BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah - Vicky Anggoro Daru Kartika BAB I
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Belajar merupakan aktivitas manusia yang penting dan tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan manusia bahkan sejak manusia lahir sampai akhir hayat. Pernyataan tersebut menjadi ungkapan bahwa manusia tidak dapat lepas dari proses belajar itu berada dan belajar juga menjadi kebutuhan yang terus meningkat sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
Belajar merupakan proses perubahan perilaku. Perubahan perilaku yang dimaksud dapat berwujud perilaku yang tampak atau perilaku yang tidak tampak. Perilaku yang tampak misalnya: menulis, memukul, menendang, sedangkan perilaku yang tidak tampak misalnya: berfikir, bernalar, dan berkhayal. Perubahan perilaku yang diperoleh dari hasil belajar bersifat permanen dalam arti bahwa perubahan perilaku akan bertahan dalam waktu relatif lama, sehingga pada suatu waktu perilaku tersebut dapat dipergunakan untuk merespon (Achmad dkk, 2007 : 115)
Seorang peserta didik dalam melakukan aktivitas belajar memerlukan adanya dorongan tertentu agar kegiatan belajarnya dapat menghasilkan hasil belajar yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Untuk dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik yang maksimal, tentunya perlu diperhatikan berbagai faktor yang membangkitkan para peserta didik untuk belajar dengan efektif. Untuk dapat menghasilkan prestasi belajar yang baik
1 tidak hanya dipengaruhi oleh faktor motivasi yang berasal dari dalam diri (intern), tetapi juga dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari luar diri (ekstern) salah satunya yaitu ditunjang dengan adanya strategi yang menarik.
Aktivitas peserta didik selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan peserta didik untuk belajar. Aktivitas peserta didik itu sendiri meliputi kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan – kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang meliputi ketrampilan proses, yaitu ketrampilan dengan seluruh alat indra, mengajukan pendapat, mengajukan pertanyaan dan memecahkan masalah sehari – hari.
Namun pada kenyataannya, sistem pembelajaran geografi di sekolah – sekolah kurang memperhatikan aktivitas peserta didik. Umumnya strategi pembelajaran yang dilakukan di sekolah lebih banyak pada pemberian konsep dari guru ke peserta didik, tanpa kurang adanya perhatian pada ketrampilan yang dimiliki oleh peserta didik. Peserta didik dituntut untuk mendengarkan, membaca dan menghafal materi yang telah dipelajari. Akibatnya banyak peserta didik yang hanya terdiam di kelas dan bahkan tidak memperhatikan proses pembelajaran. Kondisi pembelajaran seperti ini dapat mengakibatkan melemahnya kualitas pembelajaran, dimana tingkat keterlibatan dan aktivitas peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran menurun.
Hasil dari wawancara yang telah dilakukan kepada guru geografi di SMAN 1 Rowokele kelas X 6 didapatkan permasalahan aktivitas belajar geografi. Menurut guru geografi bahwa kurangnya aktivitas belajar dikarenakan beberapa faktor yaitu kurangnya keberanian peserta didik dalam menyampaikan pertanyaan dan menyampaikan pendapat, hal ini dibuktikan ketika guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menyampaikan pendapat, peserta didik hanya terdiam. Dan juga faktor yang lain yaitu peserta didik menganggap bahwa pelajaran geografi itu membosankan, penghafalan, sulit sehingga peserta didik malas untuk belajar.
Tabel 1.1 Data aktivitas belajar peserta didik kelas X 6 SMAN 1Rowokele Jumlah peserta didik
Rata – No Aspek yang diamati
Aktif Tidak Aktif rata
1 Peserta didik siap menerima
7 24 21,88% pelajaran
2 Peserta didik mengajukan
2 30 6,25% pertanyaan
3 Peserta didik mengajukan
1 31 3,13% pendapat
4 Peserta didik mengajukan 0% sanggahan
5 Peserta didik menyampaikan
2 30 6,25% jawaban
6 Peserta didik membuat
7 25 21,88% rangkuman materi dari penjelasan guru.
Rata – rata 9,8 % Sumber : Data aktivitas belajar peserta didik SMAN 1 Rowokele
Data yang diperoleh dari guru mata pelajaran Geografi SMAN 1 Rowokele dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar peserta didik pada mata pelajaran geografi masih rendah sehingga menyebabkan hasil nilai ulangan tengah semester masih rendah terutama di kelas X 6.
