Lampiran 1 RINGKASAN BIOSISTEMATIKA VARIETAS PADA APEL (Malus sylvestris L.) DI KOTA BATU BERDASARKAN MORFOLOGI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Lampiran 1 RINGKASAN BIOSISTEMATIKA VARIETAS PADA APEL (Malus sylvestris L.) DI KOTA BATU BERDASARKAN MORFOLOGI Hebert Adrianto, Dr. Hamidah, dan Dra. Thin Soedarti, CESA.Prodi S1- Biologi, Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya keanekaragaman morfologi varietas dari apel (Malus sylvestris L.), melihat hubungan kekerabatan antar varietas pada apel ditinjau dari karakter morfologi, dan mengetahui karakter morfologi yang mempengaruhi pengelompokan varietas pada apel. Penelitian ini bersifat deskriptif. Lokasi pengambilan sampel terletak di Tulungrejo dan wisata petik apel kota Batu serta diperoleh empat macam varietas, yaitu apel varietas Manalagi, Anna, Wanglin, dan Rome beauty. Bagian tanaman yang akan diteliti ada 58 karakter yang meliputi perawakan, batang, daun, bunga, buah, dan biji. Berdasarkan hasil analisis deskripsi diperoleh keanekaragaman karakteristik morfologi terutama pada keberadaan dan kepadatan trikoma daun, warna permukaan daun, bangun dan tepi daun, daging daun, warna ungu korola, ukuran buah, dan tebal biji. Ciri morfologi varietas apel dianalisis menggunakan program SPSS. Program SPSS dengan koefisien simple matching membentuk dendrogram. Hasil dendrogram menunjukkan dua kelompok utama, yaitu kelompok A dan kelompok B. Kelompok A beranggotakan varietas Manalagi dan Anna pada nilai similaritas 35,2%. Kelompok B beranggotakan varietas Wanglin dan Rome beauty pada nilai similaritas 54,1%. Pada analisis PCA (Principal Component Analysis), karakter yang mempengaruhi pengelompokan varietas apel antara lain kepadatan daun, ukuran tinggi tanaman, permukaan batang, duduk daun, keberadaan rambut daun, kepadatan rambut daun, warna permukaan bawah daun, keadaan permukaan daun, bangun daun, tepi daun, pangkal daun, keadaan tulang daun, daging daun, warna korola, warna ungu pada korola, panjang stamen, warna pistillum, tinggi buah, permukaan kulit buah, keberadaan bintik, daging buah, bentuk biji, dan tebal biji. Kata kunci: Malus sylvestris L., Morfologi, Dendrogram, PCA
Abstract
The aims of this study were to examine whether there is diversity of morphological from variety of Apple (Malus sylvestris L.), analize their relationship and find out the characteristics that affects the classification of these apples.This study itself is using the descriptive approach. Sampling is taken at some sites: Tulungrejo and tour pick apple Batu City. The result of the research
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
finds four varieties: Manalagi, Anna, Wanglin, and Rome beauty. Parts of the plants to be studied are 58 characters, including stature, stem, leaf, flower, fruit, and seeds. Depend on results of description analysis there were obtained diversity of morphological characteristics the most are characters of existence and density trichoma of leaves, color of surface of leaves, shape and side of leaves, intervenium, purple colour in corolla, fruit size, and seeds thickness. Morphological of variety of apple were analyzed by SPSS programme. This Programme used simple matching coefficient that use to form dendrogram. The dendrogram resulted two main groups of apples: group A and group B. Group A consisted of variety of Manalagi and Anna with 35,2% similarity value. Group B consisted variety of Wanglin and Rome beauty with 54,1% similarity value. In the PCA (Principal Component Analysis) analysis of characters that affect the grouping of variety of apple are: the density of leaves, the high of tree of apples, surface of stem, the color of the lower surface of leaves, condition surface of leaves, shape of leaves, side of leaves, base of leaves, condition of venation of leaves, intervenium, colors of corolla, purple colour in corolla, long size of stamen, color of pistillum, the high of fruit, fruit surface, existence of spot of fruit, flesh of fruit, shape of seed, and thicknees of seed. Key words: Malus sylvestris L., Morphology, Dendrogram, PCA
Pendahuluan
Indonesia adalah salah satu negara mega biodiversitas (Retnoningsih, 2003) yang mana memiliki kekayaan dan keanekaragaman sumber daya alam hayati tertinggi di dunia, jauh lebih tinggi dari pada Amerika Latin dan Afrika Tropis, tetapi kekayaan tumbuhan yang ada di Indonesia masih belum dipelajari dan dimanfaatkan dengan baik oleh bangsa Indonesia, hal ini dapat dilihat banyaknya referensi-referensi tentang tumbuhan Indonesia (Asia) yang ditulis oleh penulis asing dan penelitian-penelitian tumbuhan di daerah tropika termasuk Indonesia justru banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti asing (Prihanta, 2004). Karena kurangnya pengenalan terhadap dunia tumbuhan maka kekayaan hayati di Indonesia banyak yang hilang sebelum teridentifikasi dengan baik.
