UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH WONOYOSO KEBUMEN TAHUN 2015 - STIE Widya Wiwaha Repository
UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH WONOYOSO KEBUMEN TAHUN 2015 TESIS Diajukan Oleh : BUDI SANTOSA 131902385 PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN STIE WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA STIE Widya
Wiwaha Jangan Plagiat
UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU
PADA MADRASAH ALIYAH (MA) SALAFIYAH
WONOYOSO KEBUMEN
TAHUN 2015
Tesis
untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam
mencapai derajat Sarjana S-2
Program Studi Magister Manajemen
Diajukan Oleh :
BUDI SANTOSA
131902385
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN
STIE WIDYA WIWAHA
STIE Widya WiwahaJangan Plagiat
TESIS
UPAYA PENINGKATAN DIS IPLIN KERJA GURU PADA MADRAS AH
ALIYAH (MA) S ALAFIYAH WONOYOS O KEBUMENTAHUN 2015
Diajukan Oleh :
BUDI S ANTOS A
Tesis ini telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Pada tanggal : 18 Oktober 2015
Pembimbing
I Pembimbing
II Wiwaha
Plagiat
Dr. Endy Gunanto, M M Drs. M uh. Subkhan, M M
Widya
dan telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh Gelar M agister
Yogyakarta, Oktober 2015
Jangan STIE
M engetahui, PROGRAM M AGISTER M ANAJEM EN STIE WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA DIREKTUR
Prof. Dr. Abdul Halim, MBA.,Ak
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Wiwaha Plagiat Widya
Yogyakarta, Oktober 2015
Jangan STIE BUDI S ANTOS A
Persembahan : Orangtuaku, Istri, dan anakku STIE Widya
Wiwaha Jangan Plagiat
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang M aha Esa, atas limpahan rahmat dan anugerah-Nya, sehingga penulis telah dapat menyelesaikan tesis M agister M anajemen STIE Widya Wiwaha Yogyakarta dengan tepat waktu. Banyak pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tesis ini, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membatu kelancaran tesis ini, yaitu kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Abdul Halim, MBA.,Ak selaku Direktur Magister M anajemen STIE Widya Wiwaha Yogyakarta atas bimbingannya.
2. Dr. Endy Gunanto, MM selaku pembimbing I yang telah memberikan dorongan dan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan tesis ini.
3. Drs. Muh. Subkhan, MM selaku pembimbing II yang telah memberikan dorongan dan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan tesis ini.
4. Bapak/ Ibu dewan penguji yang telah memberikan masukan dalam penyelesaian tesis ini.
5. Bapak / Ibu Dosen Magister Manajemen STIE Widya Wiwaha Yogyakarta.
6. Bapak / Ibu guru MA Salafiyah Wonoyoso Kebumen.
7. Semua pihak yang tidak dapat kami sebut satu persatu.
STIE Widya Wiwaha
Jangan Plagiat Atas segala bantuan dan dukungan semua pihak saya mengucapkan terima kasih dan saran serta kritik yang membangun terhadap kesempurnaan penulisan ini sangat saya harapkan.
Yogyakarta, Oktober 2015 BUDI SANTOSA
Wiwaha Plagiat Widya Jangan
STIE
DAFTAR ISI
Halaman HALAM AN JUDUL ...................................................................................... i HALAM AN PENGESAHAN ........................................................................ ii PERNYATAAN ............................................................................................ iii PERSEM BAHAN ......................................................................................... iv KATA PENGANTAR ...................................................................................... v DAFTAR ISI .................................................................................................. vii DAFTAR TABEL ......................................................................................... ix DAFTAR GAM BAR ..................................................................................... x ABSTRAKSI ................................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN
1
1.1. Latar Belakang M asalah ......................................................... 1 1.2. Rumusan M asalah .................................................................
4 1.3. Pertanyaan Penelitian .............................................................
4 1.4. Tujuan penelitian .................................................................
4 1.5. M anfaat Penelitian .................................................................
5 BAB II LANDASAN TEORI
2.1. M anajemen Sumber Daya M anusia....................................... 6 2.2. Guru ......................................................................................
10 2.3. Disiplin ...................................................................................
12 2.4. Disiplin kerja Guru .............................................................
30 STIE
Widya Wiwaha Jangan Plagiat
2.6. Kerangka Penelitian ...............................................................
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEM BAHASAN 4.1. Gambaran M A Salafiyah Wonoyoso Kebumen ..................
STIE Widya Wiwaha
77 DAFTAR PUSTAKA
75 5.2. Saran....................................................................................
61 BAB V KESIM PULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan.............................................................................
52 4.3. Pembahasan .........................................................................
49 4.2. Hasil Penelitian....................................................................
3.8. Teknik Analisis Data............................................................ 45
39 BAB III M ETODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian ..................................................................
44
43 3.7. Keabsahan Data ...................................................................
42 3.6. Instrumen Penelitian .............................................................
3.4. Subyek dan Obyek Penelitian ................................................ 42 3.5. M etode Pengumpulan Data ..................................................
42
3.2. Definisi Operasional ............................................................... 40 3.3. Lokasi Penelitian ..................................................................
40
Jangan Plagiat
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 4.1. Identifikasi Faktor Internal ............................................................
