BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA FISIK DAN KELELAHAN SISTEM KERJA SHIFT DENGAN GANGGUAN TIDUR PADA KARYAWAN MINI MARKET 24 JAM DI KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS - repository perpustakaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada zaman modern saat ini hampir semua kebutuhan masyarakat
semakin meningkat. Untuk mengatasi hal ini penggunaan sistem kerja shift
menjadi salah satu strategi dalam memenuhi kebutuhan pelanggan. Sistem
kerja shift berbeda dengan hari kerja biasa, dimana pada hari kerja biasa,
pekerjaan dikerjakan secara teratur pada waktu yang telah ditentukan
sebelumnya, sedangkan shift kerja dapat dilakukan lebih dari satu kali
untuk memenuhi jadwal 24 jam/hari (Joko, 2012).Dalam pelaksanaan kerja di Mini market yang dibuka selama 24
jam nonstop membuat karyawan harus bekerja shift. Shift kerja karyawan
Mini market 24 jam yang ada di Indonesia secara umum terdiri dari tiga
shift yaitu: shift pagi bekerja di mulai pukul 07.00-15.00 WIB, shift sore
pukul 15.00-23.00 WIB, dan shift malam pukul 23.00-07.00 WIB.Kelelahan kerja dan masalah tidur merupakan permasalahan yang
dialami oleh setiap pekerja, terutama bagi pekerja dengan sistem kerja III
shift . Berdasarkan hasil penelitian Vilia (2013), hubungan antara kelelahan
kerja dengan shift kerja, bahwa semakin sering pekerja melakukan kerja
shift semakin berat tingkat kelelahan kerja yang dialaminya. Sedangkan
hasil penelitian Nadya (2013) menyebutkan bahwa, terdapat hubungan
signifikan antara gangguan tidur dengan kelelahan pada sistem kerja
bergilir (shift) malam terhadap karyawan.Berdasarkan hasil survei pendahuluan yang telah dilakukan oleh
peneliti pada bulan Desember tahun 2017 terhadap 7 karyawan di salah
satu Minimarket 24 Jam di Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas
denganmelakukan wawancara dan pengisian kusioner Pittsburgh sleep
quality index (PSQI) didapatkan data awal yang menunjukan bahwa dari 7
karyawan yang termasuk dalam kategori kualitas tidur baik berjumlah 11
orang (14%), kualitas tidur ringan berjumlah 2 orang (28%), kualitas tidur
sedang berjumlah 3 orang (42%) dan kategori kualitas tidur buruk
berjumlah 1 orang (14%).Setelah dilakukan survei awal diketahui bahwa yang menyebabkan
kelelahan pada karyawan adalah pengaturan waktu kerja dengan sistem
kerja shift yang diterapkan di Mini market serta kondisi lingkungan kerja
dan beban pekerjaan yang mereka alami setiap harinya. Kelelahan yang
terjadi terus menerus beresiko menurunkan kualitas tidur dan
menyebabkan adanya gangguan tidur pada karyawan yang bekerja di Mini
market 24 jam.Kondisi dan masalah lingkungan kerja merupakan salah satu hal
yang sangat penting. Hal ini sangat besar pengaruhnya terhadap karyawan.