Adapun nilai rata-rata UTS mata pelajaran Geografi semester II SMAN 1 Rowokele tahun ajaran 2011/2012 sebagai berikut :
Tabel 1.2 Nilai rata – rata UTS Kelas XNilai rata – rata Belum tuntas KKM No Kelas
UTS KKM
1 X 1 79,71 31 %
75
2 X 2 75,09 40 %
75
3 X 3 72,56 43 %
75
4 X 4 77,21 40 %
75
5 X 5 80,84 25 %
75
6 X 6 73,25 56 %
75
7 X 7 73,31 46 %
75 Sumber : Daftar nilai mata pelajaran Geografi kelas X 6 SMAN 1 Rowokele tahun ajaran 2011/2012.
Berdasarkan Tabel diatas dapat dilihat perolehan nilai rata-rata UTS mata pelajaran geografi peserta didik di kelas X 6 SMAN 1 Rowokele termasuk masih rendah, selain itu juga menyebabkan hasil nilai ulangan harian pun masih rendah terutama di kelas X 6. Masih banyak peserta didik yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 75. Berdasarkan hasil ulangan harian diperoleh sebanyak 32 peserta didik hanya 13 peserta didik (41%) yang memenuhi standar ketercapaian KKM, sedangkan 19 peserta didik (59%) berada dibawah standar ketercapaian KKM sehingga harus mengikuti perbaikan atau remidi.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar peserta didik pada mata pelajaran geografi masih rendah. Faktor yang berpengaruh terhadap pembelajaran selain aktivitas peserta didik adalah kemampuan mengajar guru yang selama ini guru lebih mendominasi jalannya pembelajaran sehingga aktivitas peserta didik mengalami penurunan karena hanya mendengarkan apa yang telah diberikan oleh guru, kegiatan peserta didik hanya mencatat, mendengarkan, dan membaca materi yang telah tersedia, bahkan lebih banyak yang tidak memperhatikan pelajaran yang disampaikan oleh guru, sedangkan guru menjadi lebih aktif dan mendominasi kegiatan belajar mengajar. Hal tersebut menyebabkan aktivitas belajar peserta didik kurang.
Salah satu strategi yang digunakan untuk meningkatkan aktivitas belajar peserta didik dalam proses belajar mengajar adalah strategi The Power
Of Two. Strategi The Power Of Two adalah salah satu strategi yang
menekankan pada diskusi kelompok yang dilakukan oleh dua orang sehingga akan menimbulkan kerjasama yang baik dalam menyelesaikan tugas. Strategi ini juga memiliki manfaat yaitu bahwa berpikir dua lebih baik daripada berpikir sendiri atau hanya satu kepala. Proses belajar mengajar akan berjalan lancar jika ditunjang dengan strategi yang baik dan menarik. Keberadaan strategi yang menarik dapat digunakan sebagai upaya untuk menarik aktivitas belajar peserta didik untuk mengikuti pelajaran. Keberadaan Geografi dalam struktur program pengajaran di sekolah sangat penting karena Geografi memberikan pengetahuan, serta ketrampilan kepada peserta didik. Melalui strategi The Power Of Two peserta didik diharapkan dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik baik secara lisan maupun tertulis.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka perlu dilakukan upaya peningkatan aktivitas belajar peserta didik. Dalam hal ini peneliti bertujuan untuk melakukan penelitian dengan judul “Meningkatkan aktivitas belajar peserta didik pada pembelajaran geografi melalui strategi The Power Of Two kelas X 6 SMAN 1 Rowokele.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : Apakah melalui strategi The Power Of Two pada pembelajaran geografi dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik di kelas X 6 SMAN 1 Rowokele.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar peserta didik pada pembelajaran geografi kelas X 6 SMAN 1 Rowokele melalui strategi The Power Of Two.
D. Manfaat penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah : a.
Peneliti 1)
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam proses pembelajaran.
2) Jika peneliti menjadi seorang guru nantinya, peneliti akan lebih mengetahui bahwa dengan menggunakan strategi The Power Of Two dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik.
b.
Peserta didik 1)
Memudahkan peserta didik untuk memahami materi yang telah di berikan oleh guru.
2) Meningkatkan aktivitas belajar peserta didik pada pembelajaran Geografi.
3) Peserta didik mendapatkan pengalaman baru menggunakan strategi The Power Of Two.
c.
Guru 1)
Mendapat informasi dan pengalaman tentang penggunaan strategi yang mampu meningkatkan kualitas pembelajaran.
2) Meningkatkan kreatifitas guru dalam penyampaian materi pelajaran. 3)
Memberikan informasi atau wawasan tentang strategi The Power Of
Two sebagai alternatif pendekatan pembelajaran untuk meningkatkan aktivitas belajar peserta didik.
4) Keberhasilan guru sebagai pengajar meningkat karena aktivitas belajar peserta didik meningkat.
d.
Sekolah 1)
Dihasilkannya perangkat pembelajaran Geografi pada peserta didik kelas X 6 SMAN 1 Rowokele melalui straegi The Power Of Two untuk meningkatkan aktivitas belajar peserta didik. 2) Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran Geografi di sekolah.