetahuan gizi kurang 50%. Dari hasil penelitian tersebut, remaja yang memiliki pengetahuan gizi yang kurang cenderung memiliki status gizi kurang dan gizi lebih. Pengetahuan tentang gizi dinilai menjadi faktor yang paling penting yang mempengaruhi status gizi remaja dikarenakan pengetahuan gizi ini tidak hanya mempengaruhi pemilihan makan oleh remaja, tetapi pengetahuan tentang gizi juga mempengaruhi faktor- faktor lain yang behubungan dengan status gizi remaja, yang di antaranya adalah citra tubuh dan aktivitas fisik remaja. Bani (2010) menyatakan bahwa status pengetahuan tentang gizi yang baik dapat mengubah persepsi negatif remaja putri terhadap bentuk tubuhnya, di mana mereka akan lebih memperhatikan asupan makanan yang bergizi dan seimbang untuk tubuh mereka dan akan berpikir ulang ketika akan melakukan diet ketat, sehingga persepsi negatif tentang citra tubuhnya tidak akan menjadi penghalang bagi mereka untuk tetap mendapatkan asupan gizi yang baik dan cukup. Pengetahuan gizi yang baik juga dapat mempengaruhi aktivitas fisik remaja, di mana pengetahuan gizi tersebut membuat remaja dapat memperkirakan kecukupan aktivitas fisiknya dengan baik (Sayogo, 2006).

1.2 Identifikasi Masalah

  Banyak remaja putri yang merasa tidak puas terhadap citra tubuh atau persepsi atas bentuk tubuh diri sendiri. Penelitian yang dilakukan oleh Aprilianti (2011) di SMA Swasta di Surakarta mengungkapkan bahwa persepsi remaja terhadap citra tubuh sebanyak 45,7% memiliki persepsi negatif atau menanggap diri mereka

  ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA gemuk. Remaja putri memiliki persepsi yang lebih negatif (26,5%) dibandingkan remaja putra. Hasil penelitian Setyono (2010) yang dilakukan di SMA Swasta di Surabaya menunjukkan bahwa sebanyak 61,5% remaja putri memiliki citra tubuh negatif. Remaja putri yang memiliki citra tubuh negatif tiga kali lebih banyak mengalami body dissatisfaction atau ketidakpuasan terhadap bentuk tubuh dibandingkan remaja putri yang memiliki citra tubuh positif.

  Penelitian yang dilakukan oleh Dieny (2007) di SMA Negeri 1 Semarang menunjukkan bahwa sebanyak 55,3% responden yang memiliki aktivitas fisik yang cukup, memiliki status gizi normal. Hal ini dikarenakan dengan aktivitas fisik dapat membantu meningkatkan metabolisme tubuh yang menyebabkan cadangan energi yang tertimbun dalam tubuh berupa zat lemak dapat terbakar sebagai kalori. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Serly (2014) pada mahasiswa angkatan 2014 Fakultas Kedokteran Universitas Riau disebutkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik dengan status gizi remaja. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sada (2012), menyatakan bahwa terdapat hubungan bermakna antara kebiasaan olahraga dengan status gizi.

  Lamanya tidur seorang remaja putri juga berhubungan dengan berat badan. Hasil penelitian Olds et al (2010) menyatakan bahwa remaja putri yang obesitas tidur lebih sedikit dibandingkan remaja putri yang normal dan underweight.

  Durasi tidur ditemukan berhubungan risiko overweight dan obesitas pada remaja di Australia (Eisenmann dalam Olds et al, 2010). Menurut penelitian Yunxian (2007) terhadap 240 orang remaja putri di Cina menemukan bahwa remaja putri yang tidur kurang dari 8 jam per hari cenderung memiliki keinginan yang lebih

  ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA besar untuk makan dari pada remaja putri yang durasi tidurnya cukup (8,5

  • – 9,25 jam). Penelitian lain yang dilakukan oleh Shi (2008) pada anak-anak Australia usia 5-15 tahun menemukan bahwa hubungan antara durasi tidur (< 9 jam) dan obesitas lebih kuat pada kelompok remaja awal.

  Syahrir (2013) menyatakan bahwa pengetahuan tentang gizi seimbang juga dapat menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi remaja. Dalam penelitiannya yang dilakukan di SMA Islam Athirah Kota Makassar tersebut memperlihatkan bahwa sebanyak 60% responden dengan pengetahuan gizi yang cukup memiliki status gizi normal, dan sebanyak 40% responden yang memiliki pengetahuan gizi yang rendah memiliki status gizi kurang dan gizi lebih.