Apel (Malus sylvestris L.) merupakan tanaman buah tahunan yang berasal dari daerah Asia Barat dengan iklim sub tropis. Sampai saat ini belum banyak daerah di Indonesia yang mengembangkan tanaman ini. Salah satu daerah yang telah dikenal memiliki wilayah pengembangan cukup luas adalah kota Batu, Propinsi Jawa Timur (Triwiratno, 2008). Komoditas apel merupakan komoditas andalan bahkan sebagai simbol dari kota. Menurut observasi dengan masyarakat di Batu pada bulan Februari 2011 (masa survey) Juni sampai Juli 2011 (masa penelitian), didapatkan informasi bahwa 3 varietas (Manalagi, Ana, dan Rome
beauty ) yang banyak dibudidayakan dan mudah didapatkan di pasaran, sedangkan apel varietas wanglin yang sulit didapatkan.
Penelitian yang telah dilakukan selama ini pada Malus adalah tentang molekuler. Penelusuran penelitian mengenai hubungan kekerabatan antar varietas
Malus sylvestris L. di Indonesia berdasarkan morfologi masih jarang ditemukan,
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
baik melalui pustaka maupun internet. Maka mengingat posisi daerah Malang yang menjadi tempat sentral penghasil apel dan manfaat dari apel, peneliti tertarik untuk mengkaji diversitas, karakteristik morfologi, dan hubungan kekerabatan varietas pada Malus sylvestris L. di kota Batu.
Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Tulungrejo, Batu dekat Raya Selekta, Wisata petik apel kota Batu, dan Laboratorium Biosistematika Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga Surabaya, pada bulan Juli – Oktober 2011.
Bahan yang digunakan adalah spesimen segar dari empat varietas tanaman apel (Malus sylvestris L.), yaitu apel varietas Manalagi, apel varietas Anna, apel varietas Wanglin, dan apel varietas Rome beauty.
Bagian tanaman apel yang akan digunakan untuk diteliti adalah organ daun, batang, bunga, buah, dan biji. Tahapan penelitian yang akan dilakukan adalah
Survey lokasi penelitian, karakterisasi morfologi spesimen, deskripsi dan analisis, analisis data untuk pengelompokan (analisis kelompok).
Hasil dan Pembahasan
Hasil deskripsi masing-masing varietas apel dapat dibuat suatu kunci identifikasi yang akan saling membedakan varietas satu dengan varietas yang lain. Kunci identifikasi varietas apel (Malus sylvestris L.) di kota Batu 1. a. keadaan tulang daun tidak menonjol, daging buah keras………Rome beauty
b. keadaan tulang menonjol, daging buah renyah ……………………………..2 2. a. duduk daun tersebar, memiliki rambut daun, bangun daun bulat telur, tepi daun gerigi, pangkal daun runcing, daging daun tipis kertas, tidak memiliki bintik/ bintik tidak kasar dan menonjol……………………..………………3
b. duduk daun berkarang, tidak memiliki rambut daun, bangun daun jorong, tepi daun gerigi rapat, pangkal daun meruncing, daging lunak tipis lunak, memiliki bintik kasar menonjol………..…………...………...…….Wanglin
3. a. kepadatan daun rimbun, jumlah warna ada dua, keharuman tajam, bentuk biji lanset………………………………...……………………………..Anna b. kepadatan daun jarang, jumlah warna ada satu, tidak harum, biji berbentuk bulat telur……………………………………...…………………...Manalagi
Setelah melakukan deskripsi dan membuat kunci identifikasi, maka dapat dilihat hubungan kekerabatan melalui pendekatan morfologi yang divisualisasikan dalam bentuk dendrogram pada Gambar 1 di bawah ini.
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
W2 10Label Num +---------+---------+---------+---------+---------+
C A S E 0.976 0,834 0,693 0,551 0,410 0,269 W3 11 ─┬─┐ e W1 9─┘ ├───────────────────────────┐
W4 12─┬─┘ │
R1 13 ─┘ ├─────────────────┐ b R2 14 ───────┬─┐ │ │ R4 16 ───────┘ ├───┐ │ │ R3 15 ─────────┘ ├─────────────────┘ │ M1 5 ─────────────┘ f │ M2 6 ─┬───┐ │ M3 7 ─┘ │ d │ M4 8 ─────┼───────────────────────────────────────┐ │ A3 3 ─────┘ │ │ A4 4 ─────┬─────┐ ├───┘ a A2 2 ─────┘ ├─┐ │ A1 1 ───────────┘ ├───────────────────────────────┘c ─────────────┘ Gambar 1 Dendrogram hubungan fenetik antara empat varietas apel (Malus sylvestris L.) yang diteliti dengan analisis karakteristik morfologiKeterangan: W1 = Wanglin 1 M2 = Manalagi 2 W4 = Wanglin 4 R1 = Rome beauty 1 A2 = Anna 2 R4 = Rome beauty 4 M1 = Manalagi 1 W3 = Wanglin 3 M4 = Manalagi 4 A1 = Anna 1 R3 = Rome beauty 3 A4 = Anna 4 W2 = Wanglin 2 M3 = Manalagi 3 R2 = Rome beauty 2 A3 = Anna 3 Berdasarkan fenogram pada Gambar 1 di atas, dengan nilai similaritas (kesamaan) 26,9% didapatkan dua kelompok yang ditandai dengan huruf a dan b. kelompok pertama (a) beranggotakan apel varietas Manalagi dan apel varietas Anna, sementara kelompok kedua (b) beranggotakan apel varietas Wanglin dan apel varietas Rome beauty. Kemudian dengan nilai similaritas 35,2% kelompok a memisah kembali menjadi kelompok c dan d. Kelompok c beranggotakan apel varietas Anna dan kelompok d beranggotakan apel varietas Manalagi. Sementara itu kelompok b memisah dengan dengan nilai similaritas 54,1 % menjadi kelompok e dan f. kelompok e beranggotakan apel varietas Wanglin dan kelompok f beranggotakan apel varietas Rome beauty. Setelah dilakukan analisis klasifikasi pengelompokan berhierarki (classify
hierarchial cluster ) kemudian dilanjutkan dengan analisis komponen utama
(principal component analysis: PCA). Analisis PCA berguna untuk menjawab karakter morfologi apa yang member kontribusi besar dan membuat pemisahan OTU. Peran dari setiap karakter morfologi akan memisahkan 16 OTU dalam penelitian ini, oleh PCA dinyatakan dengan menampilkan sejumlah komponen- komponen pembeda utama beserta nilai dari setiap karakter pada komponennya. Komponen karakter morfologi yang menyebabkan pengelompokan OTU dari apel ini disajikan dalam Tabel 1.
