BAB X ASPEK KELEMBAGAAN - DOCRPIJM 150814461010 BAB X Aspek Kelembangaan
BAB X
ASPEK KELEMBAGAAN
Dalam pembangunan prasarana bidang Cipta Karya, untuk mencapai hasil yang
optimal diperlukan kelembagaan yang dapat berfungsi sebagai motor penggerak
RPI2-JM Bidang Cipta Karya agar dapat dikelola dengan baik dan dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kelembagaan dibagi dalam 3 komponen utama, yaitu organisasi, tata laksana
dan sumber daya manusia. Organisasi sebagai wadah untuk melakukan tugas
dan fungsi yang ditetapkan kepada lembaga; tata laksana merupakan motor
yang menggerakkan organisasi melalui mekanisme kerja yang diciptakan; dan
sumber daya manusia sebagai operator dari kedua komponen tersebut. Dengan
demikian untuk meningkatkan kinerja suatu lembaga, penataan terhadap ketiga
komponen harus dilaksanakan secara bersamaan dan sebagai satu kesatuan.
10.1. Arahan Kebijakan Kelembagaan Bidang Cipta Karya
Beberapa kebijakan berikut merupakan landasan hukum dalam pengembangan
dan peningkatan kapasitas kelembagaan bidang Cipta Karya pada pemerintahan
kabupaten/kota.
1.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Dalam UU 32/2004 disebutkan bahwa Pemerintah Daerah mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan dan menjalankan otonomi seluasluasnya, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan
umum, dan daya saing daerah. Untuk membantu Kepala Daerah dalam
melaksanakan otonomi, maka dibentuklah organisasi perangkat daerah yang
ditetapkan melalui Pemerintah Daerah.
Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi
adalah adanya urusan pemerintahan harus dibentuk ke dalam organisasi
tersendiri. Besaran organisasi perangkat daerah sekurang-kurangnya
mempertimbangkan faktor kemampuan keuangan,
kebutuhan
daerah,
cakupan tugas yang meliputi sasaran tugas yang harus diwujudkan, jenis
dan banyaknya tugas, luas wilayah kerja dan kondisi geografis, jumlah dan
RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 -2020
260
kepadatan penduduk, potensi daerah yang bertalian dengan urusan
yang akan ditangani, dan sarana dan prasarana penunjang tugas. Oleh
karena itu, kebutuhan akan organisasi perangkat daerah bagi masingmasing daerah tidak senantiasa sama atau seragam.
2.
Peraturan
Pemerintah
(PP)
Nomor
38
Tahun
2007
tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan
PP tersebut mencantumkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan
bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah, dan pemerintah
berkewajiban
untuk
melakukan
pembinaan
terhadap
pemerintah
kabupaten/kota.
PP 38/2007 ini juga memberikan kewenangan yang lebih besar kepada
Pemerintah Kabupaten/Kota untuk melaksanakan pembangunan di Bidang
Cipta Karya. Hal ini dapat dilihat dari Pasal 7 Bab III, yang berbunyi: “(1)
Urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6
urusan pemerintahan yang
daerah
wajib
ayat (2) adalah
diselenggarakan oleh
pemerintahan
provinsi dan pemerintahan daerah kabupaten/kota, berkaitan
dengan pelayanan dasar. (2) Urusan wajib sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi: antara lainnya adalah bidang pekerjaan umum”.
Dari pasal tersebut, ditetapkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan
bidang
wajib
yang
menjadi
urusan
pemerintah
daerah,
sehingga
penyusunan RPI2-JM bidang Cipta Karya sebagai salah satu perangkat
pembangunan daerah perlu melibatkan Pemerintah, pemerintah provinsi
dan pemerintah kabupaten/kota.
3.
Peraturan
Pemerintah
(PP)
Nomor
41
tahun
2007
tentang
Organisasi Daerah
Berdasarkan PP 41 tahun 2007, bidang PU meliputi bidang Bina Marga,
Pengairan, Cipta Karya dan Penataan Ruang. Bidang PU merupakan
perumpunan urusan yang diwadahi dalam bentuk dinas. Dinas ditetapkan
terdiri dari 1 sekretariat dan paling banyak 4 bidang, dengan sekretariat
terdiri dari 3 sub-bagian dan masing-masing bidang terdiri dari paling banyak
3 seksi.
RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 -2020
261
4.
Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014
Dalam Buku II Bab VIII Perpres ini dijabarkan tentang upaya untuk
meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi diperlukan
adanya upaya penataan kelembagaan dan ketalalaksanaan, peningkatan
kualitas sumber daya manusia aparatur, pemanfaatan teknologi informasi
dan
komunikasi,
penyempurnaan
sistem
perencanaan
dan
penganggaran, serta pengembangan sistem akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah dan aparaturnya.
Untuk mendukung penataan kelembagaan, secara beriringan telah ditempuh
upaya untuk memperkuat aspek ketatalaksanaan di lingkungan instansi
pemerintah, seperti perbaikan standar operasi dan prosedur (SOP) dan
penerapan
e-government
pengembangan manajemen
di
berbagai
kinerja
instansi.
Sejalan
dengan
di lingkungan instansi pemerintah,
seluruh instansi pusat dan daerah diharapkan secara bertahap dalam
memperbaiki sistem ketatalaksanaan dengan menyiapkan perangkat SOP,
mekanisme kerja yang lebih efisien dan efektif, dan mendukung upaya
peningkatan akuntabilitas kinerja.
5.
Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design
Reformasi Birokrasi 2010-2025
Tindak lanjut dari Peraturan Presiden ini, Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara telah mengeluarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor 30 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengusulan, Penetapan,
dan Pembinaan Reformasi Birokrasi pada Pemerintah Daerah. Berdasarkan
peraturan
menteri
ini,
reformasi
birokrasi
pada
pemerintah
daerah
dilaksanakan mulai tahun 2012, dengan dilakukan secara bertahap dan
berkelanjutan sesuai dengan kemampuan pemerintah daerah. Permen ini
memberikan panduan dan kejelasan mengenai mekanisme serta prosedur
dalam
rangka
pengusulan, penetapan, dan
pembinaan
pelaksanaan
reformasi birokrasi pemerintah daerah.
Upaya pembenahan birokrasi di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta
Karya telah dimulai sejak tahun 2005. Pembenahan yang dilakukan adalah
RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 -2020
262
menyangkut 3 (tiga) pilar birokrasi, yaitu kelembagaan,
ketatalaksanaan,
dan Sumber Daya Manusia (SDM).
Untuk mendukung tercapainya good governance, maka perlu dilanjutkan dan
disesuaikan dengan program reformasi birokrasi pemerintah, yang terdiri dari
sembilan program, yaitu :
1. Program
Manajemen
Perubahan,
meliputi:
penyusunan strategi
manajemen perubahan dan strategi komunikasi K/L dan Pemda,
sosialisasi dan internalisasi manajemen perubahan dalam rangka
reformasi birokrasi;
2. Program
Penataan
penataan
Peraturan
berbagai
Perundang-undangan,
peraturan
perundang-undangan
meliputi:
yang
dikeluarkan/diterbitkan oleh K/L dan Pemda;
3. Program
Penguatan
dan
Penataan
Organisasi,
meliputi:
restrukturisasi tugas dan fungsi unit kerja, serta penguatan unit
kerja yang menangani organisasi, tata laksana, pelayanan publik,
kepagawaian dan diklat;
4. Penataan Tatalaksana, meliputi: penyusunan SOP penyelenggaraan
tugas dan fungsi, serta pembangunan dan pengembangan egovernment;
5. Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur, meliputi: penataan
sistem
rekrutmen pegawai,
penyusunan
standar
analisis
kompetensi
dan
jabatan,
evaluasi jabatan,
asesmen
individiu
berdasarkan kompetensi;
6. Penguatan Pengawasan, meliputi: penerapan Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah (SPIP) dan Peningkatan peran Aparat Pengawasan
Intern Pemerintah (APIP);
7. Penguatan Akuntabilitas, meliputi: penguatan akuntabilitas kinerja
instansi
pemerintah,
pengembangan
sistem manajemen kinerja
organisasi dan penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU);
8. Penguatan
Pelayanan
Publik,
meliputi:
penerapan
standar
pelayanan pada unit kerja masing-masing, penerapan SPM pada
Kab/Kota.
9. Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan.
RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 -2020
263
6.
Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender
dalam Pembangunan Nasional
Di dalam Inpres ini dinyatakan bahwa pengarusutamaan gender ke dalam
seluruh proses pembangunan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
kegiatan fungsional semua instansi dan lembaga pemerintah di tingkat Pusat
dan
Daerah.
Presiden
pengarusutamaan
menginstruksi-
gender
guna
kan
untuk
melaksanakan
terselenggaranya
perencanaan,
penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi atas kebijakan dan
program pembangunan nasional yang
berperspektif
gender
sesuai
dengan bidang tugas dan fungsi, serta kewenangan masing- masing
Terkait PUG, Kementerian PU dan Ditjen Cipta Karya pada umumnya telah
mulai menerapkan PUG dalam tiap program/kegiatan Cipta Karya. Untuk itu
perlu diperhatikan dalam pengembangan kelembagaan bidang Cipta Karya
untuk
memasukkan
prinsip-prinsip
PUG,
demikian
pula
di
dalam
pengelolaan RPI2-JM Bidang Cipta Karya.
7.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang
Standar Pelayanan Minimum
Peraturan Menteri PU ini menekankan tentang target pelayanan dasar
bidang PU yang menjadi tanggungjawab pemerintah kabupaten/kota. Target
pelayanan dasar yang ditetapkan dalam Permen ini yaitu pada Pasal 5 ayat
2, dapat dilihat sebagai bagian dari beban dan tanggungjawab kelembagaan
yang menangani bidang ke- PU-an, khususnya untuk sub bidang Cipta
Karya yang dituangkan di dalam dokumen RPI2-JM.
Dalam Permen ini juga disebutkan bahwa Gubernur bertanggung jawab
dalam koordinasi penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU, sedangkan
Bupati/Walikota bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pelayanan
dasar bidang PU. Koordinasi dan penyelenggaraan pelayanan dasar Bidang
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dilaksanakan oleh instansi yang
bertanggung jawab di Bidang PU dan Penataan Ruang baik provinsi
maupun kabupaten/kota.
RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 -2020
264
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk
Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah
Peraturan menteri ini menjadi landasan petunjuk teknis dalam penataan
perangkat daerah. Berdasarkan Permen ini dasar hukum penetapan
perangkat daerah adalah Peraturan Daerah (Perda). Penjabaran tupoksi
masing-masing
SKPD
Provinsi
ditetapkan dengan Pergub, dan SKPD
Kab/Kota dengan Perbup/Perwali.
9. Permendagri Nomor 57 tahun 2010 tentang Pedoman Standar
Pelayanan Perkotaan
Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi pemerintah daerah sebagai
dasar untuk memberikan pelayanan perkotaan bagi masyarakat. SPP
adalah standar pelayanan minimal kawasan perkotaan, yang sesuai dengan
fungsi kawasan perkotaan merupakan tempat permukiman perkotaan,
termasuk di dalamnya jenis pelayanan bidang Cipta Karya, seperti
perumahan, air minum, drainase,
prasarana
jalan
lingkungan,
persampahan, dan air limbah.
10. Kepmen PAN Nomor 75 tahun 2004 tentang Pedoman Perhitungan
Kebutuhan
Pegawai
Berdasarkan
Beban
Kerja
Dalam
Rangka
Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil
Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi setiap instansi pemerintah
dalam menghitung kebutuhan pegawai berdasarkan beban kerja dalam
rangka penyusunan formasi PNS. Dalam perhitungan kebutuhan pegawai,
aspek pokok yang harus diperhatikan adalah: beban kerja, standar
kemampuan rata-rata, dan waktu kerja. Dalam keputusan ini, Gubernur
melakukan pembinaan
dan
pengendalian
pelayanan
perkotaan,
sedangkan Bupati/Walikota melaksanakan dan memfasilitasi penyediaan
pelayanan perkotaan.
Berdasarkan peraturan-peraturan di
atas, maka dimungkinkan untuk
mengeluarkan peraturan daerah untuk pemantapan dan pengembangan
perangkat daerah, khususnya untuk urusan pemerintahan bidang pekerjaan
umum dan lebih khusus lagi tentang urusan pemerintahan pada sub bidang
Cipta Karya. Dengan adanya suatu kelembagaan yang definitif untuk
RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 -2020
265
menangani urusan pemerintah pada bidang Cipta Karya maka diharapkan
dapat meningkatkan kinerja pelayanan kelembagaan.
10.2 . Kondisi Kelembagaan Saat Ini
Menguraikan
secara
sistematis
tentang
kondisi
eksisting
kelembagaan
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara yang menangani Dinas Cipta Karya. Dinas
Cipta Karya Kabupaten Aceh Utara merupakan Struktur Kelembagaan Pemerintah
Daerah yang menangani bidang Cipta Karya.
10.2.1. Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya
Penataan dan penguatan organisasi merupakan Program ke-3 dari Sembilan
Program Reformasi Birokrasi. Keorganisasian adalah
struktur,
tugas,
dan
fungsi pemerintah daerah yang menangani bidang Cipta Karya.
10.2.2. Kondisi Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya
Sebagaimana ditetapkan dalam Program RB, penataan tata laksana merupakan
salah satu prioritas program untuk peningkatan kapasitas kelembagaan. Tata
laksana organisasi yang perlu dikembangkan adalah menciptakan hubungan
kerja antar perangkat daerah dengan menumbuhkembangkan rasa kebersamaan
dan kemitraan dalam melaksanakan beban kerja dan tanggung jawab bagi
peningkatan produktifitas dan kinerja.
Secara internal, Cipta Karya keorganisasian urusan pemerintah bidang Cipta
Karya,
perlu
mengembangkan
kompetensi
dan
wewenang
untuk
kemandirian
hubungan
dalam
masing-masing
fungsional
melaksanakan
bidang/seksi.
sesuai dengan
tugas, fungsi dan
Selanjutnya
juga
perlu
dikembangkan hubungan kerja yang koordinatif baik antar bidang/seksi di dalam
keorganisasian
urusan
Cipta
Karya,
maupun untuk hubungan kerja lintas
dinas/bidang dalam rangka menghindari tumpang tindih atau duplikasi program
dan kegiatan secara substansial dan menjamin keselarasan program dan
kegiatan antar perangkat daerah.
Prinsip-prinsip hubungan kerja yang diuraikan di atas perlu dituangkan di dalam
Peraturan
Daerah
tentang
keorganisasian
Pemerintah
kota,
khususnya
menyangkut tupoksi dari masing-masing instansi pemerintah bidang Cipta Karya.
Selain itu, guna memperjelas pelaksanaan tugas pada setiap satuan kerja, perlu
RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 -2020
266
dilengkapi dengan tatalaksana dan tata hubungan kerja antar satuan kerja, serta
Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk setiap pelaksanaan tugas, yang
dapat dijadikan pedoman bagi pegawai dalam melakukan tugasnya.
Tabel 10.1 Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya
No.
Instansi
(1)
Peran Instansi dalam
Pembangunan Bidang
CK
Unit / Bagian yang
Menangani Pembangunan
Bidang CK
(3)
(4)
(2)
1.
Bappeda
Sebagai instansi perencanaan
Bidang Sarpas
program dalam pembangunan bidang
cipta karya
2.
Dinas Cipta Karya
3.
Dinas
Kebersihan
Sebagai instansi teknis dalam
pembangunan infrasuktur bidang
cipta karya
Sebagai instansi teknis dalam bidang
pengelolaan sampah
Dinas Cipta Karya
Bidang Persampahan
Tabel 10.2 Inventarisasi SOP Bidang Cipta Karya
No.
