PUSAT KARANTINA TUMBUHAN DAN KEAMANAN HAYATI NABATI BADAN KARANTINA PERTANIAN 2014

  

PUSAT KARANTINA TUMBUHAN DAN KEAMANAN HAYATI NABATI

BADAN KARANTINA PERTANIAN 2014

  Guidelines for Phytosanitary Certification for Mangosteen Fresh Fruits to Australia

KATA PENGANTAR

  Buah manggis (Garcinia mangostana) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki bentuk dan cita rasa buah yang khas serta kandungan nilai gizi yang baik untuk kesehatan. Hal tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi para konsumen mancanegara sehingga buah manggis menjadi salah satu komoditas ekspor unggulan Indonesia.

  Permohonan akses pasar buah manggis Indonesia ke Australia telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia ke Pemerintah Australia sejak tahun 2008. Namun demikian, baru pada tanggal 5 Juni 2012, melalui Biosecurity Advice 20012/12 Pemerintah Australia secara resmi memberikan akses pasar untuk buah manggis Indonesia. Hal ini membuktikan bahwa buah manggis Indonesia dapat memenuhi persyaratan fitosanitari dan keamanan pangan yang tinggi yang diterapkan oleh negara Australia. Keberhasilan buah manggis Indonesia menembus pasar Australia ini dapat menjadi tolak ukur bagi negara-negara lainya di dunia untuk membuka akses pasarnya terhadap buah manggis Indonesia.

  Badan Karantina Pertanian menerapkan sertifikasi fitosanitari buah manggis secara kesisteman untuk mempertahankan kelangsungan ekspor buah manggis Indonesia ke Australia. Sertifikasi fitosanitari dilakukan dari hulu ke hilir untuk menjamin kesehatan dan keamanan pangan komoditas buah manggis yang akan diekspor, yaitu melalui pengelolaan/manajemen risiko OPT, mulai dari kebun hingga pengiriman ekspor buah manggis ke Australia. Dengan demikian, setiap sertifikat kesehatan (Phytosanitary Certificate) yang diterbitkan sebagai kelengkapan dokumen ekspor buah manggis ke Australia dapat menjadi jaminan bahwa buah manggis yang diekspor telah memenuhi persyaratan Australia.

  Pedoman sertifikasi fitosanitari buah manggis tujuan Australia disusun dan ditetapkan oleh Kepala Badan Karantina Pertanian agar dapat digunakan sebagai pedoman bagi seluruh pihak dalam rangka pemenuhan persyaratan impor (Import

  

Condition, ICON) buah manggis yang ditetapkan oleh Pemerintah Australia sebagai

  hasil dari Import Risk Analysis (IRA). Dengan demikian diharapkan pedoman ini dapat diterapkan dengan konsisten sehingga akses pasar buah manggis Indonesia di Australia dapat terus dipertahankan.

  Terima kasih kami ucapkan kepada seluruh pihak yang telah ikut berperan dalam penyusunan pedoman ini. Semoga pedoman ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak yang berkepentingan.

  Jakarta, September 2014

BANUN HARPINI

  

DAFTAR ISI

  Halaman Daftar Isi ........................................................................................................... iii Daftar Tabel ....................................................................................................... iv Daftar Gambar .................................................................................................. v Bab I Pendahuluan ............................................................................................

  1 1.1. Latar Belakang ......................................................................................

  1 1.2. Maksud dan Tujuan ..............................................................................

  1 1.3. Ruang Lingkup ......................................................................................

  2 1.4. Dasar Hukum ........................................................................................

  2 1.5. Pengertian Umum ..................................................................................

  3 Bab II Persyaratan Ekspor Buah Manggis ke Australia ........................................

  5 Bab III Mitigasi Risiko di Kebun yang Telah Diregistrasi ....................................

  10 Bab IV Mitigasi Risiko di Rumah Kemas yang Telah Diregistrasi .......................

  14 4.1. Fasilitas Pendukung Kegiatan di Rumah Kemas .....................................

  14 4.2. Sistem Pengelolaan Mitigasi Risiko OPT di Rumah Kemas .....................

  18 4.3. Kegiatan di Rumah Kemas .....................................................................

  18 Bab V Mitigasi Risiko Selama Penyimpanan dan Pengangkutan ........................

  22 5.1. Mitigasi Risiko Selama Penyimpanan .....................................................

  22 5.2. Mitigasi Risiko Selama Pengangkutan ...................................................

  22 Bab VI Sertifikasi Karantina Tumbuhan ............................................................

  24 Bab VII Peran dan Tanggung Jawab Pihak Terkait .............................................

  26 Bab VIII Penutup ...............................................................................................

  31 Daftar Pustaka ..................................................................................................

  32 Lampiran ...........................................................................................................

  33

  

DAFTAR TABEL

  Halaman

1. OPT pada buah manggis Indonesia yang dicegah pemasukannya ke Australia

  7 2. Indeks kematangan buah manggis Indonesia ................................................

  8

  3. Tindakan fitosanitari yang harus diterapkan untuk ekspor buah manggis Indonesia ke Australia .................................................................................

  9 4. Teknik pengendalian OPT yang harus diterapkan di kebun ekspor buah manggis Indonesia tujuan Australia ............................................................

  13

  5. Peran dan tanggung jawab pihak terkait dalam rangka pemenuhan persyaratan ekspor buah manggis ke Australia ...........................................

  25

  

DAFTAR GAMBAR

  16 9. Gambar indeks kematangan buah manggis ..................................................

  15. Buah manggis dikemas dalam wadah/kemasan karton atau plastik dalam Keadaan baru dan bersih .............................................................................

  21

  21 14. Pembersihan buah manggis dengan penyikatan buah (brushing) setelah Penyemprotan udara bertekanan ..................................................................

  13. Pembersihan buah manggis dengan penyemprotan udara bertekanan (pressurized air blasting) pada bak berisi air atau cairan pelekat .................

