Gambaran Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Kejadian Asfiksia Neonatorum di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bandung.

ABSTRAK
Asfiksia neonatorum merupakan penyebab kematian ketiga didunia
dan kedua diindonesia. Di Jawa Barat Asfiksia Neonatorum menjadi
salah satu penyebab tertinggi kematian bayi tahun 2012 dengan
persentase 15,25 %.Tujuan dilakukan penelitian ini untuk
mengidentifikasi faktor - faktor resiko yang berkaitan dengan kejadian
asfiksia neonatorum.
Penelitian menggunakan metode dekriptif kuantitatif dengan
pengambilan sampel random sampling dimana sampel berjumlah 67
orang. Penelitian menggunakan alat ukur berupa lembar pengisian
dimana data diaambil dari rekam medik dan menggunakan analisis
univariat dalam bentuk presentase.
Hasil penelitian menunjukkan faktor resiko yang berkaitan dengan
kejadian asfiksia neonatorum di Ruang perinatologi RSUD Kota
Bandung yaitu 67% hipertensi , 67% preeklamsi, 54 % sectio cesarea,
60 % berat badan lahir rendah , 69 % usia kehamilan preterm 37 – 33
minggu dan 13 % usia kehamilan 32 - 28 minggu.. Kejadian asfiksia
neontorum meningkat pada ibu hamil resiko tinggi dengan riwayat
penyakit seperti hipertensi.
Diharapkan petugas kesehatan memberikan pendidikan kesehatan
terkait BBLR, preeklamsia, hipertensi dengan meningkatkan kualitas

gizi selama masa kehamilan dan pentingnya melakukan pemeriksaan
kehamilan secara teratur dan rutin mengunjungi antenatal care untuk
pemeriksaan dini terkait resiko selama kehamilan.
Kata Kunci

:asfiksia neonatorum, bayi, faktor resiko

ABSTRACT
Asphyxia neonatorum is the third leading cause of death in the
world and the second in Indonesia. In West Java, asphyxia neonatorum
was the highest cause of infant death in 2012 which was 15.25%. The aim
of this research is to identify risk factors concerning asphyxia neonatorum
cases.
This research employed descriptive quantitative method with
random sampling technique toward 67 persons as the samples. The
research used questionnaire as the research instrument where the data was
taken from medical records using univariate analysis in form of
percentage.
The result of the research showed the risk factors concerning the
asphyxia neonatorum cases at the perinatology rooms of Bandung Hospital

District; 67% hypertension, 67% pre-eclampsia, 54% caesarean section,
60% low birth weight, 69% preterm labour at 37-33 weeks and 13% age
of pregnancy at 32-28 weeks. The asphyxia neonatorum cases increased
among high-risk expectant mothers having a case history such as
hypertension.
The health officers should give medical education related to BBLR
(Low Birth Weight Infant), pre-eclampsia and hypertension to expectant
mothers by improving the quality of nutrition during pregnancy, holding
prenatal care regularly, and visiting antenatal care routinely to have earlier
checkup regarding unexpected risks during pregnancy.
Keywords: asphyxia neonatorum, infant, risk factor.