31 Tabel 4.2. Identifikasi Faktor Eksternal ............................................................ 60
Wiwaha Plagiat Widya Jangan
STIE
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Penelitian ...................................................................... 31 Gambar3.1. Triangulasi Teknik ......................................................................36 Wiwaha
Plagiat Widya Jangan STIE
ABSTRAKSI
Disiplin mempunyai peranan yang sangat penting untuk pendidikan, digunakan terutama untuk memotivasi guru agar dapat mendisiplinkan diri serta mampu meraih prestasi kerja dalam melaksanakan pengajaran, baik secara perorangan maupun kelompok. Guru yang mempunyai tingkat kedisiplinan yang tinggi akan tetap bekerja dengan baik walaupun tanpa diawasi oleh atasan. Seorang guru yang disiplin tidak akan mencuri waktu kerja untuk melakukan hal- hal lain yang tidak ada kaitannya dengan pekerjaan. M A Salafiyah Wonoyoso Kebumen ditinjau dari segi pengawasan pemimpin kurang dan kurangnya pemberian sangsi yang tegas terhadap guru yang melanggar peraturan, sehingga membuat semua perihal indisipliner jadi merebak berkelanjutan, seperti ditemukan bahwa ketidak disiplinan dalam waktu, seperti keterlambatan dalam kehadiran dan meninggalkan sekolah sebelum waktu usai. M ereka terkadang meninggalkan sekolah bila jam belajar mengajar mereka telah usai yang tidak sesuai dengan peraturan sekolah yang telah ditetapkan sekolah, seperti hadir di sekolah 15 menit sebelum pelajaran dimulai dan pulang setelah pelajaran selesai, tidak meninggalkan sekolah, tanpa izin kepala sekolah. Tidak hanya itu guru juga terkadang meminta bantuan kepada petugas tatausaha untuk memeriksa dan
Wiwaha
menilai setiap tugas, pekerjaan dan latihan yang diberikan kepada siswa yang seharusnya harus dilakukan guru bersangkutan, sehingga kurangnya efektifitas dalam pencapaian tujuan organisasi sekolah secara tepat.
Plagiat
Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui upaya untuk meningkatkan disiplin guru di M A Salafiyah Wonoyoso Kebumen. M etode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya
Widya
pada saat berlangsungnya penelitian melalui pengumpulan data yang kemudian diinterprestasikan satu sama lain sehingga diperoleh perumusan dan analisa terhadap masalah yang ada.
Hasilnya diketahui faktor yang menyebabkan kedisiplinan guru di M A
Jangan
Salafiyah Wonoyoso Kebumen masih rendah karena rendahnya kompensasi bagi STIE guru wiyata bhakti, tidak adanya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan, kurangnya kegiatan supervisi atas pengawasan pimpinan, karena faktor kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin, pimpinan kurang berani dalam mengambil tindakan bagi yang tidak taat pada aturan dan masalah keluarga, kesehatan. Upaya untuk meningkatkan disiplin di M A Salafiyah Wonoyoso Kebumenadalah meningkatkan kesadaran diri sehingga menjadi kebiasaan, kemudian di sekolah membuat tata tertib yang jelas, dilakukan rapat koordinasi, supervisi dan pembinaan berkelanjutan dan penilaian kinerja. kata kunci : disiplin, kerja
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Untuk mewujudkan peningkatan mutu sumber daya manusia suatu bangsa, maka pemerintah mengambil salah satu kebijakan yaitu meningkatkan kualitas pendidikan. Kegiatan yang dapat mempengaruhi peningkatan mutu pendidikan didalamnya termasuk pengembangan pelaksanaan proses belajar mengajar. Untuk mengembangkan proses belajar mengajar maka pemerintah berusaha meningkatkan mutu para guru, pengajar atau tenaga kependidikan
Wiwaha
dengan menyekolahkan mereka kejenjang lebih tinggi. Kebijakan dan langkah iangkah pemerintah tersebut diambil agar kualitas generasi penerus atau sumber
Plagiat
daya manusia meningkat sehingga menghasilkan manusia-manusia yang cerdas,
Widya
handal, demokratis dan berkemampuan tinggi untuk menghadapi tantangan atau masalah yang lebih kompleks di era globalisasi.
Kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik didukung
Jangan STIE
dengan banyak faktor, yang salah satunya adalah disiplin kerja guru. Pada saat ini sering dijumpai disiplin guru sering tidak maksimal dalam proses mengajar, misalnya sering jam kosong atau tidak sesuai waktu yang ditentukan, perlunya disiplin guru dalam hal mengajar sesuai dengan kewajibannya. Sastrohadiwiryo (2003) menyatakan bahwa ”Disiplin kerja dapat didefinisikan sabagai suatu sikap menghormati, menghargai, patuh, dan taat terhadap peraturan-peraturan yang dan tidak mengelak untuk menerima sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya.
Disiplin mempunyai peranan yang sangat penting untuk pendidikan, digunakan terutama untuk memotivasi guru agar dapat mendisiplinkan diri serta mampu meraih prestasi kerja dalam melaksanakan pengajaran, baik secara perorangan maupun kelompok. Guru yang mempunyai tingkat kedisiplinan yang tinggi akan tetap bekerja dengan baik walaupun tanpa diawasi oleh atasan. Seorang guru yang disiplin tidak akan mencuri waktu kerja untuk melakukan hal- hal lain yang tidak ada kaitannya dengan pekerjaan. Sastrohadiwiryo (2003) mengatakan bahwa disiplin kerja ialah sebagai suatu sikap menghormati,
Wiwaha
menghargai patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak
Plagiat
mengelak menerima sanksi-sanksi apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang
Widya
diberikan kepadanya. M emelihara kedisiplinan yang baik adalah hal yang sulit, karena banyak indikator-indikator yang mempengaruhinya.