  20

  17 12. Sortasi buah manggis di rumah kemas ........................................................

  16 11. Alur proses kegiatan ekspor buah manggis tujuan Australia .........................

  16 10. Peraturan kerja di ruang pengemasan ..........................................................

  16 8. Alat/mesin untuk menyegel kemasan ..........................................................

  Halaman 1. Tipe alat pemanenan buah manggis .............................................................

  7. Contoh (a) timbangan, (b) keranjang/crate plastik, (c) busa, dan (d) kertas alas keranjang ..............................................................................................

  15

  15 6. Kuas untuk membersihkan OPT dan kotoran yang melekat pada buah .......

  15 5. Bak berisi air atau cairan pelekat untuk mengumpulkan OPT dan kotoran ..

  12 4. Mesin penyemprotan udara bertekanan (pressurised air blasting) ................

  3. Sortasi awal di rumah pengumpul menggunakan keranjang biru untuk buah dari kebun registrasi ...........................................................................

  12

  12 2. Keranjang pengumpul buah di kebun ..........................................................

  21

BAB I PENDAHULUAN

  1.1. Latar Belakang

  Indonesia sebagai negara tropis memiliki potensi besar menghasilkan jenis buah yang khas untuk dikembangkan menjadi komoditas ekspor. Produksi buah-buahan Indonesia sejak tahun 1995 sampai 2013 mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Namun selama tahun 2013, nilai ekspor produk hortikultura Indonesia hanya mencapai 434 juta USD, sementara nilai impor mencapai 4 kali lebih besar dari nilai ekspor yaitu mencapai 1,6 milyar USD (Pusat Kajian Hortikultura Tropika, 2014).

  Badan Karantina Pertanian selalu mendukung upaya pengembangan ekspor nasional, antara lain melalui fasilitasi pemenuhan persyaratan fitosanitari negara tujuan ekspor. Saat ini, kebijakan Badan Karantina Pertanian dalam memberikan pelayanan sertifikasi fitosanitari lebih diarahkan pada pendekatan berbasis in-line

  

inspection system, yaitu pendekatan kesisteman dalam pengelolaan risiko (approach

control system on risk management) melalui penerapan mitigasi risiko terbawanya

  organisme pengganggu tumbuhan dan kontaminasi cemaran berbahaya sejak di sentra produksi (on-farm) sampai dengan pengiriman dengan melibatkan para pihak yang terkait. Kebijakan tersebut juga dimaksudkan sebagai upaya mempertahankan kualitas buah-buahan yang akan diekspor dan untuk memudahkan dalam melakukan penelusuran dan tindakan perbaikan.

  Pelaksanaan sertifikasi fitosanitari terhadap buah manggis yang akan diekspor ke Australia harus dilakukan sesuai dengan persyaratan Australia yang tercantum dalam “Biosecurity Advice 2012/12: Final Report for the Non Regulated Analysis of

  

Existing Policy for Fresh Mangosteen Fruits from Indonesia”. Untuk itu, Badan

  Karantina Pertanian memandang perlu adanya pedoman untuk melaksanakan ekspor buah manggis ke Australia sebagai acuan bagi semua pihak yang berkepentingan.

  1.2. Maksud dan Tujuan

  Pedoman dimaksudkan sebagai acuan bagi semua pihak dalam penerapan ketentuan sebagaimana tercantum dalam “Biosecurity Advice 2012/12: Final Report

  

for the Non Regulated Analysis of Existing Policy for Fresh Mangosteen Fruits from

Indonesia”.

  Tujuan dari Pedoman ini adalah untuk menjamin konsistensi penerapan persyaratan fitosanitari untuk ekspor buah manggis Indonesia ke Australia sehingga keberlangsungan ekspor dapat terus dipertahankan.

  1.3. Ruang Lingkup

  Ruang lingkup Pedoman ini meliputi langkah-langkah dalam penerapan pemenuhan persyaratan fitosanitari ekspor buah manggis Indonesia ke Australia beserta pembagian tugas dan kewenangan semua pihak yang terkait dalam ekspor buah manggis. Langkah-langkah dimaksud berupa upaya mitigasi risiko yang harus dilakukan di kebun manggis yang telah diregistrasi, di rumah kemas (packing house) yang telah diregistrasi, di gudang penyimpanan buah manggis dan selama dalam pengangkutan, serta pada saat pelaksanaan sertifikasi ekspor oleh Petugas Karantian Tumbuhan.

  1.4. Dasar Hukum

  Peraturan yang digunakan sebagai dasar hukum penyusunan pedoman sebagai berikut: a) Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan

  Tumbuhan;

  b) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman;

  c) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia (Agreement on the Establishment of

  the World Trade Organization);

  d) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura;

  e) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan;

  f) Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2002 tentang Karantina Tumbuhan;

  g) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan;

  h) Keputusan Presiden Nomor 02 Tahun 1977 tentang Pengesahan Konvensi Perlindungan Tanaman Internasional (Revised Text of International Plant Protection

  Convention 1951);

  i) Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor: 44/Permentan/OT.140/10/2009 Tentang Pedoman Penanganan Pasca Panen Hasil Pertanian Asal Tanaman Yang Baik (Good Handling Practices); j) Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 48/Permentan/OT.140/10/2009 tentang Tentang Pedoman Budidaya Buah dan Sayur yang Baik (Good Agriculture Practices

  For Fruit and Vegetables);

  k) Peraturan Menteri Pertanian Nomor:62/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Tatacara Penerapan dan Registrasi Kebun atau Lahan Usaha dalam Budidaya Buah dan Sayur yang Baik; l) Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 88/Permentan/PP.340/12/2011 tentang Pengawasan Keamanan Pangan Terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Pangan Segar Asal Tumbuhan; m) Peraturan Menteri Pertanian Nomor:73/Permentan/OT.140/12/2012 tentang Persyaratan dan Tatacara Penetapan Instalasi Karantina Tumbuhan Milik Perorangan atau Badan Hukum; n) Peraturan Menteri Pertanian Nomor:73/Permentan/OT.140/7/2013 tentang Pedoman Panen, Pascapanen, dan Pengelolaan Bangsal Pascapanen Hortikultura Yang Baik; o) Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 38/Permentan/OT.140/3/2014 tentang Tindakan Karantina Tumbuhan di Luar Tempat Pemasukan dan Pengeluaran.