Tabel 1. Nilai matriks komponen setiap karakter pembeda
Komponen karakter yang membuat pengelompokan OTU
1
2
3 Kepadatan -.585 .605 .053 Ukuran tinggi -.699 -.427 .463
Warna batang .451 .649 -.147
Permukaan batang .653 .243 -.709
Duduk daun -.966 -.191 -.145
Sudut daun .358 .448 .261Rambut -.966 -.191 -.145
Kepadatan rambut -.967 .234 -.077
Daun atas -.298 -.603 .731Daun bawah .653 .243 -.709
Keadaan permukaan -.735 .668 .019Bangun -.966 -.191 -.145
Tepi .966 .191 .145 Pangkal .966 .191 .145 Panjang daun .378 .470 .673 Lebar daun .196 .033 .408 Tebal daun .380 .889 .187Tangkai daun .188 -.218 -.754
Jarak nodus .149 .170 .623 Keadaan tulang -.653 -.243 .709Daging daun -.966 -.191 -.145
Warna korola .735 -.668 -.019
Warna ungu .896 -.182 .397Tinggi korola .113 -.442 -.079
Lebar korola .390 -.125 -.232
Tebal korola -.163 -.463 -.103
Panjang stamen .731 -.067 .068Warna pistilum .735 -.668 -.019
Jumlah warna -.071 .789 -.597
Tinggi buah -.505 .299 .707 Diameter buah .162 -.618 .660 Kulit buah .824 .104 .545 Bintik .516 .531 .651 Daging buah -.611 .452 .586 Keharuman .056 .802 .566 Volume air .416 .496 .486Kecepatan oksidasi -.071 .789 -.597
Bentuk bij .527 -.687 -.478
Diameter bij .217 -.767 .435Panjang biji .013 .385 -.230
Tebal biji .746 -.245 .068ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Komponen matriks PCA terdapat 3 komponen utama, yaitu komponen 1, 2, dan 3. Karakter yang termasuk dalam komponen 1 merupakan karakter berperan utama dalam memisahkan kelompok varietas. Karakter yang berpengaruh dalam komponen 1, yaitu kepadatan daun, ukuran tinggi tanaman, permukaan batang, duduk daun, keberadaan (ada atau tidaknya) rambut daun (trikoma), kepadatan rambut daun (trikoma), warna permukaan bawah daun, keadaan permukaan daun, bangun daun, tepi daun, pangkal daun, keadaan tulang daun, daging daun, warna korola, warna ungu pada korola, panjang stamen, warna pistillum, tinggi buah, permukaan kulit buah, keberadaan bintik, daging buah, bentuk biji, dan tebal biji. Sementara karakter yang termasuk dalam kolom komponen 2 dan atau komponen 3 merupakan komponen pendukung pertama dan kedua dari komponen 1. Karakter yang termasuk dalam komponen 2, yaitu kepadatan daun, warna batang, warna permukaan atas daun, keadaan permukaan daun, tebal daun, warna korola, warna pistillum, jumlah warna pada kulit buah, diameter buah, keberadaan bintik, keharuman buah, kecepatan oksidasi, bentuk biji, dan diameter biji. Sementara karakter yang termasuk dalam komponen 3, yaitu permukaan batang, warna permukaan atas daun, warna permukaan bawah daun, panjang daun, panjang tangkai daun, jarak antar nodus, keadaan tulang daun, tinggi buah, diameter buah, permukaan kulit buah, keberadaan bintik, daging buah, keharuman buah, dan kecepatan oksidasi untuk menjadi warna coklat.
Apel varietas Manalagi mengelompok dengan apel varietas Anna dengan indeks similaritas 35,2%. Kesamaan yang dimiliki ke dua varietas tersebut ada 29 karakter yaitu dalam hal habitus, permukaan batang, arah batang, arah cabang, duduk daun, keberadaan rambut daun, warna permukaan bawah daun, bangun daun, tepi daun, ujung daun, pangkal daun,tipe venasi, keadaan tulang, daging buah, bentuk bunga, bentuk kaliks, warna kaliks, jumlah kaliks, bentuk korola, susunan korola, jumlah korola, tinggi korola, tebal korola, bentuk polen, jumlah ruang bakal buah, kedudukan bakal buah, tipe buah, permukaan kulit buah, dan panjang biji. Begitu juga dengan kelompok apel varietas Wanglin dekat dengan kelompok apel varietas Rome beauty dengan kesamaan 54,1% sebanyak 35 karakter. Sehingga hasil deskripsi sesuai dengan nilai indeks similaritas. Hasil penelitian ini diperkuat oleh penelitian dari Maghfiroh (2007) yang meneliti keragaman genetik apel di Batu dan Nongkojajar dengan teknik RAPD yaitu Anna Batu, Manalagi Batu, dan Manalagi Nongkojajar merupakan satu kelompok. Hubungan kekerabatan yang paling jauh adalah apel varietas Wanglin.