Fathoni (2006) menambahkan bahwa Indikator-indikator yang
Jangan STIE
mempengaruhi disiplin kerja yaitu : tujuan dan kemampuan, teladan pimpinan, balas jasa, keadilan, pengawasan melekat, sanksi hukuman, ketegasan, peraturan dan hubungan kemanusiaan. guru memegang peranan sangat penting dalam pendidikan. Tanpa bantuan dan peran para guru, program kerja yang telah ditetapkan tidak dapat terlaksana secara efektif dan efisien. Karena guru merupakan pelaku utama pada kegiatan belajar mengajar.
Wonoyoso Kebumen memahami pentingnya disiplin kerja yang baik namun terkadang M A Salafiyah Wonosoyo Kebumen dihadapkan pada guru yang melanggar peraturan, seperti ditemukan bahwa ketidakdisiplinan dalam waktu, seperti keterlambatan dalam kehadiran dan meninggalkan sekolah sebelum waktu usai. M ereka terkadang meninggalkan sekolah bila jam belajar mengajar mereka telah usai yang tidak sesuai dengan peraturan sekolah yang telah ditetapkan sekolah, seperti hadir di sekolah 15 menit sebelum pelajaran dimulai dan pulang setelah pelajaran selesai, tidak meninggalkan sekolah, tanpa izin kepala sekolah.
Tidak hanya itu guru juga sering meminta bantuan kepada petugas tata usaha untuk memeriksa dan menilai setiap tugas, pekerjaan dan latihan yang diberikan
Wiwaha
kepada siswa yang seharusnya harus dilakukan guru bersangkutan, sehingga kurangnya efektifitas dalam pencapaian tujuan organisasi sekolah secara tepat.
Plagiat
M A Salafiyah Wonoyoso Kebumenini terus berupaya membenahi kinerja guru,
Widya
hal ini dikarenakan kalau masalah ketidakdisiplinan seperti yang telah diuraikan diatas terus berlangsung, maka akan berakibat menurunnya mutu pendidikan di M A Salafiyah Wonoyoso Kebumen sehingga dapat berimbas pada prestasi siswa
Jangan STIE
dan image yang buruk bagi M A Salafiyah Wonoyoso Kebumen.
Berangkat dari pemikiran di atas dan betapa pentingnya peranan kepemimpinan seseorang dalam keberhasilan suatu organisasi, maka dengan itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul "Upaya Peningkatan Disiplin Kerja Guru Pada M A Salafiyah Wonoyoso Kebumen".
1.2. RUMUS AN MAS ALAH
Bertitik tolak dan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut terkadang M A Salafiyah Wonoyoso Kebumen dihadapkan pada guru yang kedisiplinan rendah, sehingga diperlukan upaya untuk meningkatkan kedisiplinan guru.
1.3. PERTANYAAN PENELITIAN
Pertanyaan penelitian dalam tesis ini adalah bagaimana upaya untuk meningkatkan disiplin guru tetap di M A Salafiyah Wonoyoso Kebumen?
Wiwaha
1.4. TUJUAN PENELITIAN Plagiat
Tujuan penelitian dalam tesis ini adalah untuk mengetahui upaya untuk
Widya meningkatkan disiplin guru tetap di M A Salafiyah Wonoyoso Kebumen.
1.5. MANFAAT PENELITIAN
Jangan STIE
Hasil penelitian ini mempunyai beberapa manfaat, antara lain ialah :
1. Dari segi teoritis a.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi dunia pendidikan dan memperkaya hasil penelitian yang telah ada.
b.
Menambah literatur terutama mengenai meningkatkan kedisiplinan guru.
2. Dari segi praktis, a.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan informasi khususnya upaya-upaya yang dilakukan dalam meningkatkan kedisiplinan kerja guru di sekolah.
b.
Menambah wawasan penulis mengenai masalah peningkatan kedisiplinan.
Wiwaha Plagiat Widya Jangan
STIE
BAB II LANDAS AN TEORI
2.1. MANAJEMEN S UMBER DAYA MANUS IA M anajemen merupakan proses untuk mencapai tujuan organisasi.
M anajemen bisa sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang logis dan sistematis juga sebagai suatu kreativitas pribadi yang disertai suatu keterampilan.
M enurut Samsudin (2006) M anajemen adalah suatu proses yang khas, yang terdiri dari tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang
Wiwaha
telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber daya lainnya”.
Plagiat
Dari definisi manajemen di atas maka dapat diketahui bahwa ada dua
Widya
istilah yang diberikan para ahli mengenai istilah manajemen yaitu sebagai seni yang merupakan kreativitas pribadi yang disertai suatu keterampilan dan ada pula yang memberikan definisi manajemen sebagai suatu ilmu yang merupakan
Jangan STIE
kumpulan pengetahuan yang logis dan sistematis. M aka suatu organisasi untuk mencapai tujuannya tidak akan terlepas dari aktivitas manajemen. M anajemen menginginkan tujuan organisasi tercapai dengan efisien dan efektif. Adapun fungsi manajemen diantaranya : 1.
Perencanaan (Planning) adalah kegiatan menetapkan tujuan organisasi dan memilih cara terbaik untuk mencapai tujuan tersebut.
2. Pengorganisasian (Organizing dan Staffing) adalah kegiatan mengkoordinir sumber daya, tugas, dan otoritas diantara anggota organisasi agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien dan efektif.