1.5. Pengertian Umum

  Beberapa istilah yang digunakan dalam pedoman antara lain sebagai berikut:

  1. Sertifikasi fitosanitari adalah serangkaian proses tindakan karantina tumbuhan yang dilakukan oleh Petugas Karantina Tumbuhan terhadap komoditas pertanian yang akan diekspor dalam rangka penerbitan sertifikat kesehatan tumbuhan (Phytosanitary Certificate atau PC) oleh Unit Pelayanan Teknis (UPT) Karantina Pertanian;

  2. Tindakan karantina tumbuhan yang selanjutnya disebut dengan tindakan karantina adalah tindakan yang dilakukan Petugas Karantina Tumbuhan, berupa tindakan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan, penahanan, penolakan, pemusnahan dan/atau pembebasan terhadap media pembawa;

  3. Petugas Karantina Tumbuhan adalah Pejabat Fungsional Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan yang bekerja pada Instansi Karantina Tumbuhan;

  4. Karantina Tumbuhan adalah tindakan sebagai upaya pencegahan masuk dan tersebarnya Organisme Pengganggu Tumbuhan dari luar negeri dan dari suatu area ke area lain di dalam negeri atau keluarnya dari dalam wilayah negara Republik Indonesia;

  5. Organisme Pengganggu Tumbuhan yang selanjutnya disebut OPT adalah semua organisme yang dapat merusak, mengganggu kehidupan, atau menyebabkan kematian tumbuhan yang dicegah pemasukannya oleh negara tujuan;

  6. Buah manggis ekspor adalah buah manggis dengan spesifikasi tertentu untuk keperluan ekspor tujuan Australia;

  7. Tempat pengumpul (collecting house) adalah bangunan beserta peralatan yang digunakan sebagai tempat pengumpulan dan penanganan awal buah manggis dari kebun sebelum dibawa ke rumah kemas;

  8. Rumah kemas (packing house) adalah suatu bangunan beserta peralatan yang digunakan sebagai tempat menangani kegiatan penanganan pasca panen buah manggis sejak dipanen sampai pengemasan dan siap didistribusikan ke pasar tujuan;

  9. Sertifikat Kesehatan Tumbuhan atau Phytosanitary Certificate yang selanjutnya disebut PC adalah surat keterangan yang diterbitkan oleh Petugas Karantina Tumbuhan yang menyatakan bahwa media pembawa yang tercantum di dalamnya bebas dari OPT serta telah memenuhi persyaratan karantina tumbuhan yang ditetapkan dan/atau menyatakan keterangan lain yang diperlukan;

  10.Instalasi Karantina Tumbuhan yang selanjutnya disebut instalasi karantina adalah tempat beserta segala sarana yang ada padanya yang digunakan untuk melaksanakan tindakan karantina tumbuhan;

  11.Kebun registrasi adalah kebun yang telah diidentifikasi, diaudit secara internal, dinilai, serta telah memenuhi semua dokumen persyaratan dan telah mendapatkan nomor penghargaan dari otoritas kompeten.

BAB II PERSYARATAN EKSPOR BUAH MANGGIS KE AUSTRALIA Komoditas buah manggis Indonesia yang dikirim ke Australia wajib memenuhi

  persyaratan/ketentuan fitosanitari yang ditetapkan oleh Pemerintah Australia, sebagai berikut:

  1. Buah harus berasal dari kebun dan rumah kemas yang teregistrasi/terdaftar di Badan Karantina Pertanian atau otoritas yang berwenang di Indonesia.

  2. Buah harus bebas dari berbagai jenis OPT lalat buah (fruit flies), tungau laba-laba

  (spider mites), kutu putih (mealybugs), dan semut (ants) yang dicegah pemasukannya ke Australia (Tabel 1).

  

3. Buah harus bebas dari kontaminasi tanah, bebas dari bagian-bagian tanaman

  lainnya yang tidak dikehendaki (daun, akar, biji gulma), bebas dari bagian-bagian hewan, dan bahan-bahan asing lainnya (other extraneous materials).

  

4. Buah harus dalam keadaan utuh, tidak rusak/pecah, dan pada tingkat

kematangan indeks 2 – 3 untuk mencegah terbawanya OPT lalat buah (Tabel 2).

  

5. Untuk mencegah terbawanya OPT kelompok spider mites, mealybugs, dan ants

  pada kiriman buah, maka sebelum ekspor wajib dilakukan tindakan fitosanitari seperti pada Tabel 3, sebagai berikut: a. setiap individu buah harus dibersihkan dari OPT yang melekat pada permukaan buah, termasuk OPT yang terdapat di bawah kelopak buah (calyx) dengan metode penyemprotan udara bertekanan (pressurised air blasting) dan diikuti dengan penyikatan (brushing); b. buah harus diberi perlakuan fumigasi dengan metil bromida dosis 32 gram/m

  3

  selama 2 jam pada suhu 21 C atau lebih, oleh provider fumigasi yang telah teregistrasi di Badan Karantina Pertanian; c. Petugas Karantina Tumbuhan harus melakukan pemeriksaan visual terhadap 600 buah sebagai sampel dari seluruh komoditas yang akan dikirim untuk memastikan buah yang dikirim tidak rusak/pecah, bebas dari OPT, bebas dari tanah, bebas dari bagian-bagian tanaman lainnya yang tidak dikehendaki (daun, akar, biji gulma), bebas dari bagian-bagian hewan, dan bahan-bahan asing lainnya (other extraneous materials) dan segera melakukan tindakan perbaikan apabila ditemukan hal-hal tersebut.