Nama SOP
(1)
Instansi yang
Terlibat
(2)
Pengembangan Permukiman
1
Pembangunan Rumah Susun
(3)
Perencanaan Pembangunan
Permukiman
Penataan Bangunan dan Lingkungan
1
Bantek dan pendampingan Reperda
2
(4)
Dinas Cipta Karya
Sebagai Dinas Teknis Pembangunan
Infrastruktur Bidang Cipta Karya
Bapedda
Badan perencanaan pembangunan daerah
Dinas Cipta Karya
Sebagai Dinas Teknis Pembangunan
Infrastruktur Bidang Cipta Karya
Sebagai Dinas Teknis Pembangunan
Infrastruktur Bidang Cipta Karya
Pembangunan rumah rusunawa
2
Tugas dan Fungsi
Instansi dalam SOP
BG
Penyusunan RTBL
Dinas Cipta Karya
Pengembangan Air Minum
1
Pembinaan PDAM
Dinas Cipta Karya
Sebagai Dinas Teknis Pembangunan
Infrastruktur Bidang Cipta Karya
PDAM
Sebagai pengelola dan lembaga
pendistribusian air bersih ke masyarakat
2
Penambahan akses air minum bagi
masyarakat berpegahasilan rendah
Pengembangan PLP
1
Peningkatan /Pembangunan/TPS/3R
2
Dinas Kebersihan
Sebagai Dinas Teknis pengelolaan sampah
Bapedda
Badan perencanaan pembangunan daerah
Pembangunan fasilitas pengelolaan air
limbah dan operasionalnya
SOP Non-Teknis
1
Perencanaan Pembangunan wilayah
10.2.3. Kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya
RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 -2020
267
Dalam kaitannya dengan Reformasi Birokrasi, penataan sistem manajemen SDM
aparatur merupakan program ke-5 dari Sembilan Program Reformasi Birokrasi,
yang perlu ditingkatkan tidak hanya dari segi kuantitas tetapi juga kualitas. Bagian
ini menguraikan kondisi SDM di keorganisasian instansi yang menangani bidang
Cipta Karya. yang dapat dilakukan dengan mengisi tabel berikut mengenai
komposisi pegawai dalam unit kerja bidang Cipta Karya.
Tabel 10.3 Komposisi Pegawai dalam Unit Kerja Bidang Cipta Karya
Unit
Kerja
Latar Belakang
Pendidikan
Golongan
(1)
(2)
Dinas Cipta Karya Kabupaten
Aceh Utara
(3)
Gol I/II : 20 orang
Gol III: 31 orang
Gol IV: 4 orang
SMP : 3 orang SMA/SMK : 14
orang D1-3 : 7 orang
S1 : 27 orang
S2/S3 : 4 orang
Bappeda Kabupaten Aceh Utara Gol I/II : 16 orang
Gol III: 40 orang
Gol IV: 5 orang
SMP : 1 orang SMA : 18 orang
D1-4 : 5 orang
S1 : 27 orang
S2 : 11 orang
Dinas Pasar Kebersihan dan
Pertamanan Kabupaten Aceh
Utara
SMP :5 orang SMA 23 orang D3 :
0 orang
S1 : 27 orang
S2 : 2 orang
Gol I/II : 25 orang
Gol III: 30 orang
Gol IV: 2 orang
10.3. Analisis Kelembagaan
Dengan mengacu pada kondisi eksisting kelembagaan perangkat daerah, bagian
ini menguraikan analisis permasalahan kelembagaan Pemerintah Kabupaten
Aceh Utara yang menangani bidang Cipta Karya.
10.3.1. Analisis Keorganisasian Bidang Cipta Karya
Tujuan
analisis
keorganisasian
adalah
untuk
mengetahui
permasalahan
keorganisasian bidang cipta karya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi
maupun keluaran produk RPI2-JM Bidang Cipta Karya. Hasil analisis deskriptif
dapat dijelaskan di bawah ini:
1. Struktur organisasi perangkat kerja
daerah
sudah sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku, sehingga bidang cipta karya dapat
berjalan sesuai dengan program kerja pemerintah kota.
RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 -2020
268
2. Tugas dan fungsi organisasi bidang Cipta Karya sudah sesuai dengan
tugas dan fungsi masing-masing instansi yang disebabkan telah berfungsi
job desk masing-masing intansi dalam penanganan bidang cipta karya di
Kabupaten Aceh Utara.
3. Tida ada faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi struktur organisasi
bidang cipta karya di Kabupaten Aceh Utara.
4. Tidak ada permasalahan yang ditemui dalam organisasi perangkat kerja
daerah khususnya yang terkait dengan bidang cipta karya.
Salah satu cara yang dapat dipergunakan untuk melakukan analisis ini adalah
dengan melakukan diskusi antar anggota Tim RPI2-JM.
10.3.2. Analisis Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya
Tujuan analisis permasalahan ketatalaksanaan kelembagaan bidang cipta karya
adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja
organisasi maupun keluaran produk RPI2-JM Bidang Cipta Karya. Hasil analisis
beberapa pertanyaan kunci yaitu:
1. Perda penetapan Organisasi Pemerintah Daerah telah menguraikan
tupoksi masing-masing dinas/unit kerja yang ada.
2. Telah terjadi hubungan kerja ya n g ba ik didalam dan antar instansi
terkait bidang cipta karya yang terjadi selama ini di Kabupaten Aceh Utara,
sehingga mempermudah koordinasi dan komunikasi instansi bidang cipta
karya.
3. Keorganisasian bidang Cipta Karya yang ada sudah mengikuti ketentuan
dalam PP 41 tahun 2007. Sektor bidang cipta karya yaitu bidang air
minum, pengembangan permukiman, penyehatan lingkungan permukiman,
dan penataan bangunan dan lingkungan sudah tercantum dalam
keorganisasian yang dibentuk.
4. Saat ini tidak ada permasalahan yang ditemui dalam ketatalaksanaan
perangkat kerja daerah yang terkait dengan bidang Cipta Karya.
5. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi ketatalaksanaan
perangkat
kerja daerah khususnya yang terkait dengan bidang cipta karya adalah
sering berganti pejabat dan staf yang menangani bidang cipta karya.
RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 -2020
269
10.3.3. Analisis Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya
Tujuan analisis Sumber Daya Manusia adalah untuk mengetahui permasalahan
SDM bidang cipta karya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun
keluaran produk RPI2-JM Bidang Cipta Karya.
1. SDM yang tersedia d i K a b u p a t e n A ce h Ut a ra sudah memenuhi
kebutuhan baik dari segi jumlah maupun kualitas dalam perangkat daerah,
khususnya di bidang Cipta Karya. Walaupun demikian, masih dibutuhkan
SDM
teknis
yang
akan
ditempatkan
pada
sektor
persampahan,
perencanaan dan cipta karya sehingga dapat mendukung pembangunan
bidang cipta karya di Kabupaten Aceh Utara.
2. Permasalahan yang ditemui
dalam
manajemen SDM perangkat kerja
daerah yang terkait dengan bidang cipta karya adalah perkerjaan
menumpuk pada salah seorang staf sehingga dibutuhkan waktu lebih lama
untuk menyelesaikan pekerejaan.
3. Faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kualitas dan
kuantitas
SDM
organisasi,
khususnya
yang
terkait dengan bidang
cipta karya yaitu sering pergantian pejabat bidang cipta karya sehingga
akan mengurangi kualitas SDM Bidang Cipta Karya dan berpindahnya staf
bidang cipta karya ke instansi lain ikut serta dibawa semua data dan
dokumen yang tersimpan dikomputernya.
RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 -2020
270
Tabel 10.4
Matriks Kebutuhan Sumber Daya Manusia
No.
(1)
1.
2.
Tingkat
Pendidikan
Instansi
(2)
Bappeda
Dinas PU
Jumlah Pegawai
yang Ada
(3)
(4)
Dinas Pasar
Kebersihan dan
Pertamanan
Kabupaten Aceh
Utara
(5)
SMP
1 orang
3 orang
SMA/Sederajat
17 orang
20 orang
Diploma - D3
4 orang
5 orang
S1/Sederajat
27 orang
35 orang
- S2/S3
9 orang
10 orang
SMP
3 orang
3 orang
SMA/Sederajat
14 orang
15 orang
Diploma D3
7 orang
12 orang
S1/Sederajat
27 orang
30 orang
S2/S3
3.
Jumlah Pegawai
yang Diperlukan
4 orang
5 orang
SMP
5 orang
5 orang
SMA/Sederajat
23 orang
25 orang
Diploma D3
0 orang
4 orang
27 orang
30 orang
2 orang
3 orang
S1/Sederajat
S2/S3
RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 -2020
271
10.3.4. Analisis SWOT Kelembagaan
Analisis SWOT Kelembagaan merupakan suatu metode perencanaan strategis
yang
digunakan
untuk
mengevaluasi
kekuatan
(strengths),
kelemahan
(weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) di bidang
kelembagaan. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan
memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian
menerapkannya dalam matriks SWOT. Berdasarkan penjabaran dari kondisi
eksisting kelembagaan, serta pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab dalam
analisis kelembagaan, maka diperlukan melakukan analisis SWOT kelembagaan
bidang CK di yang meliputi aspek organisasi, tata laksana dan sumber daya
manusia.