3. Pengarahan (Leading) adalah membuat bagaimana orang-orang tersebut bekerja untuk mencapai tujuan organisasi tersebut.
4. Pengendalian (Controlling) bertujuan untuk melihat apakah organisasi berjalan sesuai rencana.
M anajemen sumber daya manusia (M SDM ) merupakan salah satu bidang dari manajemen umum yang meliputi segi-segi : perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian. Proses ini terdapat dalam fungsi/bidang produksi,
Wiwaha
pemasaran, keuangan, maupun kepegawaian. Karena sumber daya manusia mempunyai peranan penting dalam mencapai tujuan perusahaan, maka
Plagiat
pengalaman dan hasil penelitian bidang SDM dikumpulkan secara sistematis
Widya
selanjutnya disebut dengan manajemen sumber daya manusia. M enurut Rivai (2008) istilah manajemen mempunyai arti sebagai kumpulan pengetahuan tentang bagaimana seharusnya memanage (mengelola) sumber daya manusia. Dengan
Jangan STIE
manajemen maka pemanfaatan sumber daya yang ada dapat lebih optimal guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Dalam usaha mencapai tujuan perusahaan, permasalahan yang dihadapi oleh manajemen semakin kompleks seiring dengan perkembangan teknologi di era globalisasi ini. Pada masa kini persoalan manajemen tidak hanya terdapat pada bahan mentah atau bahan baku akan tetapi juga menyangkut prilaku karyawan merupakan masukan (input) yang diolah oleh perusahaan dan menghasilkan keluaran (output). Sumber daya manusia merupakan asset bagi perusahaan yang apabila dimanage akan menghasilkan output kinerja bagi perusahaan yang tentunya akan menguntungkan bagi perusahaan. Sumber daya manusia yang belum mempunyai keahlian dan keterampilan yang dibutuhkan perusahaan apabila dilatih, diberikan pengalaman dan diberikan motivasi untuk berkembang maka akan menjadi asset yang sangat menguntungkan bagi perusahaan. Pengelolaan sumber daya manusia inilah yang disebut dengan manajemen sumber daya manusia. Dengan kata lain manajemen sumber daya manusia adalah mengembangkan pegawai dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran individu
Wiwaha maupun organisasi.
Sedarmayanti (2009) mengatakan bahwaM anajemen Sumber Daya
Plagiat
M anusia (SDM ) adalah kebijakan dan praktik menentukan aspek manusia atau
Widya
sumber daya manusia dalam posisi manajemen, termasuk merekrut, menyaring, melatih, memberi penghargaan dan penilaian.M enjadi tugas utama manajemen sumber daya manusia yaitu mengelola pegawai se-efisien dan se-efektif mungkin
Jangan STIE
agar diperoleh pegawai yang produktif dan dapat memberikan keuntungan yang maksimal bagi perusahaan. Secara khusus Sedarmayanti (2009) mengungkapkan bahwa manajemen sumber daya manusia bertujuan untuk : 1.
Memungkinkan organisasi mendapatkan dan mempertahankan pegawai cakap, dapat dipercaya dan memiliki motivasi tinggi seperti yang diperlukan.
2. Meningkatkan dan memperbaiki kapasitas yang melekat pada manusia kontribusi, kemampuan dan kecakapan mereka.
3. Mengembangkan sistem kerja dengan kinerja tinggi yang meliputi prosedur perekrutan dan seleksi yang teliti, sistem kompensasi dan insentif yang tergantung pada kinerja, pengembangan manajemen serta aktifitas pelatihan yang terkait “kebutuhan bisnis”.
4. Mengembangkan praktek manajemen dengan komitmen tinggi yang menyadari bahwa karyawan adalah pihakterkait dalam organisasi yang bernilai membantu dan membentuk pengembangan iklim kerjasama dan kepercayaan bersama.
Wiwaha 5.
Menciptakan iklim, dimana hubungan yang produktif dan harmonis dapat dipertahankan melalui asosiasi antara manajemen dengan karyawan.
Plagiat 6.
Mengembangkan iklim lingkungan dimana kerjasama tim dan fleksibilitas
Widya dapat berkembang.
7. Membantu organisasi menyeimbangkan dan mengadaptasikankebutuhan pihak terkait (pemilik, lembaga atau wakil pemerintah,manajemen,
Jangan STIE
karyawan, pelanggan, pemasok dan masyarakat luas).
8. Memastikan bahwa orang dinilai atau dihargai berdasarkan apa yang mereka lakukan dan mereka capai.
9. Mengelola karyawan yang beragam, memperhitungkan perbedaan individu dan kelompok dalam kebutuhan penempatan, gaya kerja dan aspirasi.
10. Memastikan bahwa kesamaan tersedia untuk semua.
11. Mengadopsi pendekatan etis untuk mengelola karyawan yang didasarkan pada perhatian untuk karyawan, keadilan dan transportasi.
12. Mempertahankan dan memperbaiki kesejahteraan fisik dan mental karyawan.
Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut di atas manajemen sumber daya manusia harus malaksanakan beberapa kelompok aktivitas yang semuanya saling berhubungan dan terkait, seperti yang terjadi dalam konteks organisasi meliputi : perencanaan sumber daya manusia, kompensasi dan tunjangan kesehatan, keselamatan dan keamanan, hubungan karyawan dan buruh. Namun di era globalisasi dimana teknologi membuat dunia seolah tanpa batas maka lingkungan
Wiwaha
eksternal menjadi bagian penting yang harus menjadi pertimbangan bagi semua pimpinan dalam melaksanakan aktivitas sumber daya manusia diantaranya :
Plagiat
hukum,politik, ekonomi, sosial, budaya dan teknologi. Hal ini dikarenakan
Widya
lingkungan eksternal seolah menjadi bagian tak terpisahkan dari organisasi itu sendiri.
Jangan STIE
2.2. GURU
Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang memberi ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah orng yang melaksanakan pendidikan di tempat tertentu, tidfak mesti di lembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga di masjid, di surau atau mushalla di rumah, dan sebaganiya. Guru menempati kedudukan yang terhormat di masyarakat. Kewibawaanlah yang membuat guru dihormati, sehingga masyarakat tidak meragukan figur guru.