Hasil PCA menunjukkan suatu bobot nilai karakter pembeda dalam pemisahan OTU (Prayekti, 2007, Hamidah, 2009). Dari komponen yang dihasilkan, tiga komponen yang merupakan komponen paling besar pengaruhnya. Nilai yang paling besar terdapat pada karakter kepadatan rambut pada daun (trikoma) bernilai 0,967. Duduk daun, ada tidaknya rambut daun (trikoma), bangun daun, tepi daun, pangkal daun, daging daun yaitu bernilai 0,966. Karakter kepadatan rambut pada daun (trikoma) yang bernilai 0,967 menjadi pembeda utama dalam pemisahan kelompok varietas apel (Malus sylvestris L.). Rambut daun (trikoma) tidak dimiliki oleh apel varietas Wanglin dan apel varietas Rome
beauty . Rambut daun (trikoma) dimiliki oleh apel varietas Anna dan apel varietas
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Manalagi. Tapi keberadaan rambut daun (trikoma) pada apel varietas Anna dan apel varietas Manalagi masih dapat dibedakan yaitu pada apel varietas Anna memiliki rambut daun yang banyak, sedangkan apel varietas Manalagi rambut daun dengan kepadatan yang jarang. Nilai komponen kepadatan rambut daun tinggi bukan karena memiliki karakteristik yang spesifik saja seperti “ada dan tidak ada”, karakter “ada” bercabang menjadi “banyak dan jarang”, melainkan juga melihat kestabilan dalam proses pengelompokan. Jika melihat peran nilai yang telah tersebar pada karakter morfologi akan terlihat bahwa apel varietas Anna selalu mengelompok dengan apel varietas Manalagi, sedangkan apel varietas Wanglin dengan apel varietas Rome beauty. Peran karakter yang menyebabkan kestabilan pengelompokan selain kepadatan rambut daun adalah bangun daun, tepi daun, pangkal daun, dan daging daun, tetapi karena rambut daun memiliki nilai banyak yang menunjukkan kespesifikan suatu karakter maka nilai kepadatan rambut daun bernilai tinggi.
Nilai yang paling besar pada karakter rambut daun (trikoma) berarti memberikan pengaruh besar terhadap pengelompokan varietas apel (Malus
sylvestris L.). Hal ini sesuai dengan penelitian Ganeva dan Uzunova (2010) bahwa
karakter trikoma membantu pengelompokan pada lima genus Malus. Begitu juga penelitian oleh Fraust dan Jones (1973) dalam Singh (1999) bahwa rambut (trikoma) digunakan sebagai diagnosis karakter untuk spesies Vernonia. Karakter trikoma sangat membantu diagnosis Cruciferae, terutama pada genus Arabis dan
Arabidopsis , selain itu juga membantu terhadap pengelompokan dari genus besar
yang mana lebih dari 2000 spesies (Singh, 1999). Ada tidaknya suatu
Astragalus
trikoma dan perbedaan kepadatannya membantu memisahkan ke empat jenis
Averrhoa di Kebun Raya Bogor (Sunarti dkk., 2008). Karakter trikoma
merupakan salah satu karakter anatomi tumbuhan. Pada penelitian ini tidak dilakukan pengamatan bentuk trikoma, tetapi hanya sebatas pengamatan morfologi fisik, yaitu ada tidaknya trikoma dan kepadatan trikoma.
Selain karakter rambut daun (trikoma), karakter morfologi yang memiliki nilai besar dalam memberi pengaruh terhadap pengelompokan tanaman apel adalah bangun daun, tepi daun, dan pangkal daun. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Irawan dan Wirahmawan (2006) karakter bangun daun, tepi daun, dan pangkal daun dapat memberi peranan besar dalam pengelompokan 9 kultivar durian di kabupaten Subang, Jawa Barat.
Nilai komponen yang tinggi dan terbanyak dari hasil analisis PCA terdapat pada karakter daun. Seperti dilihat pada nilai komponen matrix di Tabel 1, di komponen pertama, nilai karakter daun yang bernilai
≥ 0,5 ada 10. Karakter perawakan hanya 2, batang ada 1, bunga ada 4, buah ada 4, dan biji ada 2. Tetapi komponen ke dua jumlah karakter daun yang bernilai
≥ 0,5 sedikit yaitu berjumlah 3, sedangkan buah berjumlah 5 yang bernilai ≥ 0,5. Tetapi nilai daun komponen ke 2 yaitu tebal daun lebih tinggi (0,889). Begitu juga dengan komponen ke tiga, jumlah karakter yang bernilai
≥ 0,5 yang banyak terdapat pada buah, tapi yang bernilai besar yang memberi pengaruh terhadap pengelompokan tetap pada karakter daun yaitu panjang tangkai daun (0,754). Dalam Singh (1999) disebutkan bahwa karakter daun sangat penting dalam identifikasi palem-paleman dan beberapa tanaman lain dari genus Azedirachata dengan Melia, Sorbus dengan Pyrus , dan lain-lain.