Strategi yang digunakan adalah bagaimana kekuatan mampu mengambil
keuntungan dari peluang yang ada (strategi S-O); bagaimana cara mengatasi
kelemahan yang mencegah keuntungan dari peluang yang ada (strategi W-O);
bagaimana kekuatan mampu menghadapi ancaman yang ada (strategi S-T);
dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan yang mampu
membuat ancaman menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru
(strategi W-T).
Berdasarkan informasi yang disusun dari pertanyaan serta analisis tentang
keorganisasian, tata laksana dan SDM bidang Cipta Karya pada sub-bab
sebelumnya,
selanjutnya
dapat
dirumuskan
Matriks
Analisis
SWOT
Kelembagaan. Perumusan strategi bidang kelembagaan berdasarkan Analisis
SWOT diharapkan dapat menjadi acuan dalam rencana pengembangan
kelembagaan.
RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 -2020
272
Tabel 10.5. Matriks Analisis SWOT Kelembagaan
Faktor
External
PELUANG (O)
a. Peningkatan SDM bidang Cipta
Karya dengan mengirim staf untuk
mengikuti pelatihan teknis.
Faktor
Internal
b.Peningkatan kapasitas tata
laksana pemerintah khususnya
bidang cipta karya
c.Peningkatan pembiayaan
kegiatan cipta karya
ANCAMAN (T)
a. Sering pergantian pejabat
bidang cipta karya sehingga
akan mengurangi kualitas SDM
Bidang Cipta Karya
b. Berpindahnya staf bidang
cipta karya ke instansi lain ikut
serta dibawa semua data dan
dokumen yang tersimpan di
komputernya.
c.Pergantian pimpinan bidang
cipta karya
KEKUATAN (S)
a. Organisasi pemerintah
bidang cipta karya telah
sesuai dengan kebutuhan
Kabupaten Aceh Utara.
Strategi SO (Kuadran 1)
Bimbingan Teknis P sertifikasi
Pengelola Teknis.
Strategi ST (Kuadran
2) Pelatihan cara pengelola
manajemen pemerintahan
b.Tata laksana
Pemerintah telah sesuai
dengan RPJM Kabupaten
Aceh Utara.
c. Sumber Daya Manusia
Pemerintahan Bidang
CIpta Karya telah sesuai
dengan kebutuhan .
KELEMAHAN W)
a. Bappeda Kabupaten
Aceh Utara Kekurangan
tenaga teknis bidang
cipta karya.
Strategi WO (Kuadran 3)
Implementasi program-program
bidang cipta karya sesuai dengan
kebutuhan masyarakat.
Strategi WT (Kuadran
4) Penambahan staf teknis
pada Badan Perencana
Kabupaten Aceh Utara
b. Data keuangan bidang
cipta karya tidak tercatat
dengan baik.
c Lemahnya Perhatian
masyarakat terhadap
pembangunan.
10.4. Rencana Pengembangan Kelembagaan
Menguraikan rencana dan usulan kelembagaan Pemerintah Kabupaten Aceh
Utara yang menangani bidang Cipta Karya. Berdasarkan strategi yang
dirumuskan dalam analisis SWOT sebelumnya, maka dapat dirumuskan tiga
kelompok strategi meliputi strategi pengembangan
pengembangan
organisasi,
strategi
tata laksana, dan strategi pengembangan sumber daya
RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 -2020
273
manusia. Berdasarkan strategi-strategi tersebut, dapat dikembangkan rencana
pengembangan kelembagaan di daerah.
10.4.1. Rencana Pengembangan Keorganisasian
Untuk merumuskan rencana pengembangan keorganisasian, dengan mengacu
pada analisis SWOT, dilandaskan pada efektifitas dan efisiensi yang akan
tercipta dari penataan struktur organisasi dan tupoksinya.
Rencana pengembangan keorganisasian dilakukan dengan mengacu pada
analisis dan evaluasi tugas dan fungsi satuan organisasi termasuk perumusan
dan pengembangan jabatan struktural dan fungsional di lingkungan Pemda,
serta
menyusun
analisis
jabatan
dan
beban
kerja
dalam
rangka
mendayagunakan dan meningkatkan kapasitas kelembagaan satuan organisasi
di masing-masing unit kerja di lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Utara,
khususnya bidang Cipta Karya.
10.4.2. Rencana Pengembangan Tata Laksana
Untuk merumuskan rencana pengembangan tata laksana, dengan mengacu pada
analisis SWOT sebelumnya, antara lain diperlukan evaluasi tata laksana,
pengembangan standar dan operasi prosedur, serta pembagian kerja dan
program yang jelas antar unit dalam instansi ataupun lintas instansi di lingkungan
Pemerintah Daerah, khususnya di bidang Cipta Karya.
10.4.3 . Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)
Untuk merumuskan rencana pengembangan Sumber Daya Manusia, dengan
mengacu pada analisis SWOT, antara lain diperlukan perencanaan karier setiap
pegawai sesuai dengan kompetensi individu dan kebutuhan organisasi. Guna
meningkatkan pelayanan kepegawaian, maka perencanaan pegawai hendaknya
mengacu pada analisis jabatan yang terintegrasi sesuai dengan kebutuhan
organisasi.
Selain itu, rencana pengembangan SDM dapat dilakukan dengan peningkatan
jenjang pendidikan serta mendukung pembinaan kapasitas pegawai
pelatihan. Sesuai dengan lingkup kegiatan bidang Cipta
rangka
peningkatan
kualitas
SDM
RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 -2020
Karya,
melalui
dalam
terdapat beberapa pelatihan yang
274
diadakan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PU yang dapat
menjadi referensi dipaparkan pada table 10.6
Tabel 10.6.
Pelatihan Bidang Cipta Karya
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Jenis Pelatihan
Bimbingan Teknis Pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Negara
Pusat, Barat dan Timur serta sertifikasi Pengelola Teknis
Bimbingan Teknis Penyelenggaraan Bangunan Gedung Negara
Bimbingan Teknis Pengelolaan Rumah Negara Golongan III
Training of Trainers (TOT) Bidang Penyelenggaraan Penataan Bangunan
dan Lingkungan
Training of Trainers (TOT) Sosialisasi Peraturan Perundangan-undangan
Bangunan Gedung dan Lingkungan
Pelatihan Pengadaan Barang dan Jasa Dit. PBL
Peningkatan Kapasitas SDM Dit. PBL bekerjasama dengan Pusat
Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi
Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan dalam Bidang Keprotokolan
Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan dalam Bidang Tata
Persuratan
Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan Pemeliharaan dan Pengamanan
Infrastruktur Publik Bidang Cipta Karya
Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan Aparatur Negara dalam
Tanggap Darurat Bencana
Pembinaan Teknis Percepatan Proses Hibah/Alih Status Barang Milik
Negara
Pembinaan Teknis Penerapan Aplikasi SIMAK BMN
Pembinaan Teknis Pengembangan Kompetensi Pegawai
Pembinaan Teknis Pemetaan Kompetensi Pegawai
Diklat Pejabat Inti Satker (PIS)
Diklat Jabatan Fungsional
RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 -2020
275
Tabel 10.7.
Rangkuman Rencana Aksi Pengembangan Kapasitas
Kelembagaan
Aspek Kelembagaan
(1)
Organisasi
Tata Laksana
Sumber Daya
Manusia
Strategi
Rencana Aksi
(2)
(3)
Peningkatan jumlah tenaga Penambahan staf teknis pada
teknis Badan Perencana
Bappeda Kabupaten Aceh Utara
Kabupaten Aceh Utara
Meningkatkan pengelolaan Pelatihan cara pengelola manajemen
manajemen
pemerintahan
Program-program bidang Implementasi program-program bidang
cipta karya sesuai dengan cipta karya sesuai dengan kebutuhan
kebutuhan masyarakat.
masyarakat.