  6. Buah harus dikemas dengan menggunakan kemasan:

  a. berupa karton atau keranjang plastik, dalam keadaan baru dan bersih, serta terjamin keamanannya dari infestasi/re-infestasi OPT; b. diberi label yang bertuliskan“For Australia” serta dilengkapi dengan nama produk, nomor registrasi rumah kemas, nomor lot, nomor karton/keranjang plastik pada setiap lot, dan tanggal kemasan.

  

7. Integritas fitosanitari dari komoditas buah yang telah memenuhi persyaratan

  ekspor ke Australia harus dipelihara dengan baik selama penyimpanan dan pengiriman, antara lain dengan menjaga buah tetap aman, terpisah dari buah lainnya untuk pasar domestik atau pasar internasional selain Australia, serta terpisah dari buah yang belum mendapat perlakuan fitosanitari untuk mencegah terjadinya infestasi/re-infestasi OPT atau tercampur.

  

8. Phytosanitary Certificate (PC) harus diterbitkan hanya terhadap kiriman buah

  manggis yang telah memenuhi persyaratan Australia, dengan mencantumkan informasi sebagai berikut pada: a. Kolom additional declaration:

  ‘The fruit in this consignment has been produced in Indonesia in accordance

  with the conditions governing entry of fresh mangosteen fruit to Australia and inspected and found free of quarantine pests’.

  b. Kolom treatment:

  3 Methyl bromide fumigation, 32 gram/m for 2 hours, >= 21 C, on ..........

  (cantumkan tanggal pelaksanaan fumigasi), with fumigation certificate (as attached) (sertifikat fumigasi sebagai lampiran).

  

9. Badan Karantina Pertanian harus mengelola dengan baik daftar kebun registrasi,

  rumah kemas registrasi, dan provider fumigasi registrasi, serta menginformasikannya ke Pemerintah Australia apabila terdapat perubahan pada daftar tersebut. Tabel 1 OPT pada buah manggis Indonesia yang dicegah pemasukannya ke Australia

  OPT Nama umum Spider mites [Prostigmata: Tetranychidae] Tetranychus spp.

  Spider mites Fruit flies [Diptera: Tephritidae] EP

  Bactrocera carambolae Drew & Hancock, 1994 Carambola fruit fly EP Bactrocera papayae Drew & Hancock, 1994 Papaya fruit fly Mealybugs [Hemiptera: Pseudococcidae] Dysmicoccus lepelleyi (Betrem, 1937) Annona mealybug Exallomochlus hispidus (Morrison, 1921) Cocoa mealybug Hordeolicoccus heterotrichus (Williams, 2004) Citrus mealybug Paracoccus interceptus Lit, 1997 Intercepted mealybug Paraputo odontomachi (Takahashi, 1951) EP Planococcus lilacinus (Cockerell, 1905) Coffee mealybug EP, WA Planococcus minor (Maskell, 1897) Pacific mealybug

  Pseudococcus aurantiacus Williams, 2004 Orange-coloured mealybug Pseudococcus baliteus Lit, 1994 Aerial root mealybug EP Pseudococcus cryptus Hempel, 1918 Cryptic mealybug EP Rastrococcus spinosus (Robinson, 1918) Philippine mango mealybug Ants [Hymenoptera: Formicidae] Camponotus sp.

  Cardiocondyla sp. Crematogaster sp. EP Dolichoderus sp.

  Iridomyrmex sp. Monomorium sp. Paratrechina sp. Pheidole sp. Plagiolepis sp. Polyrhachis sp. Tapinoma sp. EP Technomyrmex sp.

  Tetramorium sp. EP Wasmannia auropunctata (Roger, 1863) Little fire ant Tabel 2 Indeks kematangan buah manggis Indonesia

  Indeks Kematangan Tampilan Buah Deskripsi Kulit buah hijau atau kuning kehijauan, banyak getah, dan belum siap dipanen Kulit buah terang kuning kehijauan dengan noda berwarna pink yang tersebar 5-50%. Buah belum matang dan masih banyak getah. Daging buah masih menempel pada kulit buah. Buah belum siap dipanen Kulit buah terang kuning kehijauan dengan noda berwarna pink yang tersebar 51-100%. Buah hampir matang dan getah mulai berkurang. Daging buah masih menempel pada kulit buah. Noda tidak sejelas pada indeks 2, dan noda kemerahan hampir seragam menjadi merah, kulit buah masih lengket karena getah. Daging buah sulit dipisahkan dari kulit buah. Buah dapat dipanen untuk pasar ekspor.

  Kulit buah merah hingga ungu kemerahan dan masih lengket karena getah. Daging buah dapat dipisahkan dari kulit buah dan dapat dikonsumsi. Buah dapat dipanen untuk pasar ekspor. Kulit buah ungu gelap. Buah mulai matang, getah menghilang dan buah dapat dikonsumsi. Buah sesuai untuk pasar domestik.

  Kulit buah ungu hitam. Buah matang penuh. Tabel 3 Tindakan fitosanitari yang harus diterapkan untuk ekspor buah manggis Indonesia ke Australia

  OPT Nama Umum Tindakan fitosanitari Arthropoda

  Tetranychus spp. spider mites Membersihkan buah, termasuk di bagian

   bawah kelopak buah dengan penyemprotan Dysmicoccus lepelleyi Mealybugs udara bertekanan dan penyikatan

  Exallomochulus hispidus  Fumigasi metil bromida atau perlakuan

  Hordeolicoccus heterotrichus alternatif lainnya yang diakui oleh Australia

  Paracoccus interceptus Pemeriksaan visual oleh Petugas Karantina

   Parputo odontomachi EP Tumbuhan dan tindakan perbaikan* Planococcus lilacinus EP, WA Planococcus minor Pseudococcus aurantiacus Pseudococcus baliteus EP Pseudococcus cryptus EP Rastrococcus spinosus Camponotus sp. ants Cardiocondyla sp. Crematogaster sp. EP Dolichoderus sp. Iridomyrmex sp. Monomorium sp. Paratrechina sp. Pheidole sp. Plagiolepis sp. Polyrhachis sp. Tapinoma sp. Technomyrmex sp. Tetramorium sp. EP Wasmannia auropunctata

  • *: Tindakan perbaikan (tergantung pada lokasi pemeriksaan) dapat termasuk: perlakuan pada barang

    kiriman untuk menjamin bahwa OPT tidak lagi hidup atau terjadi penolakan barang kiriman

    EP ekspor ke Australia. WA : Spesies telah dikaji sebelumnya dan kebijakan impor sudah ada.