Pengelompokan yang diperoleh tidak bergantung kepada dugaan karakter yang umum dan mencolok di mata seperti buah dan rasa (Irawan dan Wirahmawan, 2006). Dalam kajian biosistematika, pengelompokan disebabkan karena adanya karakter morfologi yang dimiliki bersama (Saupe, 2005).
Menurut observasi dan informasi masyarakat di kota Batu, pada saat ini apel varietas Manalagi, apel varietas Anna, dan apel varietas Rome beauty sering ditemukan bila dibandingkan dengan jenis apel varietas Wanglin. Apel varietas Manalagi, Anna, dan Rome beauty sering dijumpai karena banyak dibudidayakan untuk dimanfaatkan sebagai makanan dan minuman, sehingga membuat ke tiga varietas apel ini memiliki nilai jual tertinggi. Jika suatu tumbuhan memiliki nilai ekonomi tinggi, maka kemungkinan terjaganya kelestarian sumber plasma nutfah sangat tinggi karena dibudidaya masal dan dijadikan komoditas yang bernilai (Suskendriyati dkk., 2000). Tetapi apel varietas Wanglin mulai sulit dijumpai (langka) karena jumlah buahnya sedikit serta beberapa orang saja yang memelihara apel varietas Wanglin. Karena memiliki nilai ekonomi yang lebih rendah dan tidak mendapatkan perhatian khusus, kemungkinan punahnya apel varietas Wanglin dapat terjadi.
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan:
1. Terdapat keanekaragaman morfologi varietas pada Malus sylvestris L., yaitu apel varietas Manalagi, apel varietas Anna, apel varietas Wanglin, dan apel varietas Rome beauty atau apel Malang.
2. Hubungan kekerabatan antar varietas pada apel (Malus sylvestris L.) ditinjau dari karakter morfologi dan dendrogram menghasilkan dua kelompok utama, yaitu kelompok A yang beranggotakan apel varietas Manalagi dan apel varietas Anna pada nilai similaritas 35,2%. Kelompok B beranggotakan apel varietas Wanglin dan apel varietas Rome beauty pada nilai similaritas 54,1%.
3. Karakter yang mempengaruhi pengelompokan varietas apel (Malus sylvestris L.) dibagi menjadi tiga komponen dimana komponen ini paling berpengaruh berturut-turut adalah komponen 1,2, dan 3. Karakter yang berpengaruh dalam komponen 1, yaitu kepadatan daun, ukuran tinggi tanaman, permukaan batang, duduk daun, keberadaan rambut daun (trikoma), kepadatan rambut daun (trikoma), warna permukaan bawah daun, keadaan permukaan daun, bangun daun, tepi daun, pangkal daun, keadaan tulang daun, daging daun, warna korola, warna ungu pada korola, panjang stamen, warna pistillum, tinggi buah, permukaan kulit buah, keberadaan bintik, daging buah, bentuk biji, dan tebal biji. Karakter dalam komponen 2, yaitu kepadatan daun, warna batang, warna permukaan atas daun, keadaan permukaan daun, tebal daun, warna korola, warna pistillum, jumlah warna pada kulit buah, diameter buah, keberadaan bintik, keharuman buah, kecepatan oksidasi menjadi warna coklat, bentuk biji, dan diameter biji. Sementara karakter dalam komponen 3, yaitu permukaan batang, warna permukaan atas daun, warna permukaan bawah daun, panjang daun, panjang tangkai daun, jarak antar nodus, keadaan tulang daun, tinggi
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga buah, diameter buah, permukaan kulit buah, keberadaan bintik, daging buah, keharuman buah, dan kecepatan oksidasi menjadi warna coklat. Saran:
1. Perlu ditambahkan karakter anatomi khususnya anatomi trikoma sebagai pendukung dalam analisis biosistematika untuk varietas pada Malus sylvestris L. sehingga dapat memperkuat hubungan kekerabatannya.
Morfologi, Skripsi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Airlangga, Surabaya
Triwiratno, A., 2008, Koleksi Varietas Baru Apel dari Negara Belanda, Sinar Tani
zalacca (Gaert.) di Dataran Tinggi Sleman, Biodiversitas, 1 (2): 59 – 64
Suskendriyati, H., A. Wijayati, N. Hidayah , dan D. Cahyuningdari, 2000, Studi Morfologi dan Hubungan Kekerabatan Varietas Salak Pondoh (Salacca
Averrhoa di Indonesia Untuk Mempertegas Status Taksonominya, Berita Biologi , 9 (3): 253 – 257
Singh, G., 1999, Plant Systematics, Science Publishers Inc., USA Sunarti, S., Rugayah, dan E.F.Tihurua, 2008. Studi Anatomi Daun Jenis - Jenis
Saupe, S., 2005, Phenetic Classification Systems, http://employees.csbsju.edu /SSAUPE/biol308/Lecture/Classification/pheneticclass.htm,01 Juni 2011
Retnoningsih, A., 2003, Introductory Science Philosophy, Institut Pertanian Bogor, Bogor
Di Lereng Gunung Arjuno, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang
Prihanta, W., 2004, Identifikasi Pteridophyta Sebagai Database Kekayaan Hayati
squamosa , dan Annona reticulata dengan Menggunakan Pendekatan
2. Perlu diteliti hubungan kekerabatan varietas apel (Malus sylvestris L.) yang ada di Malang (Lawang dan Poncokusumo) dan Pasuruan (Nongkojajar), Jawa Timur dengan apel yang ada di Batu.