  Penelitian serupa juga dilakukan oleh Afdal (2011) pada siswa-siswi di SMPN 1 Sawahlunto. Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang gizi seimbang dengan status gizi siswa-siswi SMP tersebut. Lebih dari 50% siswa-siswi yang memiliki pengetahuan gizi yang kurang, memiliki status gizi kurang dan gizi lebih.

1.3 Rumusan Masalah

  1. Apakah ada hubungan citra tubuh dengan status gizi remaja putri?

  2. Apakah ada hubungan aktivitas fisik (durasi tidur dan kebiasaan berolahraga) dengan status gizi remaja putri?

  3. Apakah ada hubungan pengetahuan tentang gizi seimbang dengan status gizi remaja putri?

  ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

1.4 Tujuan Penelitian

  1.4.1 Tujuan Umum

  Menganalisis hubungan citra tubuh, aktivitas fisik (durasi tidur dan kebiasaan berolahraga) dan pengetahuan tentang gizi seimbang dengan status gizi remaja putri.

  1.4.2 Tujuan Khusus 1. Mengidentifikasi karakteristik responden yaitu umur dan jumlah uang saku.

  2. Mengidentifikasi citra tubuh responden.

  3. Mengidentifikasi durasi aktivitas fisik responden (durasi tidur dan kebiasaan berolahraga).

  4. Mengidentifikasi pengetahuan gizi responden.

  5. Mengukur status gizi responden dengan indikator IMT/U.

  6. Menganalisis hubungan citra tubuh dengan status gizi remaja putri.

  7. Menganalisis hubungan aktivitas fisik (durasi tidur dan kebiasaan berolahraga) dengan status gizi remaja putri.

  8. Menganalisis hubungan pengetahuan tentang gizi seimbang dengan status gizi remaja putri.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Bagi Responden

  Untuk memberikan informasi kepada remaja putri tentang hubungan citra tubuh (body image), aktivitas fisik, dan pengetahuan gizi seimbang dengan status gizi agar dapat mempertahankan status gizi yang normal.

  ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

  1.5.2 Bagi Peneliti

  Menambah pengetahuan dan pemahaman tentang permasalahan kesehatan masyarakat, terutama yang berhubungan dengan status gizi remaja.

  1.5.3 Bagi Institusi Pendidikan

  Memperkaya kajian kesehatan masyarakat dan dapat dijadikan dasar dalam penanggulangan masalah gizi siswa dan sebagai sumber informasi dan wacana bacaan yang dapat digunakan sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya.

  ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Remaja

  2.1.1 Definisi Remaja

  Pengertian dasar tentang remaja (adolescence) adalah pertumbuhan kearah kematangan. Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Para remaja bukan lagi kanak-kanak, tetapi juga belum menjadi orang dewasa. Mereka cenderung dan bersifat lebih sensitive karena perannya belum tegas. Mereka mengalami pertentangan nilai-nilai dan harapan-harapan yang akibatnya lebih mempersulit dirinya yang sekaligus mengubah perannya.

  Para remaja adalah individu-individu yang sedang mengalami serangkaian tugas perkembangan yang khusus (Huriyati, 2009). Periode ini oleh para ahli psikologi digambarkan sebagai periode yang penuh dengan tekanan dan ketegangan (stress and strain), karena pertumbuhan kematangannya hanya pada aspek fisik, sedang psikologisnya masih belum matang (Khomsan, 2007).

  2.1.2 Pembatasan Usia Remaja

  Menurut WHO, seseorang disebut sebagai remaja apabila telah mencapai usia 10-18 tahun. Menuru Depkes RI usia remaja berada di antara 10-19 tahun dan belum kawin (Widianti, 2012). Menurut undang-undang perburuhan, anak dianggap remaja apabila telah mencapai usia 16-18 tahun atau sudah menikah dan mempunyai tempat tinggal, sedangkan menurut undang-undang perkawinan No. 1 tahun 1974, anak dianggap sudah remaja apabila cukup matang untuk menikah,

  11 ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA yaitu usia 16 tahun untuk anak perempuan dan 19 tahun untuk anak laki-laki (Proverawati, 2009). Undang-undang No. 4 tahun 1978 menyatakan bahwa remaja adalah individu yang belum mencapai usia 21 tahun dan belum menikah.