Bimbingan Teknis
RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 -2020
Bimbingan Teknis sertifikasi Pengelola
Teknis.
276
ASPEK KELEMBAGAAN
Dalam pembangunan prasarana bidang Cipta Karya, untuk mencapai hasil yang
optimal diperlukan kelembagaan yang dapat berfungsi sebagai motor penggerak
RPI2-JM Bidang Cipta Karya agar dapat dikelola dengan baik dan dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kelembagaan dibagi dalam 3 komponen utama, yaitu organisasi, tata laksana
dan sumber daya manusia. Organisasi sebagai wadah untuk melakukan tugas
dan fungsi yang ditetapkan kepada lembaga; tata laksana merupakan motor
yang menggerakkan organisasi melalui mekanisme kerja yang diciptakan; dan
sumber daya manusia sebagai operator dari kedua komponen tersebut. Dengan
demikian untuk meningkatkan kinerja suatu lembaga, penataan terhadap ketiga
komponen harus dilaksanakan secara bersamaan dan sebagai satu kesatuan.
10.1. Arahan Kebijakan Kelembagaan Bidang Cipta Karya
Beberapa kebijakan berikut merupakan landasan hukum dalam pengembangan
dan peningkatan kapasitas kelembagaan bidang Cipta Karya pada pemerintahan
kabupaten/kota.
1.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Dalam UU 32/2004 disebutkan bahwa Pemerintah Daerah mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan dan menjalankan otonomi seluasluasnya, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan
umum, dan daya saing daerah. Untuk membantu Kepala Daerah dalam
melaksanakan otonomi, maka dibentuklah organisasi perangkat daerah yang
ditetapkan melalui Pemerintah Daerah.
Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi
adalah adanya urusan pemerintahan harus dibentuk ke dalam organisasi
tersendiri. Besaran organisasi perangkat daerah sekurang-kurangnya
mempertimbangkan faktor kemampuan keuangan,
kebutuhan
daerah,
cakupan tugas yang meliputi sasaran tugas yang harus diwujudkan, jenis
dan banyaknya tugas, luas wilayah kerja dan kondisi geografis, jumlah dan
RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 -2020
260
kepadatan penduduk, potensi daerah yang bertalian dengan urusan
yang akan ditangani, dan sarana dan prasarana penunjang tugas. Oleh
karena itu, kebutuhan akan organisasi perangkat daerah bagi masingmasing daerah tidak senantiasa sama atau seragam.
2.
Peraturan
Pemerintah
(PP)
Nomor
38
Tahun
2007
tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan
PP tersebut mencantumkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan
bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah, dan pemerintah
berkewajiban
untuk
melakukan
pembinaan
terhadap
pemerintah
kabupaten/kota.
PP 38/2007 ini juga memberikan kewenangan yang lebih besar kepada
Pemerintah Kabupaten/Kota untuk melaksanakan pembangunan di Bidang
Cipta Karya. Hal ini dapat dilihat dari Pasal 7 Bab III, yang berbunyi: “(1)
Urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6
urusan pemerintahan yang
daerah
wajib
ayat (2) adalah
diselenggarakan oleh
pemerintahan
provinsi dan pemerintahan daerah kabupaten/kota, berkaitan
dengan pelayanan dasar. (2) Urusan wajib sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi: antara lainnya adalah bidang pekerjaan umum”.
Dari pasal tersebut, ditetapkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan
bidang
wajib
yang
menjadi
urusan
pemerintah
daerah,
sehingga
penyusunan RPI2-JM bidang Cipta Karya sebagai salah satu perangkat
pembangunan daerah perlu melibatkan Pemerintah, pemerintah provinsi
dan pemerintah kabupaten/kota.
3.
Peraturan
Pemerintah
(PP)
Nomor
41
tahun
2007
tentang
Organisasi Daerah
Berdasarkan PP 41 tahun 2007, bidang PU meliputi bidang Bina Marga,
Pengairan, Cipta Karya dan Penataan Ruang. Bidang PU merupakan
perumpunan urusan yang diwadahi dalam bentuk dinas. Dinas ditetapkan
terdiri dari 1 sekretariat dan paling banyak 4 bidang, dengan sekretariat
terdiri dari 3 sub-bagian dan masing-masing bidang terdiri dari paling banyak
3 seksi.
RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 -2020
261
4.
Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014
Dalam Buku II Bab VIII Perpres ini dijabarkan tentang upaya untuk
meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi diperlukan
adanya upaya penataan kelembagaan dan ketalalaksanaan, peningkatan
kualitas sumber daya manusia aparatur, pemanfaatan teknologi informasi
dan
komunikasi,
penyempurnaan
sistem
perencanaan
dan
penganggaran, serta pengembangan sistem akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah dan aparaturnya.
Untuk mendukung penataan kelembagaan, secara beriringan telah ditempuh
upaya untuk memperkuat aspek ketatalaksanaan di lingkungan instansi
pemerintah, seperti perbaikan standar operasi dan prosedur (SOP) dan
penerapan
e-government
pengembangan manajemen
di
berbagai
kinerja
instansi.
Sejalan
dengan
di lingkungan instansi pemerintah,
seluruh instansi pusat dan daerah diharapkan secara bertahap dalam
memperbaiki sistem ketatalaksanaan dengan menyiapkan perangkat SOP,
mekanisme kerja yang lebih efisien dan efektif, dan mendukung upaya
peningkatan akuntabilitas kinerja.
5.
Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design
Reformasi Birokrasi 2010-2025
Tindak lanjut dari Peraturan Presiden ini, Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara telah mengeluarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor 30 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengusulan, Penetapan,
dan Pembinaan Reformasi Birokrasi pada Pemerintah Daerah. Berdasarkan
peraturan
menteri
ini,
reformasi
birokrasi
pada
pemerintah
daerah
dilaksanakan mulai tahun 2012, dengan dilakukan secara bertahap dan
berkelanjutan sesuai dengan kemampuan pemerintah daerah. Permen ini
memberikan panduan dan kejelasan mengenai mekanisme serta prosedur
dalam
rangka
pengusulan, penetapan, dan
pembinaan
pelaksanaan
reformasi birokrasi pemerintah daerah.
Upaya pembenahan birokrasi di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta
Karya telah dimulai sejak tahun 2005. Pembenahan yang dilakukan adalah
RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 -2020
262
menyangkut 3 (tiga) pilar birokrasi, yaitu kelembagaan,
ketatalaksanaan,
dan Sumber Daya Manusia (SDM).
Untuk mendukung tercapainya good governance, maka perlu dilanjutkan dan
disesuaikan dengan program reformasi birokrasi pemerintah, yang terdiri dari
sembilan program, yaitu :
1. Program
Manajemen
Perubahan,
meliputi:
penyusunan strategi
manajemen perubahan dan strategi komunikasi K/L dan Pemda,
sosialisasi dan internalisasi manajemen perubahan dalam rangka
reformasi birokrasi;
2. Program
Penataan
penataan
Peraturan
berbagai
Perundang-undangan,
peraturan
perundang-undangan
meliputi:
yang
dikeluarkan/diterbitkan oleh K/L dan Pemda;
3. Program
Penguatan
dan
Penataan
Organisasi,
meliputi:
restrukturisasi tugas dan fungsi unit kerja, serta penguatan unit
kerja yang menangani organisasi, tata laksana, pelayanan publik,
kepagawaian dan diklat;
4. Penataan Tatalaksana, meliputi: penyusunan SOP penyelenggaraan
tugas dan fungsi, serta pembangunan dan pengembangan egovernment;
5. Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur, meliputi: penataan
sistem
rekrutmen pegawai,
penyusunan
standar
analisis
kompetensi
dan
jabatan,
evaluasi jabatan,
asesmen
individiu
berdasarkan kompetensi;
6. Penguatan Pengawasan, meliputi: penerapan Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah (SPIP) dan Peningkatan peran Aparat Pengawasan
Intern Pemerintah (APIP);
7. Penguatan Akuntabilitas, meliputi: penguatan akuntabilitas kinerja
instansi
pemerintah,
pengembangan
sistem manajemen kinerja
organisasi dan penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU);
8. Penguatan
Pelayanan
Publik,
meliputi:
penerapan
standar
pelayanan pada unit kerja masing-masing, penerapan SPM pada
Kab/Kota.
9. Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan.
RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 -2020
263
6.
Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender
dalam Pembangunan Nasional
Di dalam Inpres ini dinyatakan bahwa pengarusutamaan gender ke dalam
seluruh proses pembangunan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
kegiatan fungsional semua instansi dan lembaga pemerintah di tingkat Pusat
dan
Daerah.
Presiden
pengarusutamaan
menginstruksi-
gender
guna
kan
untuk
melaksanakan
terselenggaranya
perencanaan,
penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi atas kebijakan dan
program pembangunan nasional yang
berperspektif
gender
sesuai
dengan bidang tugas dan fungsi, serta kewenangan masing- masing
Terkait PUG, Kementerian PU dan Ditjen Cipta Karya pada umumnya telah
mulai menerapkan PUG dalam tiap program/kegiatan Cipta Karya. Untuk itu
perlu diperhatikan dalam pengembangan kelembagaan bidang Cipta Karya
untuk
memasukkan
prinsip-prinsip
PUG,
demikian
pula
di
dalam
pengelolaan RPI2-JM Bidang Cipta Karya.
7.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang
Standar Pelayanan Minimum
Peraturan Menteri PU ini menekankan tentang target pelayanan dasar
bidang PU yang menjadi tanggungjawab pemerintah kabupaten/kota. Target
pelayanan dasar yang ditetapkan dalam Permen ini yaitu pada Pasal 5 ayat
2, dapat dilihat sebagai bagian dari beban dan tanggungjawab kelembagaan
yang menangani bidang ke- PU-an, khususnya untuk sub bidang Cipta
Karya yang dituangkan di dalam dokumen RPI2-JM.
Dalam Permen ini juga disebutkan bahwa Gubernur bertanggung jawab
dalam koordinasi penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU, sedangkan
Bupati/Walikota bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pelayanan
dasar bidang PU. Koordinasi dan penyelenggaraan pelayanan dasar Bidang
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dilaksanakan oleh instansi yang
bertanggung jawab di Bidang PU dan Penataan Ruang baik provinsi
maupun kabupaten/kota.
RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 -2020
264
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk
Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah
Peraturan menteri ini menjadi landasan petunjuk teknis dalam penataan
perangkat daerah. Berdasarkan Permen ini dasar hukum penetapan
perangkat daerah adalah Peraturan Daerah (Perda). Penjabaran tupoksi
masing-masing
SKPD
Provinsi
ditetapkan dengan Pergub, dan SKPD
Kab/Kota dengan Perbup/Perwali.
9. Permendagri Nomor 57 tahun 2010 tentang Pedoman Standar
Pelayanan Perkotaan
Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi pemerintah daerah sebagai
dasar untuk memberikan pelayanan perkotaan bagi masyarakat. SPP
adalah standar pelayanan minimal kawasan perkotaan, yang sesuai dengan
fungsi kawasan perkotaan merupakan tempat permukiman perkotaan,
termasuk di dalamnya jenis pelayanan bidang Cipta Karya, seperti
perumahan, air minum, drainase,
prasarana
jalan
lingkungan,
persampahan, dan air limbah.
10. Kepmen PAN Nomor 75 tahun 2004 tentang Pedoman Perhitungan
Kebutuhan
Pegawai
Berdasarkan
Beban
Kerja
Dalam
Rangka
Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil
Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi setiap instansi pemerintah
dalam menghitung kebutuhan pegawai berdasarkan beban kerja dalam
rangka penyusunan formasi PNS. Dalam perhitungan kebutuhan pegawai,
aspek pokok yang harus diperhatikan adalah: beban kerja, standar
kemampuan rata-rata, dan waktu kerja. Dalam keputusan ini, Gubernur
melakukan pembinaan
dan
pengendalian
pelayanan
perkotaan,
sedangkan Bupati/Walikota melaksanakan dan memfasilitasi penyediaan
pelayanan perkotaan.
Berdasarkan peraturan-peraturan di
atas, maka dimungkinkan untuk
mengeluarkan peraturan daerah untuk pemantapan dan pengembangan
perangkat daerah, khususnya untuk urusan pemerintahan bidang pekerjaan
umum dan lebih khusus lagi tentang urusan pemerintahan pada sub bidang
Cipta Karya. Dengan adanya suatu kelembagaan yang definitif untuk
RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 -2020
265
menangani urusan pemerintah pada bidang Cipta Karya maka diharapkan
dapat meningkatkan kinerja pelayanan kelembagaan.
10.2 . Kondisi Kelembagaan Saat Ini
Menguraikan
secara
sistematis
tentang
kondisi
eksisting
kelembagaan
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara yang menangani Dinas Cipta Karya. Dinas
Cipta Karya Kabupaten Aceh Utara merupakan Struktur Kelembagaan Pemerintah
Daerah yang menangani bidang Cipta Karya.
10.2.1. Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya
Penataan dan penguatan organisasi merupakan Program ke-3 dari Sembilan
Program Reformasi Birokrasi. Keorganisasian adalah
struktur,
tugas,
dan
fungsi pemerintah daerah yang menangani bidang Cipta Karya.
10.2.2. Kondisi Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya
Sebagaimana ditetapkan dalam Program RB, penataan tata laksana merupakan
salah satu prioritas program untuk peningkatan kapasitas kelembagaan. Tata
laksana organisasi yang perlu dikembangkan adalah menciptakan hubungan
kerja antar perangkat daerah dengan menumbuhkembangkan rasa kebersamaan
dan kemitraan dalam melaksanakan beban kerja dan tanggung jawab bagi
peningkatan produktifitas dan kinerja.
Secara internal, Cipta Karya keorganisasian urusan pemerintah bidang Cipta
Karya,
perlu
mengembangkan
kompetensi
dan
wewenang
untuk
kemandirian
hubungan
dalam
masing-masing
fungsional
melaksanakan
bidang/seksi.
sesuai dengan
tugas, fungsi dan
Selanjutnya
juga
perlu
dikembangkan hubungan kerja yang koordinatif baik antar bidang/seksi di dalam
keorganisasian
urusan
Cipta
Karya,
maupun untuk hubungan kerja lintas
dinas/bidang dalam rangka menghindari tumpang tindih atau duplikasi program
dan kegiatan secara substansial dan menjamin keselarasan program dan
kegiatan antar perangkat daerah.
Prinsip-prinsip hubungan kerja yang diuraikan di atas perlu dituangkan di dalam
Peraturan
Daerah
tentang
keorganisasian
Pemerintah
kota,
khususnya
menyangkut tupoksi dari masing-masing instansi pemerintah bidang Cipta Karya.
Selain itu, guna memperjelas pelaksanaan tugas pada setiap satuan kerja, perlu
RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 -2020
266
dilengkapi dengan tatalaksana dan tata hubungan kerja antar satuan kerja, serta
Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk setiap pelaksanaan tugas, yang
dapat dijadikan pedoman bagi pegawai dalam melakukan tugasnya.
Tabel 10.1 Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya
No.
Instansi
(1)
Peran Instansi dalam
Pembangunan Bidang
CK
Unit / Bagian yang
Menangani Pembangunan
Bidang CK
(3)
(4)
(2)
1.
Bappeda
Sebagai instansi perencanaan
Bidang Sarpas
program dalam pembangunan bidang
cipta karya
2.
Dinas Cipta Karya
3.
Dinas
Kebersihan
Sebagai instansi teknis dalam
pembangunan infrasuktur bidang
cipta karya
Sebagai instansi teknis dalam bidang
pengelolaan sampah
Dinas Cipta Karya
Bidang Persampahan
Tabel 10.2 Inventarisasi SOP Bidang Cipta Karya
No.