Salah satu cara yang ditempuh agar karyawan dapat juga melaksanakan
tugasnya adalah memperbaiki lingkungan kerja di tempat kerja, terutama
lingkungan kerja fisik. Lingkungan kerja yang kurang baik merupakan
salah satu penyebab penggunaan waktu yang tidak efektif. Lingkungan
kerja yang kondusif memberikan rasa aman dan memungkinkan karyawan
untuk dapat bekerja optimal, sehingga dengan demikian baik secara
langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi kondisi karyawan
karena setiap harinya karyawan harus menjalani pekerjaan mereka dengan
keadaan lingkungan kerja fisik yang ada.Penerapan sistem kerja shift memiliki konsekuensi yang perlu
disadari, karena shift kerja pada karyawan berpengaruh terhadap irama
sirkadian dan kesehatan tubuh sehingga dapat menurunkan kualitas tidur
(Kodrat,2009). Selaras dengan Epstein dan Mardon (2010) yang
menyebutkan bahwa sekitar 60% hingga 70% pekerja shift mengalami
gangguan tidur.Dari hasil data penelitian setiap tahun di dunia, diperkirakan sekitar
20%-50% orang dewasa melaporkan adanya gangguan tidur dan sekitar
17% mengalami gangguan tidur yang serius (Primanda, 2009). Di
indonesia menurut US Census Bureu, International Data Base tahun 2004,
sekitar 28 juta orang dari total penduduk 238 juta atau sekitar 10%
menderita insomnia. Seperti yang dikutip dalam Hediyani (2012) bahwa
Didi Purwanto menemukan prevalensi insomnia (sulit tidur) 48,1%
dimana prevalensi pada pekerja gilir hampir dua kali lebih tinggi
dibandingkan pekerja non gilir.Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk
meneliti mengenailingkungan kerja fisik dan kelelahan sistem kerja shift
dengan gangguan tidur pada karyawan Mini market 24 jam di Kecamatan
Sokaraja Kabupaten Banyumas.B. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah diatas, maka
dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut : “Bagaimana
hubungan lingkungan kerja fisik dan kelelahan sistem kerja shift dengan
gangguan tidur pada karyawan Mini market 24 jam di Kecamatan Sokaraja
Kabupaten Banyumas?” C.Tujuan penelitian I. Tujuan Umum Untuk mengetahui Hubungan lingkungan kerja fisik dan kelelahan sistem kerja shift dengan gangguan tidur pada karyawan Mini market 24 jam di Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas.
II. Tujuan Khusus 1.
Untuk mengetahui lingkungan kerja fisik di Mini market 24 jam di Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas.
2. Untuk mengetahui tingkat kelelahan karyawan di Mini market 24 jam di Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas.
3. Untuk mengetahui gangguan tidur pada karyawan di Mini market 24 jam di Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas.
4. Untuk mengetahui hubungan lingkungan kerja fisik dengan
gangguan tidur pada karyawan Mini market 24 jam di Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas.
5. Untuk mengetahui hubungan kelelahan dengan gangguan tidur
pada karyawan Mini market 24 jam di Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas.
D. Manfaat penelitian
Penelitian yang penulis lakukan ini diharapkan memberikan manfaat
secara teoritis maupun praktis.1. Manfaat Teoritis Manfaat secara teoritis adalah diharapkan mampu memperkaya teori teori berkaitan dengan lingkungan kerja fisik, sistem kerja shift, kelelahan kerja, gangguan tidur, maupun teori-teori berkaitan dengan dampak lingkungan kerja fisik dan kelelahan terhadap gangguan tidur.
2. Manfaat Praktis a.
Bagi Institusi Pendidikan Menambah informasi dan sebagai evaluasi lebih lanjut apabila terdapat hubungan lingkungan kerja fisik dan kelelahan sistem kerja shift dengan gangguan tidur pada karyawan Mini market 24 jam di Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas.
b.
Manfaat bagi masyarakat Menjadi bahan masukan sebagai penambahan informasi pada masyarakat tentang hubungan lingkungan kerja fisik dan kelelahan sistem kerja shift dengan gangguan tidur pada karyawan Mini market 24 jam di Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas.
c.
Manfaat bagi peneliti lain Mengembangkan penelitian itu supaya lebih lengkap lagi dan lebih sempurna serta peneliti lain juga bisa mengembangkan penelitian ini dengan melakukan penelitian di masa mendatang. d.
Manfaat bagi Profesi Keperawatan
Menambah ilmu dan informasi tentang lingkungan kerja fisik,
kelelahan dan gangguan tidur pada pekerja shift.e.
Manfaat bagi Institusi Terkait
Dapat menjadi sumber informasi, masukan dan pertimbangan bagi
perusahaan untuk melakukan upaya yang dapatmenurunkan tingkat
kelelahan dan gangguan tidur pada karyawan shift di Minimarket 24
Jam serta memperbaiki lingkungan kerja fisik menjadi lebih baik.E. Penelitian Terkait
No Peneliti Judul Penelitian
Metode Penelitian
Hasil Persamaan dan Perbedaan
1. Iga Nadya & Luh Made Indah (2013)
Hubungan Gangguan Tidur Dengan Kelelahan Pada Sistem Kerja Bergilir (Shift) Malam Terhadap Karyawan Minimarket
24 Jam Di Kota Denpasar.
Penelitian analitik yang dilakukan secara cross sectional, memiliki sifat observasional. Pengambilan sampel menggunakan total sampling sebanyak 57 responden. menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara gangguan tidur dan tingkat kelelahan subjek (p = 0,024).