Prayekti, E., 2007, Studi Taksonomi Numerik Annona muricata, Annona
Menggunakan Teknik RAPD, Tesis, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang
Kabupaten Subang Jawa Barat, Jurnal Biotika, 5 (2): 35 – 47 Maghfiroh, M., 2007, Analisis Keragaman Genetik Pada Apel (Malus sp.)
Biologi, Universitas Gadjah Mada, Jogyakarta Irawan, B. dan B. Wirahwan, 2006, Kajian Taksonomi Kultivar Durian di
Annona reticulata L. dengan Pendekatan Numerik, Disertasi, Fakultas
Hamidah, 2009, Biosistematika Annona muricata L., Annona squamosa L., dan
(1): 45 – 49
Ganeva, T. and K. Uzunova, 2010, Comparative Leaf Epidermis Study in Species of Genus Malus (Rosaceae), Botanica serbica - Original Scientific Paper, 34
Daftar Pustaka
3. Perlu kajian, tindakan, dan pemanfaatan terhadap apel varietas Wanglin yang susah didapatkan di Kota Batu guna meminimalisir kelangkaan bahkan kepunahan varietas tersebut.
17, Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika, Batu
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Lampiran 2. Tabel karakter empat karakter apel (Malus sylvestris L.) Karakter morfologi apel varietas Manalagi No Karakter
14 Keadaan permukaan daun kerut kerut kerut kerut
ada ada ada ada
11 Kepadatan rambut daun jarang jarang jarang jarang
12 Warna permukaan atas
daun
hijau tua hijau tua hijau tua hijau tua
13 Warna permukaan bawah
daun
hijau muda transparan hijau muda transparan hijau muda transparan hijau muda transparan
15 Bangun daun bulat telur bulat telur bulat telur bulat telur
10 Ada/ tidaknya rambut pada
16 Tepi daun gerigi gerigi gerigi gerigi
17 Ujung daun meruncing meruncing meruncing meruncing
18 Pangkal daun runcing runcing runcing runcing
19 Panjang daun (cm) 8,6 8,7 7 8,8
20 Lebar daun (cm) 4,8 4,7 5 3,4
21 Tebal daun (mm) 0,7 0,6 0,6 0,5
22 Tangkai daun (cm)
4
daun
30
Apel Manalagi M
500 445 310 470 Batang
1 M
2 M
3 M
4 Perawakan
1 Habitus pohon pohon pohon pohon
2 Kepadatan daun sedang sedang sedang sedang
3 Ukuran tinggi tanaman
(cm)
4 Warna batang hijau kuning hijau kuning hijau kuning hijau kuning
20
5 Permukaan batang kasar kasar kasar kasar
6 Arah pertumbuhan batang tegak tegak tegak tegak
7 Arah pertumbuhan cabang condong condong condong condong Daun
8 Duduk daun tersebar tersebar tersebar tersebar
9 Sudut posisi daun pada
ranting (º)
20
20
4 3 3,3
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
23 Jarak antar nodus (cm)
5
3 Lebar mahkota (cm) 1,4 1,6 1 1,1
38 Tebal mahkota (mm) 0,4 1,9 0,4 0,4
39 Panjang benang sari (cm) 1,1 1,2 0,8 0,9
40 Bentuk polen tricolpat tricolpat tricolpat tricolpat
41 Warna pistillum hijau hijau hijau hijau
42 Jumlah ruang bakal buah
5
5
5
5
43 Kedudukan bakal buah inferus Inferus inferus inferus Buah
44 Tipe buah apel apel apel apel
45 Jumlah warna satu satu satu satu
46 Tinggi buah (cm) 4,4 4,2 4,8 4,5
47 Diameter buah(cm) 5,3 5,1 5,4 5,0
48 Permukaan kulit buah halus halus halus halus
49 Keberadaan bintik tidak tidak tidak tidak
50 Daging buah renyah renyah renyah renyah
51 Rasa buah manis manis manis manis
36 Tinggi mahkota (cm) 1,9 1,9 1,9 1,8
5
1 1 0,5
30 Jumlah kaliks
2
24 Tipe venasi (pertulangan
daun)
menyirip menyirip menyirip menyirip
25 Keadaan tulang daun menonjol menonjol menonjol menonjol
26 Daging daun tipis kertas tipis kertas tipis kertas tipis kertas Bunga
27 Bentuk bunga aktinomorf aktinomorf aktinomorf aktinomorf
28 Bentuk kaliks bintang bintang bintang bintang
29 Warna kaliks hijau muda hijau muda hijau muda hijau muda
5
5
5
5
5
31 Bentuk korola bintang bintang bintang bintang
32 Susunan korola lepas lepas lepas lepas
33 Warna korola putih ungu putih ungu putih ungu putih ungu
34 Warna ungu pada korola sedikit sedikit sedikit sedikit
35 Jumlah mahkota
5
52 Keharuman buah tidak harum tidak harum tidak harum tidak harum
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
63
54
54
54
53 Volume air sari / 100 gram (ml)
54 1 menit 1 menit 1 menit 1 menit
Kecepatan oksidasi
32 detik 38 detik 44 detik 36 detik
menjadi coklat (menit)