Nama SOP
(1)
Instansi yang
Terlibat
(2)
Pengembangan Permukiman
1
Pembangunan Rumah Susun
(3)
Perencanaan Pembangunan
Permukiman
Penataan Bangunan dan Lingkungan
1
Bantek dan pendampingan Reperda
2
(4)
Dinas Cipta Karya
Sebagai Dinas Teknis Pembangunan
Infrastruktur Bidang Cipta Karya
Bapedda
Badan perencanaan pembangunan daerah
Dinas Cipta Karya
Sebagai Dinas Teknis Pembangunan
Infrastruktur Bidang Cipta Karya
Sebagai Dinas Teknis Pembangunan
Infrastruktur Bidang Cipta Karya
Pembangunan rumah rusunawa
2
Tugas dan Fungsi
Instansi dalam SOP
BG
Penyusunan RTBL
Dinas Cipta Karya
Pengembangan Air Minum
1
Pembinaan PDAM
Dinas Cipta Karya
Sebagai Dinas Teknis Pembangunan
Infrastruktur Bidang Cipta Karya
PDAM
Sebagai pengelola dan lembaga
pendistribusian air bersih ke masyarakat
2
Penambahan akses air minum bagi
masyarakat berpegahasilan rendah
Pengembangan PLP
1
Peningkatan /Pembangunan/TPS/3R
2
Dinas Kebersihan
Sebagai Dinas Teknis pengelolaan sampah
Bapedda
Badan perencanaan pembangunan daerah
Pembangunan fasilitas pengelolaan air
limbah dan operasionalnya
SOP Non-Teknis
1
Perencanaan Pembangunan wilayah
10.2.3. Kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya
RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 -2020
267
Dalam kaitannya dengan Reformasi Birokrasi, penataan sistem manajemen SDM
aparatur merupakan program ke-5 dari Sembilan Program Reformasi Birokrasi,
yang perlu ditingkatkan tidak hanya dari segi kuantitas tetapi juga kualitas. Bagian
ini menguraikan kondisi SDM di keorganisasian instansi yang menangani bidang
Cipta Karya. yang dapat dilakukan dengan mengisi tabel berikut mengenai
komposisi pegawai dalam unit kerja bidang Cipta Karya.
Tabel 10.3 Komposisi Pegawai dalam Unit Kerja Bidang Cipta Karya
Unit
Kerja
Latar Belakang
Pendidikan
Golongan
(1)
(2)
Dinas Cipta Karya Kabupaten
Aceh Utara
(3)
Gol I/II : 20 orang
Gol III: 31 orang
Gol IV: 4 orang
SMP : 3 orang SMA/SMK : 14
orang D1-3 : 7 orang
S1 : 27 orang
S2/S3 : 4 orang
Bappeda Kabupaten Aceh Utara Gol I/II : 16 orang
Gol III: 40 orang
Gol IV: 5 orang
SMP : 1 orang SMA : 18 orang
D1-4 : 5 orang
S1 : 27 orang
S2 : 11 orang
Dinas Pasar Kebersihan dan
Pertamanan Kabupaten Aceh
Utara
SMP :5 orang SMA 23 orang D3 :
0 orang
S1 : 27 orang
S2 : 2 orang
Gol I/II : 25 orang
Gol III: 30 orang
Gol IV: 2 orang
10.3. Analisis Kelembagaan
Dengan mengacu pada kondisi eksisting kelembagaan perangkat daerah, bagian
ini menguraikan analisis permasalahan kelembagaan Pemerintah Kabupaten
Aceh Utara yang menangani bidang Cipta Karya.
10.3.1. Analisis Keorganisasian Bidang Cipta Karya
Tujuan
analisis
keorganisasian
adalah
untuk
mengetahui
permasalahan
keorganisasian bidang cipta karya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi
maupun keluaran produk RPI2-JM Bidang Cipta Karya. Hasil analisis deskriptif
dapat dijelaskan di bawah ini:
1. Struktur organisasi perangkat kerja
daerah
sudah sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku, sehingga bidang cipta karya dapat
berjalan sesuai dengan program kerja pemerintah kota.
RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 -2020
268
2. Tugas dan fungsi organisasi bidang Cipta Karya sudah sesuai dengan
tugas dan fungsi masing-masing instansi yang disebabkan telah berfungsi
job desk masing-masing intansi dalam penanganan bidang cipta karya di
Kabupaten Aceh Utara.
3. Tida ada faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi struktur organisasi
bidang cipta karya di Kabupaten Aceh Utara.
4. Tidak ada permasalahan yang ditemui dalam organisasi perangkat kerja
daerah khususnya yang terkait dengan bidang cipta karya.
Salah satu cara yang dapat dipergunakan untuk melakukan analisis ini adalah
dengan melakukan diskusi antar anggota Tim RPI2-JM.
10.3.2. Analisis Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya
Tujuan analisis permasalahan ketatalaksanaan kelembagaan bidang cipta karya
adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja
organisasi maupun keluaran produk RPI2-JM Bidang Cipta Karya. Hasil analisis
beberapa pertanyaan kunci yaitu:
1. Perda penetapan Organisasi Pemerintah Daerah telah menguraikan
tupoksi masing-masing dinas/unit kerja yang ada.
2. Telah terjadi hubungan kerja ya n g ba ik didalam dan antar instansi
terkait bidang cipta karya yang terjadi selama ini di Kabupaten Aceh Utara,
sehingga mempermudah koordinasi dan komunikasi instansi bidang cipta
karya.
3. Keorganisasian bidang Cipta Karya yang ada sudah mengikuti ketentuan
dalam PP 41 tahun 2007. Sektor bidang cipta karya yaitu bidang air
minum, pengembangan permukiman, penyehatan lingkungan permukiman,
dan penataan bangunan dan lingkungan sudah tercantum dalam
keorganisasian yang dibentuk.
4. Saat ini tidak ada permasalahan yang ditemui dalam ketatalaksanaan
perangkat kerja daerah yang terkait dengan bidang Cipta Karya.
5. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi ketatalaksanaan
perangkat
kerja daerah khususnya yang terkait dengan bidang cipta karya adalah
sering berganti pejabat dan staf yang menangani bidang cipta karya.
RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 -2020
269
10.3.3. Analisis Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya
Tujuan analisis Sumber Daya Manusia adalah untuk mengetahui permasalahan
SDM bidang cipta karya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun
keluaran produk RPI2-JM Bidang Cipta Karya.
1. SDM yang tersedia d i K a b u p a t e n A ce h Ut a ra sudah memenuhi
kebutuhan baik dari segi jumlah maupun kualitas dalam perangkat daerah,
khususnya di bidang Cipta Karya. Walaupun demikian, masih dibutuhkan
SDM
teknis
yang
akan
ditempatkan
pada
sektor
persampahan,
perencanaan dan cipta karya sehingga dapat mendukung pembangunan
bidang cipta karya di Kabupaten Aceh Utara.
2. Permasalahan yang ditemui
dalam
manajemen SDM perangkat kerja
daerah yang terkait dengan bidang cipta karya adalah perkerjaan
menumpuk pada salah seorang staf sehingga dibutuhkan waktu lebih lama
untuk menyelesaikan pekerejaan.
3. Faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kualitas dan
kuantitas
SDM
organisasi,
khususnya
yang
terkait dengan bidang
cipta karya yaitu sering pergantian pejabat bidang cipta karya sehingga
akan mengurangi kualitas SDM Bidang Cipta Karya dan berpindahnya staf
bidang cipta karya ke instansi lain ikut serta dibawa semua data dan
dokumen yang tersimpan dikomputernya.
RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 -2020
270
Tabel 10.4
Matriks Kebutuhan Sumber Daya Manusia
No.
(1)
1.
2.
Tingkat
Pendidikan
Instansi
(2)
Bappeda
Dinas PU
Jumlah Pegawai
yang Ada
(3)
(4)
Dinas Pasar
Kebersihan dan
Pertamanan
Kabupaten Aceh
Utara
(5)
SMP
1 orang
3 orang
SMA/Sederajat
17 orang
20 orang
Diploma - D3
4 orang
5 orang
S1/Sederajat
27 orang
35 orang
- S2/S3
9 orang
10 orang
SMP
3 orang
3 orang
SMA/Sederajat
14 orang
15 orang
Diploma D3
7 orang
12 orang
S1/Sederajat
27 orang
30 orang
S2/S3
3.
Jumlah Pegawai
yang Diperlukan
4 orang
5 orang
SMP
5 orang
5 orang
SMA/Sederajat
23 orang
25 orang
Diploma D3
0 orang
4 orang
27 orang
30 orang
2 orang
3 orang
S1/Sederajat
S2/S3
RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 -2020
271
10.3.4. Analisis SWOT Kelembagaan
Analisis SWOT Kelembagaan merupakan suatu metode perencanaan strategis
yang
digunakan
untuk
mengevaluasi
kekuatan
(strengths),
kelemahan
(weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) di bidang
kelembagaan. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan
memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian
menerapkannya dalam matriks SWOT. Berdasarkan penjabaran dari kondisi
eksisting kelembagaan, serta pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab dalam
analisis kelembagaan, maka diperlukan melakukan analisis SWOT kelembagaan
bidang CK di yang meliputi aspek organisasi, tata laksana dan sumber daya
manusia.