2.1.3 Aspek-Aspek Perkembangan Remaja

1. Perkembangan Fisik

  Dalam perkembangan remaja, perubahan yang tampak jelas adalah perubahan fisik. Tubuh berkembang pesat sehingga mencapai bentuk tubuh orang dewasa yang disertai dengan berkembangnya kapasitas reproduktif. Dalam perkembangan seksualitas remaja, ditandai dengan ciri-ciri seks primer dan ciri-ciri seks sekunder.

  a. Hormon-hormon seksual Dalam perkembangan hormon

  • – hormon seksual remaja, ditandai dengan ciri- ciri yaitu ciri-ciri seks rpimer dan sekunder. 1) Ciri-Ciri Seks Primer Pada masa remaja primer ditandai dengan sangat cepatnya pertumbuhan testis yaitu pada tahun pertama dan kedua, kemudian tumbuh secara lebih lambat, dan mencapai ukuran matangnya pada usia 20 tahun. Lalu penis mulai bertambah panjang, pembuluh mani dan kelenjar prostat semakin membesar. Matangnya organ-organ seks tersebut memungkinkan remaja pria (sekitar 14-15 tahun) mengalami “mimpi basah”. Pada remaja wanita, kematangan organ-organ seksnya ditandai dengan tumbuhnya rahim vagina dan ovarium secara cepat pada masa sekitar 11- 15 tahun untuk pertama kalinya mengalami “menarche” (menstruaasi pertama). Menstruasi awal sering disetai dengan sakit kepala, sakit punggung dan
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA kadang-kadang kejang serta merasa lelah, depresi dan mudah tersinggung (Ali, 2010). 2) Ciri-Ciri Seks Sekunder Pada remaja putra ditandai dengan tumbuhnya rambut pubik atau bulu kopak di sekitar kemaluan dan ketiak, terjadi perubahan suara, tumbuh kumis dan tumbuh gondok laki atau jakun, sedangkan pada remaja putri ditandai dengan tumbuh rambut pubik atau bulu disekitar kemaluan dan ketiak, bertambah besar buah dada dan bertambah besarnya pinggul (Ali, 2010).

  b. Pubertas Pada masa ini telah tercapai kematangan seksual yaitu sistem reproduksi telah mampu membuat sel-sel kelamin (gamet). Hal ini dipengaruhi oleh produksi hormon kelamin dan kelenjar hipofisis (Arisman, 2009).

2. Perkembangan Psikis

  a. Aspek Intelektual Perkembangan intelektual (kognitif) pada remaja bermula pada umur 11 atau 12 tahun. Remaja tidak lagi terikat pada realitas fisik yang konkrit, remaja mulai mampu berhadapan dengan aspek-aspek yang hipotesis dan abstrak dari realitas. Bagaimana dunia ini tersusun tidak lagi dilihat sebagai satu-satunya alternatif yang mungkin terjadi, misalnya aturan-aturan dari orang tua, status remaja dalam kelompok sebayanya dan aturan-aturan yang diberlakukan padanya tidak lagi dipandang sebagai hal-hal yang mungkin berubah. Kemampuan-kemampuan berpikir yang baru ini memungkinkan individu untuk berpikir secara abstrak, hipotesis dan kontrafaktual, yang nantinya akan memberikan peluang pada

  ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA individu untuk mengimajinasikan kemungkinan lain untuk segala hal (Sarwono, 2011).

  b. Aspek Sosial Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial atau proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi. Meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan bekerja sama. Aspek ini meliputi kepercayaan akan diri sendiri, berpandangan objektif, keberanian menghadapi orang lain, dan lain-lain. Perkembangan sosial pada masa remaja berkembang kemampuan untuk memahami orang lain sebagai individu yang unik, baik menyangkut sifat-sifat pribadi, minat, nilai-nilai atau perasaan sehingga mendorong remaja untuk bersosialisasi lebih akrab dengan lingkungan sebaya atau lingkungan masyarakat baik melalui persahabatan atau percintaan. Pada masa ini, berkembang sikap cenderung menyerah atau mengikuti opini, pendapat, nilai, kebiasaan, kegemaran, dan keinginan orang lain. Ada lingkungan sosial remaja (teman sebaya) yang menampilkan sikap dan perilaku yang dapat dipertanggung jawabkan misalnya taat beribadah, berbudi pekerti luhur, dan lain- lain, tapi ada juga beberapa remaja yang terpengaruh perilaku tidak bertanggung jawab teman sebayanya, seperti mencuri, free sex, narkotik, miras, dan lain-lain.

  Remaja diharapkan memiliki penyesuaian sosial yang tepat dalam arti kemampuan untuk mereaksi secara tepat terhadap realitas sosial, situasi dan relasi baik di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat (Sarwono, 2011).

  ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2.1.4 Kebutuhan Gizi Remaja