  : OPT yang menjadi perhatian bagi Australia Barat.

BAB III MITIGASI RISIKO DI KEBUN YANG TELAH DIREGISTRASI Upaya mitigasi risiko di kebun bertujuan untuk mengurangi kemungkinan

  terbawanya OPT, tanah, bagian-bagian tanaman lainnya yang tidak dikehendaki (daun, akar, biji gulma), bagian-bagian hewan, bahan-bahan asing lainnya (other

  

extraneous materials) dan cemaran berbahaya pada buah manggis dari kebun

  produksi. Kegiatan yang harus diterapkan di kebun manggis dalam upaya mitigasi risiko terbawanya OPT pada buah manggis adalah sebagai berikut:

  1. Kebun yang telah diregistrasi harus selalu konsisten menerapkan teknik budidaya yang baik (Good Agricultural Practices, GAP), prosedur standar operasional (Standard Operational Procedure, SOP), dan pengelolaan hama terpadu (Integrated

  Pest Management,

  IPM) dalam pengelolaan jenis-jenis OPT yang dicegah pemasukannya ke Australia.

  2. Dalam penerapan GAP, SOP, dan IPM, kebun produksi harus melakukan pencatatan dan pendokumentasian yang baik, termasuk catatan penggunaan pupuk dan pestisida, apabila ada.

  3. Kebun registrasi harus menerapkan kegiatan untuk mitigasi risiko OPT yang dapat terbawa buah manggis sebagai berikut: a. Kegiatan budidaya yang dapat mengendalikan dan mengurangi jumlah OPT di kebun seperti tercantum pada Tabel 4, antara lain dengan penggunaan mulsa

  (mulching), pemangkasan (pruning), penjarangan buah (fruit thinning), sertasanitasi kebun (field sanitation) dengan cara mengumpulkan serasah daun (collecting fallen leaves), pembersihan gulma (weeding), dan pengasapan (smoke sanitising);

  b. Kegiatan monitoring keberadaan OPT fruit flies, spider mites, mealybugs, dan

  ants yang dicegah pemasukannya ke Australia, serta melakukan pencatatan

  jenis OPT lainnya yang ada diarea kebun; c. Kegiatan penimbunan buah yang rusak/busuk dalam lubang penimbunan.

  4. Untuk memastikan buah yang diekspor bebas dari kontaminasi atau cemaran bahan kimia dan logam berat, maka terhadap buah dan tanah diupayakan untuk dilakukan pengujian keamanan pangan secara berkala.

  5. Penanganan panen menggunakan peralatan yang sesuai untuk menjaga kualitas buah dan keselamatan pekerja. Peralatan yang dapat digunakan dalam pemanenan buah antara lain: sepatu boot, sarung tangan, topi/pelindung kepala, keranjang pengumpul buah, dan alat panen berupa kayu panjang dengan kantong kain yang melekat untuk menangkap buah atau kayu panjang yang bercabang di bagian ujungnya (Gambar 1).

  6. Untuk menjamin kualitas buah tetap baik serta menghindari terbawanya OPT

  fruit flies pada buah, maka proses pemanenan buah harus dilakukan dengan

  cara-cara sebagai berikut: a. Panen dilakukan dengan memeriksa buah yang memenuhi syarat untuk dipetik dengan memperhatikan karakteristik fisik buah dan tingkat kematangan buah;

  b. Buah dipanen dengan cara memetik buah yang sesuai dengan tingkat kematangan, yaitu indeks 2 – 3 serta harus menghindari terjadinya pelukaan pada buah;

  c. Buah yang telah dipanen dikumpulkan dalam keranjang pengumpul buah yang terbuat dari bambu yang beralaskan daun pisang untuk menghindari kerusakan fisik (Gambar 2).

  7. Proses pengangkutan keranjang buah dari kebun ke rumah pengumpul adalah sebagai berikut: a. Keranjang pengumpul buah diberi keterangan atau catatan asal/sumber/pemilik kebun untuk mempermudah penelusuran; b. Buah yang telah dipetik dimasukkan ke dalam keranjang pengumpul buah dan ditutup dengan menggunakan kain kasa atau jaring untuk menghindari terjadinya infestasi OPT serangga;

  c. Keranjang pengumpul buah dari kebun dihindarkan dari kontaminasi tanah dan kotoran/serasah; d. Keranjang pengumpul buah ditata dengan baik dalam alat angkut dan diikat dengan tali sedemikian rupa guna mencegah terjadinya guncangan berlebihan yang dapat menyebabkan luka pada buah, untuk kemudian keranjang tersebut diangkut ke rumah pengumpul; e. Setelah sampai di rumah pengumpul, keranjang pengumpul buah diletakkan secara hati-hati untuk menghindari terjadinya pelukaan pada buah.