Persamaan : menggunakan pendekatan cross sectional, membahas topik tentang Gangguan tidur dan kelelahan.
Perbedaan : Pada peneliti tidak hanya berfokus pada shift malam saja tetapi semua shift, variabel independennya lingkungan kerja fisik dan kelelahan
2. Ika Ruhana (2014)
Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik dan Non Fisik Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Karyawan PT.
Telkomsel Area III Jawa-Bali Nusra di Surabaya) pendekatan kuantitatif Populasi 310 karyawan, sampel sebesar 75. menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh secara signifikan antara lingkungan kerja fisik ) terhadap kinerja karyawan karena nilai sig lebih kecil dari 0.05 (0,003 < 0,05)
Persamaan : menggunakan pendekatan kuantitatif, Membahas lingkungan kerja fisik dan karyawan.
Perbedaan : Objek penelitian karayawan shift, metode penelitian.
3. Dhimas Wahyu Wicaksono (2013)
Analisis Faktor Dominan yang Berhubungan dengan Kualitas Tidur pada Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga.
Desain analisis
deskriptif, Populasinya adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Airlangga, Sampel sebanyak 50 diambil dengan teknik purposive sampling.Faktor-faktor tersebut memiliki hubungan yang signifikan antara stres dan kualitas tidur (p = 0,024), lelah dengan kualitas tidur (p= 0,001), penyakit dengan kualitas tidur (p = 0,022).
Persamaan : Membahas kelelahan dan gangguan tidur, mencari hubugan kelelahan dengan gangguan tidur.
Perbedaan : Metode dan Objek Penelitian, pengambilan sampel.
4. Kurnia Itsnaini, Muhamma d Yusuf, Cyrilla Indri Parwati (2015)
Analisis Dampak Sistem Shift Kerja Terhadap Perfomansi Karyawan (Studi kasus minimarket Indomaret)
Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Menggunakan teknik total sampling shift malam mengalami tingkat keluhan/ kelelahan. Tingkat rata- rata keluhan/kelela han untuk shift pagi sebesar 1,8760, shift siang sebesar 2,0447, dan shift malam 2,3973.
Persamaan : Metode Penelitian menggunakan pendekatan cross sectional, menggunakan total sampling.
Objek penelitian pada karyawan. Membahas sistem kerja shift Perbedaan : Variabel penelitian, tempat, jumlah responden
5.
Influence on working hours among shift workers and effects on sleep quality an intervention study
Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Menggunakan teknik random sampling dalam menentukan sampel rata-rata, kehilangan tidur, terjaga, waktu kerja yang lebih lama dan kelelahan yang berhubungan dengan pekerjaan tidak tampak bermasalah dalam sampel ini
Work hours, workload, sleep and fatigue in Australian Rail Industry employees
7. Dorrian, Jillian
Peneliti sebelumnya meneliti Pengaruh jam kerja di antara pekerja shift dan efek pada kualitas tidur
Persamaan : Meneliti tentang kerja shift, Perbedaan : Objek penelitian.
Pengaruh pada jam kerja seseorang hanya meningkat pada kelompok dengan intensitas tinggi (p <0,001). Tidak ada efek intervensi terhadap kualitas tidur yang diamati.
Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Menggunakan teknik random sampling dengan 391 populasi
6. Anne Helene Garde (2011)
(2010)
Perbedaan : Teknik pengambilan sampel, variabel terikat, subjek penelitian.
Persamaan : Metode penelitian, meneliti subjek tenaga kerja, variabel bebas kelelahan, membahas tentang shift kerja.
p=0,014
ada hubungan yang signifikan antara kebisingan dengan kelelahan kerja, shift kerja dengan kelelahan kerja
purposive sampling
Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Menggunakan teknik
Faktor-faktor yang berhubungan dengan kelelahan pada pekerja di proses produksi kantong semen PBD (paper bag division) Pt. Indocement tunggal prakarsa TBK Citeureup- Bogor
Persamaan : Meneliti tentang shift kerja dan kelelahan pada pekerja shift Perbedaan : Objek penelitian dan variabel