M asyarakat yakin bahwa gurulah yang dapat mendidik anak didik mereka agar menjadi orang yang berkepribadian mulia.
Guru memiliki banyak tugas, baik yang terikat oleh dinas maupun di luar dinas, dalam bentuk pengabdian. Apabila kita kelompokan terdapat tiga jenis tugas guru, yakni tugas dalam profesei tugas kemanusiaan, dan tugas dalam bidang kemasyarakatan. Tugas guru dalam profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. M endidik berarti meneruskan nilai-nilai hidup. M engajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan tekhnoplogi. Sedfangkan
Wiwaha
melatih mengembangkan ketrampilan-keterampilan pada siswa.(Usman, 1995 : 6- 7)
Plagiat
Syaiful bahri Djamarah (2000: 31)mengatakan “ di bidang kemasyarakatan
Widya
merupakan tugas guru yang juga tidak kalah pentingnya. Pada bidang ini mempunya tugas mendidik dan masyarakat untuk menjadi warga negara Indonesia yang bermoral pancasila. M emang tidak dapat dipungkiri bila guru mendidik anak
Jangan STIE
didik anak didik sama halnya guru mencerdaskan bangsa Indonesia”.
Keberhasilan melaksanakan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) saat tergantung pada guru. M engapa demikian? Sebab guru merupakan ujung tombak dalam proses pembelajaran. Bagaimanapun sempurnanya sebuah kurikulum tanpa didukung oleh kemampuan guru, maka kurikulum itu hanya sesuatu yang tertulis yang tidak memiliki makna. Oleh karena itulah, guru memilki peran yang sangat Dalam pengajaran guru pun memiliki peran, antara lain:
1. Organisasi kegiatan belajar mengajar 2. Sumber informasi (nara sumber) bagi siswa.
3. M otivasi bagi siswa umtuk belajar
4. Penyediaan materi dan kesempatan belajar bagi siswa
5. Pembimbing, kegiatan belajar bagi siswa.( Sabri, 2005 : 107)
2.3. DIS IPLIN
2.3.1. Pengertian Disiplin M enurut Simamora (2004) Disiplin adalah prosedur yang mengoreksi atau
Wiwaha
menghukum bawahan karena melanggar peraturan atau prosedur. Disiplin merupakan pengendalian diri karyawan dan pelaksanaan yang teratur dan
Plagiat menunjukkan tingkat kesungguhan tim kerja di dalam sebuah organisasi. Widya
Tindakan disipliner menuntut suatu hukuman terhadap karyawan yang gagal memenuhi standar yang ditatapkan. Tindakan disipliner yang efektif terpusat pada perilaku karyawan yang salah, bukan pada diri karyawan sebagai pribadi.
Jangan STIE
Disiplin menurut Siswanto (2005) adalah Suatu sikap menghormati, menghargai, patuh, dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya.
Rivai (2004) mengemukakan bahwa Disiplin kerja adalah suatu alat yang bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku.
M enurut Hasibuan (2007) berpendapat bahwa Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Kedisiplinan harus ditegakkan dalam suatu organisasi perusahaan. Tanpa dukungan disiplin karyawan yang baik, sulit bagi perusahaan untuk mewujudkan tujuannya. Jadi, kedisiplinan adalah kunci keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya.
Sinungan (2000) menjelaskan Disiplin kerja sebagai suatu sikap mental
Wiwaha
yang tercermin dalam perbuatan atau tingkah laku perorangan, kelompok atau masyarakat berupa kepatuhan atau ketaatan (obedience) terhadap peraturan-
Plagiat
peraturan yang ditetapkan baik oleh pemerintah atau etik, norma, dan kaidah yang
Widya berlaku dalam masyarakat untuk tujuan tertentu.
Siagian (2005) juga berpendapat bahwa Pendisiplinan pegawai adalah suatu bentuk pelatihan yang berusaha memperbaiki dan membentuk pengetahuan,
Jangan STIE
sikap dan perilaku pegawai sehingga para pegawai tersebut secara sukarela berusaha bekerja secara kooperatif dengan pegawai yang lainnya Disiplin sangat penting artinya bagi kehidupan manusia, karena itu, ia harus ditanamkan secara terus-menerus agar disiplin menjadi kebiasaan. Orang-orang yang berhasil dalam bidang pekerjaan, umumnya mempunyai kedisiplinan yang tinggi, sebaliknya orang yang gagal umumnya tidak disiplin.
M akna disiplin secara istilah bedrasal dari istilah bahasa inggris yaitu: “dicipline berarti: 1) Tertib, taat atau mengendalikan tingkah laku, penguasaan diri, kendali diri ; 2). Latihan membentuk, meluruskan atau menyempurnakan sesuatu, sebagai kemampuan mental atau karakter moral: 3). Hukuman yang diberikan untuk melatih memperbaiki: 4). Kumpulan atau sistem peraturan- peraturan bagi tingkah laku. (Tulus, 2004 : 43)
Dengan demikian maka disiplin dapat diartikan sebagai suatu kepatuhan dan ketaatan yang muncul karena adanya kesadaran dan dorongan yang terjadi dalam diri orang itu.
M enurut Wursanto (2003 :156) merumuskan “Disiplin merupakan suatu
Wiwaha
bentuk ketaatan dan pengendalian diri yang rasional, sadar penuh, tidak memaksakan perasaan sehingga tidak emosional.”