  8. Proses penanganan buah di rumah pengumpul untuk sortasi awal buah dilakukan sebagai berikut: a. Rumah pengumpul harus selalu terjaga kebersihannya;

  b. Buah pada keranjang pengumpul buah dipindahkan ke dalam keranjang plastik berwarna biru atau hijau yang menandakan bahwa buah berasal dari kebun registrasi (Gambar 3);

  c. Buah yang rusak atau tidak memenuhi persyaratan indeks kematangan dipisahkan dalam wadah tersendiri untuk kemudian segera dimusnahkan; d. Keranjang plastik yang berisi buah ditimbang dan diberi label dengan 4 digit kode rumah kemas, 5 digit kode registrasi kebun,serta keterangan tanggal panen sebagai bentuk identitas buah berasal dari kebun dan rumah kemas yang teregistrasi; e. Pengiriman buah ke rumah kemas menggunakan alat angkut berupa truk tertutup yang dapat menjamin kualitas buah tetap terjaga, bersih, serta terhindar dari kontaminasi cemaran dan re-infestasi OPT.

  (a (b )

  )

  Gambar 1 Tipe alat pemanenan buah manggis: (a) kayu panjang dengan bagian ujung kantong kain; (b) kayu panjang yang bercabang di bagian ujungnya

  Gambar 2 Keranjang pengumpul buah di kebun Gambar 3 Sortasi awal di rumah pengumpul menggunakan keranjang biru untuk buah dari kebun registrasi Tabel 4 Teknik pengendalian OPT yang harus diterapkan di kebun ekspor buah manggis Indonesia tujuan Australia

  Nama OPT Tindakan pengendalian umum Arthropoda Tetranychus spp.

  Spider mites Pemangkasan kanopi untuk mengurangi kepadatan dan tumpang tindih; penjarangan buah; menjaga kebersihan lapangan; pemanfaatan musuh alami (Coccinellidae, Chrysophidae)

  

Icerya Seychelles Pemangkasan kanopi untuk mengurangi kepadatan dan

seychellarum scale tumpang tindih; penjarangan buah; menjaga

kebersihan lapangan

  

Exallomochlus Cocoa Pemangkasan kanopi untuk mengurangi kepadatan dan

hispidus

mealybug tumpang tindih; penjarangan buah

  

Helopeltis antonii Leaf and Pemangkasan kanopi untuk mengurangi kepadatan dan

fruit sucker tumpang tindih; memusnahkan tanaman yang terinfestasi berat; pemanfaatan musuh alami (belalang sembah, laba-laba, dan kumbang)

  Hyposidra talaca Leaf Menjaga kebersihan lapangan; pemangkasan dan caterpillar memusnahkan daun terserang

  Phyllocnistis Citrus leaf Pemangkasan dan memusnahkan daun terserang ; citrella miner pemanfaatan musuh alami(Ageniaspis sp.)

Scirtothrips Chilli thrips Pemangkasan kanopi untuk mengurangi kepadatan dan

dorsalis tumpang tindih ; menjaga kebersihan lapangan

  Patogen

Corticium Pink disease Pemangkasan kanopi untuk mengurangi kepadatan dan

salmonicolor tumpang tindih; memusnahkan cabang30 cm ke bawah

bagian yang busuk dari kulit kayu; pemanfaatan bubur bordeaux (carbolineum plantarum) pada cabang yang terinfeksi

  Colletotrichum Fruit rot Menjaga kebersihan lapangan; menerapkan teknik gloeosporioides penanganan pasca panen yang baik Pellicularia

  Leaf brown Pemangkasan kanopi untuk mengurangi kepadatan dan

koleroga spot tumpang tindih;memusnahkan daun dan ranting yang

terinfeksi; menjaga kebersihan lapangan

  Pestalotiopsis Leaf spot Pemangkasan kanopi untuk mengurangi kepadatan; palmarum memusnahkan bagian tanaman yang mati; pemangkasan daun bergejala;menjaga kebersihan lapangan

BAB IV MITIGASI RISIKO DI RUMAH KEMAS YANG TELAH REGISTRASI Keberadaan rumah kemas sangat diperlukan sebagai tempat penanganan pasca

  panen buah manggis sebelum ekspor. Khusus ekspor manggis ke Australia, rumah kemas harus teregistrasi di Badan Karantina Pertanian atau otoritas yang berwenang di Indonesia. Untuk dapat diregistrasi, maka bangunan, fasilitas pendukung, dan sistem pengelolaan rumah kemas harus memenuhi persyaratan tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku di Indonesia dan untuk menjamin persyaratan ekspor buah manggis ke Australia dapat terpenuhi.

4.1. Fasilitas Pendukung Kegiatan di Rumah Kemas

  Rumah kemas harus dilengkapi fasilitas pendukung kegiatan pembersihan buah dan pengemasan serta sarana sanitasi ruangan dan keselamatan pekerja, antara lain: a. mesin penyemprotan udara bertekanan (pressurised air blasting) untuk menghilangkan OPT dan kotoran yang berada di bawah kelopak buah (calyx)

  (Gambar 4);

  b. bak berisi air atau cairan pelekat untuk mengumpulkan OPT dan kotoran pada saat pembersihan buah (Gambar 5); c. kuas dan kain pembersih buah untuk menghilangkan OPT dan kotoran yang melekat pada permukaan buah (Gambar 6); d. timbangan untuk penimbangan buah yang telah dikemas; keranjang/krat buah berbahan plastik sebagai wadah buah; busa dan kertas pelapis sebagai alas buah dalam kemasan yang sekaligus berfungsi untuk menyerap kondensasi air dari buah (Gambar 7); e. alat/mesin untuk menyegel kemasan (Gambar 8);

  f. gambar indeks kematangan buah manggis harus tersedia pada ruang pengemasan sebagai petunjuk bagi para pekerja dalam kegiatan sortasi (Gambar 9);

  g. peraturan kerja di ruang kerja pengemasan harus tersedia pada ruang pengemasan untuk dilaksanakan (Gambar 10); h. gambar alur proses kegiatan ekspor buah manggis ke Australia harus tersedia pada ruang pengemasan untuk dilaksanakan (Gambar 11); i. tanda peringatan untuk menjaga kebersihan dan keselamatan pekerja, tanda peringatan dilarang masuk bagi yang tidak berkepentingan, dan tanda peringatan dilarang merokok, yang diletakkan di depan pintu masuk dan juga di dalam area kerja sortasi, grading, dan gudang penyimpanan buah siap ekspor; j. kantung sampah dan/atau kotak sampah; k. peralatan untuk pengendalian OPT dan kebersihan ruangan; l. alat tulis untuk pencatatan; m. gudang penyimpanan buah siap ekspor, berupa ruangan berpendingin dengan suhu ~13 °C, kondisi bersih, bebas banjir, dan tertutup sedemikian rupa untuk melindungi buah dari cemaran biologis, mekanis dan re-infestasi OPT (termasuk tikus).