Strategi yang digunakan adalah bagaimana kekuatan mampu mengambil
keuntungan dari peluang yang ada (strategi S-O); bagaimana cara mengatasi
kelemahan yang mencegah keuntungan dari peluang yang ada (strategi W-O);
bagaimana kekuatan mampu menghadapi ancaman yang ada (strategi S-T);
dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan yang mampu
membuat ancaman menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru
(strategi W-T).
Berdasarkan informasi yang disusun dari pertanyaan serta analisis tentang
keorganisasian, tata laksana dan SDM bidang Cipta Karya pada sub-bab
sebelumnya,
selanjutnya
dapat
dirumuskan
Matriks
Analisis
SWOT
Kelembagaan. Perumusan strategi bidang kelembagaan berdasarkan Analisis
SWOT diharapkan dapat menjadi acuan dalam rencana pengembangan
kelembagaan.
RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 -2020
272
Tabel 10.5. Matriks Analisis SWOT Kelembagaan
Faktor
External
PELUANG (O)
a. Peningkatan SDM bidang Cipta
Karya dengan mengirim staf untuk
mengikuti pelatihan teknis.
Faktor
Internal
b.Peningkatan kapasitas tata
laksana pemerintah khususnya
bidang cipta karya
c.Peningkatan pembiayaan
kegiatan cipta karya
ANCAMAN (T)
a. Sering pergantian pejabat
bidang cipta karya sehingga
akan mengurangi kualitas SDM
Bidang Cipta Karya
b. Berpindahnya staf bidang
cipta karya ke instansi lain ikut
serta dibawa semua data dan
dokumen yang tersimpan di
komputernya.
c.Pergantian pimpinan bidang
cipta karya
KEKUATAN (S)
a. Organisasi pemerintah
bidang cipta karya telah
sesuai dengan kebutuhan
Kabupaten Aceh Utara.
Strategi SO (Kuadran 1)
Bimbingan Teknis P sertifikasi
Pengelola Teknis.
Strategi ST (Kuadran
2) Pelatihan cara pengelola
manajemen pemerintahan
b.Tata laksana
Pemerintah telah sesuai
dengan RPJM Kabupaten
Aceh Utara.
c. Sumber Daya Manusia
Pemerintahan Bidang
CIpta Karya telah sesuai
dengan kebutuhan .
KELEMAHAN W)
a. Bappeda Kabupaten
Aceh Utara Kekurangan
tenaga teknis bidang
cipta karya.
Strategi WO (Kuadran 3)
Implementasi program-program
bidang cipta karya sesuai dengan
kebutuhan masyarakat.
Strategi WT (Kuadran
4) Penambahan staf teknis
pada Badan Perencana
Kabupaten Aceh Utara
b. Data keuangan bidang
cipta karya tidak tercatat
dengan baik.
c Lemahnya Perhatian
masyarakat terhadap
pembangunan.
10.4. Rencana Pengembangan Kelembagaan
Menguraikan rencana dan usulan kelembagaan Pemerintah Kabupaten Aceh
Utara yang menangani bidang Cipta Karya. Berdasarkan strategi yang
dirumuskan dalam analisis SWOT sebelumnya, maka dapat dirumuskan tiga
kelompok strategi meliputi strategi pengembangan
pengembangan
organisasi,
strategi
tata laksana, dan strategi pengembangan sumber daya
RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 -2020
273
manusia. Berdasarkan strategi-strategi tersebut, dapat dikembangkan rencana
pengembangan kelembagaan di daerah.
10.4.1. Rencana Pengembangan Keorganisasian
Untuk merumuskan rencana pengembangan keorganisasian, dengan mengacu
pada analisis SWOT, dilandaskan pada efektifitas dan efisiensi yang akan
tercipta dari penataan struktur organisasi dan tupoksinya.
Rencana pengembangan keorganisasian dilakukan dengan mengacu pada
analisis dan evaluasi tugas dan fungsi satuan organisasi termasuk perumusan
dan pengembangan jabatan struktural dan fungsional di lingkungan Pemda,
serta
menyusun
analisis
jabatan
dan
beban
kerja
dalam
rangka
mendayagunakan dan meningkatkan kapasitas kelembagaan satuan organisasi
di masing-masing unit kerja di lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Utara,
khususnya bidang Cipta Karya.
10.4.2. Rencana Pengembangan Tata Laksana
Untuk merumuskan rencana pengembangan tata laksana, dengan mengacu pada
analisis SWOT sebelumnya, antara lain diperlukan evaluasi tata laksana,
pengembangan standar dan operasi prosedur, serta pembagian kerja dan
program yang jelas antar unit dalam instansi ataupun lintas instansi di lingkungan
Pemerintah Daerah, khususnya di bidang Cipta Karya.
10.4.3 . Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)
Untuk merumuskan rencana pengembangan Sumber Daya Manusia, dengan
mengacu pada analisis SWOT, antara lain diperlukan perencanaan karier setiap
pegawai sesuai dengan kompetensi individu dan kebutuhan organisasi. Guna
meningkatkan pelayanan kepegawaian, maka perencanaan pegawai hendaknya
mengacu pada analisis jabatan yang terintegrasi sesuai dengan kebutuhan
organisasi.
Selain itu, rencana pengembangan SDM dapat dilakukan dengan peningkatan
jenjang pendidikan serta mendukung pembinaan kapasitas pegawai
pelatihan. Sesuai dengan lingkup kegiatan bidang Cipta
rangka
peningkatan
kualitas
SDM
RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 -2020
Karya,
melalui
dalam
terdapat beberapa pelatihan yang
274
diadakan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PU yang dapat
menjadi referensi dipaparkan pada table 10.6
Tabel 10.6.
Pelatihan Bidang Cipta Karya
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Jenis Pelatihan
Bimbingan Teknis Pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Negara
Pusat, Barat dan Timur serta sertifikasi Pengelola Teknis
Bimbingan Teknis Penyelenggaraan Bangunan Gedung Negara
Bimbingan Teknis Pengelolaan Rumah Negara Golongan III
Training of Trainers (TOT) Bidang Penyelenggaraan Penataan Bangunan
dan Lingkungan
Training of Trainers (TOT) Sosialisasi Peraturan Perundangan-undangan
Bangunan Gedung dan Lingkungan
Pelatihan Pengadaan Barang dan Jasa Dit. PBL
Peningkatan Kapasitas SDM Dit. PBL bekerjasama dengan Pusat
Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi
Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan dalam Bidang Keprotokolan
Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan dalam Bidang Tata
Persuratan
Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan Pemeliharaan dan Pengamanan
Infrastruktur Publik Bidang Cipta Karya
Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan Aparatur Negara dalam
Tanggap Darurat Bencana
Pembinaan Teknis Percepatan Proses Hibah/Alih Status Barang Milik
Negara
Pembinaan Teknis Penerapan Aplikasi SIMAK BMN
Pembinaan Teknis Pengembangan Kompetensi Pegawai
Pembinaan Teknis Pemetaan Kompetensi Pegawai
Diklat Pejabat Inti Satker (PIS)
Diklat Jabatan Fungsional
RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 -2020
275
Tabel 10.7.
Rangkuman Rencana Aksi Pengembangan Kapasitas
Kelembagaan
Aspek Kelembagaan
(1)
Organisasi
Tata Laksana
Sumber Daya
Manusia
Strategi
Rencana Aksi
(2)
(3)
Peningkatan jumlah tenaga Penambahan staf teknis pada
teknis Badan Perencana
Bappeda Kabupaten Aceh Utara
Kabupaten Aceh Utara
Meningkatkan pengelolaan Pelatihan cara pengelola manajemen
manajemen
pemerintahan
Program-program bidang Implementasi program-program bidang
cipta karya sesuai dengan cipta karya sesuai dengan kebutuhan
kebutuhan masyarakat.
masyarakat.
Bimbingan Teknis
RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 -2020
Bimbingan Teknis sertifikasi Pengelola
Teknis.
276