Biji 55 bulat telur bulat telur bulat telur bulat telur
Bentuk biji
56 0,5 0,5 0,5 0,5
Diameter biji (cm)
0,9 0,8 0,8 0,8
57 Panjang biji (cm) 58 2,4 2,6 2,76 2,6
Tebal biji (mm)
Karakter morfologi apel varietas Anna
16 Tepi daun
11 Kepadatan rambut daun
banyak banyak banyak banyak
12 Warna permukaan atas daun
hijau medium hijau medium hijau medium hijau medium
13 Warna permukaan bawah daun
hijau muda transparan hijau muda transparan hijau muda transparan hijau muda transparan
14 Keadaan permukaan daun
kerut kasar sedang kerut kasar sedang kerut kasar sedang kerut kasar sedang
15 Bangun daun
bulat telur bulat telur bulat telur bulat telur
gerigi gerigi gerigi gerigi
10 Ada/ tidaknya rambut pada daun
17 Ujung daun
meruncing meruncing meruncing meruncing
18 Pangkal daun
runcing runcing runcing runcing
19 Panjang daun (cm)
7 10,5 9,5 11,2
20 Lebar daun (cm)
4 5,5 3,8 4,5
21 Tebal daun (mm)
1,64 1,8 1,7 1,9
22 Tangkai daun (cm)
ada ada ada ada
40
No Karakter Apel Anna
4 Warna batang
A
1 A
2 A
3 A
4 Perawakan
1 Habitus
pohon pohon pohon pohon
2 Kepadatan daun
jarang rimbun rimbun rimbun
3 Ukuran tinggi tanaman (cm)
420 320 300 307 Batang
hijau kelabu hijau kelabu hijau kelabu hijau kelabu
50
5 Permukaan batang
kasar kasar kasar kasar
6 Arah pertumbuhan batang
tegak tegak tegak tegak
7 Arah pertumbuhan cabang
condong condong condong condong Daun
8 Duduk daun
tersebar tersebar tersebar tersebar
9 Sudut posisi daun pada ranting (º)
40
70
2,5 2,8 2,6 3,6
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
23 Jarak antar nodus (cm)
5
0,9 0,9 1,3 1,2
38 Tebal mahkota (mm)
0,4 0,4 0,4 0,4
39 Panjang benang sari (cm)
1 0,9 0,8 1,3
40 Bentuk polen
tricolpat tricolpat tricolpat tricolpat
41 Warna pistillum
putih putih putih putih
42 Jumlah ruang bakal buah
5
5
5
43 Kedudukan bakal buah
1,4 1,4 1,6 1,6
inferus inferus inferus inferus Buah
44 Tipe buah
apel apel apel apel
45 Jumlah warna
dua dua dua dua
46 Tinggi buah (cm)
5,3 5,1 5,2 5,4
47 Diameter buah(cm)
4,4 4,7 4,8 4,4
48 Permukaan kulit buah
tipis halus tipis halus tipis halus tipis halus
49 Keberadaan bintik
tidak menonjol tidak menonjol tidak menonjol tidak menonjol
37 Lebar mahkota (cm)
36 Tinggi mahkota (cm)
1 2,3 1,5 2,7
5
24 Tipe venasi (pertulangan daun)
menyirip menyirip menyirip menyirip
25 Keadaan tulang daun
menonjol menonjol menonjol menonjol
26 Daging daun
tipis kertas tipis kertas tipis kertas tipis kertas Bunga
27 Bentuk bunga
aktinomorf aktinomorf aktinomorf aktinomorf
28 Bentuk kaliks
bintang bintang bintang bintang
29 Warna kaliks
hijau muda hijau muda hijau muda hijau muda
30 Jumlah kaliks
5
5
5
5
31 Bentuk korola
bintang bintang bintang bintang
32 Susunan korola
lepas lepas lepas lepas
33 Warna korola
putih pink putih pink putih pink putih pink
34 Warna ungu pada korola
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
35 Jumlah mahkota
5
5
5
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
renyah renyah renyah renyah50 Daging buah
masam masam masam masam
51 Rasa buah
segar segar segar segar harum harum harum harum
52 Keharuman buah
tajam tajam tajam tajam
54
63
72
72
53 Volume air sari / 100 gram (ml)
5 menit 5 menit 5 menit 5 menit
54 Kecepatan oksidasi
18 detik 17 detik 10 detik 15 detik
menjadi coklat (menit)
Biji lanset lanset lanset lanset
55 Bentuk biji
0,4 0,4 0,4 0,4
56 Diameter biji (cm)
1,0 0,9 1,0 1,1
57 Panjang biji (cm)
1,58 2,7 2 1,1
58 Tebal biji (mm)
Karakter morfologi apel varietas Wanglin
14 Keadaan permukaan daun kerut kerut kerut kerut
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
11 Kepadatan rambut daun tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
12 Warna permukaan atas
daun
hijau tua hijau tua hijau tua hijau tua
13 Warna permukaan bawah
daun
hijau muda transparan hijau muda transparan hijau muda transparan hijau muda transparan
15 Bangun daun jorong jorong jorong jorong
10 Ada/ tidaknya rambut pada
16 Tepi daun gerigi rapat gerigi rapat gerigi rapat gerigi rapat