  Gambar 4 Mesin penyemprotan udara bertekanan (pressurised air blasting) Gambar 5 Bak berisi air atau cairan pelekat untuk mengumpulkan OPT dan kotoran Gambar 6 Kuas untuk membersihkan OPT dan kotoran yang melekat pada buah Gambar 7 Contoh (a) Timbangan, (b) keranjang/crate plastik, (c) busa, dan (d) kertas alas keranjang Gambar 8 Alat/mesin untuk menyegel kemasan

  Gambar 9 Indeks kematangan manggis Gambar 10 Peraturan kerja di ruang pengemasan

  (a) (b) (c) (d) (c) Gambar 11 Alur proses kegiatan ekspor buah manggis tujuan Australia

  4.2. Sistem Pengelolaan Mitigasi Risiko OPT di Rumah Kemas

  Rumah kemas harus menerapkan sistem pengelolaan mitigasi risiko OPT dengan baik (packing house management), antara lain: a. Menerapkan program sanitasi/kebersihan rumah kemas dan lingkungannya, baik sebelum dan setelah rumah kemas digunakan; b. menerapkan program pencegahan re-infestasi OPT, antara lain dengan:

  (i). mengumpulkan dan memusnahkan buah rusak/cacat dan sampah lainnya hasil sortasi, baik dengan cara dibakar maupun dibenamkan dalam tanah; (ii). menyediakan keset lantai (keset kaki) yang diberi disinfektan di luar pintu masuk ruang pengemasan untuk mencegah re-infestasi OPT yang mungkin terbawa pada alas kaki pekerja;

  (iii). menyediakan topi, sarung tangan, masker penutup hidung dan mulut bagi para pekerja untuk mencegah re-infestasi OPT yang mungkin terbawa pada bagian tubuh pekerja serta untuk keselamatan pekerja;

  c. menerapkan kegiatan pembersihan dan pengemasan buah untuk tujuan ekspor Australia secara khusus atau tidak dilakukan pada saat yang bersamaan dengan tujuan ekspor negara lainnya ataupun tujuan pasar domestik; d. Petugas Karantina Tumbuhan atau personil rumah kemas yang ditunjuk sebagai penanggungjawab ekspor harus memastikan bahwa semua buah yang dikemas untuk tujuan ekspor Australia telah memenuhi persyaratan Australia.

  4.3. Kegiatan di Rumah Kemas

  Kegiatan yang dilakukan di rumah kemas, meliputi: sortasi dan pengelompokan buah (grading) berdasarkan kriteria ekspor (tingkat kematangan buah indeks 2 – 3, ukuran buah, dan buah tidak rusak/pecah), pengemasan buah (packing), serta pencegahan re-infestasi dan kontaminasi OPT, termasuk pencegahan terbawanya tanah, bagian-bagian tanaman lainnya yang tidak dikehendaki (daun, akar, biji gulma), bagian-bagian hewan, dan bahan-bahan asing lainnya (other extraneous

  

materials). Kegiatan yang dilakukan di rumah kemas teregistrasi adalah sebagai

  berikut:

  a. Mencatat jumlah dan asal buah yang datang sebelum dilakukan aktivitas di rumah kemas, termasuk informasi mengenai: (i)nama pemilik kebun buah (petani), nomor registrasi kebun, serta tanggal panen; dan (ii) nama kelompok tani dan nomor registrasi kebun. Catatan tersebut harus dikelola dengan baik untuk keperluan penelusuran kembali, apabila diperlukan;

  b. Sortasi dan pengelompokan awal (sorting and initial grading) (i) Buah manggis yang masuk ke rumah kemas dilakukan sortasi dan pengelompokan berdasarkan ukuran, keseragaman, tingkat kematangan, dan kualitas buah (Gambar 12);

  (ii) Pengelompokan buah dibagi menjadi 3 (tiga) kelas: Super I : Tangkai buah berwarna hijau terang, kelopak buah lengkap dan berwarna hijau terang, kulit buah bebas dari kerusakan.

  Super II : Tangkai buah berwarna hijau pucat, kelopak tidak lengkap dan berwarna hijau dan beberapa kecoklatan, 30% kulit buah menunjukkan kerusakan (goresan). Super III : Tangkai buah berwarna hijau kusam, kelopak tidak lengkap dan berwarna hijau dan beberapa kecoklatan, 30 – 50% kulit buah menunjukkan kerusakan (goresan).

  (iii) Setiap buah yang rusak/cacat segera dipisahkan dan dikumpulkan untuk kemudian dibuang atau dimusnahkan sebelum tercampur dengan buah yang akan dikemas untuk ekspor;

  (iv) Buah yang dikirim ke Australia adalah yang termasuk dalam tingkat kematangan indeks 2-3, tidak rusak/pecah, serta termasuk ke dalam kelas Super I dan Super II.

  c. Pembersihan buah dan pengelompokan akhir (cleaning and final grading) (i) Setiap buah manggis dibersihkan secara manual dengan metode penyemprotan udara bertekanan (pressurised air blasting) untuk menghilangkan OPT dan kotoran yang berada di bawah kelopak buah (calyx). Kegiatan ini dilakukan pada bak berisi air atau cairan pelekat untuk mengumpulkan kotoran atau OPT dan mencegah kontaminasi (Gambar 13);