Plagiat
Jadi, disiplin merupakan suatu proses latihan dan belajar untuk
Widya
meningkatkan kemampuan dalam bertindak, berfikir dan bekerja yang aktif dan kreatif. Disiplin juga merupakan suatu kepatuhan dari orang-orang dalam suatu organisasi terhadap peraturan-peraturan yang telah ditetapkan sehingga
Jangan STIE
menimbulkan keadaan tertib.
Demikian juga pendapat searah dilontarkan oleh Tabrani (2001: 54). Yang menyatakan bahwa disiplim adalah:” suatu perbuatan yang mentaati, mematuhi tertib akan aturan, norma dan kaidah-kaidah yang berlaku baik dimasyarakat maupun ditempat kerja”. Sesuai dengan perintah Allah dalam Al-Qur’an yang berbunyi:
مكنم رملأا يلوأو لوس ّرلا اوعيطأ و ﷲ اوُعْيطأ اوُنَمأ نيذلا اھّيأاي
Artinya: “ Hai orang-orang yang beriman, ta’atilah Allah dan ta’atilah Rasul- RasulNya, dan Ulil Amri di antara kamu…”(QS. An-Nissa:59).
Apa yang diterangkan dalam ayat tersebut diperjelas lagi dalam hadist yang berbunyi: Artinya: “ Dari ibnu Umar Ra dari Nabi SAW, berkata: Seorang muslim wajib mendengarkan dan taat pada perintah yang disukainya maupun tidak, kecuali bila ia diperintah mengerjakan kemasiatan maka ia wajib mendengar dan taat”.(HR. M utafaqa’laihi). (Imam Nawawi, 1999 : 611)
Wiwaha
Berdasarkan pernyataan tersebut kiranya jelas bahwa disiplin adalah sutau keadaan, dimana sesuatu itu berada dalam keadaan tertib, teratur dan semestinya,
Plagiat
serta tiada suatu pelanggaran-pelanggaran baik secara langsung maupun tidak
Widya langsung, selama peraturan-peraturan itu tidak melanggar norma-norma agama.
Disiplin tidak dipandang sebagai paksaan semata, sekurang-kurangya karena dua alasan. Pertama ia menetapkan memberi cara-cara respons yang pantas, tanpa
Jangan STIE
mana tatanan dan kehidupan yang terorganisasi tidak mungkin. Ia membebaskan kita dari keharusan setiuap saat menyusun cara pemecahan. Kedua, ia memberi jawaban kepada kabutuhan individu akan pengekangan, yang mungkin si individu mencapai, secara berturut-turut, tujuan-tujuan tertentu. Tanpa pembatasan seperti itu, ia tak bisa tidak akan menderita karena frustasi dan kecewa sebagai akibat dari keinginan yang tidak ada batasnya.
Berkaitan dengan konsep di atas, Tulus Tu’u (2004 : 44) menguraikan tentang konsep disiplin tersebut sebagai berikut:
1. Disiplin Otoritarian Disiplin ini adalah pengendalian tingkah laku seseorang. Orang yang berada dalam lingkungan disiplin ini diminta mematuhi dan mentaati peraturan yang telah disusun dan barlaku dan berlaku di tempat itu.
2. Disiplin Permissive Dalam disiplin ini seseorang dibiarakan bertindak menurut keinginannya dan dibebaskan untuk mengambil keputusan sendiri dan bertindak sesuai dengan keputusan yang di ambilnya, serta barakibat pelanggaran norma
Wiwaha atau aturan yang berlaku dan tidak diberi sanksi.
Disiplin Demokratis
Plagiat 3.
Disiplin demokratis ini berusaha mengembangkan disiplin yang muncul
Widya
atas kesadaran diri sehingga seseorang dapat memiliki disiplin diri yang kuat dan mantap.
Jangan STIE
2.3.2. Maksud dan S asaran Kedisiplinan
Handoko (2001) berpendapat bahwa M aksud pendisiplinan adalah untuk memperbaiki kegiatan di waktu yang akan datang bukan menghukum kegiatan di masa lalu. Sedangkan sasaran-sasaran tindakan pendisiplinan hendaknya positif, bersifat mendidik dan mengoreksi, bukan tindakan negatif yang menjatuhkan karyawan yang berbuat salah. Tindakan negatif ini biasanya mempunyai berbagai pengaruh sampingan yang merugikan seperti hubungan emosional terganggu, absensi meningkat, apati atau kelesuan, dan ketakutan pada penyelia.
M enurut Siswanto (2005), M aksud dan sasaran dari disiplin kerja adalah terpenuhinya beberapa tujuan seperti :
1. Tujuan umum disiplin kerja adalah demi kelangsungan perusahaan sesuai dengan motif perusahaan. yang bersangkutan, baik hari ini maupun hari esok.
2. Tujuan khusus disiplin kerja a.
Agar para tenaga kerja menepati segala peraturan dan kebijakan ketenagakerjaan maupun peraturan dan kebijakan perusahaan yang berlaku, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis, serta
Wiwaha melaksanakan perintah manajemen.
b.
Dapat melaksanakan pekerjaan sebaik-baiknya serta mampu meberikan
Plagiat
servis yang maksimum kepada pihak tertentu yang berkepentingan
Widya
dengan perusahaan sesuai dengan bidang pekerjaan yang diberikan kepadanya.
c.
Dapat menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana barang dan Jangan
STIE jasa perusahaan dengan sebaik-baiknya.
d.
Dapat bertindak dan berperilaku sesuai dengan norma-norma yang berlaku pada perusahaan.
e.