17 Ujung daun meruncing meruncing meruncing meruncing
18 Pangkal daun meruncing meruncing meruncing meruncing
19 Panjang daun (cm) 10,5 10,9 10,9 10,7
20 Lebar daun (cm) 4,2 4,9 5,6 4,8
21 Tebal daun (mm) 1,38 1,2 1,1 1,1
22 Tangkai daun (cm) 2,1 2,4 2,4 2,3
23 Jarak antar nodus (cm) 2,3 2 2 2,1
daun
60
No Karakter Apel Wanglin
(cm)
W
1 W
2 W
3 W
4 Perawakan
1 Habitus pohon pohon pohon pohon
2 Kepadatan daun sedang sedang sedang sedang
3 Ukuran tinggi tanaman
320 330 334 328 Batang
40
4 Warna batang hijau kelabu hijau kelabu hijau kelabu hijau kelabu
5 Permukaan batang kasar kasar kasar kasar
6 Arah pertumbuhan batang tegak tegak tegak tegak
7 Arah pertumbuhan cabang condong condong condong condong Daun
8 Duduk daun bekarang bekarang bekarang bekarang
9 Sudut posisi daun pada
ranting (º)
70
50
24 Tipe venasi (pertulangan menyirip menyirip menyirip menyirip
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga daun)
25 Keadaan tulang daun menonjol menonjol menonjol menonjol
47 Diameter buah(cm) 5,5 5,6 5,7 5,7
42 Jumlah ruang bakal buah
5
5
5
5
43 Kedudukan bakal buah inferus inferus inferus inferus Buah
44 Tipe buah apel apel apel apel
45 Jumlah warna satu satu satu satu
46 Tinggi buah (cm) 4,7 5,2 5,2 5,2
48 Permukaan kulit buah bintik bintik bintik bintik
40 Bentuk polen tricolpat tricolpat tricolpat tricolpat
49 Keberadaan bintik menonjol menonjol menonjol menonjol
50 Daging buah renyah renyah renyah renyah
51 Rasa buah manis segar manis segar manis segar manis segar
52 Keharuman buah harum tajam harum tajam harum tajam harum tajam
53 Volume air sari / 100 gram
(ml)
72
72
72
41 Warna pistillum hijau hijau hijau hijau
39 Panjang benang sari (cm) 1,4 1,4 1,5 1,2
26 Daging daun tipis lunak tipis lunak tipis lunak tipis lunak Bunga
32 Susunan korola lepas lepas lepas lepas
27 Bentuk bunga aktinomorf aktinomorf aktinomorf aktinomorf
28 Bentuk kaliks bintang bintang bintang bintang
29 Warna kaliks hijau muda hijau muda hijau muda hijau muda
30 Jumlah kaliks
5
5
5
5
31 Bentuk korola bintang bintang bintang bintang
33 Warna korola putih ungu putih ungu putih ungu putih ungu
38 Tebal mahkota (mm) 0,6 0,4 0,4 0,3
34 Warna ungu pada korola banyak banyak banyak banyak
35 Jumlah mahkota
5
5
5
5
36 Tinggi mahkota (cm) 1,8 1,9 1,7 1,4
37 Lebar mahkota (cm) 1,3 1,3 1,4
1
63 ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
54 1 menit 1 menit 1 menit 1 menitKecepatan oksidasi
52 detik 46 detik 51 detik 55 detik
menjadi coklat (menit)
Biji 55 oval oval oval oval
Bentuk biji
gepeng gepeng gepeng gepeng 56 0,5 0,5 0,5 0,5
Diameter biji (cm)
57 1 0,8 0,8 0,8
Panjang biji (cm)
58 2,4
3 3 2,7
Tebal biji (mm)
Karakter morfologi apel varietas Rome beauty / apel malang No Karakter
15 Bangun daun jorong jorong jorong jorong
11 Kepadatan rambut daun tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
12 Warna permukaan atas
daun
hijau hijau hijau hijau
13 Warna permukaan bawah
daun
hijau muda medium hijau muda medium hijau muda medium hijau muda medium
14 Keadaan permukaan daun kerut kerut kerut kerut
16 Tepi daun gerigi rapat gerigi rapat gerigi rapat gerigi rapat
daun
17 Ujung daun meruncing meruncing meruncing meruncing
18 Pangkal daun meruncing meruncing meruncing meruncing
19 Panjang daun (cm) 8,9 9,8 9,1 9,3
20 Lebar daun (cm) 4 4,2 4,2 4,1
21 Tebal daun (mm) 1,6 1,6 1,9 1,2
22 Tangkai daun (cm) 3,6 3,7 4,3 3,7
23 Jarak antar nodus (cm) 0,8 1,5 1,8 1,4
24 Tipe venasi (pertulangan
daun)
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
10 Ada/ tidaknya rambut pada
Apel Rome beauty R
169 158 253 182 Batang
1 R
2 R
3 R
4 Perawakan
1 Habitus pohon pohon pohon pohon
2 Kepadatan daun sedang sedang sedang sedang
3 Ukuran tinggi tanaman
(cm)
4 Warna batang coklat coklat hijau kuning coklat
60
5 Permukaan batang bintik bintik bintik bintik
6 Arah pertumbuhan batang tegak tegak tegak tegak
7 Arah pertumbuhan cabang condong condong condong condong Daun
8 Duduk daun bekarang bekarang bekarang bekarang
9 Sudut posisi daun pada