  (ii) Setelah penyemprotan, dilakukan penyikatan buah (brushing) dengan kuas untuk menghilangkan OPT dan kotoran yang melekat pada permukaan buah (Gambar 14);

  (iii) Buah yang telah bersih ditimbang berdasarkan kelasnya untuk kemudian dikemas; (iv) Buah yang rusak selama proses pembersihan harus dimusnahkan.

  d. Pengemasan dan pelabelan (packaging and labelling) (i) Buah yang sesuai dengan persyaratan Australia (kelas Super I dan II) harus dikemas dalam wadah/kemasan karton atau plastik dalam keadaan baru dan bersih (Gambar 15). Kemasan yang berasal dari bahan tanaman tidak boleh digunakan, baik untuk mengemas buah di rumah kemas maupun saat pemanenan. Kemasan harus dapat menjaga kualitas buah tetap baik dan harus disegel;

  (ii) Kemasan harus diberi label pada bagian yang mudah terlihat. Label harus bertuliskan “For Australia” serta dilengkapi dengan informasi nama produk, nomor registrasi kebun dan rumah kemas, nomor lot, nomor karton/keranjang plastik pada setiap lot, dan tanggal kemasan untuk memudahkan penelusuran. e. Penyimpanan (storage) (i) Apabila tidak langsung diekspor, buah dalam kemasan yang sudah disegel disimpan sementara di dalam ruangan berpendingin suhu ~ 13 °C; (ii) Ruang penyimpanan harus selalu dalam keadaan bersih (higienis), bebas banjir, dan tertutup sedemikian rupa untuk melindungi buah dari cemaran biologis, mekanis dan re-infestasi OPT (termasuk tikus);

  (iii) Buah untuk tujuan ekspor Australia harus disimpan terpisah dengan buah tujuan pasar domestik atau pasar internasional lainnya; (iv) Integritas karantina dari buah yang akan diekspor ke Australia harus dijaga selama penyimpanan dan pengangkutan; (v) Rumah kemas harus dapat menjamin catatan kegiatan di rumah kemas selalu diperbaharui.

  f. Fumigasi metil bromida (methyl bromide fumigation) (i) Fumigasi metil bromida diberikan kepada kiriman buah yang sudah dikemas dan siap ekspor untuk mitigasi risiko terbawanya OPT hidup jenis spider

  mites, mealybugs, dan ants;

  3

  (ii) Fumigasi dilakukan dengan dosis 32 g/m selama 2 jam pada suhu 21 C atau lebih; (iii) Fumigasi harus dilakukan oleh provider fumigasi yang teregistrasi di Badan Karantina Pertanian dan dengan pengawasan Petugas Karantina Tumbuhan.

  Gambar 12 Sortasi buah manggis di rumah kemas Gambar 13 Pembersihan buah manggis dengan penyemprotan udara bertekanan (pressurised air blasting) pada bak berisi air atau cairan pelekat

  Gambar 14 Pembersihan buah manggis dengan penyikatan buah (brushing) setelah penyemprotan udara bertekanan

  Gambar 15 Buah manggis dikemas dalam wadah/kemasan karton atau plastik dalam keadaan baru dan bersih

BAB V MITIGASI RISIKO SELAMA PENYIMPANAN DAN PENGANGKUTAN Penyimpanan dan pengangkutan merupakan faktor kritis yang dapat

  mengakibatkan terjadinya re-infestasi OPT serta kontaminasi kotoran dan cemaran pada buah manggis yang telah dikemas dengan baik. Semua pihak yang terlibat dalam penyimpanan dan pengangkutan buah manggis harus melakukan upaya mitigasi risiko agar kesehatan dan kualitas buah manggis dapat dipertahankan sampai negara tujuan.

  5.1. Mitigasi Risiko Selama Penyimpanan

  a. Buah yang telah dikemas dan siap ekspor disimpan ke dalam gudang penyimpanan di dalam rumah kemas, pada suhu yang sesuai untuk menjaga kualitas buah (~13 °C);

  b. Gudang penyimpanan harus memenuhi persyaratan, antara lain: steril, bebas banjir, dan tertutup sedemikian rupa untuk melindungi buah dari cemaran biologis, mekanis, dan re-infestasi OPT (termasuk tikus);

  c. Untuk menjamin tidak terjadinya re-infestasi OPT pada buah yang disimpan di dalam gudang penyimpanan, setiap pekerja harus: (i) Memastikan pintu gudang selalu dalam keadaan tertutup; (ii) Menjaga kebersihan dan keamanan gudang penyimpanan, sebelum dan setelah digunakan; (iii) Menggunakan pakaian khusus, topi, sarung tangan, alas kaki, masker penutup hidung dan mulut untuk menghindari re-infestasi OPT yang mungkin terbawa pada bagian tubuh pekerja serta untuk keselamatan pekerja;

  (iv) Menyediakan fasilitas untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah bekerja di dalam gudang.

  5.2. Mitigasi Risiko Selama Pengangkutan

  a. Alat angkut harus dipastikan steril, bebas dari re-infestasi OPT, tertutup sedemikian rupa untuk melindungi buah dari cemaran biologis, mekanis dan re- infestasi OPT (termasuk tikus);

  b. Buah yang telah dikemas dan siap kirim dimuat ke dalam alat angkut (truk atau kontainer) yang tertutup kemudian disegel; c. Alat angkut harus dipastikan langsung menuju bandara atau pelabuhan tempat pengeluaran.

  d. Selama proses pemuatan dan pembongkaran ke dalam dan dari alat angkut, setiap pekerja harus: i. Melakukan pekerjaannya dengan hati-hati dan menjamin buah tidak rusak serta tidak terjadi re-infestasi OPT; ii. Menggunakan topi, sarung tangan, masker penutup hidung dan mulut untuk menghindari re-infestasi OPT yang mungkin terbawa pada bagian tubuh pekerja serta untuk keselamatan pekerja.