Tenaga kerja mampu memperoleh tingkat produktivitas yang tinggi sesuai dengan harapan perusahaan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
2.3.3. Indikator Disiplin Kerja
M enurut Siswanto (2005) berpendapat bahwa faktor-faktor dari disiplin kerja itu ada 5 yaitu :
1. Frekuensi Kehadiran, salah satu tolak ukur untuk mengetahui tingkat kedisiplinan pegawai. Semakin tinggi frekuensi kehadirannya atau rendahnya tingkat kemangkiran maka pegawai tersebut telah memliki disiplin kerja yang tinggi.
2. Tingkat Kewaspadaan, pegawai yang dalam melaksanakan pekerjaannya selalu penuh perhitungan dan ketelitian memiliki tingkat kewaspadaan yang tinggi terhadap dirinya maupun pekerjaannya.
Wiwaha 3.
Ketaatan Pada Standar Kerja, dalam melaksanakan pekerjaannya pegawai diharuskan menaati semua standar kerja yang telah ditetapkan sesuai dengan
Plagiat
aturan dan pedoman kerja agar kecelakaan kerja tidak terjadi atau dapat
Widya dihindari.
4. Ketaatan Pada Peraturan Kerja, dimaksudkan demi kenyamanan dan kelancaran dalam bekerja.
Jangan STIE
5. Etika Kerja, diperlukan oleh setiap pegawai dalam melaksanakan perkerjaannya agar tercipta suasana harmonis, saling menghargai antar sesama pegawai.
M enurut Hasibuan (2007) pada dasarnya banyak indikator yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan seorang pegawai, di antaranya :
1. Tujuan dan kemampuan Tujuan dan kemampuan ikut mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan.
Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup menantang bagi kemampuan karyawan. Hal ini berarti bahwa tujuan (pekerjaan) yang dibebankan kepada karyawan harus sesuai dengan kemampuan karyawan bersangkutan, agar dia bekerja dengan sungguh- sungguh dan disiplin dalam mengerjakannya.
2. Teladan pimpinan Teladan pimpinan sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan karyawan, karena pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh para bawahannya.
Wiwaha
Pimpinan harus memberi contoh yang baik, berdisiplin baik, jujur, adil, serta sesuai kata dengan perbuatan. Dengan teladan pimpinan yang baik,
Plagiat
kedisiplinan bawahan pun akan baik. Jika teladan pimpinan kurang baik
Widya (kurang berdisiplin), para bawahan pun akan kurang disiplin.
3. Balas jasa Balas jasa (gaji dan kesejahteraan) ikut mempengaruhi kedisiplinan karyawan
Jangan STIE
karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan karyawan terhadap perusahaan pekerjaannya. Jika kecintaan karyawan semakin baik terhadap pekerjaan, kedisiplinan mereka akan semakin baik pula. Balas jasa berperan penting untuk menciptakan kedisiplinan karyawan.Artinya semakin besar balas jasa, semakin baik kedisiplinan karyawan.Sebaliknya, apabila balas jasa kecil, kedisiplinan karyawan menjadi rendah.Karyawan sulit untuk berdisiplin baik selama kebutuhan-kebutuhan primernya tidak terpenuhi dengan baik.
4. Keadilan
Keadilan ikut mendorong terwujudnya kedisiplinan karyawan, karena ego dan sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting, dan minta diperlakukan sama dengan manusia lainnya. Keadilan yang dijadikan dasar kebijaksanaan dalam pemberian balas jasa (pengakuan) atau hukuman, akan merangsang terciptanya kedisiplinan karyawan yang baik. M anajer yang cakap dalam memimpin selalu berusaha bersikap adil terhadap semua bawahannya.
Dengan keadilan yang baik, akan menciptakan kedisiplinan yang baik pula.
Wiwaha
Jadi, keadilan harus diterapkan dengan baik pada setiap perusahaan agar kedisiplinan karyawan perusahaan baik pula.
Plagiat 5.
Waskat
Widya
Waskat (pengawasan melekat) adalah tindakan nyata dan paling efektif dalam mewujudkan kedisiplinan karyawan perusahaan.Dengan waskat berarti atasan harus aktif dan langsung mengawasi perilaku, moral, sikap, gairah kerja, dan
Jangan STIE
prestasi kerja bawahannya.Hal ini berarti atasan harus selau hadir di tempat kerja agar dapat mengawasi dan memberikan petunjuk jika ada bawahannya yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaannya.Waskat efektif merangsang kedisiplinan dan moral kerja karyawan.Karyawan merasa mendapat perhatian, bimbingan, petunjuk, pengarahan dan pengawasan dari atasannya.
6. Sanksi hukuman Sanksi hukuman berperan penting dalam memelihara kedisiplinan karyawan.
Dengan sanksi hukuman yang semakin berat, karyawan akan semakin takut melanggar peraturan perusahaan, sikap, dan perilaku indisipliner karyawan akan berkurang.
7. Ketegasan Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan mempengaruhi kedisiplinan karyawan perusahaan. Pimpinan harus berani dan tegas bertindak untuk menghukum setiap karyawan yang indisipliner sesuai dengan sanksi hukuman yang telah ditetapkan. Pimpinan yang berani menindak tegas
Wiwaha
menerapkan hukuman bagi karyawan yang indisipliner akan disegani dan diakui kepemimpinannya oleh bawahannya. Dengan demkian, pimpinan akan
Plagiat memelihara kedisiplinan karyawan perusahaan. Widya 8.
Hubungan kemanusiaan Hubungan kemanusiaan yang harmonis diantara sesama karyawan ikut menciptakan kedisiplinan yang baik pada suatu perusahaan.Hubungan-
Jangan STIE
hubungan baik bersifat vertikal maupun horizontal yang terdiri dari Direct
Single Relationship , Direct Group Relationship, dan Cross Relationship
hendaknya berjalan harmonis.M anajer harus berusaha menciptakan suasana kemanusiaan yang serasi serta memikat, baik secara vertikal maupun horizontal diantara semua karyawannya. Terciptanya Human Relationship yang serasi akan mewujudkan lingkungan dan suasana kerja yang nyaman. kedisiplinan karyawan akan tercipta apabila hubungan kemanusiaan dalam organisasi tersebut baik.
Faktor-faktor atau indikator yang mempengaruhi kedisiplinan menurut Saydam (2005) sebagai berikut : 1.
Besar kecilnya pemberian kompensasi.
2. Ada tidaknya keteladanan pemimpin dalam perusahaan/organisasi.
3. Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan.
4. Keberanian pemimpin dalam mengambil keputusan.
5. Ada tidaknya pengawasan pemimpin.
6. Ada tidaknya perhatian kepada para karyawan.
7. Diciptakan kebiasan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin.
Rivai (2008) menjelaskan bahwa, disiplin kerja memiliki beberapa komponen seperti :
1. Kehadiran. Hal ini menjadi indikator yang mendasar untuk mengukur kedisiplinan, dan biasanya karyawan yang memiliki disiplin kerja rendah terbiasa untuk terlambat dalam bekerja.
2. Ketaatan pada peraturan kerja. Karyawan yang taat pada peraturan kerja tidak akan melalaikan prosedur kerja dan akan selalu mengikuti pedoman kerja yang ditetapkan oleh perusahaan.
STIE Widya Wiwaha
Jangan Plagiat
3. Ketaatan pada standar kerja. Hal ini dapat dilihat melalui besarnya tanggung
4. Tingkat kewaspadaan tinggi. Karyawan memiliki kewaspadaan tinggi akan selalu berhati-hati, penuh perhitungan dan ketelitian dalam bekerja, serta selalu menggunakan sesuatu secara efektif dan efisien.
5. Bekerja etis. Beberapa karyawan mungkin melakukan tindakan yang tidak sopan ke pelanggan atau terlibat dalam tindakan yang tidak pantas. Hal ini merupakan salah satu bentuk tindakan indisipliner, sehingga bekerja etis sebagai salah satu wujud dari disiplin kerja karyawan.
2.3.4. Bentuk-Bentuk Disiplin Kerja
Handoko (2001) mengemukakan bahwa terdapat dua tipe kegiatan
Wiwaha
pendisiplinan, yaitu : 1.
Disiplin preventif adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk mendorong para
Plagiat
karyawan agar mengikuti berbagai standar dan aturan, sehingga
Widya
penyelewengan-penyelewengan dapat dicegah. Sasaran pokoknya adalah untuk mendorong disiplin diri di antara para karyawan. Dengan cara ini para karyawan menjaga disiplin diri mereka bukan semata-mata karena dipaksa
Jangan STIE
oleh pihak manajemen.
2. Disiplin korektif adalah kegiatan yang diambil untuk menangani pelanggaran- pelanggaran terhadap aturan-aturan dan mencoba untuk menghindari pelanggaran-pelanggaran lebih lanjut.Kegiatan korektif sering berupa suatu bentuk hukuman dan disebut sebagai tindakan pendisiplinan (disciplinary
action ). Sebagai contoh bisa berupa peringatan atau skorsing.
Bentuk-bentuk kedisiplinan menurut Simamora (2004) ada 3 yaitu: 1. Disiplin Manajerial, segala sesuatu tergantung pada pemimpin mulai dari awal hingga akhir.
2. Disiplin Tim, kesempurnaan kinerja bermuara dari ketergantungan satu sam alin dan ketergantungan ini berkecambah dari suatu komitmen setiap anggota terhadap seluruh organisasi.
3. Disiplin Diri, dimana pelaksana tunggal sepenuhnya tergantung pada pelatihan, ketangkasan, dan kendali diri.
Sedangkan menurut Rivai (2008) adalah sebagai berikut :
Wiwaha 1.
Disiplin Retributif.
Yaitu berusaha menghukum orang yang berbuat salah.
Plagiat 2.
Disiplin Korektif.
Widya
Yaitu berusaha membantu karyawan mengkoreksi perilakunya yang tidak tepat.
3. Perspektif Hak-hak Individu. Jangan
STIE
Yaitu berusaha melindungi hak-hak dasar individu selama tindakan-tindakan disipliner.
4. Perspektif Utilitarian.
M emiliki fokus kepada penggunaan disiplin hanya pada saat konsekuensi- konsekuensi tindakan disiplin melebihi dampak-dampak negatifnya.
2.3.5. S anksi Pelanggaran Disiplin Kerja
Pelanggaran kerja adalah setiap ucapan, tulisan, perbuatan seorang pegawai yang melanggar peraturan disiplin yang telah diatur oleh pimpinan organisasi (Rivai, 2004), sedangkan sanksi pelanggaran kerja adalah hukuman disiplin yang dijatuhkan pimpinan organisasi kepada pegawai yang melanggar peraturan disiplin yang telah diatur pimpinan organisasi.
M enurut Rivai (2004) ada beberapa tingkat dan jenis pelanggaran kerja yang umumnya berlaku dalam suatu organisasi yaitu:
1. Sanksi pelanggaran ringan, dengan jenis: teguran lisan, teguran tertulis, dan
Wiwaha pernyataan tidak puas secara tertulis.
2. Sanksi pelanggaran sedang, dengan jenis: penundaan kenaikan gaji,
Plagiat penurunan gaji, penundaan kenaikan pangkat. Widya 3.